You are on page 1of 7

HOW TO MAKE RUJAK BUAH

INGREDIENTS :
- 1 papaya, cut into 1/2 inch cubes
- 1 cucumber, peeled
- 1 mango, peeled cubed
- 1 Apple, cut into 1/2 inch cubes
- 3 tablespoons peanuts, fry
- 1 hot chili pepper, seed, sliced
- 1/4 cup brown sugar
- 1 tablespoon tamarind, dissolved in 1/4 cup water

PROCEDURE :
1. Mix all the fruits together
2. Grind chilies and salt
3. Add brown sugar
4. Add dry roasted peanuts and grind completely
5. Pour some tamarind liquid
6. Mix the sauce and fruits together
7. Serve chilled
Ingredients:
1 lb of water spinach (cleaned and discard any tough stems)
tsp salt
1 tsp lime juice
1 Tbsp of water
1 large tomato
6 red chilis
tsp shrimp paste / belacan

Toppings:
1 cup of freshly grated coconut (steamed)
1 kaffir lime leaf (cut into thin strips)
1 tsp of gula jawa/ Indonesian palm sugar (you can substitute with brown sugar)
1 cloves garlic (grated)
Directions:
1. Prepare a steamer by bringing it to a boil.
2. Steam the water spinach or green of your option for about 5 minutes (if you utilize kale, it may
take a bit longer, however you do not wish to overcook it up until it loses its vibrant bright
green).
3. When cool enough to handle, press out as much water as you can.
4. Reserve while you prepare the garnishes and dressing
5. Place the tomato over a grill or broiler and blacken it till it has great char on the skin. Location
the charred tomato in a bowl and cover with cling wrap for about 5 minutes approximately.
6. You must have the ability to quickly peel of the skin.
7. Place the tomato, chili, shrimp paste, lime, salt, and water juice on a mortar and grind. You can
constantly utilize food processor and procedure into a paste.
8. Reserve
9. In another blending bowl, blend the grated coconut, garlic, kaffir lime leaf, and gula jawa
together
10. When prepared to serve, pour the sauce over the water spinach and toss to see to it the sauce
coat the veggie and top with the coconut mix.
11. Do not do this ahead of time, just dress the salad when prepared to serve

Cinta teman terbaik

Udara pagi ini begitu menyejukkan. Membuat pagiku terasa panjang hingga
enggan beranjak dari tempatku terpejam. Hari ini hari senin, hari pertamaku
masuk kuliah. Terburu-buru aku mandi karena bangun kesiangan.
Sesampainya di kampus aku mulai ikut kegiatan kampus, yaitu ospek.
Namaku Siska. Aku bahagia karena bisa kuliah di universitas harapanku. Ku
mulai hari dengan semangat. Di sini, di kampus ini aku belajar dan mulai
mencari teman. Hari pertama ospek terlewati. Teman pun telah ku miliki,
meskipun masih terasa asing dan aneh. Nama temanku Alin. Dia gadis yang
manis, tinggi, dan kulitnya sawo matang. Aku tak tau dia baik atau tidak.
Awal perkenalan sih baik, tapi tak tahu watak aslinya. Harapanku selalu
baik.

Seminggu masa ospek berlalu. Aku mendapat banyak teman baru. Tapi tak
ku lupakan teman pertama kali aku masuk. Yah, Alin masih menjadi dekat.
Semakin lama semakin dekat. Hari-hari kami lewati bersama. Mulai dari
mengerjakan tugas bareng, jalan-jalan bareng, curhat bareng, mandi pun
mungkin bareng meski di tempat berbeda.

Satu semester telah terlewati, persahabatan kami semakin langgeng. Saling


mengerti, memberi perhatian di saat sakit, memberi kejutan di saat ulang
tahun, solat bersama, dan mengingatkan di saat lalai tidak mengerjakan
solat. Banyak hal yang sudah kami lalui. Banyak kesamaan di antara sikap
kami. Ya, sama-sama berparas judes, galak, keras kepala, dan galau soal
pacar. Seringnya kami gonta-ganti pacar membuat kami sering mengalami
kejombloan.

Libur semester 2 sudah menanti, aku bersiap untuk pelang ke rumah orang
tuaku. Ya, begitulah anak kos, setiap libur selalu pulang. Aku termasuk anak
yang sedikit manja. Tidak mau lama jauh dari orang tua. Sekalinya sudah
mau dekat libur selalu aku tak pernah melewatkan menghitung kalender
untuk pulang. Kuliahku di Palembang dan rumah orang tuaku di Lampung.
Butuh waktu berjam-jam sampai ke sana.

