You are on page 1of 10

Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.

1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

ANALISIS PERMINTAAN PASAR EKSPOR TERHADAP PRODUK


UDANG BEKU (FROZEN SHRIMPS/PRAWN) INDONESIA

Oni Fajar Syahdi1, M. Akbar Siregar2 , Azwar Hamid2

1Dinas Perikanan Kabupaen Langkat


Jl. Kartini No. 11 Stabat, Kabupaten Langkat

2 Program Studi Magister Agribisnis Universitas Medan Area,


Jl. Setiabudi No. 79 Medan 20122
Email : univ_medanarea@uma.ac.id

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRACT

Frozen shrimp/prawn is one of most dominant prawn product and become the pledge export
result of Indonesian fishery. The primary destination export of the Indonesian frozen shrimp/prawn
are Japan and American. The demand of the Indonesian frozen shrimp/prawn during 20 year (1985-
2004) was growth which increasing with the level of mean growth 00,00% per year. But that way,
there are various problem of development export the Indonesian frozen shrimp/prawn, specially
related to factors influencing demand of the market export to the Indonesian frozen shrimp/prawn,
such as : price factor, competitor, income per capita, taste and preferention of the consumer, number
of the consumer, and others. The analysis of this research is using by the applied of demand theory
with double of natural logarithm model and processed with of Ordinary of Least Square method. Data
used was secondary data, from several resources, suh as : The Export Statistics of Indonesian
Fisheries Result, Fisheries Statistics (FishStat) by FAO Fisheries Department, FAOSTAT by Food
and Agriculture Organization (FAO), World Outlook Economics Database by the International
Monetery Fund (IMF), National Marine Fisheries Service (NMFS), Globefish-FAO, United States
Department of Agriculture (USDA) and others. Using time series the data was taken during 20 year
from 1985 to 2004. The application program of statistic utilized in regression model is SPSS Program
(Statistical Package for Social Science) version 11,0. The result show that's not all variables show the
marking matching or have the same sign with hypothesis. The sign of signification and the sign of
elasticity of variable has watch from demand choice of export destination country has made different.
For Japan's shrimp market, the variable matching or have the same sign with hypothesis are frozen
shrimp/prawn price of Indonesia, and mount the earnings (income) per capita. While for American's
shrimp market, the variable matching or have the same sign with with hypothesis are frozen
shrimp/prawn price of Indonesia, frozen shrimp/prawn price of the competitor country (Thailand),
mount the earnings (income) and mount the consumption per capita. The others is disagree with
formulated hypothesis. To concluded, that Japan as a biggest exporting market of Indonesian frozen
shrimp/prawn is experience of the depreciation of export volume. That is effect of the transfer export
of the Indonesian frozen shrimp/prawn to other destination countries. While, America is represent the
potential market to increase for exporting of Indonesian frozen shrimp/prawn. Japan's shrimp market
was saturated as effect of over supply, and while American's shrimp market is experience of the over
demand after American's anti dumping policy. As competitor, Vietnam is represent the threat most
potential for domination of Indonesia frozen shrimp/prawn market share in Japan. Thailand is not
potential competitor in American after American's anti dumping policy

Key Words : Frozen Shrimp/Prawn Product, The Market Export, Demand's Factors Influence

