You are on page 1of 11

e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

ANALISIS PENGUKURAN PARTIKULAT KUALITAS UDARA OUTDOOR DI


KAMPUS PSDKU UNIVERSITAS AIRLANGGA DI BANYUWANGI

ANALYSIS OF OUTDOOR AIR QUALITY PARTICULATE MEASUREMENT AT


AIRLANGGA UNIVERSITY PSDKU CAMPUS IN BANYUWANGI
1
Aghisni Isfiya, 2Griselda Malinda E. P, 3Widatul Mila, 4Septa Indra Puspikawati
1,2,3,4
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Email: aghisni.isfiya-2016@fkm.unair.ac.id

ABSTRACT
Air pollution can be interpreted as the presence of foreign substance or level substance contained in
the air, so that it can cause changes in the composition of the air from normal conditions. The presence of
pollutants sourced from moving and immovable sources can be in the form of dust particles that can affect the
level of air quality in the environment and interfere with human health, so that air quality is measured. The
measurement of air quality particulates carried out aims to determine the quality of outdoor air at PSDKU
Airlangga University in Banyuwangi. This type of research is descriptive observational research. The method
used in sampling is purposive sampling. This research was conducted in 5 locations, namely Sobo basketball
court, student parking lot, outdoor student discussion area I, Sobo campus outdoor canteen, and outdoor student
discussion area II. The result of measurements of dust particulate levels showed that all places were in the good
category, but the student parking lot had the highest average which is equal to 1,572 µ/m 3, compared to the
other 4 places. Efforts that can be made to overcome the high levels of dust particulates in PSDKU Airlangga
University in Banyuwangi include reducing the use of motorized vehicles, as well as always covering the helmet
and wearing masks when driving, as well as care free day policies in the campus area.

Keywords: Air pollution, Air quality measurement, Outdoor .

PENDAHULUAN 1999 tentang Pengendalian Pencemaran


Udara, makna dari pencemaran udara
Lingkungan hidup di dalamnya adalah masuknya atau dimasukkannya zat-
terdiri dari manusia serta sumberdaya zat, energi ataupun komponen lainnya ke
lingkungan yang merupakan sebuah satu dalam udara ambien dari adanya kegiatan
kesatuan. Sumberdaya lingkungan manusia, dan dapat menyebabkan mutu
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan udara ambien menjadi turun hingga pada
jasmani serta rohani salah satunya adalah tingkatan tertentu yang menyebabkan
udara, selain itu juga terdapat keterbatasan udara tidak dapat memenuhi fungsi
sehingga dalam pemanfaatannya sebagaiman mestinya. Adanya zat-zat
memerlukan pengoptimalan dengan baik. asing yang terdapat di dalam udara dengan
Pada era modern seperti sekarang ini, jumlah tertentu serta dalam kurun waktu
terdapat perubahan pada tingkat kualitas yang cukup lama, dapat menyebabkan
udara yang disebabkan oleh meningkatnya permasalahan gangguan kehidupan baik
perkembangan, pembangunan serta pada manusia, hewan maupun tumbuhan
transportasi yang ada, sehingga dapat (Widyawati, 2013).
menimbulkan terjadinya pencemaran Keberadaan bahan pencemar yang
udara (Ismiyati et al., 2014). Menurut bersumber dari sumber bergerak maupun
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun tidak bergerak dapat berpengaruh terhadap
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

