You are on page 1of 77

Pionirbeton

Pionirbeton

PT PIONIRBETON INDUSTRI was established in 1996 as a joint venture between


PT Superbeton Prakarsa Industri and Pioneer International Limited - Australia.
Now we are one of the biggest supplier of ready-mixed concrete in Indonesia. Our
network includes 35 commercial and onsite batch plants throughout Jabodetabek,
Banten, West Java, and Central Java, with total capacities of more than 2000
m3/hour and supported by over 700 truck mixers, also more than 2000 experienced
employees.
In 2002 PT PIONIRBETON INDUSTRI acquired (100%) by the biggest cement
producer in Indonesia - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (HEIDELBERG
cement Group).
We also supported by our own 2 aggregate quarries in Rumpin-Bogor and
Purwakarta , west java.
Sejarah Perkembangan Beton
Pionirbeton
Pionirbeton

High Flow Concrete


Pionirbeton

Permasalahan Aplikasi Beton di Lapangan

MASALAH PEMADATAN. ??

Kekuatan dari pasta Hal yang terpenting


semen yaitu:
semen
air
Faktor porositas
yang berhubungan
langsung dengan
water-cement ratio

Disebabkan low water-


cement ratio (w/c)
Pionirbeton
Pionirbeton
Pionirbeton
Pionirbeton

Surface Problem

Good compacted concrete Poor compacted concrete


Pionirbeton
Pionirbeton

Contractor
Pionirbeton

High Flow Concrete


Pionirbeton

High Flow
Concrete
Pionirbeton

Solusinya?
High Flow Concrete [HFC]
Penggunaan HFC (high flow concrete) banyak dipilih
dengan beberapa alasan:
Meminimalkan proses pemadatan, terutama untuk struktur yang sulit / sempit.
Meningkatkan kemampuan beton untuk mengalir disela2 tulangan yang rapat.
Meningkatkan compactness dari beton
Meningkatkan lekatan antara beton dengan tulangan
Penghematan energi dalam proses pemompaan beton pada posisi struktur yang
tinggi / jauh
Penghematan tenaga kerja serta membuat pekerjaan struktur lebih cepat,
termasuk untuk struktur dengan bentuk yang sulit
Mengurangi kebisingan akibat minimnya penggunaan vibrator
Meningkatkan reliabilitas dan durabilitas beton
Pionirbeton
Pionirbeton

Dengan tingginya plastisitas dari HFC, maka


workabilitas dan fluiditas dapat diukur slump flow
test dan jenis2 test lainnya yang di spesifikasikan
untuk Self Compacting Concrete.
Pionirbeton
Pionirbeton

Slump flow test


measure
guide
90o concrete 90o

plate

concrete

guide

Measuring scale

plate
Pionirbeton

Shapes and dimensions of O-funnel and V-


funnel for flow-through test
Pionirbeton

Passing ability test


Pionirbeton

Tingkatan self-compactability dari HFC ( Menurut Prof. Uotomo )

Rank 1: Self-compactability untuk struktur dengan jarak


minimum tulangan antara 35 sampai 60 mm.

Rank 2: Self-compactability untuk struktur dengan jarak


minimum tulangan antara 60 sampai 200 mm.

Rank 3: Self-compactability untuk struktur jarak tulangan


minimum lebih dari 200 mm.
Pionirbeton

Dari pengalaman dunia konstruksi di Netherlands,


berdasarkan Walraven, untuk horizontal sections seperti
lantai, maka slump flow yang disyaratkan : 500600 mm;
untuk inclined sections seperti ramps, maka slump flow
berkisar : 470-570 mm; dan untuk high slender sections,
slump flow antara : 650-800 mm.
Pionirbeton
Pionirbeton

Macam2 applikasi HFC di lapangan :

Concrete floors and slabs

Walls

Repair, meski pada lokasi yang sulit

Precast concrete elements

Tunnelling

Architectural specialities
Pionirbeton
Pionirbeton
Pionirbeton

For Floors and Slabs:

Faster placing
Less finishing
Reduced manpower
Less noise
Reduced equipment
Faster turnaround of
concrete vehicle
Pionirbeton

For Walls :

Faster placing of concrete


Reduced honeycombing
Less noise
Less surface defects
Less manpower
Homogeneous surface layer
Pionirbeton

For Repairs:

High concrete quality

Faster placing even


with difficult access

Thin elements possible

Reduced manpower
Pionirbeton

For Precast product :

Faster placing of concrete


Homogeneous concrete surface
layer
Improved working environment
Reduced noise and work related
illnesses
Thinner elements possible
Pionirbeton

In Tunnelling:

Easy placing also with


dense reinforcement
Homogeneous
surfaces
Thinner elements can
be possible
Reduced noise
Pionirbeton