9
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

PENDAHULUAN Peningkatan produksi udang ternyata


Udang (Penaeus spp) adalah jenis telah memberikan arti tersendiri dalam
hewan air berkulit keras (Crustacea) yang peningkatan devisa dari ekspor non-migas,
tergolong kedalam famili Penaeidae. sebab udang telah dapat menunjukkan
Terdapat beberapa jenis species udang yang dominasinya sebagai salah satu komoditi
memiliki nilai ekonomis penting antara lain andalan ekspor di pasaran dunia.
Udang Windu atau Tiger prawn/shrimp Berdasarkan data volume ekspor udang
(Penaeus monodon: P. semisulcatus: P. negara-negara di dunia tahun 1988-2002,
esculentus). Udang Dogol atau Endeavour Indonesia menempati urutan ketiga
pratirn/shrimp (Metapenaeus endeavours: terbesar negara pengekspor udang di dunia
M. ennis; M. monoceros). Udang setelah Thailand dan India dengan total
Jerbung/Putih atau Banana prawn/white volume ekspor komoditi udang Indonesia
shrimp (Penaeus merguiensis; P. indicus). adalah sebesar 1.374,9 ribu metric ton atau
Udang Krosok atau Rainbow shrimp 7,25% dari total volume ekspor udang
(Parapenaeopsis sculptitis). Udang dunia dengan volume ekspor rata-rata 91.7
Ratu/Raja atau King prawn (Penaeus ribu metric ton per tahun dan tingkat
latisulcatus). Udang Barong/Karang atau pertumbuhan rata-rata 6,75% per tahun.
Spiny lobsters (Panulirus versicolor) dan
Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei).
Usaha budidaya udang Penaeid di
Indonesia telah berkembang pesat sejak
periode tahun 80-an. baik usaha budidaya
udang secara intensif maupun ekstensif.
Upaya pemerintah dan sektor swasta dalam
meningkatkan kembali produksi udang
melalui program ekstensifikasi dan
intensifikasi tambak secara bersamaan
telah meningkatkan produksi udang dari
hasil budidaya dari 27.600 ton pada tahun
1983 meningkat menjadi 160.000 ton pada Berbagai permasalahan dan isu yang
tahun 2003 atau meningkat sebanyak berkembang yang dapat mempengaruhi
479.71% dalam kurun waktu 20 tahun permintaan udang beku Indonesia di pasar
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata udang dunia sangat beragam. Beberapa
7.65% per tahun. permasalahan dan isu pokok yang aktual
Berdasarkan data produksi udang terjadi di pasar udang dunia dewasa ini
negara-negara di dunia tahun 1986-2002. (tahun 2004-2006) antara lain adalah harga
Indonesia menempati urutan ketiga udang beku yang semakin merosot serta
terbesar negara penghasil udang di dunia persaingan pasar yang semakin tajam di
setelah China dan India dengan total pasar udang Jepang sebagai akibat dari
produksi sebesar 5.371.6 ribu metric ton dampak kebijakan anti dumping Amerika.
atau 9,73% dari total produksi udang dunia Anti dumping adalah kebijakan pengenaan
dengan produksi rata-rata 316,0 ribu metric tarif yang lebih besar dan memberatkan
ton per tahun dan tingkat pertumbuhan oleh suatu negara terhadap impor komoditi
rata-rata sebesar +6,79% per tahun. tertentu dari negara lain yang dikenakan
Sedangkan berdasarkan negara penghasil tarif anti dumping. Hal ini dikarenakan
udang dari produksi budidaya tahun 1988- negara tersebut menjual produknya dengan
2003, Indonesia menempati urutan ketiga harga jauh dibawah normal (banting harga).
terbesar setelah Thailand dan China dengan Dengan diberlakukannya kebijakan
total produksi sebesar 2.029,7 ribu metric anti dumping oleh Amerika pada 1 Januari
ton atau 13,58% dari total produksi 2004. enam negara eksportir udang utama
budidaya udang dunia dengan produksi ke Amerika (tidak termasuk Indonesia).
rata-rata 126,9 ribu metric ton per tahun yaitu Thailand. China, Vietnam. India. Brazil
dan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar dan Ecuador terkena dampaknya.
+13,58% per tahun. Pemerintah Amerika Serikat (AS)

10
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

menerapkan larangan yang ketat kepada 2. Tingkat konsumsi udang. dimana tingkat
importir udang setempat untuk tidak konsumsi udang meggambarkan selera
mengimpor udang dari keenam negara dan preferensi konsumen.
tersebut. Bila tetap mengimpor udang dari 3. Jumlah populasi penduduk. dimana
keenam negara tersebut. importir setempat jumlah populasi penduduk
akan diwajibkan membayar bon atau tarif menggambarkan jumlah konsumen
impor minimal 6% (enam persen) dari total potensial pada negara tujuan ekspor.
nilai impor. Kebijakan tersebut Berbagai perubahan dan
memberatkan importir udang di Amerika permasalahan yang terjadi pada agregat
Serikat (AS). sehingga para importir tidak atau variabelvariabel tersebut diatas akan
berani mengimpor udang dari keenam berpengaruh terhadap permintaan produk
negara tersebut. udang beku dari Indonesia.
Kebijakan antidumping oleh Amerika Permasalahan dan isu lainnya yang
terhadap enam negara pengekspor udang sedang berkembang dalam pasar udang
diatas menyebabkan para eksportir udang dunia selain permasalahan tarif dan
dari keenam negara tersebut ramai-ramai penghalang (tariff and barrier) adalah isu-
mengalihkan sebagian pasarnya ke pasar isu kesehatan dan lingkungan yang
udang Jepang. Hal ini berdampak pada dikaitkan dengan produk udang ekspor
persaingan pasar yang semakin tajam. Indonesia dan negara-negara produsen
Banyak diantara unit-unit pengolahan udang lainnya. Negara-negara importir
udang yang berhenti produksi akibat udang seperti Amerika. Jepang. Uni Eropa
kekurangan ataupun ketiadaan pasokan dan lainnya menerapkan peraturan yang
udang sebagai bahan baku. ketat terhadap mutu produk udang yang
Di sisi lain, kebijakan anti dumping diimpor untuk melindungi konsumen udang
Amerika tersebut merupakan peluang bagi di negara-negara tersebut. antara lain
Indonesia yang tidak terkena kebijakan dalam hal penggunaan obatobatan
antidumping untuk meningkatkan atau antibiotik dalam budidaya udang seperti
mengalihkan ekspor udang secara lebih chloramphenicol yang tidak boleh
besar ke pasar Amerika yang mengalami dipergunakan lagi. atau penggunaan
permintaan berlebih (kekurangan) akibat oxytetracyclin dan chloroxytetracvclin yang
pasokan udang yang berkurang. Menurut harus ditekan dibawah 0.01 ppm dan
Putro (2004). dengan adanya kebijakan lainnya. Untuk menjamin mutu produk
antidumping terhadap enam negara udang beku yang diimpor. negara-negara
tersebut. berarti Amerika Serikat (AS) pengimpor udang menetapkan persyaratan
kehilangan pasokan udang sebesar 71.6 standar mutu yang harus sesuai dengan
persen. Untuk menutupi kebutuhan sebesar standar HACCP (Hazard Analysis Critical
itu, importir udang Amerika Serikat (AS) Control Point) pada setiap produk udang
berharap dari negara produsen lain yang yang masuk ke negara tersebut.
tidak terkena kebijakan antidumping. Sedangkan isu yang berkaitan dengan
seperti Indonesia yang selama ini lingkungan antara lain ketentuan harus
menempati urutan ketujuh dalam menggunakan alat pemisah ikan (By
mengekspor udang ke negara Amerika Excluder Device/BED). atau alat pemisah
Serikat. penyu/kura-kura (Turtle Excluder
Permintaan produk udang beku Device/TED) dalam penangkapan udang
Indonesia dari negara-negara tujuan ekspor dengan menggunakan alat tangkap pukat
seperti Jepang dan Amerika juga dapat udang (shrimps trawl) di laut. Isu lainnya
dipengaruhi oleh beberapa variabel atau adalah ketentuan penerapan ecolabeliing
agregat yang berhubungan dengan pada produk udang yang diekspor. Hal ini
konsumen di masing-masing negara tujuan mensyaratkan bahwa produk udang yang
ekspor. antara lain yaitu : dihasilkan adalah produk yang berasal dari
1. Tingkat pendapatan. dimana tingkat budidaya udang yang ramah atau
pendapatan menunjukkan daya beli berwawasan lingkungan.
konsumen terhadap permintaaan
produk udang beku

