Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
ANALISIS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN
Studi Kasus :
Analisis Pasar PT J Resources Asia Pasifik, Tbk (PSAB)
Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia
Jakarta, 2016
Universitas Indonesia
2
DAFTAR ISI
BAB 2..............................................................................................................................15
Universitas Indonesia
3
BAB 2..............................................................................................................................63
KESIMPULAN...............................................................................................................63
2.1.......................................................................................................................................63
DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................................................................64
LAMPIRAN....................................................................................................................65
Universitas Indonesia
4
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
5
DAFTAR GRAFIK
Universitas Indonesia
6
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Perhitungan Cash Ratio J Resource tahun 2012 sampai 2015....................15
Tabel 2 Hasil Perhitungan Quick Ratio J Resource tahun 2012 sampai 2015...................16
Tabel 3 Hasil Perhitungan Current Ratio J Resource tahun 2012 sampai 2015................16
Tabel 1 Ikhtisar Keuangan J Resource tahun 2012 sampai 2015 (US$)...........................20
Tabel 2 Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas J Resource tahun 2012 sampai 2015.........20
Tabel 4 Komponen kewajiban lancar J Resource tahun 2014 dan 2015...........................21
Tabel 5 Komponen Pinjaman Bank J Resource tahun 2014 dan 2015..............................21
Tabel 4 Data Rasio Pasar J Resources 2013-2015............................................................37
Tabel 4 Perbandingan Rasio Pasar tahun 2015 J Resources dan Peer...............................37
Tabel 9 Detail Analisis Du Pont J Resources....................................................................39
Tabel 1 Data Historis Revenue, COGS, dan Gross Profit J Resource dalam US$ tahun 2013
sampai September 2016...................................................................................................47
Tabel 2 Hasil Perhitungan nilai Gross Margin J Resource tahun 2013 sampai September 2016
.........................................................................................................................................48
Tabel 3 Tabel Perhitungan Proyeksi Nilai Gross Profit J Resource tahun 2016 sampai 2018
.........................................................................................................................................48
Tabel 4 Tabel Perhitungan Proyeksi Nilai COGS J Resource tahun 2016 sampai 2018. . .49
Tabel 5 Hasil Produksi Emas J Resource tahun 2013 sampai 2015..................................50
Tabel 15 Perhitungan WACC J Resources........................................................................56
Universitas Indonesia
7
BAB I
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa harga emas tahun 2015 memiliki tren
menurun. Namun, terdapat pola yang hampir sama di akhir tahun. Pada bulan
November, harga emas dan harga saham J Resource berada di titik tertinggi di tahun
2015. Sedangkan, di bulan Desember, baik harga emas dan harga saham J Resource
sama-sama mulai sedikit menurun.
Universitas Indonesia
10
Berikut adalah berita-berita dan opini mengenai J Resources atau yang lebih
dikenal di pasar saham dengan naman PSAB:
PSAB akan memulai pengeboran tambang Emas di Malaysia awal 2017, di area
Sungai Terengun, Mukim Telang, Daerah Lipis dengan alokasi dana USD10
juta untuk pengeboran karena pabrik existing sudah ada
Penambahan jumlah tambang ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah
cadangan emas yang dimiliki perusahaan
Dengan jumlah cadangan Emas yang dimiliki perusahaan, dan estimasi
penambahan cadangan emas tahun ini, total cadangan emas akhir tahun
diperkirakan sebesar 2,5 juta oz.
Jumlah produksi emas PSAB 200 ribu oz per tahun, sehingga perusahaan ini
diperkirakan masih akan bertahan selama 10 tahun ke depan
PT J Resources Asia Pasifik, Tbk pada semester 1 2014 mencatatkan kenaikan
laba kotornya diatas 300%. Hal ini dimungkinkan dengan bertambahnya lokasi
tambang yang semula 2 menjadi 4.
