You are on page 1of 17

Media Teknik Sipil Versi online:

Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012: 87 - 94

STUDI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN


LIMBAH LINDI SEBAGAI KONTROL PEMENUHAN BAKU
MUTU SESUAI KEPMEN 03/91
(STUDI KASUS PADA TPA SUPIT URANG
MALANG)
Chairil Saleh

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah


Malang
Alamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas, No.246 Malang
Email: chairil@umm.ac.id

ABSTRACT

The processing of lye waste instalation is a processing lye waste leachate discharged into
water bodies do not pollute the environment .Harm caused leachatecan kill the organisms
organisms if the leachate is discharged directly into water bodies without prior treatment.
Need for storage pondsfor leachate treatment plant, and therefore the capacity to design
ponds need to know how the leachate discharges.Required to discharge leachate storage ponds
designed to meet the volume of pond water leachate.From the analysis of the leachate discharge
obtained by
9.43 m3/day. And the production of leachate was 0.8 m3 / day. Levels of waste treatment unit COD
= 8960mg / l and BOD5 = 3968.293 mg / l, after going through the waste treatment plant to be COD
= 298.67 mg / l and BOD5 = 88.18 mg / l. From the processing of these three levels in an already
meets the standard group III cross section pond 03/91.

Keywords : Water leachate , storage ponds , COD and BOD5.

PENDAHULUAN perlahan, jika terdapat aliran air tanah di bawah


lokasi TPA, maka air lindi akan mencemari aliran
Masalah pembuangan sampah merupakan tersebut dengan kandungan zat yang cukup
salah satu isu utama bagi setiap kota di berbahaya bagi lingkungan. (Alfiandy, 2003).
indonesia. Pertumbuhan penduduk dan
kemajuan tingkat perekonomian di suatu kota
secara langsung mempengaruhi peningkatan
jumlah sampah. Sebagai contoh kota seperti malang
setiap harinya memproduksi sampah sampai 400 ton
sampah. Sampah tersebut jika tidak dikelola dengan
baik maka akan mempengaruhi tigkat kebersihan
dan mencemari lingkungan kota, yang pada
akhirnya menurunkan tingkat kesehatan
masyarakat.
Air lindi dapat merembes melalui tanah dan
dimungkinkan pula akan mencemari air tanah
yang ada di lokasi Tempat Pembuangan Akhir.
Perembesan ini sangat tergantung dari sifat fisik
tanah dasar TPA seperti porositas,
permeabilitas dan tekanan piezometrik. Air
lindi akan merembes melalui tanah secara
Chairil Saleh, Studi Perencanaan Instalasi Pengolahan Limbah Lindi Sebagai Kontrol Pemenuhan Baku 87
Mutu Sesuai KEPMEN 03/91 (Studi Kasus Pada TPA Supit Urang Malang)
Media Teknik Sipil Versi online:
Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012: 87 - 94
Permasalahan berapakah debit air lindi pada TPA Supit Urang,
Mengetahui berapakah kapasitas kolam
Meningkatnya jumlah penduduk Kota Malang penampung air lindi pada TPASupit Urang dan
mengakibatkan peningkatan volume sampah yang Mengetahui instalasi
berdampak pada kapasitas tampung dan masa pengolahan air limbah lindipada TPA Supit Urang.
pakai TPA Supit Urang. Belum adanya
pengolahan air limbah lindi pada TPA Supit
Urang. Manfaat

