You are on page 1of 9

ANALISIS RESIKO CEMARAN Pb AKIBAT ASAP PABRIK

TERHADAP KESEHATAN PEKERJA DAN MASYARAKAT SEKITAR


( Studi Kasus : PT. Inti General Yaja Steel, Semarang-Jawa Tengah)

Herti Ayu Yusvalina, Ir. Endro Sutrisno, MS*), Irawan Wisnu W, MS*)
Abstract
PT. Inti General Yaja Steel is one of the industry's largest and oldest steel foundries in Semarang,
Central Java. Industrial processes PT. Inti General Yaja Steel contained fuel use (fossil) so there is output in the
form of air emissions. Emitted high enough in the production process is one of them is lead (Pb) and if not
handled skillfully can pollute the environment and affected the health of workers and surrounding communities.
Studies on air contamination risk analysis is required as a result of factory smoke surrounding air quality
monitoring efforts and the health of workers and communities around the plant. There are 4 steps in determining
the risk analysis i.e hazard identification, exposure assessment, dose-response assessment and risk
characteristics. There are 4 locations used for the sampling location. All the calculated Pb concentration is far
below the quality standard in accordance Central Java Governor Decree No. 8 In 2001 the Pb = 2 g/m3. The
maximum intake obtained is 0.002904 mg / kg.day and intake of the respondents are still far below the standard.
Estimated value of the risk is still below the maximum risk = 1 at 3.1 x10-5. based on the above it can be seen
that the area around the PT. General Yaja Steel core is still safe and not harm the health of workers and
surrounding communities.
Keywords: Air Pollution, Lead, Risk Analysis, Iron Steel Industry
I. PENDAHULUAN nilai maksimum dan atau bahkan
II. PT. Inti General Yaja Steel (PT. melebihi bahan baku mutu, maka
Ingenys) merupakan salah satu individu yang terpapar akan
industri peleburan baja terbesar dan memperlihatkan gejala keracunan
tertua di Semarang-Jawa Tengah Pb ( Palar, 1994).
karena telah beroperasi sejak tahun V. Menurut EPA, analisis resiko adalah
1975. Pabrik tersebut menghasilkan karakterisasi dari bahaya-bahaya
produk berupa besi beton dan besi potensial yang berefek pada
siku yang berasal dari besi tua kesehatan manusia dan bahaya
(steel scrap) sebagai bahan lingkungan (US.EPA, 2005).
bakunya. Proses industri PT. Inti Menurut Ruchirawat dalam Yuania
General Yaja Steel ini terdapat (2010), analisis resiko dapat
penggunaan bahan bakar minyak didefinisikan sebagai salah satu
(fosil) sehingga terdapat keluaran usaha untuk mengkarakteristikan
berupa emisi udara dari cerobong dengan cara kuantitatif baku mutu
asap pabrik tersebut. Emisi yang yang diijinkan, dose exposure
dikeluarkan cukup tinggi dalam response (dosis pemaparan respon)
proses produksi ini salah satunya pada manusia untuk membuat
adalah timbal (Pb) dan apabila tidak keputusan yang digunakan untuk
ditangani secara ahli dapat menurunkan resiko akibat terpapar
mencemari lingkungan dan terkena zat kimia.
dampak kesehatan oleh pekerja di VI. Menurut Ruchirawat dalam Yuania
PT. Inti General Yaja Steel maupun (2010), analisis resiko
kawasan pemukiman sekitar pabrik menggunakan ilmu toksikologi,
tersebut. kimia, teknik dan statistik untuk
III. Penelitian tentang analisis resiko menganalisis informasi zat kimia
cemaran udara akibat asap pabrik yang dilepaskan dan
diperlukan sebagai upaya perpindahannya di lingkungan.
pemantauan kualitas udara sekitar VII. Dalam analisis resiko ada empat
dan kesehatan pekerja serta langkah yang harus dilakukan untuk
masyarakat sekitar pabrik tersebut. penilaian besarnya resiko, yaitu:
Salah satu penelitian yang dilakukan 1. Identifikasi Bahaya ( Hazard Identification)
yaitu dengan melakukan penelitian 2. Penilaian Pemaparan (Exposure Assessment)
berupa analisis resiko cemaran Pb 3. Penilaian Dosis dan Respon (Dose-Respon
(timbal) akibat asap pabrik terhadap Assessment)
kesehatan pekerja serta masyarakat 4. Karakteristik Resiko (Risk Characterization)
sekitar PT. Inti General Yaja Steel (US.EPA, 2005)
