You are on page 1of 7

JURNAL ILMIAH RANGGAGADING

Volume 11 No. 2, Oktober 2011 : 75 - 81

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR DAN ETIKA


PROFESI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS
Oleh
* Iriyadi dan Vannywati
* Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor

ABSTRACT

Professionalism became the main requirement for the person who worked as an auditor and a member of the
Accountant Public Officer. Professional image of someone in the profession as an auditor on the basis of proficiency in
planning, implementation and evaluation of the results of the examination procedure and sufficient confidence of
knowledge and their responsibilities. Auditors who have high professional views will contribute to a credible by
decision makers.
Professional ethics is a set of principles or moral values that bind the community or someone who has been
determined by a group or organization associated with the fro professional relationship. In performing its duties and
obligations as an auditor must comply with the code of ethics that have been made by the Indonesian Institute of
Accountants. Ethical principle of responsibility, public interest, integrity, objectivity, competence and professional
prudence, confidentiality, professional behavior, and technical standards in the decision making process.
Auditors regarding materiality considerations are considerations and influenced by perceptions of professional
auditors to the needs of people who have adequate knowledge and that will put confidence in the financial statements.
This study aims to determine the relationship of professionalism and professional ethics of auditors'
consideration of the level of materiality for financial reporting purposes auditorium.
Data used in this study was obtained from questionnaires, completed by the respondents. Respondents in this
study is an accountant who worked in public accounting firms in the Jakarta area. Statistical methods used to test the
hypothesis is multiple regression.
The results of this study indicate that the professionalism of auditors have the effect of 50.7% against the
level of materiality considerations. Professional ethics for auditors to have 75% influence on the level of materiality
considerations. And professionalism of auditors with the auditors' professional ethics at the same time has the effect of
77.3% against the level of materiality considerations.

Keywords : professionalism of auditors, professional ethics of auditors, and materiality.

PENDAHULUAN jasa yang ditawarkan. Seseorang yang


profesional mempunyai tanggung jawab yang
Sebagai profesional, seseorang lebih besar karena diasumsikan bahwa seorang
mempunyai kewajiban untuk memenuhi aturan profesional memiliki kepintaran, pengetahuan,
perilaku yang spesifik, yang menggambarkan dan pengalaman untuk memahami dampak
suatu sikap atau hal-hal yang ideal. Kewajiban aktifitas yang dilakukan. Agar dapat dipercaya
tersebut berupa tanggung jawab bersifat oleh masyarakat maka diperlukan landasan
fundamental bagi profesi untuk memantapkan etika dan moral. Oleh karena itu, akuntan
harus mengacu pada kode etik akuntan untuk
IRIYADI dan VANNYWATI, Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi Auditor