tingkat kualitas udara di lingkungan. udaranya selama dua dekade terakhir serta
Adanya bahan pencemar tersebut menjadi salah satu dari dua puluh negara
merupakan hasil dari proses alam maupun yang paling berpolusi, dikarenakan
kegiatan dan aktivitas manusia. Selain itu, konsentrasi polusi partikulat udara
keberadaan teknologi yang terus meningkat sebanyak 171% (Greenstone,
ditemukan oleh manusia dapat 2019). Jawa Timur memiliki kualitas
menyebabkan terjadinya kemajuan di udara dengan perhitungan menggunakan
segala kehidupan manusia, akan tetapi hal AQI (Air Quality Index) calculator
tersebut membawa dampak terhadap memperoleh kriteria “baik” bila hanya
penurunan kualitas lingkungan seperti dengan parameter SO2 dan NO2. Akan
pencemaran udara (Basri, 2010). Bahan tetapi, bila ditambahkan dengan parameter
pencemar tersebut dapat berupa partikulat PM10 dan PM2,5 di Jawa Timur
debu. Keberadaan dari ada partikulat debu memperoleh kriteria menjadi “sedang”
apabila masih berada dalam ambang batas (Rita, 2016). Hal tersebut dapat
yang telah ditetapkan dalam peraturan menunjukkan bahwa PM10 dan PM2,5
maka masih termasuk dalam kondisi yang merupakan parameter sensitif yang
aman bagi tubuh. Akan tetapi jika berperan dalam menentukan kriteria
konsentrasi partikulat debu sudah melebihi kualitas udara. Di Banyuwangi
dari nilai ambang batas, maka hal tersebut berdasarakan perhitungan AQI calculator
dapat menyebabkan gangguan pada mendapatkan nilai konsentrasi sebesar
kesehatan manusia. Gangguan kesehatan 13,1 µg/m3 dan termasuk dalam kriteria
yang disebabkan oleh tingginya konstrasi “sedang” (IQAir, 2020). Berdasarkan
partikulat debu yakni gangguan proses permasalahan tersebut, maka peneliti
persapasan, penurunan fungsi paru, alergi melakukan pengukuran partikulat kualitas
dan bronkitis (Sinolungan, 2009). udara di lingkungan sekitar Kampus
Kualitas dari udara sangat Program Studi Diluar Kampus Utama
mempengaruhi bagi kesehatan manusia, (PSDKU) Universitas Airlangga di
karena udara termasuk komponen yang Banyuwangi dikarenakan kualitas udara di
penting dan dihirup serta telah menjadi Banyuwangi sendiri masuk dalam kriteria
kebutuhan pokok bagi manusia setiap yang sedang serta banyaknya civitas
waktunya. Perwujudan dari adanya akademika yang beraktivitas di area
kualitas udara yang bersih dan sehat kampus, sehingga dapat berisiko terhadap
adalah komponen penting di bidang kesehatan. Pengukuran partikulat kualitas
kesehatan. Namun kenyataannya, udara yang dilakukan bertujuan untuk
pencemaran udara kian lama kian mengetahui kualitas udara outdoor yang
meningkat. Hal ini terjadi karena ada di Kampus PSDKU Universitas
mendapatkan sumbangan dari adanya Airlangga di Banyuwangi.
pencemar yang tidak bergerak seperti Kampus Program Studi Diluar
halnya lingkungan kerja perkantoran dan Kampus Utama (PSDKU) Universitas
industri, serta sumber pemcemaran yang Airlangga di Banyuwangi terletak di dua
berasal dari sumber yang bergerak seperti lokasi yakni di sebelah SMA Negeri Giri
kendaraan bermotor (Rahmadani and Banyuwangi atau Kampus Giri dan
Tualeka, 2016). terletak di bagian belakang SD Negeri
Indonesia telah mengalami Model Banyuwangi atau Kampus Sobo.
perubahan yang dramatis pada kualitas Kampus Sobo PSDKU Universitas
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

Airlangga di Banyuwangi memulai sampling. Alasan menggunakan teknik


beroperasi pada tahun 2017. Kawasan purposive sampling adalah dikarenakan
Kampus Sobo memiliki area Ruang titik-titik sampel memiliki kriteria yang
Terbuka Hijau (RTH) yang luas dengan sesuai dengan penelitian, yakni tempat-
berbagai keragaman hayati yang tersebar tempat outdoor yang sering digunakan
sehingga memebuat kampus tersebut oleh mahasiswa. Selain itu berdasarakan
terlihat hijau. Pada area Kampus Sobo pada SNI.No.19-7119.6- 2005, kriteria
terdapat berbagai kegiatan yang yang digunakan untuk menentukan lokasi
dilakukan, mulai dari kegiatan proses yakni sub urban (lokasi yang berada pada
pembelajaran, kegiatan di luar kelas, daerah pemukiman yang terletak di
mahasiswa yang sedang berdiskusi di luar pinggir kota). Hal ini dikarenakan Kampus
kelas hingga kegiatan civitas akademika Sobo PSDKU Universitas Airlangga di
seperti halnya membersihkan lingkungan Banyuwangi terletak di tengah-tengah
area kampus. Banyaknya kegiatan tersebut pemukiman penduduk. Penelitian ini
memungkinkan banyaknya pula dilaksanakan di Kampus Sobo PSDKU
mahasiswa dan civitas akademika yang Universitas Airlangga di Banyuwangi
keluar masuk di area kampus. Sehingga yang bertempat pada 5 titik lokasi yakni
dari banyaknya aktivitas tersebut memiliki lapangan basket Sobo PSDKU Universitas
kemungkinan untuk menghasilkan bahan Airlangga, tempat parkir mahasiswa
pencemar yang dapat mencemari Kampus Sobo PSDKU Universitas
lingkungan. Airlangga, tempat mahasiswa berdiskusi
Pengukuran partikulat kualitas outdoor I Kampus Sobo PSDKU
udara dilakukan agar dapat diketahui Universitas Airlangga, kantin outdoor
tingkat kualitas udara lingkungan yang Kampus Sobo PSDKU Universitas
dapat menyebabkan terpaparnya pada Airlangga dan tempat mahasiswa
mahasiswa dan segenap civitas akademik. berdiskusi outdoor II Kampus Sobo
Pengukuran tersebut dilakukan di Kampus Universitas Airlangga. Pengukuran
Sobo PSDKU Universitas Airlangga dilakukan pada waktu yang berbeda-beda,
Banyuwangi dikarenakan terdapat dikarenakan alat yang digunakan hanya
kemungkinan risiko terpaparnya terdapat 1 alat.
mahasiswa dan civitas akademika dengan
partikulat debu yang di hasilkan dari
aktivitas setiap hari dari warga kampus.
Baik atau buruknya dari kualitas udara
yang ada, akan mempengaruhi terhadap
kesehatan civitas akademika dalam masa
waktu yakni jangka panjang.

