You are on page 1of 26

Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

MASA DEPAN INDONESIA:


KAJIAN PERADABAN
Adian Husaini
Universitas Ibnu Khaldun, Bogor Jawa Barat

Abstract

This study will focus on the Islamic culture development in Indonesia and Malay
nations in general. By seeing the history data, can be found that there were relation
between Islam and Malay culture, so from the language problem, tradition up to the
culture system, Malay could not be separated from Islam.
In Indonesian context, as can be separated part from Malay Nations, the relation
of Islam with the Indonesian development was very tight. Though there was dynamic
and debating fiercely among the nation founders, about the foundation of the nation,
but most of all agreed that Indonesia could not be released from the Islamic world
view. However, when there was general tendency of politician that wanted to release
this nation from Islamic morality foundation, so the general condition of this nation
becoming worse and weaker.
For that, the writer concluded in order that Indonesia did not fall down to be
bad nation, the morality foundation and Islamic constitution needed to be lived and
strengthen in Indonesian politic. Of course it needs strong and never ended struggling.
It is better to take the example of Salahuddin Al-Ayyubi who won the Salib war
respectively and still gave appreciation to the nations elements.

Key words: Melayu culture, the relation of religion and nation, Islamic syariat,
non-Moslem.

63
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

pokok dalam suatu peradaban (civi-


lization). Agama, kata mereka, adalah
faktor terpenting yang menentukan
karakteristik suatu peradaban. Sebab
itu, Bernard Lewis, menyebut pera-
daban Barat dengan sebutan Chris-
Rasulullah saw bersabda: Apa- tian Civilization, dengan unsur uta-
bila umatku sudah mengagungkan dunia ma agama Kristen. Samuel P. Hun-
maka akan dicabutlah kehebatan Islam; tington juga menulis: Religion is a
dan apabila mereka meninggalkan aktivitas central defining characteristic of
amar maruf nahi munkar, maka akan civilizations. Menurut Christopher
diharamkan keberkahan wahyu; dan apa- Dawson, The great religions are the
bila umatku saling mencaci, maka jatuhlah foundations of which the great
mereka dalam pandangan Allah. civilizations rest. Di antara empat
peradaban besar yang masih eksis Is-
Islam dan Peradaban Melayu lam, Barat, India, dan Cina, menurut
Banyak cendekiawan merumus- Huntington, terkait dengan agama Is-
kan bahwa agama merupakan unsur lam, Kristen, Hindu, dan Konghucu. 1

64
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

Peradaban-peradaban kuno, literature, and government. 3


seperti Mesopotamia dan Mesir Kuno Pakar sejarah Melayu, Prof. Syed
juga menempatkan agama sebagai Muhammad Naquib al-Attas, menye-
unsur utama peradaban mereka. butkan bahwa dalam perjalanan
Marvin Perry mencatat: sejarah peradaban Melayu, keda-ta-
ngan Islam di wilayah kepulauan Mela-
Religion lay at the center of Mesopo-
yu-Indonesia merupakan peristiwa
tamian life. Every human activity -
terpenting dalam sejarah kepulauan
political, military, social, legal, literary,
tersebut. (the coming of Islam seen from
artistic - was generally subordinated
the perspective of modern times was the
to an overriding religious purpose.
most momentous event in the history of
Religion was the Mesopotamians frame
the Archipelago). Bahasa Melayu yang
of reference for understanding nature,
kemudian menjadi bahasa pengantar di
society, and themselves; it dominated
kepulauan Melayu-Indonesia (the Ma-
and inspired all other cultural
lay-Indonesian archipelago) merupa-kan
expressions and human activities. 2
bahasa Muslim kedua terbesar yang
digunakan oleh lebih dari 100 juta jiwa.4
Dalam tradisi peradaban Mesir
Sebab itu, Melayu kemudian
Kuno, agama menempati peranan
menjadi identik dengan Islam. Sebab,
yang sangat penting:
agama Islam merupakan unsur
terpenting dalam peradaban Melayu.
Religion was omnipresent in Egyptian
Islam dan bahasa Melayu kemudian
life and accounted for the outstanding
berhasil menggerakkan ke arah
achievements of Egyptian civilization.
terbentuknya kesadaran nasional.
Religious beliefs were the basis of
Al-Attas mencatat masalah ini:
Egyptian art, medicine, astronomy,

1
Samuel P. Huntington, Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, (New
York: Touchtone Books, 1996), 47; Bernard Lewis, Islam and the West, (New York: Oxford
University Press, 1993).
2
Marvin Perry, Western Civilization A Brief History, (New York: Houghton Mifflin
Company, 1997), 9.
3
Ibid, 15
4
Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, (Kuala Lumpur: ISTAC,
1993), 169-179. Angka 100 juta itu disebut al-Attas pada tahun 1969, saat ia menerbitkan
bukunya Preliminary Statement on a General Theory of Islamization of the Malay-Indonesian
Archipelago. Tahun 2007, jumlah Muslim di kepulauan itu sudah lebih dari 200 juta jiwa.
Penduduk Muslim Indonesia sahaja, ada sekitar 180 juta jiwa.

65
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

Together with the historical factor, orang-orang Melayu dan (2) masuk
the religious and language factors Islam.
began setting in motion the process Berangkat dari pentingnya
towards a national consciousness. It peranan agama dalam suatu perada-
is the logical conclusion of this ban, maka dapat dijelaskan, bahwa
process that created the evolution of tanda-tanda kehancuran suatu pera-
the greater part of the Archipelago daban dapat dilihat sejauh mana unsur
into the modern Indonesian nation utama (agama) dalam pera-daban
with Malay as its national tersebut tetap terpelihara de-ngan baik.
language The coming of Islam Jika agama yang menjadi pondasi
constituted the inauguration of a new utama peradaban itu sudah rusak,
period in the history of the Malay- maka dapat diartikan, pera-daban itu
Indonesian Archipalego 5 telah mengalami satu perubahan yang
signifikan. Mungkin peradaban itu
Kamus Dewan yang diterbitkan tinggal hanya nama. Tetapi,
oleh Dewan Bahasa dan Pustaka, hakikatnya, peradaban terse-but sudah
Kementerian Pendidikan Malaysia, rusak atau sudah hancur. Identitas
Kuala Lumpur, 1989, juga menegas- Melayu dengan Islam inilah yang di era
kan keidentikan antara Islam dengan globalisasi saat ini, sedang menghadapi
Melayu. Disebutkan, bahwa istilah tantangan yang sangat besar bagi
masuk Melayu mempunyai dua masyarakat Muslim Melayu.6
arti, yaitu (1) mengikut cara hidup

5
Ibid, 178.
6
Globalisasi mempunyai banyak aspek yang perlu dikaji. Globalisasi bukan hanya
melahirkan ketimpangan global di bidang politik dan ekonomi, tetapi, menurut S.M. Idris,
presiden Consumer Association of Penang (CAP), globalisasi merupakan ancaman yang sangat
serius terhadap kaum Muslim. (Globalization poses a serious threat to Muslims. It not only brings
about economic exploitation and impoverishment, but also serious erosion of Islamic beliefs, values, culture,
and tradition). Jadi, kata SM Idris, globalisasi bukan hanya mempraktikkan eksploitasi ekonomi
dan pemiskinan, tetapi juga mengikis keyakinan, nilai-nilai, budaya, dan tradisi Islam.
Kapitalisme global mempromosikan nilai-nilai individualisme, materialisme, konsumerisme,
dan hedonisme. Paham paham itu jelas langsung menusuk jantung ajaran Islam. Pasca Perang
Dingin, menurut SM Idris, satu-satunya kekuatan yang tersisa yang mampu memberikan
tantangan terhadap proyek Globalisasi adalah dunia Islam. Ekonomi Cina dan Hindu,
tampaknya cenderung mengintegrasikan diri ke dalam ekonomi global, walaupun hal itu
akhirnya akan menghancurkan identitas peradaban mereka. (S.M. Idris, Globalization and the
Islamic Challenge, (Kedah: Teras, 2001), hal. 3-9. Lihat juga, Walden Bello, Dark Victory: The United
States, Structural Adjustment and Global Poverty, (London: Pluto Press, 1994), hal. 51).

