You are on page 1of 8

Ahmad.

, et al, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan risk agent total suspended
particulate...

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Dengan Risk Agent Total


Suspended Particulate di Kawasan Industri Kota Probolinggo
(Environmental Health Risk Assessment With Risk Agent Total
Suspended Particulate In Industrial Area Probolinggo)
Amiratul Adila Ahmad, Khoiron, Ellyke
Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
e-mail korespondensi: adila.amiratul@gmail.com

Abstract
The increase of economic development has made the industrialization and
transportation became higher and they has been contributed to the increased of air
pollution, include the Total Suspended Particulates (TSP). This research used
descriptive methods with the purpose of analyzing the risk from risk agent for people
who live in Rusunawa Bayuangga. A total of 70 samples age over 18 years were
subjected to anthropometric surveys for body weight and particulate exposure. Data was
collected by interview and direct measurement. Ambient air samples was taken just one
point in resident ares and two points in industrial area with a moment method using a
High Volume Air Sampler. The results were concentration of Total Suspended
Particulate are between 0,0734 -
0.24 mg/m3. Exposure assessment revealed that TSP intake was safe since the
calculated were under maximal intake 0,0082 mg/kg/day. Based on risk characterization
result, it can be concluded that level of total risk was less than unity so it implies that in
those area was safe for daily activities but there was a possibility of non-carcinogenic
risk after exposure for 10 years (RQ ≥ 1). The advices of this research is planting of
crops that can reducing the concentration of pollutants in the air such as Kembang
sepatu, Tanjung and Kiara Payung.

Keywords: Environmental Health Risk Assessment, Total Suspended Particulate


Abstrak
Peningkatan pembangunan ekonomi membuat industri dan transportasi menjadi lebih
pesat dan berkontribusi terhadap peningkatan polusi udara, termasuk Total Suspended
Particulate (TSP). Lokasi Rusunawa Bayuangga yang berada pada jarak < 2 kilometer
dari kawasan industri berpotensi terpapar Total Suspended Particulate. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan tujuan menganalisis tingkat risiko gangguan
kesehatan pada masyarakat yang tinggal di Rusunawa Bayuangga. Sampel yang
digunakan sebanyak 70 responden yang berusia ≥ 18. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dan pengukuran langsung. Sampel udara ambien diambil sebanyak 1
titik di permukiman dan 2 titik di kawasan industri dengan metode sampel sesaat
menggunakan High Volume Air Sampler. Hasilnya konsentrasi Total Suspended
Particulate adalah nilai minimal sebesar 0,0734 mg/m 3 di titik 1 dan nilai maksimal
sebesar 0,24 mg/m3 di titik kedua dan ketiga. Hasil penghitungan pajanan bahwa jumlah
asupan TSP maksimal sebesar 0,0082 masih berada dalam batas aman. Berdasarkan
hasil karakteristik risiko, dapat disimpulkan bahwa di daerah tersebut tingkat risiko total
kurang dari satu yang berarti bahwa aman untuk melakukan aktivitas sehari-hari di
daerah tersebut (RQ <1) tetapi ada kemungkinan bahwa terdapat gangguan risiko non-
karsinogenik setelah terpapar selama ≥ 10 tahun (RQ ≥ 1).

Kata kunci: Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, Total Suspended Particulate

