You are on page 1of 9

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805

Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701

ANALISIS JUMLAH MIKROBA PADA LAHAN PARKIR


DI UIN RADEN INTAN LAMPUNG

Marlina Kamelia1
Dwijowati Asih Saputri 2
Nurhaida Widiani 3
Novita Nurhasanah 4
1,2,3,4
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
E-mail : 1marlinakamelia@radenintan.ac.id; 2dwijowatiasihsaputri@radenintan.ac.id;
3
nurhaidawidiani@radenintan.ac.id; 4vitanur88@yahoo.com

Abstract: Vehicle emissions are the residual combustion of fuel in vehicle engines that are
imperfect and released through the exhaust system into the air. Vehicle emissions are the
main source of air pollution from motorized transportation as a source of movement.
Pollutants from motor vehicles, namely CO, HC, NOx, SO2, are chemicals that can cause air
pollution. From the results of microbial observations in 9 parking lots of UIN Raden Intan
Lampung, it was found that there were differences in the average number of microbes in each
parking lot caused by temperature factors, geographical conditions of parking lots and the
number of vehicles passing and leaving the parking lot. From the results of data analysis
using ANOVA and LSD follow-up tests, the highest number of microbes was found in the
parking lot of the Faculty of Economics and Islamic Business (FEBI). The FEBI parking lot
ranks 4th in the amount of motor vehicle emissions gas. While the Tarbiyah 2 parking lot has
the highest average amount of motor vehicle emissions and with the number of microbes
being the second largest after the FEBI parking lot. The observations stated that the effect of
the emission gas on the number of bacteria did not significantly influence because the
emission gas was still at a moderate level.

Kata kunci: mikroba, lahar parkir, analisis jumlah mikroba

PENDAHULUAN nitrogen dan karbon dioksida (Edrie,


Udara memiliki peran penting 2017). Selain ketiga komponen utama
guna menunjang kehidupan makhluk udara tersebut, di dalam udara juga
hidup terutama manusia. Udara memiliki terkandung komponen makhluk hidup
ciri khusus berupa tidak terlihat, tidak yaitu mikroorganisme (Fitria dkk, 2008).
berbau, tidak berasa tetapi dapat Mikroorganisme adalah makhluk
dirasakan dengan adanya angin yang hidup yang mikroskopis namun
berhembus (Suswati, 2004). Udara keberadaannya nyata meski tidak bisa
terbentuk dari tiga komponen utama langsung terlihat dengan mata.
yaitu uap air yang berasal dari danau, Mikroorganisme di udara berasal dari
laut dan tempat-tempat berair lainnya, debu yang diterbangkan oleh angin dari
aerosol yang merupakan substansi tanah dan dari hasil penguapan tempat
berkadar rendah (garam, nitrat, kalsium), berair (laut, sungai), dan berada di udara
dan udara kering yang bermuatan dalam keadaan membentuk spora.
senyawa-senyawa seperti oksigen,