66
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

Al-Quran dan Kehancuran kepada orang-orang yang hidup


Peradaban mewah di negeri itu (supaya men-
taati Allah), tetapi mereka melaku-
Beberapa ayat al-Quran mem- kan kedurhakaan dalam negeri itu,
berikan penjelasan tentang kehan- maka sudah sepatutnya berlaku
curan suatu bangsa. Penjelasan al- keputusan Kami terhadap mereka,
Quran ini sangatlah penting untuk kemudian Kami hancurkan negeri itu
menjadi pelajaran, khususnya bagi sehancur-hancurnya. (QS al-Isra:
kaum Muslimin, agar mereka tidak 16)
mengulang kembali tindakan-tinda-
kan yang dilakukan oleh umat Ayat-ayat dalam al-Quran yang
terdahulu, yang dapat menghan- menjelaskan tentang kehancuran
curkan peradaban mereka. suatu negeri itu bercerita, bahwa
Allah SWT berfirman: kehancuran suatu kaum berhu-
bungan dengan hal-hal: (1) sikap
Andaikan penduduk suatu wilayah kaum yang melupakan peringatan
mau beriman dan bertaqwa, maka Allah SWT, sehingga mereka lupa diri
pasti akan Kami buka pintu-pintu dan hidupnya dihabiskan untuk
barokah dari langit dan bumi. Tetapi sekedar mencari kesenangan demi
mereka mendustakan (ajaran-ajaran kesenangan (hedonisme). Hal ini juga
Allah), maka Kami azab mereka, disebutkan dalam al-Quran surat at-
karena perbuatan mereka sendiri Taubah ayat 24. (2) tindakan elite-
(QS Al Araf:96) elite atau pembesar masyarakat yang
Maka apabila mereka melupakan melupakan Allah SWT dan membuat
peringatan yang telah diberikan kerusakan di muka bumi. Apabila di
kepada mereka, Kami pun membu- dalam suatu peradaban sudah tam-
kakan semua pintu-pintu kesenangan pak dominan adanya para pembesar,
untuk mereka; sehingga apabila tokoh masyarakat, orang-orang kaya
mereka bergembira dengan apa yang yang bergaya hidup mewah, atau
telah diberikan kepada mereka, Kami sesiapa saja yang bermewah-mewah
siksa mereka dengan tiba-tiba dalam hidupnya, maka itu pertanda
(sekonyong-konyong), maka ketika kehancuran peradaban itu sudah
itu mereka terdiam dan berputus asa. dekat.
(QS al-Anam:44). Akan tetapi, dari kedua hal ter-
Dan jika Kami hendak membinasakan sebut, inti dari kehancuran pera-
suatu negeri, maka Kami perintahkan daban atau bangsa, adalah kehan-

67
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

curan iman dan kehancuran akhlak. pa Firaun, Namrudz, dan sebagai-


Apabila iman kepada Allah SWT nya. Di masa Rasuullah saw, kaum
sudah rusak, maka secara otomatis Muslim yang jumlahnya sangat besar
pula akan terjadi pembangkangan dan berlipat-lipat daripada kaum
terhadap aturan-aturan Allah SWT. kuffar, hampir saja dikalahkan da-
Rasulullah saw berkata: lam Perang Hunain (QS at-Taubah:
Apabila perzinahan dan riba sudah 25).
melanda suatu negeri, maka pendu- Sejarah juga mencatat, bagai-
duk negeri itu telah menghalalkan mana Peradaban Islam di Spanyol
turunnya azab Allah atas mereka yang sangat agung dan sudah ber-
sendiri. (HR Thabrani dan al- tahan selama 800 tahun (711-1492)
Hakim). dapat dihancurkan dan akhirnya
kaum Muslimin dimusnahkan dari
Dalam sejarah manusia, berba- bumi Spanyol. S.M. Imamuddin me-
gai kehancuran peradaban di muka nyebutkan beberapa faktor penyebab
bumi sudah begitu banyak terjadi. kehancuran peradaban Islam di
Dan Allah SWT menganjurkan kaum Spanyol. Yang terpenting adalah
Muslimin agar mengambil pelajaran adanya perpecahan dan kecem-
(hikmah) dari peristiwa-peristiwa buruan antar suku. Bahkan ada bebe-
sejarah tersebut. Maka berjalanlah di rapa penguasa Muslim di Spanyol,
muka bumi dan perhatikanlah bagai- seperti Mamun dari Toledo dan
mana hasilnya orang-orang yang men- Dinasti Nasrid, mendapatkan kekua-
dustakan (rasul-rasul Allah SWT) (QS saan dengan bantuan kekuatan
an-Nahl:36) Kristen untuk menghancurkan ke-
Sebagai misal, Kaum Ad, telah kuatan Muslim lainnya. 7 Sejarah
dihancurkan oleh Allah SWT karena jatuhnya Palestina ke tangan Zionis
berlaku takabbur dan merasa paling Yahudi juga boleh dijadikan pela-
berkuasa dan paling kuat. Mereka jaran bagi kaum Muslimin. Bagai-
merasa tidak ada lagi yang dapat me- mana suatu kaum yang minoriti dari
ngalahkan mereka, sehingga mereka segi jumlah dapat mengalahkan
berkata: Siapa yang lebih hebat kekua- kaum Muslim yang sangat besar.
tannya dari kami? (QS Fusshhilat:15). Kehancuran dan kejatuhan ber-
Begitu juga kehancuran yang menim- bagai kaum, negeri, bangsa, dan

S.M. Imamuddin, A Political History of Muslim Spain, (Pakistan: S.M.


7

Shahabuddin,1969), 321-323.

68
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

peradaban, inilah yang sepatutnya Perdebatan tentang hubungan


direnungkan secara mendalam dan agama- negara
sungguh-sungguh oleh kaum Musli-
min, khususnya para ulama dan cen- Sejak awal berdirinya, Indo-
dekiawan Muslim di wilayah Pera- nesia (Negara Kesatuan Republik
daban Melayu. Apakah gejala-gejala Indonesia/NKRI) telah memandang
kehancuran suatu negeri atau pera- dan mengakui, bahwa agama adalah
daban seperti yang disebutkan dalam faktor penting dalam NKRI. Sebelum
al-Quran dan pernah terjadi dalam kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus
sejarah manusia sudah ditemukan 1945, telah terjadi debat yang sangat
dalam wilayah peradaban Melayu? keras di antara tokoh-tokoh pejuang
Kalau gejala-gejala itu sudah ada, kemerdekaan tentang kedudukan
bagaimana cara menghindarkannya? agama di dalam negara yang mer-
Yang jelas, jatuh bangunnya deka.
suatu peradaban, pada dasarnya Para tokoh Islam ketika itu,
tergantung pada kondisi manusia- mengusulkan suatu bentuk negara
manusia dalam peradaban itu sen- agama (bukan teokrasi); di mana
diri. 8 Kekalahan dan kehancuran Islam ditempatkan sebagai dasar
suatu peradaban adalah disebabkan negara; setidaknya Islam menjadi
oleh tindakan mereka sendiri, yang agama resmi negara. Pihak lain, yang
menciptakan kondisi layak kalah dikenal sebagai golongan nasionalis-
(al-qabiliyyah lil-hazimah). Allah SWT sekular menolak usulan itu. Pihak
menegaskan: Komunis dan minoritas lainnya, ti-
dak secara resmi mengemukakan
Yang demikian itu karena Allah pandangan dan pendiriannya. Akhir-
sekali-kali tidak akan mengubah nya, setelah melalui perdebatan yang
nikmat yang telah dianugerahkan-Nya sangat keras, pada 22 Juni 1945,
kepada suatu kaum, sampai mereka disepakatilah rumusan Dasar Negara
mengubah apa yang ada pada diri Indonesia yang kemudian dikenal
mereka sendiri. (QS al-Anfal:53). dengan nama Piagam Jakarta. Sa-

8
Ada baiknya merenungkan kembali perdebatan tentang ciri-ciri manusia Indonesia
yang diangkat oleh Mochtar Lubis dalam ceramahnya di TIM, 6 April 1977. Diantara ciri-
ciri umum manusia Indonesia, menurut Mochtar Lubis, ialah: munafik, enggan
bertanggung jawab, berjiwa feodal, masih percaya takhayul, lemah karakter, cenderung
boros, suka jalan pintas, dan sebagainya. (Lebih jauh, lihat, Mochtar Lubis, Manusia
Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001).

69
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

lah satu isinya yang penting adalah secara tegas menyampaikan aspirasi
poin pertama dari Pancasila yang Kristen, tetapi mempertanyakan, bila
berbunyi: Ketuhanan, dengan kewa- syariat Islam diwajibkan pada peme-
jiban menjalankan syariat Islam bagi luknya, maka mereka harus mening-
pemeluk-pemeluknya. galkan hukum adat yang sudah
Di Indonesia, banyak pan- diterapkannya selama ini, seperti di
dangan yang salah yang telah terse- Minangkabau dan Maluku. Ia men-
bar luas, bahwa Piagam Jakarta ada- contohkan pada hak pewarisan tanah
lah sebuah kemenangan perjuangan di Maluku. Jika syariat Islam diterap-
umat Islam Indonesia. Padahal, Pia- kan, maka anak yang tidak beragama
gam Jakarta adalah sebuah konsep Islam tidak mendapatkan warisan.
kompromi dimana syariat Islam Jadi, kalimat semacam itu dapat
hanya diberlakukan buat orang Islam; membawa kekacauan yang bukan
bukan buat orang Kristen, Hindu, kecil terhadap adapt istiadat, kata
Budha, dan sebagainya. Tetapi, fakta Latuharhary.
sejarah menunjukkan, bahwa pihak Haji Agus Salim, yang asal
Kriste dan sebagainya selalu menolak Minangkabau, membantah kata-kata
keras Piagam Jakarta. Latuharhary, bahwa Piagam Jakarta
Dalam buku Risalah Sidang akan menimbulkan kekacauan di
Badan Persiapan Usaha Penyelidik Minangkabau. Malah dia menegas-
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)- kan: Wajib bagi umat Islam menja-
Panitia Persiapan Kemerdekaan lankan syariat, biarpun tidak ada
Indonesia (PPKI) yang diterbitkan oleh Indonesia merdeka, biarpun tidak
Sekretariat Negara (1995), diceritakan ada hukum dasar Indonesia, itu
bagaimana serunya perdebatan adalah satu hak umat Islam yang
dalam lembaga tersebut. Piagam dipegangnya.
Jakarta sebenarnya adalah rumusan Menanggapi perkataan Latu-
kompromi, bukan kemenangan harhary, Soekarno menyatakan:
Islam 100%. Dalam sidang BPUPKI, Barangkali tidak perlu diulangi
11 Juli 1945, baik pihak Kristen bahwa preambule adalah hasil jerih
maupun pihak Islam masih tidak payah untuk menghilangkan per-
puas dengan rumusan Piagam selisihan faham antara golongan-
Jakarta itu. golongan yang dinamakan golongan
Dari pihak Kristen, ada tokoh- kebangsaan dan golongan Islam. Jadi,
nya yang bernama Latuharhary dari manakala kalimat itu tidak dimasuk-
Maluku, yang mengkritik rumusan kan, saya yakin bahwa pihak Islam
Piagam Jakarta. Latuharhary tidak tidak bisa menerima preambule ini;

