You are on page 1of 14

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

ISSN 2087-3581

EVALUASI PENYELENGGARAAN KURIKULUM


BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Ichdar Domub 1

ABSTRACT

This evaluation intends to get the implementation of the CBC on the SMP as a
Pilot Project in Banten Province Education Office environment; namely: SMP 1 and
SMP 4 Serang, SMPN 2 Pandeglang and SMPS Islamic Al-Azhar BSD Tangerang.
Data evaluation of primary and secondary data with quantitative and qualitative data
types. The evaluation results obtained by the average conditions: input into the
category of less, the instructional process category in the category satisfying and
satisfactory output. Factors supporting the implementation of CBC, namely: teacher
education, student achievement, school factors, learning facilities, and parents.
Inhibiting factors are: the ratio of teachers to students, laboratory personnel,
educational level administrative staff, laboratory equipment and the ratio of books
and sources of financing. CBC execution excellence compared with the previous
curriculum lies in the aspects: teachers, students, utilization of resources and means
of learning, mastery learning, evaluation, learning environment and academic
management.

Keywords: Evaluation, Curriculum, Competence

ABSTRAK

Evaluasi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan KBK pada


SMP sebagai Pilot Project di lingkungan Dinas Pendidikan Propinsi Banten; yaitu:
SMPN 1 dan SMPN 4 Serang, SMPN 2 Pandeglang serta SMPS Islam Al-Azhar BSD
Tangerang. Hasil evaluasi diperoleh rata-rata kondisi: input masuk kategori kurang,
proses pembelajaran masuk kategori memuaskan dan output masuk kategori
memuaskan. Faktor pendukung penyelenggaraan KBK yaitu: pendidikan guru,
prestasi siswa, faktor sekolah, fasilitas pembelajaran, dan orang tua siswa. Faktor
penghambat yaitu: rasio guru dengan siswa, tenaga laboran, tingkat pendidikan tenaga
administrasi, peralatan laboratorium dan rasio buku serta sumber pembiayaan.
Keunggulan pelaksanaan KBK dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya terletak
pada aspek: guru, siswa, pemanfaatan sumber dan sarana belajar, mastery learning,
evaluasi, lingkungan belajar dan manajemen akademik.

Kata Kunci: Evaluasi, Kurikulum, Kompetensi

1
Dr. Ichdar Domu, M.Pd adalah Staf Pengajar pada F-MIPA Universitas Negeri Manado

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah

46
ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

PENDAHULUAN akademik siswa melalui berbagai cara.


Dalam rangka mempersiapkan Contoh: pemberian waktu belajar yang
lulusan pendidikan memasuki era cukup kepada peserta didik.
globalisasi yang penuh tantangan dan Ketiga hal tersebut memberikan
ketidakpastian, diperlukan pendidikan implikasi terhadap kegiatan
yang dirancang berdasarkan kebutuhan pembelajaran sebagai bagian dari ciri
nyata di lapangan. Untuk kepentingan khas pelaksanaan pembelajaran
tersebut pemerintah melalui berdasarkan KBK, yaitu (1)
Departemen Pendidikan Nasional pembelajaran perlu menekankan pada
memprogramkan Kurikulum Berbasis kegiatan individual meskipun
Kompetensi (KBK) atau Compency dilaksanakan secara klasikal dan perlu
Based Curriculum sebagai acuan dan memperhatikan perbedaan masing-
pedoman bagi pelaksanaan pendidikan masing peserta didik, (2) perlu
di sekolah. mengupayakan lingkungan belajar
Kompetensi merupakan perpaduan yang kondusif, dengan metode dan
dari pengetahuan, keterampilan, nilai media yang bervariasi, sehingga
dan sikap yang direfleksikan dalam peserta didik dapat belajar belajar
kebiasaan berpikir dan bertindak. Oleh dengan tenang dan menyenangkan, (3)
karena itu kompetensi harus dikuasai dalam pembelajaran perlu diberikan
peserta didik dan perlu dinyatakan waktu yang cukup, sehingga peserta
sedemian rupa sehingga dapat dinilai didik dapat mengerjakan tugas-tugas
berdasarkan tujuan pembelajaran. atau praktek dengan baik.
Menurut Mulyasa (2003), terdapat tiga Komponen kurikulum dapat
landasan pokok yang mendasari dikaitkan dengan empat pertanyaan
kurikulum berbasis kompetensi, yaitu kurikulum, yaitu mengapa, apa,
(1) pergeseran pembelajaran kelompok bagaimana dan kepada siapa.
ke arah pembelajaran individual, (2) Mengapa berkaitan dengan kegunaan
pengembangan konsep belajar tuntas dan hakekat bahan ajar yang diajarkan,
(mastery learning), dan (3) Apa, berkaitan dengan bahan ajar yang
pendefinisian kembali terhadap bakat, akan diajarkan. Bagaimana berkaitan
artinya harus ada upaya maksimum dengan stratagi pembelajaran yang
dalam membangkitkan potensi akan diterapkan dan kepada siapa

