You are on page 1of 35

Ethicolegal Aspects on

Emergency Medicine

Berti Nelwan
...ethics is the study of morality
careful and systematic reflection on
and analysis of moral decisions and
behaviour

Morality is the value dimension of human decision-


making and behaviour.
Ethics is primarily a matter of knowing whereas
morality is a matter of doing.
Ethics= ethos: adat, kebiasaan, perilaku atau karakter
Moral= mores: manner
Etika :
Ilmu yang mempelajari nilai moral, yg menjadi
prinsip dan kode tindakan yang ideal
Etika merupakan peraturan dan prinsip bagi
perbuatan yang benar
Etika memberi keputusan tentang tindakan yg
diharapkan benar, tepat atau bermoral.
Ethics (etika): upaya manusia untuk menggunakan akal budi dan daya
fikirnya guna memecahkan masalah bagaimana dirinya harus hidup agar
menjadi lebih berkualitas dengan menggunakan nilai-nilai ideal yang
dianggap luhur (transcendence)

think
Bioethics (bioetika) merupakan ilmu
lintas disiplin, yang mencakup 3 (tiga) feel
bidang kegiatan etik:
behave

Bioethics does not look for what is legally right, BUT


for what is humanly best.
The Medical ethics, the branch of ethics that deals with
moral issues in medical practice. Medical ethics is closely
related, but not identical to, bioethics (biomedical ethics).
Whereas medical ethics focuses primarily on issues arising out
of the practice of medicine, bioethics is a very broad subject
that is concerned with the moral issues raised by developments in
the biological sciences more generally.
Bioethics also differs from medical ethics insofar as it does not
require the acceptance of certain traditional values that are
fundamental to medical ethics.
every discourse about health care
has not only a scientific but also a
moral dimension, it plans also
presuppose certain ethical values,
principles, norms, interests and
preferences
Kotalik, J. Addressing issues and questions relating to pandemic influenza planning: final
report and recommendations . Health Canada; 2003.

MEDICAL ETHICS, MEDICAL PROFESSIONALISM,


HUMAN RIGHTS AND LAW
ETHICAL THEORY (teori Etika)

Bioethics Ethical Theory


(bioetika) (teori etika)

deals with deals with


moral issues that standards and
come up in principles of moral
particular cases. reasoning.

Ethical theory is the starting point,


and we apply the theory to the case at
hand in order to reach a conclusion
about what should we done.
ETIKA MEDIS
medical ethics: the branch of ethics that
deals with moral issues in medical practice

etika terapan aplikasi teori etika dasar kedalam bidang spesifik


dari kehidupan, yaitu profesi atau tepatnya profesi medis.
Profesi= professio (latin) = mengaku (=> sumpah Hipokrates)
Dari Sumpah Hippocrates etika kedokteran
dikembangkan, yang materinya berkisar pada lima hal:

1. Ethical values relating to people who require medical attention;


meliputi kewajiban untuk tidak membeda-bedakan pesakit
(penderita yang belum menjadi pasien) berdasarkan ras, suku bangsa,
agama, pandangan politik dsb
2. Ethical values relating to client or patient; meliputi kewajiban
menghormati harkat, martabat dan hak-hak pasien (pesakit yang
sudah diterima menjadi pasien
3. Ethical values relating to co-worker or health care team; meliputi
kewajiban menghargai anggota tim lain, termasuk mengingatkan
apabila anggota lain melakukan kesalahan dan tidak menjelek-jelekkannya
sebab diantara mereka adalah saudara sesuai Deklarasi Jenewa yang
menyatakan: My colleagues will be my sisters and brothers.
4. Ethical values relating to profession; meliputi kewajiban
untuk patuh dan taat dalam menerapkan ilmu kedokteran yang
telah teruji kebenarannya
5. Ethical values relating to society or social context; meliputi
kewajiban untuk melindungi masyarakat, jujur dan transparan.