For Better Surface Details:

Better finish around details and edges


New possibilities for architects
Less defects caused by vibration
Pionirbeton

SCC di Silo Indocement Jakarta


Pionirbeton

Grand Wisata Overpass


Pionirbeton

SCC in Wall for Graha Wonokoyo Basement Surabaya


Pionirbeton

SCC in Wall for Graha Wonokoyo Basement Surabaya


Pionirbeton
Pionirbeton

Beton Massa adalah Volume beton dengan dimensi yang


sedemikian besar sehingga membutuhkan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengatasi pertumbuhan panas yang berlebihan yang dapat
memicu timbulnya keretakan (ACI Committee 207, 1996)

Suatu elemen struktur dikatakan beton massa apabila memiliki


dimensi/ketebalan minimal antara 1 1.5 m,ATAU Rasio volume
terhadap Luas Permukaan > 1.2 atau lebih, dimana tidak dikehedaki
untuk mendapatkan kuat tekan yang sangat tinggi.

Hal yang membedakan beton massa dengan beton biasa yaitu


perilaku termik-nya (thermal behavior), karena dgn struktur yg
besar & tebal panas hidrasi tidak mudah keluar, sehingga suhu
didalam beton menjadi sangat tinggi. Hal ini dikarenakan
hidrasi semen merupakan suatu proses yang sangat eksotermik,
yang menyebabkan tingginya temperature di bagian inti dari
beton massa.
Pionirbeton

Yang harus dijaga pada beton massa yaitu timbulnya perbedaan temperatur
yang besar (>20C) antara temperatur di bagian inti beton dengan di bagian
atas atau bawah beton.

Karena jika terjadi penurunan suhu yang sangat cepat pada bagian
permukaan beton massa, yang menyebabkan perbedaan suhu yang besar
dengan bagian inti beton maka hal ini berpotensi timbulnya thermal
cracking

Sampel Core drill dari beton yang


mengalami thermal cracks.
Pionirbeton

Mekanisme timbulnya Thermal Cracking, dimulai dari proses hidrasi semen


yang menghasilkan meningkatnya termperature dibagian tengah / inti beton
massa. Jika bagian luar / permukaan beton massa mengalami pendinginan
lebih cepat dari bagian tengah / inti, berikutnya akan terjadi thermal
expansion/contraction, dan perbedaan temperatur memicu terjadi susut /
thermal (tensile) stresses dibagian permukaan beton massa.

Stresses > Tensile Strength => Thermal Cracking!

Temperature di bagian tengah


selama hidrasi.

Permukaan yg lebih dingin


dan thermal cracking.

High degree of restraint


Pionirbeton

For No Cracking :

t > 0.8 R
Dimana ;
t : kapasitas regangan tarik ultimate beton ( tabel 1)
: perbedaan suhu
: koefisien ekspansi panas beton ( tabel 3 )
R : restrain/kekangan ( tabel 2 )
0,8 : faktor yang memperhitungkan akibat rangkak dan kelebihan beban
Pionirbeton

Table 1

Tensile strain capacity of concrete with different aggregates (t)


Agregate type Tensile strain capacity (x10-6)
Gravel 70
Granite/crushed stone 80
Limestone 90
Lightweight aggregate 110
(P.B Bamforth, 1984)
Pionirbeton

Table 2
Recorded value of
Restraint
Pour Configuration Restraint,R
Thin wall cast onto massive concrete base 0,6-0,8 at base
0,1-0,2 at top

Massive pour cast onto blinding 0,1-0,2


Massive deep pour cast onto existing mass concrete 0,3-0,4 at base
0,1-0,2 at top
Suspended Slabs 0,2-0,4
Infill bays i.e rigid restraint 0,8-1,0
(P.B Bamforth, 1984)
Pionirbeton

Table 3
Thermal expansion coefficient
(a)
Aggregate Type Thermal expansion coefficient (a) (x10-6/ 0C)
Gravel 12.0

Granite / crushed stone 10.0

Limestone
8.0
Lightweight aggregate 7.0

(P.B Bamforth, 1984)


Pionirbeton

Peningkatan temperatur pada beton massa dipengaruhi beberapa faktor,


antara lain :
Semen : Komposisi kimia, kehalusan, dan jumlahnya.
Aggregate : jenis, jumlah dan CTE (Coeff. of Thermal Expansion)
Dimensi / tebal struktur
Metode pelaksanaan pengecoran & ambient temperatures

Umumnya peningkatan temperatur terjadi pada hari ke 1 sampai ke 3


setelah pengecoran.