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah

47
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

berkaitan dengan peserta didik yang pendekatan dan metode yang


menerima bahan ajar yang akan bervariasi
diajarkan. Hendaknya empat d) Sumber belajar bukan hanya
pertanyaan selalu diperhatikan dalam pendidik, tetapi juga sumber
pengembangan kurikulum. belajar lainnya yang
Kurikulum KBK (2004) memenuhi unsur edukatif.
dikembangkan dengan berbasis e) Penilaian menekankan pada
kompetensi. Kompetensi merupakan proses dan hasil belajar dalam
indikator-indikator suatu kinerja yang upaya penguasaan atau
berhasil dalam aktivitas kehidupan. pencapaian suatu kompetensi
Kompetensi tersebut memiliki unsur- (KBK, 2002: 1-2).
unsur sebagai berikut: (1) Fokus dan
Kurikulum 2004 dikembangkan
konteks (2) Lingkungan, sumber daya,
berbasis kompetensi yang skenario
aturan (3) Dibentuk oleh integritas dan
pembelajaran berfokus pada
aplikasi berbagai kecakapan (4)
pengembangan kompetensi siswa.
Integritas dan aplikasi merefleksikan
Agar kurikulum dapat dilaksanakan di
kognitif, afektif, dan keterampilan (5)
depan kelas, maka perlu diperhatikan
Kinerja sebagai perwujudan dari
faktor-faktor: (1) Kesatuan yang utuh.
capacity-building kognitif, afektif, dan
Kurikulum harus disusun menurut
keterampilan (Richard: 1980, dalam
kesatuan yang utuh, komponen-
Naskah Akademik Kurikulum 2004).
komponen yang terdapat dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi
kurikulum harus saling berkaitan, (2)
(KBK) memiliki ciri-ciri berikut :
Perumusan tujuan. Suatu program
a) Menekankan pada
harus ada tujuan. Tujuan tersebut harus
ketercapaian kompetensi
dirumuskan dengan jelas hingga tidak
siswa baik secara individual
terjadi salah tafsir bagi pelaksanaan
maupun klasikal.
program, (3) Pemilihan dan
b) Berorientasi pada hasil belajar
pengorganisasian bahan ajar harus
(learning outcomes) dan
relevan dengan tujuan dan sesuai
keberagaman.
dengan tingkat kemampuan siswa (4)
c) Penyampaian dalam
strategi penyampaian. Bahan ajar yang
pembelajaran menggunakan
terorganisir perlu disampaikan kepada

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
48
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