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 1


2014
Ahmad., et al, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan risk agent total suspended
particulate...

Pendahuluan waktu tertentu dengan tujuan memprediksi


Salah satu komponen penting yang adanya gangguan kesehatan yang disebabkan
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup adalah oleh pajanan bahaya risk agent [8]. Analisis
udara. Pembangunan industri mengakibatkan risiko terdiri dari empat tahap kajian, yaitu
penurunan kualitas udara dan menyebabkan identifikasi bahaya (hazard potential
pencemaran udara di dunia. Hingga tahun 2008 identification) merupakan proses mengenal dan
terdapat sekitar tujuh juta kematian akibat mengetahui jenis bahaya dari suatu sumber,
pencemaran udara [1]. Asia Tenggara analisis dosis-respon (dose-response
merupakan wilayah dengan polusi udara assessment) merupakan penetapan nilai
terburuk di dunia yang menyumbang sekitar toksisitas suatu risk agent, analisis pemajanan
936.300 kematian hingga tahun 2012. Di (exposure assessment) merupakan penilaian
Indonesia, pencemaran udara telah kontak untuk mengetahui jumlah asupan risk
mengakibatkan 60.000 kematian per tahun [2]. agent yang diterima dan karakteristik risiko (risk
characterization) merupakan probabilitas
Jalan Brantas Kota Probolinggo terjadinya dampak negatif akibat paparan rsik
merupakan wilayah yang dikhususkan sebagai agent [9].
pengembangan kawasan industri namun
keberadaannya berdekatan dengan permukiman Berdasarkan besarnya dampak akibat
penduduk [3,4]. Rusunawa Bayuangga paparan TSP maka diperlukan penelitian ini
merupakan permukiman penduduk yang berada dengan tujuan untuk menganalisis risiko
tepat di kawasan industri dan masyarakat yang kesehatan lingkungan dengan risk agent Total
bermukim berpeluang terpapar polutan yang Suspended Particulate di kawasan industri.
dihasilkan dari kegiatan industri yang berada di
sepanjang Jalan Brantas. Total Suspended Metode Penelitian
Particulate adalah salah satu emisi yang
Jenis penelitian adalah deskriptif suatu
dihasilkan dalam kegiatan industri, berada di
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
udara dalam waktu yang lama dan tidak mudah
utama untuk membuat gambaran atau
mengendap serta dapat membahayakan
mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara
kesehatan masyarakat [5].
abjektif [10]. Desain penelitian ini menggunakan
Berdasarkan pemantauan udara ambien metode analisis risiko yang diambil dari empat
yang telah dilakukan oleh BLH Kota langkah analisis risiko untuk memprediksi
Probolinggo, pada tahun 2009 tercatat kejadian akibat adanya paparan Total
Suspended Particulate. Studi ARKL ini terdiri
konsentrasi TSP sebesar 0,52 (mg/m3), tahun
dari 4 langkah yaitu identifikasi bahaya, analisis
2011 sebesar 321 (mg/m3) dan tahun 2012 dosis respon, analisis pemajanan dan
sebesar 505 (mg/m3) [6]. Ketiga konsentrasi karakteristik risiko.
tersebut telah melebihi Baku Mutu Lingkungan
pada Pergub No. 10 Tahun 2009 yaitu 0,26 Studi dilakukan di kawasan industri
Jalan Brantas Kota Probolinggo. Lokasi
(mg/m3). Akibat terpapar oleh Total Suspended pengambilan TSP dilakukan di tiga titik
Particulate maka masyarakat berisiko sepanjang Jalan Brantas yang telah diatur
mengalami gangguan kesehatan berupa berdasarkan SIN 19-7119.6-2005. TSP
penurunan fungsi paru. Partikel yang berukuran disampling menggunakan High Volume Air
sangat kecil ini mudah terinhalasi dan Sampler (HVAS) dengan metode gravimetri.
menyebabkan penumpukan pada saluran
pernafasan sehingga terjadi penurunan faal paru
berupa obstruktif [7].

Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan


atau kebolehjadian dari suatu dampak buruk
pada organisme, sistem, atau sub populasi
timbul akibat terpajan suatu agen pada kondisi
tertentu [8]. Analisis risiko kesehatan (health risk
assessment) adalah suatu proses
memperkirakan besaran masalah kesehatan Gambar 1. Peta Titik lokasi Sampling
dan akibat yang ditimbulkannya pada suatu
Sampel penduduk residensial dewasa dipilih secara purposive sebanyak 70 orang.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 2
2014
Ahmad., et al, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan risk agent total suspended
particulate...
Tempat penelitian dilaksanakan di Rusunawa Durasi pajanan (Dt) 3 tahun
realtime
Bayuangga, Kecamatan Kademangan Kota Laju inhalasi (R) 0,83 m3/jam
Probolinggo dan pengukuran sampel TSP
dilakukan oleh Mitra Lab Buana Surabaya dan Nilai tE dan Dt diperoleh dari survey
Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. sedangkan fE dihitung dengan mengurangkan
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu waktu satu tahun (365 hari) dengan lama
pada bulan Mei - September 2014. responden meninggalkan lokasi penelitian. Nilai
R menggunakan nilai default EPA untuk
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
dewasa. Nilai Dt digunakan untuk menghitung
adalah data primer dan data sekunder. Data
jumlah asupan (I) realtime atau saat penelitian
primer pada penelitian ini konsentrasi TSP dan
dilakukan sedangkan untuk pajanan sepanjang
pola aktivitas responden. Data sekunder pada
hayat atau lifetime menggunakan nilai default
penelitian ini adalah buku-buku dan jurnal serta
EPA 30 tahun.
berdasarkan baku mutu lingkungan. Teknik
analisis data menggunakan statistik deskriptif Intake TSP yang diterima populasi
(α=0,01). Teknik penyajian data dalam bentuk dihitung menggunakan persamaan :
tabel dan diagram yang disertai dengan
penjelasan (tekstular).

Hasil Penelitian
Pada penelitian ini intake non
Gambaran Umum Lokasi karsinogenik dihitung untuk pajanan realtime
Sepanjang Jalan Brantas Kota Probolinggo atau lama responden bermukim di area
merupakan wilayah yang ditetapkan sebagai penelitian sampai saat penelitian ini dilakukan
kawasan industri berdasarkan RTRW Kota dan proyeksi intake hingga 30 tahun
Probolinggo. Terdapat sekitar 12 industri yang mendatang.
aktif beroperasi. Rusunawa Bayuangga yang
letaknya berada tengah kawasan industri resmi
dihuni oleh masyarakat sejak tahun 2011.

Konsentrasi Total Suspended Particulate


Tahap pertama dari analisis risiko adalah
identifikasi bahaya. Risk agent yang akan
diidentifikasi adalah TSP. Identifikasi TSP
dengan mengukur konsentrasinya di udara di 3
titik lokasi sepanjang kawasan industri. Hasil
pengukuran didapatkan bahwa konsentrasi TSP
minimal sebesar 0,0734 (mg/m3) sedangkan
Gambar 2. Proyeksi intake non karsinogenik
konsentrasi maksimal sebesar 0,24 (mg/m3). populasi

Pola Aktivitas Responden dan Penilaian Intake


Ringkasan statistik nilai variabel pola Intake karsinogenik juga dihitung dengan
aktivitas responden sebagai faktor pemajanan persamaan yang sama untuk pajanan realtime
dicantumkan pada tabel 1. dan diproyeksikan hingga 30 tahun ke
Tabel 1. Pola aktivitas responden mendatang.
Pola aktivitas Nilai

Berat badan rata-rata (Wb) 56,8 kg

Pajanan harian (tE) 24 jam/hari

Frekuensi pajanan (fE) 356,5 hari/tahun

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 3


2014
Ahmad., et al, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan dengan risk agent total suspended
particulate...