dapat mempertahankan independensi, meletakan kepercayaan terhadap laporan


objektivitas, dan profesionalismenya dalam keuangan. Definisi materialitas itu sendiri
melaksanakan tugasnya. adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau
Alasan utama mengharapkan tingkat salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari
perilaku profesional yang tinggi oleh setiap keadaan yang melingkupinya, dapat
profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh
publik atas kualitas jasa yang diberikan oleh terhadap pertimbangan orang yang meletakan
profesi, tanpa memandang individu yang kepercayaan terhadap informasi tersebut,
menyediakan jasa tersebut. Bagi akuntan karena adanya penghilangan atau salah saji.
publik, kepercayaan klien dan pemakai laporan Tujuan dari penetapan materialitas
keuangan eksternal atas kualitas audit dan jasa adalah untuk membantu auditor merencanakan
lainnya sangatlah penting. Jika para pemakai pengumpulan bahan bukti yang cukup. Tidak
jasa tidak memiliki kepercayaan kepada para semua informasi keuangan diperlukan atau
dokter, hakim, atau akuntan publik, maka seharusnya dikomunikasikan dalam laporan
kemampuan para professional itu untuk akuntansi, hanya informasi yang material yang
melayani klien serta masyarakat secara efektif seharusnya disajikan.
akan hilang. Kepercayaan masyarakat atas Seorang akuntan profesional harus
kualitas jasa profesional akan semakin besar mentaati peraturan kode etik dalam setiap
bila profesi semakin mendorong standar perilakunya, karena hal tersebut berpengaruh
kinerja dan perilaku yang tinggi di pihak pada kualitas jasa yang mereka berikan. Kode
seluruh praktisi. etik merupakan pedoman bagi para akuntan
Kode etik merupakan norma tertulis dalam pelaksanaan tugasnya, maka dituntut
yang mengatur sikap, tingkah laku dan tata adanya pemahaman yang baik mengenai kode
krama dari para anggotanya. Dalam etik dalam memberikan jasa akuntansi tersebut.
melaksanakan profesinya, seorang akuntan
harus mematuhi kode etik akuntan. Sedangkan METODE PENELITIAN
kode etik akuntan yaitu norma perilaku yang
mengatur hubungan antara akuntan dengan Metode penelitian yang dilakukan
kliennya, antara akuntan dengan sejawat, dan peneliti adalah penelitian kasualitas (sebab
antara profesi dengan masyarakat. Untuk akibat), karena penelitian ini dirancang untuk
menjaga nama baik keahlian dan melindungi mengetahui pengaruh variabel independen
kepentingan masyarakat, maka pada umumnya yaitu Profesionalisme Auditor dan Etika
organisasi profesi menetapkan ketentuan- Profesi Auditor terhadap variabel dependen
ketentuan mengenai perilaku yang harus yaitu Pertimbangan Tingkat Materialitas.
dipatuhi oleh para anggotanya yang dibuat Objek penelitian dilakukan oleh peneliti
secara tertulis oleh organisasi profesi. Dalam adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
hal ini, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta.
satu-satunya organisasi profesi akuntan di Teknik sampling yang digunakan adalah
Indonesia. probability sampling yaitu teknik pengambilan
Kewajiban untuk mematuhi kode etik sampel dengan memberikan peluang yang
akuntan tidak terbatas pada akuntan yang sama bagi setiap unsur populasi yang akan
menjadi anggota Ikatan Akuntan Indonesia dipilih menjadi anggota sampel.
saja, tetapi semua orang yang bergelar akuntan Variabel yang digunakan dalam
atau yang pernah mengikuti pendidikan penelitian ini ada dua yaitu variabel
akuntan. Selain itu, kepercayaan masyarakat profesionalisme dan etika profesi sebagai
juga menjadi faktor yang penting sekali bagi variabel independen dan variabel materialisme
perkembangan profesi akuntan publik. sebagai variabel dependen. Metode yang
Pertimbangan auditor mengenai digunakan dalam pengukuran pernyataan
materialitas merupakan pertimbangan pendapat dari responden atas pertanyaan yang
profesionalisme dan dipengaruhi oleh persepsi diberikan dari responden adalah skala likert
auditor atas kebutuhan orang yang memiliki lima point (likert scale).
pengetahuan yang memadai dan yang akan

76
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

Uji kuisioner dilakukan dengan profesi auditor adalah 0,866. Secara teoritis,
menggunakan uji validitas, reliabilitas, karena korelasi antara Pertimbangan Tingkat
normalitas, dan uji asumsi klasik. Uji asumsi Materialitas dengan Etika profesi auditor lebih
klasik yang digunakan dalam penelitian ini besar, maka variabel Pertimbangan Tingkat
adalah uji multikolinieritas, heteroskedastisitas. Materialitas lebih dipengaruhi oleh Etika
Pengujian hipotesis dilakukan dengan Profesi Auditor dibanding dengan variabel
menggunakan model persamaan regresi linier Profesionalisme Auditor.
berganda (multiple regression). Terjadi korelasi yang cukup kuat antara
variabel Profesionalisme Auditor dengan Etika
HASIL DAN PEMBAHASAN Profesi Auditor, yaitu 0,697. Hal ini
menandakan tidak terjadi multikolinieritas, atau
Pengaruh Profesionalisme dan Etika tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Profesi Auditor secara Bersamaan Tingkat signifikansi koefisien korelasi
Terhadap Pertimbangan Tingkat satu sisi dari output (diukur dari probabilitas)
Materialitas menghasilkan angka 0,000 atau praktis 0. Oleh
karena probabilitas jauh dibawah 0,05, maka
Hasil Uji Rata-rata korelasi diantara variabel Pertimbangan
Tingkat Materialitas dengan Profesionalisme
Hasil rata-rata mean yang didapat dan Etika Profesi Auditor sangat nyata.
menunjukkan hasil rata-rata atas jawaban
responden yang didapat. Untuk variabel Hasil Coefficient Correlation X 1 ,X 2
pertimbangan tingkat materialitas bernilai rata- Terhadap Y
rata 66,53 yang artinya bahwa rata-rata jawaban
atas responden untuk pernyataan mengenai Tabel 3 menunjukkan R 0,879 artinya
pertimbangan tingkat materialitas adalah tidak yaitu kuat dan angka R Square 0,773 adalah
setuju. Untuk variabel profesionalisme auditor pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau
bernilai 93,00 yang artinya bahwa rata-rata 0,879 0,879. R Square biasa disebut koefisien
jawaban responden untuk pernyataan determinasi, yang dalam hal ini berarti bahwa
mengenai profesionalisme auditor adalah tidak profesionalisme auditor memiliki kontribusi
setuju. Dan untuk variabel etika profesi auditor yang kuat terhadap tingkat materialitas sebesar
bernilai 64,77 yang artinya, bahwa rata-rata 77,3%. Sedangkan sisanya (100%-77,3%)
jawaban atas responden untuk pernyataan 22,7% dipengaruhi oleh faktor lain misalnya
mengenai etika profesi auditor adalah tidak seperti: kemampuan auditor, pendidikan
setuju. auditor, pengalaman auditor, dan lain-lain.
Atau, dari nilai R Square tersebut dapat
Hasil Uji Korelasi disimpulkan pula bahwa X1 dan X2 mampu
menjelaskan variasi atau variabilitas terhadap Y
Besar hubungan antar variabel sebesar 0,773%, sisanya 22,7% mungkin
pertimbangan tingkat materialitas dengan dipengaruhi karena kemampuan auditor,
profesionalisme auditor yang dihitung dengan pendidikan auditor, pengalaman auditor, dan
koefisien korelasi adalah 0,712, sedangkan lain-lain.
variabel tingkat materialitas dengan etika