siswa dengan strategi pembelajaran implementasinya sehingga tujuan


yang tepat. pelaksanaan KBK dapat bermakna bagi
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis setiap warga sekolah. Di samping itu,
Kompetensi di sekolah, sebagai suatu faktor kesiapan siswa, guru,
kebijakan Departemen Pendidikan manajemen kepemimpinan sekolah,
Nasional di setiap jenjang pendidikan fasilitas pembelajaran, lingkungan
pada awalnya dipusatkan pada sekolah, dan dukungan orang tua siswa
beberapa sekolah saja yang ditetapkan masing-masing secara konseptual
oleh pihak Departemen Pendidikan memberikan kontribusi atas
Nasional sebagai pelaksana Pilot keberhasilan pelaksanaan KBK.
Project KBK. Pelaksanaan Pilot Untuk melihat keberhasilan
Project KBK di setiap jeniang pelaksanaan KBK, maka diperlukan
pendidikan telah dimulai sejak tahun suatu evaluasi yang komprehensif
ajaran 2002/2003, kemudian pada terhadap pemberlakuan KBK pada
tahun ajaran 2003/2004 sekolah-sekolah yang dijadikan Pilot
diperluas/ditingkatkan jumlah Project di lingkungan Dinas
pelaksananya pada beberapa sekolah Pendidikan Provinsi Banten. Secara
lain di masing-masing propinsi atau umum riset evaluasi ini bertujuan
kabupaten dan kota di Indonesia. untuk mendapatkan gambaran tentang
Dengan demikian, pada tahun ajaran pelaksanaan KBK pada SMP sebagai
2004/2005, sudah ada beberapa Pilot Project di lingkungan Dinas
sekolah pelaksana Pilot Project KBK Pendidikan Propinsi Banten. Melalui
yang menamatkan siswanya sebagai gambaran pelaksanaan KBK tersebut,
produk Kurikulum Berbasis akan diketahui berbagai kelemahan dan
Kompetensi. keunggulan serta faktor-faktor
Pelaksanaan KBK di sekolah yang pendukung dan penghambat dalam
sudah berjalan kurang lebih empat pelaksanaan KBK.
tahun, khususnya di jenjang Sekolah Hasil evaluasi diharapkan
Menengah Pertama merupakan hal bermanfaat bagi Depdiknas (Pusat),
baru bagi semua warga sekolah. Setiap Propinsi dan Kota/Kabupatan dalam
warga sekolah harus memahami rangka perumusan kebijakan
konsep kurikulum ini serta dapat pendidikan yang menyangkut: (1)
menyesuaikan diri dalam Kelangsungan pelaksanaan KBK, (2)

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
49
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

Perluasan pelaksanaan KBK, (3) memperhatikan keterwakilan SMP


Pendidikan dan Pelatihan serta Negeri dan Swasta.
penyegaran bagi guru-guru dan Kepala Data dalam evaluasi ini, yaitu data
Sekolah tentang pelaksanaan KBK, (4) primer dan sekunder dengan jenis data
Pengadaan kelengkapan sarana dan kuantitatif dan kualitatif. Data primer
prasarana pembelajaran untuk yaitu data yang diambil atau didapat
mendukung pelaksanaan KBK, (4) langsung dari warga sekolah (guru,
Penyediaan alokasi dana yang kepala sekolah dan siswa). Data
bersumber dari APBD Propinsi dan sekunder meliputi data-data yang
Kabupaten/Kota di Propinsi Banten terkait dengan input, proses dan output
untuk mendukung operasional sebagai komponen-komponen
pelaksanaan KBK. pendukung pelaksanaan KBK.
Pengumpulan data dilakukan melalui
METODE metode: (1) dokumentasi, (2)
Populasi penelitian adalah seluruh wawancara, (3) observasi, dan (4)
SMP pelaksana Pilot Project KBK kuesioner. Teknik analisis data
(Kurikulum 2004) di lingkungan Dinas dilakukan dengan langkah, yaitu: (1)
Pendidikan Propinsi Banten. Sampel penskoran jawaban responden, (2)
adalah sebanyak empat SMP pelaksana menjumlahkan bobot jawaban dari
Pilot Project KBK, yaitu 2 SMP di setiap indicator, dan (3)
Kabupaten Serang, masing-masing mengkategorikan hasil. Acuan yang
SMPN 1 dan SMPN 4 Serang, satu digunakan untuk mengkategori hasil
SMP di Kabupaten Pandeglang, yaitu analisis, baik kondisi input,
SMPN 2 Pandeglang dan satu SMP di pelaksanaan pembelajaran dan hasil
Kota Tangerang, yaitu SMP Islam Al- pembelajaran pada masing-masing
Azhar BSD Tangerang. Teknik aspek evaluasi, seperti pada tabel
pengambilan sampel dilakukan secara berikut:
purposive sampling, dengan

