Professional Documents
Culture Documents
Sri Hidayati1)
1) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Lampung 35145
Telp. 0721-781823; e-mail: hidayati_thp@unila.ac.id
ABSTRACT
38 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009
Sri Hidayati Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO
Menurut Watkins (2001) jenis minyak Pada penelitian ini dilakukan optimasi
yang dapat digunakan sebagai bahan baku terhadap rasio mol reaktan Na bisulfit, lama
pembuatan metil ester sulfonat (MES) adalah reaksi dan suhu sulfonasi dengan menggunakan
kelompok minyak nabati seperti minyak kelapa, NaHSO3 sebagai bahan pensulfonasi. Perlakuan
minyak sawit, minyak inti sawit, stearin sawit, yang digunakan adalah rasio mol reaktan
minyak kedelai, atau tallow. Proses produksi (1:1,0791:1,96) (Sheats dan Mac Arthur,
surfaktan MES dilakukan dengan mereaksikan 2002), lama reaksi (2-7 jam) dan suhu reaksi
metil ester dengan pereaksi sulfonasi. Menurut (60-140oC) (Pore, 1993), setelah itu dilakukan
Bernardini (1983) dan Pore (1993), pereaksi proses pemurnian dengan menggunakan
yang dapat dipakai pada proses sulfonasi antara metanol 35% (Sheats dan Mac Arthur, 2002)
lain asam sulfat (H2SO4), oleum (larutan SO3 di pada suhu 55oC selama 1,5 jam dan dilakukan
dalam H2SO4), sulfur trioksida (SO3), netralisasi dengan NaOH 20% dengan suhu
NH2SO3H, dan ClSO3H. Untuk menghasilkan 55oC selama 0,5 jam (Pore, 1993). Analisis
kualitas produk terbaik, beberapa perlakuan yang dilakukan terhadap produk yang
penting yang harus dipertimbangkan adalah dihasilkan meliputi nilai kestabilan emulsi
rasio mol, suhu reaksi, konsentrasi grup sulfat (modifikasi ASTM D 1436, 2001) dan
yang ditambahkan, waktu netralisasi, jenis dan tegangan permukaan menggunakan du Nouy
konsentrasi katalis, pH dan suhu netralisasi tensiometer (Zajic dan Steffens, 1984). Desain
(Foster, 1996). eksperimen dan analisis hasil optimasi variabel
Tujuan penelitian ini adalah untuk proses dilakukan dengan menggunakan Central
mengetahui pengaruh rasio mol, suhu dan lama Composite Design dan Response Surface
reaksi sulfonasi dengan menggunakan reaktan Methode (RSM). Hal tersebut dapat dilihat
NaHSO3 terhadap tegangan permukaan dan pada Gambar 1
stabilitas emulsi yang dihasilkan.
Analisis Tegangan Permukaan Metode
METODE PENELITIAN DuNouy (Zajic dan Steffens, 1984)
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 14, No.1, Maret 2009 39
Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO Sri Hidayati
Sentrifugasi
NaHSO3 sisa (1500 rpm, 15 menit)
Gambar 1 Diagram alir proses produksi MES dari metil ester CPO menggunakan NaHSO3
(modifikasi Sheats dan Mac Arthur, 2002).