Penelitian yang dilakukan nantinya


Tujuan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat,
pemerintah daerah maupun terhadap
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Chairil Saleh, Studi Perencanaan Instalasi Pengolahan Limbah Lindi Sebagai Kontrol Pemenuhan Baku 87
Mutu Sesuai KEPMEN 03/91 (Studi Kasus Pada TPA Supit Urang Malang)
Versi online:
Chairil Saleh
el
D ah
ef be
in ra
isi kh
S irn
a ya
m su
p
at
a
u
h
pr
os
M
es .
e
nu
A
ru
n
t
al
P is
ic a
ht Ti
e m
l, b
J . ul
(2 a
0 n
0 S
5) a
, m
p
sa
a
m h
pa
h
M
m
en
er
ur
up
ut
ak
S
an
mi
m
th,
at
dk
eri
k
al
(2
sis
00
a
1),
ya
pe
ng
rki
tid
ra
ak
an
dii
ju
ng
ml
in
ah
ka
pe
n
nd
set
ud ko Vi
uk L nt gil
ini a ro ,
da pi l 19
pa sa ter 93
t n ha ).
dil P da
en
ak p K
d
uk lin ol
u
an di a
k
de da m
u
ng n P
n
an pe e
g.
n
me rli
g
ng L nd
ol
hit ap un a
un isa ga h
g n n a
ras pe ter n
io nd ha
laj uk da K
u un p ol
pe g sis a
rtu ini te m
m m m sta
bu er pe bil
ha up ny isa
n ak al si
pe an ur ata
nd la da u
ud pis n ko
uk an pe la
be pa ng m
be da u ok
ra da m si
pa sar pu da
ta la l si
hu nd lin m
n fill di er
pa ya (T up
da ng ch ak
ta da ob an
hu pa an su
n- t og at
ta m lo u
hu e us ko
n m , la
se ba T m
be nt he ya
lu u is ng
m da en ter
ny la , dir
a. m da i
n
ata K da ka
s ol la da
ta a m r
ng m le B
gu sta ac O
l bil ha D
de isa te. (
ng si N A
an ini a lfi
ali sel m an
ra ai un d
y,
n n un
2
air da tu
0
bu pa k 0
an t pe 3)
ga me ng .
n nu ol
(in ru ah
flu nk an
en an lin
) ka di
ya da se
ng r ba
la B ik
mi O ny
ne D a
r s da m
eh n en
in C gg
g O un
ga D ak
m ju an
en ga ko
ye da la
ba pa m
bk t an
an m ae
ter en ro
ja ur bi
di un k/
ny ka fa
a n ku
ak ju lta
tiv ml tif
ita ah ka
s fe re
mi ca na
kr l sa
oo co ng
rg li at
an ya tin
is ng gg
m ad in
e. a ya
K tu ja a
o ha di p
l i
n ko d
a ok m -
m si po I
ge ne n
A f
nn n- i
e
ya ko l
r
a di m t
pe po r
s a
i nu ne t
hi n e
K de ya d
ol ng ng
P
a an le l
m pr bi a
ae os h n
es se t
ra )
si ae de
m ra rh M
er si. an at
up Pa a od
ak da de a
an pri ng R
ko ns an a
la ip ca pi
m ny ra d
ya a, ok In
ng fu si fil
be ng da tr
rf si si at
un pe (A ed
gs ng lfi Pl
i ol an a
m ah dy nt
en an , ad
go ini 20 al
ks ad 03 ah
id ala ). m
as h et
i m L od
en a a
air
n
bu gk pe
d
an on ng
ga ve T ol
ns r ah
n
e
ya i an
a
ng air t lin
m bu m di
an e de
an
ga n
a t
ng
ke n an
bu m ( ca
en R
ra L ta al
m I m an
er T an g.
es I 2 Se
ap A H hi
ka N a. ng
n K D ga
o
ca an T
n
ira d ad ot
n i an al
lin s ya A
i
di pe re
pa U na a
da m m ke
su u ba se
m
at ha lu
u W n ru
la i ar ha
ha l ea n
n a 10 pe
y
ya a H ng
ng h a e
dit un m
an S tu ba
t
a u k ng
mi d re an
tu i ha ar
m bi ea
bu A lit T
ha re as P
n a i A
ter lu T m
te as P en
nt la A ja
u ha S di
(A n up 25
lfi T it ,2
an P U H
dy A ra a.
, ya ng T
20 itu ya P
03 13 ng A
). ,2 di Su
pit
H la
M Ur
a, ku
E an
da ka g
T n n
O ter
lu ol let
D
E as eh ak
ka Pe di
P nt m K
E or ko el
N da t ur
E n M ah
an n m gan
M g - jara
ul a S k
yo n e 200
rej s b
m
o u e
-
K n l
S
ec g a
e
a h
a b
s
m i e
e
at Su l
l
an mbe a
a
S r h
t
uk Son b
a
un go a
n
ya den r
:
a
ng gan b
t
ba jara e
:
ta k r
m
s- 300 b
e
ba m a
r
ta - t
u
s S a
p
se e s
a
ba b a
k
ga e n
a
i l d
n
a e
be p
h n
ri e
t g
ku r
i a
t b
m n
: u
u s
k
- r u
it
S : n
a
e t g
n
b e a
d
e m i
a
l p G n
a a du lem
h t n bah
u p de
t e
a r
r m
a u
: k
b i
e m
r a
b n
a pen
t dud
a uk
s den
a gan Sumber:
n jara Badan
k Perencana
d Pembangu
e 700
nan Kota
(BAPPEK
O)
Malang
(2007)
Gambar 1. Layout
TPA Supit Urang