11
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

METODE PENELITIAN diteliti dalam penelitian ini adalah bersifat


Sesuai dengan topik dan judul runtun waktu (time series) dari tahun 1985
penelitian yang dipilih yaitu mengenai sampai dengan tahun 2004, atau (n)
pasar ekspor udang beku Indonesia yang sejumlah 20 dengan beberapa alasan teknis
masuk dalam kategori perdagangan didalam perolehan data; Model permintaan
internasional atau manajemen agribisnis yang digunakan merupakan analisis bersifat
internasional, maka lokasi negara yang statis dengan asumsi (Ceteris Paribus) yang
menjadi obyek penelitian adalah sebagai diberikan kepada model permintaan adalah
berikut : Negara yang dipilih dalam : Teknologi tetap, Investasi bertambah
penelitian sebagai negara pengekspor dengan signifikan, Faktor cuaca/alam dan
udang beku yang dianalisis permintaan penyakit udang yang bersifat force majeur
produk udang bekunya oleh negara tujuan dan berdampak pada suplai produksi
ekspor adalah Indonesia. Indonesia dianggap tidak ada (normal).
merupakan negara pengekspor udang
ketiga terbesar dunia setelah Thailand dan HASIL DAN PEMBAHASAN
India. Negara yang dipilih dalam penelitian 1. Hasil Penelitian
sebagai tujuan pasar ekspor udang Regresi linear double logaritma
Indonesia adalah Jepang dan Amerika. natural. untuk permintaan volume udang
Kedua negara tersebut merupakan dua beku Indonesia dari dua negara tujuan
negara yang menjadi tujuan utama pasar ekspor terpilih. yaitu Jepang dan Amerika.
ekspor udang dunia, termasuk pasar ekspor
udang Indonesia. Negara yang dipilih dalam Tabel 1. Ringkasan Hasil Regresi dan
penelitian sebagai negara pesaing dalam koefisien serta Elastisitas, Model
pasar ekspor udang beku Indonesia adalah (iii)
Vietnam dan Thailand. Vietnam merupakan
negara pesaing yang sangat kompetitif di Variabel Std. Error t Sig
(Constans) -24.343 163.159 -0.149 0.884
pasar udang Jepang sedangkan Thailand LnHUBI -0.195 0.332 -0,588 0.566
merupakan negara pesaing yang LnHUBPV -1.30E-02 0.366 -0.036 0,972
mendominasi pasar udang Amerika. LnPKRJ
LnKUKJ
3.320
-1.003
1.134
1.438
2.928
-0.698
0,011
0,497
Penelitian dilaksanakan di Medan. Sumatera LnPPJ -1.062 14.895 -0.071 0.944
Utara, pada Program Pascasarjana Magister R Square 0.861
Standard Error of Estimate 0.13967
Manajemen Agribisnis, Universitas Medan Durbin Watson 2.272
Area. Adapun waktu penelitian dilakukan F 17,320
dari bulan Pebruari sampai dengan Mei Sig 0.000

2007. a. Predictors : (Constar). LnHUBI. LnHUBPV.