40 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009
Sri Hidayati Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO
38
37
36
35
34
Gambar 2 Permukaan respon nilai tegangan permukaan sebagai fungsi dari rasio mol reaktan
dan lama reaksi pada MES
Var4 = 42,6984-6,375*x-2,4605*y+2,0129*x*x+0,2*x*y+0,2579*y*y
8
6
Lama reaksi (jam)
2
38
37
36
1
1,07 1,25 1,50 1,75 1,92 35
34
Rasio mol
Gambar 3 Kontur respon nilai tegangan permukaan sebagai fungsi dari rasio mol reaktan dan
lama reaksi pada MES
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 14, No.1, Maret 2009 41
Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO Sri Hidayati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh Rasio Mol, Lama Reaksi dan
pada rasio mol >1:1,5 dan lama reaksi di atas Suhu Reaksi terhadap Nilai Stabilitas
5 jam dapat meningkatkan nilai tegangan Emulsi pada MES dari Metil Ester
permukaan. Hal ini disebabkan semakin besar berbasis CPO
rasio mol dan suhu reaksi akan
mengakibatkan proses oksidasi yang Hasil pada rancangan faktorial dan titik
menghasilkan produk samping meningkat. pusat menunjukkan respon nilai stabilitas
Sheats dan Arthur (2002) menyatakan bahwa emulsi yang dihasilkan oleh proses sulfonasi
rasio mol reaktan yang digunakan untuk pada penelitian ini berkisar 55-80,3%. Nilai
sulfonasi menggunakan gas SO3 pada kisaran stabilitas tertinggi yaitu 80,3% dihasilkan
1:1,2 -1:1,3. Rasio mol yang berlebihan akan pada kondisi proses suhu reaksi 120oC, lama
menghasilkan produk samping berupa olefin, reaksi 4,5 jam dan rasio mol 1:1,5. Hasil
asam sulfat dan hidrolisis ester yang analisis keragaman menunjukkan bahwa
menghasilkan disalt. Hasil produk samping stabilitas emulsi pada penggunaan MES hasil
tersebut akan mengurangi pembentukan sulfonasi dipengaruhi oleh suhu reaksi
senyawa sulfonat sehingga efek kinerja dari sulfonasi yang mempunyai pengaruh yang
MES menjadi berkurang termasuk positif terhadap stabilitas emulsi sedangkan
kemampuan MES untuk menurunkan interaksi antara suhu dan lama reaksi
tegangan permukaan. berpengaruh negatif. Peningkatan rasio mol
>1:1,5, suhu reaksi >120oC dan lama reaksi >
6 jam akan menyebabkan penurunan stabilitas
emulsi (Gambar 4 dan 5).
Stabilitas
emulsi (%)
70
60
50
40
30
20
Gambar 4. Permukaan respon nilai stabilitas emulsi sebagai fungsi dari lama reaksi dan rasio mol
pada MES
42 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009
Sri Hidayati Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO
2 70
60
50
40
1
1,07 1,25 1,50 1,75 1,92 30
20
Rasio Mol
.
Gambar 4 Kontur respon nilai stabilitas emulsi sebagai fungsi dari lama reaksi dan rasio mol
pada MES
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 14, No.1, Maret 2009 43
Emulsi Metil Ester Sulfonat dari CPO Sri Hidayati
Bernardini, E. 1983. Vegetable Oils and Fats Sheats, W.B. and B.W. Mac Arthur. 2002.
Processing. Volume II. Rome: Methyl Ester Sulfonate Products.
Interstampa. [terhubung berkala].
Foster, N.C. 1996. Sulfonation and Sulfation http://www.chemithon.com [26
Processes. In : Soap and Detergents : Februari 2003].
A Theoretical and Practical Review. Watkins, C. 1999. Laundry Detergent
Spitz, L. (Ed). AOCS Press, Tablets. INFORM 10 (11) : 1008-
Champaign, Illinois. 1013. [terhubung berkala].
Nuryanto, E. 1997. Surfaktan yang Ramah http://www.chemithon.com [26
Lingkungan dari Minyak Kelapa Februari 2003].
Sawit. WARTA PPKS. 5 (1) : 37 Watkins, C. 2001. All Eyes are on Texas.
45. INFORM 12 : 1152-1159. [terhubung
Pore, J. 1993. Oil and Fat Manual. New berkala]. http://www.chemithon.com
York: Intercept Ltd. [26 Februari 2003].
Rieger, M.M. 1985. Surfactant in
Cosmetics. Surfactant Science Series,
Marcel Dekker, Inc, New York.488 p.
44 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009