Pada Desember 2014, J Resources menerbitkan obligasi sebesar 300 juta USD
yang menurut rencana akan digunakan melunasi hutang sindikasi sebesar 275
juta USD, pinjaman Bank sebesar 15 juta USD dan sisanya untuk belanja modal
Tahun 2016, tepatnya tanggal 17 Februari 2016, J Resources kembali menerima
fasilitas sindikasi pinjaman hingga mencapai 208,5 juta USD setara Rp 2,8
triliun dari Indonesia Eximbank, PT Bank ICBC Indonesia dan PT Bank
Permata Tbk,
Dari hutang sindikasi yang dikucurkan tahun 2013, saat ini masih tersisa 160
juta USD dari sebelumnya 275 juta USD, dan dengan kucuran dana baru ini
Direktur J Resources, William Surnata mengatakan kepada CNN Indonesia
perseroan berharap salah satu dari 4 aset tambang dapat berproduksi di tahun
2017
Dari sisi kinerja, sepanjang 9 bulan pertama tahun 2015, J Resources
mencatatkan laba bersih sebesar 29,7 juta USD atau naik 2 kali dari sebelumnya
yang hanya 12,14 juta USD. Kenaikan ini di dorong oleh kenaikan penjualan
persero dari 202,45 juta USD menjadi 230,23 juta USD
Universitas Indonesia
11
Right Issues: Jumlah saham yang akan dilepas sebanyak-banyaknya 2,64 miliar
saham dengan harga rights issue tanpa HMETD itu dipatok minimal Rp 359,2
per saham:
Before RI
898.33 Series 3
829.4
386.18
317.28
Universitas Indonesia
12
Sampai pada tahun 2011 saham PSAB tidak mengalami pergerakan sama
sekali. Pada bulan November 2011 PSAB mengakuisisi perusahaan tambang emas
bernama PT. J Resources Nusantara (JRN) dengan melakukan right issue senilai Rp 1,4
Triliun (726.000.000) dalam pembelian aset tambang emas tersebut dengan pembeli
siaga adalah J & Partner Asia ltd (JPAL) dimana right issue I dilakukan pada tanggal 28
Januari 2012. Pembayaran J & Partner Asia ltd dalam membeli right issue PSAB adalah
dengan piutang JPAL pada JRN sebesar Rp 1,4 Triliun. PT. Pelita Sejahtera Abadi Tbk
merubah nama menjadi PT. J Resources Asia Pacific Tbk dengan komposisi pemegang
saham setelah right issue 2012 adalah sbb:
1. J Resources Mining Ltd (Dahulu J & Partner Asia Ltd) : 715.155.798 lembar
(94,6%)
2. Masyarakat : 40.844.2022 lembar (5,4%)
Pada tanggal 26 September 2014 J Resources memberikan saham bonus
sebesar 6 lembar saham untuk setiap saham yang dimiliki sehingga komposisi akhir
tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1 J Resources Mining Ltd : 4.900.250.586 lembar (92,6%)
3. Masyarakat : 391.749.414 lembar (7,4%)
Universitas Indonesia
13
Gambar 1 Skema Struktur kepemilikan saham dan aset entitas anak Perseroan
Universitas Indonesia
14
januari 2012 hingga saat ini telah mengalami kenaikan saham sebesar lebih dari 200 %.
Namun jika berkaca pada susunan pemegang saham dimana saham publik yang beredar
sangat kecil hanya berkisar 7,4% maka perlu adanya kewaspadaan terhadap harga
saham karena dengan jumlah saham yang tersebar sangat sedikit tingkat resiko lebih
tinggi dan belum menunjukkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
Cash Ratio
Cash ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar perusahaan bisa memenuhi
kewajiban lancar yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun dengan uang kas
yang dimilikinya. Kas adalah aset yang dapat langsung digunakan untuk membayar
kewajiban perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai cash ratio lebih dari 100%
dikatakan sangat likuid. Akan tetapi, hal ini juga bisa menjadi indikasi kondisi
perusahaan yang sudah tidak mampu menemukan ruang untuk menginvestasikan kas
yang dimilikinya atau tidak mampu mengembangkan usahanya lagi. Cash ratio
diperoleh dengan membandingkan jumlah kas dengan kewajiban lancar perusahaan.
Universitas Indonesia
15
Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio biasa digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas perusahaan dengan membandingkan nilai aset lancar yang dimiliki
perusahaan dikurangi jumlah persedian dan kewajiban lancar yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun. Pengurangan aset lancar dengan persediaan dilakukan
karena persediaan adalah jenis aset lancar yang dianggap lebih sulit untuk dicairkan
menjadi kas dibandingkan aset lancar lainnya. Berikut hasil perhitungan untuk J
Resource selama empat tahun terakhir :
Inventory 40.381.85
28.569.120 46.138.155 42.156.351
6
Quick Ratio 42,93% 49,85% 12,87% 11,20%
Tabel 2 Hasil Perhitungan Quick Ratio J Resource tahun 2012 sampai 2015
Current Ratio
Current ratio menunjukan sejauh mana perusahaan mampu memenuhi seluruh
kewajiban lancar yang akan segera jatuh tempo dengan aset lancar yang dimilikinya.