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
50
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

Tabel 1. Acuan Kategori Hasil Evaluasi


No Rata-rata Rentang Kategori Keterangan
Skor
1 3,50 4,00 Sangat Memuaskan
2 3,00 3,49 Memuaskan
3 1,00 2,99 Kurang Memuaskan
(dikembangkan dari Petunjuk Analisis Data MBS, Depdiknas, 2005)

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi data


Hasil diperoleh bahwa faktor pendukung
Secara umum deskripsi hasil penyelenggaraan KBK pada SMP pilot
evaluasi tentang penyelenggaraan KBK projek di propinsi Banten yaitu : 1)
pada SMP pilot projek di propinsi Guru yang pada umumnya sudah
Banten diperoleh rata-rata kondisi memiliki tingkat pendidikan Sarjana
input yaitu: aspek tenaga kependidikan (S-1) sesuai bidang yang diajarkan dan
masuk kategori kurang, aspek siswa sudah pernah mengikuti pelatihan
masuk kategori kurang, aspek sarana KBK, 2) Siswa memiliki prestasi yang
masuk kategori memuaskan, dan aspek baik sejak SD dan lulus seleksi yang
pembiayaan masuk kategori dilakukan sekolah, 3) Faktor sekolah
memuaskan. Rata-rata kondisi proses telah melaksanakan MGMP lokal,
pelaksanaan KBK yaitu: aspek untuk menyamakan persepsi tentang
kurikulum dan bahan ajar masuk KBK, 4) Fasilitas pembelajaran
kategori kurang, aspek proses belajar mendukung, dan 5) Orang tua siswa
mengajar masuk kategori memuaskan, mendukung pelaksanaan KBK yang
aspek penilaian masuk kategori diselenggarakan oleh sekolah.
memuaskan, aspek manajemen dan Sementara faktor penghambat
kepemimpinan masuk kategori pelaksanaan KBK pada SMP pilot
memuaskan. Rata-rata kondisi output projek yaitu: 1) Jumlah guru tetap yang
yaitu: aspek prestasi belajar masuk belum seimbang dengan jumlah siswa,
kategori kurang, aspek prestasi guru 2) Belum adanya tenaga laboran
dan kepala sekolah masuk kategori khusus yang menangani laboratorium
memuaskan sedangkan aspek prestasi sekolah, 3) Tingkat pendidikan tenaga
sekolah masuk kategori kurang. administrasi yang relatif masih rendah,
4) Minimnya peralatan laboratorium

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
51
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

yang dimiliki, dan 5) Rasio jumlah walaupun sudah ada satu sekolah,
buku dengan jumlah siswa yang relatif yaitu SMPN 1 Serang yang kondisi
kurang, serta 6) Sumber pembiayaan Kepala Sekolahnya sudah dalam
yang relatif kecil dalam kategori memuaskan.
penyelenggaraan KBK. (3) Kondisi karyawan, tenaga
administrasi, laboran dan
Pembahasan pustakawan pada SMP Pilot Project
Hasil riset evaluasi KBK di Propinsi Banten, ditinjau
menunjukkan bahwa kondisi input dari rasionya dengan jumlah siswa
yang menyangkut tenaga kependidikan dan tingkat pendidikan masih
(guru, kepala sekolah dan karyawan), kurang memuaskan. Hal ini
kesiswaan, sarana, dan pembiyaan menjadi informasi yang penting
sekolah digambarkan sebagai berikut : bagi pihak Diknas Pendidikan
(1) Kondisi guru sebagai bagian dari Propinsi Banten untuk segera
input tenaga kependidikan pada dibenahi kondisinya dalam waktu-
SMP Pilot Project KBK di Propinsi waktu mendatang, sehingga tenaga
Banten, ditinjau dari jumlah guru, laboran dan pustakawan segera
latar belakang pendidikan pada dapat dipenuhi dan tersedia di
umumnya sudah dalam kategori masing-masing sekolah.
memuaskan walaupun masih ada (4) Kondisi siswa sebagai input pada
satu sekolah, yaitu SMP Islam Al- SMP Pilot Project KBK di Propinsi
Azhar Tangerang yang kondisi Banten ditinjau dari rasio siswa per
gurunya masih dalam kategori romber, rasio pendaftar terhadap
kurang memuaskan. siswa baru yang diterima, kondisi
(2) Kondisi Kepala Sekolah sebagai sosek siswa, kemampuan akademik
bagian dari input tenaga dan non akademik bawaan dari
kependidikan pada SMP Pilot sekolah sebelumnya masih kurang
Project KBK di Propinsi Banten, memuaskan, tidak ada satu
ditinjau dari tingkat pendidikan, sekolahpun yang kondisi siswanya
pengalaman sebagai kepala sudah memuaskan atau sangat
sekolah dan prestasinya masih memuaskan. Kondisi siswa sebagai
dalam kategori kurang memuaskan, input SMP banyak terkait dengan