184
M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

Mikroorganisme di udara ada yang dapat adalah organisme yang menempati udara
bertahan dalam kurun waktu yang lama bebas sehingga mungkin juga terimbas
tetapi ada juga yang bertahan dalam oleh emisi gas buang yang dikeluarkan
waktu yang singkat tergantung pada kendaraan bermotor (Devianti. 2018).
spesiesnya dan juga faktor yang Tujuan yang akan diperoleh dari
mempengaruhinya. (Sudiarta, 2018). penelitian ini yaitu untuk mendapatkan
Kehidupan mikroorganisme di perbandingan total jumlah mikroba di
udara sangat dipengaruhi oleh lahan parkir Universitas Islam Negeri
lingkungannya, diantaranya yaitu (1) Raden Intan Lampung sehingga dapat
suhu, setiap makhluk hidup memiliki menjadi rekomendasi bagi institusi untuk
batas suhu terendah dan batas suhu pengelolaan lahan parkir.
tertinggi begitu juga mikroba, jika suhu
terlalu rendah atau terlalu tinggi maka METODE
akan mengganggu kehidupannya, (2) Penelitian ini dilakukan pada
senyawa gas, beberapa senyawa seperti bulan September 2018 di laboratorium
oksigen dan nitrogen dapat menunjang terpadu UIN Raden Intan Lampung.
kehidupan mikroba tetapi terdapat Jenis penelitian ini adalah studi
senyawa yang dapat menghambat komparatif dengan pengambilan sampel
kehidupan mikroba contohnya NOx dan secara purposive random sampling.
SO2, (3) tekanan osmosis, tekanan Penelitian ini dilakukan dalam 5 tahap
didalam sel dan di lingkungannya harus yaitu tahap pertama pembuatan media,
seimbang karena jika tidak akan tahap kedua pengambilan sampel, tahap
mengakibatkan sel mengalami ketiga pengamatan, dan tahap keempat
plasmolisis, (4) radiasi, sinar radiasi yaitu analisis data.
seperti sinar UV dari cahaya matahari Tahap Pertama, yaitu
dengan kadar yang tinggi akan menyiapkan media tumbuh bagi bakteri
mengganggu kehidupan mikroba (Fithri dan jamur yang akan diamati. Media
dkk, 2016). Selain beberapa faktor di disini menggunakan media NA (Nutrient
atas juga terdapat faktor kendaran Agar) dan media PDA (Potato Dextrose
bermotor. Agar). Pembuatan media NA dengan
Kendaran bermotor cara menimbang media sebanyak 14
mengeluarkan gas emisi yang gram dilarutkan dalam 500 ml aquades.
mengandung beberapa senyawa Sedangkan media PDA dibuat dengan
diantaranya yaitu uap air (H2O), karbon media sebanyak 18 gram dilarutkan
monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dalam 500 ml aquades. Setelah itu
nitrogen oksida (NOx) dan sulfur masing-masing media dihomogenkan
dioksida (SO2) (Winarno, 2014). dengan Erlenmeyer dan dipanaskan.
Senyawa senyawa beracun seperti Media yang telah dipanaskan disterilkan
karbon monoksida, hidrokarbon dan dengan menggunakan autoklaf pada suhu
sulfur dioksida dapat berbahaya bagi 121oC selama 15 menit. Kemudian
kehidupan makhluk hidup jika kadarnya didinginkan sampai suhu 45-500C. Pada
melebihi batas keamanan yang telah media PDA ditambahkan antibakteri
ditentukan (Permatasari, 2014). Mikroba Chloramphenicol 500 mg, setelah itu

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 185


M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

media dituang pada cawan petri dan Tahap Keempat, analisis data
diinkubasi selama 24 jam untuk uji anti dengan menggunakan uji One Way
mikroba. ANOVA taraf 5% dan jika dinyatakan
Tahap Kedua, melakukan signifikan maka dilanjutkan dengan uji
pengambilan sampel di 9 lahan parkir lanjutan LSD (Least Significant
yang terdapat di UIN Raden Intan Different).
Lampung dengan cara membuka media Selain pengambilan data primer
di udara bebas selama 15 menit lalu seperti di atas, dilakukan juga
ditutup kembali dan diinkubasi di pengambilan data sekunder. Data
inkubator selama 24 jam untuk NA dan sekunder berupa suhu dan kelembaban
72 jam untuk PDA. udara serta menghitung jumlah
Tahap Ketiga, pengamatan kendaraan yang dijadikan dasar
sampel. Pengamatan sampel dilakukan penghitungan beban emisi gas CO, HC,
dengan 3 tahap pengamatan, (1) NOx, serta SO2.
pengamatan total jumlah mikroba
dengan menggunakan metode TPC HASIL
(Total Plate Count), (2) pengamatan Rata-rata jumlah bakteri dan
morfologi dan sifat mikroba. Pada koloni jamur pada 9 lahan parkir di lahan parkir
mikroba yang diamati yaitu bentuk, UIN Raden Intan Lampung
warna, ukuran, sisi, dan bentuk menunjukkan perbedaan yang signifikan
permukaan. Pada sifat bakteri dengan berdasarkan hasil uji lanjut LSD pada
menggunakan pewarnaan gram dan pada taraf 5% (lihat Tabel 1).
jamur diamati hifa dan spora.

