You are on page 1of 13

NAMA JURNAL VOL./NO.

/BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Pengaruh Ekstrak Bengkuang (Pachyrhizus erosus) terhadap Kadar


Kolesterol Total Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi
Diet Tinggi Lemak

The effect of Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract on blood total cholesterol
level of rats (Rattus norvegicus) with a high fat diet
Atma Sanggani Tunikasari, Suhanantyo, Ruben Dharmawan
Faculty of Medicine, SebelasMaret University

ABSTRACT
Background : Cardiovascular disease was the leading cause of disability and death in
the world. High levels of blood cholesterol became a risk factor in atherosclerosis was
the leading cause of cardiovascular disease. Yam Bean contained flavonoids,
isoflavones, phenols, and saponins which had the effect of antiherlipidemia. This study
aimed to determine the effect of Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract on blood total
cholesterol level of rats (Rattus norvegicus) with a high fat diet.
Methods : This research was an experimental laboratoric research using the post test
only with control group design. The research subject were 30 male white rats, Sprague
Dawley strain, 2 months old, and their weights were about 130-240 gram. The subject
were divided into 6 groups. The whole group adapted for 7 days. After a week, all
groups except normal control, were given high fat diet 2 ml/200 gram BW/day within
21 days. For the positive control group was given 0.18 mg/200 g BW/day of
simvastatin, the negative control group was given 2 ml/200 g BW/day of distilled water,
the first treatment group was given 70 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts, the
second treatment group was given 140 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts, and the
third treatment group was given 210 mg/200 g BW/day of Yam Bean extracts. On the
22nd day, the blood had been taken from pre-orbital plexus for measurement of
cholesterol levels. Then the data was analyzed using One-way ANOVA test then
continued using Least Significance Difference test (LSD).
Results : The statistical analysis by using One-way ANOVA showed a significant
difference in blood total cholesterol level among six groups of treatment (p = 0,001).
Post Hoc Test showed a significant difference among two groups, except the third
treatment group which had the same result with the normal control groups (p = 0,335).
Conclusion :Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract has effect to lowering total
cholesterol levels of rats.

Keywords : Yam Bean (Pachyrhizus erosus) extract, total cholesterol levels, white
rats.

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

menurunkan

PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular

kadar

kolesterol

plasma

adalah

(Sundell et al., 2003 Khalili et al., 2009;

penyebab utama kecacatan dan kematian

Lee et al., 2013). Begitu pula dengan

tertinggi di dunia. Disebutkan bahwa

flavonoid

sekitar 17 juta jiwa meninggal karena

kadar kolesterol

penyakit

tahun.

2007). Beberapa ekstrak tumbuhan yang

kematian

diambil saponinnya dapat menurunkan

kardiovaskuler disebabkan oleh penyakit

kadar kolesterol hewan coba maupun

jantung koroner. Di Indonesia sendiri

manusia (Francis et al., 2002; Matsuura,

sekitar 220 ribu jiwa meninggal pada

2001).

tahun 2002 karena penyakit jantung

mengurangi kadar kolesterol total (Taku et

koroner (WHO, 2010). Purnomo (2012)

al., 2007; Clerici et al., 2007). Sama

menyebutkan bahwa penyakit jantung

dengan sifat antihiperlipid pada fenol,

koroner telah menempati posisi pertama

flavonoid, isoflavon dan saponin, vitamin

penyebab kematian di Indonesia. Sebagian

C juga mempunyai efek antiheperlipid

besar penyakit jantung koroner didahului

(Sunga dan Pascual, 2012).

Sekitar

kardiovaskuler
43%

kasus

tiap

oleh aterosklerosis (Freeman, 2008).

kronik.

dapat

menurunkan

darah (Chen dan Li,

Pemberian

isoflavon

dapat

Semua zat diatas seperti isoflavon

Aterosklerosis merupakan proses


inflamasi

terbukti

Hiperkolesterolemia

(Lukitaningsih, 2009; Nurrochmad et al.,


2010),

fenol

(Lukitaningsih,

2009),

akan menyebabkan kerusakan endotel

flavonoid

yang memicu terjadinya respon platelet.

Lukitaningsih, 2009; Damayanti, 2010),

Tingginya kadar kolesterol darah menjadi

saponin (Tarigan, 2008), dan vitamin c

salah satu faktor resiko yang dapat diubah

(Astawan et al., 2008; Lukitaningsih,

pada aterosklerosis (Spagnoli et al., 2007).

