Professional Documents
Culture Documents
181 472 1 PB
181 472 1 PB
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRACT
Frozen shrimp/prawn is one of most dominant prawn product and become the pledge export
result of Indonesian fishery. The primary destination export of the Indonesian frozen shrimp/prawn
are Japan and American. The demand of the Indonesian frozen shrimp/prawn during 20 year (1985-
2004) was growth which increasing with the level of mean growth 00,00% per year. But that way,
there are various problem of development export the Indonesian frozen shrimp/prawn, specially
related to factors influencing demand of the market export to the Indonesian frozen shrimp/prawn,
such as : price factor, competitor, income per capita, taste and preferention of the consumer, number
of the consumer, and others. The analysis of this research is using by the applied of demand theory
with double of natural logarithm model and processed with of Ordinary of Least Square method. Data
used was secondary data, from several resources, suh as : The Export Statistics of Indonesian
Fisheries Result, Fisheries Statistics (FishStat) by FAO Fisheries Department, FAOSTAT by Food
and Agriculture Organization (FAO), World Outlook Economics Database by the International
Monetery Fund (IMF), National Marine Fisheries Service (NMFS), Globefish-FAO, United States
Department of Agriculture (USDA) and others. Using time series the data was taken during 20 year
from 1985 to 2004. The application program of statistic utilized in regression model is SPSS Program
(Statistical Package for Social Science) version 11,0. The result show that's not all variables show the
marking matching or have the same sign with hypothesis. The sign of signification and the sign of
elasticity of variable has watch from demand choice of export destination country has made different.
For Japan's shrimp market, the variable matching or have the same sign with hypothesis are frozen
shrimp/prawn price of Indonesia, and mount the earnings (income) per capita. While for American's
shrimp market, the variable matching or have the same sign with with hypothesis are frozen
shrimp/prawn price of Indonesia, frozen shrimp/prawn price of the competitor country (Thailand),
mount the earnings (income) and mount the consumption per capita. The others is disagree with
formulated hypothesis. To concluded, that Japan as a biggest exporting market of Indonesian frozen
shrimp/prawn is experience of the depreciation of export volume. That is effect of the transfer export
of the Indonesian frozen shrimp/prawn to other destination countries. While, America is represent the
potential market to increase for exporting of Indonesian frozen shrimp/prawn. Japan's shrimp market
was saturated as effect of over supply, and while American's shrimp market is experience of the over
demand after American's anti dumping policy. As competitor, Vietnam is represent the threat most
potential for domination of Indonesia frozen shrimp/prawn market share in Japan. Thailand is not
potential competitor in American after American's anti dumping policy
Key Words : Frozen Shrimp/Prawn Product, The Market Export, Demand's Factors Influence
9
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
10
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
menerapkan larangan yang ketat kepada 2. Tingkat konsumsi udang. dimana tingkat
importir udang setempat untuk tidak konsumsi udang meggambarkan selera
mengimpor udang dari keenam negara dan preferensi konsumen.
tersebut. Bila tetap mengimpor udang dari 3. Jumlah populasi penduduk. dimana
keenam negara tersebut. importir setempat jumlah populasi penduduk
akan diwajibkan membayar bon atau tarif menggambarkan jumlah konsumen
impor minimal 6% (enam persen) dari total potensial pada negara tujuan ekspor.
nilai impor. Kebijakan tersebut Berbagai perubahan dan
memberatkan importir udang di Amerika permasalahan yang terjadi pada agregat
Serikat (AS). sehingga para importir tidak atau variabelvariabel tersebut diatas akan
berani mengimpor udang dari keenam berpengaruh terhadap permintaan produk
negara tersebut. udang beku dari Indonesia.
