Professional Documents
Culture Documents
_______________________________________________________________________________
1
Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jln. Grafika 2,
Kampus UGM Yogyakrata 55281 INDONESIA (tlp:0274-552305; fax:0274-552-305 e-mail: emirsastrosasmito@gmail.com)
2, 3
Dosen, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jln. Grafika 2,
Kampus UGM Yogyakarta 55281, INDONESIA (telp: 0274-552305; fax: 0274-552-305; e-mail:fdwijaya2000@gmail.com ;
harnoko_koko@yahoo.co.id
72
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
I. PENDAHULUAN
Energi listrik merupakan suatu kebutuhan utama
yang sangat dibutuhkan pada zaman modern ini. Jika
dilihat dari kebutuhan energi listrik tiap negara, maka
semakin maju suatu negara, semakin besar energi
listrik yang dibutuhkan. [4].
Kebutuhan Indonesia akan sumber energi alternatif
dan energi terbarukan begitu besar. Hal ini disebabkan
karena beberapa hal, seperti naiknya kebutuhan energi
listrik, tuntutan penggunaan energi yang bersih yang
semakin marak, bahan bakar fosil yang keberadaannya
semakin langka dan mahal, naiknya biaya
pembangunan saluran transmisi, dan naiknya
keinginan untuk meningkatkan jaminan pasokan
energi. Selain itu, rasio elektrifikasi di Indonesia yang
rendah turut meningkatkan keinginan ditemukannya
alat yang menggunakan sumber energi alternatif yang
mampu diaplikasikan di beberapa tempat yang
memiliki potensi untuk energi alternatif tersebut,
diantaranya air berskala kecil (mikrohidro) dan
angin.[3].
Dalam beberapa tahun terakhir, minat dunia terhadap
pengembangan energi mikrohidro dan energi angin
cukup besar karena lebih ramah lingkungan. Selain itu,
energi alternatif yang memungkinkan untuk
dikembangkan di Indonesia adalah energi yang
bersumber dari air yang berskala kecil atau yang biasa
disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMh) dan sumber energi yang berasal dari angin
atau yang biasa disebut Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu (PLTB). Potensi PLTMh di Indonesia cukup
besar melihat letak geografis Indonesia yang terdiri
dari pegunungan dan perbukitan, sehingga banyak
aliran sungai di dalamnya yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan PLTMh. Sedangkan untuk sumber
energi angin, letak geografis Indonesia yang berada di
daerah khatulistiwa menyebabkan kecepatan angin
tidak terlalu tinggi.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Generator fluks aksial adalah suatu mesin yang
dapat mengkonversikan energi mekanik menjadi
energi listrik yang memiliki arah aliran fluks rotor
yang memotong stator secara tegak lurus atau aksial.
A. Rangkaian Ekivalen Generator
Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada kumparan
jangkar generator sinkron. Tegangan ini biasanya tidak
sama dengan tegangan yang muncul pada terminal
generator. Tegangan induksi sama dengan tegangan
output terminal hanya ketika tidak ada arus jangkar
yang mengalir pada mesin.[1].
jjJXL
RRa
EEa
Ea V I .Ra jI . X L ................................(4)
dengan:
Ea
V
Ra
XL
=
=
=
=
73
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Persiapan dan
perangkaian alat
uji
Perbandingan belitan
stator lingkaran tanpa
inti dan belitan stator
segi enam tanpa inti
Perbandingan stator
tanpa inti dan generator
dengan inti
Pengujian
Pengujian
Berbeban
Pengujian
Beban Nol
Frekuensi
Konstan
Penggerak mula
konstan
Pengumpulan
data
Pengolaha
n dan
analisis
data
Pembuatan
laporan
pengujian
Tegangan (V)
20
Fase
R
15
10
Fase
S
5
0
0
Selesai
B. Metode Pengujian
1) Pengujian Tanpa Beban: Pada pengujian ini,
akan dilihat karakteristik tegangan keluaran generator
terhadap besarnya frekuensi listrik yang diputar oleh
penggerak mula generator.
50
100
Frekuensi (Hz)
Gbr 5. Hubungan Frekuensi dan Tegangan pada Pengujian Tanpa
Beban.
74
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Artikel Reguler
_____________________________________________________________________________
20
15
Fase
R
Fase
S
Fase
T
10
5
Tegangan (V)
Gbr. 6.
0
0
100
200
Arus (mA)
Gbr.7. Arus-Tegangan pada Pengujian Beban Resistif,
80
60
40
20
0
0
25
50
75
100
Frekuensi (Hz)
Gbr.9. Grafik Hubungan antara Perubahan Frekuensi dengan
Tegangan Keluaran Generator setelah Pemasangan Rectifier
dan Kapasitor
20
15
Tegangan
Fase R
10
Tegangan
Fase S
Tegangan
Fase T
0
0
500
Arus (mA)
1000
Gbr.10.
75
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________
Tegangan (V),
1.
40
30
2.
20
10
0
0
100
200
300
3.
Arus (mA)
Gbr.11.
50
40
30
20
10
0
4.
V. KESIMPULAN
Bentuk gelombang keluaran generator pada
pengujian tanpa beban bukan merupakan
gelombang sinus sempurna karena disebabkan
oleh bentuk koil.
Pada pengujian berbeban resistif, semakin
bertambahnya beban maka kecepatan putar dan
tegangan generator semakin menurun. Penurunan
tegangan sangat signifikan karena kecepatan
generator tidak dijaga konstan.
Pemasangan rangkaian penyearah dapat membuat
tegangan DC keluaran mempunyai regulasi
tegangan yang lebih baik.
Pemasangan kapasitor secara seri pada keluaran
generator untuk mengurangi nilai jatuh tegangan
tidak terpenuhi dikarenakan faktor yang membuat
jatuh tegangan bernilai besar adalah resistansi
jangkar, sehingga tidak dapat diatasi dengan
pemasangan kapasitor.
REFERENSI
[1]
[2]
[3]
[4]
76
Volume 1 Nomor 2, Juli 2014
_______________________________________________________________________________