Libur telah tiba, aku menikmati liburanku bersama keluarga. Ya sesekali aku
maen dengan teman kecilku dekat rumah. Kesedihan mulai muncul jikalau
masa libur habis. pagi-pagi aku sudah dibangunkan ibuku untuk siap-siap ke
stasion pulang ke kosan. Aku murung karena belum rela meninggalkan
rumah. Di keretapun aku hanya bosan. Saat akan sampai tiba-tiba aku
bertemu dengan teman yang tidak akrab. Aku hanya memberikan
senyuman. Setelah sampai aku pun berpisah dengannya. Hari-hari di kos
mulai aku lalui. Pagi kuliah, ketemu Alin ngerumpi sambil makan dan tak
bosan-bosan. Saat malam aku buka-buka akun sosmed. Gak nyangka ada
yang ngechat. Maklum, orang jomblo ada yang ngechat agak seneng.
Setelah aku buka.. jeng-jeng... dari orang yang ketemu di kereta. Mulailah
dari situ kami ngobrol dan tukeran nomor hp.
Advertisement
Awal kedekatan kami smsan, telponan. Tak lupa aku ceritakan pada Alin soal
itu. belum lama kedekatan itu aku jalan dan.. akhirnya jadian. Senangnya
punya pacar baru, ada yang perhatian lebih. Dari situ aku sering diantar
jemput kuliah meskipun gak setiap hari. Awal pacaran aku masih sering
bersama Alin. Namun, lama-kelamaan aku sering menghabiskan waktu
dengan pacar baruku. Kemana-mana selalu sama dia. Makan, main, ke toko
buku, belanja hampir setiap hari bersama kecuali pas tidur dan mandi kami
tidak bersama. Hal-hal itu membuat persahabatanku dengan Alin renggang.

Sempat Alin mengatakan kesahnya karena aku tidak ada waktu bersamanya
lagi. Tapi aku tak begitu menghiraukan, aku hanya menjelaskan kalau pacar
sedang butuh aku makanya sering bersama pacar dibanding Alin. Tanpa ku
sadari Alin juga tengah bersedih, tapi kesanku hanya biasa saja. Tidak
terlalu menanggapi. Sampai akhirnya dia sedikit menjauh. Aku pun tak
merasa dan tak peduli, sampai akhirnya aku dan pacarku bertengkar hebat.
Permasalahan yang begitu rumit membuat kami puuutuuuss.

Kesedihan merundungku setiap hari. Makan tak enak, tidur tak nyenyak.
Hari-hariku duka. Sampai akhirnya aku mulai mencari-cari sahabatku. Dia
sedikit masam melihatku datang dengan sebuah masalah, meskipunaku tahu
dia sebenarnya tak rela melihatku bersedih.

Dukaku semakin mendalam jikalau aku kehilangan sahabat. Di atas tempat


tidur hari-hariku lewati tanpa kekasih hati dan sahabat. Kucoba meminta
maaf pada Alin. Baik via telpon dan langsung, tapi tak kunjung dia
memafkan. Sampai akhirnya aku putus asa, tak makan, tak kuliah. Siang
bolong aku tidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Aku buka dan kejutan,
Alin datang. Tanpa menunggu lama aku memeluknya erat sambil ku katakan
maaf. Hujan air mata hari itu. kami pun akur saat itu, Alin pun menjadi
malaikat yang dikirim tuhan penghibur lara dan penyembuh luka. Dari situ
aku menyesal dan tak akan lagi meninggalkan sahabat hanya untuk pacar.
Karena sahabat tidak akan meninggalkan, tetapi pacar akan meninggalkan
pacar demi pacar lain.

***

II. Analisis unsur Intrinsik dan Ekstrinsik


Unsur Intrinsik:

A. Judul: Cinta Teman Terbaik


B. Tema: persahabatan

C. Alur: maju

D. Sudut pandang: tokoh utama pelaku utama, menggunakan kata aku

E. Deskripsi Tokoh dan penokohan:

1. Alin berparas manis, bertubuh tinggi dan kulitnya sawo matang: baik,
pemaaf,

2. Siska: baik namun pernah salah langkah karena sempat melupakan


sahabat hanya karena orang baru.

F. Latar :

1. Waktu: pagi dan siang hari.

2. Tempat: kost, kampus, stasion, dalam kereta.

G. Amanat : kalau punya teman baru, teman lama jangan dilupakan.


Sahabat Setia

Suasana pagi ini begitu cerah, membuat pagiku begitu bersemangat untuk menjalankan segala
aktivitas. Hari ini hari senin, hari dimana semua siswa siswi melaksanakan kegiatan rutin
upacara bendera. Ku mulai aktivitasku dengan penuh semangat. Nama ku Nana. Di sini, di
sekolah ini aku menuntut ilmu bersama teman temanku. Teman pun banyak ku miliki di
sekolah ini. Namun ada satu teman yang begitu dekat dengan ku. Kami sudah berteman sejak
kecil. Dia bernama Sintia yang ku sebut sahabat karib ku. Dia gadis yang manis, ceria, berambut
ikal dan berkulit kuning langsat.

