Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Etawah crossbred (PE) goat is the local goat that already have well adapted to tropical environment in
Indonesia. PE goat was considered as dual purpose goat (produce milk and meat). The aimed of this study
was to measures PE goat productivity at two different management conditions, which were at research station
management condition and at farmer management condition. The methodology of the study were; at research
station was daily observation of 50 dams age (2 3 years), fed fresh chopped King Grass (Pennisetum
purphoreophoides) ad-lib and concentrate 500g/head/day. Meanwhile the methology at the farmer was a
survey method. The cooperator involved were 10 farmers who reared PE goat for milk purpose. The survey
was using a list of questions prepared before. Parameter measured were (birth weight, sex ratio, litter size and
milk production). An economic assessment done only at the farmer management condition, calculating the
inputs-outputs and break event point of producing 1 liter of fresh goat milk. The Result showed that the
average milk production at the farmer condition was 1000ml/head/day with the kids mortality of 15%
meanwhile the milk production and the kids mortality was 765ml/head/day and 17%. It can be concluded that
the goat productivity at the farmer slighly better than at the research station, and there was a profit of IDR
1500/liter of fresh milk goat produced when the market price was IDR 18.000/liter.
Key Words: PE Goat, Economic, Productivity
ABSTRAK
Kambing PE termasuk kambing dwi guna (daging dan susu), namun hingga saat ini usaha pemeliharaan
kambing PE lebih banyak ditujukan untuk produksi anak/bibit/daging. Penelitian lapang untuk mengetahui
performance dan produktivitas kambing PE pada akhir tahun 2010, melibatkan peternak kambing di sekitar
Bogor dan Sukabumi. Metode yang dilakukan yaitu metode survai dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang terstruktur. Daftar pertanyaan memuat kelahiran anak (berat lahir, seks rasio, litter size, produksi susu),
serta berbagai input yang digunakan termasuk harganya. Hasil pengamatan menunjukkan kinerja produksi
ternak yang dipelihara di tingkat laboratorium relatif lebih rendah dibandingkan dengan ternak yang
dipelihara di tingkat perusahaan. Perhitungan nilai ekonomi menunjukkan bahwa dengan rataan produksi susu
sebanyak 1 liter/ekor/hari dan dengan harga susu Rp. 18.000 mampu menghasilkan keuntungan usaha. Dapat
disimpulkan bahwa dengan skala usaha ternak kambing sebesar 50 ekor dapat dijadikan sebagai usaha skala
kecil keluarga.
Kata Kunci: Kambing PE, Ekonomi, Produktivitas
119
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011
mengakibatkan produktivitas ternak ini masih Penelitian Ternak Ciawi-Bogor (LB) dan di
sangat beragam. tingkat lapang perusahaan peternakan kambing
Beberapa hasil penelitian menunjukkan perah (LP).
bahwa sumbangan ternak kambing terhadap Di tingkat laboratorium di gunakan 50 ekor
pendapatan petani berkisar 15 - 48% dari total induk kambing. Sedangkan di tingkat lapang
pendapatan tergantung dari pola tanam pengamatan dilakukan dengan metode survai
usahatani (PAAT et al., 1992; DJOHARJANI et dan mewawancarai para pengusaha peternakan
al., 1993; SARWONO et al., 1993). Ternak kambing PE, menggunakan daftar pertanyaan
kambing mempunyai peran penting dalam terstruktur. Daftar pertanyaan memuat struktur
mengatasi krisis ekonomi petani karena populasi termasuk persentase ternak yang
kegagalan usahatani misalnya pada waktu sedang laktasi, produksi susu dan konsumsi
musim kering yang berkepanjangan (SARWONO pakan baik jenis dan jumlah konsumsi per hari.
et., 1993). Peran lain yang mungkin cukup Selain pengukuran keragaan produksi ternak
menonjol dari ternak kambing adalah sebagai juga dilakukan pengukuran dimensi tubuh dan
tabungan yang dapat dengan mudah dijual bila karakteristik biologis (bobot badan, dimensi
petani ada keperluan yang sifatnya mendesak. tubuh, jumlah dan sex rasio anak yang lahir).