Tabel 1

77
IRIYADI dan VANNYWATI, Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi Auditor

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Hasil Uji F memprediksi Pertimbangan Tingkat


Materialitas maka Ha3 diterima yang artinya
Dari uji Anova atau F Test pada tabel 4 profesionalisme auditor dan etika profesi
didapat F hitung sebesar 52.836 dan tingkat auditor secara bersama-sama berpengaruh
signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai secara signifikan terhadap pertimbangan
Signifikan (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, tingkat materialitas.
maka model regresi bisa dipakai untuk

78
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

Hasil Uji Regresi Berganda Uji T untuk menguji signifikansi


konstanta dan variabel dependen. Hipotesis
Tabel 5 menggambarkan persamaan untuk kasus ini adalah: (1) H0 = koefisien
regresi : regresi tidak signifikan, dan (2) H3= koefisien
Y = - 0,148 + 0,142 X1 + 0,825X2 regresi signifikan. Dan dalam pengambilan
keputusan berdasarkan probabilitas dengan
Y = Pertimbangan Tingkat Materialitas ketentuan jika probabilitas > 0,05 H0 diterima,
X1= Profesionalisme Auditor
X2= Etika Profesi Auditor dan sebaliknya jika probabilitas < 0,05 H0
ditolak.
Konstanta sebesar -0,148 menyatakan Dan keputusan atas hasil uji T yang
bahwa jika tidak ada profesionalisme auditor dilihat dari kolom Sig/Significance adalah 0,088,
dan etika profesi auditor, maka pertimbangan atau probabilitas jauh diatas 0,05. Dengan
tingkat materialitas adalah -0,148. demikian H0 diterima, atau koefisien regresi
Koefisien regresi X1 sebesar 0,142
tidak signifikan, atau profesionalisme auditor
menyatakan bahwa setiap penambahan 1%
tidak benar-benar berpengaruh terhadap
profesionalisme auditor, akan meningkatkan
pertimbangan tingkat materialitas.
pertimbangan tingkat materialitas sebesar
Sedangkan untuk variabel etika profesi
14,2%.
auditor nilai signifikansi adalah 0,000 atau
Koefisien regresi X2 sebesar 0,825
probabilitas jauh dibawah 0,05. Dengan
menyatakan bahwa setiap penambahan 1%
demikian H0 ditolak, atau koefisien regresi
etika profesi auditor, akan meningkatkan
pertimbangan tingkat materialitas sebesar signifikan, atau etika profesi auditor benar-
82,5%. benar berpengaruh secara signifikan terhadap
Pertimbangan Tingkat Materialitas.