Tabel 1. Jumlah Bakteri dan Jamur di Area Parkir


Nilai rata-rata + SD
Area Parkir
Bakteri Jamur

Rektorat 4,33x102a+101,93 1,6x10ad+1,53

Akademik pusat 5,05x102ac+60,04 1,5x10abd+ 7,64

Perpustakaan pusat 5,40x102abc+ 64,50 8x10-1bc+2,08

Fakultas Dakwah 4,44x102ac+ 74,11 1,6x10abd+ 5,29

Fakultas Syariah 5,46x102abc+ 58,35 1x10abc+ 3,79

Fakultas Ekonomi dan


6,61x102b+ 99,38 2,1x10d+ 5,57
Bisnis Islam

Fakultas Ushuluddin 5,26x102ac+ 66,30 7x10-1c+ 1,00

Fakultas Tarbiyah 1 5,17x102ac+ 66,16 1,2x10ac+ 4,04

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 186


M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

Fakultas Tarbiyah 2 5,66x102bc+ 28,75 1,3x10ac+ 3,51


Sumber: Data Terolah
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda menunjukkan
berbeda nyata pada taraf 5%.

Tabel di atas menjelaskan bahwa sesuai dengan penelitian yang dilakukan


pada rata-rata jumlah bakteri dan jamur oleh Bartlett (2003) bahwa tingginya
yang tertinggi berada di lahan parkir konsentrasi mikroba di udara
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dikarenakan oleh keadaan lahan yang
dengan rata-rata bakteri 6,61x102 (661) lebih dinamis oleh adanya kendaraan
dan rata-rata jumlah jamur 2,1x10 (21). yang melintas. Selain itu, menurut
Lahan parkir FEBI memiliki jumlah Bowers (2011) bakteri yang melimpah di
bakteri dan jamur tertinggi. atmosfer menjadi komponen sebagian
besar partikel organik. Bakteri patogen
PEMBAHASAN pada tanaman, ternak, maupun manusia
Data hasil megungkap lahan biasanya tersebar di atmosfer yang dapat
parkir FEBI memiliki jumlah bakteri dan memicu berbagai macam reaksi alergi.
jamur tertinggi dikarenakan beberapa Namun, udara sesungguhnya bukan
faktor (1) keadaan geografis lahan parkir media tumbuh mikroba sehingga yang
FEBI dengan tekstur tanah berpasir yang dapat ditemukan hanya dalam bentuk
mudah menjadi debu ketika tertiup spora. Mikroba dalam bentuk spora bila
angin, (2) angin, angin dapat berada dalam kondisi tidak mungkin
menerbangkan tanah menjadi debu yang tumbuh. Udara yang berisi spora
membawa mikroba ke udara, sesuai mikroba ini apabila terhirup atau
dengan penelitian Lymperopoulou bersinggungan dengan kulit dapat
(2016) yang menyatakan bakteri akan mengganggu kesehatan (Mouli, 2005).
lebih banyak terdapat di tempat berangin Jumlah bakteri dan jamur yang
dibandingkan dengan tempat yang diamati pada waktu pagi, siang, maupun
kurang berangin, (3) letak lahan parkir sore hari menunjukkan perbedaan
FEBI yang berada di sisi yang sebagaimana tampak pada Tabel 2 dan 3
berdekatan dengan jalan yang menjadi berikut :
lalu lintas masuk dan keluar kampus,

Tabel 2. Jumlah Bakteri Berdasarkan Waktu Pengamatan


Pagi Siang Sore
No Lahan Parkir
Jumlah Rerata Jumlah Rerata Jumlah Rerata
1. Rektorat 541 180 453 151 308 103
2. Akademik
799 266 447 149 403 134
Pusat
3. Perpus Pusat 429 143 599 200 491 164
4. F. Dakwah 656 219 349 116 424 141
5. F. Syari’ah 677 226 444 148 432 144

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 187


M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

6. F. EBI 799 266 707 236 651 217


7. F. Ushuluddin 406 135 750 250 620 207
8. F. Tarbiyah 1 783 261 454 151 512 171
9. F. Tarbiyah 2 513 171 637 212 390 130
Jumlah 1876 1613 1411
Rata-rata 208,44 179,22 156,78
Sumber : Data Terolah