Kondisi seperti ini akan sangat membantu Pengukuran nilai ekonomi hanya dilakukan
mempercepat program pengembangan ternak di lokasi tingkat perusahaan kambing perah.
kambing guna membantu memecahkan Pengukuran dilakukan dengan metode analisis
masalah kesempatan kerja dan kemiskinan di input dan output melalui proses kalkulasi
pedesaan. Hal ini didasari atas kenyataan bahwa berbagai input dan output dengan harga-harga
secara biologis ternak kambing dapat beranak yang berlaku pada saat pengamatan dilakukan.
lebih dari satu, cara pemeliharaannya mudah Perhitungan ini untuk produksi susu dan tidak
dan memerlukan investasi yang relatif kecil. memperhitungkan penjualan anak maupun
Bertambahnya penduduk Indonesia yang induk afkir. Untuk mengetahui harga susu
begitu pesat membutuhkan peningkatan minimum penjualan susu maka dilakukan
penyediaan pangan yang cukup, termasuk analisis titik pulang pokok (break even point).
daging dan susu hasil peternakan. Namun
produksi kedua produk komoditas ini (daging
dan susu) di dalam negeri masih jauh lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
kecil dari kebutuhan. Akibatnya impor daging
dan susu Indonesia semakin meningkat. Populasi ternak kambing PE di Indonesia
Pengadaan daging dan susu nasional baru dapat
memenuhi kebutuhan susu sekitar 30 40% Pada tahun 2010 populasi ternak kambing
per tahun (DITJENNAK, 2010). Usaha untuk di Indonesia dilaporkan sebanyak 12,4 juta
meningkatkan produktivitas ini perlu ekor, yang sebagian besar (54%) terdapat di
diupayakan. Reproduksi sebagai salah satu Pulau Jawa (DITJENNAK, 2010). Dari laporan
aspek yang memegang peranan penting dalam yang ada umumnya tidak dibedakan populasi
perbanyakan populasi, percepatan peningkatan antar breed kambing yang ada disuatu daerah,
produktivitas dan akhirnya bermuara pada namun telah diketahui bahwa kambing Kacang
jumlah produk yang dihasilkan oleh ternak merupakan breed utama ternak kambing di
bersangkutan. Paper ini membahas Indonesia. Kambing PE, walaupun dalam
permasalahan produktivitas ternak kambing jumlah yang terbatas telah banyak tersebar ke
perah dan nilai ekonominya sehingga dapat berbagai daerah diluar daerah sumber bibit
mempertimbangkan peluangnya untuk (Purworejo dan Kulonprogo), dengan tujuan
dijadikan alternatif pertimbangan dalam memperbaiki produktivitas kambing lokal
memilih berbagai usaha yang bersifat biologis. (kacang) yang ada. Di propinsi Jawa Tengah
dan Jawa Timur dilaporkan populasi kambing
Peranakan Etawah (PE) masing-masing
MATERI DAN METODE sebanyak 28.037 dan 12.619 ekor. Jumlah ini
mungkin lebih kecil dari perkiraan yang ada di
Penelitian ini dilakukan di 2 lokasi yaitu di lapangan. Sebagai contoh di Kaligesing saja
laboratorium kandang percobaan Balai
120
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011
121
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011
Tabel 2. Kinerja produksi kambing PE di stasiun penelitian (LB) dan di tingkat lapang (LP) (rataan std)
765 g/ekor/hari lebih rendah dibandingkan sedang laktasi manjadi optimum. Pada saat
dengan produksi ditingkat perusahaan. Hasil pengamatan tercatat bahwa rataan jumlah
wawancara dengan petani dilaporkan produksi ternak kambing yang laktasi yaitu sebanyak
susu kambing dapat mencapai 1,0 liter per hari. 29% (19 34%) dari total populasi usaha.
Informasi ini belum dapat dijadikan gambaran Upaya para pengusaha ternak kambing
potensi produksi susu namun dapat dalam mengoptimalkan persentase ternak
memberikan indikasi bahwa ada ternak-ternak laktasi yaitu menjaga dan memperkecil service
yang mempunyai potensi produksi susu yang per conception. Upaya ini dapat dibuktikan
cukup tinggi pada kambing PE. Oleh karena dari rataan pemilikan pejantan yang relatif
itu, seleksi terhadap ternak-ternak dengan banyak. Jumlah rataan pemilikan pejantan
produksi susu tinggi akan dapat meningkatkan pada pengamatan ini yaitu 8% dari total
produksi susu suatu populasi kambing PE. populasi. Tingginya tingkat pemeliharaan
pejantan tidak dijadikan sebagai beban usaha,
karena ada peluang pasar pejantan untuk
Struktur populasi dan manajemen lebaran haji setiap tahun. Harga ternak jantan
pemeliharaan di tingkat perusahaan pada pasar ini bisa meningkat sampai 150%.