Kebijakan antidumping oleh Amerika Permasalahan dan isu lainnya yang
terhadap enam negara pengekspor udang sedang berkembang dalam pasar udang
diatas menyebabkan para eksportir udang dunia selain permasalahan tarif dan
dari keenam negara tersebut ramai-ramai penghalang (tariff and barrier) adalah isu-
mengalihkan sebagian pasarnya ke pasar isu kesehatan dan lingkungan yang
udang Jepang. Hal ini berdampak pada dikaitkan dengan produk udang ekspor
persaingan pasar yang semakin tajam. Indonesia dan negara-negara produsen
Banyak diantara unit-unit pengolahan udang lainnya. Negara-negara importir
udang yang berhenti produksi akibat udang seperti Amerika. Jepang. Uni Eropa
kekurangan ataupun ketiadaan pasokan dan lainnya menerapkan peraturan yang
udang sebagai bahan baku. ketat terhadap mutu produk udang yang
Di sisi lain, kebijakan anti dumping diimpor untuk melindungi konsumen udang
Amerika tersebut merupakan peluang bagi di negara-negara tersebut. antara lain
Indonesia yang tidak terkena kebijakan dalam hal penggunaan obatobatan
antidumping untuk meningkatkan atau antibiotik dalam budidaya udang seperti
mengalihkan ekspor udang secara lebih chloramphenicol yang tidak boleh
besar ke pasar Amerika yang mengalami dipergunakan lagi. atau penggunaan
permintaan berlebih (kekurangan) akibat oxytetracyclin dan chloroxytetracvclin yang
pasokan udang yang berkurang. Menurut harus ditekan dibawah 0.01 ppm dan
Putro (2004). dengan adanya kebijakan lainnya. Untuk menjamin mutu produk
antidumping terhadap enam negara udang beku yang diimpor. negara-negara
tersebut. berarti Amerika Serikat (AS) pengimpor udang menetapkan persyaratan
kehilangan pasokan udang sebesar 71.6 standar mutu yang harus sesuai dengan
persen. Untuk menutupi kebutuhan sebesar standar HACCP (Hazard Analysis Critical
itu, importir udang Amerika Serikat (AS) Control Point) pada setiap produk udang
berharap dari negara produsen lain yang yang masuk ke negara tersebut.
tidak terkena kebijakan antidumping. Sedangkan isu yang berkaitan dengan
seperti Indonesia yang selama ini lingkungan antara lain ketentuan harus
menempati urutan ketujuh dalam menggunakan alat pemisah ikan (By
mengekspor udang ke negara Amerika Excluder Device/BED). atau alat pemisah
Serikat. penyu/kura-kura (Turtle Excluder
Permintaan produk udang beku Device/TED) dalam penangkapan udang
Indonesia dari negara-negara tujuan ekspor dengan menggunakan alat tangkap pukat
seperti Jepang dan Amerika juga dapat udang (shrimps trawl) di laut. Isu lainnya
dipengaruhi oleh beberapa variabel atau adalah ketentuan penerapan ecolabeliing
agregat yang berhubungan dengan pada produk udang yang diekspor. Hal ini
konsumen di masing-masing negara tujuan mensyaratkan bahwa produk udang yang
ekspor. antara lain yaitu : dihasilkan adalah produk yang berasal dari
1. Tingkat pendapatan. dimana tingkat budidaya udang yang ramah atau
pendapatan menunjukkan daya beli berwawasan lingkungan.
konsumen terhadap permintaaan
produk udang beku
11
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
12
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
Tabel 2. Ringkasan Hasil Regresi dan udang beku kedua negara tujuan ekspor
Koefisien serta Elastisitas, Model terpilih (Jepang dan Amerika) sebagai
(iv) berikut :
Model (iii)
Model
Permintaan Volume Udang Beku Jepang
Variabel
Simbol
Hipotes
Elastisitas
Signifikansi (Standar Gambar 2. Grafik Perkembangan Volume
Paras 95%)
Estimasi
PVUBA
is
Positif (+) Terima Elastis 99% (Ya)
Ekspor Udang Beku Indonesia
HUBI Negatif (-) Terima Elastis 75% (Tidak) Berdasarkan Negara Tujuan
HUBPT Positif (+) Terima In-elastis 75% (Tidak) Ekspor Tahun 1985-2005 (Sumber
PKRA Positif (+) Terima Elastis 99% (Ya)
KUKA Positif (+) Terima In-elastis <75% (Tidak) : Statistik Ekspor Hasil Perikanan
PPA Negatif (-) Tolak Elastis Indonesia Tahun 1985-2005).
Sumber : Hasil regresi SPSS model (iv) pada
Lampiran 10, (diolah). 2.2. Variabel Harga Udang Beku Indonesia
(HUBI)
Berdasarkan ringkasan hasil regresi
sebagaimana pada Tabel 3 dan 4. maka Dari kedua model regresi, variabel
dapat diberikan pembahasan hasil atas harga udang beku Indonesia menunjukkan
kedua model estimasi permintaan volume
13
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
14
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
15
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
16
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
17
Agrica (Jurnal Aribisnis Sumatera Utara) Vol. 1 No.1/ Juli 2013 ISSN No:1979-8164
18