(PT. Ingenys) Jerakah Tugu, VIII. METODOLOGI PENELITIAN
Semarang - Jawa Tengah. IX. Penelitian Analisa Resiko Cemaran
IV. Bila manusia terpapar oleh Pb Pb Akibat Asap Pabrik
dalam batasan normal atau dalam Terhadap Kesehatan Pekerja Dan
batasan toleransi, maka daya racun Masyarakat Sekitar (Studi Kasus :
yang dimiliki oleh Pb tidak akan PT. Inti General Yaja Steel,
bekerja dan tidak menimbulkan Semarang - Jawa Tengah) ini
pengaruh apa-apa. Tetapi bila dilakukan di kawasan kegiatan
jumlah yang diserap telah mencapai pabrik dan pemukiman sekitar PT.
*) Staf Pengajar Program Studi Teknik Lingkungan
Program Studi Teknik Lingkungan FT Undip
1
Jl. Prof Sudarto SH, Tembalang Semaran
Inti General Yaja Steel. Penelitian ini XXVII. ED = durasi pemaparan
meliputi pengukuran konsentrasi Pb (tahun)
di udara ambien PT. Inti General XXVIII. BW = berat badan (kg)
Yaja Steel, penyebaran kuisioner ke XXIX. AT = waktu rata-rata (hari) (Watts dalam
pekerja pabrik dan masyarakat Yuania,2010)
sekitar kawasan PT. Inti General XXX. Resiko karsinogen yaitu banyaknya
Yaja Steel serta melakukan intake harian kronis (dikembangkan
pengambilan sampel darah dari dalam penilaian pemaparan)
beberapa pekerja dan masyarakat dikalikan dengan faktor slope
sekitar PT. Inti General Yaja Steel karsinogen (dipilih dengan penilaian
yang terpapar langsung untuk kadar racun). Persamaannya adalah
mengetahui besarnya kandungan sebagai berikut :
PbHb dalam darah. XXXI. Resiko = CDI x SF
X. Pengambilan data akan XXXII. Keterangan :
dilaksanakan pada bulan Juli 2012. XXXIII.CDI = intake harian kronis (mg/kg hari)
Tempat penelitian ditentukan sesuai XXXIV.SF = faktor slope karsinogen (kg
arah angin pada saat penelitian, hari/mg)
pengukuran konsentrasi Pb XXXV. Nilai SF dari Pb adalah 0,042 kg.hari/mg
dilakukan selama 24 jam (EPA dalam Huboyo, 2007)
menggunakan Dust Sampler. XXXVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan untuk analisa XXXVII. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
laboratorium untuk pengecekan XXXVIII. Tahap tahap dalam identifikasi
kadar PbHb dalam darah dilakukan bahaya adalah identifikasi lokasi penelitian, identifikasi
di Laboratorium GAKI Fakultas konsentrasi cemaran Pb akibat asap pabrik,
Kedokteran Universitas Diponegoro, identifikasi Pb dalam darah.
Semarang. XXXIX. Identifikasi lokasi penelitian
XI. Lokasi titik sampling dapat dilihat ditentukan berdasarkan dari arah
pada gambar 1 dibawah ini : angin yang dominan pada saat akan
XII. dilakukan sampling konsentrasi Pb
di udara. Arah angin pada saat
penelitian adalah dominan ke arah
timur yaitu ke arah Perumahan
Krapyak dan Perumahan Sugriwo,
serta ke arah angin barat di Jl.
Ngepos RT. 02. Dari setiap titik
penelitian diambil jarak terdekat dan
terjauh dari PT. Inti General Yaja
Steel serta di pusat pabrik itu
sendiri.
XL. Identifikasi konsentrasi cemaran Pb
dilakukan selama dua kali tiap satu
titik sampling penelitian yaitu pada
saat proses produksi PT.Inti General
XIII. Gambar 1 Lokasi Pengambilan Yaja Steel dalam keadaan maksimal
Sampel PT. Inti General Yaja Steel dan proses produksi dalam keadaan
XIV. Sumber : Wikimapia, 2012 rata-rata..
XV. Keterangan : XLI. Berikut hasil pengukuran
XVI. 1. Jl. Ngepos RT 02 + 300m arah konsentrasi Timbal (Pb) yang telah
barat dari PT. Inti General Yaja Steel dianalisis di laboratorium :
XVII. 2. PT. Inti General Yaja Steel XLII. Gambar 1. Grafik Konsentrasi Pb
sebelah timur di Udara Ambien
XVIII. 3. Perumahan Sugriwo +200m arah XLIII.
timur dari PT. Inti General Yaja Steel
XIX. 4. Perumahan Krapyak RT. 06 / RW
06 +600m arah timur dari PT. Inti General Konsentrasi Pb
Yaja Steel. 2.5
XX. Intake kontaminan dapat dihitung 2
dengan persamaan berikut : 1.5
1
CxCRxEFxED 0.5
XXI. I= Konsentrasi Pb(g/m3)
Konsentrasi Pb g//m3 Baku Mutu Pb (g/m3)
0
BWxAT
XXII. Keterangan :
XXIII. I = intake (mg/kg beratbadan.hari)
XXIV. C = konsentrasi pada titik pemaparan
(mg/L di air, mg/m3 di udara) Lokasi
XXV. CR = contact rate (L/hari, m3/hari)
XXVI. EF = frekuensi (hari/tahun)
Baku Mutu Pb = 2 g/m3