70
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

jadi perselisihan nanti terus. pembukaan itu sudah disepakati,


Wachid Hasjim, tokoh Nahdha- maka naskah-naskah rincian pasal-
tul Ulama yang juga ayah dari pasal dalam UUD 1945 masih
Abdurrahman Wahid, menyam- menjadi masalah yang diperdebat-
paikan tanggapannya, bahwa ru- kan. Dalam sidang 13 Juli 1945,
musan Piagam Jakarta itu tidak akan Wachid Hasjim mengusulkan, agar
menimbulkan masalah seperti yang Presiden adalah orang Indonesia asli
dikhawatirkan. Bahkan, Wachid dan yang beragama Islam. Begitu
Hasjim, mengatakan: Dan jika ma- juga draft pasal 29 diubah dengan
sih ada yang kurang puas karena sea- ungkapan: Agama Negara ialah
kan-akan terlalu tajam, saya katakan agama Islam, dengan menjamin ke-
bahwa masih ada yang berpikir merdekaan orang-orang yang beraga-
sebaliknya, sampai ada yang mena- ma lain, untuk dan sebagainya. Kata
nyakan pada saya, apakah dengan Wachid Hasjim: Hal ini erat perhu-
ketetapan yang demikian itu orang bungan dengan pembelaan. Pada
Islam sudah boleh berjuang menye- umumnya pembelaan yang berda-
burkan jiwanya untuk negara yang sarkan atas kepercayaan sangat
kita dirikan ini. Jadi, dengan ini saya hebat, karena menurut ajaran agama,
minta supaya hal ini jangan diper- nyawa hanya boleh diserahkan buat
panjang. ideologi agama.
Menanggapi pernyataan Wa- Usul Wachid Hasjim disokong
chid Hasjim itu, Soekarno menegas- oleh Soekiman. Tapi, Agus Salim
kan lagi, Saya ulangi lagi bahwa ini mengingatkan, bahwa usul itu berarti
satu kompromis untuk menyudahi mementahkan kembali kesepakatan
kesulitan antara kita bersama. Kom- yang telah dibuat sebelumnya antara
promis itu pun terdapat sesudah keri- golongan Islam dan golongan ke-
ngat kita menetes. Tuan-tuan, saya kira bangsaan. Usulan Wachid Hasjim
sudah ternyata bahwa kalimat de- akhirnya ditolak. Tapi, pada sidang
ngan didasarkan kepada ke-Tuhanan 14 Juli 1945, Ki Bagus Hadikoesoemo,
dengan kewajiban menjalankan syariat tokoh Muhammadiyah kembali me-
Islam bagi pemeluk-pemeluknya ngangkat usul Kyai Sanusi yang
sudah diterima Panitia ini. meminta agar frase bagi pemeluk-
Piagam Jakarta adalah naskah pemeluknya dalam Piagam Jakarta
pembukaan (preambule) Undang- dihapuskan saja. Jadi, bunyinya
undang Dasar (UUD) 1945 yang menjadi: Ketuhanan, dengan kewa-
disiapkan untuk konstitusi Negara jiban menjalankan syariat Islam.
Indonesia merdeka. Ketika naskah Menanggapi permintaan Kyai

71
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

Sanusi dan Ki Bagus Hadikoesoemo, dipegang teguh di antara pihak Islam


Soekarno kembali mengingatkan dan pihak kebangsaan. 9
akan adanya kesepakatan yang telah
dicapai dalam Panitia Sembilan. Posisi Piagam Jakarta
Soekarno, lagi-lagi meminta kepada
seluruh anggota BPUPKI: Sudahlah Meskipun Piagam Jakarta meru-
hasil kompromis diantara 2 pihak, pakan hasil kesepakatan antara go-
sehingga dengan adanya kompromis longan Islam dan golongan nasio-nalis-
itu, perselisihan diantara kedua sekular, akan tetapi sejarah kemudian
pihak hilang. Tiap kompromis berda- mencatat, umur Piagam Jakarta tidak-
sar kepada memberi dan mengambil, lah lama. Hanya satu hari setelah hari
geven dan nemen. Ini suatu kom- kemerdekaan, pada 18 Ogos 1945, Pia-
promis yang berdasar memberi dan gam Jakarta telah diubah. Poin perta-
mengambil Pendek kata, inilah ma Pancasila yang berbunyi: Ketu-
kompromis yang sebaik-baiknya. hanan, dengan kewajiban menjalankan
Jadi, panitia memegang teguh akan syariat Islam bagi pemeluk-peme-
kompromis yang dinamakan oleh luknya diganti dengan rumus baru:
anggota yang terhormat Muh. Yamin Ketuhanan Yang Maha Esa. 10
Djakarta Charter, yang disertai Rumusan itu dibuat setelah
perkataan Tuan angora Soekiman, menurut pengakuan Hatta dia di-
gentlemen agreement, supaya ini ultimatum oleh kaum Kristen Indo-

9
Disamping buku terbitan Sekretariat Negara, tambahan informasi penting tentang
risalah Sidang BPUPK/PPKI, telah dihimpun oleh RM. A.B. Kusuma, dosen Sejarah
Ketatanegaraan dan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, dalam bukunya, Lahirnya Undang-undang Dasar 1945 (Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004).
10
Sampai saat ini, cerita tentang penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta
yakni dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, masih
menjadi misteri sejarah di Indonesia. Adalah Mohammad Hatta yang menyebutkan bahwa
pihak Kriste dari Indonesia Timur mengancam akan melepaskan diri dari Indonesia jika
Piagam Jakarta tetap dipertahankan. Setelah diteliti, cerita Hatta tersebut sulit dibuktikan
dalam sejarah. (Versi lain cerita ini dipaparkan dalam buku Lahirnya Satu Bangsa dan
Negara terbitan UI Press, 1997:90, yang menyebutkan bahwa pada 17 Agustus 1945 sore
hari, ada tiga utusan dari Indonesia Timur yang menemui Bung Hatta. Salah satunya
Imam Slamet, yang berpakaian seragam Angkatan Laut, sehingga orang mengiranya
sebagai orang Jepang). Wajah Imam Slamet memang mirip orang Cina dan berperawakan
pendek. Mungkin dia yang disangka oleh Hatta sebagai opsir Jepang).

72
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

nesia Timur. Dalam bukunya, Sekitar suka berdiri di luar Republik. 11

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus


1945, Mohammad Hatta menulis: Selanjutnya, Hatta mengaku
mengajak sejumlah tokoh Islam un-
wakil-wakil Protestan dan tuk membicarakan masalah tersebut.
Katolik dalam kawasan Kaigun Dan ia menyatakan: Supaya kita
berkeberatan sangat atas anak jangan terpecah sebagai bangsa, kami
kalimat dalam Pembukaan UUD mufakat untuk menghilangkan
yang berbunyi Ketuhanan de- bagian kalimat yang menusuk hati
ngan kewajiban menjalankan kaum Kristen itu dan menggantinya
syariat Islam bagi pemeluk-peme- dengan Ketuhanan Yang Maha
luknya. Walaupun mereka me- Esa. 12
ngakui bahwa anak kalimat terse- Usaha umat Islam Indonesia
but tidak mengikat mereka, dan untuk menjadikan Islam sebagai
hanya mengikat rakyat yang bera- dasar negara dilaksanakan kembali
gama Islam, namun mereka me- pada Sidang Konstituante tahun
mandangnya sebagai diskriminasi 1955-1959. Akan tetapi, pada Pemilu
terhadap mereka golongan mino- tahun 1955, Parti-parti Islam hanya
ritas Kalau Pembukaan diterus- dapat meraih suara sekitar 44%.
kan juga apa adanya, maka go- Sidang untuk merumuskan dasar
longan Protestan dan Katolik lebih negara yang baru tersebut akhirnya