88
Media
Teknik
Sipil,
Volume
10, Nomor
2, Agustus
2012: 87 -
94
Versi online:
Chairil Saleh

Tahapan Studi Perencanaan.

Mulai

Layout TPA Supit


Urang
Jumlah penduduk Kota
Malang
Volume Sapah Kota
Malang
Data curah
hujan

Proyeksi pertumbuhanpenduduk

Proyeksi Timbulan Sampah

Debit Air Lindi Produksi Air Lindi


Q = K ( 0,278 x C x I x A ) Lo = I E aW

Desain Kolam Penampung Air lindi


V=Q.t

IPAL
- Kolam Stabilisasi
- Kolam Aerasi
- Kolam Maturasi
- Kolam Filtrasi-sorpsi

Gambar

Selesai

Gambar 2. Diagram Alir


Penelitian

HASIL DAN terhadap metode mana yang akan digunakan,


PEMBAHASAN dilakukan perhitungan nilai korelasi menggunakan
Proyeksi Jumlah Penduduk ketiga metode yang telah disebutkan di atas.
Metode yang menghasilkan nilai koefisien koreasi
Menurut Klosterman, 1990 untuk proyeksi mendekati 1 adalah yang akan dipilih
jumlah penduduk ada tiga metode yang sering
digunakan yaitu
:Metode Aritmatik, Metode Geometrik, dan
Metode Least Square. Sebelum penentuan
10 Media Teknik Sipil, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012: 87 -
94
Media Teknik Sipil Versi online:
Volume 10, Nomor 2, Agustus 2012: 87 - 94
untuk menghitung proyeksi penduduk. Menurut
Smith, Tayman dan Swanson (2001), Perhitungan Dari ketiga perhitungan di atas diketahui
nilai koefisien korelasi untuk masing-masing metode bahwa Metode Geometri memiliki nilai koefisien
dimana digunakan Persamaan : yang paling mendekati satu, sehingga metode ini
yang akan digunakan untuk memproyeksi jumlah
penduduk. Dari

Chairil Saleh, Studi Perencanaan Instalasi Pengolahan Limbah Lindi Sebagai Kontrol Pemenuhan Baku 11
Mutu Sesuai KEPMEN 03/91 (Studi Kasus Pada TPA Supit Urang Malang)
jumlah hasil proyeksi penduduk Kota Malang diperoleh jumlah penduduk di tahun 2031 yaitu
961.599 jiwa.
Tabel 1. Prediksi Volume dan jumlah Sampah Kota Malang Per orang per Hari
Jumlah Volume Volume Jumlah
Penduduk Sampah Sampah Sampah
No Kecamatan
Tahun
2010 m3/Hari m3/org/hr kg/org/hari
1 Klojen 105901 257 0.002427 0.8493782
2 Blimbing 172333 275 0.001596 0.5585117
Kedung
3 Kandang 174477 222 0.001272 0.4453309
4 Sukun 181513 181 0.000997 0.3490108
5 Lowokwaru 186013 180 0.000968 0.338686
Rata - rata 0.001452 0.508184
Sumber : Hasil Analisis Data

Desain area penimbunan


Dari hasil tabel 1 maka di ketahui volume
sampah Lahan efektif landfill TPA Supit Urang
harinya adalah 1191 m3/hari dan setelah direncanakan terdiri atas 3 (tiga) Zona dengan
terkompaksi menjadi 643.14 m3/hari.maka di luas keseluruhan seluas 19,044236 ha (termasuk
peroleh jumlah volume sampah per tahunya adalah jalan operasi bagian dalam). Area landfill sampah
8.608.183 m3/hari, dan setelah terkompaksi kota dibagi menjadi 3 (tiga) Zona, dengan luas
4.648.419 m3/hari. masing- masing pada gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3. Rencana Area