METODE

Jenis penelitian ini adalah


menggunakan penelitian observasional
dan dilakukan pada hari Jum’at, 26 April
2019. Metode yang digunakan dalam
pengambilan sampel yakni purposive
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

Tabel 1. Kondisi dari Masing-Masing Titik Lokasi Pengukuran


Titik Waktu Suhu Kelembaban Cuaca Kondisi
Lokasi Pengukuran
LBS 12.30 WIB 30,5oC 68% Cerah dan Berdebu, lapangan basket
panas terbuka.
o
TPM 10.43 WIB 31,6 C 61% Cerah dan Terbuka, banyak motor
panas mahasiswa yang parkir dan ramai
kendaraan bermotor lalu lalang
o
TMD 08.08 WIB 28,9 C 79% Cerah dan Ruang terbuka, dibawah pohon
I sejuk rindang.
KKS 08.07 WIB 29,5oC 73% Cerah Kantin terbuka, banyak pembeli,
disekitar kantin terdapat kegiatan
pemotongan rumpurt
o
TMD II 12.33 WIB 33,1 C 64% Cerah, panas Tempat duduk dengan payung,
dan sejuk berada di luar ruangan, dan
terdapat 4 orang yang sedang
berdiskusi
Sumber: Data Primer, 2019
Keterangan:
LBS : Lapangan basket Sobo PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
TPM : Tempat parkir mahasiswa PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
TMD I : Tempat mahasiswa berdiskusi outdoor I di Kampus PSDKU Universitas Airlangga
di Banyuwangi
KKS : Kantin Outdoor Kampus Sobo PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
TMDII : Tempat mahasiswa berdiskusi outdoor II di Kampus PSDKU Universitas Airlangga
di Banyuwangi
Pengukuran dilakukan pada 5 titik untuk mengetahui berat awal dari kertas
tersebut dikarenakan pada titik tersebut saring. Kertas saring tersebut berfungsi
memiliki risiko terbesar untuk terjadinya untuk menangkap partikel debu yang
paparan dari partikulat debu. Variabel terserap oleh alat Haz-Dust EPAM 5000.
yang diteliti adalah parameter partikulat Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar
debu. Alat yang digunakan pada penelitian partikulat debu pada titik lokasi
ini adalah Haz-Dust EPAM 5000 yang menggunakan alat Haz-Dust EPAM 5000
sudah dilakukan kalibrasi terlebih dahulu serta yang melakukan pengukuran adalah
dan menggunakan partikulat matter yang peneliti itu sendiri. Setelah selesai
berukuran PM2,5. Mekanisme pengukuran dilakukan pengukuran, kemudian
yakni dengan menentukan titik lokasi yang dilakukan penimbangan kembali pada
akan diukur. Sebelum dilakukannya kertas saring untuk mengetahui selisih dari
pengukuran udara, terlebih dahulu berat kertas saring sebelum dan sesudah
dilakukan penimbangan pada kertas saring pengukuran. Selisih tersebut merupakan
yang akan dimasukkan ke dalam Haz-Dust berat dari debu yang terserap oleh alat
EPAM 5000 menggunakan neraca analitik Haz-Dust EPAM 5000 dalam proses
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