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
sampel pertama dan ketiga didapatkan hasil
yang sama yaitu 0,24 mg/m 3 sedangkan pada
sampel kedua sebesar 0,0734 mg/m3. Ketiga
sampel TSP yang diambil masih berada
dibawah baku mutu udara ambien berdasarkan
Pergub Jatim No. 10 Tahun 2009 yaitu 0,26
mg/m3. Konsentrasi TSP pada penelitian ini
berbeda dengan hasil pengukuran TSP pada
Gambar 3. Proyeksi intake karsinogenik penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa
populasi hasil pengukuran particulate matter pada musim
kemarau cenderung lebih tinggi daripada musim
Dosis Respon Total Suspended Particulate hujan, baik di lokasi industri maupun di
permukiman [11]. Hal ini disebabkan karena
Ukuran toksisitas dari suatu risk agent kondisi lingkungan seperti cuaca dan waktu
dengan efek non karsinogenik dalam Analisis pengambilan sampel yang dapat mempengaruhi
Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) untuk konsentrasi TSP di udara. Waktu pengukuran
inhalasi dinyatakan dengan Reference konsentrasi TSP di titik 1 dan 3 dilakukan pada
Concentration. Dosis referensi yang akan saat kegiatan industri berlangsung sehingga
digunakan dalam penelitian ini adalah RfC TSP = konsentrasinya tinggi, namun pada titik 2
0,020 mg/kg/hari. Nilai Slope Factor untuk Total diambil siang hari pukul 11.25 – 12.25 WIB saat
Suspended Particulate sudah tersedia di IRIS waktu istirahat sehingga konsentrasi TSP
yaitu CSF = 1,1 mg/kg/hari. Efek kritis atau rendah.
respon yang ditimbulkan akibat paparan Total Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
Suspended Particulate adalah gangguan bahwa nilai pajanan harian pada responden
pernafasan. yaitu 24 jam/hari. Hasil penelitian oleh Rahman
(2008) didapatkan bahwa nilai pajanan harian
Penilaian Tingkat Risiko (RQ) Total adalah 24 jam/hari. Hasil penelitian ini sesuai
Suspended Particulate dengan penelitian sebelumnya. Hal ini
Risiko gangguan kesehatan yang diterima dikarenakan responden melakukan aktivitasnya
populasi saat penelitian dilakukan adalah selama satu hari di lokasi penelitian sehingga
sebesar 0,125 – 0,41. Nilai RQ diproyeksikan terpapar oleh Total Suspended Particulate
hingga 30 tahun mendatang. selama 24 jam/hari. Semakin besar nilai
pajanan harian maka risiko gangguan
kesehatan yang diterima responden semakin
besar. Menurut Yulaekhah (2007) responden
yang terpapar TSP selama lebih dari 8 jam/hari
berisiko mendapat gangguan kesehatan fungsi
paru, sedangkan responden yang terpapar
selama kurang 8 jam/hari tidak memiliki risiko
gangguan fungsi paru.
Berdasarkan hasil survei didapatkan
bahwa nilai frekuensi pajanan sebesar 356,5
hari/tahun. Nilai frekuensi pajanan pada
penelitian Rahman (2008) untuk residensial
Gambar 5. Proyeksi tingkat risiko non
sebesar 350 hari/tahun. Terdapat perbedaan
karsinogenik pada populasi
hasil nilai frekuensi pajanan pada penelitian ini,
Pada perkiraan risiko gangguan kesehatan yaitu responden terpapar lebih lama 6,5 hari.
karsinogenik untuk populasi di Rusunawa Hal ini disebabkan karena responden
Bayuangga Kota Probolinggo pada saat merupakan penduduk asli Kota Probolinggo
penelitian dilakukan berisiko terkena kanker sehingga mereka tidak perlu melakukan mudik
dengan nilai ECR antara 1,1 x 10 -3 sampai 3,8 x atau pulang kampung saat liburan. Frekuensi
10-3. pajanan didapatkan dari perhitungan jumlah
seluruh hari dalam satu tahun dikurangi dengan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 4