Tabel 5

Hasil dari kuesioner terbuka untuk berpengaruh terhadap pertimbangan


pengaruh profesionalisme auditor dan etika tingkat materialitas. Tanpa ada alasan dan
profesi auditor secara bersamaan terhadap penjelasan apapun dari responden ini.
pertimbangan tingkat materialitas adalah 3. Menurut KAP Ngurah Arya dan Rekan,
sebagai berikut: profesionalisme auditor dan etika profesi
1. Menurut KAP Bambang, Sutjipto Ngumar auditor berpengaruh terhadap
dan Rekan, profesionalisme auditor dan pertimbangan tingkat materialitas, karena
etika profesi auditor secara bersamaan menurutnya dalam proses pegauditan
berpengaruh terhadap pertimbangan dibutuhkan profesionalisme sekaligus
tingkat materialitas, karena etika profesi agar manajemen bisa yakin
profesionalisme tanpa etika, seseorang akan pendapat yang dinyatakan oleh
akan bertindak sesuai dengan seorang auditor yang bertugas mengaudit
kehendaknya. laporan-laporan keuangan milik
2. Menurut KAP Deloitte, profesionalisme perusahaan yang bersangkutan.
auditor dan etika profesi auditor

79
IRIYADI dan VANNYWATI, Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Etika Profesi Auditor

Hasil dari penelitian mengenai pengaruh 2. Etika profesi auditor mempunyai


profesionalisme auditor dan etika profesi pengaruh sebesar 75% terhadap
auditor terhadap pertimbangan tingkat pertimbangan tingkat materialitas.
materialitas menunjukkan positif bahwa 3. Profesionalisme auditor dan etika profesi
memang benar ada pengaruh antara auditor secara bersamaan mempunyai
profesionalisme auditor dan etika profesi pengaruh 77,3% terhadap pertimbangan
auditor dengan pertimbangan tingkat tingkat materialitas.
materialitas.
Hasil penelitian ini memberikan KESIMPULAN
tambahan bukti empiris sebagai berikut:
1. Dengan adanya profesionalisme, pemakai Kesimpulan dari penelitian yang
laporan keuangan dapat mempercayai dilakukan oleh penulis yaitu :
laporan keuangan yang diaudit oleh 1. Penelitian ini dilakukan terhadap 155
auditor eksternal. Profesionalisme Kantor Akuntan Publik yang berada di
merupakan kualitas diri yang harus wilayah Jakarta, kepada anggota yang ada
dipertahankan oleh auditor terutama didalamnya yaitu : (1) Auditor Junior, (2)
dalam melakukan pekerjaan yang Auditor Senior, (3) Supervisor, (4)
berhubungan dengan pertimbangan Manager, dan (5) Partner.
profesional. 2. Sampel atau responden dalam penelitian
2. Dalam rangka meningkatkan kualitas jasa ini ada dua macam kuesioner. Untuk
audit, dalam hal ini pertimbangan kuesioner tertutup ada lima belas nama
materialitas, auditor harus selalu mengikuti Kantor Akuntan Publik (daftar nama ada
perkembangan peraturan, hukum maupun dalam lampiran no.03) dan tujuh nama
kasus-kasus yang terjadi di dalam dan di Kantor Akuntan Publik yang tidak ingin
luar negeri. dipublikasikan namanya. Dengan jumlah
3. Dengan adanya aturan mengenai etika responden sebanyak tiga puluh empat
profesi auditor, para pemakai laporan orang. Dan yang kedua untuk kuesioner
keuangan dapat mempercayai laporan terbuka ada empat orang dari anggota
keuangan yang diaudit oleh auditor Kantor Akuntan Publik yang berbeda.
eksternal. 3. Metode penelitian yang dilakukan adalah
4. Auditor profesional memilki tanggung dengan cara membagikan dua macam
jawab yang tinggi atas profesinya dan atas kuesioner kepada anggota Kantor
keputusan atau pendapat yang ia putuskan Akuntan Publik di wilayah Jakarta dengan
tehadap manajemen dan kepada waktu yang berbeda. Yang pertama kali
masyarakat umum (publik). dibagikan adalah kuesioner tertutup dan
5. Auditor juga harus menjalani tugasnya kemudian setelah didapat hasilnya, penulis
dengan mematuhi prinsip etika yang telah membagikan kuesioner terbuka untuk
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia memperkuat hasil dari analisa kuesioner
untuk meningkatkan kualitas jasa audit, tertutup dan mengetahui secara langsung
dalam hal ini pertimbangan materialitas. pendapat dari responden.
Dengan demikian dapat disimpulkan 4. Pengolahan data yang dilakukan dalam
bahwa profesionalisme auditor dan etika penelitian ini adalah dengan menggunakan
profesi auditor secara bersama-sama alat bantu uji instrumen penelitian yaitu
mempengaruhi pertimbangan tingkat dengan program SPSS. Sehingga dapat
materialitas. dibuktikan bahwa kuesioner yang
Setelah melihat hasil dari penelitian ini, dibagikan oleh penulis adalah valid,
menunjukkan bahwa : reliabel, normal, dan tidak terjadi
1. Profesionalisme auditor mempunyai multikolinieritas dan heteroskedastisitas.
pengaruh sebesar 50,7% terhadap 5. Hasil dari penelitian ini adalah:
pertimbangan tingkat materialitas. a. Profesionalisme auditor mempunyai
pengaruh sebesar 50,7% terhadap
pertimbangan tingkat materialitas.

