Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Penelitian ini berhubungan dengan pengembangan model pembelajaran bilingual di Pilot
Sekolah Standar Internasional (PSSI) SMK. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan
establishing the bilingual teaching model model pembelajaran bilingual di SMK di Yogyakarta.
Tempat penelitian adalah SMKN Depok 1, SMKN Depok 2, dan SMKN 1 Kalasan. Subjek penelitian
terdiri atas 6 guru dan 90 siswa SMK. Instrumen penelitian terdiri atas angket dan lembar observasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan perekaman. Teknik observasi
digunakan untuk mengetahui pelaksanaan model yang dikembangkan. Perekaman digunakan
untuk merekam model yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model imersi
parsial adalah model yang paling sesuai bagi SMK di Yogyakarta sehubungan dengan keterbatasan
penguasaan bahasa Inggris guru dan siswa.
Abstract
The research deals with developing the bilingual teaching model at vocational high schools of
the Pilot international Standard School (abbreviated as PISS). This research aims at establishing the
bilingual teaching model at vocational high school (VHS) in Yogyakarta. The setting of the research
was SMKN 1 Depok, SMKN 2 Depok, and SMKN 1 Kalasan. The subjects of the research consisted
of 6 teachers of non-English teachers and 90 students of SMK. The instruments consisted of a list of
questions for interview and observation sheets. To obtain the data, the researchers utilized interviews,
observations, and recordings. The observation technique was employed to know the implementation
of the developed model. The recording technique was utilized to record the implementation of the
developed model. In reference to the data analysis, the results show that the partial immersion
bilingual model is the most appropriate model to be implemented at VHS in Yogyakarta regarding
the limitation of the English ability of the teachers and the students.
79
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 79 - 93
80
Margana dan Sukarno: Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual...
Sebagian besar guru yang terlibat dalam tersebut, Lambert dikutip oleh Romaine (1995)
program SMK RSBI belum menggunakan mengatakan bahwa orang yang menguasai
bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dua bahasa memiliki fleksibilitas mental yang
di kelas. Sebagian besar guru SMK yang tinggi, superior dalam pembentukkan konsep,
melaksanakan program bilingual mengalami dan tingkat kamampuan mental yang lebih
kesulitan penggunaan kosakata yang sesuai diversifikasi dibandingkan dengan orang yang
dengan jurusan masing-masing, seperti hanya menguasai satu bahasa saja.
administrasi perkantoran, manajemen bisnis, Lambert dalam Romaine (1995)
akuntansi, seni pahat, dan teknik otomotif. mengatakan bahwa orang yang menguasai
Di samping itu, banyak permasalahan- dua bahasa memiliki fleksibilitas mental
permasalahan yang muncul di lapangan yang tinggi, superior dalam pembentukkan
misalnya, belum adanya modul pembelajaran konsep, dan tingkat kamampuan mental
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta yang lebih diversifikasi dibandingkan dengan
didik, belum adanya alat evaluasi berbahasa orang yang hanya menguasai satu bahasa
Inggris yang digunakan dalam program saja. May dkk (2004) mengidentifikasi
bilingual, keterbatasan penguasaan bahasa keuntungan penerapan program bilingual.
Inggris oleh guru, tidak adanya dukungan Keuntungan tersebut adalah (1) menumbuhkan
secara serius dari warga sekolah, peserta didik kepekaan metalinguistik yang mencakup
dan komite sekolah, dan minimnya fasilitas berbagai kepekaan leksikon, sintaktis,
yang ada di sekolah. fonologi, semantik, dan sebagainya, (2)
Sehubungan dengan permasalahan Menumbuhkan sensitivitas berkomunikasi,
tersebut di atas, tulisan ini membahas (3) Mengembangkan kemandirian belajar
pengembangan model pembelajaran dalam bidang ilmu yang dipelajari, dan (4)
bilingual di SMK RSBI di Daerah Istimewa menawarkan keuntungan secara kognitif.