Aset lancar dalam hal ini meliputi kas, piutang usaha, persediaan, sekuritas, dan aset
lain yang dapat diuangkan secara cepat. Perhitungan current ratio dilakukan dengan
membandingkan nilai seluruh aset lancar dan kewajiban lancar yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun. Hasil perhitungannya untuk J Resource selama empat
tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Universitas Indonesia
16
92.94% 90.43%
49.85%
42.93% 38.61%
29.28%
26.93% 12.87% 11.20%
15.09% 6.32%
2.66%
Cash Ratio Quick Ratio Current Ratio
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa nilai rasio likuiditas J Resource dari tahun
ke tahun memberikan hasil perhitungan dibawah 100% yang artinya jika saat ini
juga perusahaan harus memenuhi seluruh kewajibannya yang sudah jatuh tempo
maka perusahaan tidak akan mampu karena jumlah aset lancarnya kurang dari
kewajiban lancarnya. Perusahaan harus menggunakan aset tetap yang dimiliki
untuk membayarnya dan tentunya akan membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk mencairkannya.
Nilai rata-rata cash ratio J Resource selama empat tahun terakhir sangat rendah,
yaitu 12,75%. Pada tahun 2015, nilai cash ratio perusahaan menunjukan angka
2,66% yang berarti sangat rendah sekali. Di satu sisi hal ini menjadi pertanda
bahwa perusahaan tidak likuid. Tapi disisi lain, selama 4 tahun terakhir ini J
Resource sedang giat-giatnya melakukan peningkatan jumlah produksi dan
eksplorasi daerah pertambangan baru sehingga ada juga indikasi bahwa nilai kas
yang dipertahankan rendah ini dilakukan karena sebagian besar asetnya
dialokasikan ke aset tetap yang berhubungan dengan aktivitas pertambangan.
Universitas Indonesia
17
Jika dilihat gap antara quick ratio dengan current ratio, semakin tahun gap tersebut
semakin kecil. Hal ini pertanda yang bagus untuk J Resource karena jumlah
persediaan yang ditimbun dari tahun ke tahun semakin sedikit, padahal jika dilihat
hasil produksi emas dan revenue perusahaan yang dari tahun ke tahun meningkat
pesat, hal ini menandakan bahwa persediaan emas J Resource semakin banyak
terjual.
Trend grafik dari ketiga rasio likuiditas cenderung naik dan turun di tahun yang
sama. Pada tahun 2014, nilai current ratio jatuh dari 90,43% ke 38,61%. Begitu
pula dengan rasio lainnya di tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini terjadi
karena J Resource banyak memiliki hutang jangka panjang kepada pihak bank
sejak tahun 2012 dan beberapa dari hutang tersebut akan jatuh tempo dalam waktu
kurang dari satu tahun di tahun 2015 dan 2016 sehingga nilai kewajiban lancar
perusahaan di tahun 2014 dan 2015 menjadi sangat tinggi dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Tabel 4 Komponen
Universitas Indonesia
18
Tabel 5 Komponen Pinjaman Bank J Resource tahun 2014 dan 2015 (US$)
Dari
tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa jumlah
pinjaman jangka panjang yang sudah harus dilakukan pembayaran sampai dengan
tahun 2017 masih menunjukan angka yang tinggi sehingga kewajiban lancar masih
akan menunjukan nilai yang tinggi di tahun ini. Pembayaran pinjaman akan menurun
pesat ditahun 2018 dan 2019.
Universitas Indonesia
19
Menurut Kasmir (2008 : 151) rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiaya dengan hutang, atau
seberapa besar beban hutang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan
asetnya. Dalam arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membiayai seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, apabila perusahaan tersebut dibubarkan atau dilikuidasi.
Berikut adalah jenis-jenis rasio solvabilitas yang akan digunakan dalam analisis
leverage J Resource :
Debt Ratio
Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan
antara total hutang dengan total aset. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aset.
Total Debt
Debt Ratio=
Total Asset
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan
ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk
utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Total Debt
Debt Equity Ratio=
Total Equity
Universitas Indonesia
20
tidak dapat memenuhi persyaratan pembayaran hutang dan memiliki kredit rating
yang rendah.
Total Debt
Debt EBITDA Ratio=
EBITDA
Cash Flow Coverage Ratio atau sering disebut Cash Flow to Debt Ratio adalah
sebuah indikator kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok hutang
saat jatuh tempo. Rasio yang sama dengan satu atau lebih dari satu (100%) berarti
bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang baik dan sehat karena perusahaan dapat
memenuhi kewajibannya hanya dengan menggunakan hasil cash kegiatan
operasinya.
Capitalization Ratio
Rasio kapitalisasi mengukur komponen hutang dari struktur modal perusahaan yang
digunakan untuk membantu kegiatan operasi dan pertumbuhan perusahaan atau
dengan kata lain rasio ini menggambarkan penggunaan leverage dalam perusahaan.