2009; Damayanti, 2010) terdapat dalam

Harga obat-obat antihiperlipidemia

(Astawan

et

al.,

2008;

umbi Bengkuang (Pachyrrhizus erosus).

seperti statin dan niasin yang cukup mahal

Penelitian

terbaru

mengenai

membuat banyak bermunculan penelitian

Bengkuang lebih dititik beratkan ke

mengenai berbagai zat alami yang dapat

manfaat Bengkuang sebagai perlindungan

menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

kulit

Fenol terbukti dapat menjadi antioksidan

antihiperglikemik

(Hasanuzzaman

penelitian mengenai pengaruh ekstrak

et

al.,

2013)

dan

terhadap

sinar
buah

UV
ini.

dan

efek

Namun,

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Bengkuang

total

perlakuan lainnya diberi tambahan sebagai

Sehingga

berikut: K(+) diberi simvastatin 0.18 mg/g

peneliti ingin mengkaji lebih jauh untuk

BB/hari dan diet tinggi lemak, K(-) diberi

mengetahui pengaruh ekstrak bengkoang

aquadest dan diet tinggi lemak, P1 diberi

(Pachyrhizus

kadar

ekstrak Bengkuang 70 mg/200 g BB/hari

kolesterol total darah tikus putih yang

dan diet tinggi lemak, P2 diberi ekstrak

diberi diet tinggi lemak.

Bengkuang 140 mg/200 g BB/hari dan

belum

terhadap

pernah

kolesterol

dilakukan.

erosus)

terhadap

diet tinggi lemak, P3 diberi ekstrak


SUBJEK DAN METODE
Penelitian
ini
merupakan
penelitian true eksperimental dengan the
post test only with control group.

Studi Pangan dan Gizi PAU Universitas


Gadjah Mada Yogyakarta. Subjek yang
digunakan adalah tikus putih (Rattus
norvegicus). Teknik pengambilan sampel
dipakai

adalah

diet tinggi lemak.


Variabel bebas pada penelitian ini
adalah perlakuan yang diberikan pada

Penelitian dilaksanakan di Pusat

yang

Bengkuang 210 mg/200 g BB/hari dan

randomized

samplingdengan kriteria inklusi (tikus


putih jantan umur 2 bulan galur Sprague
Dawley dengan berat badan kurang lebih
130-240 gram) dan kriteria eksklusi (tikus
putih yang mengalami deformitas bagian
tubuh).

masing-masing kelompok yang diberi


perlakuan yang berbeda. Kelompok K(N)
adalah kelompok yang hanya diberi
makanan dan minum standar. Kelompok
K(-) adalah kelompok yang diberi diet
tinggi lemak. Kelompok K (+) adalah
kelompok yang diberi diet tinggi lemak
dan obat standar (simvastatin). Kelompok
P1, kelompok P2, dan kelompok P3
adalah kelompok yang diberi diet tinggi
lemak dan diberi ekstrak Bengkuang
dengan dosis berbeda masing-masing P1

Jumlah sampel sebanyak 30 tikus


yang terbagi dalam 6 kelompok, yakni
kelompok Kontrol Normal/K(N), Kontrol
Positif/K(+),

Kontrol

Negatif/K(-),

Perlakuan I/P1, Perlakuan II/P2, dan


Perlakuan

III/P3.

Kemudian

sampel

diadaptasikan selama 7 hari.


Sampel kelompok K(N) diberi diet

70 mg/200 gram BB, P2 140 mg/200 gram


BB, dan P3 210 mg/200 gram BB. Skala
pengukuran variabel ini adalah nominal.
Hal ini dikarenakan adanya kesamaan
perlakuan dalam satu kelompok dan
perbedaan perlakuan dengan kelompok
yang lain. Dalam skala ini belum dapat
dipastikan

kelompok

mana

yang

normal berupa pelet, sedangkan kelompok

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

mempunyai derajat lebih tinggi ataupun

darah diambil dari plexus pre-orbitalis.

lebih rendah.

Pengukuran kadar kolesterol total darah

Diet tinggi lemak dibuat dari otak

tikus dilakukan di Pusat Studi Pangan dan

sapi yang dikukus kemudian diblender.

Gizi PAU UGM. Kadar kolesterol total

Pemberian diet ini sebanyak 2 ml/200

darah tikus digunakan sebagai indikator

gram BB tikus. Diet tinggi lemak ini

dalam

diberikan pada tikus menggunakan sonde

Bengkuang (Pachyrizus erosus) terhadap

oral. Pemberian diet tinggi lemak ini

kadar kolesterol darah tikus putih (Rattus

dilakukan pada pukul 07.15. Selain diet

norvegicus). Tikus diberikan diet tinggi

tinggi

kolesterol

lemak,

diet

ditambah

pula

makanan

standar

libitum.