Tabel 3. Jumlah Jamur Berdasarkan Waktu Pengamatan


Pagi Siang Sore
No Lahan Parkir Jumla Rera Juml Rera Juml Rera
h ta ah ta ah ta
1. Rektorat 14 5 20 7 14 5
2. Akademik
24 8 14 5 9 3
Pusat
3. Perpus Pusat 7 2 8 3 8 3
4. F. Dakwah 20 7 10 3 17 6
5. F. Syari’ah 12 4 6 2 10 3
6. F. EBI 26 9 11 4 18 6
7. F. Ushuluddin 8 3 8 3 6 2
8. F. Tarbiyah 1 11 4 10 3 17 6
9. F. Tarbiyah 2 17 6 13 4 10 3
Jumlah 48 34 37
Rata-rata 5,33 3,78 4,11
Sumber : Data Terolah

Tabel di atas menjelaskan bahwa Secara rata - rata suhu udara harian
rata-rata jumlah bakteri dan jamur antara 26 - 35oC Suhu udara yang
dengan waktu pengambilan sampel pada rendah mengakibatkan kelembaban
pagi, siang dan sore hari. Jumlah dan udara semakin meningkat dan
rata-rata bakteri dan jamur tertinggi pada kelembaban pada siang hari cenderung
pagi hari dengan jumlah bakteri lebih rendah dibandingkan dengan pagi
sebanyak 1876 koloni dan jumah jamur hari. Kelembaban udara sebesar 67 -
sebanyak 48 koloni. 75% pada pagi hari, sedangkan turun
Suhu merupakan faktor utama pada siang hari dikisaran 46 - 50% dan
yang mempengaruhi keberadaan mengalami peningkatan kembali di sore
mikroba di udara. Suhu pada pagi hari hari sebesar 55 - 62%. Suhu dan
lebih rendah dibandingkan dengan siang kelembaban yang berubah
dan sore hari. Hasil penelitian mengakibatkan bakteri dan jamur pada
menunjukkan suhu udara berkisar antara siang dan sore hari lebih rendah
27 - 31oC pada pagi hari, 32 - 36oC pada dibandingkan pada pagi hari karena
siang hari dan 30 - 35oC pada sore hari. kelembaban yang rendah dapat

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 188


M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

menyebabkan selaput lendir membran diperkirakan mekanisme lain perusakan


mengalami kekeringan, sementara sel oleh sinar UV pada ribosom,
kelembaban yang tinggi akan sehingga mengakibatkan terjadinya
meningkatkan pertumbuhan mikroba mutasi atau kematian sel (Aryadi &
(Ooyama, 2012). Hasil penelitian Dewi, 2009).
menunjukkan intensitas cahaya matahari Gas emisi yang diamati dalam
di lahan terbuka seperti ruang parkir penelitian ini adalah gas emisi karbon
tanpa naungan adalah 586,7 - 13490,1 monoksida (CO), hidrokarbon (HC),
lux, sedangkan pada tempat ternaungi nitrogen oksida (NOx) dan sulfur
rata-rata sebesar 2214,44 lux (Susanto, dioksida (SO2). Hasil perhitungan emisi
dkk; 2015). Intensitas cahaya matahari gas buang dihitung berdasarkan jumlah
akan menyebabkan peningkatansinar kendaraan bermotor yang masuk pada
ultraviolet dan berimbas juga pada setiap lahan parkir. Jumlah kendaraan
meningkatnya suhu udara. Cahaya bermotor pada masing-masing lahan
matahari akan meningkatkan sinar UV parkir dihitung selama 3 hari berturut-
yang diiringi dengan kenaikan kadar turut dari tanggal 4 hingga 6 September
Ozon (O3). Oleh karena itu sinar UV 2018, pada pukul 07.30-15.30 WIB,
pada siang hari sangat tinggi yang dimana tiap jamnya dilakukan
mengakibatkan jumlah mikroba pada pengamatan selama 15 menit. Setelah
siang hari lebih sedikit dibandingkan diketahui jumlah kendaraan selanjutnya
dengan pagi hari. menyebabkan dihitung jumlah gas emisi yang
dimerisasi basa DNA pada mikroba. dihasilkan. Hasil penghitungan jumlah
Absorbsi maksimal sinar UV di dalam kendaraan bermotor serta gas emisi
sel terjadi pada asam nukleat yang secara berurutan tampak pada tabel 4 dan
menyebabkan dimerisasi basa DNA pada grafik 1 berikut:
mikroba tersebut. Selain itu