2
XLIV. (Sumber : Analisis Pribadi, 2012) LXXX.
LXXVIII. LXXIX. S
XLV. Berdasarkan hasil pengukuran Pb 24,
uparman
dari empat titik sampling lokasi 71
penelitian dapat disimpulkan, bahwa LXXXII. M LXXXIII.
konsentrasi untuk parameter Pb LXXXI.
. Arif Al 29,
sudah sesuai dengan Surat Abar 4
Keputusan Gubernur Jawa Tengah LXXXIV. Baku Mutu PbHb = 40 g/ml
No. 8 tahun 2001 tentang Baku LXXXV. (Sumber : Lab. GAKI UNDIP, 2012)
Mutu Udara Ambien di Provinsi LXXXVI. Bila manusia terpapar oleh Pb
Jawa Tengah yaitu untuk Pb = 2 dalam batasan normal atau dalam batasan
g/m3, sehingga hasil sampel dari toleransi, maka daya racun yang dimiliki oleh
pengujian Pb di kawasan pabrik dan Pb tidak akan bekerja dan tidak menimbulkan
pemukiman sekitar masih dibawah pengaruh apa-apa. Tetapi bila jumlah yang
baku mutu dan tidak berbahaya bagi diserap telah mencapai nilai maksimum dan
kesehatan masyarakat sekitar dan atau bahkan melebihi bahan baku mutu,
pekerja PT. Inti General Yaja Steel maka individu yang terpapar akan
tersebut. memperlihatkan gejala keracunan Pb (Palar
XLVI. Identifikasi Pb dalam darah dalam Nadya, 2010). Batas kategori
bertujuan untuk mengetahui A(normal) adalah 40 g/ml sehingga kadar
seberapa besar presentase PbHb Pb dalam darah masyarakat Jl. Ngepos II
masyarakat sekitar dan pekerja PT. dan pekerja PT. IGYJ masih dalam batas
Inti General Yaja Steel. normal atau masih dibawah nilai ambang
Pengambilan dan analisis PbHb batas (Palar,1994).
dalam darah dilakukan oleh LXXXVII. Penilaian Pemaparan
Laboratorium GAKI, Universitas (Exposure Assessment)
Diponegoro. Menurut hasil LXXXVIII. Tahap kedua dalam
penelitian, diperoleh rata-rata kadar analisis resiko adalah memperkirakan persebaran
Pb dalam darah pekerja PT. IGYJ kontaminan yaitu Pb (timbal) di udara dengan potensi
dan masyarat sekitar Jl. Ngepos II resiko mencemari populasi. Dalam tahap ini diawali
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: dengan mengidentifikasikan sumber pencemar dan
XLVII. Tabel 1. Konsentrasi Pb dalam distribusi cemaran di lokasi penelitian. Langkah-
darah langkahnya adalah identifikasi populasi responden
L. terpapar, analisis kuisioner, identidikasi jalur
Kon penyebaran potensial, dan memperkirakan dosis
sent intake.
rasi LXXXIX. Identidikasi populasi responden
Pb terpapar adalah masyarakat sekitar
XLVIII. XLIX. N
dala PT. Inti General Yaja Steel dan
No. ama
m pekerja PT. Inti General Yaja Steel
dar itu sendiri, dimana masyarakat
ah sekitar wilayah tersebut yang paling
(g/ sering terkena paparan Pb (timbal)
ml) dikarenakan arah angin dominan ke
LVI. arah timur dan barat pada saat
LV. S
LIV. 10, penelitian yaitu area dengan
unarto
31 konsentrasi pencemaran tertinggi,
LVIII. E LIX. area dengan kepadatan penduduk
LVII. dy 10, tertinggi dan di sekitar lokasi
Tjahjono 9 penelitian menurut SNI-19-7119.6-
LXII. 2005.
LXI. M XC. Analisis Kuisioner dilakukan karena
LX. 14,
iswadi kemungkinan besar mereka yang
7
LXV. terpapar Pb secara langsung.
LXIV. Z Pertanyaan pada kuisioner dibagi
LXIII. 17,
aichi menjadi lima jenis pertanyaan, yaitu
67
LXVIII. tentang data diri sebanyak lima soal
LXVII. K (nomor 1-5), gaya hidup sebanyak
LXVI. 11,7
aspan tiga soal (nomor 7-10), kesehatan
8
LXXI. sebanyak empat soal (nomor 13-
LXX. S 16), tentang hidup sehat sebanyak
LXIX. 12,
usilo tiga soal (nomor 17-19) dan tentang
9
LXXIV. persepsi terdiri dari empat soal
LXXII. LXXIII. M (nomor20-24).
10,
urtini XCI. Identifikasi jalur penyebaran
01
LXXV. LXXVI. S LXXVII. potensial hanya membahas jalur
usi Yanti 15 penyebaran potensial perpindahan
kontaminan Pb (Timbal) ke dalam