Lanfill
-Zona 1 : 55445,08
m2
-Zona 2 : 66571,26
m2

Perhitungan kapasitas Tempat Pembuangan Timbulan Lindi (leachate)


Akhir Sampah Supit Urang ini dapat menampung
sampah sekitar 5.487.896.08 m3 sampah kota atau Sehingga dengan mengetahui data curah
diperkirakan dapat melayani regional Kota hujan selama 10 tahun, maka akan dapat
Malang sampai dengan jangka waktu 20 tahun. diperkirakan debit atau jumlah air lindi yang
timbul. Perkiraan debit air
lindi diperoleh luasan galian tempat timbulan a) Untuk kolam penampung pertama dengan
sampah dikalikan dengan intensitas hujan dikalikan debit timbulan lindi Q = 19,56 m3/hari,
koefisien pengaliran dikalikan dengan tetapan dengan waktu detensi 7 hari maka volume
0,278 dan dikalikan lagi dengan factor kolam V = 160 m3. Jika kedalaman kolam 2,5
pendekatan. (Direktorat PLP, 1999). meter maka luas kolam total A = 64 m2, dan
dimensi kolam dengan panjang 8 m, lebar 8
Q = K x ( 0,278 x C x I x A) m.
b) Untuk kolam penampung kedua dengan
Dimana : debit timbulan lindi Q = 19,56 m3/hari,
Q = debit rencana leachate m3/hari dengan waktu detensi 7 hari maka volume
K = faktor pendekatan ( 0,60 0,70 kolam V = 160 m3. Jika kedalaman kolam 2,5
) C = koefisien pengaliran ( 0,3 meter maka luas kolam total A = 64 m2, dan
0,4 ) dimensi kolam dengan panjang 8 m, lebar 8
I = intensitas hujan ( mm/hari ) m. Jadi untuk kolam kedua ini di fungsikan
A = luas galian tempat timbulan sampah apabila seketika kolam tampungan pertama
melimpah.
Dari hasil perhitungan debit air lindi maka di
ketahui debit air hujan pada TPA Supit Urang Desain Kolam Stabilisasi
adalah
9.43 m3/hari. Kolam stabilisasi atau kolam oksidasi
merupakan suatu kolam yang terdiri atas tanggul
dengan aliran air buangan (influen) yang
Produksi Air laminer sehingga menyebabkan terjadinya
Lindi
aktivitas mikroorganisme.

Menurut Martono Djoko Heru, 1996


perkiraan produksi air lindi dapat dihitung melalui Bak t Q Volume H PxL
metoda keseimbangan air. Produksi air lindi dapat Pengolahan (m x
diperkirakan
dengan persamaan keseimbangan air seperti berikut : (hari) (m3/hari) (m3) (m) m)
Kolam
Lo = I E aW Stabilisasi 20 0,8 10 2 2x4
Dimana :
Desain Kolam Aerasi Secara Mekanis
Lo = Produksi air lindi (m3/tahun)
I = Total masukan air (m3/tahun) Kolam aerasi merupakan kolam yang
a = Kemampuan sampah menyerap air (m3/ berfungsi mengoksidasi air buangan yang mana
ton sampah) kebutuhan oksigennya dipenuhi dengan proses
W = Berat sampah yang ditimbun (ton/tahun) aerasi. Pada prinsipnya, fungsi pengolahan ini
adalah mengkonvensi air buangan menjadi
Dan produksi air lindai pada TPA Supit komponen-komponen yang lebih sederhana dengan
Urang cara oksidasi.
Malang adalah 0,8
Tabel 3. Rencana kolam Aerasi
m3/hari.