Minuman

yang

dengan

diberikan
memberikan

(pellet)

secara

yang

ad

diberikan

diperoleh dari air PDAM.

yang didapat dari umbi Bengkuang yang

dihaluskan

hingga

akan

ekstrak

menyebabkan

kenaikan kadar kolesterol darah tikus.


Efek

pemberian

ekstrak

Bengkuang

terhadap kadar kolesterol total tikus akan

Skala pengukuran variabel ini adalah


rasio.

dikupas dan dicuci dengan air. Kemudian


pada

yang

pengaruh

dilihat setelah perlakuan selama 21 hari.

Ekstrak Bengkuang adalah ekstrak

dikeringkan

menentukan

suhu

60C

menjadi

dan
bubuk

Variabel luar pada penelitian ini


terbagi menjadi terkendali dan tidak
terkendali.

Variabel

terkendali

pada

Bengkuang. Bubuk Bengkuang tersebut

penelitian ini, yaitu: pemilihan tikus

diekstrak menggunakan pelarut petroleum

(galur, jenis kelamin, umur, berat badan

eter. Sisa hasil pengekstrakan disaring dan

tikus) dan jenis makanan. Variabel tidak

dipekatkan

dalam

vakum

kemudian

terkendali, yaitu: reaksi hipersensitivitas

dan

diekstrak

dapat

ditambahkan

air

menggunakan

pelarut

etil

asetat

Pengekstraksian Bengkuang dilakukan di


Laboratoirum Biologi Farmasi Universitas
Gadjah Mada.

kadar

kepekaan

karena

tikus

adanya

terhadap

zat

variasi
yang

digunakan.
Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah spektofotometer, alat

Variabel terikat pada penelitian ini


adalah

terjadi

kolesterol

total

pembuat ekstrak Bengkuang, timbangan,

akhir

pengaduk, rak tabung reaksi, kandang

didapatkan dari semua kelompok setelah

tikus, sonde lambung, homogenizer, pipet

masa perlakuan selama 30 hari. Sampel

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

mikro hematokrit, tabung mikrosentrifuge,

Tabel 4.1 Kadar Kolesterol Total Tikus

mortal, dan alu.

Setelah Perlakuan

Bahan

yang

digunakan

pada

Kelompok

penelitian ini adalah umbi Bengkuang,

K (N)
K (+)
K (-)
P1
P2
P3

pelarut ekstrak (petroleum eter dan etil


asetat), makanan tikus standar (pellet),
otak sapi, reagen untuk pengukuran kadar
kolesterol total, aquadest, simvastatin, Na
CMC, dan air.
Data yang diperoleh memenuhi
syarat uji statistik parametrik One-Way
Analysis of Variance (ANOVA) yaitu data
terdistribusi

secara

normal

dan

mempunyai varian data sama. Kemudian


dilanjutkan dengan uji statistik One-Way
ANOVA dan uji Post Hoc Multiple
Comparisons. Derajat kemaknaan yang
digunakan adalah p < 0,05 (Dahlan,
2012).

Mean SD
108,13 6,768
121,52 5,085
252,62 8,233
159,69 4,811
140,38 6.331
112,09 6,330

Dari tabel di atas, dapat dilihat


bahwa rerata kadar kolesterol total paling
tinggi terdapat pada Kelompok Kontrol
Negatif yakni sebesar 252,62 mg/dl. Hal
ini

menunjukkan

peningkatan

kadar

Setelah

terjadi

kolesterol

jika

dibandingkan dengan Kelompok Kontrol


Normal yang memiliki rerata kolesterol
total terendah yaitu 108,13 mg/dl.
Untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan kadar kolesterol total tikus
antarkelompok

HASIL
dilakukan

bahwa

perlakuan,

data

hasil

penelitian dianalisis dengan uji statistik


penelitian

parametrik, yaitu dengan uji One-way

mengenai pengaruh ekstrak Bengkuang

ANOVA.

Uji

parametrik

One-way

terhadap kadar kolesterol total darah tikus

ANOVA mempunyai syarat normalitas

putih yang dikelompokkan menjadi 6

data dan kesamaan varians.

kelompok yaitu kontrol normal, kontrol

Uji normalitas digunakan untuk

positif, kontrol negatif, perlakuan 1,

mengetahui apakah suatu data terdistribusi

perlakuan 2, dan perlakuan 3 didapatkan

normal.

hasil

setelah

terdistribusi normal apabila mempunyai

perlakuan (post test only) yang disajikan

nilai p > 0,05. Pada penelitian ini

pada Tabel 4.1

menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk

kadar

kolesterol

total

Suatu

data

dapat

dikatakan

karena jumlah sampel kurang dari 50.