Equity Multiplier
Total Asset
Equity Multiplier=
Total Equity
Universitas Indonesia
21
Analisis:
Struktur modal J Resource didominasi oleh debt seperti yang dapat dilihat pada nilai
Debt ratio dan Debt to Equity Ratio. Nilai Debt ratio tertinggi terjadi di tahun 2013
dimana pada tahun tersebut J Resource baru mendapatkan kredit sindikasi dari
Indonesia Eximbank (Exim), PT Bank Permata Tbk (Permata), PT Bank ICBC
Indonesia (ICBC), PT Bank QNB Indonesia Tbk (QNB) dan Qatar National Bank
S.A.Q (SAQ) dengan jumlah fasilitas pinjaman sebesar US$ 275 juta pada tanggal 14
November 2013. Jangka waktu pinjaman sindikasi tersebut sampai dengan 30
Desember 2017.
Fasilitas pinjaman tersebut terdiri dari Fasilitas A sebesar US$ 200 juta, Fasilitas B
sebesar US$ 50 juta, dan Fasilitas C sebesar US$ 25 juta. Peminjam dalam negeri
harus menggunakan pinjaman Fasilitas A dengan prioritas untuk membayar biaya-
Universitas Indonesia
22
biaya (termasuk biaya legal, biaya dibayar dimuka dan biaya komitmen), biaya pajak
yang terjadi sehubungan dengan pinjaman tersebut dan pelunasan fasilitas yang ada,
dan pendanaan saldo minimum yang diperlukan di setiap akun Debt Service Reserve
Account (DSRA), serta untuk melunasi fasilitas pinjaman yang ada; sebesar US$
50.000.000 akan digunakan oleh JRBM untuk modal kerja dan pembangunan
infastruktur Proyek Bakan; dan sebesar US$ 55.000.000 akan digunakan oleh SPP
untuk modal kerja pembangunan infrastruktur Proyek Seruyung. Fasilitas B akan
digunakan oleh JRGL untuk pembangunan infrastruktur Proyek Penjom. Fasilitas C
digunakan sebagai modal kerja umum oleh peminjam dalam negeri.
Masing-masing fasilitas pinjaman dikenakan bunga agregat per tahun yaitu London
Interbank Offered Rate (LIBOR) dan Margin. Sebelum atau sampai dengan 31
Desember 2014, Margin adalah sebesar 6% untuk pemberi pinjaman dalam negeri
(Exim, ICBC, Permata dan QNB) dan 5,75% untuk pemberi pinjaman luar negeri
(SAQ), dan setelah 31 Desember 2014, Margin adalah sebesar 5,75%, untuk pemberi
pinjaman dalam negeri dan 5,50% untuk pemberi pinjaman luar negeri.
Nilai Debt ratio dan DER mengalami penurunan sedikit di tahun 2014 dan 2015
dikarenakan ada pinjaman yang sudah jatuh tempo dan harus dibayar sehingga nilai
total debt semakin kecil.
Nilai Debt to EBITDA ratio di tahun 2013 sangat tinggi dikarenakan jumlah produksi
perusahaan yang sedikit dan harga emas yang sedang tidak bersahabat, yaitu pada
awal tahun 2013 berada di level US$ 1.600 - US$ 1.700 per oz dan di akhir tahun
2013, harga berada di kisaran US$ 1.225 per oz. Hal ini menyebabkan nilai EBITDA
perusahaan menjadi sangat rendah, yaitu US$ 1,9 juta Perusahaan baru mulai banyak
berproduksi di akhir tahun 2013 karena mulai beroperasinya prioject tambang baru di
Bakan. Di sisi lain, saat EBITDA perusahaan sedang turun, nilai total debt
perusahaan di tahun ini meningkat tajam akibat adanya pinjaman sindikasi sehingga
nila Debt to EBITDA ratio menjadi sangat tinggi.
Nilai Cash flow to Debt Ratio J Resource sangat rendah menunjukan bahwa hasil
cash flow operasi perusahaan tidak mampu membiayai seluruh debt yang dimiliki.
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
dampak pendapatan. Jika ada perbedaan besar antara ROA dan ROE, hal ini bisa
diindikasikan perusahaan menggunakan hutang yang cukup besar dalam
pendanaannya. Dalam hal ini, adalah akan lebih bijaksana jikadilakukan juga
pemeriksanaan terhadap rasio likuiditas dan solvabilitas. Berikut adalah formula
penghitungan ROI, ROE dan ROA :
ROI=Net Income/Total Investasi
9.86
9.07
3.02 3.77
3.27
10.15
ROA ROE
Universitas Indonesia
25
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa rasio performa J Resources 3 tahun silam
sempat mengalami negatf di tahun 2013 yang dikarenakan memang pada tahun
tersebut Net Income (NI) dari J resources negative sehingga menyebabkan nilai
rasio ROA dan ROE juga bernilai negative (berbanding lurus).
