You are on page 1of 12

Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

ANALISIS KINERJA PEMASOK PADA MANAJEMEN RANTAI


PASOKAN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

Silvy Iskandar Tjipto, ST


Email: it_v1vy@yahoo.com

Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana


Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT

The purpose of this research is to test and analyze the relation of the attributes:
the specifications of product and service, information flow, also partnership toward the
supplier performance in supply chain management.
The research is done to the 45 (forty-five) respondents, which all of them are the
suppliers of the Tunas Steel Construction in Semarang area. By using analytical tool
PLS (Partial Least Square), obtained the result that the specification conformity of
product and service between supplier and construction company have an indirect
relation to the suppliers performance through partnership. Also, the result that
information flow has a direct relation to the suppliers performance in supply chain
management of the construction service company.
The suppliers should pay attention to the fulfillment of standardize products and
services, the quality (means no defect), product dimension, product and service
guarantee, also on time delivery; the appropriate sending and receiving information,
and the accurate and detail documentation. Besides that, the suppliers also have to
know the problems that may occur in the middle of supply chain and the solution to
solve it to develop suppliers performance, moreover will be able to support the client,
in this case Tunas company in doing all the construction project.
.
Keywords: The Specification Conformity of Products and Services between Supplier
and Construction Company, Information Flow, Partnership, Suppliers
Performance, Supply Chain Management

1
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

PENDAHULUAN yang ada dalam proses manajemen


rantai pasokan. Adapun jenis aliran
Pada era globalisasi sekarang ini, tersebut adalah:
seiring dengan pesatnya kompetisi 1. Aliran barang yang mengalir dari
perdagangan dunia, setiap industri hulu (upstream) ke hilir
semakin menuntut pelaku-pelaku (downstream)
bisnisnya untuk juga terus bertumbuh 2. Aliran uang dan sejenisnya yang
dalam sebuah integrasi yang mengalir dari hilir ke hulu
berkesinambungan dan optimal. 3. Aliran informasi yang bisa terjadi
Adapun pelaku dalam industri pada dari hulu ke hilirnya ataupun
umumnya meliputi supplier yang dapat sebaliknya.
terdiri dari pemasok bahan baku, atau Ketika perusahaan dihadapkan pada
pemasok komponen dan suku kenyataan bahwa jumlah pemasok (dan
cadangnya, atau pemasok barang pemasok dari pemasok) yang cukup
setengah jadi (subassembly supplier), beragam baik dari disegi jumlah, jenis,
produsen produk dan jasa, distributor merek dan kualitas yang ditawarkan,
dan diakhiri dengan konsumen akhir dan antara pemasok yang satu dengan
(end consumen). Setiap pelaku-pelaku yang lain memiliki daya saing yang
tersebut dihubungkan pada sebuah berbeda, serta kenyataan bahwa
rantai kerjasama dalam mendukung kebutuhan para konsumen-pun semakin
aktivitas industri, sehingga bervariasi dalam bentuk, jumlah serta
menghasilkan sebuah produk atau jasa cara memperolehnya, maka perusahaan
yang dapat dinikmati konsumen akhir. harus mampu memilih strategi yang
Rantai aktivitas tersebut di namakan tepat agar kinerja manajemen rantai
rantai pasokan. pasokan yang terjadi tetap optimal
Rantai pasokan mencakup untuk mendukung proses bisnis
keseluruhan aktivitas yang dihubungkan perusahaan. Ada sebuah konsep dalam
dengan aliran dan transformasi barang manajemen rantai pasokan yang
dan jasa dari tahap awal pengolahan dinamakan supplier partnership atau
material bahan baku hingga produk jadi strategic alliance atau sering disebut
yang dinikmati oleh konsumen akhir dengan kemitraan.
melalui sistem distribusi. Untuk Konsep kemitraan ini dianggap
mendukung kesinambungan rantai sebagai kunci para pemasok dalam
pasokan tersebut dibutuhkan sebuah memperoleh barang atau jasa tertentu
manajemen yang mengatur, mengontrol sehingga dapat menjamin diperolehnya
dan menentukan strategi agar aliran sumber-sumber stratejik yang dapat
informasi-informasi dalam rantai diandalkan serta menjamin kelancaran
pasokan tersebut mendekati kesesuaian pergerakan barang dalam rantai
dengan kebutuhan konsumen namun pasokan. Penerapan konsep ini sejajar
dapat menekan biaya produksi, serta dengan konsep perbaikan yang
dapat menjadi sarana bagi perusahaan dilakukan terus-menerus dalam biaya
untuk menjaga kualitas, mewujudkan dan mutu barang dan jasa.
kepuasan konsumen serta membawa Rantai pasokan dari penyedia jasa
perusahaan tersebut untuk tetap tidak menyediakan barang secara fisik,
bersaing di industrinya. aliran rantai pasokannya tidak terlalu
Dari keseluruhan proses aliran rantai fokus pada aliran barang-barang secara
pasokan terdapat tiga jenis aliran, di fisik, namun lebih berfokus kepada
mana ketiga-nya merupakan hal penting sumber daya manusia dan pendukung