Yogyakarta. Merujuk pada uraian di atas, program
Menurut para ahli, pengembangan pembelajaran bilingual di SMK merupakan
program bilingual di Indonesia termasuk kebijakan yang inovatif dan tepat di era global
program bilingual yang ditawarkan di SMK ini. Secara filosofis, program pembelajaran
menawarkan berbagai keuntungan. Potter, bilingual ditujukan pembentukan aditif
dkk (1984) mengatakan bahwa program bilingual (pengayaan bahasa peserta didik
bilingual tersebut mendorong peserta didik terhadap bahasa yang sudah mereka kuasai)
menghubungkan bentuk-bentuk leksikon atau substraktif bilingual (penggantian bahasa
dari dua bahasa yang diaktifkan. Hal ini akan satu dengan bahasa lain).
memperkaya kosakata kedua bahasa yang Selanjutnya, sebelum membahas
digunakan. Anderson (1985) menegaskan lebih lanjut tentang model-model program
bahwa program bilingual mendorong peserta pembelajaran bilingual, definisi program
didik mengkonstruksi skema verbal yang bilingual yang digunakan dalam makalah ini
saling bertautan di antara ke dua bahasa yang perlu diperikan guna menghindari perbedaan
digunakan. Peal dan Lambert dalam Romaine konsep. Pembelajaran bilingual, seperti
(1995) mengatakan bahwa orang yang tercermin pada istilahnya, adalah semacam
menguasai dua bahasa memiliki kemampuan pembelajaran di mana dua bahasa digunakan
yang lebih dalam menyelesaikan tes IQ baik secara kombinasi. Program bilingual ini
dalam komunikasi verbal maupun non- seringkali disebut dengan program imersi.
verbal jika dibandingkan dengan orang Anderson and Boyer dalam Romaine (1995)
yang menguasai hanya satu bahasa saja menyebutkan bahwa program pembelajaran
(monolingual). Sejalan dengan pendapat bilingual merujuk pada penggunaan dua
81
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 79 - 93
bahasa sebagai bahasa pengantar dalam yang ditentukan oleh berbagai faktor, antara
proses pembelajaran. Pengertian ini lain kurikulum yang digunakan, pedagogik,
mengimplikasikan bahwa pembelajaran jenis bahasa yang digunakan sebagai bahasa
bahasa Inggris yang hanya menggunakan pengantar, dan dominasi jumlah peserta didik
satu bahasa di kelas bukan termasuk program terhadap bahasa yang dikuasai.
kelas bilingual. May, dkk (2004) menegaskan Pada program bilingual transisi peserta
bahwa program bilingual adalah suatu didik mempelajari materi bidang studi (content
program pembelajaran yang menggunakan areas) dengan menggunakan bahasa pertama
bahasa pertama dan bahasa kedua (misalnya, terlebih dahulu. Misalnya peserta didik belajar
bahasa Inggris) sebagai bahasa pengantar pengetahuan sosial atau pengetahuan alam
untuk berbagai isi kurikulum yang digunakan. atau lainnya dalam bahasa Indonesia terlebih
Lebih lanjut, Baker and Prys-Jones (1998: dahulu kemudian mereka diperkenalkan atau
466) mendefinisikan program bilingual dilatih berbahasa asing, misalnya bahasa
sebagai sebagai suatu kebijakan penggunaan Inggris. Ketika penguasaan bahasa Inggris
bahasa pertama dan kedua sebagai media mereka dipandang telah memadai sebagai
pembelajaran untuk berbagai mata pelajaran sarana komunikasi, selanjutnya mereka
seperti Sains, Matematika, Ilmu Sosial, belajar materi bidang studi (content areas)
Humaniora dan sebagainya. Hal senada dengan menggunakan bahasa Inggris. Dalam
disampaikan oleh Holmes (1984) yang kelas baru ini, materi bidang studi semuanya
menyebutkan bahwa program pembelajaran disajikan dalam bahasa Inggris.