Desain Kolam Penampung Bak


Pengolahan t Q Volume H PxL
Kolam penampung adalah kolam yang hanya (m x
menampung air lindi dari setiap sell. pada (hari) (m3/hari) (m3) (m) m)
perencanaan untuk TPA Supit Urang direncanakan Kolam
dua kolam penampung yang masing-masing Aerasi 10 0,8 8 2 2x2
memiliki waktu detensi sekitar satu minggu. Desain Kolam Maturasi
Dengan demikian dapat didesain dimensi kolam
untuk penampung air lindi adalah sebagai berikut : Kolam maturasi adalah pematangan. Sesuai
dengan namanya, di kolam ini terjadi proses
pematangan atau pembersihan terakhir air limbah Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Lindi
dari pencemar berupa padatan tersuspensi, zat
organik terlarut dan yang utama adalah reduksi Pada TPA Kota Malang, Instalasi Pengolah
bakteri. Limbah (IPL) lindi utama yang diusulkan adalah
kolam stabilisasi secara alamiah, dilanjutkan
dengan kolam aerasi secara mekanis dan lahan
Tabel 4. Rencana kolam Maturasi
sanitasi berupa kolam filtrasi sorpsi.
t Q Volume H PxL Sistem perpipaan pengumpulan lindi juga
Bak berfungsi sebagai pengumpul aliran air hujan
(m x
Pengolahan padasaat
(hari) (m3/hari) (m3) (m) m) lahan belum beroperasi (masih kosong) untuk
Kolam kemudian dialirkan menuju sungai. Sedangkan bila
Maturasi 15 0,8 16 2 2x4 lahan sudah dioperasikan, saluran pipa
pembuangan ke sungai ditutup, kemudian lindi
dialirkan menuju instalasi pengolahan lindi.

KOLAM
IKAN
Resirkulasi

AREA Ke Sun
TPA KOLAM KOLAM KOLAM FILTRASI/
STABILISASI AERASI MATURASI LAHAN
SANITARI
Memenuhi
Baku mutu
KOLAM
PENAMPUNG

Gambar 4. Skema Instalasi Pengolah Lindi


leachate yang semakin tinggi. Beberapa kualitas
Ambang batas kualitas olahan yang
hasil olahan yang diharapkan menurut peraturan
diperkenankan dibuang ke badan air penerima
yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut :
diatur oleh masing-masing daerah.Semakin ketat nilai
ambang batasnya, maka dituntut efisiensi
pengolahan air

Tabel 5. Beberapa Baku Mutu yang berlaku di Indonesia


BOD5 COD N ss
Klasifikasi mg/L mg/L pH Anorganik mg/L
mg/L
Gol 1 20 40 9-Jun 10,88 100
Gol II 50 100 9-Jun 22 200
Gol III 150 300 9-Jun 38 400
Gol IV 300 600 9-Jun 75 500
Sumber: Keputusan Menntri Lingkungan Hidup 03/91