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
Gross Profit
Gross Profit Margin=
Net Sales
Universitas Indonesia
28
seberapa besar laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan untuk tingkat penjualan
tertentu.
Net Income
Net Profit Margin=
Net Sales
40%
20%
0%
2013 2014 2015
-20%
-40%
-60%
Universitas Indonesia
29
Tabel 2
Akun
Profitabilitas J Resources
Universitas Indonesia
30
2015
60%
50%
40%
30%
%
20%
10%
0%
J Resources Darma Henwa Chifeng Jilong Antam
-10%
1.5.13 P
erbandingan Rasio Profitabilitas dengan Perusahaan Sejenis
GRafik 7 Rasio Profitabilitas J Resources
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
33
Secara umum, terjadi penurunan komposisi Aset lancar dari 11% pada tahun
2013 menjadi 8% pada tahun 2014 & 2015 dan terjadi peningkatan komposisi aset
tetap dari 2013 ke 2014 & 2015 dari 89% pada tahun 2013 menjadi 92% pada tahun
2015. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan nilai pada cash yang masuk
dimana turun dari 3% pada 2013 menjadi 1% pada 2014 & 2015. Akibat penurunan
tersebut secara nilai terjadi penurunan nilai total aset sedangkan nilai aset tidak
lancar tidak berubah.
Pada sisi liabilities komposisi kewajiban terlihat mengalami penurunan dari
68% pada 2013 menjadi 67% pada 2014 dan 62% di 2015, sedangkan komposisi
ekuitas terhadap total terjadi kenaikan komposisi dari 32% pada tahun 2013 menjadi
33% pada tahun 2014 dan 38% ditahun 2015. Kenaikan ekuitas dikarenakan adanya
tambahan capital stock dimana 1% pada tahun 2013 menjadi 7% pada tahun 2014 &
2015. Adapun penurunan komposisi liabilitas selain karena adanya tambahan modal
disisi ekutas, juga terjadi penurunan pinjaman dari pihak ketiga.
Universitas Indonesia
34
Gambar
4 Contoh Common-
Size
Komposisi laba bruto mengalami kenaikan yang sangat significan dari 4% pada
tahun 2013 menjadi 46% pada tahun 2014 dan 52% tahun 2015, karena membaiknya
efisiensi pada aspek Beban Pokok Pendapatan.. Begitupula pada Laba Tahun Berjalan
yang membaik sebesar -34% pada tahun 2013 menjadi 9% pada tahun 2014 dan 11%
pada tahun 2015.
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
b. EV/EBITDA
EV/EBITDA pada dasarnya juga mengukur hal yang sama dengan PER. Namun,
rasio ini dirasa lebih lengkap karena penggunaan EBITDA sebagai ukuran kinerja
perusahaan mampi mengatasi efek dari perubahan capital structure perusahaan
(terlihat dari interest expense) serta efek dari non-cash expense (terlihat dari
depresiasi dan amortisasi). Berikut adalah formula EV/EBITDA :
Market Cap .CashEquivalents + Preferred Equity+ Minority Interest +Total Debt
EBITDA
Universitas Indonesia
39
1,120,357,807, 1,242,390,350,0
EBITDA 27,265,549,722
480 15
Free Float
211,544,683,5 536,696,697,18
Market 98,026,084,800
60 0
Capitalization
Universitas Indonesia
40
Berdasarkan dengan data tersebut, terlihat bahwa nilai PER antara J Resources
dan Chifeng Jilong Gold Mining co. ltd cukup seimbang. Namun, dibandingkan dengan
EBITDA nya, Chifeng Jilong Gold Mining co. ltd memang menghasilkan EV/EBITDA
yang lebih tinggi dibandingkan dengan J Resources. Hal ini disebabkan walaupun
market capitalization Chifeng Jilong Gold Mining co. ltd lebih tinggi dari J Resources,
tetapi EBITDA yang dimilikinya lebih rendah dari J Resouces. Berbeda dengan J
Resources, pada tahun 2015 PT Antam, Tbk sedang mengalami laba negatif.
Berdasarkan hasil tersebut, kinerja pasar J Resources tahun 2015 sedang cukup baik jika
dibandingkan dengan peer nya.