pengukuran partikulat debu (Rahmadhani, lokasi yakni lapangan basket Sobo, tempat
2019). Waktu yang digunakan pada setiap parkir mahasiswa, tempat mahasiswa
pengukuran yakni 30 menit. Analisis data berdiskusi outdoor I, kantin Kampus
yang digunakan yaitu analisis data Sobo, dan tempat mahasiswa berdiskusi
univariat dengan melihat nilai dari outdoor II apabila dibandingkan dengan
variabel penelitian Standar AQI (US) untuk PM2,5
menunjukkan kategori baik. Pengukuran
HASIL yang dilakukan pada Lapangan Basket
Sobo PSDKU Universitas Airlangga
Hasil pengukuran yang dilakukan mendapatkan nilai dengan rata-rata
pada 5 titik lokasi di lingkungan Kampus kandungan partikulat debu sebesar 0,061
Sobo meliputi lapangan basket Sobo, µg/m3. Selain itu pada lapangan basket
tempat parkir mahasiswa, tempat Sobo nilai minimal dan maksimal yakni
mahasiswa berdiskusi outdoor I, kantin sebesar 0,002 µg/m3 dan 0,190 µg/m3.
Kampus Sobo dan tempat mahasiswa Pada lokasi tempat parkir mahasiswa
berdiskusi outdoor II adalah sebagai PSDKU Universitas Airlangga di
berikut: Banyuwangi mendapatkan nilai rata-rata
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Partikulat Debu di Kampus Sobo PSDKU Universitas
Airlangga Banyuwangi per Menit dalam Waktu 30 Menit.
Titik Minimal Maksimal Rata-rata
Baku Mutu Lingkungan
Lokasi (µg/m3) (µg/m3) (µg/m3)
LBS 0,002 0,190 0,061 Standar AQI (US) Untuk PM2,5 (Talhelm,
2019):
TPM 0,166 2,709 1,572 1. Baik: 0 - 12 µg/m3
2. Sedang: 12 - 35 µg/m3
TMD I 0,002 0,059 0,012 3. Tidak sehat untuk kelompok rentan: 35
- 55 µg/m3
KKS 0,002 0,320 0,071 4. Tidak sehat: 55 - 150 µg/m3
5. Sangat tidak sehat: 150 - 250 µg/m3
TMD II 0,003 0,069 0,018
6. Bahaya: > 250 µg/m3
Sumber: Data Primer, 2019
Keterangan:
LBS : Lapangan basket Sobo PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
TPM : Tempat parkir mahasiswa Kampus Sobo PSDKU Universitas Airlangga di
Banyuwangi
TMD I : Tempat mahasiswa berdiskusi outdoor I di Kampus Sobo PSDKU Universitas
Airlangga di Banyuwangi
KKS : Kantin Outdoor Kampus Sobo PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
TMDII : Tempat mahasiswa berdiskusi outdoor II di Kampus Sobo PSDKU Universitas
Airlangga di Banyuwangi
yakni sebesar 1,527 µg/m3. Nilai minimal
Berdasarakan pada tabel 2, dan maksimal pada tempat parkir
menunjukkan bahwa hasil dari mahasiswa yakni sebesar 0,166 µg/m3 dan
pengukuran yang dilakukan pada 5 titik 2,709 µg/m3. Sedangkan pada lokasi
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

tempat mahasiswa bersidkusi outdoor I di Berdasarakan dari hasil pengukuran


Kampus Sobo PSDKU Universitas kelima titik, nilai-nilai tersebut apabila
Airlangga nilai pengukuran kadar partikel dibandingkan dengan Standar AQI (US)
debu mendapat nilai rata-rata yakni untuk PM2,5 tergolong dalam kategori
sebesar 0,012 µg/m3. Selain itu didapatkan baik yakni 0-12 µg/m3. Akan tetapi apabila
juga nilai minimal dan maksimal kadar dibandingkan antar titik lokasi pada titik
partikel debu yakni 0,002 µg/m3 dan 0,059 tempat parkir mahasiswa Kampus Sobo
µg/m3. Pada lokasi ke 4 yakni kantin PSDKU Universitas Airlangga di
outdoor Kampus Sobo PSDKU Banyuwangi memiliki nilai hasil rata-rata
Universitas Airlangga diperoleh nilai rata- terbesar dibandingkan dengan keempat
rata pengukuran kadar partikel debu yakni titik lainnya yakni sebesar 1,572 µg/m3.
sebesar 0,071 µg/m3. Sedangkan untuk Berikut merupakan hasil
nilai minimal dan maksimalnya yakni penimbangan pada kertas saring sebelum
sebesar 0,002 µg/m3 dan 0,320 µg/m3. pengukuran dan setelah pengukuran
Hasil pengukuran pada tempat terakhir dilakukan serta berat debu yang terserap
Tabel 3. Hasil Penimbangan Kertas Saring Sebelum, Sesudah Pengukuran dan Debu yang
Terserap pada Pengukuran Partikulat Debu di Kampus Sobo PSDKU Universitas
Airlangga Banyuwangi
Berat kertas saring Berat kertas saring Debu yang
Titik Lokasi
(sebelum pengukuran) (setelah pengukuran) terserap
LBS 0,1199 gram 0,1202 gram 0,0003 gram
TPM 0,1216 gram 0,1221 gram 0,0005 gram
TMD I 0,1200 gram 0,1201 gram 0,0001 gram
KKS 0,1190 gram 0,1198 gram 0,0008 gram
TMD II 0,1205 gram 0,1207 gram 0,0002 gram
Sumber: Data Primer, 2019
Keterangan:
LBS : Lapangan basket Sobo PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
TPM : Tempat parkir mahasiswa Kampus Sobo PSDKU Universitas Airlangga di
Banyuwangi
TMD I : Tempat mahasiswa berdiskusi outdoor I di Kampus Sobo PSDKU Universitas
Airlangga di Banyuwangi
KKS : Kantin Outdoor Kampus Sobo PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi
TMDII : Tempat mahasiswa berdiskusi outdoor II di Kampus Sobo PSDKU Universitas
Airlangga di Banyuwangi
yakni tempat mahasiswa berdiskusi (dalam satuan gram) (Rahmadhani, 2019):
oudoor II Kampus Sobo PSDKU Pada tabel 3 didapatkan bahwa
Universitas Airlangga di Banyuwangi terdapat nilai dari hasil penimbangan berat
mendapatkan nilai rata-rata yakni sebesar kertas saring sebelum dan sesudah
0,018 µg/m3. Dari hasil pengukuran pengukuran, serta nilai selisih dari kertas
tersebut dapat diketahui nilai minimal dan saring sebelum dan sesudah pengukuran.
maksimal dari pengukuran yakni sebesar Selisih dari kertas saring tersebut
0,003 µg/m3 dan 0,069 µg/m3. merupakan debu yang terderap oleh alat
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