3
tubuh responden terpapar yaitu 2. Adanya asap lain di sekitar PT. Inti General Yaja
masyarakat sekitar dan pekerja Steel yang juga menghasilkan Pb (timbal), misal
pabrik PT. Inti General Yaja Steel asap dari kendaraan dan asap rokok.
melalui proses inhalasi 3. Waktu tingga di pemukiman Jl. Ngepos II sudah
(pernapasan) dengan media cukup lama, yaitu lebih dari 10 tahun sehingga
pembawa adalah udara. akumulasi konsentrasi Pb yang ada di dalam
XCII. Perkiraan dosis intake digunakan tubuh semakin banyak.(Huboyo, 2007)
untuk mengetahui besarnya resiko CI. Karakteristik Resiko (Risk
yang diterima, maka dihitung Characterization)
besarnya intake Pb (timbal) yang CII. Karakteristik Resiko adalah tahapan
terpapar ke dalam tubuh terakhir dalam analisis resiko.
masyarakat sekitar khususnya di Perkiraan resiko diperoleh dengan
Pemukiman Jl. Ngepos II, menggabungkan lama pemaparan
Perumahan Sugriwo dan dengan dosis respon. Karena timbal
Perumahan Krapyak serta pekerja bersifat karsinogen, sehingga resiko
pabrik PT. Inti General Yaja Steel. karsinogen untuk timbal
XCIII. Dengan menggunakan cara yang didefinisikan sebagai banyak intake
sama didapat intake Pb dari semua harian kronik dikalikan dengan
sampel yaitu sebagai berikut : faktor slope karsinogenik yang
XCIV. Gambar 2. Grafik Perbandingan didapatkan dari penilaian dosis-
Intake terhadap Intake Maksimal respon (Ruchirawat dalam
Purwanita, 2010)
Grafik Perbandingan Intake Terhadap Intake Maksimal CIII. Tabel 2. Perkiraan Nilai Resiko
0intake (mg/kg.hari) CIV. CV. CVI. R
0 No Lokasi esiko Pb
CVIII.
0
Jl. CIX. 2
0intake maksimum laki-laki (mg/kg.hari) CVII. Ngepo ,6693 x10-
5
Intake 0 1 s II
0
CXII. 1
intake maksimum perempuan (mg/kg.hari) CX. CXI. ,02765
0
x10-5
0 CXV. 3
CXIII. CXIV. ,3684 x10-
6
Responden
CXVIII. 2
CXVI. CXVII. ,02104
XCV. Intake Maksimum = 0,000734 x10-5
mg/kg.hari CXXI. 2
XCVI. (Sumber : Hasil Perhitungan, CXIX. CXX. ,28182
2012) x10-5
XCVII. CXXIV. 2
XCVIII. Penilaian Dosis-Respon (Dose- CXXII. CXXIII. ,57223
Response Assessment) x10-5
XCIX. Tahap ketiga dalam analisis resiko
CXXVII. 2
adalah penilaian dosis-respon
CXXV. CXXVI. ,02104
dimana menggambarkan hubungan
x10-5
kuantitiatif antara besarnya terpapar
CXXX. 2
polutan dan dilanjutkan dengan
CXXVIII. CXXIX. ,57223
penyakit yang ditimbulkan
x10-5
(Ruchirawat dalam Yuania, 2010).
CXXXIII. 2
C. Dari hasil perhitungan nilai intake
CXXXI. CXXXII. ,35788
pada tabel 3, didapatkan hasil
x10-5
dengan nilai intake masih dibawah
nilai intake maksimum. Nilai intake CXXXVI.2
terbesar yaitu pada titik lokasi CXXXIV. CXXXV. ,57223
Pabrik dengan konsentrasi Pb x10-5
0,0001468 mg/m3 dengan nilai CXXXVIII.
intake terbesar 0,000734 P. CXXXIX.1
mg.kg/hari. Hal ini terjadi karena CXXXVII. Krapya ,44986
adanya beberapa faktor yang 2 k x10-5
mempengaruhi, diantaranya : CXLII. 1
1. Pada saat penelitian berlangsung, PT. Inti CXL. CXLI. ,11176
General Yaja Steel mengeluarkan asap hitam x10-5
yang tebal cukup banyak, sehingga asap CXLV. 6
tersebut dapat tertangkap oleh alat pengukur CXLIII. CXLIV. ,38873
Dust Sampler di udara ambien. x10-6