1.5.22 Analisa Du Pont Perusahaan
1.5.23 Overview Teori Du Pont
Di dalam suatu perusahaan, ukuran ROE menjadi cukup penting karena
menggambarkan langsung pengembalian yang didapatkan oleh pemegang
saham/pemilik perusahaan. Semakin besar nilai ROE, menunjukkan perusahaan
semakin baik dalam menghasilkan profit dari setiap ekuitas dari para pemegang
sahamnya. Secara rumus dasar rasio, ROE dihitung dengan formula sebagai berikut.
Dengan kata lain, penurunan formula yang digunakan adalah sebagai berikut.
Net Income Net Income Total Sales Total Asset
= x x
Total Equity Total Sales Total Asset Total Equity
Universitas Indonesia
41
Universitas Indonesia
42
Universitas Indonesia
43
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
sudah memulai beroperasi sejak tahun 2014 dimana pada akhir tahun 2015 tambang
tersebut memiliki 388.000 Oz cadangan ore dan sebesar 573.000 Oz untuk cadangan
mineralnya. Produksi tambang Seruyung sejak tahun 2014 hingga 2015 berturut-
turut adalah sebesar 85.388 Oz dan 78.049 Oz dan merupakan lokasi tambang
dengan produksi terbesar kedua di J resources grup.
Melalui PT. Gorontalo Sejahtera Mining memiliki 3 buah lokasi tambang
yaitu, tambang Pani, tambang Bolangitang dan tambang Bulangidun yang ketiganya
berlokasi di Sulawesi.Tambang Pani saat ini telah selsai prosess studi kelayakannya
dan akan melakukan Amdal untuk kemudian dapat melakukan operasi dan
berproduksi. Pada akhir tahun 2015 tambang tersebut memiliki 126.000 Oz
cadangan ore dan sebesar 379.000 Oz untuk cadangan mineralnya. Adapun untuk
tambang Bolangitang dan Bulangidun masih dalam tahap proses Eksplorasi.
Melalui PT. Arafura Surya Alam memiliki tambang Doub yang berlokasi di
Sulawesi. Tambang Doub saat ini dalam proses dimulainya studi kelayakan untuk
kemudian diteruskan dengan Amdal dan dapat mulai beroperasi kemudian. Tambang
Doub memiliki 605.000 Oz cadangan ore dan sebesar 1.820.000 Oz untuk cadangan
mineralnya.
Tambang Penjom yang berlokasi di Malaysia dimiliki oleh J resources grup
melalui anak perusahaan J Resources Gold (UK) Ltd. Tambang Penjom mulai
berproduksi sejak tahun 1996 dimana pada akhir tahun 2015 memiliki cadangan
552.000 Oz cadangan Ore dan 1.310.000 cadangan mineral. Produksi tambang Penjom
sejak tahun 2013 hingga 2015 berturut-turut adalah sebesar 36.635 Oz, 49.931 Oz dan
36.232 Oz.
Secara keseluruhan J resources memiliki cadangan Ore yang terbukti sebesar 2
juta Oz dan ditambah estimasi 600.000 Oz untuk tambang Doub dan Cadangan mineral
keseluruhan sebesar 6 juta Oz. Total lahan kelolaan dibawah J Resources Grup adalah
seluas 81.501 Ha yang tersebar dibeberapa wilayah. Berikut adalah sebaran lokasii
tambang dibawah pengelolaan J Resources Grup.
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
Pada tahun 2013 produksi secara keseluruhan J Resources adalah sebesar 66.957 Oz
dengan pendapatan sebesar US$ 77.870.629 dengan rata-rata harga emas sebesar
US$ 1.163/Oz. Pada tahun 2014 produksi secarra keseluruhan J Resources adalah
sebesar 223.305 Oz atau meningkat sebesar 234% dengan pendapatan sebesar US$
280.174.006. Pada tahun 2015 produksi secarra keseluruhan J Resources adalah
sebesar 244.850 Oz atau meningkat sebesar 10% dengan pendapatan sebesar US$
286.591.579. Pada tahun 2016 produksi secarra keseluruhan J Resources
diproyeksikan sebesar 259.333 Oz atau meningkat sebesar 6% dengan pendapatan
sebesar US$ 303.543.195. Pada tahun 2017 produksi secarra keseluruhan J
Resources diproyeksikan sebesar 290.296 Oz atau meningkat sebesar 12% dengan
pendapatan sebesar US$ 339.785.039. Peningkatan produksi ini ditopang karena
adanya tambang Pani dan Doub yang sudah berproduksi. Pada tahun 2018 produksi
secarra keseluruhan J Resources diproyeksikan sebesar 331.360 Oz atau meningkat
sebesar 14% dengan pendapatan sebesar US$ 339.785.039. Peningkatan produksi
diatas karena produksi tambang Pani dan Doub yang sudah berproduksi mulai tinggi
produksinya.