2014
jumlah hari responden meninggalkan lokasi gangguan kesehatan non kanker akibat pajanan
penelitian. Total Suspended Particulate di udara saat
Jumlah asupan non karsinogenik minimal penelitian ini dilakukan. Hal ini disebabkan
populasi untuk 20 tahun mendatang yaitu 0,016 karena lama tinggal responden di lokasi
mg/kg/hari masih berada di bawah nilai dose- penelitian masih tergolong baru yaitu 3 tahun.
response (0,02 mg/kg/hari), namun pada tahun Meskipun nilai RQ pada saat penelitian
ke-25 jumlah asupannya telah melebihi RfC dilakukan tidak menunjukkan penambahan
yaitu 0,021 mg/kg/hari. Proyeksi asupan non risiko namun responden kemungkinan telah
karsinogenik maksimal yaitu 0,027 mg/kg/hari menghirup udara yang mengandung Total
akan melebihi RfC pada 10 tahun mendatang. Suspended Particulate di tempat tinggal
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah sebelumnya.
asupan responden telah melebihi batas aman Berdasarkan hasil proyeksi nilai RQ
yang diperbolehkan. Hal ini disebabkan oleh minimal untuk 5 hingga 25 tahun mendatang
besarnya nilai pajanan harian dan frekuensi sebesar (0,2 – 1,04) dan pada tahun ke-30
pajanan yang diterima responden sehingga sebesar 1,25. Batas aman untuk nilai RQ adalah
dapat meningkatkan nilai asupan non 1. Hasil penelitian menunjukkan ketidak
karsinogenik. sesuaian antara hasil dengan nilai ambang
Jumlah asupan karsinogenik responden batas. Hal ini berarti responden hanya aman
baik asupan minimal (0,0018 – 0,01 mg/kg/hari) berada di Rusunawa Bayuangga dalam 24
maupun asupan maksimal (0,005 – 0,035 jam/hari selama 356,5 hari/tahun selama 25
mg/kg/hari) untuk jangka waktu 30 tahun tahun mendatang jika konsentrasi TSP sebesar
mendatang masih berada di bawah nilai Cancer 0,0734 mg/m3.
Slope Factor (CSF) yaitu 1,1 mg/kg/hari. Hasil Berdasarkan hasil survei, jika responden
penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh terpapar TSP dengan konsentrasi maksimal
responden masih aman menghirup udara yang sebesar 0,24 mg/m3, maka tingkat risiko yang
mengandung TSP selama 30 tahun mendatang. diterima sebesar 0,68 pada tahun ke-5. Jika
Hal ini disebabkan karakterisik TSP yang paparan TSP terus berlanjut maka mulai tahun
bersifat akumulatif dan dampaknya akan terlihat ke-10 nilai RQ menjadi lebih dari satu. Nilai
setelah pajanan selama bertahun-tahun. ambang batas untuk tingkat risiko adalah 1. Hal
Semakin lama pajanan harian atau frekuensi ini berarti bahwa nilai RQ responden sejak
pajanan tahunan seseorang dengan suatu risk paparan tahun ke-10 lebih dari satu [14]. Artinya
agent maka semakin besar nilai asupan (intake) responden masih aman berada di lokasi
yang diterima orang tersebut dan semakin dia penelitian dalam 24 jam/hari, 356,5 hari/tahun
berisiko terhadap gangguan kesehatan akibat selama maksimal 10 tahun mendatang. Setelar
pajanan risk agent tersebut [13]. terpapar TSP lebih dari 10 tahun maka
Karakteristik risiko adalah upaya untuk responden yang bermukim di Rusunawa
mengetahui apakah populasi yang terpajan Bayuangga berisiko terkena gangguan
berisiko terhadap risk agent yang masuk ke kesehatan non karsinogenik.
dalam tubuhnya yang dinyatakan dengan RQ Pada perkiraan risiko karsinogenik
dengan cara meggabungkan nilai-nilai yang populasi pada saat penelitian dilakukan
didapat pada analisis pemajan dan dosis didapatkan nilai ECR antara 1,1 x 10 -3 sampai
respon. Tingkat risiko non karsinogenik didapat
3,8 x 10-3. Batas Excess Cancer Risk (ECR)
melalui hasil pembagian asupan harian dengan adalah satu kasus kanker per 10.000 orang