11
Dikutip dari Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945: Sebuah Konsensus
Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesia (1945-1949), (Jakarta: GIP, 1997), 50-51.
12
Ibid, 51. (Tokoh Dewan Dawah Islamiyah Indonesia, Mohammad Natsir, menyebut
peristitiwa 18 Agustus 1945 itu sebagai Peristiwa ultimatum terhadap Republik Indonesia
yang baru saja diproklamirkan. Mengomentari ancaman pihak Kristen di tahun 1945 itu,
Natsir menulis: Utusan tersebut tidak untuk mengadakan diskusi tentang persoalannya. Hanya
menyampaikan satu peringatan. Titik! Tak perlu bicara lagi. Terserah apakah pesan itu diterima
atau tidak. Asal tahu apa konsekuensinya. Itu berupa ultimatum. Ultimatum, bukan saja terhadap
warga negara yang beragama Islam di Indonesia. Tetapi pada hakekatnya terhadap Republik
Indonesia sendiri yang baru berumur 24 jam itu. Hari 17 Agustus adalah Hari Proklamasi, hari
raya kita. Hari raya 18 Agustus adalah hari ultimatum dari umat Kristen Indonesia bagian Timur.
Kedua-dua peristiwa itu adalah peristiwa sejarah. Kalau yang pertama kita rayakan, yang kedua
sekurang-kurangnya jangan dilupakan. Menyambut hari Proklamasi 17 Agustus kita bertahmied.
Menyambut hari besoknya, 18 Agustus, kita beristighfar. Insyaallah umat Islam tidak akan lupa.
(Lihat, Moh. Natsir dalam tulisannya bertajuk Tanpa Toleransi Takkan Ada Kerukunan,
dalam buku Fakta dan Data, ed. Lukman Hakiem, 1991:44-45).

73
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

gagal ketika Presiden Soekarno terhadap setiap perundang-


mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli undangan Negara dan kehidupan
1959 yang memutuskan Indonesia ideology seluruh bangsa. 13
kembali ke konstitusi yang lama,
yaitu Undang-undang Dasar 1945. Dengan berdasarkan pada pasal
Hanya saja, dalam Dekrit tersebut, 29 UUD 1945, maka posisi Islam
Presiden Soekarno juga menyatakan: tidak secara tegas dinyatakan sebagai
Bahwa kami berkeyakinan bahwa dasar negara Indonesia. Umat Islam
Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni Indonesia harus berjuang keras untuk
1945 menjiwai dan merupakan dapat memasukkan aspirasinya ke
suatu rangkaian kesatuan dengan dalam tatanan kehidupan berma-
konstitusi tersebut. syarakat, berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan Dekrit Presiden Dengan posisi seperti ini, Indonesia
Soekarno tersebut, maka sebenarnya bukan merupakan negara agama,
di Indonesia, ada kewajiban untuk dan juga bukan negara sekular murni.
menegakkan syariat Islam. Dalam Sebab, masih ada Departemen Aga-
acara Peringatan 18 tahun Piagam ma yang mengatur urusan keagama-
Jakarta, KH Saifuddin Zuhri, tokoh an umat Islam, dan sekarang dalam
NU dan selaku Menteri Agama sistem otonomi daerah, banyak
Indonesia, mengatakan: aturan syariat Islam yang diterapkan
di beberapa daerah di Indonesia.
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli Secara konstitusional, pelaksa-
1959, maka hapuslah segala selisih naan syariah Islam di Indonesia
dan sengketa mengenai kedu- memiliki landasan historis dan juridis
dukan yang legal daripada Pia- yang kuat. Pakar hukum adat dan
gam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam hukum Islam dari Universitas Indo-
yang jadi pengobar dan bebuka nesia, Prof. Hazairin, berpendapat
Revolusi Nasional kita itu tegas- bahwa kata beribadat sebagai
tegas mempunyai kedudukan dan kelanjutan dari jaminan negara bagi
peranan ketatanegaraan kita tiap-tiap penduduk untuk memeluk
sebagai yang menjiwai UUD dan agama dalam pasal 29 ayat (2)
merupakan rangkaian kesatuan adalah dengan pengertian menjalan-
dengannya dengan sendirinya kan syariat (hukum) agama. Negara
mempunyai pengaruh yang nyata berkewajiban menjalankan syariat

13
Ibid, 135.

74
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

agama Islam sebagai hukum dunia dalam suatu peradaban. Toynbee


untuk ummat Islam, syariat agama tidak menekankan pada wacana clash
Kristen untuk ummat Kristen dan of civilizations, tetapi lebih mene-
seterusnya sesuai syariat agama yang kankan pada aspek peran dinamis
dianut oleh bangsa Indonesia bila agama dan spiritualitas dalam
agama tersebut mempunyai syariat kelahiran dan kehancuran satu pera-
agama untuk penganutnya. 14 Juga, daban. Ia menyimpulkan, bahwa
Dekrit Presiden, 5 Juli 1959, menya- banyak peradaban yang hancur
takan: Bahwa kami berkeyakinan (mati) karena bunuh diri dan bukan
bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 karena benturan dengan kekuatan
Juni 1945 menjiwai Undang-undang luar. Dalam studi yang mendalam
Dasar 1945 dan adalah merupakan tentang kebangkitan dan kehancuran
suatu rangkaian kesatuan dengan peradaban, Toynbee menemukan,
konstitusi tersebut. Prof. Notonagoro, bahwa agama dan spiritualitas me-
profesor di Universitas Gadjah Mada mainkan peran sebagai chrysalis
dan pakar soal Pancasila, mem- (kepompong), yang merupakan cikal
berikan arti terhadap kata menji- bakal tumbuhnya satu peradaban.
wai dalam Dekrit Presiden 5 Juli Antara kematian dan kebangkitan
1959 itu, sebagai berikut: satu peradaban baru, ada kelompok
yang disebut Toynbee sebagai creative
bahwa Piagam Jakarta menjiwai minorities yang dengan spiritual
UUD 1945, khususnya terhadap yang mendalam (deep spiritual) atau
pembukaannya dan pasal 29, pasal motivasi agama (religious motivation)
mana harus menjadi dasar bagi bekerja keras untuk melahirkan
kehidupan hukum di bidang ke- satu peradaban baru dari reruntuhan
agamaan 15 peradaban lama. Kareba itu aspek
spiritual memainkan peran sentral
Pergumulan Peradaban dalam mempertahankan eksistensi
suatu peradaban. Peradaban yang
Pakar sejarah Arnold Toynbee telah hilang inti spiritualitasnya,
juga menekankan peran agama maka ia akan mengalami penurunan

14
Lihat: Hazairin, Demokrasi Pancasila, 75, seperti dikutip oleh Rifyal Kabah, Hukum
Islam di Indonesia (Desertasi S-3 di Universitas Indonesia), Universitas Yarsi Jakarta,
1999:77-78.
15
Notonagoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, 1971, dikutip dari Endang Saifuddin
Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, 1997:132.

75
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

(Civilizations that lost their spiritual core Cina, dan sebagainya, mampu men-
soon fell into decline).16 jelma negara-negara yang disegani
Berdasarkan analisis Toynbee, saat ini dalam percaturan dunia inter-
bisa dipertanyakan, dimana posisi nasional. Juga, bagaimana muncul
Islam dalam upaya kebangkitan dan bertahannya peradaban Islam di
peradaban Indonesia? Berbagai Andalusia yang bertahan selama 800
perdebatan seputar hubungan agama tahun dan Ottoman yang bertahan
dan negara di Indonesia dan diskur- selama 600 tahun? Selama puluhan
sus tentang Islam dan sekularisme tahun dalam perjalanannya, Indo-
dalam sejarah perjalanan Indonesia nesia masih sibuk untuk mengaitkan
bisa dijadikan bahan untuk melaku- dirinya dengan peradaban Maja-
kan introspeksi perjalanan bangsa ini. pahit, yang salah satu manives-
Generasi Indonesia berikutnya saat ini tasinya adalah kesibukan memba-
berkesempatan mengkaji kembali ngun patung-patung di jalan-jalan
peran agama dalam kehidupan raya dengan dana trilyunan rupiah
bangsa, tanpa terjebak pada istilah (bayangkan, kalau dana ini diguna-
dan konsep-konsep klasik popular kan untuk membantu pendidikan
yang berasal dari sejarah peradaban nasional).
lain seperti istilah sekular medieval, Kajian yang kritis terhadap
teokratis, militan, radikal dan juga berbagai peradaban ini sangat pen-
polarisasi politik yang ada. Indonesia ting, agar tidak muncul dua sikap
perlu melihat secara cermat pada ekstrim: yaitu apriori dan latah.
peradaban mana negara ini akan Apriori, artinya menolak secara men-
dikaitkan, baik pada masa lalu tah-mentah unsur positif dari pera-
maupun masa kini dan mendatang? daban lain, tanpa memahaminya
Apakah Indonesia mau mengkaitkan dengan baik. Misalnya, kaum Muslim
dirinya dengan peradaban Islam, perlu realistis, bahwa dalam berbagai
Hindu-Jawa, atau Barat? Indonesia aspek, Barat telah mengambil alih dan
perlu menelaah dengan cermat mengembangkan tongkat estafet
sejarah dan perjalanan berbagai peradaban yang pernah dikembang-
peradaban dalam meraih kebang- kan Islam selama ratusan tahun.
kitan. Bagaimana Inggris, Perancis, Sepanjang sejarah interaksi antar
Jerman, Amerika Serikat, Jepang, peradaban, bahkan di masa konflik

16
Patricia M. Mische Toward a Civilization Worthy of the Human Person, introduction
dalam buku Toward Global Civilization? The Contribution of Religions, Peter Lang Publising.
Inc., New York, 2001, hal. 6.