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Hasil uji Shapiro-Wilk disajikan dalam

adanya perbedaan bermakna pada minimal

tabel 4.2

dua kelompok data. Pada hasil uji One-

Tabel

4.2

Rangkuman

Hasil

Uji

Normalitas (Uji Shapiro-Wilk)


Kelompok
K (N)
K (+)
K (-)
P1
P2
P3

way ANOVA didapatkan nilai p = 0,001


(Lampiran 8), sehingga dapat disimpulkan
bahwa paling tidak dua kelompok data

Nilai p
0,778
0,690
0,762
0,482
0,324
0,758

yang

memiliki

perbedaan

bermakna.

Untuk mengetahui pasangan kelompok


mana yang terdapat perbedaan yang
bermakna, maka dilakukan uji Post Hoc.
Uji Post Hoc yang dipilih adalah

Dari

normalitas

uji Least Significance Difference (LSD).

didapatkan nilai p > 0,05 pada semua

Nilai p < 0,05 menunjukkan adanya

kelompok sehingga dapat disimpulkan

perbedaan yang signifikan antara dua

bahwa

kelompok

data

hasil

uji

kadar

kolesterol

total

terdistribusi normal.

apakah

varian

data

antarkelompok homogen. Pada penelitian


ini digunakan uji Levene. Data dapat
disebut homogen apabila nilai p > 0,05.
Hasil uji Levene menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,817 (Lampiran 8)
yang menunjukkan bahwa varian data
antar kelompok homogen.
Dari hasil uji normalitas dan
homogenitas menunjukkan bahwa data
kadar kolesterol total memenuhi syarat
untuk

diuji

menggunakan

One-way

ANOVA.
Uji One-way ANOVA digunakan
untuk

mengetahui

Berikut

adalah

rangkuman hasil uji LSD antar kelompok

Uji homogenitas digunakan untuk


mengetahui

perlakuan.

paling

tidak

dua

kelompok data yang memiliki perbedaan


bermakna. Nilai p < 0,05 menunjukkan

perlakuan:
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji LSD
antar Kelompok Perlakuan
Pasangan
|Beda
Nilai p
kelompok
rerata|
K(N) dan K(+)
13,38
0,003
K(N) dan K(-)
144,49
0,000
K(N) dan P 1
51,56
0,000
K(N) dan P 2
32,25
0,000
K(N) dan P 3
3,95
0,335
K(+) dan K(-)
131,11
0,000
K(+) dan P 1
38,17
0,000
K(+) dan P 2
18,86
0,000
K(+) dan P 3
9,43
0,028
K(-) dan P 1
92,93
0,000
K(-) dan P 2
112,24
0,000
K(-) dan P 3
140,53
0,000
P 1 dan P 2
19,31
0,000
P 1 dan P 3
47,60
0,000
P 2 dan P 3
28,29
0,000
*Berbeda bermakna bila p < 0,05
Hasil uji Post Hoc menunjukan
bahwa hanya ada satu pasangan kelompok

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

yang tidak ada perbedaan yang signifikan,

3/P3 diberi pellet ad libitum, diet tinggi

yaitu kelompok kontrol normal dengan

lemak, dan ekstrak Bengkuang dengan

kelompok perlakuan 3 yang mempunyai

dosis 210 mg/200 gram BB.

nilai

p 0,335. Sedangkan, pasangan

kelompok

yang

lainnya

Seluruh

sampel

dilakukan

mempunyai

pemeriksaan kadar kolesterol total darah

perbedaan yang bermakna dengan nilai

setelah masa perlakuan selama 21 hari.

p< 0,05.