4
CXLVIII. 1 ,01783
CXLVI. CXLVII. ,32632 x10-5
x10-5 CCXXIII. 1
CXLIX. CL. CLI. 6 CCXXII. ,7074 x10-
,3 x10-6 5

CLIV. 1 CCXXVI.
CLII. CLIII. ,23934 CCXXV. 1,68153
x10-5 x10-5
CLV. CLVI. CLVII. 9 CCXXIX.
,33 x10-6 CCXXVIII. 1,84968
CLVIII. CLIX. CLX. 6 x10-5
,5 x10-6 CCXXXII.
CLXI. CLXII. CLXIII. 2 CCXXXI. 1,47974
,4 x10-5 x10-5
CLXIV. CLXV. CLXVI. 6 CCXXXV.
,5 x10-6 CCXXXIV. 2,21962
CLXVIII. x10-5
P. CLXIX. 1 CCXXXVIII.
CLXVII. Sugriw ,85976 CCXXXVII. 1,79001
3 o x10-6 x10-5
CLXXII. 1 CCXLI. 1
CLXX. CLXXI. ,5498 x10- CCXL. ,73408
6
x10-5
CLXXIII. CLXXIV. CLXXV. 1 CCXLIV. 2
,7 x10-6 CCXLIII. ,01783
CLXXVIII. x10-5
CLXXVI. CLXXVII. 1,63137 CCXLVII.
x10-6 CCXLVI. 1,79001
CLXXXI. 1 x10-5
CLXXIX. CLXXX. ,69069 CCL. 2
x10-6 CCXLIX. ,21962
CLXXXIV. x10-5
CLXXXII. CLXXXIII. 1,89771 CCLII. CCLIII. 3
x10-6 ,1 x10-5
CLXXXVII. CCLVI. 2
CLXXXV. CLXXXVI. 2,38431 CCLV. ,01783
x10-6 x10-5
CXC. 1 CCLVII. Resiko Maksimum = 1
CLXXXVIII. CLXXXIX. ,82329 CCLVIII. (Sumber : Hasil Perhitungan,
x10-6 2012)
CXCIII. 1 CCLIX. Dari hasil perhitungan
CXCI. CXCII. ,63137 diatas, resiko Pb yang paling besar diantara
x10-6 lokasi-lokasi penelitian adalah di lokasi
CXCVI. 2 pemukiman Jl. Ngepos II dengan nilai
CXCIV. CXCV. ,67207 resikonya 3,1x10-5. Hal ini dikarenakan lama
x10-6 tinggal dirumah/hari dan lama tinggal di
CXCIX. 1 sekitar PT. Inti General Yaja Steel walaupun
CXCVII. CXCVIII. ,84968 konsentrasi Pb di lokasi ini bukan konsentrasi
4 Pabrik x10-5 tertinggi, semakin lama terpapar maka
CCII. 1 semakin besar nilai resikonya. (Huboyo,
CC. CCI. ,38726 2007). Walaupun semua nilai resiko Pb jauh
x10-5 kurang dari satu, dimana resiko maksimum
CCV. 1 adalah sama dengan satu, tetapi bisa saja
CCIII. CCIV. ,58544 masyarakat dan pekerja tersebut terkena
x10-5 penyakit akibat paparan Pb (timbal),
CCVI. CCVII. CCVIII. 6 meskipun dalam jumlah kecil , tetapi tidak
,32 x10-6 secara langsung dan dalam jangka waktu
yang lama, yaitu lebih dari 30 tahun dan juga
CCXI. 2
bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
CCX. ,01783
lain :
x10-5
1. Proses produksi PT. Inti General Yaja Steel yang
CCXIV. 2
semakin meningkat sehingga buangan asap juga
CCXIII. ,01783
meningkat dan konsentrasi Pb juga meningkat
x10-5
2. Waktu pemaparan, semakin lama tinggal atau
CCXVI. CCXVII. 2
bekerja di sekitar PT. Inti General Yaja Steel
x10-5
CCXIX. CCXX. 2

5
semakin pemaparan Pb (timbal) terakumulasi di CCLXXI.
dalam tubuh dalam jumlah yang banyak.
3. Kondisi tubuh masyarakat atau pekerja itu
sendiri, seperti kesehatan, gaya hidup, kondisi
fisik seperti berat badan dan tinggi badan yang
bisa berpengaruh dalam perhitungan nilai resiko.
CCLX. Semakin tinggi nilai resiko maka
akan berdampak buruk terhadap
kesehatan, jika nilai resiko melebihi
resiko maksimum maka masyarakat
sekitar dan pekerja PT. Inti General
Yaja Steel yang terpapar akan
mengalami gangguan terhadap
kesehatan, misalnya anemia,
gangguan ginjal, gangguan susunan
syaraf pusat, gangguan sintesa CCLXXII. Berdasarkan gambar
hemoglobin, kanker bahkan diatas, diketahui bahwa data tentang
kematian (Huboyo, 2007) konsentrasi PbHb dalam darah kurang
CCLXI. Manajemen Resiko (Risk normal. Hal ini dikarenakan penyebaran data
Management) atau titik-titik plot ada yang tidak di sekitar
CCLXII. Walaupun nilai resiko yang garis diagonal dalam hal ini garis liniar. Tetapi
didapatkan masih kurang dari satu, dapat dikatakan Pb darah berbanding lurus
tetapi manajemen resiko perlu dengan nilai resiko.
dilakukan agar nilai resiko tidak CCLXXIII. Hubungan Berat Badan
bertambah dan dapat berkurang terhadap Perkiraan Nilai Resiko Pb
(Seta,2011). Maka diperlukan suatu CCLXXIV. Gambar 4. Hubungan
skenario yang digunakan agar nilai Berat Badan terhadap Nilai Resiko
resiko berkurang : CCLXXV.
1. Skenario pertama yang dilakukan adalah
menentukan pengendalian agar pencemar tidak Pabrik
Hubungan Berat Badan terhadap Nilai Resiko
berdampak pada masyarakat dan pekerja PT. Inti Linear (Pabrik)
General Yaja Steel. 0
Jl. Ngepos II
2. Skenario kedua adalah dengan cara menurunkan 0
nilai konsentrasi Pb di udara ambien, sehingga 0
Linear (Jl. Ngepos
f(x) = - 0x +II)
0
R
f(x)==0.52
pengendalian teknis yang realistis dapat 0
Perum Krapyak
f(x) =R- =0x0.52
+0
- 0x + 0