Universitas Indonesia
49
1. Melihat data historis kondisi keuangan J Reource terutama di bagian cost of good
sold sejak tahun 2013 sampai 2016. J Resource telah menerbitkan hasil kinerja
keuangan di website resminya sampai bulan September 2016 sebagai berikut:
2016
2013 2014 2015
Maret Juni September
Revenue
280.174.00
(US$) 77.870.619 286.591.579 64.614.164 120.429.439 179.012.430
6
2. Dari tabel diatas kemudian dilakukan perhitungan nilai Gross Margin dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Universitas Indonesia
50
Gross Profit
Gross Margin=
Revenue
2016
2013 2014 2015
Maret Juni September
Gross
4,19% 46,19% 51,98% 55,24% 57,74% 57,79%
Margin
Tabel 14 Hasil Perhitungan nilai Gross Margin J Resource tahun 2013 - Sept2016
4. Dengan membuat asumsi bahwa nilai Gross Margin J Resource tetap selama 3 tahun
ke depan, yaitu sama dengan nilai Gross Margin dari data historis terakhir di bulan
September 2016 sebesar 57,79% maka dapat dihitung nilai Gross Profit dengan
mengalikan nilai Gross Margin dengan Revenue, hasilnya adalah sebagai berikut :
2016
2017 2018
September Desember
Revenue (US$)
179.012.430 303.543.195 339.785.039 387.849.106
Gross Profit
(US$) 103.443.723 175.404.792 196.347.424 224.121.618
Gross Margin 57,79% 57,79% 57,79% 57,79%
Tabel 15 Tabel Perhitungan Proyeksi Nilai Gross Profit J Resource tahun 2016 - 2018
5. Setelah mendapatkan nilai proyeksi Revenue dan gross profit, maka besar Cost of
Good Sold yang dihasilkan setiap tahun dapat diperoleh dengan mengurangkan
Gross Profit terhadap Revenue setiap tahunnya. Hasilnya adalah seperti pada tabel
dibawah ini:
2016
2017 2018
September Desember
Revenue (US$)
179.012.430 303.543.195 339.785.039 387.849.106
COGS (US$)
75.568.707 128.138.402 143.437.615 163.727.488
Gross Profit
(US$) 103.443.723 175.404.792 196.347.424 224.121.618
Gross Margin 57,79% 57,79% 57,79% 57,79%
Tabel 16 Tabel Perhitungan Proyeksi Nilai COGS J Resource tahun 2016 sampai 2018
Analisis:
Universitas Indonesia
51
Ber
dasarkan buku Financial Statement Analysis karya K.R. Subramanyam dan John J.
Wild, nilai COGS dapat diproyeksikan dengan melihat nilai Gross Margin di tahun
sebelumnya. Kami beranggapan bahwa selama dua tahun kedepan J Resource masih
memiliki kemampuan untuk menghasilkan Gross Margin yang sama dengan bulan
September 2016 lalu karena dengan dibukanya dua tambang baru di akhir tahun 2013
dan awal tahun 2014 lalu maka tingkat produksi emas J Resource selama dua tahun ke
depan masih bisa dipertahankan diatas angka 250.000 oz dan bahkan cenderung
meningkat hingga mencapai 300.000 oz di tahun 2018. Peningkatan jumlah produksi,
terutama dikontribusi dari dua tambang baru J Resource di Bakan dan Seruyung ini
tidak secara signifikan meningkatkan biaya produksi karena dua tambang ini
menggunakan teknologi baru yang menurut hasil penelitian lebih cost efficient
dibandingkan dengan teknologi lama yang digunakan di tambang-tambang J Resource
lainnya. J Resource menggunakan Metode Dynamic Heap Leach untuk fasilitas
produksi di Project Bakan dan Project Seruyung yang diyakini akan mengurangi
pemakaian bahan kimia dalam proses produksi yang akan memberi dampak positif
untuk penurunan biaya produksi dan pengelolaan lingkungan. Selain itu metode ini juga
dapat mengurangi waktu yang diperlukan dalam proses produksi. Hal ini terlihat dari
data historis hasil produksi emas J Resource di delapan tambang yang dimiliki selama
tiga tahun terakhir dan dapat diamati bahwa jumlah produksi emas meningkat sebesar
9,65% dari tahun 2014 ke 2015, yang sebagian besar diproduksi dari tambang Bakan,
Sulawesi. Akan tetapi, peningkatan jumlah produksi ini tidak disertai dengan
peningkatan biaya produksi. Pada tahun 2015, biaya produksi malah mengalami
penurunan sebesar 8,71%.