76
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

sekali pun, telah terjadi tukar-menu- Cevdet, yang menyatakan: There is


kar khazanah peradaban. Sikap latah only one civilization, and that is
artinya kecenderungan menjiplak European civilization. Therefore, we
aspek-aspek peradaban lain yang must borrow western civilizaton with
dianggap mampu memperbaiki kon- both its rose and its thorn. 17
disi bangsa tanpa mengkajinya Sikap apriori dan dalam bebe-
secara kritis. Misalnya, kelatahan rapa hal mungkin ada unsur
Kemal Attaturk dalam menjiplak Islamfobia akan berakibat pada
segala sesuatu dari Barat, karena terputusnya generasi berikutnya
dianggapnya mampu memajukan dari khazanah intelektual bangsa,
bangsa Turki, seperti mengganti sehingga memunculkan keeng-
literasi Arab ke Latin, melarang jilbab, ganan banyak kalangan untuk
torbus, memaksakan sekularisme, menengok kembali khazanah seja-
mewajibkan azan dan shalat dalam rah Islam. 18 Fakta sejarah menun-
bahasa Turki, dan sebagainya. De- jukkan bahwa Islam adalah faktor
ngan mengubah literasi Arab, bangsa penting dalam sejarah perkem-
Turki terputus dari akar sejarahnya bangan peradaban Melayu, dan
yang dalam dari Ottoman yang juga peradaban dunia. Berbagai
mewariskan jutaan manuskrip dan bangsa telah merasakan bagaimana
literatur. Attaturk terpengaruh anta- kuatnya pengaruh Islam dalam
ra lain oleh pendapat seorang tokoh mengangkat martabat suatu bangsa
Young Turk Movement, Abdullah di pentas dunia. 19 Sekalipun banyak

17
M. Sukru Hanioglu, The Young Turks In Position, Oxford University Press, 1995; juga
lihat tulisan Prof. Halil Inalcik bertajuk The Caliphate and Ataturks Inkilab, di Jurnal Belleten,
XLVI/182, 1982, hal. 353-365.
18
Sebagai contoh, hingga kini, semboyan pendidikan nasional Indonesia adalah
Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Kalimat ini tidak
mudah dipahami oleh seluruh rakyat Indonesia, tetapi seolah-olah merupakan mantra.
Apakah tidak mungkin semboyan penting dalam pendidikan ini diganti dengan kata-
kata yang lebih mudah dipahami, misalnya: Menuntut ilmu adalah ibadah. Daftar upaya
penyingkiran Islam dari identitas nasional Indonesia ini bisa semakin panjang. Misalnya,
pada usaha penetapan hari-hari besar nasional.
19
Sebuah prestasi gemilang peradaban Islam, misalnya, diletakkan oleh Nabi
Muhammad saw dalam mewujudkan sebuah negara dan masyarakat Madinah yang
diatur berdasarkan sebuah Konstitusi Negara Tertulis pertama di dunia. (Lihat,
Muhammad Hamidullah, The Prophets Establishing a State and His Succession, (Pakistan
Hijra Council, 1988).

77
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

prestasi Islam dalam peradaban telah sangat besar kekuasaan politiknya,


dilampaui oleh Barat, tetapi ada tetapi sekaligus orang-orang yang
prestasi yang belum bisa dilampaui sangat tinggi ilmunya dan sangat
oleh Barat, yaitu keberhasilan Islam sederhana hidupnya. 20 Begitu juga
dalam melahirkan manusia-manusia ilmuwan-ilmuwan Muslim dikenal
yang luar biasa di pentas sejarah. sebagai sosok-sosok yang berhasil
Dalam dunia politik, Islam telah menyatukan antara ilmu dan amal
melahirkan banyak pemimpin yang dalam pribadi mereka. 21 Ini sangat

20
Ambillah contoh Umar bin Khathab. Dalam meletakkan fondasi kerukunan umat
beragama, Umar bin Khatab memberikan teladan yang tinggi saat pasukan Islam
menaklukkan Kota Jerusalem, 636 M. Karen Armstrong mencatat hal ini: Umar also expressed
the monotheistic ideal of compassion more than any previous conquerer of Jerusalem, with the possible
exception of King David. He presided over the most peaceful and bloodless conquest that the city had yet
set seen in its long dan often tragic history. Once the Christian had surrendered, there was no killing, no
destruction of property, no burning of rival religious symbols, no expulsion or expropriations, and no
attempt to force the inhabitants to embrace Islam. If a respect for the previous occupants of the city is a
sign of integrity of monotheistic power, Islam has began its long tenure in Jerusalem very well indeed.
(Karen Arsmtrong, A History of Jerusalem: One City, Three Faiths, (London: Harper Collins
Publishers, 1997), 228. Tentang ketinggian ilmu Umar bin Khathab, lihat, misalnya, Dr.
Muhammad Baltaji, Metodologi Ijtihad Umar bin Khathab (Terj.), (Jakarta: Khalifa, 2005).
Tindakan Umar terhadap kaum Kristen di Jerusalem, sangat bertolak belakang dengan
pembantaian kaum Muslimin dan Yahudi ketika pasukan Salib memasuki Jerusalem tahun
1099. Mereka membantai siapa saja yang ditemui, tanpa pandang bulu, wanita dan anak-
anak. Tahun 1095, saat dimulainya Perang Salib, Paus Urbanus II menyerukan: Killing these
godless monsters was a holy act: it was a Christian duty to exterminate this vile race from our lands.
Saat Fulcher of Chartres datang ke Jerusalem dengan Baldwin I, beberapa bulan setelah
peristiwa pembantaian kaum Muslim dan Yahudi, bau mayat manusia yang membusuk
masih menyengat udara Jerusalem. Ia menyatakan, bahwa bau busuk menyengat di seputar
tembok Kota, di dalam maupun di luar, yang berasal dari mayat orang-orang Saracens
sebutan orang Eropa terhadap kaum Arab/Muslim ketika itu. (Oh, what a stench there was
around the walls of the city, both within and without, from the rotting bodies of Saracens slain by our
comrades at the time of the capture of Jerusalem, lying where they were hunted down. (Karen Armstrong,
A History of Jerusalem..hal. 3-4, 299; Mustafa A Hiyari, Crusader Jerusalem 1099-1187 AD,
dalam KJ Asali (ed.), Jerusalem in History, (Essex: Scorpion Publishing Ltd, 1989), 139-141).
21
Tentang kekhasan tradisi ilmu dalam Islam yang menyatukan antara ilmu dan akhlak
serta perbedaaannya dengan tradisi keilmuan di Barat, Prof. Naquib al-Attas mencatat:
Berbanding dengan Islam, Kebudayaan Barat tiada menjelaskan perkaitan antara ilmu
dan diri dan agama dan hikmah dan keadilan dan akhlak dan budi pekerti. Ilmu itu
dianggapnya sebagai perkara akliah belaka, dan tiada bersabit dengan akhlak. (Muhammad
Naquib al-Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin, (Kuala Lumpur: ISTAC, 2001), 59.

78
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

berbeda dengan banyak ilmu-wan Dalam bidang ini, sekalipun tidak


Barat yang memisahkan antara ilmu seideal seperti yang dicitakan oleh
dan akhlak keagamaan. 22 para pejuang Islam di masa pra-
Perdebatan dan pergumulan kemerdekaan, tetapi tidak bida
intelektual yang telah dilakukan oleh dikatakan, bahwa perjuangan politik
para cendekiawan Indonesia selama dan legal formal umat Islam Indo-
ini menunjukkan, bahwa Indonesia nesia telah gagal total. Banyak pres-
memang masih gamang dalam tasi-prestasi yang telah dicapai.
menentukan strategi peradabannya. Setidaknya, pada posisi konstitusional
Tidak mudah untuk menentukan yang sekarang, masih tersedia ruang
apakah Indonesia menjadi bagian yang cukup memadai bagi umat Islam
dari peradaban Islam, peradaban Indonesia untuk membuat karya-
Barat, atau peradaban Hindu-Jawa. karya besar di pentas Nusantara atau
Tarik menarik dan pergumulan ini bahkan peradaban global.
masih terus berlangsung hingga kini,
baik dalam tataran intelektual, politik, Strategi peradaban
hukum, maupun kebudayaan. Perde-
batan pada tataran legal formal Belum lama ini buku Hakadza
tentang posisi Islam dalam negara RI Zhahara Jlu Shalahuddin wa Hakadza
telah menyedot energi dan perhatian dat al-Quds karya Dr. Majid Irsan
umat Islam selama ratusan tahun. al-Kilani diterjemahkan dalam ba-