Nilai-nilai tersebut dirumuskan dalam bentuk prinsip-


prinsip (principles), standar-standar (standards) dan
aturan-aturan (rules) untuk dijadikan pedoman dalam
menjalankan praktek profesi medis.
1. Deontology = non-consequencialist.
Penilaian benar/ tidaknya, baik/ tidaknya suatu perbuatan
tidak perlu dilihat akibat/ hasil akhirnya.Yang dinilai adalah
perbuatannya itu sendiri, bukan hasilnya.
Contoh: ketaatan kepada perintah Tuhan
(Imanuel Kant, 1724-1804): kewajiban seseorang untuk
berbuat baik dapat dijelaskan secara rasional dan tidak harus
selalu bersifat dogmatis.
2. Teleology = consequencialist.
Baik/ buruknya, benar/ salahnya seseorang dinilai dari tujuan yang
hendak dicapai. Menurut aliran ini setiap manusia wajib berbuat
sesuatu untuk tujuan yang baik.

Ethical egoism: kewajiban berbuat baik karena demi


kepentingannya sendiri.
Utilitarianism*): kewajiban berbuat baik adalah demi
kepentingan semua fihak dan masyarakat (in any situation we should
do what will have the best overall consequences for everyone
concerned.)

DOING GOOD dan DO NO HARM/ PRIMUM NON NOCERE


ETHICAL PRINCIPLES

Autonomy: Respect for an individuals


autonomy or ability to make decisions for
him/herself
includes respect for their privacy and
confidentiality
need to provide sufficient information for
them to make informed choices
truth telling
protection of persons with diminished or
impaired autonomy.
The Principles of
medical ethics:
Autonomy
ETHICAL PRINCIPLES

Beneficence: This refers to the


tradition of acting always in the
patients best interest to maximise
benefits and minimise harm.
Non-malfeasance: This principle
ensures that treatment or research
ought not to produce harm
The Principles of Negligence
medical ethics:
Misconduct
Do good
Do no harm
ETHICAL PRINCIPLES
Justice: This refers to the need to treat
all people equally and fairly
Society uses a variety of factors as a
criteria for distributive justice, including
the following:
to each person an equal share
to each person according to need
to each person according to effort

The Principles of
to each person according to contribution
medical ethics: to each person according to merit
Distributive justice to each person according to free-market
exchanges
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang terjadi secara mendadak/tidak
terencana/secara perlahan tetapi berlanjut yang
menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan
normal atau kerusakansehingga diperlukan
tindakan darurat dan luar biasa untuk menolong
dan menyelamatkan korban baik manusia maupun
lingkungannya
Penanggulangan krisis akibat bencana adalah serangkaian
kegiatan bidang kesehatan untuk mencegah, menjinakkan
(mitigasi) ancaman/ bahaya yang berdampak pada aspek
kesehatan masyarakat, menyiapsiagakan sumber daya
kesehatan, menanggapi kedaruratan kesehatan dan
memulihkan (rehabilitasi), serta membangun kembali
(rekonstruksi) infrastruktur kesehatan yang rusak akibat
bencana secara lintas program dan lintas sektor.
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan adalah seseorang
yang bekerja secara aktif di bidang kesehatan baik yang
memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
dalam melakukan upaya kesehatan.
Manajemen SDM Kesehatan adalah serangkaian kegiatan
perencanaan dan pendayagunaan tenaga yang bekerja
secara aktif di bidang kesehatan dalam melakukan upaya
kesehatan.
Beneficence
(Do Good) Rule Deontologicalism Justice
Negative Conseqentialism
Categorical
Consequentialism; (Human Rights
Imperative
Do Fair
Utilitarian Principles
Hedonism Advocacy)
(Bureaucracy, Procedure)
(Charity, Triage) Ideal
Etical
Action Self
Ethical Egoism Determination
(Empowerment) (Individual Rights
Principles)

Composite Virtue Ethics


Model for Autonomy
Disaster (Individualis
Relief
Hippocratic Oath) Self Rule
Bertolak dari Childress & Beauchamp yang
memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral (KDM atau
moral principle/principle-based ethics atau ethical
guidelines) dalam The Principles of Biomedical Ethics
(1994)

yakni beneficence, non-maleficence, justice dan autonomy.

kemudian ditinjau melalui etika sehingga merupakan


maxim (kaidah dasar) yang berlaku normatif ketika
dokter menghadapi kasus kongkrit di klinik
4 KDM Kaidah Dasar Bioetika (KDB)