bilingual ditujukan untuk mempromosikan Berbeda dengan program bilingual
bilingualisme dengan menggunakan bahasa transisi, pada program bilingual maintenance,
pertama secara proposional atau penggunaan peserta didik belajar bidang studi (content
dua bahasa sebagai bahasa pengantar areas) selama masa pendidikan mereka dalam
pembelajaran untuk berbagai macam mata semuanya bahasa pertama. Selanjutnya, untuk
pelajaran. Merujuk pada pengertian ini, meningkatkan penguasaan bidang studi mereka,
pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa siswa mempelajari kemampuan akademik
asing yang menggunakan bahasa pertama di dalam bidang studi mereka dalam bahasa
samping bahasa kedua juga disebut program Inggris. Dalam pola ini, secara rancangan dan
pembelajaran bilingual. sengaja siswa tidak dibekali terlebih dahulu
Romaine (1995) mengatakan bahwa dengan keterampilan berbahasa Inggris
beberapa ahli menggunakan indikator tujuan sebagai keterampilan untuk memperdalam
dan keluaran untuk membatasi pengertian penguasaan bidang studi dalam bahasa
program pembelajaran bilingual. Jika Inggris kelak di kemudian hari. Sementara
program tersebut mentargetkan peserta didik itu, pada program pembelajaran bilingual
menjadi bilingualisme dan biliterasi (aditif pengayaan, sejumlah atau sebagian materi
bilingualisme), maka program tersebut bidang studi diajarkan dengan maksud untuk
dikategorikan sebagai program bilingual. pengayaan penguasaan pengetahuan bidang
Berdasarkan model pembelajaran studi. Dalam modus pembelajaran bilingual
bilingual, para ahli mengidentifikasi pengayaan semacam ini, materi bidang studi
program bilingual ke dalam tiga jenis, yakni diajarkan baik dengan menggunakan bahasa
transitional (transisional), maintenance ibu maupun dalam bahasa asing.
(pemertahanan), dan enrichment (pengayaan) Lebih lanjut, May, dkk (2004)
dan model tradisi (Richards-Amato, 2003). mengidentifkasi tiga dasar untuk memaknai
Dasar program merujuk pada tipe kekhasan program pembelajaran bilingual. Tiga dasar
pelaksanaan program pembelajaran bilingual tersebut adalah (1) dasar filosofi, (2) model,
82
Margana dan Sukarno: Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual...
dan (3) program. Dasar filosofi merujuk pada dalam komunikasi di kelas untuk menghadapi
pandangan atau pengertian bilingualisme. berbagai mata pelajaran di sekolah. Pengertian
Model ini dapat dideskripsikan melalui tujuan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dalam
pendidikan yang ingin dicapai. Program arti bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa
digambarkan pada karakteristik khas yang yang dipelajari stelah bahasa pertama bukan
dimiliki oleh program bilingual. Berikut di penggunaan bahasa Inggris dalam masyarakat.
sampaikan model program bilingual yang Penggunaan bahasa pertama tersebut bertujuan
dikemukakan oleh May, dkk (2004). menjembatani penggunaan bahasa kedua
Model transisional tersebut diatas dalam menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan bahasa pertama (bahasa di kelas. May, dkk (2004) mengatakan model
minoritas peserta didik) yang digunakan ini sebagai program rintisan yang hanya
sebagai pengantar pembelajaran di sekolah berlangsung dalam kurun waktu tertentu
bagi peserta didik tingkat awal. Namun dan menunjukkan keterkaitan bahasa yang
demikian, tujuan yang sesungguhnya adalah digunakan sebagai alat menguasai suatu ilmu
menggunakan bahasa kedua (bahasa Inggris) pengetahuan yang ditargetkan.
83
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 79 - 93
84
Margana dan Sukarno: Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual...
60% (bahasa kedua) - 40% (bahasa pertama), menggunakan model pembelajaran bilingual
dan 50% (bahasa kedua) - 50% (bahasa submersi.
pertama) Sehubungan dengan permasalahan
Berdasarkan uraian tersebut di atas, tersebut, model imersi sebagian atau partial
program pembelajaran bilingual di SMK immersion lebih cocok untuk digunakan dalam
bertujuan menghasilkan lulusan yang pembelajaran bilingual di SMK mengingat para
berkualitas dan memiliki daya saing di era guru dan siswa RSBI memiliki keterbatasan
global. Untuk mencapai tujuan tersebut, penguasaan bahasa Inggris. Selanjutnya,
pelaksanaan program bilingual harus model imersi sebagian memiliki berbagai
dilakukan secara sungguh-sungguh bukan tingkatan proporsi penggunaan bahasa Inggris
hanya sekedar formalitas belaka. Guru dan dan bahasa Indonesia disesuaikan dengan
peserta didik harus berkolaborasi untuk karakteristik peserta didik di masing-masing
memilih model pembelajaran yang tepat dan sekolah. Misalnya, para guru RSBI dapat
memunkinkan terjadinya penguasaan konsep- menggunakan model imersi sebagian dengan
konsep materi pelajaran dalam dua bahasa, proporsi 50 % bahasa Inggris dan 50 %
yakni bahasa pertama dan bahasa Inggris. bahasa Indonesia. Namun demikian, proporsi
Model yang digunakan dapat dikategorikan penggunaan bahasa Inggris dan bahasa
pada salah satu model tersebut di atas. Indonesia dapat pula berubah sesuai dengan
Merujuk pada kajian teori tersebut di tingkat kesulitan materi yang diajarkan,
atas, model pembelajaran di SMK RSBI, karakteristik peserta didik, dan kemampuan
idealnya menggunakan submersi, yakni guru RSBI yang ada di sekolah terkait.