dilakukan dengan cara pemasangan alat Nilai Resiko 0 R = 0.6

pengendali pencemaran udara yang baru Linear


0 (Perum Krapyak)
sehingga efisiensinya masih besar dan berfungsi 0
Perum S ugriwo
dengan baik. 0 f(x) = 0x + 0

Linear (Perum
R = 0.1
Sugriwo)
3. Skenario ketiga para masyarakat dan pekerja PT. 40 60 80 100
Inti General Yaja Steel hendaknya membatasi Polynomial (Perum Sugriwo)
Berat Badan
lama kerja dan lama tinggal di sekitar pabrik Linear (Perum Sugriwo)
sehingga paparan Pb tidak terlalu banyak karena
semakin lama terpapar semakin banyak CCLXXVI.
akumulasi Pb dalam tubuh masing-masing. CCLXXVII. R2 disini berfungsi untuk
CCLXIII. Uji Regresi menyatakan bahwa berapa
CCLXIV. Uji regresi ini dilakukan untuk harga/besar berat badan
mendapatkan persamaan yang bisa mempengaruhi nilai resiko, sebagai
digunakan untuk memprediksi nilai contoh pada lokasi Pabrik nilai R2 =
resiko dari variabel yang ada. Dari 0,524 atau 52,4%, dimana sisanya
hasil uji regresi yang telah dilakukan 47,6% adalah faktor lain diluar berat
didapatkan hasil persamaan badan yaitu pada parameter gaya
sebagai berikut hidup sehat, kesehatan maupun
CCLXV. hidup sehat responden.
5 7 CCLXXVIII. Hubungan Usia terhadap
Y =1 , 758 x 10 +2 ,618 x 10 X
CCLXVI. Keterangan : Perkiraan Nilai Resiko Pb
CCLXVII. Y = Nilai Resiko CCLXXIX. Gambar 5. Hubungan
CCLXVIII. X = Konsentrasi PbHb Usia terhadap Nilai Resiko
Darah
CCLXIX. Dari persamaan tersebut terlihat
bahwa nilai resiko akan mengalami kenaikan
apabila kadar PbHb darah tinggi begitu juga
sebaliknya apabila nilai resiko tinggi maka
kadar PbHb darah juga ikut tinggi.
CCLXX. Gambar 3. Kurva Normal P-P Plot
of Regression Standardized Residual

6
CCLXXX. CCXCIV.Hubungan Frekuensi Pemaparan
terhadap Perkiraan Nilai Resiko Pb
Hubungan Usia terhadap Nilai Resiko CCXCV. Gambar 7. Hubungan Frekuensi
0
Pemaparan terhadap Nilai Resiko
Pabrik Linear (Pabrik)
CCXCVI.
0

0 Hubungan Frekuensi Pem aparan dengan Nilai Resiko


f(x) = - 0x + 0
Jl. Ngepos II Linear (Jl. Ngepos II)
0 Pabrik0
R = 0.07
f(x) = - 0x + 0 Linear (Pabrik)
R = 0.1
f(x) = 0x - 0
Nilai Resiko 0 R = 0.49
0 f(x) = 0x - 0
R = 0.76