22
Tentang riwayat hidup sejumlah ilmuwan tekenal di Barat, lihat, Paul Johnson,
Intellectuals (New York: Harper&Row Publishers, 1988). Dalam buku ini, misalnya,
memaparkan kebejatan moral sejumlah ilmuwan besar yang menjadi rujukan keilmuan di
Barat dan dunia internasional saat ini, seperti Ruosseau, Henrik Ibsen, Leo Tolstoy, Ernest
Hemingway, Karl Marx, Bertrand Russel, Jean-Paul Sartre, dan beberapa lainnya. Ruosseau,
misalnya, dicatatnya sebagai manusia gila yang menarik (an interesting madman).
Pada tahun 1728, saat berumur 15 tahun, dia bertukar agama menjadi Katolik, agar
dapat menjadi peliharaan Madame Francoise-Louise de Warens. Ernest Hemingway,
seorang ilmuwan jenius, tidak memiliki agama yang jelas. Kedua orang tuanya adalah
pengikut Kristen yang taat. Istri pertamanya, Hadley, menyatakan, ia hanya melihat
Hemingway sembahyang selama dua kali, yaitu saat perkawinan dan pembaptisan
anaknya. Untuk menyenangkan istri keduanya, Pauline, dia berganti agama menjadi
Katolik Roma. Kata Johnson, dia bukan saja tidak percaya kepada Tuhan, tetapi
menganggap organized religion sebagai ancaman terhadap kebahagiaan manusia. (He
not only did not believe in God, but regarded organized religion as a menace to human happiness).

79
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

hasa Indonesia.23 Buku ini menarik, bawah kekuasaan Muslim. Nur al-Din
terutama dari sudut pandang kebang- digambarkan sebagai sosok yang sa-
kitan sebuah peradaban. Penerjemah ngat religius, pahlawan jihad, dan mo-
buku ini, yang merupakan alumni del penguasa sunni. Setelah mening-
Universitas Islam Madinah, menceri- galnya Nur al-Din pada 569/1174, Sha-
takan, bahwa dosen pembimbing me- lahuddin al-Ayyubi, keponakan Nur al-
reka, Dr. Ghazi bin Ghazi al-Muthairi, Din, memegang kendali kepemimpinan
adalah yang mengenalkan dan Muslim dalam melawan pasukan Salib.
meminta mereka membaca buku ini. Ia kemudian dikenal sebagai pahlawan
Buku ini menceritakan bagai- Islam yang berhasil membebaskan
mana kaum Muslimin mampu bang- Jerusalem pada tahun 1187. 24
kit dari keterpurukan selama sekitar 50 Tahun 1095 Perang Salib dimu-
tahun. Titik balik Perang Salib terjadi lai. Tahun 1099, Jerusalem jatuh ke ta-
dengan kejatuhan Edessa di tangan ngan pasukan Salib. Meskipun memi-
Muslim pada 539/1144, di bawah liki negara dan pemimpin (khalifah),
komandan Imam al-Din Zanki, ayah umat Islam berada dalam kondisi yang
Nur al-Din Zanki. Dua tahun sesudah sangat terpuruk. Sekitar 88 tahun
itu, Zanki wafat, tahun 1146. Ia telah kemudian tampillah pahlawan Islam
meratakan jalan buat anaknya, Nur al- terkenal, Shalahuddin al-Ayyubi, yang
Din, untuk memimpin perjuangan berhasil membebaskan kembali al-
melawan Pasukan Salib. Pada 544/ Aqsha dari kekuasaan pasukan Salib,
1149, Nur al-Din meraih kemenangan pada tahun 1187. Buku ini memapar-
melawan pasukan Salib dan pada 549/ kan data-data, bahwa Shalahudin
1154 ia sukses menyatukan Syria di bukan-lah pemain tunggal yang turun

23
Judul dalam bahasa Indonesia adalah Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan
Perang Salib: Refleksi 50 Tahun Gerakan Dakwah Para Ulama untuk Membangkitkan Umat dan
Merebut Palestina (diterjemahkan oleh Asep Sobari Lc dan Amaluddin, Lc, MA). (Bekasi:
Kalam Aulia Mediatama, 2007).
24
Lihat juga Carole Hillenbrand, The Crusades: Islamic Perspectives, (Edinburg:Edinburg
University Press, Ltd., 1999), 112-131. Hillenbrand mencatat tentang diskursus the greater
jihad (jihad al-nafs) di masa Perang Salib: The concept of the spiritual struggle, the greater
jihad, was well developed by the time of the Crusade and any discussion of jihad in this period
should always take into account the spiritual dimension without which the military struggle, the
smaller jihad, is rendered hollow and without foundation. The twelfth-century mystic Ammar al-
Bidlisi (d. between 590 and 604/1194 and 1207) analyzed the greater jihad, declaring that mans
lower soul (nafs) is the greatest enemy to be fought. Abu Shama speaks of Nur al-Din in just these
terms: He conducts a double jihad against enemy and against his own soul. (hal. 161).

80
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

dari langit. Tetapi, dia adalah produk pada aspek politik dan militer. Terda-
sebuah generasi baru yang telah pat catatan sejarah, bahwa al-Ghazali
dipersiapkan oleh para ulama yang , tetapi yang dia tekankan adalah
hebat. Dua ulama besar yang disebut perubahan yang lebih mendasar, yaitu
berjasa besar dalam menyiapkan perubahan pemikiran, akhlak, dan
generasi baru itu adalah Imam al- perubahan diri manusia itu sendiri.
Ghazali dan Abdul Qadir al-Jilani. Untuk itu, al-Ghazali melakukan
Menurut Dr. Majid Irsan al- perubahan dimulai dari dirinya sendiri
Kilani, dalam melakukan upaya dahulu, kemudian baru mengubah
perubahan umat yang mendasar, al- orang lain. Kata penulis buku ini:
Ghazali lebih menfokuskan pada
upaya mengatasi masalah kondisi umat Al-Ghazali lebih menfokuskan
yang layak menerima kekalahan. Di usahanya untuk membersihkan
sinilah, al-Ghazali mencoba mencari masyarakat muslim dari berbagai
faktor dasar kelemahan umat dan penyakit yang menggerogotinya
berusaha mengatasinya, ketimbang dari dalam dan pentingnya mem-
menuding-nuding musuh. Menurut al- persiapkan kaum Muslim agar
Ghazali, masalah yang paling besar mampu mengemban risalah Islam
adalah rusaknya pemi-kiran dan diri kembali sehingga dakwah Islam
kaum Muslim yang berkaitan dengan merambah seluruh pelosok bumi
aqidah dan kemasyarakatan. Al- dan pilar-pilar iman dan kedamai-
Ghazali tidak menolak perubahan an dapat tegak dengan kokoh. 25

25
Al-Kilani, Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib, hal. 78-79. Dalam
bukunya, al-Kilani mengutip Ibn Katsir dalam Bidayah wal-Nihayah, yang menggambarkan
parahnya kondisi umat Islam saat itu. Umat dicekam penyakit ashabiyah (fanatisme
mazhab) yang parah, kerusakan pemikiran, dan gaya hidup mewah pada kalangan elite.
Gubernur Abu Nashr Ahmad bin Marwan, seorang gubernur ketika itu, mengucurkan
anggaran 200.000 dinar dalam setiap acara hiburan yang digelarnya. Tahun 516 Hijriah,
saat Menteri Sultan al-Mahmud terbunuh, bertepatan dengan saat istrinya keluar dari
rumah dengan diiringi 100 pelayan dan kendaraan-kendaraan terbuat dari emas. Padahal,
pada saat yang sama, banyak rakyat yang menderita kelaparan. Ketika pasukan Salib
membantai puluhan ribu kaum Muslim, sebagian ulama berusaha menggelorakan
semangat jihad kaum Muslim, tetapi gagal. Ada cerita yang menyebutkan, sebagian
pengungsi membawa tumpukan tulang manusia, rambut wanita, dan anak-anak, korban
kekejaman pasukan Salib, kepada khalifah dan para sultan. Ironisnya, Khalifah justru
berkata: Biarkan aku sibuk dengan urusan yang lebih penting. Merpatiku, si Balqa,
sudah tiga hari menghilang dan aku belum melihatnya. (hal. 49-65).