Diet tinggi lemak yang diberikan dengan


komposisi dan dosis 2ml/200 gram BB.
PEMBAHASAN
Penelitian ini meneliti tentang

pengaruh
(Pachyrhizus

ekstrak
erosus)

Bengkuang
terhadap

Untuk menentukan banyaknya diet tinggi


lemak

pada

masing-masing

tikus

dilakukan penimbangan setiap 1 minggu

kadar

sekali. Penimbangan dilakukan 5 kali.

kolesterol total darah tikus putih (Rattus

Penimbangan pertama dilakukan sebelum

norvegicus). menggunakan sampel tikus

memasuki masa adaptasi selama 7 hari,

putih sebanyak 30 ekor, galur Sprague

penimbangan kedua dilakukan sebelum

Dawley, kelamin jantan, berumur kira-kira

hari pertama perlakuan, penimbangan

umur 2 bulan dengan berat badan (BB)

ketiga

kurang lebih 130-240 gram. Sampel tikus

perlakuan,

dibagi secara acak menjadi 6 kelompok

dilakukan sebelum hari ke-15 perlakuan,

perlakuan.

dan penimbangan terakhir

Kelompok

Kontrol

dilakukan

sebelum

hari

penimbangan

ke-8

keempat

dilakukan

Normal/K(N) hanya diberi pellet ad

sebelum pengambilan sampel darah atau

libitum. Kelompok Kontrol Positif/K(+)

pada hari ke-22. Berat badan hasil

diberi pellet ad libitum, diet tinggi lemak,

penimbangam kedua digunakan untuk

dan simvastatin 0,18 mg/200 gram BB.

menentukan banyaknya pemberian diet

Kelompok Kontrol Negatif/K(-) diberi

tinggi lemak, simvastatin, dan ekstrak

pellet ad libitum dan diet tinggi lemak.

Bengkuang minggu pertama. Begitu pula

Kelompok Perlakuan 1/P1 diberi pellet ad

begitu

libitum, diet tinggi lemak, dan ekstrak

selanjutnya.

Bengkuang dengan dosis 70 mg/200 gram

pula

untuk

penimbangan

Hasil uji normalitas distribusi

BB. Kelompok Perlakuan 2/P2 diberi

(Shapiro-Wilk)

pellet ad libitum, diet tinggi lemak, dan

signifikansi (p) dari keenam kelompok

ekstrak Bengkuang dengan dosis 140

perlakuan lebih besar dari 0,05 yang

menunjukkan

nilai

mg/200 gram BB. Kelompok Perlakuan

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

berarti data kolesterol total terdistribusi

sebanyak 2 ml/200 gram BB. Penelitian

secara normal. Uji homogenitas dengan

sebelumnya yang dilakukan oleh Naim

uji Levene menunjukkan nilai p sebesar

(2010) menunjukkan hasil yang sama.

0,817 (lebih besar dari 0,05) yang berarti

Menurut Iswari (2007) kadar kolesterol

bahwa varian data sama. Dari hasil uji

tikus putih > 200 mg/dl menunjukkan

normalitas dan homogenitas menunjukkan

keadaan hiperkolesterolemia.

bahwa data penelitian ini memenuhi

Peningkatan

kadar

dikarenakan

tingginya

kolesterol

syarat untuk dilakukan uji komparatif

total

One-way ANOVA. Dari hasil uji One-way

kolesterol dan asam lemak jenuh yang

ANOVA didapatkan nilai p = 0,001 yang

terkandung dalam otak sapi. Dalam 100 g

menunjukkan bahwa paling tidak dua

otak sapi mengandung sekitar 2

kelompok data yang memiliki perbedaan

kolesterol dan 2,9 g asam lemak jenuh.

bermakna.Untuk

pasangan

Kolesterol yang ada di dalam tubuh dapat

kelompok mana yang terdapat perbedaan

berasl dari asupan dan juga dari sintesis

yang bermakna, maka dilakukan Uji Post

kolesterol oleh tubuh sendiri. Sehingga

Hoc

asupan kolesterol

dengan

mengetahui

uji

Least

Significance

Difference (LSD).

kadar

yang tinggi dapat

meningkatkan kadar kolesterol dalam

Uji LSD menunjukkan bahwa

darah (Naim, 2010)

kelompok K(N) memiliki perbedaan rerata

Hasil

penelitian

ini

juga

kadar kolesterol total terhadap kelompok

menunjukkan adanya perbedaan rerata

K (-) yang signifikan dengan p = 0,001.