penggunaan bahasa kedua atau bahasa Inggris
secara eksklusif dalam proses pembelajaran METODE
di kelas. Penggunaan bahasa Inggris secara Merujuk pada tujuan penelitian
eksklusif ini akan memacu peningkatan sebagaimana disampaikan pada Bab III,
penguasaan bahasa Inggris bagi guru RSBI penelitian ini menggunakan pendekatan riset
dan peserta didik sehingga mereka tidak dan pengembangannya. Dalam penelitian
mengalami kesulitan dalam mempelajari ini dikembangan suatu model pembelajaran
materi pelajaran yang ditawarkan dalam program bilingual di SMK RSBI berdasarkan
kurikulum dengan menggunakan bahasa studi lapangan dan kajian teoritis yang relevan.
Inggris sebagai sebagai media komunikasi. Model tersebut kemudian diuji, direvisi, dan
Namun demikian, guru RSBI dan siswa divalidasi serta disosialisasikan. Berikut
RSBI di SMK mengalami kesulitan untuk disampaikan tahapan kegiatan penelitian.
85
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 79 - 93
Subjek penelitian ini adalah 6 guru cocok bagi pelaksanaan program bilingual
bilingual (1 orang guru Matematika, 1 orang yang di SMK di Yogyakarta mengingat
guru Akuntansi, 1 orang guru Geologi, 2 keterbatasan kemampuan bahasa Inggris
orang guru guru Fisika, dan 1 orang guru yang dimiliki oleh para guru dan siswa RSBI
TIK) dan 90 orang peserta didik SMKN di SMK. Model ini memberikan keluwesan
1 Depok, SMKN 2 Depok, dan SMKN 1 bagi para guru dan siswa RSBI di SMK
Kalasan yang ditunjuk sebagai proyek RSBI. untuk menggunakan dua bahasa ketika
Pemilihan 3 sekolah tersebut karena sekolah mereka terlibat dalam proses pembelajaran
tersebut ditunjuk oleh pemerintah untuk di kelas. Dengan kata lain, para guru dan
mengembangkan program bilingual yang siswa RSBI dapat menggunakan dua bahasa
didanai oleh pemerintah dan telah mewakili secara bergantian, misalnya dari bahasa satu
5 kabupaten yang ada DIY. ke bahasa lain (bahasa Inggris ke bahasa
Instrumen penelitian berupa 2 set yang Indonesia atau sebaliknya) ketika diperlukan.
masing-masing berisi 10 daftar pertanyaan Berikut diberikan model pembelajaran
untuk wawancara. Instrumen tersebut bilingual dengan pola imersi.
diberikan kepada 6 guru dan 30 orang Model tersebut di atas didukung oleh
siswa yang berasal dari 10 orang siswa dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
masing-masing SMK. Teknik pengumpulan dengan responden terkait dengan penggunaan
data disesuaikan dengan tujuan penelitian. bahasa Indonesia dalam pembelajaran bilingual
Dalam penelitian ini, pengumpulan data di SMK sebagaimana disampaikan berikut
dilakukan dengan teknik literatur eksploratik ini. Menurut sebagian besar para guru RSBI
dan dokumentasi hasil survei awal dan SMK, penggunaan bahasa masih diperlukan
analisa kebutuhan yang diperoleh pada tahun untuk mengatasi (1) kemandegan dalam
pertama. Penerapan uji model dilakukan pada berinteraksi di kelas, (2) kebingungungan
tahun kedua dengan teknik wawancara, teknik memahami materi pelajaran yang terjadi pada
observasi, dan focus group discussion. Teknik peserta didik, (3) menjelaskan konsep terkait
rekam juga digunakan untuk mendukung dengan materi pelajaran yang disampaikan, (4)
pengumpulan data di lapangan. Analisis kesulitan istilah-istilah khusus yang muncul
data dilakukan dengan metode deskriptif- dalam materi pelajaran yang disampaikan,
kualitatif. Metode deskriftif-kualitatif ini (5) mengklarifikasi penjelasan-penjelasan
digunakan untuk mendeskripsikan hasil uji yang disampaikan dalam bahasa Inggris,
coba model di lapangan beserta kendala (6) membuat lelucon agar siswa tidak
ataupun permasalahan yang timbul dalam merasa tegang, (7) memotivasi siswa untuk
penerapan model. mengerjakan lembar kerja atau latihan-
Untuk menjaga keabsahan data latihan, dan (8) mengatasi kegaduhan kelas
dilakukan dengan (1) metode pengumpulan yang dapat menggangu siswa lain.