Haz-Dust EPAM 5000. Nilai berat kertas yang terserap yakni seberat 0,0002 gram.
saring pada titik pertama yakni lapangan Berdasarakan dari hasil penimbangan
basket Sobo PSDKU Universitas tersebut dapat dilihat bahwa pada titik
Airlangga di Banyuwangi menunjukkan lokasi kantin outdoor Kampus Sobo
berat kertas saring sebelum pengukuran memiliki nilai berat debu yang terserap
sebesar 0,1199 gram dan setelah paling besar dibandingkan dengan
pengukuran sebesar 0,1202 gram, keempat lokasi lainnya yakni sebesar
sehingga didapatkan selesih yakni sebesar 0,0008 gram. Hal itu dikarenakan pada
0,0003 gram. Hal tersebut menunjukkan saat melakukan pengukuran disekitar
bahwa berat dari debu yang terserap. Pada kantin terdapat petugas kebersihan yang
titik lokasi yang kedua yaitu tempat parkir melakukan pemotongan rumput.
mahasiswa PSDKU Universitas Airlangga
di Banyuwangi menunjukkan nilai berat PEMBAHASAN
kertas saring sebelum pengukuran yakni
sebesar 0,1216 gram dan setelah Hasil pengukuran kadar partikulat
pengukuran sebesar 0,1221 gram. debu yang dilakukan pada 5 titik lokasi
Sedangkan selisih yang didapatkan yakni yang berada di area Kampus Sobo PSDKU
0,0005 gram yang merupakan nilai dari Universitas Airlangga di Banyuwangi
debu yang terserap. Pada kertas saring mendapatakan hasil bahwa semua tempat
yang akan digunakan di titik lokasi yang berada dalam kategori baik. Hal tersebut
ketiga adalah tempat mahasiswa sesuai dengan Standar AQI (US) untuk
berdiskusi outdoor I memiliki berat PM2,5 yakni tergolong baik apabila nilai
sebelum pengukuran yakni 0,1200 gram pengukuran 0-12 µg/m3. Akan tetapi, dari
dan sesudah pengukuran sebesar 0,1201 kelima titik lokasi tersebut dapat dilihat
gram, sehingga selisih yang didapatkan bahwa pada lokasi tempat parkir
yakni sebesar 0,0001 gram. Selisih mahasiswa memiliki nilai pengukuran
tersebut dapat diartikan sebagai debu yang tertinggi yakni sebesar 1,572 µg/m3 jika
terserap sebanyak 0,0001 gram. Berat dari dibandingkan dengan nilai dari keempat
kertas saring di titik lokasi keempat yakni titik lokasi lainnya.Tingginya hasil rata-
kantin outdoor Kampus Sobo PSDKU rata dari pengukuran di tempat parkir
Universitas Airlangga sebelum dilakukan mahasiswa disebabkan karena banyaknya
pengukuran yakni sebesar 0,1190 gram kendaraan yang berlalu lalang keluar
dan setelah dilakukan pengukuran sebesar masuk dari tempat parkir sehingga
0,1198 gram, sehingga didapatkan selisih menghasilkan asap kembadaraan bermotor
yakni 0,0008 gram. Berat selisih dapat serta kendaraan yang lewat dapat
dikatakan sebagai berat dari debu yang menghasilkan debu beterbangan.
terseap yakni sebanyak 0,0008 gram. Pada Penelitian yang dilakukan oleh
kertas saring kelima yang digunakan untuk Nurmaningsih (2018) menyatakan bahwa
titik lokasi tempat mahasiswa berdiskudi aktivitas dari kendaraan bermotor dapat
outdoor II Kampus Sobo PSDKU menghasilkan emisi gas buangan yang
Universitas Airlangga di Banyuwangi dapat menyebabkan terjadi pencemaran
memiliki berat sebelum pengukuran yakni udara sehingga menurunkan kadar kualitas
sebesar 0,1205 gram dan setelah mutu udara yang ada. Selain itu, partikel
pengukuran yakni sebesar 0,1207 gram, debu yang terbawa oleh angin juga dapat
sehingga diperoleh selisih dari berat debu menyebabkan gangguan kesehatan pada
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