kadar kolesterol total yang signifikan

Peningkatan kadar kolesterol total yang

antara kelompok K (-) dengan kelompok

disebabkan oleh diet tinggi lemak dapat

K (+), kelompok P1, kelompok P2, dan

dilihat pada nilai rerata kadar kolesterol

kelompok P3. Rerata kadar kolesterol total

total kelompok K (-) 252,62 mg/dl yang

pada kelompok K (-), kelompok K (+),

mempunyai

mg/dl

kelompok

P1,

kelompok

dibanding kelompok K (N) yang hanya

kelompok

P3

berturut-turut

108,13 mg/dl. Hal ini menunjukan bahwa

252,62 mg/dl, 121,52 mg/dl, 159,69

induksi diet tinggi lemak yang diberikan

mg/dl, 140,38 mg/dl, 112,09 mg/dl. Hal

cukup berhasil. Diet tinggi lemak yang

ini

digunakan adalah otak sapi yang telah

simvastatin pada kelompok K (+) dan

dikukus kemudian diblender dan diberikan

pemberian

selisih

144,49

menunjukkan

ekstrak

bahwa

P2,

dan

sebesar

pemberian

Bengkuang

pada

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

kelompok

P1,

kelompok

P2,

dan

Perbedaan kadar kolesterol total

kelompok P3 mampu menurunkan kadar

yang bermakna juga terdapat antara

kolesterol total darah secara bermakna

kelompok K (-) dengan kelompok P1,

pada tikus putih yang diberi diet tinggi

kelompok P2, dan kelompok P3, dengan

lemak.

nilai p = 0,001 (Lampiran 8). Perbedaan


Uji LSD antara kelompok K (+)

bermakna

ini

menunjukkan

bahwa

dengan K (N) menunjukkan terdapat

pemberian ekstrak Bengkuang tersebut

perbedaan yang signifikan dengan nilai p

dapat menurunkan kolesterol total pada

= 0,003. Walaupun kedua kelompok ini

tikus. Hasil ini sesuai dengan beberapa

memiliki beda rerata sebesar 13,38 mg/dl

penelitian terdahulu mengenai berbagai

bukan berarti bahwa simvastatin tidak

zat yang juga dimiliki ekstrak Bengkuang

memiliki

terhadap kadar kolesterol total.

efek

antihiperkolesterolemia.

Hal ini dikarenakan kriteria tikus putih

Isoflavon, fenol, flavonoid, dan

dapat dinyatakan tidak hiperkolesterol

saponin

apabila mempunyai kadar kolesterol total

terkandung dalam Bengkuang. Ekstrak

darah > 200 mg/dl (Iswari, 2007).

Bengkuang yang digunakan melalui dua

Simvastatin adalah obat

tahap

yang dapat

adalah

ekstraksi

berbagai

yaitu

zat

yang

menggunakan

menurunkan kolesterol darah golongan

petroleum eter yang kemudian dilanjutkan

penghambat HMG-CoA Reductase. Obat

dengan

ini merupakan hipolipidemik yang paling

penelitian Lukitaningsih (2009), tiap gram

efektif dan aman. Cara kerjanya adalah

ekstrak Bengkuang yang diekstrak dengan

dengan menghambat enzim HMG-CoA

petroleum

Reductase sehingga sintesis kolesterol

dilanjutkan dengan methanol dan eti asetat

dalam

yang

mengandung 140,76 mg fenol, 16,22

dianjurkan adalah 5-80 mg/hari. Pedoman

flavonoid dan berbagai zat lainnya seperti

terapi simvastatin menyebutkan kadar

saponin,

kolesterol total yang ingin dicapai adalah

stigmasterol, -sitosterol, dan berbagai zat

< 200 mg/dl (Suyatna, 2009). Pada

lain. Pada penelitian ini, diharapkan

penelitian ini digunakan simvastatin dosis

kandungan

awal yaitu 10 mg/hari yang kemudian

mendekati kandungan ekstrak Bengkuang

dikonversikan ke tikus (Kasim et al.,

pada penelitian sebelumnnya

hati

terhambat.

Dosis

etil

asesat.

eter,

isoflavon

ekstrak

Menurut

yang

jenis

hasil

kemudian

daidzein,

Bengkuang

dapat

2009).

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Secara umum, hasil penelitian ini


konsisten

dengan

penelitian

yang

mengandung

Kumarappan (2007). Meskipun

dan

saponin

(Santoscoy et al., 2013).

dilakukan oleh Khalili (2009), Lee (2013),


dan

flavonoid

Perbedaan
Bengkuang

dosis

yang

ekstrak

diberikan

antara

menggunakan herbal yang berbeda, akan

kelompok P1, P2, dan P3 menunjukkan

tetapi kandungan bioaktif yang diduga

hasil yang signifikan secara statistik

dapat menurunkan kadar kolesterol total

(Lampiran 8). Dengan kata lain, kelompok

memiliki

yang

P3 yang diberi ekstrak Bengkuang dosis

menggunakan ekstrak Buah Naga yang

210 mg/200 g BB lebih efektif dalam

dilakukan oleh Khalili (2009) menyatakan

menurunkan kadar kolesterol darah tikus

bahan ekstrak Buah Naga (Hylocereus sp.)

putih dibanding dengan kelompok P2

yang

dapat

yang diberi ekstrak Bengkuang dosis 140

menurunkan kadar kolesterol tikus putih

mg/200 g BB, sedangkan kelompok P2

model

tersebut lebih efektif dalam menurunkan

kesamaan.