Kolam Stabilisasi Adapun hasil pengolahan dari kolam stabilisasi


Kolam stabilisasi ini selain dapat ini adalah sebagai berikut :
menurunkan kadar BOD dan COD juga dapat - Efisiensi pengolahan (60 -80%)
menurunkan jumlah fecal coli yang ada dalam - Dari hasil penelitian kadungan BOD5 pada
leachate. Namun untuk pengolahan lindi TPA Supit Urang = 3968,293 mg/liter
sebaiknya menggunakan kolam anaerobik/ - Dari hasil penelitian kadungan COD pada
fakultatif karena sangat tingginya kadar BOD. TPA Supit Urang = 8960 mg/liter.
Setelah melalui tahap penyisihan di kolam KESIMPILAN DAN SARAN
stabilisasi maka di ketahui kadar BOD
5
= 1.322,76
mg/ liter, dan kadar COD = 2986,67 mg/liter Atau Kesimpulan
biasanya mempunyai efisiensi antara 50 - 85%.
Prediksi Produksi air lindi maksimal yang
dihasilkan tahun 2011, adalah Lo = 0,8 m3/hari.
Kolam Aerasi
Dan debit air lindi yang dihasilkan untuk rencana
kolam penampung Q = 9,43 m3/hari
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, kolam
Untuk menampung air lindi tersebut
aerasi dilengkapi dengan aerator yang mempunyai
diperlukan dua kolam penampung dan empat
fungsi mensuplai oksigen yang diperlukan untuk
kolam pengolahan air lindi, dimensi kolam
menurunkan kadar BOD/COD. Adapun
penampung pertama dan kedua adalah panjang 8 m,
pengolahan limbah lindi pada kolam aerasi secara
lebar 8 m dan dalam 2,5 m. Kolam stabilisasi dan
mekanis adalah sebagai berikut :
maturasi dengan berdimensi panjang 4 m, lebar 2
m, dalam 2 m. Dimensi kolam aerasi adalah
panjang 2 m, lebar 2 m, dalam 2 m. dimensi kolam
- Efisiensi konversi BOD5 : 75 - filtrasi-sorpsi adalah panjang 3 m, lebar 3 m dan
90%. dalam
- Efisiensi konversi COD : 65 - 2 m.
90%. Dari unit pengolahan limbah kadar COD =
8960
Setelah melalui tahap penyisihan di kolam mg/l dan BOD = 3968,293 mg/l, setelah melalui
aerasi
maka
dan di ketahui kadar BOD = 264,55 mg/liter,
5 5
5 instalasi pengolahan limbah maka menjadi COD =
kadar COD = 746,67 298,67 mg/l dan BOD = 88,18 mg/l. Dari hasil
mg/liter.
pengolahan di kolam ke tiga ini kadar sudah
Kolam Maturasi memenuhi baku mutu golongan III Keputusan
Menteri 03/91.
Dengan demikian sinar matahari sangat
berperan di kolam maturasi ini dikarnakan sinar Saran
matahari dapat membasmi bakteri yang terdapat
pada kolam maturasi. Di kolam ini pun terjadi 1. Perlu adanya perhitungan untuk mengetahui
simbiosis antara bakteri dan algae. Hanya saja, kondisi dan kualitas sampah lama yang sudah
diharapkan bakterinya dapat dibasmi sebelum ditimbun, apabila memungkinkan dapat
dibuang ke sungai. Algaenya juga jangan sampai digunakan sebagai tanah penutup.
banyak yang masuk ke sungai agar tidak 2. Perencanaan Sanitary Landfill pada lahan
menurunkan
5
kulaitas air sungai. Efisiensi pengembangan TPA Supit urang Malang ini
konversi BOD dan COD : 50%. perlu ditindak lanjuti dengan perencanaan
detail desain dan rincian biaya yang
Land Treatment (Rapid-Infiltrated Plant) dibutuhkan.
3. Perlu adanya pengolahan limbah air lindi
Matoda Rapid Infiltrated Plant adalah yang selalu di control agar tidak mencemari
metoda pengolahan lindi dengan cara meresapkan lingkungan sekitar TPA Supit Urang Malang.
cairan lindi pada suatu lahan yang ditanami 4. Perlu adanya pemilahan sampah untuk logam
tumbuhan tertentu. Tumbuhan yang dipilih adalah berat dan radio aktif. Karena sampah logam
tumbuhan yang memiliki kriteria sebagai berikut : berat dan radio aktif sangat berbahaya.

Tumbuhan berbuluh, tumbuhan ini lebih DAFTAR PUSTAKA


efektif meresap air dan
kemudian mengevapotranspirasikannya lebih Alfiandy Devri, 2003, Pengelolaan Leachate Di
besar. Tempat Pembuangan Akhir (T
Memiliki nilai ekonomis atau murah dalam PA) Tompogunung, Kabupaten
pengadaannya karena tumbuhan tersebut Semarang, Universitas Diponegoro
akan menjadi media yang dikorbankan. Semarang.
Damanhuri, 2008, Landfilling limbah, Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan Institut
Teknologi Bandung.

Direktorat PLP, Ditjen Cipta Karya,


Departemen PU, 1992 Persampahan,
Petunjuk Perencanaan Taknis Dan
Managemen, Jakarta.

Keputusan Menteri negara Lingkungan Hidup,


nomor 03 tahun 1991 tantang Baku Mutu
air yang berlaku di Indonesia.

Klosterman, Richard E. 1990. Community


Analysis and Planning Techniques.
Savage.Rowman
& Littlefield,
1990.

Martono Djoko Heru, 1996, Pengendalian Air


Kotor (Leachate) Dari Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah,
Analisis Sistem Badan Pengkajian
Penerapan Teknologi, Jakarta.

Pichtel, J. 2005, Waste, Its Origin, Its Destination


. CRC Press, Amerika
Serikat.

Smith, Stanley , Jeff, Tayman, and David, Swanson.


2001. State and Local Population
Projections: Methodology and Analysis.
New York. Kluwer Academic/ Plenum
Publishers.

Tchobanoglous, G., Theisen, H., dan Vigil, S. 1993.


Integrated Solid Waste Management :
Engineering Principles And Management
Issues. New York : Mc Graw-Hill
International Editions

You might also like