2
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

jasa yang dibutuhkan untuk mendukung Penelitian ini dilakukan untuk


jasa itu sendiri. menganalisis kinerja manajemen rantai
Construction Management pasok pada perusahaan jasa konstruksi.
Association of America (CMAA) Berdasarkan fenomena gap yang
menyatakan bahwa ada tujuh kategori diperoleh dari pra-survei pada
utama tanggung jawab seorang manajer perusahaan jasa Tunas konstruksi baja
konstruksi yaitu perencanaan proyek muncul temuan masalah terhadap
manajemen, manajemen harga, kinerja pemasok:
manajemen waktu, manajemen kualitas, - Spesifikasi barang yang dapat dijual
administrasi kontrak, manajemen tidak sesuai dengan kebutuhan
keselamatan dan praktik professional perusahaan atau yang diharapkan
(CMAA, 2011). perusahaan, sehingga perusahaan
Peranan manajemen konstruksi sulit mencari toko atau distributor
dalam industri jasa konstruksi adalah mana yang dapat mensuplai dengan
sebagai layanan yang sangat baik yang spesifikasi barang yang dibutuhkan.
disediakan untuk mengkoordinasikan - Kualitas barang dan jasa yang
dan mengkomunikasikan seluruh proses ditawarkan terkadang tidak sesuai
konstruksi baik tahap pra-konstruksi, yang dijanjikan.
hingga desain dan perencanaan serta - Informasi-informasi yang
menekankan pada independen dari para dibutuhkan tidak tepat waktu dan
professional lain yang terlibat dalam tidak tepat sasaran.
konstruksi. Untuk menjamin kelancaran - Penyediaan fasilitas (pembayaran,
siklus hidup industri konstruksi, ketepatan pengiriman) yang kurang
terdapat sistem rantai pasok yang sesuai harapan perusahaan.
handal yang mendukung siklus tersebut. Melalui permasalahan di atas,
Dalam manajemen rantai pasok dirumuskan permasalahan penelitian
industri konstruksi, kriteria dan yaitu seberapa jauh kinerja pemasok
spesifikasi produk haruslah dapat dipengaruhi oleh kemitraan bila
diperhatikan. Ketidaksesuaian pasokan dilihat dari faktor kesesuaian spesifikasi
baik material, peralatan, teknologi dan barang atau jasa antara pemasok dengan
tenaga dapat berefek cukup signifikan perusahaan konstruksi pelaksana dan
terhadap proses operasi dalam industri pabrikasi atau customer conformity, dan
konstruksi terlebih pada waktu faktor aliran informasi pada perusahaan
penyelesaian dan kualitas hasil proyek jasa konstruksi.
yang berdampak pada kepuasan klien. Penelitian dilakukan dengan
Menurut Curties dkk (1991), penyebaran kuesioner di 45 (empat
pendekatan umum dalam menentukan puluh lima) populasi pemasok sisi hulu
sukses atau tidaknya suatu proyek tier1 yang mensuplai kebutuhan
konstruksi yaitu dengan mengevaluasi perusahaan jasa Tunas Konstruksi Baja
kinerja di mana tujuan dari klien seperti di kota Semarang, tidak terikat pada
biaya, waktu dan mutu telah dicapai, jenis material atau produk atau jasa
sehingga dapat dikatakan bahwa pasokan tertentu. Analisis penelitian
pengelolaan manajemen kinerja rantai dilakukan hingga pembahasan pada
pasokan dalam perusahaan jasa penilaian hasil kinerja pada perusahaan
konstruksi merupakan hal yang penting pemasok saja dengan menggunakan alat
untuk diperhatikan guna menentukan analisis PLS (Partial Least Square) dan
keberhasilan sebuah proyek konstruksi. Uji Sobel untuk mendukung variabel
tidak langsung yang ada. Penelitian ini