data ganda yang dilaksanakan melalui Selanjutnya, berdasarkan hasil
berbagai teknik, yakni observasi, wawancara, wawancara dengan peserta didik, sebagian besar
dan dokumentasi; (2) sumber data ganda, siswa mengatakan bahwa model pembelajaran
yakni data lisan, dan visual; (3) keajekan imersi parsial dapat diimplementasikan dalam
observasi, dan (4) diskusi antar peneliti. pembelajaran bilingual di SMK mengingat
sebagian besar siswa masih mengalami
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN kesulitan dalam menggunakan bahasa Inggris
Model pembelajarn bilingual imersi sebagai pengantar dalam pembelajaran
sebagian atau yang dikenal dengan partial bilingual. Di samping itu, menurut peserta
immersion merupakan model yang paling didik sebagian besar guru bilingual belum
86
Margana dan Sukarno: Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual...
87
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 79 - 93
menggunakan bahasa Inggris secara ekslusif. dalam proses belajar mengajar di kelas
Berikut disampaikan hasil wawancara yang bilingual. Oleh karena itu, model imersi
dilakukan oleh peneliti dengan siswa. parsial sebagaimana diajukan lebih cocok
Peneliti : Menurut Anda, apakah para dalam pembelajaran bilingual di SMK.
guru menggunakan bahasa Untuk memberikan gambaran
Inggris secara eksklusif ketika pelaksanaan model pembelajaran bilingual
mereka menyampaikan materi dengan pola imersi sebagian atau partial
pelajaran? immersion di SMK berikut disampaikan
Siswa : Tidak. Hanya beberapa guru yang contoh implementasi model imersi sebagian
menggunakan bahasa Inggris atau yang dikenal partial immersion yang
sebagai bahasa pengantar. Itupun tergambarkan mulai membuka pelajaran
terbatas pada pembukaan dan sampai dengan menutup pelajaran.
penutupan. a. Membuka pelajaran
Peneliti : Apakah Anda setuju jika semua (1) T : Good morning, students.
siswa diharuskan menggunakan S : Good morning, maam.
bahasa Inggris di kelas secara T : How are you, today?
ekslusif? Ss : We are fine, maam, thank you.
Siswa : Tidak. Jika itu terjadi, saya tidak How are you maam?
masuk kelas karena saya tidak T : Fine, thanks.
bisa bahasa Inggris. S : Mom, excuse me. We havent
prayed.
Merujuk pada hasil diskusi dengan 22 T : O, ya. OK, who will lead the
orang guru SMK RSBI yang ada di Daerah prayer? Siapa yang mimpin,
Istimewa Yogyakarta termasuk guru SMKN doa?
2 Wonosari, SMKN 2 Depok, SMKN 1 S : Me, maam
Kalasan, SMKN 1 Depok, SMKN 1 Pengasih, T : Yes, please.