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
52
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

kondisi siswa tersebut pada sekolah sekolah pelaksana KBK di Propinsi


sebelumnya, sehingga dalam Banten. Oleh karena itu, ke depan
pemecahannya harus melibatkan pihak Pemerintah Propinsi,
semua pihak terlibat dengan Kabupaten dan Kota di Lingkungan
pendidikan siswa-siswa tersebut Pemerintah Propinsi Banten harus
sewaktu masih di sekolah dasar. menyiapkan alokasi dana khusus
(5) Kondisi sarana pembelajaran pada untuk menopang penyelenggaraan
SMP Pilot Project KBK di Propinsi Kurikulum Berbasis Kompetensi di
Banten, meliputi ruang kelas, setiap jenjang pendidikan,
laboratorium perpustakaan ruang khususnya di SMP.
kepala sekolah, ruang ketrampilan,
ruang tata usaha, kamar kecil, Berdasarkan pada hasil penelitian,
lingkungan sekolah dan falilitas diperoleh informasi proses
pendukung lainnya seperti pelaksanaan Kurikulum Berbasis
ketersediaan media/alat peraga, Kompetensi di SMP pelaksana Pilot
pada umumnya masih perlu Project KBK Propinsi Banten sebagai
ditingkatkan. Khusus untuk berikut:
perolehan alat-alat laboratorium (1) Pelaksanaan semua komponen
IPA dan Bahasa, kesenian dan kurikulum pada SMP sebagai
media pembelajaran sangat pelaksana Pilot Project KBK di
mendesak untuk segera di Propinsi Banten ternyata masih
tingkatkan jumlah alatnya, karena dalam kategori kurang
tidak proporsional lagi jumlah alat memuaskan. Hal ini menunjukkan
dengan jumlah siswa. Dengan ke depan perlu mendapat perhatian
demikian, guru mengalami oleh pihak sekolah dan Dinas
kesulitan dalam melakukan Pendidikan setempat.
kegiatan praktikum, sebagai salah (2) Aspek-aspek pendukung
satu unsur yang ditonjolkan dalam pelaksanaan KBK di sekolah,
pelaksanaan KBK. misalnya ketersediaan bahan ajar
(6) Kondisi pendanaan dan pembiyaan (referensi untuk guru) dan buku
pelaksanaan KBK masih untuk siswa masih sangat kurang.
merupakan hambatan oleh semua Keadaan ini sangat menghambat