LnPKRJ, LnKUKJ, LnPPJ.
Ruang lingkup serta asumsi yang b. Dependent Variabel : LnPVUBJ
digunakan didalam penelitian ini adalah Sumber : Regresi SPSS Estimasi Permintaan
sebagai berikut : Komoditi udang ekspor Negara Jepang Terhadap Produk
Indonesia yang diteliti dibatasi pada produk Udang Beku Indonesia
udang beku (frozen shrimps/prawn). Hal ini
dikarenakan udang beku (frozen Interpretasi untuk hasil regresi model
shrimps/prawn) merupakan produk (iii) mengenai estimasi permintaan volume
dominan (91,84%) dari total produk udang udang beku negara Jepang dari Indonesia
ekspor Indonesia; Variabel yang diteliti adalah sebagai berikut : a) Nilai R. Square
yang dianggap berpengaruh terhadap (R2) = 0.861.
volume permintaan pasar ekspor udang
Indonesia adalah harga produk udang beku Analisis Hasil untuk Permintaan Udang
Indonesia, harga produk udang beku negara Beku Amerika, Model (iv)
pesaing (Vietnam dan Thailand), tingkat
pendapatan per kapita, tingkat konsumsi Diperoleh hasil regresi untuk estimasi
udang per kapita, serta jumlah populasi permintaan volume udang beku negara
penduduk (konsumen) negara tujuan Amerika dari Indonesia sebagaimana pada
ekspor yang dipilih (Jepang dan Amerika); Tabel 2.
Tahun pengamatan atau observasi yang

12
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

Tabel 2. Ringkasan Hasil Regresi dan udang beku kedua negara tujuan ekspor
Koefisien serta Elastisitas, Model terpilih (Jepang dan Amerika) sebagai
(iv) berikut :

Variabel Std. Error t Sig 2.1. Variabel Permintaan Volume Udang


(Constans) 554,690 199,155 2,785 0,015
LnHUBI -1,108 1,002 -1,105 0,288 Beku Negara Tujuan Ekspor Terpilih
LnHUBPV 0,876 0,700 1,251 0,231 (PVUBT)
LnPKRJ 19,540 6,009 3,252 0,006
LnKUKJ 0,595 2,417 0,246 0,809
LnPPJ -59,713 20,518 -2,910 0,011 Dari perolehan hasil kedua model
R Square 0,907 regresi. variabel permintaan volume udang
Standard Error of Estimate 0,427
Durbin Watson 1,164 beku negara tujuan ekspor terpilih
F 27,201 menunjukkan perolehan hasil yang berbeda
Sig 0,000 untuk kedua negara. Variabel permintaan
a. Predictors : (Constan), LnHUBI, LnHUBPT,
volume udang beku untuk negara Jepang
LnPKRA, LnKUKA, LnPPA.
b. Dependent Variabel : LnPVUBA menunjukkan tanda negati elastis dan
tidak signifikan. Sedangkan untuk negara
2. Pembahasan Hasil Amerika menunjukkan tanda positif, elastis
Pembahasan hasil serta analisis dari dan signifikan. Hal ini memberi indikasi
kedua model regresi estimasi permintaan bahwa permintaan volume udang beku
volume udang beku negara Jepang dan Jepang dari Indonesia yang selama ini
Amerika dari Indonesia. mendominasi pangsa pasar udang Jepang
Tabel 3. Ringkasan Atas Hasil Regresi dan terdepresiasi walaupun pengaruhnya tidak
Koefisien serta Elastisitas begitu besar (tidak signifikan). Sedangkan
Permintaan Udang Beku Negara permintaan volume udang beku Amerika
Jepang dari Indonesia. Model (iii) dari Indonesia mengalami peningkatan
yang signifikan.
Model (iii) Perkembangan kondisi pasar ekspor
Model
Permintaan Volume Udang Beku Jepang udang sebagaimana dipaparkan diatas
Variabel Hipo- Signifikansi (Standar
Estimasi
Simbol
tesis
Elastisitas
Paras 95%) sesuai dengan data, dimana grafik
PVUBJ
HUBI
Negatif (-) Tolak Elastis
Negatif (-) Terima In-elastis
<75% (Tidak)
<75% (Tidak)
perkembangan ekspor impor pasar udang
HUBPV Negatif (-) Tolak Elastis <75% (Tidak) beku mengindikasikan demikian halnya.
PKRJ Positif (+) Terima Elastis 99% (Ya)
KUKJ Negatif (-) Tolak Elastis/Unitary 75% (Tidak)
PPJ Negatif (-) Tolak Elastis <75% (Tidak)
Sumber : Hasil regresi SPSS model (iii) pada
Lampiran

Tabel 4. Ringkasan Atas Hasil Regresi dan


Koefisien serta Elastisitas
Permintaan Udang Beku Negara
Amerika dari Indonesia Model (iv)

Model (iii)
Model
Permintaan Volume Udang Beku Jepang
Variabel
Simbol
Hipotes
Elastisitas
Signifikansi (Standar Gambar 2. Grafik Perkembangan Volume
Paras 95%)
Estimasi
PVUBA
is
Positif (+) Terima Elastis 99% (Ya)
Ekspor Udang Beku Indonesia
HUBI Negatif (-) Terima Elastis 75% (Tidak) Berdasarkan Negara Tujuan
HUBPT Positif (+) Terima In-elastis 75% (Tidak) Ekspor Tahun 1985-2005 (Sumber
PKRA Positif (+) Terima Elastis 99% (Ya)
KUKA Positif (+) Terima In-elastis <75% (Tidak) : Statistik Ekspor Hasil Perikanan
PPA Negatif (-) Tolak Elastis Indonesia Tahun 1985-2005).
Sumber : Hasil regresi SPSS model (iv) pada
Lampiran 10, (diolah). 2.2. Variabel Harga Udang Beku Indonesia
(HUBI)
Berdasarkan ringkasan hasil regresi
sebagaimana pada Tabel 3 dan 4. maka Dari kedua model regresi, variabel
dapat diberikan pembahasan hasil atas harga udang beku Indonesia menunjukkan
kedua model estimasi permintaan volume

