Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study describes the global environmental regime in the middle of the struggle
between the anthropocentric and ecocentric paradigm. By reason of the fulfillment of
human needs-paced dynamic and complex in modern industrial and developmental
paradigm, the acts of injustice and arbitrary environmental and natural resource find
justification argument. The exploitation of natural resources and the environment as an
inevitable consequence of industrialism and developmental paradigms. Earth and
environment has lost its existence and rights are essential in terms of ecology and
ecosystems. Understand the debate between anthropocentric with ecocentric paradigm.
How to manage the environment in order to be able to walk hand in hand with
industrialization projects. What is the best solution to bridge both understand the need
to apply the material and a deepening understanding of the importance of environmental
sustainability continues. This study used a qualitative research method description.
Secondary data obtained through the study of the documentary, through magazines,
newspapers, books and other resources related to this research topic.
implementasi rezim ini terdiri dari area riset interdisipliner dalam politik
tahap pertukaran data dan informasi, dan lingkungan ini.
analisis data, serta penilaian terhadap
proses implementasi yang telah b. Antroposentris Versus
dilakukan oleh negara anggotanya.5 Ekosentris
Penulis mencoba
B. Rumusan Masalah membandingkan pendapat kedua kubu
Bagaimana posisi global tersebut dalam tabel 1, sebagaimana
environmental regime di tengah terlampir.
perdebatan Antroposentris versus
ekosentris? D. Metode Penelitian
a. Metode dan Cara Penelitian
C.Kerangka Teori Metode yang digunakan dalam
a. Global environmental Regime penelitian ini adalah metode penelitian
Kajian politik lingkungan global kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor,
dimulai pada akhir 1960an hingga awal metode penelitian kualitatif ialah
1970an.6 Saat ini kajian politik prosedur penelitian yang menghasilkan
lingkungan hidup ini berada dibawah data deskriptif berupa kata-kata tertulis
disiplin ilmu politik, dimana ia atau lisan dari orang-orang dan perilaku
menganalisa tentang peran negara, yang dapat diamati. (Lexy Moleong,
lembaga-lembaga internasional, 1989). Metode Deskriptif adalah suatu
ekonomi politik global, kekuasaan metode dalam meneliti status
global, norma dan ideologi, dan teori- sekelompok manusia, suatu obyek,
teori hubungan internasional. Beberapa suatu set kondisi, suatu sistem
ahli melihat inti dari kajian politik pemikiran ataupun suatu sistem
lingkungan ini adalah pada kajian pemikiran ataupun suatu kelas
literatur atas negara dan tata kelola peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
global. Beberapa ahli yang lain melihat dari penelitian deskriptif adalah untuk
bahwasanya politik lingkungan hidup membuat deskripsi, gambaran atau
ini melekat pada teori hubungan lukisan secara sistematis, faktual, akurat
internasional dari rezim-rezim mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
lingkungan. Ada juga yang hubungan antar fenomena yang
beranggapan bahwa politik lingkungan diselidiki.7
hidup mempelajari dampak ekologi dari Dalam metode ini peneliti
ekonomi global, seperti politik berusaha untuk mendeskripsikan
pertumbuhan, perdagangan, korporasi, tentang posisi global environmental
finansial dan konsumsi. Meskipun Rezim ditengah perdebatan antara
banyak pendapat para ahli dan beragam paham Antroposentrisme dengan
riset yang menggunakan perspektif Ekosentrisme. Dengan data data yang
politik lingkungan hidup, Dauvergne tersedia peneliti menganalisa tentang
menegaskan bahwa sumbangan dan keadaan yang terjadi.