Tabel 4. Data kendaraan bermotor pada tiap-tiap lahan parkir


rata-rata
No Tempat Parkir jumlah
mobil motor
1 Rektorat 66 134 200
2 Akademik Pusat 77 205 282
3 Perpus Pusat 80 223 304
4 F.Dakwah 53 117 170
5 F. Syari’ah 93 248 341
6 FEBI 76 167 243
7 F. Ushuluddin 110 290 400
8 Tarbiyah 1 165 486 651
9 Tarbiyah 2 182 445 627
Sumber ; Data Terolah

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 189


M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

60
50
40

Rerata
30
20
10
0
A B C D E F G H I
CO 3,77 4,58 5,34 3,25 7,16 8,24 1,24 1,67 2,06
HC 1,1 1,73 2,1 1,03 2,73 2,63 4,69 7,05 7,19
NOX 12,2 11,3 12,3 9,82 17,5 24,7 30,8 34,6 56,2
SO2 0,23 0,27 0,31 0,19 0,45 0,49 0,73 0,96 1,21

Gambar 1 : Grafik: Rerata Emisi CO, HC, NOx, dan SO2

Misi gas buang kendaraan udara. Namun, kondisi lahan yang


bermotor pada masing-masing lahan mempengaruhi jumlah total mikroba.
parkir dari terendah ke tertinggi secara Lahan parkir dengan total jumlah koloni
berurutan yaitu rektorat, akademik pusat, mikroba tertinggi yaitu pada lahan yang
perpustakaan pusat, dakwah, syari’ah, masih berupa tanah berpasir. Hal ini
FEBI, ushuludin, tarbiyah 1, dan tarbiyah dikarenakan butiran debu dan pasir, yang
2. Rata-rata gas emisi CO didapatkan didalamnya terdapat spora jamur atau
hasil 1,24-8,24, HC: 1,10-7,19, NOx: bakteri, akan mudah terbang ke udara saat
9,82-56,25, SO2: 0,19-1,21. Sedangkan lalu lintas kendaraan.
rentang tingkat pencemaran udara ambien
yang telah ditetapkan oleh Kementerian KESIMPULAN
Negara Lingkungan Hidup tahun 2006 Kesimpulan dari penelitian ini
menyatakan bahwa ambang batas gas adalah total koloni bakteri tertinggi adalah
emisi berkisar antara SOx: 0,001-0,276, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
CO: 0.01-11,53. Sehingga hasil yang sedangkan jamur di Akademik Pusat.
didapatkan dari lahan parkir UIN Raden Total jumlah mikroba tertinggi yaitu pada
Intan Lampung masih dalam taraf sedang. waktu pengambilan sampel pagi hari dan
Jumlah mikroba menyatakan bahwa terendah di siang hari. Suhu,
bakteri dan jamur terbanyak terdapat di kelembaban, serta kondisi lahan parkir
lahan parkir FEBI dan lahan parkir FEBI mempengaruhi total jumlah mikroba
menempati urutan gas emisi terbanyak ke- sedangkan emisi gas buang kendaraan
4 dari banyaknya gas emisi di lahan tidak berkorelasi.
parkir. Sedangkan lahan parkir tarbiyah 2
menempati urutan gas emisi tertinggi di SARAN
lahan parkir dengan jumlah bakteri Saran untuk peneliti selanjutnya
terbanyak ke-2 setelah lahan parkir FEBI. untuk mengidentifikan mikroba patogen
Hasil ini menyatakan bahwa gas emisi yang ada di lahan parkir karena mikroba
tidak berpengaruh secara signifikan patogen umumnya lebih tahan pada
terhadap jumlah mikroba yang ada di