Penelitian

mengandung

fenol

hiperkolesterolemia

secara

signifikan (p < 0,05). Ekstrak fenol yang

kadar

diambil dari Gingseng Putih (Panax

dibanding dengan kelompok P1 yang

gingseng) menunjukkan efek positif untuk

diberi

hiperkolesterolemia

mg/200 g BB. Hasil ini mengindikasikan

dan

mengurangi

kolesterol

ekstrak

darah

tikus

Bengkuang

stress

2013).

Bengkuang yang diberikan, semakin besar

(2007)

pula penurunan kadar kolesterol total

Penelitian

et

al.,

Kumarappan

darah

Black Creeper (Ichnocarpus frutescens)

relationship).

dapat menurunkan kadar kolesterol darah

ekstrak

tikus

diasumsikan semakin banyak kandungan

dan

aterosklerosis

mengurangi
yang

komplikasi

diabetes.

dilakukan

oleh

mengenai

ekstrak

proses

diakibatkan
Penelitian

yang

zat

putih

ekstrak

menunjukkan bahwa ekstrak fenol dari

putih

tikus

dosis

70

bahwa

(Lee

besar

dosis

proses aterosklerosis yang dipicu oleh


oksidatif

semakin

putih

Semakin

Bengkuang

aktifnya

(dose-response
tinggi

yang

sehingga

dosis

diberikan,

kemampuan

menurunkan kadar kolesterol total darah

Santoscoy

(2013)

tikus putih semakin besar.

Kedelai

Hitam

Berdasarkan uji LSD, didapatkan

(Phaseolus vulgaris) dapat menurunkan

satu pasangan kelompok yang tidak

kadar kolesterol total. Kandungan bioaktif

signifikan, yaitu antara kelompok K (N)

yang terdapat dalam ekstrak tersebut

dengan kelompok P3 yang mempunyai

10

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

nilai p 0,335. Hal ini menunjukkan bahwa

dan kritik demi kesempurnaan naskah

kadar kolesterol total darah tikus putih

publikasi ini.

kelompok P3 mendekati kadar kolesterol


total darah tikus putih kelompok K (N).
SIMPULAN
Pemberian ekstrak
(Pachyrhizus

erosus)

Bengkuang
berpengaruh

menurunkan kadar kolesterol total darah


tikus putih dengan p = 0,001.
SARAN
1. Penelitian ini masih bersifat awal,

DAFTAR PUSTAKA
Astawan M, Kasih AL. 2008. Khasiat
Warna-Warni Makanan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Clerici C, Setchell KDR, Battezzati PM,
Pirro M, Giuliano V, Asciutti S,
Castellani D, et al. (2007). Pasta
naturally enriched with isoflavone
aglicons from soy germ reduces
serum lipids and improves markers
of cardiovascular risk. J. Nutr., 137:
2270-2278.

sehingga perlu dilakukan penelitian


labih lanjut mengenai dosis yang dapat
digunakan untuk mendapatkan efek
yang optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai

kandungan

ekstrak

Bengkuang (Pachyrhizus erosus) yang


akan diteliti pengaruhnya terhadap
kadar kolesterol total sehingga dapat
mencapai

kadar

senyawa-senyawa

berpotensi secara tepat.


UCAPAN TERIMA KASIH
Selesainya
penyusunan
naskah
publikasi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih kepada
Widardo, Drs., M.Sc., selaku Penguji
Utama dan Indriyati, Dra., selaku Penguji
Pendamping, yang telah memberi saran

Dahlan MS (2012). Statistik untuk


kedokteran
dan
kesehatan:
Deskriptif, bivariat, dan multifariat,
dilengkapi
aplikasi
dengan
menggunakan SPSS. Edisi ke 5
cetakan ke 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Damayanti K (2010). Pembuatan tepung
bengkuang
dengan
kajian
konsentrasi natrium metabisulfit
(Na2S2O5) dan lama perendaman.
Surabaya, Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Jawa Timur.
Skripsi.
Francis G, Kerem Z, Makkar HPS, Becker
K (2002). The biological action of
saponins in animal systems: a
review. British Journal of Nutrition,
88: 587605.
Freeman MW, Junge (2008). Kolesterol
rendah Jantung Sehat. Jakarta: PT
Buana Ilmu Populer, pp:1-3, 15-24.
Hasanuzzaman, Ali R, Hossain M, Kuri S,
Islam MS (2013). Evaluation of
total phenolic content, free radical
scavenging
activity
and