81
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

Melalui kitab-kitab yang ditulis- Kitabnya itu dengan Kitabul Ilmi dan
nya setelah merenungkan kondisi umat sangat menekankan pentingnya
secara mendalam, al-Ghazali sampai aktivitas amar maruf nahi munkar.
pada kesimpulan bahwa yang harus Aktivitas amal maruf dan nahi
dibenai pertama dari umat adalah munkar, kata al-Ghazali, adalah
masalah keilmuan dan keulamaan. kutub terbesar dalam urusan agama.
Oleh sebab itu, kitabnya yang terkenal Ia adalah sesuatu yang penting, dan
dia beri nama Ihya Ulumuddin. Secara karena misi itulah, maka Allah
ringkas dapat dipahami, bahwa di mengutus para nabi. Jika aktivitas
masa Perang Salib, kaum Muslim amar maruf nahi munkar hilang,
berhasil meng-gabungkan konsep jihad maka syiar kenabian hilang, agama
al-nafs dan jihad melawan musuh menjadi rusak, kesesatan tersebar,
dalam bentuk qital dengan baik. kebodohan akan merajelela, satu negeri
Karya-karya al-Ghazali dalam soal akan binasa. Begitu juga umat secara
jihad menekankan pentingnya keseluruhan. 26
mensimultankan berbagai jenis potensi Aktivitas al-Ghazali yang aktif
dalam per-juangan umat, baik potensi dalam memberikan kritik-kritik keras
jiwa, harta, dan juga keilmuan. Adalah terhadap berbagai pemikiran yang
menarik, bagaimana dalam situasi dinilainya menyesatkan umat, juga
perang seperti itu, Imam Ghazali menunjukkan kepeduliannya yang
mampu melihat masalah umat secara tinggi terhadap masalah ilmu dan
komprehensif; secara mendasar. Dan ulama. Al-Ghazali seperti berpesan
melalui Ihya Ulumuddin, al-Ghazali kepada umat, ketika itu, bahwa
juga menekankan pentingnya masa- problema umat Islam saat itu tidak
lah ilmu dan akhlak. Ia membuka begitu saja bisa diselesaikan dari

26
Allah SWT berfirman, yang artinya: Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani
Israil dengan lisan Daud dan Isa Putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka
dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang
mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS al-Maidah:
78-79). Jadi, karena tidak melarang tindakan munkar diantara mereka, maka kaum Bani
Israel itu dikutuk oleh Allah. Rasulullah saw juga memperingatkan: Tidaklah dari satu
kaum berbuat maksiat, dan diantara mereka ada orang yang mampu untuk melawannya, tetapi dia
tidak berbuat itu, melainkan hampir-hampir Allah meratakan mereka dengan azab dari sisi-Nya.
(HR Abu Dawud, at-Turmudzi, dan Ibnu Majah). Juga, sabda beliau saw: Hendaklah
kamu menjalankan amar maruf dan nahi munkar, atau Allah akan memberikan kekuasaan atasmu
kepada orang-orang jahat diantara kamu, dan kemudian orang-orang yang baik diantara kamu
berdoa, lalu tidak dikabulkan doa mereka itu.(HR al-Bazzar dan at-Thabrani).

82
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

faktor-faktor permukaan saja, seperti bali ilmu-ilmu agama. Ketika itu, dia
masalah politik atau ekonomi. Tetapi, seperti melihat, seolah-olah ilmu-ilmu
masalah umat perlu diselesaikan dari agama sudah mati, sehingga perlu di-
masalahnya yang sangat mendasar. hidupkan. Dalam Kitabnya, ia sangat
Tentu, tahap kebangkitan dan pem- menekankan pada aspek niat dan
benahan jiwa ini tidak dapat dilaku- pembagian keilmuan serta penem-
kan tanpa melalui pemahaman keil- patannya sesuai dengan proporsinya.
muan yang benar. Ilmu adalah asas Al-Ghazali dan para ulama ketika
dari pemahaman dan keimanan. Ilmu itu berusaha keras membenahi cara
yang benar akan menuntun kepada berpikir ulama dan umat Islam serta
keimanan yang benar dan juga amal menekankan pada pentingnya aspek
yang benar. Ilmu yang salah akan amal dari ilmu, sehingga jangan men-
menuntun pada pehamaman yang sa- jadi ulama-ulama yang jahat. Sebab,
lah. Jika pemahaman sudah salah, ba- ilmu yang rusak, dan ulama yang
gaimana mungkin amal akan benar? jahat, adalah sumber kerusakan bagi
Islam dan umatnya. Nabi Muhammad
Rasulullah saw bersabda: Ter- saw memberi amanah kepada para
masuk diantara perkara yang aku ulama untuk menjaga agama ini. Tentu
khawatirkan atas umatku adalah saja, itu harus mereka lakukan dengan
tergelincirnya orang alim (dalam cara menjaga keilmuan Islam dengan
kesalahan) dan silat lidahnya orang baik. Bahkan, Rasulullah saw meng-
munafik tentang al-Quran. (HR ingatkan akan datangnya satu zaman
Thabrani dan Ibn Hibban). yang penuh dengan fitnah dan ba-
nyaknya orang-orang jahil yang
Jadi, dalam perjuangan umat, memberi fatwa. Sabda Rasulullah saw:
diperlukan pemahaman secara kom-
prehansif terhadap problematika yang Bahwasanya Allah SWT tidak akan
dihadapi oleh umat Islam. Ketika itu, mencabut ilmu dengan sekaligus dari
umat Islam menghadapi berbagai manusia. Tetapi Allah menghilangkan
masalah: politik, keilmuan, moral, so- ilmu agama dengan mematikan para
sial, dan sebagainya. Problema itu perlu ulama. Apabila sudah ditiadakan para
dianalisis dan didudukkan secara pro- ulama, orang banyak akan memilih
porsional dan adil. Yang penting ditem- orang-orang bodoh sebagai pemimpin-
patkan pada posisinya, begitu juga nya. Apabila pemimpin yang bodoh
yang kurang penting. Di situlah, al- itu ditanya, mereka akan berfatwa
Ghazali menulis kitab Ihya Ulumuddin, tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat
dengan makna Menghidupkan kem- dan menyesatkan. (HR Muslim).

83
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

Sepanjang sejarah Islam, para Perang Salib, Dr. al-Kilani menyim-


ulama sejati sangat aktif dalam pulkan, bahwa yang pertama kali
mempertahankan konsep-konsep harus dilakukan adalah perubahan
dasar Islam, mengembangkan ilmu- dalam diri manusia itu sendiri.
ilmu Islam, dan menjaganya dari Sesungguhnya Allah tidak akan me-
perusakan yang dilakukan oleh ula- ngubah kondisi yang ada pada satu kaum,
ma-ulama su, atau ulama jahat. Pe- sehingga mereka mengubah apa yang ada
nyimpangan dalam bidang keilmuan pada diri mereka. (QS ar-Rad:11). Nabi
tidak ditolerir sama sekali, dan saw juga menyatakan: Sesungguhnya
senantiasa mendapatkan perlawanan di dalam tubuh manusia terdapat
yang kuat, secara ilmiah. Karena itu- segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah
lah, kerusakan dalam bidang keil- seluruh anggota tubuh. Namun, jika ia
muan harus mendapatkan perhatian rusak, maka rusaklah seluruh anggota
dari umat Islam. Apalagi jika keru- tubuh. Ketahuilah, itu adalah qalb. (HR
sakan ilmu itu terjadi di jajaran lem- Muslim). Era kejayaan dan kekuatan
baga-lembaga pendidikan Islam yang sepanjang sejarah Islam tercipta ketika
diharapkan menjadi pusat perkaderan terjadi kombinasi dua unsur, yaitu
ulama dan pemimpin umat. 27 unsur keikhlasan dalam niat dan
kemauan serta unsur ketepatan dalam
Penutup pemi-kiran dan perbuatan. 28
Jika strategi ini direfleksikan
Dari hasil kajiannya terhadap dalam perjuangan umat Islam
gerakan kebangkitan umat di era Indonesia, maka sudah saatnya umat

27
Uraian lebih jauh tentang al-Ghazali dan Perang Salib, lihat Adian Husaini,
Hegemoni Kisten-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi (Jakarta: GIP, 2006), bagian
Mukaddimah. Lebih jauh tentang bahaya kerusakan ilmu bisa dilihat, pada Wan Mohd
Nor Wan Daud, The Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib al-Attas:
An Exposition of the Original Concept of Islamization (Kuala Lumpur: ISTAC, 1998).
28
al-Kilani, Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib, 6-7. (Sebagai
perbandingan, tidak kalah pentingnya jika kita mengkaji kesuksesan penyebaran dakwah
Islam di wilayah Nusantara, khususnya di Tanah Jawa. Para juru dakwah adalah para
wali atau ulama yang bekerja keras dalam mengubah kondisi masyarakat Indonesia,
meskipun rakyat ketika itu dipimpin oleh penguasa non-Muslim. Pada akhirnya, rakyat
di wilayah itu sendiri yang melahirkan pemimpin-pemimpin muslim, sehingga berdirilah
berbagai kerajaan Islam di wilayah ini. Maulana Malik Ibrahim, misalnya, diperkirakan
tiba di Jawa tahun 1399 M. Kerajaan Islam pertama di Jawa (Demak) baru berdiri tahun
1478 M. Raja Demak pertama, Raden Patah, adalah santri dari Sunan Ampel, yang tak
lain adalah putra dari Maulana Malik Irahim. Lihat, Saifuddin Zuhri, Sejarah Kebangkitan
Islam dan Perkembangannya di Indonesia, (Bandung: al-Maarif, 1981).