13
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

perolehan tanda negatif terhadap hipotesis dua untuk estimasi permintaan


permintaan volume udang beku kedua volume udang beku negara Jepang. diduga
negara tujuan ekspor terpilih (Jepang dan dikarenakan harga rata-rata udang beku
Amerika), yang memberi arti bahwa Vietnam (US.$.6,04) secara kumulatif masih
variabel ini sesuai dengan hipotesis satu. dibawah harga rata-rata udang beku
Hal ini sebagaimana teori atau hukum Indonesia (US.$.8,54)
permintaan yang disampaikan kembali oleh
Gasperz (2003) maupun Suparmoko dan 2.4. Variabel Pendapatan per Kapita Riil
Maria (2000) yang menyatakan bahwa Negara Terpilih (PKRT)
apabila harga suatu barang naik maka Dari kedua model regresi. variabel
jumlah yang diminta atas barang tersebut pendapatan per kapita rill masyarakat
akan turun dan sebaliknya, dengan asumsi negara tujuan ekspor terpilih (Jepang dan
hal lainnya dianggap tetap (ceteris paribus). Amerika), keduanya menunjukkan
Dari pembacaan hasil atas perolehan hasil yang sama yaitu : positif.
signifikansi variabel harga udang beku yang memberi arti variabel pendapatan per
Indonesia terhadap permintaan volume kapita rill masyarakat negara tujuan ekspor
udang beku kedua negara tujuan ekspor terpilih (Jepang dan Amerika) sesuai
terpilih tersebut, terlihat bahwa variabel ini dengan hipotesis tiga. dimana
tidak signifikan, dimana terlihat paras. meningkatnya tingkat pendapatan akan
berpengaruh positif terhadap peningkatan
permintaan volume udang beku Jepang dan
2.3. Variabel Harga Udang Beku Negara
Amerika dari Indonesia. Hal ini
Pesaing Terpilih (HUBPT)
sebagaimana teori elastisitas pendapatan
Dari kedua model reuesi. variabel
yang disampaikan kembali oleh A. Lincolin
harga udang beku negara pesaing terpilih
(2000). yang menyatakan bahwa elastisitas
(Vietnam dan Thailand) menunjukkan
pendapatan merupakan prosentase
perolehan hasil yang berbeda terhadap
perubahan jumlah barang yang dipengaruhi
permintaan volume udang beku Indonesia
oleh prosentase perubahan penghasilan.
dari kedua negara tujuan ekspor terpilih
Dari pembacaan hasil atas signifikansi
(Jepang dan Amerika). Variabel harga udang
variabel pendapatan per kapita rill
beku negara pesaing (Vietnam) terhadap
masyarakat negara tujuan ekspor terpilih
permintaan volume udang beku negara
(Jepang dan Amerika). terlihat bahwa
Jepang menunjukkan tanda negatif. yang
variabel ini signifikan, dimana terlihat paras
memberi arti variabel ini tidak sesuai
signifikansi variabel pendapatan per kapita
dengan hipotesis dua. Sedangkan Variabel
rill masyarakat Jepang dan Amerika adalah
harga udang beku negara pesaing
tinggi (99%) terhadap perubahan
(Thailand) terhadap permintaan volume
permintaan volume udang beku kedua
udang beku negara Amerika menunjukkan
negara tersebut. Hal ini menunjukkan
tanda positif. yang memberi arti variabel ini
bahwa permintaan udang beku sangat
sesuai dengan hipotesis dua.
dominan untuk tujuan konsumsi
masvarakat kedua negara tersebut.

2.5. Variabel Tingkat Konsumsi Udang per


Kapita Masyarakat Negara Tujuan
Ekspor Terpilih (KUKT)

Dari kedua model regresi. variabel


tingkat konsumsi udang per kapita
masyarakat negara tujuan ekspor terpilih
(Jepang dan Amerika), menunjukkan
perolehan hasil yang berbeda untuk kedua
negara. Variabel tingkat konsumsi udang
Tidak sesuainya variabel harga udang per kapita masyarakat Jepang menunjukkan
beku negara pesaing (Vietnam) dengan tanda negatif, yang memberi arti tidak