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
53
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

pelaksanaan KBK di masing- menamatkan siswa produk KBK


masing sekolah. menunjukkan hasil yang cukup baik.
(3) Faktor kesiapan guru, pengelolaan Dalam pengertian yang lebih luas
kelas, penggunaan metodologi dan bahwa prestasi akademik siswa di dua
media pembelajaran secara umum sekolah ini mengalami peningkatan
masih perlu ditingkatkan. dibandingkan dengan tahun-tahun
(4) Aspek kesiapan guru dalam sebelumnya yang masih menggunakan
menyiapkan semua instrumen Kurikulum 1994.
penilaian aktivitas belajar siswa Walaupun ada peningkatan
dan pelaksanaannya penilaian prestasi akademik siswa dibandingkan
proses dan hasil belajar sudah dengan hasil di tahun-tahun
sesuai dengan harapan KBK, sebelumnya, namun secara umum
namun tentunya ke depan usaha ditinjau dari tingkatan prestasi hasil
guru yang positif ini untuk belajar yang dicapai oleh para
keberhasilan pelaksanaan KBK siswanya masih dalam kategori yang
perlu ditingkatkan. rendah. Memang ada beberapa siswa
(5) Aspek manajemen dan yang telah mendapatkan nilai yang
kepemimpinan sekolah, khususnya sempurna, misalnya di SMP Islam Al-
yang berkaitan dengan Azhar Tangerang ada siswa yang
perencanaan program, mendapat 10 dalam UAN bidang studi
implementasi, pengawasan dan matematika dan Bahasa Inggeris,
kepemimpinan sekolah telah namun jika ditinjau rata-rata perolehan
menunjukkan hasil yang hasil UAN secara keseluruhan, masih
memuaskan. Dengan demikian, terkategori rendah. Begitu juga dengan
untuk aspek manajemen dan pretasi siswa di bidang non akademik,
kepemimpinan sekolah bukan misalnya prestasi bidang olahraga,
merupakan kendala dalam karya tulis ilmiah, kesenian masih
pelaksanaan KBK di sekolah. relative rendah, walaupun secara
Hasil penelitian tentang output keseluruhan sudah memuaskan.
dalam prestasi akademik khususnya Hal lain yang sangat menarik
SMPN 4 Serang dan SMP Islam Al- terkait dengan keadaan siswa adalah
Azhar Tangerang yang sudah keberhasilan sekolah dalam membina

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
54
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

dan meningkatkan aspek kepribadian lingkungannya masing-masing


para siswanya oleh masing-masing melalui rapat staf pengajar dan
sekolah. Hasil penelitian menunjukkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
bahwa kepribadian para siswa SMP (MGMP) lokal, d) Fasilitas
pelaksana Pilot Project sangat baik. pembelajaran di SMP pelaksana
Pilot Project KBK pada umumnya
SIMPULAN DAN SARAN cukup memadai, dan e) Para orang
Simpulan tua siswa telah berpartisipasi dalam
Berdasarkan pada hasil penelitian memberikan dukungan terhadap
dan pembahasannya, dapat dirumuskan pelaksanaan tugas-tugas siswa di
kesimpulan penelitian sebagai berikut: sekolah maupun tugas/pekerjaan
1. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis siswa di rumah.
Kompetensi (KBK) pada SMP 3. Faktor-faktor penghambat dalam
pelaksana Pilot Project, telah pelaksanaan KBK di SMP
berlangsung selama tiga sampai pelaksana Pilot Project adalah: a)
empat tahun dengan hasil secara Jumlah guru tetap bidang studi
keseluruhan cukup baik. pada masing-masing SMP
2. Faktor-faktor yang mendukung Pelaksana Pilot Project KBK
pelaksanaan KBK pada SMP belum proporsional dengan jumlah
pelaksana Pilot Project adalah: a) siswa, b) Belum adanya Tenaga
Faktor guru; sekitar 90% guru Laboran khususnya pada
bidang studi sudah memenuhi pelaksanaan praktikum mata
syarat tingkat pendidikan, yaitu pelajaran IPA dan Bahasa Inggeris.
minimum berpendidikan S1 c) Tingkat Pendidikan Tenaga
berdasarkan bidang studi yang Kependidikan untuk staf
diajarkan, b) Input siswa SMP administrasi relatif rendah, d)
pelaksana Pilot Project KBK rata- Belum lengkapnya alat-alat
rata sudah berprestasi sewaktu Laboratorium, e) Rasio buku
siswa tersebut di sekolah dasar, c) perpustakaan dengan jumlah siswa
Pihak sekolah telah berupaya untuk tidak seimbang, dan f) Pelaksanaan
melaksanaan sosialisasi KBK pada KBK telah dibiayai oleh
semua staf pengajar di pemerintah, namun biaya tersebut