Pada struktur yang sangat tebal, proses


penurunan suhu sampai ke ambient temps
membutuhkan waktu yang sangat lama
Pionirbeton

Persamaan umum telah dikembangkan yang bisa digunakan untuk


memprediksi peningkatan temperatur dan susut thermal.

Cara sederhana untuk mentukan peningkatan temperatur :


Mencari kesetaraan cement content, penambahan SCMs, PC, dll
Kesetaraan cement content (kg/m^3) * .14 ~= Temp Rise (C)
1 kg/m3 semen setara dengan 1 kg/m3 semen;
1 kg/m3 class F fly ash setara dengan 0.5 kg/m3 semen
1 kg/m3 class C fly ash setara dengan 0.8 kg/m3 semen
1 kg/m3 slag semen (utk 50% cement replacement) setara
dengan 0.8 kg/m3 semen
1 kg/m3 slag cement (utk 75% cement replacement) setara
dengan 0.9 kg/m3 semen.

Banyak metode2 yang dapat digunakan untuk memprediksi peningkatan


Temperatur beton, antara lain :..
Pionirbeton
Prediksi temperatur
Perhitungan Suhu Awal Beton Segar (ACI 305) :

Tf = 0.22 (Ta.Wa + Tc.Wc + Tfa.Wfa) + Tw.Ww + Twa.Wwa


0.22 (Wa + Wc + Wfa) + Ww + Wwa

Dimana : Tf : Suhu Awal Beton Segar


Ta : Suhu Aggregat
Tc : Suhu Semen
Tfa : Suhu Fly Ash
Tw : Suhu Air
Twa : Suhu Air di dalam Aggregat
Wa : Jumlah Aggregate
Wc : Jumlah Semen
Wfa : Jumlah Fly Ash
Ww : Jumlah Air
Wwa : Jumlah Air di dalam Aggregat

Nilai Tf sangat dipengaruhi oleh suhu awal bahan - bahan campuran beton dan suhu ambient lingkungan.
Prediksi temperatur
Pionirbeton

Perhitungan Suhu Puncak :

Tmax = Ti + 12 (Wc/100) + 6 (Wscm/100)

Dimana :
Ti = Suhu Awal Beton
Wc = Jumlah Semen
Wscm = Jumlah Fly ash

Nilai Tmax juga dipengaruhi oleh tebal struktur beton, suhu awal beton dan suhu ambient lingkungan.
Prediksi temperatur
Pionirbeton

2. Prediction of Peak Temperature (Tmax), base on


Heat of Hydration of cement
Chemical properties of cement as attached
Concrete mix design data :
Water content (w):
Filler + Cement Content
f = ; c=
c = (0.5*f + c) =
Aggregate Content :
A =
(w + c + A) =

Total Heat of Hydration


Hu = (500*C3S + 260*C2S + 866* C3A + 420*C4AF + 850*MgO +
624*SO3 + 1186*FCaO)

Heat Capacity of Curing Concrete


= (4.19w + 0.86c + 0.82A)*1000

Prediction of Adiabatic Temperature Rise Tmax2 = Tf + T2


T2 = 1.235 x Hu C
0.326 dimana Tf = suhu beton awal
Prediksi temperatur
Pionirbeton

3. Prediction of Peak Temperature (Tmax), base on W/(c+p) ratio

Note :
Limited to cement having similar chemical properties as above slide & also
mix proportion below :
w/c ratio = 0.28 0.46
Fine aggregate to total aggregate ratio of the mix design is 0.365%

T3 = 0.207 * c * w C/kg/m3
(0.254 * c) + w

Tmax3 = Tf + T3
Prediksi temperatur
Pionirbeton

Methode Grafik :
Prediksi temperatur
Pionirbeton
Pionirbeton
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Geometry / Dimensi struktur
Pengecoran2 dengan ratio volume terhadap luas permukaan yang
besar harus diperhatikan timbulnya resiko thermal cracking!

Cement Composition
Semen yang digunakan pada beton massa harus mengandung
kadar C3S dan C3A yang rendah untuk mengurangi excessive heat
selama proses hidrasi. Sebagian besar struktur beton massa tidak
mensyaratkan kuat tekan awal tinggi, jadi hidrasi yang lambat
juga tidak masalah terhadap konstruksi beton massa.
Semen Type I and II paling
banyak dipakai untuk beton
massa.
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

Cement Fineness
Semen dengan kehalusan yang rendah & panas hidrasi yang rendah
dapat mengurangi kenaikan temperatur.