14
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

sesuai dengan hipotesis empat. Sedangkan


untuk negara Amerika menunjukkan tanda
positif yang memberi arti sesuai dengan
hipotesis empat.
Negatifnya pengaruh variabel tingkat
konsumsi udang per kapita masyarakat
Jepang terhadap permintaan volume udang
beku Jepang dari Indonesia. diduga
disebabkan oleh adanya perubahan atau
pergeseran pola konsumsi atau selera
masyarakat Jepang dari produk udang beku
ke udang hidup atau segar sebagai bahan
mentah (prepared) mengmgat masyarakat
Jepang lebih menyukai makanan laut (sea,
food) mentah dan segar seperti sushi dan Dari pembacaan hasil atas
shashimi. yang dinilai memiliki tingkat signifikansi variabel jumlah populasi
protein dan gizi yang tinggi dibandingkan penduduk negara tujuan ekspor terpilih
produk matang atau tidak segar. Hal ini (Jepang dan Amerika). terlihat bahwa
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 14 variabel ini tidak signifikan untuk negara
yang mengindikasikan demikian halnya. Jepang. dimana terlihat paras signifikansi
dimana grafik trend perkembangan impor variabel adalah rendah. Sedangkan untuk
jenis produk udang beku yang masuk ke negara Amerika adalah signifikan. dimana
negara Jepang menunjukkan terlihat paras signifikansi variabel adalah
kecenderungan yang menurun. sementara tinggi.
grafik trend perkembangan impor jenis
udang hidup dan segar sebagai bahan KESIMPULAN DAN SARAN
mentah (prepared) menunjukkan 1. Kesimpulan
kecenderungan yang meningkat. walaupun Berdasarkan hasil penelitian dan
secara kuantitas volume impomya masih pembahasan telah dapat disampaikan
dibawah udang beku. kesimpulan atas penelitian ini sebagai
berikut :
2.6. Variabel Jumlah Populasi Penduduk 1) Jepang sebagai negara tujuan ekspor
(Konsumen) Negara Tujuan Ekspor terbesar udang beku Indonesia
Terpilih (PPT) merupakan negara pembeli udang beku
paling potensial bagi Indonesia selama
Dari kedua model regresi. variabel ini. Namun pangsa pasar udang beku
jumlah populasi penduduk negara tujuan Indonesia di Jepang mengalami
ekspor terpilih (Jepang dan Amerika). depresiasi dikarenakan adanya
menunjukkan perolehan hasil yang sama pengalihan pasar ekspor udang beku
untuk kedua negara yaitu tanda negatif. Indonesia ke Amerika dan negara
yang memberi arti tidak sesuai dengan lainnya. Pasar udang Jepang juga mulai
hipotesis lima. Hal ini memberi indikasi jenuh akibat penawaran berlebih
bahwa pertambahan jumlah populasi (surplus supply) dari negara-negara
penduduk kedua negara tujuan ekspor pesaing sebagai dampak kebijakan anti
terpilih (Jepang dan Amerika) tidak dumping Amerika. Permintaan volume
memberi dampak pada peningkatan udang beku Jepang dari Indonesia
permintaan volume udang beku kedua cenderung turun dan daya saing produk
negara tersebut dari Indonesia. udang beku Indonesia mengalami
tekanan persaingan pasar dan harga
yang cukup kuat di pasar udang Jepang
walau pengaruhnya tidak signifikan.
Jepang membeli udang beku Indonesia
dalam tujuan untuk konsumsi. Namun
dikarenakan Jepang memiliki sumber

15
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

perolehan udang beku yang beragam memberi pengaruhnya terhadap


selain Indonesia maka pengaruh variabel tidak bebas (terikat) sebesar
variabel-varibel bebas selain variabel 86.1% terhadap variabel tidak bebas
pendapatan tidak memberi pengaruh (terikat). sedangkan sisanya sebesar
yang signifikan. atau tidak menunjukkan 13.9% dijelaskan oleh variabel lain yang
tanda yang memiliki kesesuaian dengan tidak disertakan dalam model.
hipotesis yang dirumuskan. Sedangkan untuk permintaan negara
Amerika, variabel-variabel bebas
2) Amerika sebagai negara kedua terbesar didalam model secara bersama-sama
tujuan ekspor udang beku Indonesia memberi pengaruhnya terhadap
merupakan negara pembeli udang beku variabel tidak bebas (terikat) sebesar
yang memiliki peluang sangat potensial 90,7% terhadap variabel tidak bebas
bagi Indonesia pasca kebijakan anti (terikat). sedangkan sisanya sebesar
dumping Amerika. Pasar udang 9.3% dijelaskan oleh variabel lain yang
3) Amerika mengalami permintaan tidak disertakan dalam model.
berlebih (surplus demand) akibat 6) Secara keseluruhan. disimpulkan bahwa
pasokan udang yang berkurang. kedua negara tujuan ekspor terpilih
Permintaan volume udang beku (Jepang dan Amerika) ternyata memiliki
Amerika dari Indonesia mengalami tujuan dan maksud yang sama dalam
peningkatan dan daya saing produk membeli udang beku dari Indonesia.
udang beku Indonesia mengalami Namun demikian secara umum
penguatan di pasar udang Amerika disimpulkan tidak seluruh hipotesis
walau pengaruhnya tidak begitu dapat diterima ataupun ditolak dengan
signifikan. Amerika membeli udang alasan tidak semua tanda-tanda dari
beku Indonesia dalam tujuan sebagian variabel yang diteliti pada kedua negara
besar untuk konsumsi. Namun tujuan ekspor terpilih sama ataupun
dikarenakan Amerika juga memiliki berbeda tanda dengan hipotesis.
sumber perolehan udang beku yang Variabel yang sesuai dengan hipotesis
beragam selain Indonesia maka untuk negara Jepang adalah variabel
pengaruh variabel-varibel bebas selain harga udang beku Indonesia dan tingkat
variabel pendapatan tidak memberi pendapatan per kapita. Sedangkan
pengaruh yang begitu signifikan. atau variabel yang sesuai dengan hipotesis
tidak menunjukkan tanda yang memiliki untuk negara Amerika adalah variabel
kesesuaian dengan hipotesis yang harga udang beku Indonesia. harga
dirumuskan. udang beku negara pesaing (Thailand),
4) Vietnam sebagai negara pesaing tingkat pendapatan dan tingkat
Indonesia merupakan ancaman paling konsumsi per kapita.
potensial bagi pangsa pasar udang beku 7) Disimpulkan bahwa variabel tingkat
Indonesia di pasar udang Jepang yang pendapatan per kapita rill masyarakat
selama ini didominasi Indonesia. Harga Jepang dan Amerika merupakan
rata-rata udang beku Vietnam yang variabel yang berpengaruh secara nyata
lebih rendah dan kompetitif (signifikan) terhadap permintaan
dibandingkan Indonesia membuat daya volume udang beku kedua negara
saing produk udang beku Vietnam di tersebut. Sedangkan variabel lainnya
pasar udang Jepang sangat kuat. tidak berpengaruh secara nyata
Sedangkan Thailand sebagai negara (signifikan), atau tidak menunjukkan
pesaing Indonesia di pasar udang tanda yang memiliki kesesuaian dengan
Amerika bukan merupakan negara hipotesis yang dirumuskan.
pesaing yang potensial pasca kebijakan Berdasarkan elastisitas pendapatan.
anti dumping Amerika yang dikenakan produk udang beku dapat dikategorikan
pada Thailand. sebagai salah satu produk makanan
5) Disimpulkan bahwa untuk permintaan yang prestisius (mewah) bagi
negara Jepang. variabel-variabel bebas masyarakat Jepang dan Amerika dimana
didalam model secara bersama-sama elastisitas variabel tingkat pendapatan