84
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

Islam Indonesia melakukan intros- lembaga-lembaga pendidikan Islam


peksi terhadap kondisi pemikiran sudah menerapkan profesionalitas
dan moralitas internal mereka, ter- dalam pendidikan mereka? 29
utama para elite dan lembaga-lem- Apakah tradisi ilmu dalam Islam
baga perjuangannya. Sikap kritis sudah berkembang di kalangan para
terhadap pemikiran-pemikiran asing profesor, dosen-dosen, dan guru-
yang merusak tetap perlu dilakukan, guru bidang keislaman? Apakah
sebagaimana juga dilakukan oleh al- konsep ilmu dalam Islam sudah
Ghazali. Tetapi, introspeksi dan diterapkan di lembaga-lembaga
koreksi internal jauh lebih penting pendidikan Islam? 30 Apakah para
dilakukan, sehingga kondisi layak pelajar mencari ilmu untuk mencari
terbelakang dan kalah (al-qabiliyyah dunia atau untuk beribadah kepada
lit-takhalluf wa al-hazimah) bisa Allah? Apakah budaya kerja keras
dihilangkan. dan sikap zuhud terhadap dunia
Kita bisa melakukan evaluasi sudah diterapkan para elite umat?
internal, apakah para elite dan Apakah ashabiyah (fanatisme kelom-

29
Sekedar contoh, simaklah buku-buku Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia saat ini. Sebagai contoh, sebuah buku
Pendidikan Agama Islam untuk kelas 2 SMA keluaran sebuah penerbit di Bandung,
memuat catatan hitam atas sejarah dan prestasi intelektual para ulama di Indonesia:
Dapat dikatakan, bahwa ilmu-ilmu Islam yang berkembang pada masa itu, hanyalah ilmu tasawuf
dan tarekat, disamping ilmu fiqih dan tauhid sebagai sekedar pelengkap ibadah semata. Para tokoh
dan ulama yang muncul pada masa itu juga hanya ulama-ulama tasawuf dan tokoh-tokoh tarekat.
Hampir tidak ditemukan nama-nama ulama fiqih, hadits, tafsir, dan yang lainnya. Di Aceh dan
Sumatera misalnya, muncul beberapa ulama nusantara kenamaan, seperti Syaikh Hamzah Fansuri,
Syaikh Abdurrauf Singkel, Syaikh Nuruddin ar-Raniri, Syaikh Syamsuddin As-Sumatrani,
Abdusshamad Al-Falimbani yang nota bene semua adalah ulama tasawuf dan tokoh tarekat tertentu.
Di Jawa juga muncul beberapa ulama seperti Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikh Siti Jenar dengan
kelompok wali songonya, yang juga dapat dikatakan sebagai tokoh tasawuf dan penganut tarekat
tertentu. Begitu juga di Sulawesi dan Kalimantan, terdapat nama-nama besar ulama tasawuf dan
tokoh-tokoh tarekat. Misalnya, Syaikh Yusuf al-Makassari, Syaikh Arsyad al-Banjari, dan Syaikh
Ahmad Khatib Syambas. Mereka telah belajar cukup lama di kawasan dunia Islam, dan pulang ke
tanah air sebagai tokoh tasawuf dan tarekat.
30
Salah satu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh umat Islam saat ini
adalah terjadinya hegemoni konsep keilmuan Barat dalam studi Islam di Perguruan Tinggi.
Lebih jauh tentang fenomena ini lihat, Adian Husaini, Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni
Kristen ke Dominasi Sekular Liberal (Jakarta: GIP, 2005) dan Adian Husaini, Hegemoni Kristen-
Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta: GIP, 2006).

85
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

pok) masih mewarnai aktivitas umat? wujud, kecuali jika umat Islam
Pada tataran keilmuan, bisa diteliti, Indonesia terutama lembaga-
apakah sudah tersedia buku-buku lembaga dakwah dan pendidikannya
yang mengajarkan Islam secara amat sangat serius untuk mem-
benar dan bermutu tinggi pada setiap benahi konsep ilmu dan para ulama
bidang keilmuan? atau cendekiawannya. Dari sinilah
Semua ini membutuhkan kerja diharapkan lahir satu generasi baru
yang berkualitas, kerja keras, kesa- yang tangguh (khaira ummah):
baran, ketekunan, kerjasama ber- berilmu tinggi dan beraklak mulia,
bagai potensi umat, dan waktu yang yang mampu membawa panji-panji
panjang. Karena itu, disamping ber- Islam ke seluruh penjuru dunia.
bicara tentang bagaimana memba- Sebagaimana disebutkan sebe-
ngun masa depan Indonesia yang lumnya, pakar sejarah Arnold Toyn-
ideal, yang penting dilakukan adalah bee juga menemukan, bahwa antara
bagaimana membenahi kondisi kematian dan kebangkitan satu
internal umat Islam dan lembaga- peradaban baru, ada kelompok yang
lembaga dakwahnya, agar menjadi disebut sebagai creative minorities
sosok-sosok dan lembaga yang bisa yang dengan kemampuan spiritual
diteladani oleh umat manusia. yang mendalam atau motivasi agama
Jadi, tugas umat Islam bukan (religious motivation) bekerja keras
hanya menunggu datangnya pemim- untuk melahirkan satu peradaban
pin yang akan mengangkat mereka baru dari reruntuhan peradaban la-
dari keterpurukan. Umat Islam ma. Jika kaum Muslim mampu me-
dituntut untuk bekerja keras dalam wujudkancreative minorities , maka
upaya membangun satu generasi ba- ada harapan besar untuk membawa
ru yang akan melahirkan pemimpin- umat Islam dan juga negara Indo-
pemimpin berkualitas Salahuddin al- nesia ke tahap yang lebih gemilang
Ayyubi. Dan ini tidak mungkin ter- di masa depan. Insyaallah.

Daftar Pustaka

Adian, Husaini, , 2006. Hegemoni Kisten-Barat dalam Studi Islam di Perguruan


Tinggi., Jakarta: GIP.

________, 2005 . Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi


Sekular Liberal Jakarta: Gema Insani.

86
Masa Depan Indonesia: Kajian Peradaban (Adian Husaeni)

Bernard Lewis, 1993. Islam and the West, New York: Oxford University Press.

Carole Hillenbrand, 1999The Crusades: Islamic Perspectives, Edinburg:Edinburg


University Press, Ltd.

Endang Saifuddin Anshari, 1997. Piagam Jakarta 22 Juni 1945: Sebuah


Konsensus Nasional Tentang Dasar Negara Republik Indonesia (1945-
1949), Jakarta: Gema Insani.

Halil Inalcik The Caliphate and Ataturks Inkilab, di Jurnal Belleten, XLVI/
182, 1982,

Muhammad Hamidullah, 1988. The Prophets Establishing a State and His


Succession, Pakistan: Hijra Council.

Hazairin, 1999. Demokrasi Pancasila, 75, seperti dikutip oleh Rifyal Kabah,
Hukum Islam di Indonesia (Desertasi S-3 di Universitas Indonesia),
Universitas Yarsi Jakarta.

Karen Arsmtrong, 1997. A History of Jerusalem: One City, Three Faiths, London:
Harper Collins Publishers.

KJ Asali (ed.), 1989. Jerusalem in History, Essex: Scorpion Publishing Ltd.

Marvin Perry, 1997. Western Civilization A Brief History, New York: Houghton
Mifflin Company.

Moh. Natsir. 1991.Tanpa Toleransi Takkan Ada Kerukunan, dalam buku Fakta
dan Data, ed. Lukman Hakiem.

Muhammad Baltaji, 2005. Metodologi Ijtihad Umar bin Khathab (Terj.), Jakarta:
Khalifa.

M. Sukru Hanioglu, 1995. The Young Turks In Position, Oxford University Press.

Notonagoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, 1971, dikutip dari Endang


Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, 1997:132.

Patricia M. Mische. 2001. Toward a Civilization Worthy of the Human Person,


introduction dalam buku Toward Global Civilization? The Contribution
of Religions, Peter Lang Publising. Inc., New York.

87
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 9, No. 1, Januari 2007: 63-88

RM. A.B. Kusuma, 2004. Lahirnya Undang-undang Dasar 1945, Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Saifuddin Zuhri, 1981. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di


Indonesia, Bandung: al-Maarif.

Samuel P. Huntington, 1996. Clash of Civilizations and the Remaking of World


Order, New York: Touchtone Books.

Syed Muhammad Naquib al-Attas, 1993. Islam and Secularism, Kuala Lumpur:
ISTAC.

________, 2007. Preliminary Statement on a General Theory of Islamization of the


Malay-Indonesian Archipelago.

_______, 2001. Risalah untuk Kaum Muslimin, Kuala Lumpur: ISTAC.

S.M. Idris, 2001. Globalization and the Islamic Challenge, Kedah: Teras.

S.M. Imamuddin, 1969. A Political History of Muslim Spain, (Pakistan: S.M.


Shahabuddin.

Walden Bello, 1994. Dark Victory: The United States, Structural Adjustment and
Global Poverty, London: Pluto Press,.

Wan Mohd Nor Wan Daud, 1998. The Educational Philosophy and Practice of
Syed Muhammad Naquib al-Attas: An Exposition of the Original Concept
of Islamization (Kuala Lumpur: ISTAC.

88

You might also like