3
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

bertujuan untuk menguji dan H3: Semakin baik pemenuhan


menganalisis variabel pengaruh kesesuaian spesifikasi antara pemasok
kesesuaian spesifikasi antara pemasok dengan perusahaan, semakin tinggi
dengan perusahaan dan variabel aliran kinerja pemasok dalam rantai pasokan.
informasi terhadap kualitas kemitraan, Masih dalam jurnal Arawati Agus
yang akhirnya menentukan kinerja (2011) dengan acuan hipotesa pertama
pemasok. yang menyatakan bahwa persebaran
informasi diantara relasi manajemen
KERANGKA PEMIKIRAN DAN rantai pasokan memiliki dampak
HIPOTESIS struktural yang positif terhadap kinerja
pemasok. Jurnal tersebut dinyatakan
Berdasarkan jurnal Endang bahwa manajemen rantai pasokan
Ruswanti (2011), peneliti memaparkan menyediakan visi yang memfokuskan
model kemitraan dibangun dengan setiap orang dalam organisasi tersebut
menekankan pentingnya hubungan baik pada produk, produksi dan perbaikan
jangka panjang dengan konsumen, dan kualitas.
memperpanjang daur hidup pelanggan. H4: Semakin baik aliran informasi,
Oleh karena itu, produk yang akan semakin tinggi kinerja pemasok dalam
disampaikan kepada konsumen haruslah rantai pasokan.
produk unggulan, bernilai tambah, dan Menurut Harry (2002), disimpulkan
berdaya saing tinggi, yang dapat dilihat bahwa dalam keberhasilan sebuah
dengan pemenuhan standard seleksi kemitraan dan kinerja pasokan memiliki
pemilihan pemasok. (Damian,2009). tingkat kepentingan dan pengaruh yang
Kesesuaian spesifikasi produk terhadap berbeda-beda.
permintaan pelanggan menjadi sangat H5: Semakin tinggi kualitas relasi
penting. kemitraan, semakin tinggi kinerja
H1: Semakin baik pemenuhan pemasok dalam rantai pasokan.
kesesuaian spesifikasi antara pemasok
dengan perusahaan, semakin tinggi Dapat dijabarkan definisi variabel,
kualitas kemitraan dalam rantai indikator serta kerangka pertanyaan
pasokan. sebagai berikut:
Pula dalam jurnal-nya Arawati Agus Definisi variabel:
(2011) dipaparkan bahwa persebaran - Kesesuaian spesifikasi pemasok
informasi diantara relasi manajemen dengan perusahaan adalah variabel
rantai pasokan memiliki dampak yang memiliki dimensi kesesuaian
struktural yang positif terhadap kinerja kualitas (mutu), jumlah, harga serta
pemasok, pengiriman barang dan jasa antara
H2: Semakin baik aliran informasi, pemasok yang sesuai dengan
semakin tinggi kualitas kemitraan permintaan perusahaan pengguna
dalam rantai pasokan. yang berpengaruh terhadap
Dalam jurnal-nya yang lain, Arawati hubungan kualitas kemitraan dan
Agus (2011) meneliti tentang variabel kinerja pemasok.
penting dalam rantai pasokan yang - Aliran informasi adalah variabel
dapat meningkatkan kualitas produk mengenai persebaran informasi
dan kinerja bisnis dalam perusahaan antara pemasok, maupun dari
manufaktur yang didapatkan bahwa pemasok ke konsumen hingga
bahwa kualitas produk berpengaruh konsumen akhir.
terhadap kinerja bisnis.

4
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

- Kualitas kemitraan adalah variabel nantinya berdampak terhadap


kualitas dari hubungan antara para produktivitas perusahaan secara
pemasok maupun antara pemasok keseluruhan.
dan konsumen yang mempengaruhi
kinerja pemasok
- Kinerja Pemasok adalah variabel
dependen yang hendak diteliti dari
sebuah rantai pasokan pada
perusahaan jasa konstruksi yang

Gambar 1. Variabel dan Indikator dalam Kerangka Pikir Penelitian Tentang


Analisis Kinerja Pemasok pada Manajemen Rantai Pasokan
Perusahaan Jasa Konstruksi

dimensi fisik
Kepedulian pemasok
zero defect kualitas hubungan kualitas hubungan thdp Inovasi Teknikal
pemasok-konsumen antara pemasok
sesuai standar

garansi Kepedulian
KESESUAIAN pemasok thd
layanan purnajual SPESIFIKASI Inovasi Desain
PEMASOK DG H3
PERUSAHAAN
jumlah pesanan Peningkatan
profit
H1
harga bersaing
Peningkatan
KUALITAS
H5 KINERJA volume
tepat schedule PEMASOK penjualan
KEMITRAAN