manusia. Patikel debu tersebut dapat Menurut Sandra (2013), keluhan


terhirup oleh mahasiswa maupun civitas pernafasan merupakan adanya gangguan
akademik lainya yang berada di luar pada saluran pernafasan akibat selalu
ruangan. Partikel debu yang terhirup oleh terpapar polutan udara. Semakin lama
manusia dapat menyebabkan terjadinya individu terpapar oleh polutan udara
iritasi pada saluran pernapasan bagian makan dapat memungkinkan adanya
atas, iritasi pada mata serta dapat pula keluhan pernafasan semakin besar. Ada
menyebabkan berkurangnya daya pandang pula variabel yang dapat mempengaruhi
pada penglihat mata. sesak nafas disertai batuk yakni faktor
Selain itu, penelitian yang umur dan kadar dari SOx dengan p
dilakukan oleh Kemala (2019) bahwa berturut-turut 0,002 dan 0,030. Hal
kodisi cuaca pada saat dilakukannya tersebut dapat dikatakn bahwa semakin
pengukuran juga dapat mempengaruhi sering individu terpapar polutan udara
perubahan dari konsentrasi polutan. maka risiko mengalami keluhan
Adapun faktor lain yang dapat pernafasan semakin tinggi.
mempengaruhi kualitas udara adalah suhu Menurut Estikhamah (2020) dalam
udara, kelembaban, tekanan udara, angin penelitiannya menyatakan bahwa
serta sinar matahari dan curah hujan. Hal- pencemaran udara dapat bersumer dari
hal tersebut dapat mempengaruhi asap cerobong industri dan gas buangan
kenyamanan dari civitas akademika pada dari kendaraan bermotor. Penggunaan
saat melakukan aktivitas di tempat-tempat yang sering dari kendaraan bermotor dapat
terbuka sehingga tidak dapat melakukan menimbulkan dampak negatif terhadap
aktivitasnya dengan maksimal. lingkungan terutama gas buang dari hasil
Berdasaakan penelitian yang pembakaran bahan bakar yang tidak
dilakukan oleh Novirsa dan Achmadi terurai atau terbakar dengan sempurna.
(2012) mengatakan bahwa tingginya nilai Kontribusi terbesar dari adanya polusi
hasil pengukuran melebihi standar yang adalah substansi berupa sulfur oksida
tentukan dapat disebabkan oleh beberapa (SOx). Polusi udara dapat memberikan
faktor meliputi banyaknya kendaraan dampak negatif bagi kesehatan manusia.
bermotor yang keluar masuk, kecepatan Gas monoksida dan NOx merupakan jenis
angina dan kontur wilayah, serta siklus gas buang kendaraan yang perlu
udara pada cuasa normal. Faktor-faktor mendapatkan perhatian, dikarenakan
tersebut dapat mengakibatkan tingginya kedua jenis tersebut dapat memicu reaksi
partikulat debu yang dapat mengganggu pada tubuh manusia sehingga
aktivitas mahasiswa dan civitas akademik membahayakan kualitas kesehatan
lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh manusia, bahkan dapat mengakibatkan
Fitra N. (2016) menyatakan bahwa kematian.
terdapat keluah kesehatan yang dirasakan Menurut Ismiyati (2014) dalam
yakni bersin-bersin, hidung gatal, mata penelitiannya menyatakan bahwa
gatal, mata pedih, dan mata kering. Hal kendaraan bermotor merupakan salah satu
tersebut dapat menganggu aktivitas dari penyebab pencemaran udara dikarenakan
mahasiswa apabila keluahan kesehatan asap kendaraan bermotor atau emisi gas
tersebut dirasakan oleh mahasiswa dan kendaraan bermotor mengandung
civitas akademik lainnya. beberapa senyawa yang dapat
membahayakan kesehatan manusia
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

