Professional Documents
Culture Documents
Marlina Kamelia1
Dwijowati Asih Saputri 2
Nurhaida Widiani 3
Novita Nurhasanah 4
1,2,3,4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
E-mail : 1marlinakamelia@radenintan.ac.id; 2dwijowatiasihsaputri@radenintan.ac.id;
3
nurhaidawidiani@radenintan.ac.id; 4vitanur88@yahoo.com
Abstract: Vehicle emissions are the residual combustion of fuel in vehicle engines that are
imperfect and released through the exhaust system into the air. Vehicle emissions are the
main source of air pollution from motorized transportation as a source of movement.
Pollutants from motor vehicles, namely CO, HC, NOx, SO2, are chemicals that can cause air
pollution. From the results of microbial observations in 9 parking lots of UIN Raden Intan
Lampung, it was found that there were differences in the average number of microbes in each
parking lot caused by temperature factors, geographical conditions of parking lots and the
number of vehicles passing and leaving the parking lot. From the results of data analysis
using ANOVA and LSD follow-up tests, the highest number of microbes was found in the
parking lot of the Faculty of Economics and Islamic Business (FEBI). The FEBI parking lot
ranks 4th in the amount of motor vehicle emissions gas. While the Tarbiyah 2 parking lot has
the highest average amount of motor vehicle emissions and with the number of microbes
being the second largest after the FEBI parking lot. The observations stated that the effect of
the emission gas on the number of bacteria did not significantly influence because the
emission gas was still at a moderate level.
184
M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..
Mikroorganisme di udara ada yang dapat adalah organisme yang menempati udara
bertahan dalam kurun waktu yang lama bebas sehingga mungkin juga terimbas
tetapi ada juga yang bertahan dalam oleh emisi gas buang yang dikeluarkan
waktu yang singkat tergantung pada kendaraan bermotor (Devianti. 2018).
spesiesnya dan juga faktor yang Tujuan yang akan diperoleh dari
mempengaruhinya. (Sudiarta, 2018). penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
Kehidupan mikroorganisme di perbandingan total jumlah mikroba di
udara sangat dipengaruhi oleh lahan parkir Universitas Islam Negeri
lingkungannya, diantaranya yaitu (1) Raden Intan Lampung sehingga dapat
suhu, setiap makhluk hidup memiliki menjadi rekomendasi bagi institusi untuk
batas suhu terendah dan batas suhu pengelolaan lahan parkir.
tertinggi begitu juga mikroba, jika suhu
terlalu rendah atau terlalu tinggi maka METODE
akan mengganggu kehidupannya, (2) Penelitian ini dilakukan pada
senyawa gas, beberapa senyawa seperti bulan September 2018 di laboratorium
oksigen dan nitrogen dapat menunjang terpadu UIN Raden Intan Lampung.
kehidupan mikroba tetapi terdapat Jenis penelitian ini adalah studi
senyawa yang dapat menghambat komparatif dengan pengambilan sampel
kehidupan mikroba contohnya NOx dan secara purposive random sampling.
SO2, (3) tekanan osmosis, tekanan Penelitian ini dilakukan dalam 5 tahap
didalam sel dan di lingkungannya harus yaitu tahap pertama pembuatan media,
seimbang karena jika tidak akan tahap kedua pengambilan sampel, tahap
mengakibatkan sel mengalami ketiga pengamatan, dan tahap keempat
plasmolisis, (4) radiasi, sinar radiasi yaitu analisis data.
seperti sinar UV dari cahaya matahari Tahap Pertama, yaitu
dengan kadar yang tinggi akan menyiapkan media tumbuh bagi bakteri
mengganggu kehidupan mikroba (Fithri dan jamur yang akan diamati. Media
dkk, 2016). Selain beberapa faktor di disini menggunakan media NA (Nutrient
atas juga terdapat faktor kendaran Agar) dan media PDA (Potato Dextrose
bermotor. Agar). Pembuatan media NA dengan
Kendaran bermotor cara menimbang media sebanyak 14
mengeluarkan gas emisi yang gram dilarutkan dalam 500 ml aquades.