kontribusi utama dari kajian politik
lingkungan hidup ini adalah meluasnya b. Teknik Pengambilan Data
Penelitian ini dilakukan dengan
penelitian dokumen . Penelitian
5 Ibid
6 Dalam Handbook of Global Environmental 7 Moh. Natsir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia,
9 Ibid, hal.409
10 Ibid
bantuan tidak disalurkan untuk penyakit kaki dan mulut dan tidak
pengembangan bioteknologi sebagai populernya pertanian bioteknologi
suatu teknologi baru yang dianggap dalam masyarakat. Sungguh ironi
mampu menuntaskan berbagai masalah. memang, dimana negara-negara
Sebaiknya prioritas lebih diberikan bagi dibelahan bumi selatan yang diklaim
upaya-upaya mendorong penelitian dan memiliki lahan yang subur harus
proyek-proyek pengembangan sistem mersakan kekecewaan yang besar akibat
dan praktek lingkungan maupun dari kebijakan yang tidak berpihak pada
pertanian yang berbasis masyarakat. lingkungan. Ini menunjukkan bahwa
Sejauh ini bantuan yang diberikan gerakan ekosentris tergilas oleh paham
relatif kecil. Alasannya sekalipun teknosentris. Mau tidak mau negara-
Pertanian berkelanjutan mungkin baik negara pertanian menurut saja dan
secara ekologis, namun mengikuti aturan main yang sudah
produktivitasnya dianggap kurang ditetapkan.
mencukupi. Alasan ini hanya praduga Berbeda dengan rezim ozon,
yang tidak terbukti sebagaimana dimana rezim ini merupakan salah satu
dituduhkan ketika metode Revolusi rezim yang sangat berhasil dari
Hijau diterapkan, karena terdapat bukti kerjasama internasional pada
bahwa sebenarnya pertanian ekologis lingkungan hidup. Rezim ozon memuat
pun mampu menghasilkan tingkat persetujuan internasional untuk
panenan yang tinggi. memotong dan pada akhirnya
Sejak berdirinya UNCED menghentikan produksi CFC dan
(United Nation Conference on Environment dengan demikian bermaksud
and Development), hanya terdapat menghentikan kerusakan lapisan ozon
sejumlah kecil gerakan resmi yang yang telah terjadi dalam dekade
terkoordinasi pada tingkatan global belakangan ini. Beberapa rezim lainnya
untuk menghapuskan pertanian yang kurang berhasil disebabkan karena
mengandalkan asupan-asupan kimia kurang komitmen yang memadai dan
maupun untuk mengembangkan kerjasama yang nyata dari negara-
pertanian berkelanjutan, kendati terjadi negara yang berpartisipasi12 .
peningkatan permintaan yang sangat Kondisi semakin parah ketika
besar dari masyarakat atas produk paradigma globalisasi semakin keras
pangan organik. Sebagai akibat gaungnya. KTT bumi yang
kurangnya dukungan, pertanian dilaksanakan pada saat globalisasi
berkelanjutan saat ini tetap hanya dimana liberalisasi ekonomi juga
semacam anekdot. Satu perkembangan semakin pesat perkembangannya. Hal
positif saat ini adalah perubahan ini nampak ketika jargon pembangunan
kebijakan di sejumlah negara Eropa berkelanjutan yang digagas di Rio
terutama Jerman, yang lebih mengarah hingga ke Johannesburg harus bersaing
pada pengembangan pertanian organik. kuat dengan paradigma globalisasi,
Hal ini dilatarbelakangi oleh akibat summit to summit pun hanya terkesan
yang timbul dari rentetan persoalan sebagai simbolic statement yang kental
yang terkait dengan pertanian dengan nuansa politis, disamping
konvensional, pertanian dan operasionalisasinya tetap dimatangkan
pengembangn ternak dengan biotek,
yang diantaranya meliputi : Persoalan 12 P.M Haas,. et.al, (eds), Institutions for The
BSE (energi ramah lingkungan), Earth, MIT Press, Cambridge, 1993, hal. 34
18 UNDP, Human Development Report 1992, 19 Laporan Komisi Dunia Untuk Lingkungan dan
Oxford University Press, New York, 1992, hal 13 Pembangunan, Hari Depan Kita Bersama, PT Gramedia,
Jakarta, 1988, hal 114
F. Kesimpulan
20 Brown, Lester R, Dkk, Masa Depan Bumi,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1993, hal.469
Dengan sedikit optimis tulisan teknologi bersih bagi diri mereka sendiri
ini mencoba untuk memperkecil gap maupun bagi negara berkembang, serta
yang ada, karena pada hakekatnya menurunkan pola-pola dan tingkat
persaingan antara paham antroposentris permintaan mereka (konsumerisme)
dan ekosentris masih akan terus yang cenderung merusak lingkungan.