16
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

kedua negara tersebut mengindikasikan Sosial (Social Science). Vol.12 Nomor


demikian halnya. 2, Agustus 2000, Pusat Penelitian
Ilmu Sosial, Lembaga Penelitian
2. Saran Universitas Brawijaya.
Berdasarkan hasil pembahasan dan
Departemen Kelautan dan Perikanan RI,
kesimpulan serta tidak terlepas atas
2005, Perkembangan Pasar Udang
kelemahan didalam penelitian sebagaimana
Jepang, Departemen Kelautan dan
telah disampaikan, maka dianggap perlu
Perikanan RI, 2005, 15 Juli 2005,
untuk menyampaikan beberapa saran-
<http://www.dkp.go.id/info
saran. sebagai berikut Perlu dilakukan
aktual/impor udang/perkembangan
penelitian lebih lanjut didalam meninjau
pasar udang j epang.html>
permintaan produk udang beku Indonesia
kepada negara-negara tujuan ekspor udang ----------, 1999-2004, Statistik Ekspor Hasil
beku Indonesia secara lebih luas dan Perikanan Indonesia Tahun 1999-
mendalam, mengingat masih banyak negara 2004, Departemen Kelautan dan
tujuan ekspor lainnya yang potensial untuk Perikanan RI, Jakarta, 1999-2004.
pasar ekspor udang beku Indonesia. seperti Direktorat Jenderal Perikanan, 1985-1998,
Singapura. Hongkong dan negara-negara Statistik Ekspor Hasil Perikanan
Uni Eropa, serta mengingat masih ada Indonesia Tahun 1985-1998,
variabel lainnya diluar model yang Direktorat Jenderal Perikanan,
berpengaruh terhadap permintaan volume Departemen Pertanian RI, Jakarta,
ekspor udang beku Indonesia. Diharapkan 1985-1998.
penelitian bersifat lebih lanjut tersebut
akan memberi kaidah yang lebih luas Direktorat Jenderal P2HP, 2006, Tabel
kepada perkembangan ekspor udang beku Ekspor Hasil Perikanan Indonesia
Indonesia dimasa mendatang. Menurut Komoditi, Berat dan Nilai
Tahun 2002-2004, Departemen
DAFTAR PUSTAKA Kelautan dan Perikanan RI, 2005, 28
Anonimous, 2004, Investasi Agribisnis Juli 2005,
Komoditas Unggulan Perikanan, <http://www.dkp.go.id/statistik
Cetakan Keenam, Kerjasama Badan utama/ekspor hasil perikanan.html>
Agribisnis Departemen Pertanian Djuhriansyah, 1999, Faktor-faktor Yang
dengan Kanisius, Jogyakarta, 120 hal. Mempengaruhi Volume Ekspor
------------, 2001, HACCP Manual Book, PT. Udang Beku Kalimantan Timur,
Tanjung Bedagai Indah Fishery, di Jurnal Frontier Nomor 24, Pebruari
Medan, 49 hal. 1999.
Bank Indonesia, 2006, Diagram Jenis Effendi, Irzal dan Wawan Oktariza, 2006,
Produk Udang Komoditas Ekspor, Manajemen Agribisnis Perikanan,
Sipuk-Siabe 2006, 1 Maret 2006, Cetakan Pertama, Penebar Swadaya,
,<http://www.bi.go.id/sipuk- Jakarta, 164 hal.
siabe/ind-komoditi/produk udang FAO Fisheries Department, 1985-2004,
komoditas ekspor.html> Fisheries Statistics (FishStat) 1985-
Cakrawala Pengembangan Agro Sejahtera, 2004, Food and Agriculture
PT, 2005, Harga Udang Terus Organization (FAO), 1985-2004
Merosot, PT. Cakrawala Food and Agriculture Organization, 1985-
Pengembangan Agro Sejahtera, 2005, 2004, FAO Statistics (FAOSTAT),
12 Agustus 2005, Consumption Food, 1985-2004, Food
<http://www.agroindonesia.com/ha and Agriculture Organization (FAO),
rga udang terus merosot. html> 1985-2004
D. Atmanto, P. Purwanti dan E. Susilo, 2000, Gaspersz, Vincent, 2003, Ekonomi
Analisis Permintaan Ikan Olahan di Manajerial : Pembuatan Keputusan
Kotamadya Malang, Jurnal Ilmu-ilmu