nilai dosis-respon atau Reference Concentration yang terpapar. Angka ECR pada hasil penelitian
(RfC). Jika RQ ≥ 1 atau ECR ≥ 10-4 maka TSP ini lebih tinggi daripada nilai ambang batas yang
dapat menyebabkan gangguan kesehatan, akan diperbolehkan. Hal ini berarti terdapat 38 orang
tetapi jika RQ < 1 atau ECR < 10 -4 maka TSP yang berisiko terkena kanker per 10.000 orang
belum dapat menyebabkan gangguan yang terpapar Total Suspended Particulate.
kesehatan [14]. Analisis risiko kesehatan merupakan
Berdasarkan hasil penelitian didapat pendekatan yang bersifat prediktif untuk melihat
bahwa tingkat risiko non karsinogenik populasi potensi suatu risk agent dalam hal menimbulkan
pada saat penelitian dilakukan (realtime) risiko yang akan mengganggu kesehatan. Risiko
sebesar 0,125 – 0,41. Hasil tersebut seluruhnya selalu ada dan tidak dapat dihilangkan sama
menunjukkan nilai RQ yang kurang dari satu sekali dari suatu kegiatan. Satu-satunya yang
(RQ < 1). Artinya dapat dikatakan secara umum dapat dilakukan terkait risiko tersebut adalah
bahwa seluruh responden aman dari risiko
mengendalikan setiap aktivitas yang
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 350
2014
dipandang sebagai paparan Total Suspended dari Risk Agent
sumber risiko. Suspended Particulate di Total Suspended
Hasil Particulate juga Kawasan Industri Particulate yaitu
karakteristik risiko merupakan dampak Kota Probolinggo sebesar 0,02
didapatkan bahwa yang diakibatkan pada ketiga titik mg/kg/hari,
nilai RQ maksimal oleh PM10. yaitu lokasi pengambilan sedangkan nilai
mencapai 4,11 dan dapat menyebabkan sampel tidak Cancer Slope
ECR maksimal ISPA sedangkan melebihi baku mutu Factor (CSF)
mencapai 3,8 x 10- partikel jenis Pb dan lingkungan; 3) sebesar 1,1
3. Dalam analisis Hg tidak dapat Jumlah asupan mg/kg/hari; 5)
risiko, semakin menyebabkan ISPA (Intake non Secara
besar nilai RQ namun dapat karsinogenik) pada keseluruhan
diatas 1 atau ECR menyebabkan populasi untuk pajanan Total
diatas 10-4 maka kerusakan otak dan pajanan realtime Suspended
semakin besar pula kematian [17]. sebesar 0,0025 Particulate secara
kemungkinan risiko Tetapi hal itu juga mg/kg/hari sampai realtime belum
pajanan yang tergantung dari 0,008221 dapat menimbulkan
terjadi [9]. Individu konsentrasi Total mg/kg/hari, risiko non
yang berada di Suspended sedangkan jumlah karsinogenik pada
lingkungan dengan Particulate yang asupan (Intake populasi berisiko
kadar Total ada lingkungan dan karsinogenik) pada (RQ antara 0,125 –
Suspended mekanisme populasi untuk 0,41), sedangkan
Particulate tinggi pertahanan tubuh pajanan realtime untuk pajanan
dalam waktu yang dari masing- masing sebesar 0,001 lifetime dengan
lama, memiliki responden, sifat mg/kg/hari sampai konsentrasi TSP
risiko terkena fisik dan kimia dari 0,003523 minimal pada
gangguan fungsi Total Suspended mg/kg/hari; proyeksi tahun ke-
paru yang tinggi. Particulate, ukuran, 4) Nilai Dosis 25 terdapat risiko
Total Suspended kadar partikel dan referensi (RfC) atau non karsinogenik
Particulate dapat kerentanan individu dosis respon dan dengan
menimbulkan risiko [7]. konsentrasi
gangguan maksimal risiko non
kesehatan non karsinogenik
Simpulan dan
karsinogenik dan muncul pada
karsinogenik.
Saran
Berdasarkan proyeksi tahun ke-
Adapun jenis risiko 10;
analisis dan
non kanker akibat 6) Tingkat risiko
pembahasan
pajanan Total karsinogenik (ECR)
Suspended mengenai “Analisis
Risiko Kesehatan untuk pajanan
Particulate yaitu realtime dan
Lingkungan Dengan
batuk, sesak nafas, lifetime (30 tahun
Risk Agent Totasl
bersin, ISPA dan mendatang) pada