Rataan populasi ternak kambing yang
diusahakan oleh para peternak responden yaitu Manajemen pemeliharaan
50 ekor dengan kisaran 26 70 ekor (Tabel 3).
Dari total populasi tersebut sebanyak 52% Semua responden menggunakan sistem
diantaranya adalah ternak dengan status pemeliharaan ternak kambing dengan sistem
fisiologis ternak induk (betina dewasa). Untuk dikandangkan dengan menggunakan kandang
menjaga efisiensi usaha, para peternak telah sistem panggung. Tinggi lantai sekitar 50 70
melakukan penjadwalan perkawinan secara cm di atas permukaan tanah.
ketat dengan harapan jumlah ternak yang
122
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011
Pemberian pakan dengan sistem cut and tingkat peternak, antara lain penyakit kudis dan
carry. Jenis pakan yang diberikan yaitu hijauan mastitis. Hampir semua responden menyatakan
rumput. Semua peternak responden tidak pengobatan pada ternak telah bisa dilakukan
memiliki kebun rumput yang cukup luas sesuai sendiri tanpa bantuan dokter hewan.
dengan kebutuhan kapasitas populasi yang
tersedia. Umumnya para peternak hanya
menyediakan lahan untuk kebun rumput yang Analisis ekonomi usaha ternak kambing
dapat memenuhi kebutuhan ternak sebanyak tujuan susu di tingkat perusahaan
10% populasi. Umumnya para pengusaha
mengandalkan rumput yang diperoleh dari Analisis ekonomi usaha ternak kambing
lapangan atau perkebunan karet. Jarak sumber ditingkat peternak ini didasarkan pada
hijauan dengan lokasi kandang bervariasi 3 7 parameter biologis dan ekonomis yang ada di
km. Semua responden menggunakan peroleh pada saat survai dilakukan. Parameter
konsentrat sebagai pakan tambahan yang tersebut seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
diperoleh dengan cara membeli. Sebagian kecil Rataan jumlah konsumsi pakan untuk ternak
responden menggunakan ampas olahan kedelai kambing dewasa yaitu 4 kg/ekor/hari. Semua
sebagai komponen konsentrat. Kendala yang responden menjawab menggunakan susu sapi
selalu ditemui dalam penyediaan pakan yaitu sebagai susu pengganti untuk memenuhi
kurangnya sumber pakan hijauan pada musim kebutuhan anak kambing. Karena pola yang
kemarau, yang terjadi hampir setiap tahun. digunakan pada usaha ini yaitu pola sapih
Upaya untuk mengawetkan pakan hijauan langsung. Anak kambing langsung di pisah
untuk persediaan di musim kering belum dari induk sesaat setelah anak dilahirkan.
pernah dilakukan. Pemberian susu kolostrum dan kebutuhan susu
Pembagian ruang (space) pada kandang selanjutnya dilakukan melalui botol dot bayi.
untuk status reproduksi tertentu telah dirancang Tingkat harga yang digunakan pada
dan dibuat sehingga mampu mendukung proses perhitungan analisis ekonomi yaitu rataan
produksi. Luasan kandang beranak, laktasi dan harga sesuai dengan informasi yang diberikan
pejantan bervariasi antara 1,5 2 m2. oleh pengusaha. Harga konsentrat ditingkat
Sedangkan untuk status reproduksi yang lain perusahaan bervariasi antara Rp. 1.250
tidak disediakan ukuran yang mutlak. Bahan Rp. 2.500 per kg. Perbedaan harga konsentrat
kandang umumnya memanfaatkan bahan yang lebih banyak dipengaruhi oleh kualitas
cukup kuat dan tahan dalam waktu lama. konsentrat. Para pengusaha kelihatannya sudah
Secara umum gangguan penyakit pada mengetahui secara baik tentang tingkat nilai
kambing PE relatif kecil. Beberapa jenis nutrisi pakan yang diberikan untuk ternaknya.