Fasilitas transportasi H2
Peningkatan
aset
perusahaan
ALIRAN H4
INFORMASI
informasi antara
pemasok

informasi pemasok-
konsumen

Keakuratan
dokumen

Prosedur
dokumen/akses

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Semarang, diperoleh hasil responden


penelitian ini secara umum adalah 58%
Berdasarkan 45 (empat puluh lima) pria dan 42% wanita; di mana 42%
responden dari supplier sisi hulu merupakan pemiliki usaha, 22%
perusahaan jasa konstruksi di kota supervisor atau manajer atau asisten

5
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

pemilik serta 36% staf; serta menurut Kriteria evaluasi model pengukuran
jenis usaha-nya: berupa toko, baik toko formatif melalui signifikansi nilai
besi maupun bahan bangunan sejumlah weight dengan t-statistik KIN1, KIN2 dan
36%; distributor, baik distributor dari KIN3 yang lebih besar dari t-tabel (2.01)
pabrik baja tertentu maupun pabrik diperoleh bahwa indikator profit,
bahan bangunan tertentu sejumlah 31%; volume penjualan serta aset valid untuk
pabrik atau bengkel yang memproduksi mengukur konstruk kinerja pemasok.
atau terdapat proses produksi di Didapatkan pula dari analisis
dalamnya sejumlah 31%; serta tenaga hubungan langsung-tidak langsung
borongan 2%. Hasil dari data responden bahwa kesesuaian spesifikasi pemasok
juga menunjukkan ada 4 jenis produk dengan perusahaan lebih berpengaruh
yang dipasok, yaitu: produk baja terhadap kinerja pemasok bila melalui
sejumlah 44%, produk dari bahan sebuah kemitraan daripada secara
bangunan sejumlah 44%, produk- langsung dan aliran informasi lebih
produk mekanik atau permesinan berpengaruh terhadap kinerja pemasok
sejumlah 7%, serta produk pendukung secara langsung, daripada secara tidak
seperti oli, elpiji sejumlah 4%. langsung melalui kemitraan. Dan
Pengujian awal data dilakukan didukung dengan uji Sobel dinyatakan
dengan menggunakan software SPSS, bahwa variabel mediasi MITRA
didapatkan bahwa data kuesioner yang berpengaruh secara signifikan
didapatkan memenuhi persyaratan menghubungkan variabel SPES dengan
validitas, reliabilitas dan berdistribusi KIIN.
normal. Tabel 1. Hasil Penelitian Terhadap
Pengujian selanjutnya dengan Hipotesis
software SmartPLS didapatkan bahwa
ada beberapa indikator yang tidak
Pengaruh Signifikansi Kesimpulan
signifikan (dibawah 0.5) sehingga harus
dikeluarkan, indikator tersebut adalah SPES ->
Positif
SPES 5, SPES 6, SPES 7, SPES 9 dan MITRA Signifikan diterima
INFOR 1. Dengan estimasi yang baru, INFOR -> Tidak
diuji kembali dengan SmartPLS, Positif
MITRA signifikan ditolak
didapatkan semua indikator telah SPES -> Tidak
signifkan dan dianalisis lebih lanjut: Negatif
KIN signifikan ditolak
Kriteria evaluasi model pengukuran INFOR ->
refleksif telah memenuhi syarat sebagai Positif
KIN Signifikan diterima
berikut: MITRA ->
- Nilai loading faktor > 0.5 (pada Positif
KIN Signifikan diterima
tahap pengembangan skala)
- Composite realibility > 0.6 (SPES =
0.867, INFOR = 0.770, MITRA = KESIMPULAN
0.832, KIN = 0.970)
- AVE >= 0.5 (SPES = 0.568, INFOR Penelitian ini berawal dari
= 0.536, MITRA = 0.554, KIN = perumusan masalahan mengenai
0.916) seberapa jauh kinerja pemasok dapat
- Validitas diskriminan, nilai akar dipengaruhi oleh kemitraan bila dilihat
kuadrat dari AVE lebih besar dari faktor kesesuaian spesifikasi barang
daripada nilai korelasi antar variabel atau jasa antara pemasok dengan
laten. perusahaan konstruksi pelaksana dan