mengandung beberapa senyawa Sedangkan media PDA dibuat dengan
diantaranya yaitu uap air (H2O), karbon media sebanyak 18 gram dilarutkan
monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dalam 500 ml aquades. Setelah itu
nitrogen oksida (NOx) dan sulfur masing-masing media dihomogenkan
dioksida (SO2) (Winarno, 2014). dengan Erlenmeyer dan dipanaskan.
Senyawa senyawa beracun seperti Media yang telah dipanaskan disterilkan
karbon monoksida, hidrokarbon dan dengan menggunakan autoklaf pada suhu
sulfur dioksida dapat berbahaya bagi 121oC selama 15 menit. Kemudian
kehidupan makhluk hidup jika kadarnya didinginkan sampai suhu 45-500C. Pada
melebihi batas keamanan yang telah media PDA ditambahkan antibakteri
ditentukan (Permatasari, 2014). Mikroba Chloramphenicol 500 mg, setelah itu
media dituang pada cawan petri dan Tahap Keempat, analisis data
diinkubasi selama 24 jam untuk uji anti dengan menggunakan uji One Way
mikroba. ANOVA taraf 5% dan jika dinyatakan
Tahap Kedua, melakukan signifikan maka dilanjutkan dengan uji
pengambilan sampel di 9 lahan parkir lanjutan LSD (Least Significant
yang terdapat di UIN Raden Intan Different).
Lampung dengan cara membuka media Selain pengambilan data primer
di udara bebas selama 15 menit lalu seperti di atas, dilakukan juga
ditutup kembali dan diinkubasi di pengambilan data sekunder. Data
inkubator selama 24 jam untuk NA dan sekunder berupa suhu dan kelembaban
72 jam untuk PDA. udara serta menghitung jumlah
Tahap Ketiga, pengamatan kendaraan yang dijadikan dasar
sampel. Pengamatan sampel dilakukan penghitungan beban emisi gas CO, HC,
dengan 3 tahap pengamatan, (1) NOx, serta SO2.
pengamatan total jumlah mikroba
dengan menggunakan metode TPC HASIL
(Total Plate Count), (2) pengamatan Rata-rata jumlah bakteri dan
morfologi dan sifat mikroba. Pada koloni jamur pada 9 lahan parkir di lahan parkir
mikroba yang diamati yaitu bentuk, UIN Raden Intan Lampung
warna, ukuran, sisi, dan bentuk menunjukkan perbedaan yang signifikan
permukaan. Pada sifat bakteri dengan berdasarkan hasil uji lanjut LSD pada
menggunakan pewarnaan gram dan pada taraf 5% (lihat Tabel 1).
jamur diamati hifa dan spora.