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
55
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

tidak cukup untuk membiayai yang bervariasi. Dalam rangka


semua komponen pembelajaran, g) memaksimalkan penguasaan
Rombongan Belajar (Rombel) yang konsep dan ketrampilan proses
gemuk, temuan penelitian ini (ciri utama KBK), maka guru
menunjukkan bahwa rata-rata dituntut untuk dapat
jumlah siswa dalam kelas berkisar memanfaatkan sumber belajar,
antara 40 - 48 siswa. seperti laboratorium, alam
4. Keunggulan Pelaksanaan KBK terbuka (kontekstual),
dibandingkan dengan kurikulum pengalaman lapangan dan
sebelumnya adalah sebagai berikut: pengalaman siswa itu sendiri
a. Aspek guru, pelaksannan KBK dalam kehidupannya sehari-
menuntut kemampuan, hari.
motivasi dan etos kerja guru d. Aspek penguasaan tuntas
yang tinggi, serta kerja sama (Mastery Learning).
antar sesama guru dalam Pelaksanaan KBK menuntut
memperbaiki dan penguasaan tuntas oleh para
meningkatkan kualitas siswanya.
pembelajaran. e. Sasaran evaluasi. Penilaian
b. Aspek siswa, pada pelaksanaan menekankan pada proses dan
kurikulum sebelumnya, hasil belajar dalam upaya
kegiatan siswa lebih banyak penguasaan atau pencapaian
diaplikasikan dalam bentuk suatu kompetensi.
kegiatan kelompok, sedangkan f. Lingkungan belajar yang
pada KBK siswa dituntut untuk menyenangkan semua warga
dapat bekerja dan belajar sesuai belajar.
dengan kemampuannya sendiri g. Manajemen akademik yang
secara maksimal. terbuka, demokratis dan
c. Aspek pemanfaatan sarana dan bertanggung jawab.
sumber belajar, serta metode
yang bervariasi. KBK
menuntut pemanfaataan sarana,
sumber belajar dan metode

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
56
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

Saran tulis, Komputer, OHP, LCD


Berdasarkan kesimpulan evaluasi Proyector, dan ruang kelas dalam
maka dapat dikemukakan beberapa jumlah yang memadai.
rekomendasi, sebagai berikut: 3. Dukungan Orang Tua Siswa;
1. Kesiapan Guru; Ke depan Pelaksanaan KBK menuntut waktu
pelaksanaan KBK akan belajar siswa yang lebih lama, serta
berlangsung dengan hasil yang memerlukan biaya pendidikan yang
lebih baik jika adanya kesiapan cukup mahal. Oleh karena itu,
guru dalam melaksanakannya. Oleh untuk mendukung pelaksanaan
karena itu, tim peneliti KBK diperlukan kesepahaman
merekomendasi kiranya perlu semua orangtua untuk membantu
adanya suatu program penyegaran dan mengontrol anak-anaknya
untuk guru-guru yang saat ini telah dalam melaksanakan tugas-tugas di
melaksanakan KBK, serta upaya rumah serta menyiapkan dana
lain melalui Magang Guru (yang untuk kepentingan biaya
belum melaksanakan KBK) di pendidikan.
sekolah yang telah melakukan 4. Dukungan manajemen sekolah dan
kegiatan KBK dengan hasil yang Dinas Pendidikan; Keberhasilan
memadai. Di samping itu ke depan, pelaksanaan KBK merupakan
perlu adanya penambahan guru upaya kolaboratif oleh semua
tetap bidang studi yang telah warga sekolah, dimulai dari siswa,
mengikuti pelatihan KBK. guru, staf administrasi dan
2. Kesiapan Sarana/Prasarana pimpinan sekolah. Oleh karena itu,
Pembelajaran; Pelaksanaan KBK diperlukan pengelolaan yang
menuntut kesiapan sarana dan terbuka, demokratis dan
prasarana pembelajaran, misalnya bertangung jawab. Di pihak lain,
ketersediaan alat-alat laboratorium perlu adanya pemantauan dan
(IPA dan Bahasa) dalam jumlah evaluasi yang berkelanjutan pada
yang memadai, ketersediaan buku setiap tahunnya, sehingga akan
paket semua mata pelajaran yang diperoleh masukan-masukan yang
berorientasi pada KBK, dapat digunakan untuk perbaikan
ketersediaan meja, kursi, papan