0 Krapyak 0
Perum Linear (Perum Krapyak) f(x) = 0x - 0
Jl. Ngepos II R = 0.92 Linear (Jl. Ngepos II)
0 0
f(x) = 0x - 0
0 f(x) = - 0x + 0 Nilai Resiko 0 R = 0.8
R = 0.16
P. Sugriwo
0 15 30 Linear
45 (P. 60
Sugriwo)75 90
Perum0Krapyak Linear (Perum Krapyak)
Usia
0

f(x) = 0x + 0
0
CCLXXXI. P. Sugriwo
2 4 6 8
R = 0.87
10 Linear
12 14(P. Sugriwo)
16 18 20 22
CCLXXXII. R2 disini berfungsi untuk
Jam Kerja/ Tinggal dalam Sehari
menyatakan bahwa berapa
harga/besar usia mempengaruhi
nilai resiko, sebagai contoh pada CCXCVII. R2 disini berfungsi untuk
lokasi Perum Krapyak nilai R2 = menyatakan bahwa berapa
0,489 atau 48,9%, dimana sisanya harga/besar lama pemaparan
51,1% adalah faktor lain diluar berat mempengaruhi nilai resiko, sebagai
badan yaitu pada parameter gaya contoh pada lokasi Jl. Ngepos II nilai
hidup sehat, kesehatan maupun R2 = 0,924 atau 92,4%, dimana
hidup sehat responden. sisanya 17,6% adalah faktor lain
CCLXXXIII. diluar berat badan yaitu pada
CCLXXXIV. parameter gaya hidup sehat,
CCLXXXV. kesehatan maupun hidup sehat
CCLXXXVI. responden.
CCLXXXVII. CCXCVIII. KESIMPULAN
CCLXXXVIII. 1. Identifikasi bahaya
CCLXXXIX. a. Pengidentifikasian lokasi penelitian dalam studi
CCXC. Hubungan Lama Pemaparan kasus PT. Inti General Yaja Steel adalah: Jl.
terhadap Perkiraan Nilai Resiko Pb Ngepos RT 02, PT. Inti General Yaja Steel,
CCXCI. Gambar 6. Hubungan Lama Perumahan Sugriwo dan Perumahan Krapyak
Pemaparan terhadap Nilai Resiko RT. 06 / RW 06
CCXCII. b. Konsentrasi untuk parameter Pb paling tinggi
yaitu sebesar 0,3268 g/m3 yang berlokasi di PT.
Hubungan Lama Pem aparan dengan Nilai Resiko Inti General Yaja Steel yang sudah sesuai
Pabrik
0 Linear (Pabrik) dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
0
No. 8 tahun 2001 tentang Baku Mutu Udara
0
f(x) = 0x + 0
R = 0.66
Ambien di Provinsi Jawa Tengah yaitu untuk Pb =
Jl. Ngepos II Linear (Jl. Ngepos II) 2 g/m3.
0
f(x) = 0x + 0 c. Konsentrasi PbHb dalam darah yaitu hasil yang
Nilai Resiko 0 R = 0.05

f(x) = - 0x + 0
paling rendah adalah 10,01 g/ml dan yang
0
Perum Krapyak R = 0.1 Linear (Perum Krapyak) paling tinggi adalah 29,4 g/ml yang masih
0
berada di bawah baku mutu yaitu 40 g/ml
0 f(x) = - 0x + 0
R = 0.07 (Palar, 1994)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
P. Sugriwo Linear (P. Sugriwo) 2. Penilaian Pemaparan
Lama Pemaparan (Tahun) a. Mengidentifikasi responden terpapar, yaitu
masyarakat dan pekerja PT. Inti General Yaja
CCXCIII.R2 disini berfungsi untuk Steel
menyatakan bahwa berapa b. Menganalisis kuisioner yang dibagi kepada
harga/besar lama pemaparan masyarakat dan pekerja PT. Inti General Yaja
mempengaruhi nilai resiko, sebagai Steel dimana kuisioner tersebut valid dan
contoh pada lokasi Jl. Ngepos II nilai dipercaya dengan uji validitas dan reabilitasnya.
R2 = 0,657 atau 65,7%, dimana c. Mengidentifikasi jalur penyebaran potensial, yaitu
sisanya 34,3% adalah faktor lain cerobong asap sebagai sumber, udara ambien
diluar berat badan yaitu pada sebagai pembawa dan penerima yaitu
parameter gaya hidup sehat, masyarakat dan pekerja PT. Inti General Yaja
kesehatan maupun hidup sehat Steel
responden. d. Memperkirakan dosis intake dimana dosis intake
paling tinggi yaitu 0,000734 mg/kg.hari dengan