Suspended
penurunan fungsi individu seluruhnya
Particulate di
paru. Gangguan melebihi ambang
Kawasan Industri
kesehatan yang
Kota Probolinggo” batas (ECR ≥ 10-4)
bersifat
diatas dapat sehingga
karsinogenik
disimpulkan: 1) berpotensi
seperti kanker paru
Rusunawa menyebabkan
dan
Bayuangga adalah kanker.
pneumokoniosis.
permukiman Berdasarkan
Berdasarkan
penduduk yang hasil kesimpulan
persamaan
berada di pusat diatas, maka saran
karakteristik
kawasan industri di yang dapat
particulate matter
Jalan Brantas Kota diberikan adalah 1)
10 dan TSP maka
Probolinggo; 2) Bagi Pemerintah
dampak yang
Hasil pengukuran Kota Probolinggo
diakibatkan oleh
konsentrasi Total perlu melakukan
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 351
2014
monitoring dan tanaman Kembang [5] Pudjiastuti W.
evaluasi terhadap Sepatu, Tanjung Million Debu Sebagai
sumber emisi dan Kiara Payung Bahan
pada industri- di sekitar Premature Pencemar yang
industri yang Rusunawa Membahayakan
berada di Jalan Bayuangga dan Deaths Kesehatan
Brantas, perlu dilakukan Annually Kerja. 2002.
memberikan rolling atau Linked To Air [Internet] 25
sanksi kepada pertukaran tempat Pollution. 2014. Maret 2014]
industri yang tidak tinggal antara [22 March Available
melakukan masyarakat yang from
pengujian sumber tinggal di 2014]. http://www.Dep
emisi secara Rusunawa kes.go.id/downl
berkala dan Bayuangga oad/debu.pd f
available
mengkomunikasik dengan
from
an konsentrasi zat masyarakat yang [6] Badan
http://www.who
pencemar udara tinggal di Lingkungan
.int/mediacentr
kepada Rusunawa lainnya Hidup Kota
e/news/relea
masyarakat di Kota Probolinggo.
ses/2014/air-
melalui ISPU di Probolinggo setiap Laboratorium
pollution/en/.
beberapa lokasi di minimal 5 tahun Lingkungan
Kota Probolinggo; sekali; Dalam Angka
[2] WHOb. Burden
2) Bagi Badan 4) Bagi 2012. BLH
of disease:
Lingkungan Hidup masyarakat untuk Probolinggo
deaths data by
Kota Probolinggo mencegah
region. 2014
(BLH), perlu penyakit lebih dini [7] Mukono.
[22 March
melakukan sebaiknya Pencemaran
2014].
pemantauan dan memeriksakan diri Udara dan
available from
pengujian kualitas ke pelayanan Pengaruhnya
http://apps.who
udara secara kesehatan secara Terhadap
.int/gho/data/no
berkala di rutin dan Gangguan
de.main.156
beberapa titik menggunakan Saluran
?lang=en.
lokasi di Jalan masker jika keluar Pernafasan.
Brantas dan rumah; 5) Perlu Surabaya:
[3] Peraturan
wilayah sekitar adanya penelitian Airlangga
Daerah Kota
kawasan industri lebih lanjut terkait University
Probolinggo
sebagai dasar risiko kesehatan Press; 2003.
Nomor
pengukuran lingkungan dengan
10 Tahun 2009
pencemaran pengambilan titik [8] Kementrian
Tentang
lingkungan; 3) sampel yang lebih Kesehatan
Rencana Tata
Bagi Dinas banyak dan anak – Direktorat
Ruang Wilayah
Pekerjaan Umum anak sebagai Jenderal PP
Kota
perlu melakukan populasi berisiko dan PL:
Probolinggo
penanaman dengan Pedoman
Tahun 2009 –
berbagai jenis mempertimbangka Analisis Risiko
2028.
pohon yang dapat n faktor yang Kesehatan
menghalau debu mempengaruhi Lingkungan
[4] Peraturan
serta mengurangi kesehatan (ARKL).
Menteri
konsentrasi Total masyarakat seperti 2012. [March
Perindustrian
Suspended perilaku merokok, 2014]
Nomor 35
Particulate seperti Available from :
Tahun 2010
status gizi dan dan PM10. http://reporsitory
Tentang
sebagainya dengan .ipb.ac.id/bitstre
Pedoman
penambahan am/handle/
Daftar Pustaka Teknis
parameter lain 123456789/859
[1] WHOc. 7 Kawasan
seperti CO, PM2,5 9/2006aru.pdf
Industri.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 352