Aku memiliki banyak teman di sekolah ini. Tapi tak ku lupakan sahabat sejak kecilku. Sintia,
masih setia menjadi sahabat terbaik ku, semakin hari kami semakin dekat. Mulai dari
mengerjakan PR bersama, jalan jalan bersama, dan main bersama.

Saat ini kami baru kelas VII SMP, persahabatan kami semakin erat. Saling mengerti, memberi
perhatian di waktu salah satu sakit, memberi kejutan di waktu ulang tahun, sering sholat
bersama, saling mengingatkan dikala salah satu berbuat salah dan mengingatkan di waktu lalai
mengerjakan sholat. Banyak hal yang sudah kita lalui.

Libur semester gelap sudah di depan mata, aku sudah berniat sejak lama untuk pergi berlibur ke
rumah pamanku. Rumah ku di Trimurjo sedangkan rumah nenek di padang ratu sehingga kami
jarang bertemu. Setiap liburan aku selalu pergi berlibur ke rumah paman. Disana juga aku
mempunyai teman bernama Lita. Rumah Lita tepat di samping kiri rumah pamanku. Waktu
liburan di rumah paman aku bermain bersama Lita, selain itu kami juga saling bercerita
pengalaman kami masing masing. Beberapa hari kemudian aku dan Lita bertemu kembali kami
duduk di taman desa lalu berbincang bersama, di saat itu Lita bercerita bahwa ayahnya telah
membeli sebuah rumah di daerah Trimurjo dan tidak lama lagi mereka sekeluarga akan pindah
dari Padang Ratu dan akan menempati rumah barunya di Trimurjo.

Setelah Lita pindah ke Trimurjo ternyata rumahnya itu tidak jauh dengan rumah ku. Lita pun
bersekolah di sekolah yang sama dengan ku. Sejak waktu itu aku jadi jarang bermain bersama
Sintia sahabat karib ku. Sempat Sintia mengeluhkan hal itu karena sejak berteman dengan Lita
aku jadi jarang bersamanya lagi. Meskipun Sintia sering menanyakan ku pada ibuku.kenapa aku
berubah, tapi aku mengaggapnya biasa saja seperti tidak ada yang berubah. Tanpa ku sadari
ternyata Sintia merasa sangat sedih, sampai pada akhirnya aku dan teman baru ku Lita
bertengkar hebat. Pertengkaran itu terjadi disaat Lita kehilangan uang dan Lita menuduh aku
mengambilnya padahal aku sama sekali tidak mengambilnya. Aku tidak menyangka Lita akan
setega itu menuduhku tanpa bukti, dan sejak pertengkaran itu aku tidak pernah lagi main
bersama Lita.

Di waktu seperti inilah aku merasa seperti tidak punya teman. Setiap hari kesedihan
menghampiriku. Sampai akhirnya aku mulai mencari sahabat karib ku Sintia. Aku pergi
menemui Sintia, ketika bertemu dia pun langsung bertanya pada ku.
Sintia kenapa kamu datang dengan wajah sedih. Apakah kamu sedang ada masalah? tanya
Sintia.
Aku pun menjawab Lita sin. Dia menuduhku mencuri uangnya, padahal aku tidak pernah
mengambilnya, aku tak ingin berteman lebih dekat dengannya lagi.

Sedihku akan semakin dalam jika aku kehilangan sahabat karib ku yang sejak kecil selalu
menemaniku. Aku menyesal dan berusaha datang ke rumah Sintia untuk meminta maaf kepada
Sintia karena selama bersama Lita hubungan persahabat kita menjadi renggang. Lita pun dengan
hati yang lapang langsung memberiku maaf. Akhirnya aku dan Lita kembali bersama kita
berjanji akan tetap menjadi sahabat yang selalu setia saling menemani dan mengingatkan di kala
salah satu berbuat salah.

II. Analisis unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Unsur Instrinsik

a. Judul : Sahabat Sejati

b. Tema : persahabatan

c. Alur : Maju

d. Sudut pandang : tokoh utama pelaku utama, menggunakan kata aku

e. Deskripsi tokoh dan penokohan :

Sintia: berparas manis, ceria, berambut ikal dan berkulit kuning langsat
Nana: baik namun pernah salah langkah karena sempat mengabaikan sahabat karinya karena
teman baru.

f. Latar :

Waktu : pagi
Tempat : taman, dan rumah.

g. Amanat : Jika punya teman baru, teman lama jangan dilupakan.

You might also like