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 190


M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

kondisi yang ekstrim semisal golongan Fithri, Nayla Kamilia; Putri Handayani;
archaebakteria. Gisely V. 2016. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan
DAFTAR RUJUKAN Jumlah Mikroorganisme Udara
Aryadi dan S. Dewi. 2009. Pengaruh Dalam Ruang Kelas Lantai 8.
Sinar Ultra Violet Terhadap Jurnal Bunga Rampai. 13 (01):
Pertumbuhan Bakteri Bacillus Sp. 23-35.
Sebagai Bakteri Kontaminan. Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Jurnal Ilmu Kesehatan. 2(2): 20- 2006. Ambang Batas Emisi Gas
25. Buang Kendaraan Bermotor.
Bartlett. 2003. Report on Evaluatig Jakarta.
Indoor Air Quality: Test Standarts Lymperopoulou, D. S. 2016. Contribution
for Bioaerosols. Columbia: of Vegetation to the Microbial
University of British Columbia. Composition of Nearby Outdoor
Bowers, R. M. 2011. Sources of Bacteria Air. California USA: American
in Outdoor Air across Cities in the Society for Microbiologi.
Midwestern United States. Mouli P. M.. 2005. Assessment of
Amerika: American Society for microbial (bacteria)
Microbiology. Concentrations of ambient air at
Devianti, M. 2018. Model Emisi Gas semi-arid urban region: Influence
Buangan Kendaraan Bermotor of meteorological factors: Applied
Akibat Aktivitas Transportasi ecology and environmental
(Studi Kasus : Terminal Pasar research. Applied. 3(2): 139–149
Bawah Ramayana Kota Bandar Ooyama, Y. & Harima, Y. 2012.
Lampung)”. JRSDD. 3(1): 57 – Photophysical and electrochemical
70. properties, and molecular
Edrie, F. M. 2017. Analisis pengaruh structures of organic dyes for dye-
variasi temperatur fluida pada sensitized solar cells.
kondisi lingkungan kering dan Chemphyschem, 13, 4032-80.
basah terhadap karakteristik Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
korosi pipa baja terinsulasi nomor 41. 1999. Standar
berbahan glasswool dan Kualitas Udara Ambien. Jakarta.
aluminium foil. Skripsi Tidak Permatasari, A. I. A. 2014. Analisis
diterbitkan. Institut Teknologi Pemetaan Kualitas Udara Ambien
Sepuluh Nopember. Menggunakan Perangkat Lunak
Fitria, L., R. A. Wulandari, E. Hermawati, ARCGIS 10 dan Model Dispersi
& D. Susanna. 2008. Kualitas GAUSS (Studi Kasus Kawasan
Udara Dalam Ruang Perpustakaan Bukit Semarang Baru Kecamatan
Universitas ”X” Ditinjau Dari Mijen, Kota Semarang). Masters
Kualitas Biologi, Fisik, Dan Thesis, Program Magister Ilmu
Kimiawi. Makara, Kesehatan, 12 Lingkungan.
(2): 77-83. Susanto, A., E. S. Muliawati, & D.
Purnomo. 2015. Kajian Ekologi,

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 191


M. KAMELIA, DWIJOWATI, A. SAPUTRI, N. WIDIANI, N. NURHASANAH,
ANALISIS..

Keanekaragaman Jenis Dan Jurnal Manusia dan Lingkungan.


Potensi Pohon Di Pekarangan 11(3): 103-111.
(Studi Kasus Di Desa Kebak, Sudiarta, I. N., & I. M. T. Semara, 2018.
Jumantono, Karanganyar). Sanitasi, Hygiene dan
Journal of Sustainable Keselamatan Kerja. Jurnal Ilmiah
Agriculture,30(1): 33-40. Hospitality Management. 8(2): 1-
Suswati, A. C. S. Purna dan S. Y. M. 10.
Taneo. 2004. Respon Masyarakat Winarno, J. 2014. Studi Emisi Gas
Penghuni Permukiman Sekitar Buang Kendaraan Bermesin Bensin
Industri Keramik Terhadap Pada Berbagai Merk Kendaraan dan
Pencemaran Udara Akibat Tahun Pembuatan. 1(1): 1-9.
Aktivitas Pembakaran Keramik.

BIOEDUKASI VOL 10 NO 2 NOV 2019 192

You might also like