6
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

pabrikasi atau customer conformity, dan Pada hasil penelitian ini, aliran
faktor aliran informasi pada perusahaan informasi lebih berpengaruh secara
jasa konstruksi. Terdapat dua langsung terhadap kinerja pemasok
kesimpulan dalam penelitian ini. daripada melalui perantara kemitraan.
Pertama, peningkatan kinerja Hal ini dapat dimungkinkan bahwa
pemasok dapat dilakukan salah satunya pemasok dapat lebih cepat merespon
dengan meningkatkan kesesuaian terhadap informasi yang ada baik atas
spesifikasi produk dan jasa dengan permintaan konsumen maupun
permintaan perusahaan konstruksi informasi dari pemasok tier
sebagai pengguna (dimensi fisik, sebelumnya, tanpa melalui perantara
kualitas barang yang tidak cacat serta yang memungkinkan terjadi perubahan
kesesuaian dengan standard nasional isi atau tidak tersampaikan dari
(SNI) dari barang yang dipasok, informasi tersebut.
pemberian garansi akan barang atau jasa
yang dipasok, serta pemberian fasilitas Gambar 3. Peningkatan Kinerja
pengiriman barang yang tepat waktu) Pemasok Proses 2
dari masing-masing pemasok yang
H4
berada dalam sebuah komunitas ALIRAN KINERJA
kemitraan. INFORMASI PEMASOK
Hal ini dilakukan untuk
menghindarkan persaingan tidak sehat
serta saling menjatuhkan antara sesama Menjawab pertanyaan pada penelitian
pemasok. Bentuk kemitraan ini ini bahwa:
menunjukkan wujud dari blue ocean Pengaruh kesesuaian spesifikasi
strategy dalam dunia usaha, sehingga barang atau jasa pemasok dengan
keuntungan dapat dirasakan bersama perusahaan adalah pengaruh positif
antara pemasok dan konsumen yang dan signikan terhadap kualitas
ada. kemitraan, serta pengaruh positif
Pada studi kasus perusahaan jasa dan signifikan terhadap kinerja
konstruksi ini, penyampaian barang dan pemasok, dengan indikator
jasa kepada perusahaan sebagai kesesuaian standard barang menjadi
konsumen melalui kemitraan lebih hal yang paling penting untuk
berpengaruh dan dapat meningkatkan diperhatikan.
kinerja pemasok yang ada. Pengaruh aliran informasi adalah
pengaruh negatif atau tidak
Gambar 2. Peningkatan Kinerja signifikan terhadap kualitas
Pemasok Proses 1 kemitraan.
Pengaruh kesesuaian spesifikasi
H1
KESESUAIAN
SPESIFIKASI KUALITAS
H5
KINERJA
barang atau jasa pemasok dengan
PEMASOK DG KEMITRAAN PEMASOK perusahaan adalah pengaruh negatif
PERUSAHAAN
atau tidak signifikan, jika dilihat
dari hubungan langsung terhadap
Kedua, peningkatan kinerja pemasok kinerja pemasok.
yang lainnya dapat dicapai dengan Pengaruh aliran informasi adalah
meningkatnya aliran informasi yang pengaruh positif atau signifikan
terjadi antara pemasok dan konsumen, terhadap kinerja pemasok, jika
dan kemudahan penyampaian informasi dihubungkan secara langsung,
melalui prosedur yang tepat. dengan indikator keakuratan