7
responden Zaichi yang bekerja di PT. Inti General CCCX. Kurniawan, Wahyu. 2008. Hubungan Kadar
Yaja Steel. Pb dalam Darah dengan Profil Darah Pada
3. Menganalisis penilaian dosis respon dalam Mekanik Kendaraan Bermotor di Kota Pontianak.
analisis resiko cemaran Pb hasil perhitungan Universitas Diponegoro, Semarang.
masih jauh dibawah intake maksimum sehingga CCCXI. La Grega, Michael, D, Philip L. Buckingham,
tidak berdampak buruk terhadap kesehatan. Jeffrey C. Evans. 1994. Hazardous Waste
4. Menganalisis karakteristik resiko dengan cara Management, Mc Graw-Hill International Edition.
menentukan nilai resiko, hasil perhitungan nilai CCCXII. Mukono, H. J. 1997. Pencemaran Udara dan
resiko paling tinggi adalah 3,1 x10-5 yang masih Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
jauh dari resiko maksimum = 1 dimana masih Pernapasan. Surabaya : Airlangga. University
aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan Press.
masyarakat dan pekerja PT. Inti General Yaja CCCXIII.Palar, Heryando, Drs. 1994. Pencemaran
Steel. dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta,
CCXCIX. 5.2 Saran Jakarta.
1. Menjalankan manajemen resiko sehingga nilai CCCXIV.Purwanita, Nadya. 2010. Analisis Resiko
resiko berkurang dan tidak berdampak bagi Cemaran Pb Terhadap Petugas Parkir di Ruang
kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar PT. Parkir Tertutup (Studi Kasus: Plasa Simpang Lima
Inti General Yaja Steel. Semarang). Universitas Diponegoro, Semarang.
2. Untuk peneliti selanjutnya agar lebih lengkap lagi CCCXV. Rosyid. 2009. Toksisitas Timbal: Pengaruh
dalam pengambilan sampel dan dalam analisis Timbal Terhadap Kesehatan Manusia.
resiko sehingga dapat lebih jelas penanganan http://rosyid82.wordpress.com, 4 Oktober 2012
dalam jangka waktu panjang. CCCXVI. Ruchirawat, M. 1996. Environmental
CCC. DAFTAR PUSTAKA Toxicology Vol. 3, Chulabhorn Reasearch Institute,
CCCI. Baird, C. 1995. Environmental Chemistry, Thailand.
W.H Freeman and Company, New York. CCCXVII. SNI 19-7119.4-2005. 2005. Udara
CCCII. Bimaseta, Andika. 2011. Analisis Resiko Ambien-Bagian 4 : Cara Uji Timbal (Pb) dengan
Pencemaran Udara Terhadap Tenaga Mekanik Mtode Destruksi Basah Menggunakan
Kendaraan Roda Dua. Universitas Diponegoro, Spektrofotometer Serapan Atom.
Semarang. http://sisni.bsn.go.id.
CCCIII. Cairney, Tom. 1995. The Reuse of CCCXVIII. SNI 19-7119.6-2005. 2005. Udara
Contaminate Land (Risk Assessment Hand Book). Ambien-Bagian 6 : Penentuan Lokasi
John Wiley Sons, England. Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas
CCCIV. Deroos, FJ. 1997. Smelters and Metals Udara Ambien. http://sisni.bsn.go.id.
Reclaimmers in Occupational Industry and CCCXIX. Tsalev, D. L. Dan Z. K. Zaprianov.
Environmental Toxicology. Mosby Year Book, New 1985. Atomic Spectroscopy Occupation and
York. Environmetal Health. CRC Press, Inc Florida.
CCCV. Fardiaz, S. 2006. Polusi Air dan Udara. CCCXX. Watts, Richard J. 1997. Hazardous Waste :
Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Source. Pathway. Receptor. John Wiley And Sons
CCCVI. Girsang, Emmy. 2008. Hubungan Kadar Inc. New York USA.
Timbal di Udara Ambien dengan Timbal dalam CCCXXI. U. S. EPA. 1993. Referebce Dose
Darah pada Pegawai Dinas Perhubungan Terminal (RFD): Description and Use Health Risk
Antar Kota Medan. Universitas Sumatera Utara, Assessment. http://www.epa.gov/IRIS/rfd.htm, 24
Medan. Juli 2012
CCCVII. Hadi, Soedharto. 2005. Dimensi Lingkungan CCCXXII. U. S. EPA. 2005. Risk Assessment
Pencemaran Pembangunan. Gajahmada Process,
University Press, Yogyakarta. http://efpub.epa.gov/ncea/cfm/neeariskassess.cfm.
CCCVIII.Huboyo, SH. 2007. Analisis Rediko 24 Juli 2012
Konsentrasi Debu (TSP) dan Timbal (Pb) di CCCXXIII. Woro, R. 1997. Pengaruh
Pinggir Jalan Terhadap Kesehatan Manusia Studi Pencemaran Pb (Plumbum) Terhadap Kesehatan.
Kasus Kota Yogyakarta. Universitas Diponegoro, Media Lidbangkes. Depkes RI, Jakarta.
Semarang CCCXXIV. Yuania, Karina. 2010. Analisis
CCCIX. Jones, L. H. P dan S. C. Jarvis. 1981. The Resiko Cemaran CO Akibat Asap Pabrik Terhadap
Fate of Heavy Metal in Greenland, D. J and M. H. Masyarakat Sekitar Pabrik Gula PT Rendeng,
Bird. The Chemistry of Soil Process. John W. And Kudus. Universitas Diponegoro, Semarang.
Sons, New York.

8
CCCXXV.
CCCXXVI.
CCCXXVII.
CCCXXVIII.
CCCXXIX.
CCCXXX.
CCCXXXI.

You might also like