2014
[9] Rahman A. [10] Notoatmodjo Pada Hari
Public Health S. Metodelogi Kerja, Hari [16] BPLHD
Assessment: Penelitian Libur dan Jakarta.
Model Kajian Kesehatan. Hari Bebas Teknologi
Prediktif Jakarta: Kendaraan Pengendalian
Dampak Rineka Cipta; Bermotor di Emisi; 2013.
Lingkungan 2010. Bundaran HI [26 Sept 2014]
dan Jakarta. Available
Aplikasinya [11] Sukar, et al. Skripsi. from:
Untuk Dampak Jakarta: bplhd.jakarta.
Manajemen Perubahan Fakultas go.id/filing/pel
Risiko Musim Kesehatan atairudara201
Kesehatan. Terhadap Masyarakat 3/
[2007; 25 Kadar Debu Universitas Pengendalian
March 2014]. PM10 Lokasi Indonesia; %20Debu.pdf
available from: Transportasi, 2012 [March
erwinazizijaya Industri dan 2014] [17] Pujiastuti P.
dipraja.files.wo Permukiman. Available Karakteristik
rdpress.com/2 2006: 5 (2): from: Anorganik
013/09/analisi 432 – 437. PM10 di
s-risiko-kl.pdf. lib.ui.ac.id/file Udara Ambien
[12] Yulaekhah S. ? Terhadap
Paparan file=pdf/abstra Mortalitas dan
Debu k- Morbiditas
Terhirup dan 20318132.pdf Pada
Gangguan Kawasan
Fungsi Paru [14] Rahman A. Industri di
Pada Pekerja Bahan Ajar Kota
Industri Batu Pelatihan Bandung.
Kapur (Studi Analisis Jurnal Institut
di Desa Mrisi Risiko Teknologi
Kecamatan Kesehatan Nasional
TanggungharjoLingkungan. [internet].
Kabupaten Fakultas 2013. [15
Grobogan). kesehatan August
Tesis. Masyarakat 2014];1(1)
Universitas Universitas Available
Diponrgoro Indonesia; ejurnal.itenas.ac
Semarang: 2007. .id/index.php/lin
2007 [March gkungan/ar
2014] [15] Rahman A, et ticle/download/1
Available al. Analisis 38/143.
from: Risiko
eprints.undip. Kesehatan
ac.id/18220/1/ Lingkungan
SITI_YULAE Pertambanga
KA H.pdf n Kapur Di
Sukabumi,
[13] Wardani T. Cirebon,
Perbedaan Tegal, Jepara
Tingkat Dan Tulung
Risiko Agung. Jurnal
Kesehatan Ekologi
Oleh Pajanan Kesehatan
PM10, SO2 April 2008;
Vol. 7 No. 1:
dan NO2 665-677.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 2) Mei 353
2014

You might also like