7
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

dokumentasi yang menjadi hal Pemasok harus selalu


paling penting untuk diperhatikan. memperhatikan dimensi fisik, kualitas
Antara kesesuaian spesifikasi barang yang tidak cacat serta kesesuaian
barang atau jasa pemasok dengan dengan standard nasional (SNI) dari
perusahaan berpengaruh positif dan barang yang dipasok, pemberian garansi
signifikan terhadap kinerja akan barang atau jasa yang dipasok,
pemasok, secara tidak langsung serta pemberian fasilitas pengiriman
yaitu melalui kemitraan. barang yang tepat waktu.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini,
IMPLIKASI MANAJERIAL pemasok diharapkan pula dapat
membentuk sebuah jaringan kemitraan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dengan beragam merk, jenis, dan
dapat dikembangkan strategi-stragegi kualitas produk sehingga dapat
yang dapat diperhatikan oleh pemasok mempermudah perusahaan jasa
dalam meningkatkan kinerjanya dalam konstruksi untuk memperoleh barang
sebuah rantai pasokan terhadap yang dibutuhkan dengan harga yang
perusahaan jasa konstruksi. Para bersaing dan spesifikasi yang sesuai
pemasok hendaknya memperhatikan perencanaan. Selain itu, dengan
faktor-faktor yang berhubungan dengan bergabung dengan kemitraan yang baik
spesifikasi barang atau jasa dan aliran akan terus menuntut para pemasok
informasi, serta memperhatikan untuk senantian memberikan barang
keuntungan bergabung pada sebuah atau jasa pasokan yang terbaik sesuai
kemitraan. Implikasi manajerial yang dengan persyaratan seleksi dan atuarn
dapat diperoleh dari hasil penelitian ini main dalam penggabungan beberapa
adalah sebagai berikut: pemasok dalam kemitraan tersebut.
1. Faktor kesesuaian spesifikasi 2. Faktor informasi. Informasi
antara pemasok dengan perusahaan. yang jelas dan lengkap sangat
Perusahaan sebagai konsumen sangat dibutuhkan dalam komunikasi yang
peduli dengan kesesuaian barang atau terjadi antara pemasok dan konsumen,
jasa yang dipesannya, yang mana hal serta pemasok dan pemasok
tersebut membutuhkan perhatian khusus sebelumnya. Informasi yang diharapkan
oleh para pemasok. Karena dalam oleh konsumen harus diberikan secara
sebuah proyek konstruksi, bila konsisten:
spesifikasi barang atau jasa yang Sebelum pemesanan, yang
digunakan tidak sesuai dengan yang berarti informasi rutin mengenai
dirancangkan maka hal tersebut dapat kenaikan harga, atau adanya produk-
berimbas pada kualitas hasil bangunan, produk baru (inovasi produk baru);
dan hal itu akan menjadi sangat Dalam proses pemesanan,
berbahaya dan menyebabkan bangunan seperti informasi mengenai barang-
menjadi tidak kokoh atau tidak berumur barang yang dipesan. Sebagai contoh:
panjang. perusahaan hendak membeli semen,
Pada penelitian ini spesifikasi pemasok dapat memberikan informasi
barang atau jasa secara langsung justru mengenai merk semen yang dijual,
tidak signifikan dan lebih signifikan jika harga dan diskon, kelebihan
melalui sebuah kemitraan. Hal tersebut kekurangannya, jumlah stok, fasilitas
dapat berarti bahwa melalui kemitraan garansi (untuk barang tertentu), waktu
permintaan konsumen lebih dapat pengiriman dan cara pembayaran.
dipenuhi.

8
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

Informasi-informasi dan karena itu sebagai implikasi manajerial


dokumentasi yang lengkap dan detail solusi menghindari terjadinya bottle
dapat memberikan keyakinan dan neck adalah:
kepercayaan perusahaan untuk Penggunaan sistem
senantiasa menjadi pelanggan bagi para penyampaian informasi yang
pemasok-nya. Semakin tingginya terintegrasi antara pemasok tier-1 ke
kepuasan konsumen terhadap pemasok, pemasok tier-2 dan seterusnya atau
dapat meningkatkan penjualan dan bahkan pemasok terhadap konsumen
kinerja pemasok. tetap atau konsumen dengan jumlah
Pada hasil penelitian ini, aliran pesanan besar, sehingga informasi
informasi berpengaruh secara langsung permintaan barang dapat bergerak
terhadap kinerja pemasok daripada dengan lancar.
melalui kemitraan. Oleh karena itu Penetapan jadwal yang tepat
dapat disarankan kepada para pemasok serta penyediaan sarana yang
untuk dapat secara langsung dimanfaatkan se-efisien mungkin.
memberikan informasi-informasi Sebagai contoh: pengiriman dapat
tersebut kepada konsumen-nya, diatur sekaligus dalam satu kontainer
sekalipun telah tergabung dalam untuk arah yang sejalan dalam jumlah
kemitraan. Jika telah tergabung dalam yang memungkinkan dimuat, dengan
kemitraan, ada baiknya untuk tetap tetap memperhatikan first order, first
memberika n informasi dan delivery.
membangun hubungan secara langsung Penentuan lokasi drop off-drop
terhadap para konsumen-nya. in atau yellow line dan jika perusahaan
3. Pada rantai pasokan ada memiliki modal lebih, dapat digunakan
beberapa persoalan yang sering terjadi untuk investasi alat yang dapat
antara lain bottle neck (penumpukan). membantu mempercepat aliran
Bottle neck disebabkan karena aliran perpindahan barang (crane atau
barang yang tersendat sehingga forklift). Sebagai contoh: pada
mengalami penumpukan pada gudang distributor besi, truk-truk harus antri
penyimpanan pemasok. Pada penelitian untuk menaikkan besi ke dalam truk.
ini kemungkinan terjadinya bottle neck Antrian tersebut bisa berlangsung dari
dapat disebabkan karena adanya pagi hingga sore, karena memuat besi
ketidaklancaran aliran informasi serta memang bukan hal yang cepat dan
faktor transportasi yang kurang lancar. mudah jika dilakukan dengan tenaga
Hal itu disebabkan karena responden manusia apalagi dengan lokasi yang
pemasok pada penelitian ini adalah tidak teratur sehingga semua truk dapat
pemasok tier-1, sehingga sedikit sekali menunggu di pintu gudang dan dapat
yang memiliki proses produksi seperti menyebabkan bottle neck. Oleh karena
dalam pabrik manufaktur melainkan itu, dengan pembuatan garis kuning
lebih kepada penyimpanan barangnya, penempatan barang sesuai jenis dan
dan jika terdapat proses produksi jasa area loading dapat memudahkan truk-
lebih cenderung dalam bentuk make to truk tersebut untuk memposisikan
order. truknya, terlebih jika perusahaan
Aliran informasi yang tidak lancar memiliki crane untuk mengambil besi-
atau tidak tepat dapat menyebabkan besi tersebut dan memasukkan ke dalam
proses perpindahan barang atau jasa truk akan lebih mempercepat waktu
tersebut menjadi terlambat dan tidak loading, sehingga dapat menghindari
sesuai jadwal yang diharapkan. Oleh terjadinya bottle neck yang berlebihan.