apabila terhirup. Selain itu penggunaan udara di kawasan Kampus Sobo PSDKU
bahan bakar pada kendaraan bermotor Universitas Airlangga.
juga dapat mengemisikan zat-zat Dalam melakukan suatu
pencemar seperti CO, NOx, Sox, debu, aktivitasnya supaya berjalan dengan baik,
hidrokarbon dan juga timbal. Udara yang manusia sangat memerlukan sautu kondisi
telah tercemar oleh zat-zat tersebut dapat lingkungannya yang baik dan nyaman.
menimbulkan gangguan kesehatan pada Tingginya partikulat debu yang ada di
manusia yang berbeda tingkatan dan lingkungan dapat menyebabkan kesehatan
jenisnya, tergantung dari macam, ukuran manusia sangat terganggu serta keadaan
dan komposisi kimiawi dari zat-zat lingkungan tesebut sangatlah dipengaruhi
tersebut. Gangguan kesehatan tersebut oleh kondisi iklim dan perubahan iklim
terutama terjadi pada fungsi faal dari organ setempat. Apabila kondisi iklim yang
tubuh seperti paru-paru dan pembuluh berkaitan dengan terik matahari, hujan,
darah, serta dapat menyebabkan iritasi serta angin sesuai dengan kebutuhan dari
pada mata dan kulit. Pencemaran udara manusia, maka tingkat poduktivitas dari
oleh partikel debu dapat menyebabkan manusia dapat pula mencapai titik yang
panyakit pernapasan kronis seperti maksimum.
bronchitis kronis, emfiesma paru, asma Penelitian ini dilakukan dengan
bronchial serta bahakan dapat beberapa keterbatasan penelitian, sehingga
menyebabkan kanker paru-paru. dapat berpengaruh terhadap hasil dari
Pengukuran yang dilakukan pada penelitian. Keterbatasan-keterbatasan
area kantin Kampus Sobo PSDKU yang terdapat dalam penelitian ini yakni
Universitas Airlangga dikarenakan pengukuran hanya dilakukan di Kampus
memiliki risiko terjadinya pencemaran Sobo PSDKU Universitas Airlangga di
udara. Pencemaran udara yang berupa Banyuwangi, waktu pengukuran yang
partikulat debu dapat menyebabkan relatif pendek dikarenakan keterbatasan
pencemaran terhadap makanan yang waktu pada saat pengukuran, serta data
tersedia di kantin kampus. Apabila yang digunakan merupakan data sekunder,
makanan tersebut tercemar dan kemungkinan terdapat kesalahan dalam
dikonsumsi oleh warga kampus dapat membaca hasil pengukuran dan
memungkinkan terjadinya masalah memasukkan data yang berupa angka.
kesehatan pada manusia. Jika Adanya keterbatasan pada alat pada saat
berdasarakan dari hasil pengukuran yang pengukuran, sehingga pengukuran
dilakukan di kantin kampus bahwa nilai pengukuran hanya dilakukan dalam waktu
yang dihasilkan pada saat pengukuran 30 menit serta pada waktu yang berbeda-
masih termasuk dalam kategori yang aman beda.
dan tergolong dalam kondisi bersih, tetapi
harus tetap waspada terhadap terjadi SIMPULAN DAN SARAN
pencemaran dari partikulat debu terhadap
makanan. Oleh karena itu, seluruh warga Studi ini menunjukkan bahwa
kampus mulai dari mahasiswa maupun pengukuran yang telah dilakukan pada
civitas akademik serta penjual kantin semua titik lokasi di area Kampus Sobo
perlua memberikan perhatian lebih PSDKU Universitas Airlangga
terhadap masalah kesehatan yang dapat Banyuwangi berada dalam kategori baik.
disebabkan akibat adanya pencemaran Hal tersebut sesuai dengan Standar AQI
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

(US) untuk PM2,5 yakni tergolong baik Basri, Iwan Setiawan. (2010). Pencemaran
apabila nilai pengukuran 0-12 µg/m3. Udara Dalam Antisipasi Teknis
Akan tetapi, dari kelima titik lokasi Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan.
tersebut dapat dilihat bahwa pada lokasi Jurnal SMRTek. Vol. 8, No. 2: 120-
tempat parkir mahasiswa memiliki nilai 129.
pengukuran tertinggi dibandingkan Davis, W.S. (2012). Introduction to U.S.
dengan nilai dari keempat titik lokasi Environmental Protection Agency
lainnya yakni sebesar 1,572 µg/m3. Environmental Information
Kadar partikulat debu yang tinggi Infrastucture.
memberikan dampak buruk bagi kesehatan https://doi.org/10.13140/2.1.3014.992
sehingga diperlukannya upaya 9
penanggulangan. Upaya yang dapat Estikhamah, Fitri., Anna Rumintang.
dilakukan oleh mahasiswa adalah dengan (2020). Studi Literatur Tentang
mengurangi pemakaian kendaraan Pengaruh Demand Bus Antar Kota
bermotor, serta selalu menutup kaca helm Terhadap Kualitas Udara di Area
dan memakai masker pada saat berkendara Terminal. Jurnal Teknik Sipil. Vol. 1,
supaya dapat mencegah terjadinya No. 1: 39-44.
masalah kesehatan pada mahasiswa Fajar, Jay. 2019. Hari Lingkungan Hidup
ataupun warga kampus lainnya, misalkan 2019: 13 Fakta Pencemaan Udara
iritasi pada mata, serta terhirupnya debu. Global yang Mengkhawatirkan.
Upaya lain yang dapat dilakukan oleh https://www.mongabay.co.id/2019/06/
pihak kampus adalah dengan menambah 06/hari-lingkungan-hidup-2019-13-
kebijakan care free day. fakta-pencemaran-udara-global-yang-
mengkhawatirkan/. Diakses pada
UCAPAN TERIMA KASIH tanggal 5 Agustus 2020.
Fitria, Nola. (2016). Gambaran Paktikel
Puji syukur kepada Allah SWT Debu PM2,5 dengan Keluhan
atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Kesehatan pada Karyawan
Nya sehingga artikel ini dapat Perpustakaan Kampus B Universitas
terselesaikan hingga akhir penulisan. Airlangga. Jurnal Kesehatan
Terima kasih banywak saya ucapkan Lingkungan. Vol. 8, No. 2: 206 - 2018.
kepada teman-teman saya dan ibu dosen Greenstone, Michael., dan Qing Claire
atas kesediannya mengijinkan saya Fan. (2019). Air Quality Life Index:
menggunakan data sekunder hasil Kualitas Udara Indonesia yang
praktikum mata kuliah instrumen Memburuk dan Dampaknya terhadap
observasi lapangan di Kampus Sobo Harapan Hidup. Energy Policy
PSDKU Universitas Airlangga di Institute(EPIC). The University Of
Banyuwangi. Terima kasih atas bantuan Chicago.
teman-teman dan ibu dosen dalam Ismiyati, Marlita, D., Saidah, D. (2014).
memberikan saran serta masukan pada Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas
penulisan penelitian hingga selesai. Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal
Manajemen Transportasi & Logistik
REFERENSI (JMTransLog) 01.
IQAir .2020. Kualitas Udara di
Banyuwangi.
e-ISSN 2622-2655