berlanjut. Berbagai gerakan yang pro Dalam hal ini setidaknya negara
lingkungan yang diwakili oleh rezim berkembang memiliki sedikit bargaining
lingkungan hidup semakin lama position : Tanpa kerjasama mereka, maka
mengalami metamorfosis dan akhirnya tidak akan ada disana tawar menawar
menemukan corak baru yang lebih global untuk mengurangi emisi
ekonomistik. Rezim perdagangan yang karbondioksida atau perlindungan
membungkus jargonnya dalam terhadap keanekaragaman hayati dan
perdagangan yang lebih hijau, telah hutan-hutan dunia. Harga dari
memenangkan kompetisi di arena kerjasama itu adalah berupa uang yang
internasional. Mau tidak mau negara jumlahnya sangat banyak, yang tidak
negara berkembang mengikuti game banyak bagi lingkungan, tetapi juga
yang di buat oleh rezim tersebut. bagi pembangunan, yaitu pembangunan
Munculnya tata kelola yang berkelanjutan.
lingkungan global, di mana PBB Dengan demikian kemiskinan
mengambil bagian penting di dalamnya, dapat diatasi dengan mengubah cara
menjadi subyek perdebatan yang cukup mencapai pertumbuhan ekonomi. Cara
besar. Singkatnya, KTT lingkungan PBB meningkatkan pendapatan tidak boleh
dapat diartikan dalam dua cara yang lagi hanya lewat jalur ekonomi, tetapi
saling bertentangan. Pertama, mereka lewat jalur sosial dan lingkungan.
dapat dilihat sebagai tindakan Artinya faktor biaya lingkungan dan
diplomasi global, dalam hal ini mereka sosial harus masuk ke biaya produksi,
telah melayani beberapa fungsi penting. karena selama ini biaya lingkungan dan
Atau dari sikap lingkungan yang sosial dipikul oleh rakyat. Inilah bentuk
radikal, mereka dapat dinilai sebagai baru ekonomi pembangunan yang di
cara di mana kapitalisme bisa lepas dari sebut sebagai ekonomi berkelanjutan.
krisis lingkungan melalui pengelolaan Dengan mengacu pada hal tersebut
teknis dari lingkungan dan penggunaan diatas diharapkan bahwa gerakan
pasar. Sementara struktur pemerintahan lingkungan menjadi enteng dalam
telah dibuka oleh keterlibatan PBB memasukkan nilai-nilai
dengan pembangunan berkelanjutan, environmentalisme untuk
khususnya di tingkat internasional, menggantikan nilai-nilai dasar yang
struktur ini terus beroperasi dalam menjadi penyebab kerusakan
proses tata kelola. Diferensial kekuasaan lingkungan.
politik dan ekonomi dalam hal ini, baik
pada tingkat internasional atau tingkat DAFTAR PUSTAKA
lokal, membatasi kemampuan aktor
untuk terlibat secara efektif dalam Baiquni, M dan Susilawardani,
mempromosikan pembangunan Pembangunan yang tidak
berkelanjutan. Berkelanjutan Refleksi Kritis
Hanya kesadaran dari negara Pembangunan Indonesia,
maju sangat diharapkan untuk Transmedia Global Wacana,
mengurangi emisi, mengembangkan Yogyakarta, 2002
Lampiran
Table Perbandingan Perspektif
21 N Myers, and Simon, J.L, Scarcity or Abundance? A debate on Environmen, Norton, New York, 1994, hal.65
22 Robyn Eckersley, Environmentalism and Political Theory ; Towards an Ecosentric Approach, UCL Press, London, 1992,
hal.185