80
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 11 No. 2, Oktober 2011

b. Etika profesi auditor mempunyai Pertimbangan Tingkat Materialitas


pengaruh sebesar 75% terhadap dalam Proses Pengauditan Laporan
pertimbangan tingkat materialitas. Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi
c. Profesionalisme auditor dan etika VI, hal. 1206-1220.
profesi auditor secara bersamaan
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar
mempunyai pengaruh sebesar 77,3%
Akuntansi Keuangan Per 1 September 2001.
terhadap pertimbangan tingkat
Salemba Empat. Jakarta.
materialitas.
6. Kelemahan dari penelitian ini adalah: Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis
a. Jumlah anggota KAP sebagai Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
responden yang didapat oleh penulis Penerbit Universitas Diponegoro,
masih kurang banyak. Semarang.
b. Konstanta yang didapat dalam
penelitian ini tidak mutlak untuk Moermahadi Soerja Djanegara. 2006. Menuju
dijadikan konstanta tetap jika Good Governance Suatu Kajian Empiris.
dilakukan penelitian berikutnya. Hal Kesatuan Press, Bogor.
ini disebabkan karena jumlah Mulyadi. Auditing. 2002. Edisi 6. Buku Satu.
responden dan responden dalam Salemba Empat. Jakarta.
penelitian pasti akan berbeda.
c. Poin pernyataan kuisioner yang Pamungkas, Bambang. 2008. Akuntabilitas
belum dikelompokkan sesuai Instansi Pemerintah. Kesatuan Press,
indikator variabel penelitian. Bogor.
d. Waktu pembagian dan pengumpulan Prima Ariestonandri. 2006. Panduan Praktis
yang singkat, sehingga banyak auditor Riset Pemasaran Bagi Pemula. C.V. Andi
senior yang tidak sempat mengisi Offset, Yogyakarta.
kuesioner dan menjadi responden.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. 2001. Kamus Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Balai Pustaka. Jakarta.
Agoes, Sukrisno. 2008. Auditing : (Pemeriksaan Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for
Akuntan) Oleh Akuntan Publik. Lembaga Business. Edisi Keempat. Alih Bahasa:
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Kwan Men Yon. Salemba Empat,
Indonesia. Jakarta. Jakarta.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder and Mark S. Simanjuntak, Megawati. 2009. Panduan
Beasley. 2008. Auditing and Assurance Praktikum Manajemen Keuangan Riset
Services. Edisi Keduabelas. Alih Bahasa: Konsumen. IPB Fakultas Ekologi
Herman Wibowo. Erlangga. Jakarta. Manusia, Bogor.
Arifuddin, Faridah, dan Wahyudin, Y.(2002). Singgih Santoso. 2005. Menguasai Statistik di
Hubungan Antara Judgement Audit Era Reformasi Dengan SPSS 12. PT. Elex
dengan Resiko dan Materialitas. Jurnal Media Komputindo Kelompok
Bisnis dan Akuntansi,4 (11), hal. 103-117. Gramedia, Jakarta.
Hastuti, T.D., Indarto,S.L, Susilawati, C. Syahrul; Nizar, Muhammad Afdi. 2000. Kamus
(2003). Hubungan antara Akuntansi Cetakan Pertama. Cipta Harta
Profesionaisme Auditor dengan Prima, Jakarta.

81

You might also like