4 KDB:
1. Tindakan berbuat baik (beneficence)
2. Tidak merugikan (non-maleficence)
3. Keadilan (justice)
4. Otonomi (self determination)
Isu etik
Isu etik adalah titik awal pembahasan masalah
etika klinis
Konflik berkepanjangan sering disebabkan karena
klinisi tidak trampil menguak aspek etik pasien
yang dihadapinya
Isu etik dapat ditarik dari KDB ( moral
principle/principle-based ethics/ PBE )
KDB memberi pegangan pembenaran moral bagi
dokter.
Etika Klinis (Jonsen, Siegler & Winslade, 2002)
1. Medical Indication
( terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai dari sisi etik
kaidah yang digunakan adalah beneficence dan nonmaleficence )
2. Patient Preferrence
(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan beban yang
akan diterimanya cerminan kaidah otonomi)
3. Quality of Life
(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki, menjaga atau
meningkatkan kualitas hidup insani terkait dengan beneficence,
nonmaleficence & otonomi)
4. Contextual Features
(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi pembuatan
keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi, budaya kaidah terkait
justice )
Asas Prima Facie
Merupakan pemilihan 1 KDB terabsah sesuai
konteks (data) yang ada pada kasus.

Dalam penanganan pasien di klinik, setelah indikasi


medik, pengelolaan juga ditentukan oleh seni
berbasis KDB.

Asas prima facie mengisyaratkan KDB yang lama


akan ditinggalkan, diganti dengan KDB baru yang
lebih absah.
The patients contexts for prima facies choice
(Agus Purwadianto, 2004)

G eneral benefit Elective, educated,


result, most of bread-w inner, mature
people, person

Beneficence Autonomy

Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
> 1 person, others
emergency, life
similarity, community /
saving, minor
socials rights
Beneficence
Most aid today is strictly beneficent, using a utilitarian ethos
Triage= Egalitarian or Utilitarian
Egalitarian - first-come, first-serve basis
treatment restricted to the easily treated group by
queuing or by random selection
Utilitarian (reverse) triage - pre-prioritize individuals according
to:
immediate community contribution; need for
urgent, non-urgent, or palliative care
Shortcomings of Triage
Geneva Conventions and Protocols: casualties shall be
treatedwithout any adverse distinctiononly urgent
medical reasons will authorise priority in the order of treatment.
Often ignores principles of autonomy, justice
lacks the status of a universal moral obligation, and leads to an impersonal view
of the valuing of life.
life-saving decisions involve medical, social, economic, and political criteria,
and thus perpetuates existing injustices.
Incompatible with the liberal political philosophy of liberty and justice for all
Justice
Corruption of local officials
Poor preparedness, early warning, and
hazard reduction
Funding delays, inequity in distribution
Inappropriate distribution of care
Disorganized chaotic response
Autonomy
Most Western aid countries
highly individualistic
Communal culture
provided support
mechanisms for survivors
Need for outsides with
respect for collectivist
values
Self-Determination
Recognize local leadership
Consultation of locals
Allow self-identification of needs
Promote self-direction of programs
Right To Health
Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia
artikel 25:

1. Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai


untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan
keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan
dan pelayanan kesehatan. pelayanan sosial yang
diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat
menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya,
lanjut usia, atau keadaankeadaan lain yang
mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi di
luar kekuasaannya.

2. Ibu dan anak berhak mendapatkan perhatian dan bantuan


khusus. Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam
maupun di luar perkawinan, harus menikmati
perlindungan sosial yang sama.
Human Rights
Ciri-ciri hak asasi manusia adalah:
a. Melekat pada diri setiap orang dan ia dimiliki bukan
karena diberi atau dibeli.
b. Tidak dapat dipisahkan, dipindah-tangankan atau
dipertukarkan.
b. Diaplikasikan sama terhadap semua individu.

Tanggung-jawab utamanya terletak pada negara dan otoritas


publik, bukan pada individu-individu.
Deklarasi hak asasi manusia punya peranan penting
dalam mengisi etika medik :
Mengakui adanya hak untuk hidup (the right to life).
Menjamin perlakuan yang bebas dari diskriminasi (freedom from
discrimination).
Menjamin bebas dari penyiksaan dan kekejaman (freedom from torture
and cruel).
Menjamin bebas dari perlakuan yang tidak manusiawi atau pengobatan
yang dapat melemahkan kesehatan (freedom from inhuman or degrading
treatment).
Menjamin kebebasan menyatakan pendapat (freedom of opinion and
expression).
Menjamin kebebasan mengakses layanan publik (the right to equal access
to public services).
Menjamin hak atas pelayanan medis (the right to medical care).
TERIMA KASIH

You might also like