Universitas Indonesia
52
Universitas Indonesia
53
Universitas Indonesia
54
Asumsi:
Universitas Indonesia
55
dari kedua sumber dana tersebut yang kemudian dikenalah konsep WACC (Weighted
Average Cost of Capital). Adapun formula dasar dalam penghitungan WACC adalah
sebagai berikut:
Universitas Indonesia
56
Universitas Indonesia
57
e. Tax
Besarnya tariff pajak yang digunakan adalah 25% sesuai dengan besaran
pajak korporasi.
Others
Equity 317,288,267
Liability 279,005,058
WACC 8.70%
1.7.6 Analisis Free Cash Flow For Equity (FCFE) & Terminal Value
Universitas Indonesia
58
Dimana;
FCFF=EBIT ( 1tc ) + DepreciationCapexIncrease NWC
Setelah mendapat arus kas dengan rumus diatas, maka arus kas yang
didapatkan untuk FCFE didiskon sebesar cost of equity, Ke.
T
FCFE t VT
Market Valueof Equity= t
+ T
t=1 ( 1+k E ) ( 1+k E )
1.7.9 Analisis Free Cash Flow for Equity (FCFE) & Terminal Value
Universitas Indonesia
59
Untuk dapat menghitung FCFE pada tahun 2018, maka sebagaimana rumus dalam
mencari Market Value of Equity diperlukan perhitungan Terminal Value pada tahun
2018. Dalam perhitungan digunakan beberapa opsi stable growth dengan hasil
perhitungan sebagai berikut :
Untuk terminal value dengan pertumbuhan (g) = 0% maka nilai dari terminal
value adalah sebesar US$ 1.018.242.000, untuk pertumbuhan (g) = 3% maka nilai
terminal value adalah sebesar US$ 1.137.669.000, untuk pertumbuhan (g) = 5% maka
nilai dari terminal value sebesar US$ 1.289.383.000 dan untuk pertumbuhan (g) =
9,34% maka nilai dari terminal value adalah sebesar US$ 3.384.959.000.
Setelah mendapatkan nilai dari Terminal Value, maka dimasukkan dalam arus kas
untuk ekuitas sebagai berikut :
Universitas Indonesia
60
Nilai valuasi saham jika menggunakan proyeksi ditambah dengan terminal value
dengan pertumbuhan (g) = 0% adalah sebesar Rp 430/lembar saham dimana harga
saham pada tanggal 7 desember 2016 adalah sebesar Rp 254/lembar sehingga harga
saham masih dibawah valuasi, namun nilai valuasi saham jika menggunakan
proyeksi ditambah dengan terminal value dengan pertumbuhan (g) = 3% adalah
sebesar Rp 479/lembar saham dimana harga saham pada tanggal 7 desember 2016
adalah sebesar Rp 254/lembar sehingga harga saham masih dibawah valuasi.
Nilai valuasi saham jika menggunakan proyeksi ditambah dengan terminal value
dengan pertumbuhan (g) = 5% adalah sebesar Rp 542/lembar saham dimana harga
saham pada tanggal 7 desember 2016 adalah sebesar Rp 254/lembar sehingga harga
saham masih dibawah valuasi, namun nilai valuasi saham jika menggunakan
proyeksi ditambah dengan terminal value dengan pertumbuhan (g) = 9,34% adalah
sebesar Rp 1.405/lembar saham dimana harga saham pada tanggal 7 desember 2016
adalah sebesar Rp 254/lembar sehingga harga saham masih dibawah valuasi.
Universitas Indonesia
61
BAB 2
KESIMPULAN
2.1
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Z Bodie, A. Kane. A.J. Marcus dan R. Jain, 2014, Investments, Mcgraw Hill Education
Asia Global Edition, Singapore.
Universitas Indonesia
62
http://www.teguhhidayat.com/2012/03/j-resources-backdoor-listing-with.html
http://www.beritasatu.com/keuangan/17369-ganti-usaha-psab-right-issue-rp-
1-4-t.html
http://www.britama.com/index.php/2012/12/sejarah-dan-profil-singkat-psab/
Gitman, Lawrance.J, 2003. Principle of Managerial Finance, ten editions, Pearson
education, inc., United states
Darminto, Dwi P. 2011. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Prastowo, Dwi dan Juliaty, Rifka. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan.
Aplikasi. Upp. Amp YPKN. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia.
Universitas Indonesia
63
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
Universitas Indonesia