17
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164

Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Peternakan, Cetakan Pertama,


Jakarta. Penebar Swadaya, Jakarta, 68 hal.
Gujarati Damodar, 1978, Dasar Pappas L., James dan Mark Hirschey, 1995,
Ekonometrika, Alih bahasa Sumarno Ekonomi Manajerial, Edisi Keenam,
Zain, Jakarta, Penerbit Erlangga : Jilid I, Alih bahasa Daniel Wirajaya,
p.14-98. Peneribit Binarupa Aksara, Jakarta.
Josupeit, Helga, 2004, Shrimp Market Access, Purwaningsih, Sri, 2000, Teknologi
Tariffs and Regulations, World Pembekuan Udang, Cetakan Kedua,
Shrimp Markets 2004, 26-27 October Penebar Swadaya, Jakarta, 73 hal.
2004, Madrid, Spain, Globefish-Food
Putro, Sumpeno, 2004, Ekspor Udang ke
and Agriculture Oganization (FAO),
Jepang Turun ; Permintaan dari AS,
2004,
PT. Kompas, 2004, 14 April 2004,
<http://www.globefish.org/market
<http://www.kompas.co.id/bisnis
reports/shrimp market access,tariffs
dan investasi/ ekspor udang ke j
and regulations.html>
epang turun.html>
Kompas, 2005, Bisnis dan Investasi : Harga
Rahardja, 1985, Pengantar Teori Ekonomi
Udang Terus Merosot, PT. Kompas,
Mikro, Fakultas Ekonomi Universitas
2005, 31 Mei 2005,
Indonesia (FEUI), Jakarta.
<http://www.kompas.co.id/bisnis
dan investasi/ harga udang terus Siregar, M. Akbar, 2004, Ekonomi
merosot.html> Pembangunan, Edisi Pertama,
Fakultas Ekonomi Universitas Medan
Krugman Paul. R and Maurice Obstfield,
Area (FE-UMA), Medan.
1991, Ekonomi Internasional,
Terjemahan PAU FE-UI, Edisi dua, Sobri, 2001, Ekonomi Internasional, Teori,
Cetakan kedua, Rajawali Pers, Jakarta Masalah dan Kebijaksanaan, BPEE,
: p.6671. Universitas Islam Indonesia,
Jogyakarta : p.65 68.
Lincolin, Arsyad, 2000, Ekonomi Manajerial,
Edisi ketiga, Cetakan Keenam, BPFE, Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis,
Jogyakarta, 2000, :27-34. CV. Alfabeta, Jakarta.
Nachrowi Djalal dan Hardius Usman, 2002, Suparmoko, M. dan Maria R., 2000, Pokok-
Penggunaan Teknik Ekonometrika Pokok Ekonometrika, Edisi Pertama,
dengan Paket Program SPSS, Edisi BPEE, Jogjakarta : p.27 32.
satu, PT. Raja Grafindo : p.19-93. Todaro, Michael P., 2000, Pembangunan
Nachrowi Djalal dan Hardius Usman, 2006, Ekonomi 1 dan 2, Edisi Kelima,
Pendekatan Populer dan Praktis Terjemahan Haris Munandar,
Ekonometrika; Untuk Analisis Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Ekonomi dan Keuangan; Analisis dan United State Department of Agriculture,
Pengolahan Data dengan SPSS dan 2001-2006, U.S. Shrimp Imports,
EVIEWS, Lembaga Penerbit Fakultas 2001-2006, United State Department
Ekonomi Universitas Indonesia, of Agriculture (USDA), 2001-2006.
Jakarta, 2006, 455 hal.
Wahyono, Untung, 1989, Status of Shrimp
National Marine Fisheries Service, 1996- Production in Indonesia, Proceedings
2005, Japanese Frozen Shrimp of The Shrimp Culture Industry
Imports, 1996-2005, National Marine Workshop, Directorat for Production,
Fisheries Service (NMFS)-Globefish, Directorate General of Fisheries,
Food and Agriculture Organization Jakarta, 1989, 1 Mei 2006,
(FAO), 1985-2004 http://www.globefish.org/infofish/p
Nazaruddin, 1993, Komoditi Ekspor roceedings of the shrimp culture
Pertanian : Perikanan dan industry workshop.html

18

You might also like