(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)

https://www.iqair.com/id/indonesia/ea Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas


st-java/banyuwangi. Diakses pada Pertanian. Universitas Lampung.
tanggal 20 Juni 2020. Republik Indonesia. (1999). Peraturan
Kemala, Nanda., Asri Gani dan Mahidin. Pemerintah Republik Indonesia
(2019). Evaluasi Pengaruh Kendaraan Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Bermotor Pengendalian Pencemaran Udara.
Terhadap Kualitas Udara Ambien Pada Jakarta: Menteri Negara Sekretaris
Berbagai Tepi Ruas Jalan Kota Banda Negara Republik Indonesia.
Aceh. Jurnal Penelitian Transportasi Rita., dkk. (2016). Kualitas Udara (PM10
Darat. Vol. 21, No. 1: 21-30. dan PM2,5) Untuk Melengkapi Kajian
Kristanto, Gabriel Andari., Jachrizal Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.
Sumabrata dan Siti Kurnia Astuti. Jurnal Ecolab. Vol. 10, No. 1: 1-48.
(2013). Analisis Kualitas Udara Di Rumselly, Kornelis Urbanus. (2016).
Ruangan Parkir Bawah Tanah Dan Analisis Risiko Kesehatan
Pengaruhnya Terhadap Pengguna. Lingkungan Kualitas Udara Ambien
Jurnal Sains dan Teknologi Di Kota Ambon. Jurnal Kesehatan
LingkunganI. Vol. 5, No. 2: 117 – 126. Lingkungan. Vol. 8, No. 2: 158 – 163.
Kurniawan, Agusta. (2017). Pengukuran Sandra, Christyana. (2016). Pengaruh
Parameter Kualitas Udara (CO, NO2, Pennurunan Kualitas Udara terhadap
SO2, O3 Dan PM10) Di Bukit Fungsi Paru dan Keluhan Pernafasan
Kototabang Berbasis ISPU. Jurnal pada Polisi Lalu Lintas Polwiltabes
Teknosains. Vol. 7, No 1: 1 – 82. Surabaya. Jurnal IKESMA. Vol. 9, No.
Nurmaningsih, Dyah Ratri. (2018). 1.
Analisis KualitasUdara Ambien Sinolungan, Jehosua S.V.. 2009. Dampak
Akibat Lalu Linta Kendaraan Polusi Partikel Debu dan Gas
Bermotor Di Kawasan Coyudan, Kendaraan Bermotor pada Volume
Surakarta. Jurnal Teknik Lingkungan. dan Kapasita Paru. Jurnal Biomedik.
Vol. 3, No. 2: 46 – 53. Vol. 1, No. 2: 65-80.
Novirsa, Randy., Achmadi, Umar Fahmi. Talhelm, Thomas. 2019. What Is the
(2012). Analisis Risiko Pajanan PM2,5 Difference Between The PM2,5 and
du Udara Ambien Siang Hari terhadap AQI Measurements.
Masyarakat di Kawasan Industri https://smartairfilters.com/en/blog/diff
Semen. Jurnal Kesehatan Masyarakat erence-pm2-5-aqi-measurements/.
Nasional. Vol. 7, No. 4. Diakses pada tanggal 5 Agustus 2020.
Rahmadani, R., Tualeka, A.R. (2016). Widyawati, Arrum Dian. (2013). Jurnal
Health Risk Characteristic Due to Air Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri
Pollution Exposure in Shoe Soles Semarang.
Workers (around Bubutan Road in
Surabaya city). J. Kesehat. Lingkung.
8, 164.
https://doi.org/10.20473/jkl.v8i2.2016
.164-171
Rahmadhani, Suci. 2019. Efektivitas
Jerapan Debu Beberapa Spesies Pohon
Daun Lebar di Median Jalan Kota

You might also like