Tabel di atas menjelaskan bahwa Secara rata - rata suhu udara harian
rata-rata jumlah bakteri dan jamur antara 26 - 35oC Suhu udara yang
dengan waktu pengambilan sampel pada rendah mengakibatkan kelembaban
pagi, siang dan sore hari. Jumlah dan udara semakin meningkat dan
rata-rata bakteri dan jamur tertinggi pada kelembaban pada siang hari cenderung
pagi hari dengan jumlah bakteri lebih rendah dibandingkan dengan pagi
sebanyak 1876 koloni dan jumah jamur hari. Kelembaban udara sebesar 67 -
sebanyak 48 koloni. 75% pada pagi hari, sedangkan turun
Suhu merupakan faktor utama pada siang hari dikisaran 46 - 50% dan
yang mempengaruhi keberadaan mengalami peningkatan kembali di sore
mikroba di udara. Suhu pada pagi hari hari sebesar 55 - 62%. Suhu dan
lebih rendah dibandingkan dengan siang kelembaban yang berubah
dan sore hari. Hasil penelitian mengakibatkan bakteri dan jamur pada
menunjukkan suhu udara berkisar antara siang dan sore hari lebih rendah
27 - 31oC pada pagi hari, 32 - 36oC pada dibandingkan pada pagi hari karena
siang hari dan 30 - 35oC pada sore hari. kelembaban yang rendah dapat
60
50
40
Rerata
30
20
10
0
A B C D E F G H I
CO 3,77 4,58 5,34 3,25 7,16 8,24 1,24 1,67 2,06
HC 1,1 1,73 2,1 1,03 2,73 2,63 4,69 7,05 7,19
NOX 12,2 11,3 12,3 9,82 17,5 24,7 30,8 34,6 56,2
SO2 0,23 0,27 0,31 0,19 0,45 0,49 0,73 0,96 1,21
kondisi yang ekstrim semisal golongan Fithri, Nayla Kamilia; Putri Handayani;
archaebakteria. Gisely V. 2016. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
DAFTAR RUJUKAN Jumlah Mikroorganisme Udara
Aryadi dan S. Dewi. 2009. Pengaruh Dalam Ruang Kelas Lantai 8.
Sinar Ultra Violet Terhadap Jurnal Bunga Rampai. 13 (01):
Pertumbuhan Bakteri Bacillus Sp. 23-35.
Sebagai Bakteri Kontaminan. Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Jurnal Ilmu Kesehatan. 2(2): 20- 2006. Ambang Batas Emisi Gas
25. Buang Kendaraan Bermotor.
Bartlett. 2003. Report on Evaluatig Jakarta.
Indoor Air Quality: Test Standarts Lymperopoulou, D. S. 2016. Contribution
for Bioaerosols. Columbia: of Vegetation to the Microbial
University of British Columbia. Composition of Nearby Outdoor
Bowers, R. M. 2011. Sources of Bacteria Air. California USA: American
in Outdoor Air across Cities in the Society for Microbiologi.
Midwestern United States. Mouli P. M.. 2005. Assessment of
Amerika: American Society for microbial (bacteria)
Microbiology. Concentrations of ambient air at
Devianti, M. 2018. Model Emisi Gas semi-arid urban region: Influence
Buangan Kendaraan Bermotor of meteorological factors: Applied
Akibat Aktivitas Transportasi ecology and environmental
(Studi Kasus : Terminal Pasar research. Applied. 3(2): 139–149
Bawah Ramayana Kota Bandar Ooyama, Y. & Harima, Y. 2012.
Lampung)”. JRSDD. 3(1): 57 – Photophysical and electrochemical
70. properties, and molecular
Edrie, F. M. 2017. Analisis pengaruh structures of organic dyes for dye-
variasi temperatur fluida pada sensitized solar cells.
kondisi lingkungan kering dan Chemphyschem, 13, 4032-80.
basah terhadap karakteristik Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
korosi pipa baja terinsulasi nomor 41. 1999. Standar
berbahan glasswool dan Kualitas Udara Ambien. Jakarta.
aluminium foil. Skripsi Tidak Permatasari, A. I. A. 2014. Analisis
diterbitkan. Institut Teknologi Pemetaan Kualitas Udara Ambien
Sepuluh Nopember. Menggunakan Perangkat Lunak
Fitria, L., R. A. Wulandari, E. Hermawati, ARCGIS 10 dan Model Dispersi
& D. Susanna. 2008. Kualitas GAUSS (Studi Kasus Kawasan
Udara Dalam Ruang Perpustakaan Bukit Semarang Baru Kecamatan
Universitas ”X” Ditinjau Dari Mijen, Kota Semarang). Masters
Kualitas Biologi, Fisik, Dan Thesis, Program Magister Ilmu
Kimiawi. Makara, Kesehatan, 12 Lingkungan.
(2): 77-83. Susanto, A., E. S. Muliawati, & D.
Purnomo. 2015. Kajian Ekologi,