Kerja jantuag terutama ditentulean oleh besamya curah jantung dan tahanan perifer
Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya normal, kelainannya terutama pada
peniggian tahanaa porifer. Kenailean tahenan perifer ini discbabken karsna varokontrilesi
arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. bila hipertensi sudah
berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubshaa-perubahan struktural pada pembuluh
darah arteriol berupa penebalan tunika intima dan hipertrofi tunika media
Perubahan struktural inilah yang dimggap scbagai salah satu foktor utama
sukarnya tekanan darah dikendalikan dengan obat-obat anti antihipertensi pada kasus-kasus
tertentu, Kerja jantung pada penderita hipertensi dengan demikian bertambah berat karena
naiknya tehanan perifer. Lambat laun akan berakibat terjadinya hipertrofi ventrikel kini
Tingakat dan kecepatan terjadinya hipertropi ventrikel kiri ini temyata tidak selalu
berkorelasi beik dengan tinggi rendahaya tekanan darah. Bila hipertropi sudah melampaui
batas tertentu yaitu bila berat jantung sucah melampaui nilai Kritis (500 g), dapat dibultikan
bahwa sel-sel otot jantung tidak hanya bertambah ukurannya (hipertropi) tapi juga bertambah
jumlah selnya atan terjadi hip erplasi. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi
darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keacaan ini
dapat diperberat dengan adanya sklerosis koroner dimana hipertensi merupakan salah
satufaktor resiko yang penting untuk terjadinya sklerosis koroner. Hipertropi dan hiperplasi
ini akhirnya akan diikuti dengan dilatasi ventnkel kin dan selanjutya akan berakhir dengan
terjadinya dekompensasi jantung kiri. Bila keadaan ini berlangsung tens maka akan diikuti
hipertropi dan dilatasi jantung kanan dan akhimya jantung kanan juga akan mengalami
dekompensasi
Pada penderita hipertensi dalam perjalananaya dapat terjadi dekompensasi jantung,
iri akut (left ventricular heart failure) di samping terjadinya gagal jantung kongestif kronis