SMKN 4 Yogyakarta, dan SMKN 2 Sewon S : Before we start our study, lets
yang didampingi oleh seorang dosen bahasa pray together. Pray.. please. Thank
Inggris sebagai pakar pengembangan model you.
bilingual, model pembelajaran bilingual
imersi parsial merupakan model pembelajaran Data tersebut di atas menunjukkan
bilingual yang sesuai untuk dijadikan model bahwa guru dan siswa RSBI menggunakan
pembelajaran di SMK RSBI di Yogyakarta. bahasa Inggris ketika mereka membuka
Model pembelajaran tersebut lebih bersifat pelajaran. Dalam hal ini, penggunaan bahasa
fleksibel terkait dengan penggunaan bahasa Inggris digunakan lebih dominan dibandingkan
Inggris dan bahasa Indonesia mengingat penggunaan bahasa Indonesia.
sebagian besar guru SMK RSBI belum
memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang b. Mereview pelajaran sebelumnya
tinggi. Mereka mengatakan bahwa mereka (2) T : What did we learn last week?
memiliki keterbatasan dalam penguasaan Apa yang kita pelajari minggu,
kosakata, struktur/tatabahasa, pengucapan, lalu.
pengejaan, pemahaman teks-teks bahasa S : Financial statement and closing
Inggris, dan berbahasa Inggris. Di samping entries, maam.
itu, sebagian siswa kelas RSBI juga masih T : OK. Before we start to study,
mengalami kesulitan dalam menggunakan lets review what we have learnt
bahasa Inggris sebagai alat komunikasi before, ya. There are four kinds of
88
Margana dan Sukarno: Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual...
89
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 79 - 93
90
Margana dan Sukarno: Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual...
senin dan selasa untuk tahun 2007 dalam bahasa Indonesia, income
yang akan dibayar 2008. Sampai di summary apa ya?
sini dulu dong belum? S : Ikhtisar laba rugi.
S : Dong.. T : Ok. So, the closing entries is income
T : O k. H o w do w e ad jus t this summary debet, insurance expense
transaction? Siapa yang mau credit four hundred thousand
coba? Who will try to make the rupiahs. And this is the reversing
adjusting entries? Nah, kalau sudah entries, ya. Reversing entries we
bicara tentang penyesuaian, closing made at the beginning next period,
entries, reversing entries, harus ya. Reversing entries dibuat pada
bermain logika. Harus diorek-orek awal periode berikutnya. So, when
dulu. Siapa mau coba menghitung our period is end at thirty one
dulu? Anita fajari, please try to do December, so the reversing entries
on the board! Only for a. Who can will made in or at January 2008.
do for a? Sri? Ok? Please. Ok. So, what we reverse? Apa yang
dibalik? Not closing entries, but the
g. Menjelaskan istilah-istilah tertentu adjusting entries. So, the adjusting
Penggunaan bahasa Indonesia juga entries that we made is insurance
dilakukan oleh guru RSBI ketika mereka expense debet, prepaid insurance
menjelaskan istilah-istilah khusus yang credit. You can see this? Ok?
digunakan dalam mata pelajaran terkait. Lihat S : Ok.
contoh berikut.
(7) T : Ok, go on. And then, at the end of a h. Mengklarifikasi jelas dan tidaknya
period, we must make an adjustment penyampaian isi materi
to count how much for the prepaid Para guru RSBI di SMK juga
or the expense that will be expired. menggunakan dua bahasa, yakni bahasa Inggris
Atau dalam bahasa Indonesia, dan bahasa Indonesia untuk mengklarifikasi
jatuh tempo. Ok. For the profit apakah isi materi yang disampaikan dapat
loss approach, we must make an diterima oleh siswa. Berikut disampaikan data
adjustment debet, prepaid insurance pendukung untuk tujuan tersebut.
and credit insurance expense. Can (9) T : Ok. So, first of all, we must know
you explain why we record for the regulation or the method that the
eight hundred thousand rupiahs for company choose. Ya. Yang pertama,
adjustment? Siapa yang dapat hal-hal yang berhubungan dengan
menjelaskan, kenapa delapan ratus upah, atau wage expense. Pelajari
penyesuaiannya? ini baik-baik, pay attention. Gaji
S : Because the prepaid insurance dibayarkan pada sabtu kedua dan
is four months, from September sabtu keempat untuk periode dua
to December. So, the insurance mingguan pada setiap akhir dua
expense must decrease by four minggu. Dong belum ini? Do you
hundred thousand rupiahs. understand?
S : Belum..
(8) T : Ok..Yes. And still at the end of T : Ada perusahaan membayar gaji.
period. Masih di akhir periode. We Dong belum?
must close with closing entries of S : Dong..
expense in income summary. Di
91
JURNAL KEPENDIDIKAN, Volume 41, Nomor 1, Mei 2011, Halaman 79 - 93
92
Margana dan Sukarno: Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual...
93