9
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

4. Ada pula kendala lainnya yang Pemasok tier-3 (pabrik) memiliki


mungkin terjadi dalam rantai pasokan database hasil produksi cat A sejumlah
adalah bullwhip effect (lonjakan 100 pcs yang dikirimkan ke pemasok
permintaan pada rantai pasokan) seperti tier-2 (distributor tunggal). Ketika
yang dipaparkan pada teori bab pemasok tier-1(toko) memiliki sistem
sebelumnya. Bullwhip effect terjadi bila yang terintegrasi, maka tidak perlu
permintaan dari konsumen masuk ke mengambil pesanan sejumlah 25 pail
daftar penjualan pemasok tier-1 sebagai stok, namun pemasok tier-1
sejumlah X, pemasok akan langsung mengambil pada pemasok
mempersiapkan penjualan dengan tier-2 dan memberikannya kepada
pembelian pada pemasok tier-2 konsumen, sehingga tidak ada lonjakan
sejumlah X+10 (sebagai cadangan jika pesanan yang berlebihan.
terjadi kerusakan) dan seterusnya, Dapat pula dilakukan sesuai
sehingga pada pemasok akhir pada sisi strategi blue ocean, di mana para
hulu akan memiliki jumlah yang pemasok ini memiliki rekanan pemasok
melonjak daripada jumlah permintaan yang dapat saling suplai, sehingga bila
awal. konsumen hendak membeli pada
Pada implikasi manajerial, saran pemasok A namun pemasok A tidak
yang dapat diberikan adalah dengan memiliki barang, pemasok A dapat
penggunaan sebuah sistem rantai mengambil di pemasok B dengan bagi
pasokan yang terintegrasi, sehingga keuntungan tanpa perlu memesan pada
secara tidak langsung informasi yang pemasok tier-2 dan menimbun stok
dimiliki pemasok tier-1 sama dengan yang berlebihan.
pemasok tier-2 dan seterusnya.
Misalnya: Konsumen memesan cat A
sejumlah 20 pail pada pemasok tier-1.

REFERENSI

Ahmad Sofyan, 2006, Strategi Kemitraan dalam Saluran Distribusi untuk


Meningkatkan Kinerja Bisnis, Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Arawati Agus, 2011, The Significant Effect of Information Sharing and Strategic
Supplier Partnership on Supplier Performance, Universiti Kebangsaan Malaysia.

Arawati Agus, 2011, Supply Chain Management, Product Quality and Business
Performance, Universiti Kebangsaan Malaysia.

Arawati Agus, Zafaran Hassan, 2008, The Strategic Supplier Partnership in a Supply
Chain Management with Quality and Business Management, Universiti Kebangsaan
Malaysia.

Asep Hermawan, 2005, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Grasindo, Jakarta.

Augusty Ferdinand, 2013, Metode Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas


Diponogoro Semarang.

10
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

Ayman Bahjat, Bder Yousef, Noor Osama, 2013, The Impact of Supply Chain
Management Practises on Supply Chain Performance in Jordan: The Moderating Effect
of Competitive Intensity, Faculty of Economics and Administrative Science, Jordan.