penyakit yang sifatnya ringan dan ditemui di Pengusaha yang menggunakan konsentrat
Tabel 4. Nilai ekonomi dan rataan berbagai input dan output usaha peternakan kambing PE di tingkat
perusahaan
Konsumsi Produksi
Parameter Status reproduksi Harga (Rp/kg)
(kg/ekor/hari) (kg/ekor/hari)
Konsumsi rumput Dewasa 4 200
Muda 2
Anak 1
Konsumsi konsentrat Dewasa 0,5 2.000
Muda 0,3
Anak 0,1
Susu pengganti Anak 1 3.000
Rataan produksi susu 1,0 18.000
Rataan produksi pupuk 0,4 100
123
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011
relatif baik (berkualitas lebih tinggi) semua peternak responden menggunakan susu
dikarenakan rumput yang mereka peroleh dari sapi sebagai susu pengganti yang pada saat
lapangan berkualitas agak rendah. Begitu juga pengamatan dilakukan harganya Rp. 3000/liter.
sebaliknya pengusaha yang menggunakan Nilai output dari perusahaan yaitu nilai
konsentrat yang lebih murah (kualitas rendah) hasil penjualan produksi. Pada analisis ini
karena rumput yang mereka sediakan untuk output yang dihitung hanya nilai penjualan
ternaknya jauh lebih baik. susu dan penjualan pupuk kandang. Dengan
Analisis ekonomi (input dan output) seperti rataan jumlah ternak laktasi sebanyak 28% dari
ditunjukkan pada Tabel 5. Terlihat bahwa total populasi dan rataan produksi susunya
rataan total input usaha peternakan kambing sebanyak 1 liter/ekor/hari maka peternak
yaitu sebanyak Rp. 234.820/hari. Jumlah input mampu memproduksi susu sebanyak lebih dari
tersebut untuk membiayai pakan dan tenaga 14 liter/hari dengan nilai penjualan susu per
kerja untuk membiayai pakan dan tenaga kerja hari Rp. 256.000/hari.
untuk memelihara ternak kambing dan Dari perhitungan nilai input dan output
penyusutan kandang dan peralatan yang tersebut maka perhitungan benefit to cost ratio
digunakan dalam proses produksi dengan (BC ratio) diperoleh sebesar 1,097. Nilai
populasi sebanyak 50 ekor. tersebut mengindikasikan bahwa setiap
Dari struktur populasi ternak pada Tabel 3, pengeluaran sebesar Rp. 1 diperoleh
serta nilai ekonomi komponen output dan input keuntungan sebesar Rp. 0,97. Pada perhitungan
(Tabel 4), maka analisis input dan output lebih lanjut (break even point) menunjukkan
seperti disajikan pada (Tabel 5). bahwa harga susu kambing di tingkat peternak
Total biaya yang dikeluarkan setiap hari pada tingkat break even point (pada titik )
pada pemeliharaa ternak kambing di tingkat dimana nilai produksi tidak menerima
peternak dengan jumlah populasi 49ekor yaitu keuntungan maupun tidak mengalami kerugian
sebesar Rp. 234.800 yang dikeluarkan untuk yaitu sebesar Rp. 16.500/liter. Dengan nilai
berbagai biaya. Komponen biaya pakan yang break even point tersebut, dan oleh karena
dikeluarkan oleh para peternak yaitu lebih dari harga susu di pasaran sebesar Rp. 18.000 maka
Rp. 183.000. Oleh karena perusahaan menjual keuntungan yang diperoleh para peternak
susu kambing hasil produksinya maka (hanya dari produksi susu dan pupuk) yaitu
konsekwensi logis kebutuhan susu untuk anak sebesar Rp. 1500/liter.
kambing harus ditutupi dengan susu sapi.
Tabel 5. Analisis input dan output usaha peternakan kambing di tingkat peternak (Rp/hari/49 ekor).
Output (penjualan)
Susu 14,2 liter x Rp.18.000 = Rp. 255.600
Pupuk kandang 19,84 kg x Rp. 100 = Rp. 1.984
Total output = Rp. 257.584
124
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011
125
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011
SUTAMA, I-K., I-G.M. BUDIARSANA, H. SETIANTO WIDHYARI, S.D. 2005. Patophysiologi Kebuntingan
and A. PRIYANTI. 1995. Productive and dan Partus pada Kambing Peranakan Etawah:
reproductive performances of young Peranakan Kajian Peran Suplementasi Zincum terhadap
Etawah does. JITV 1(2): 81 85. Respons Imunitas dan Produktivitas Ternak.
Thesis. Pascasarjana Istitut Pertanian Bogor,
UNDERWOOD, E.J. 1977. Trace Elements in Human Bogor.
and Animal Nutrition. 4th Ed. Academic Press,
New York, San Francisco, London pp.
197 242.
126