11

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

phytochemical screening of different


extracts of Averrhoa bilimbi (fruits).
International
Current
Pharmaceutical Journal, 2(4): 9296.
Iswari RS (2009). Perbaikan fraksi lipid
serum tikus putih hiperkolesterolemi
setelah pemberian jus dari berbagai
olahan tomat. Biosaintifika, 1 (1): 1.
Kasim F, Trisna Y, Kosasih (2009). ISO
Indonesia. Yogyakarta: Berlico
Mulia Farma, p: 310.
Khalili MA, Norhayati R, Rokiah AH,
Asmah MY, Siti R,Muskinah M,
Abdul
Manaf
A
(2009).
Hypocholesterolemic effect of red
pitaya
(Hylocereus
sp.)
on
hypercholesterolemia induced rats.
International
Food
Research
Journal, 16(2009): 431-440.
Kumarappan CT, Rao TG, Mandal SC
(2007). Polyphenolic extract of
Ichnocarpus frutescens modifies
hyperlipidemia status in diabetic
rats. Journal of cell and Molecular
Biology, 6(2): 175-187.
Lee LS, Cho CW, Hong HD, Lee YC,
Choi UK, Kim YC (2013).
Hypolipidemic and antioxidant
properties of phenolic compoundrich extracts from white ginseng
(Panax ginseng) in cholesterol-fed
rabbits. Molecules, 2013 (18):
12548-12560.
Lukitaningsih E (2009). The exploration
of whitening and sunscreening
compounds
in
bengkoang
roots(Pachyrhizus
erosus).
Wrzburg, Wrzburg University.
Dissertation.

Naim HY (2011). Pengaruh pemberian


yoghurt kedelai hitam (black
soyghurt) terhadap profil lipid
serum tikus hiperkolesterolemia.
Semarang, Universitas Diponegoro.
Skripsi.
Nurrochmad A, Leviana F, Wulancarsari
CG, Lukitaningsih E (2010).
Phytoestrogens of Pachyrhizus
erosus prevent bone loss in an
ovariectomized rat model of
osteoporosis. International Journal
of Phytomedicine, 2: 363-372.
Purnomo (2012). Jantung koroner
penyebab
pertama
kematian.
http://www.suaramerdeka.com/v1/in
dex.php/read/sehat/2012/12/16/890/
Jantung-Koroner-PenyebabPertama-Kematian
diakses
Februari 2013.
Santoscoy RAC, Uribe JAG, Saldivar
SOS (2013). Effect of flavonoids
and saponins extracted from black
bean (Phaseolus vulgaris L.) seed
coats
as
cholesterol
micelle
disruptors. Plant Foods for Human
Nutrition, 2013: 1-8.
Spagnoli LG, Bonanno E, Sangiorgi G,
Mauriello A (2007). Role of
inflammation in atherosclerosis. The
Journal of Nuclear Medicine, 48
(11): 1800-1815.
Sundell CL, Somers PK, Meng CQ,
Hoong LK, Suen KL, Hill RR,
Landers LK et al (2003). AGI-1067:
A
multifunctional
phenolic
antioxidant, lipid modulator, antiinflammatory
and
antiatherosclerotic
agent.
The
Journal of Pharmacology and
Experimental Therapeutics, 305 (3).

12

NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Sunga MNS, Pascual A (2012). Effect of


ascorbic acid on dyslipidemia (a
study among Philippine heart center
employees). Phil Heart Center J, 16
(2): 7-11.
Suyatna FD (2009). Hipolipidemik.
Dalam Gunawan SG et al.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta:
Balai penerbit FKUI, pp: 370-384.
Taku K, Umegaki K, Sato Y, Taki Y,
Endoh K, Watanabe S (2007). Soy
isoflavones lower serum total and
LDL cholesterol in humans: A metaanalysis
of
11
randomized
controlled trials. Am J Clin Nutr 85:
1148-1156.
Tarigan JB, Zuhra CF, Sitohang H (2008).
Skrining fitokimia tumbuhan yang
digunakan oleh pedagang jamu
gendong untuk merawat kulit di
kecamatan medan baru. Jurnal
Biologi Sumatera, 3 (1): 1 6.
WHO
(2010).
Global
atlas
on
cardiovascular disease prevention
and
control.
http://www.who.int/cardiovascular_
diseases/en/ - diakses Februari 2013.

13

You might also like