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
57
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

dan peningkatan pelaksananan Jasin, A. (1987). Pembaharuan


Kurikulum Sekolah Dasar,
KBK di tahun-tahun mendatang.
Sejak Proklamasi
5. Dukungan biaya yang memadai; Kemerdekaan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Keberhasilan pelaksanaan KBK
disamping ditentukan oleh faktor- Marsh, C. And Morris, P. (1991).
Curriculum Development In
faktor yang telah dijelaskan di atas, Asia. London: The Falmer
juga ditentukan oleh adanya biaya Press
pelaksanaan dalam jumlah yang Mulyasa, 2003. Kurikulum Berbasis
memadai. Oleh karena itu, perlu Kompetensi, Konsep,
Karakteristik, dan
kiranya mengalokasikan Implementasi. Bandung:
pembiyaan ini di ABPD untuk Remaja Rosdakarya.

setiap tahunnya. -----------, 2004. Menjadi Kepala


Sekolah Profesional.
Bandung: Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA
Munandar, SCU. 1992.
Mengembangkan Bakat
Departemen Pendidikan dan
dan Kreativitas Anak
Kebudayaa. (1975).
Sekolah. Jakarta: Gramedia
Kurikulum Sekolah
Widiasarana Indonesia.
Menengah Pertama (SMP).
Buku I: Ketentuan-Ketentuan Owen, J.M. (1993). Program
Pokok. Jakarta Evaluation (Forms and
Approaches). Australia :
Departemen Pendidikan dan
Allen & Unwin Pty Ltd.
Kebudayaan. (1993).
Kurikulum Sekolah Purwanto, M.N. 2003. Ilmu
Menengah: Landasan, Pendidikan teoritis dan
Program Dan Praktis. Bandung:
Pengembangan. Jakarta Rosdakarya.
Hudoyo, H. 1979. Pengembangan Pusat Kurikulum. (2002). Kurikulum
Kurikulum Matematika & Berbasis Kompetensi.
Pelaksanannya di Depan Jakarta: Pusat Kurikulum,
Kelas. Surabaya: Usaha Balitbang Depdiknas
Nasional. Sardiman, A. M. Interaksi
dan Motivasi Belajar
Isaac, S. & Michael, W.B. (1981).
Mengajar. Jakarta: Raja
Handbook in Research and
Grafindo Persada.
Evaluation. For education
and the Behavioral Richards, J.C. (2001). Curriculum
Sciences. 2nd. Ed. Development in Language

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
58
EDVOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Volume 2, nomor 1, hal 46-59, Maret 2011

Teaching. Cambridge:
Cambridge University Press

Silverius, S. 2003. Pendidik


Pahlawan Yang
Dipahlawankan dalam
Persebaran Pendidik
Menurut kebutuhan
Sekolah (dalam Selintas
Pendidikan Indonesia Di
Awal Tahun 2003: Tujuh
Isu Pendidikan). Jakarta:
Depdiknas.

Sukmadinata, N. S. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Suyanto. 2001. Wajah dan Dinamika


Pendidikan Anak Bangsa.
Yogyakarta: Adi Cipta

Tilaar, H.A.R. 2004. Manajemen


Pendidikan Nasional.
Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun


2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Jakarta: Qanonn Pub.

Usman, M.U. 2003. Menjadi


Pendidik yang Profesional.
Bandung: Rosdakarya.

Utami, SCM. Mengembangkan


Bakat dan Kreativitas Anak
Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Zahara, I. & Lisma J. 1995. Pengantar


Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Domu, Evaluasi Penyelenggaraan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Lingkungan


Pendidikan Dasar dan Menengah
59

You might also like