Beryl Levinger, Jean Mulroy, 2004, A Partnership Model for Public Health, Pact
Publications, Core Group.

Choudhury Abud, Abdullahil Azem, Zaheed Halim, 2010, Effect on Information and
Knowledge Sharing on Supply Chain Performance: A Survey Based Approach,
JOSCM.

Cut Zukhrina, 2008, Kajian Kinerja Supply Chain Pada Proyek Konstruksi Bangunan
Gedung, Tesis Program Studi Magister Teknik Sipil ITB.

Damian Beil, 2009, Supplier Selection, Jurnal Stephen M. Ross School of Business.

David, Simchi Levi, 2007, Designing and Managing Supply Chain, McGraw Hill Book
Company, New York.

Dorothea, 2002, Manajemen Kualitas, Ghalia Indonesia, Yogyakarta.

Endang Ruswanti, 2011, Pengaruh Pemasaran Kemitraan Terhadap Keunggulan


Bersaing, Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul, Jakarta.
Gulo, 2002, Metodologi Penelitian, Grasindo, Jakarta.

Hensi Margaretta, 2013, Pembiayaan UKM, STIE MDP.

Herry P. Chandra, 2002, Analisa Studi Tentang Kemitraan Antara Pengembang dengan
Kontraktor.

Ilham Said, Andi, Bayu A. Soedjarwo, dkk, 2006, Produktifitas dan Efisiensi dengan
Supply Chain Management, PPM.

Imam Ghozali, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat, Universitas Diponegoro.

Imam Ghozali, 2011, Structural Equation Modelling: Metode Alternatif Dengan Partial
Least Square, Penerbit Undip, Semarang

Kuswidanti, 2008, Gambaran Kemitraan Lintas Sektor dan Organisasi di Bidang


Kesehatan Dalam Upaya Penanganan Flu Burung di Bidang Komunikasi Komite
Nasional Flu Burung dan Pandemi Influenza (Komnas FBPI) Tahun 2008.

Juzan, 2010, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan terhadap Kepuasan
Nasabah, Program Magister Manajemen Universitas Gunadarma.

Mochammad Natsir, 2013, Sistem Rantai Pasok Material dan Peralatan Konstruksi
untuk Mendukung Investasi Infrastruktur, Kementrian Pekerjaan Umum.

11
Jurnal Manajemen (2014): Analisis KInerja Pemasok Pada Manajemen Rantai Pasokan Perusahaan Jasa Konstruksi

Pujawan, I Nyoman, 2005, Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya.

Occupational Outlook Handbook, 2010-11 edition, Department of Labor, Construction


Managers.

Peter J. Batt, 2003, Building Long-Term Buyer Seller Relationships in Food Chains,
International Farm Management Congress, Curtin University of Technology.

Richardus, 2002, Konsep Manajemen Supply Chain: Cara Baru Memandang Mata
Rantai Penyediaan Barang, Grasindo, Jakarta.

Russell&Taylor, 2009, Operations Management along the Supply Chain, John


Wiley&sons, inc.

Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.

Saparuddin M, 2011, Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja Usaha pada Usaha
Kecil Menengah (UKM) dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,
Volume IX, No 2.

Schroeder, Roger, G., 2007, Operations Management: Contemporary Concepts and


Cases, 3rd Edition, McGraw-Hill, Singapore.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.

Suhong Li, Bhanu Ragu, 2004, The Impact of Supply Chain Management Practises on
Competitive Advantage and Organizational Performance, Elsevier Ltd.

Sulistiyani, Ambar Teguh, 2014, Kemitraan dan Model- model Pemberdayaan

Sunil, Chopra, 2001, Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operation,
Prentice Hall, New Jersey.
Sutoyo Soepiadhy, I Putu AW, Sri Pingit W, 2011, Pengaruh Rantai Pasok terhadap
Kinerja Kontraktor Bangunan Gedung di Jember, Fakultas Teknik Sipil FTSP ITS.

Syadaruddin Syachrani, 2004, Pengembangan Model Pemilihan Mitra Pemasok Pada


Proyek Konstruksi, Tesis Program Magister Teknik Sipil ITB.

Victor Walldin, 2012, Customer Conformity in Segmented Supply Chains, Degree


Project of 30 credit points Master in Industrial Engineering and Management, Karlstad
Business School.

Yolanda M. Siagian, 2005, Aplikasi Supply Chain Management Dalam Dunia Bisnis,
Grasindo, Jakarta.

12

You might also like