Cement Content
Campuran beton massa harus diupayakan mengandung cement
content serendah mungkin untuk mencapai kuat tekan yang
disyaratkan. Hal ini penting untuk mendapatkan panas hidrasi
yang rendah & mengurangi kenaikan temperatur

Aggregate Content
Coarse Aggregate lebih baik digunakan ukuran yang agak besar,
misalnya 40 mm (as far as possible). Selain itu, prosentase
coarse aggregate content yang tinggi (70-85%) juga bisa dipakai
untuk menurunkan cement content, sehingga dapat
mengurangi kenaikan temperatur.
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

Coarse Aggregate Coefficient of Thermal Expansion (CTE)


CTE dari coarse aggregate merupakan penyebab utama dalam
CTE pada beton. Penggunaan aggregate dengan CTE rendah
dapat mengurangi separuh resiko dari thermal stresses.

CTE rendah akan membuat beton


lebih resistance terhadap
thermal cracking.
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

Efek dari CTE pada beton :

CTE rendah diperbolehkan pada


temperature gradient yang tinggi
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

Supplementary Cementicious Materials (SCMs)


SCMs seperti Fly Ash dan Slag bisa mengurangi dalam jumlah besar dari
panas hidrasi.
Pozzolans seperti FA (class F adalah terbaik untuk beton massa
karena mempunyai hidrasi yang lambat) dan Slag akan menghasilkan
sekitar 15-50% panas hidrasi dari OPC normal.
SCMs yang mempunyai reaktifitas tinggi, seperti Silica Fume dan
Metakaolin tidak disarankan dipakai pada beton massa karena
mensyaratkan panas hidrasi rendah.

Lower cement
content + pozzolans
sangat efektif untuk
mengurangi
temperature rise!
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

Perbandingan temperature rise. Pemakaian SCMs, seperti FA dan GGBFS biasanya


sekitar 60-75% cement replacement

Normal Portland Cement

50% FA+GGBFS Replacement

70% FA+GGBFS Replacement

Placement temperature
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

10% SF Replacement

10% SF & 50% GGBFS Replacement


Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

Placement Temperature
Pengecoran pada temperature rendah akan mengurangi thermal
stresses pada struktur.
Hidrasi yang lambat, menghasilkan panas hidrasi yang rendah
Temperature differential yang rendah antara bagian inti dan
permukaan beton

Ambient temps yang rendah dapat


mengurangi temperature rise!

Volume to surface ratio yang rendah dapat


mengurangi temperature rise!
Faktor2 yang mempengaruhi peningkatan temperatur
Pionirbeton

W/C Ratio mempunyai efek yang besar terhadap temperature rise.


Banyak campuran beton massa menggunakan slump 1 5 cm.

Menurunkan w/c ratio

W/C = 0.25 - 0.4 yang umum dipakai


WRs or Superplasticizers bisa dipakai untuk
meningkatkan workability.
Pionirbeton

Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton


Kontrol jumlah & temperature semen
Dianjurkan untuk menggunakan semen serendah mungkin untuk
mencapai kuat tekan yang memadai. Serta penggunaan pozzolan (fly
ash). Setiap 100 kg semen memberikan kontribusi 12 14 C
terhadap suhu beton.

Suhu Semen 60 - 90 C
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Dipasang rangka atap/terpal Pendinginan aggregate dengan


menyemprotkan / menyiram
dengan air dingin sering
digunakan untuk menurunkan
Water Springkle temperature awal beton.

Menggantikan sejumlah air


dengan menggunakan crushed ice
/ water chiller akan sangat
mengurangi temperature awal
beton.

Pendinginan aggregate dan


penggunaan chrused ice dalam
campuran beton dapat
menurunkan temperature awal
beton > 10 C
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Temp reduction by cooling


coarse aggregate to 38F
before placement

Temp reduction by Temp reduction by replacing


adding mix water at 35F mix water with ice
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Menyemprotkan Liquid Nitrogen ke dalam campuran beton bisa


menurunkan temperature beton yang. Penggunaan Liquid
Nitrogen akan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Menyemprotkan LN ke dalam
campuran beton
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Post Cooling Method


Post-Cooling merupakan suatu metode dengan cara mengalirkan air dingin
melalui pipa pipa yang ditanam didalam struktur beton massa. Hal ini
efektif untuk menyalurkan panas di bagian inti / tengah dari beton massa,
serta mengurangi terjadinya temperature differential.

Contoh dari embedded pipe grid

Area yang didinginkan oleh satu pipa


Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Di dalam penerapan post cooling, harus digunakan alat untuk monitor


temperature, sehingga diketahui flow-rates dari temperature beton
yang dipasang cooling pipes.

Steel pipes paling banyak dipakai & efektif untuk


Temp yang diturunkan oleh menyerap & menyalurkan panas dari bagian inti
cooling pipes beton massa.
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Manajemen konstruksi
Pengaturan pelaksanaan diproyek serta penanganan beton setelah
pengecoran dengan menutup permukaan beton massa dengan plastik
+ styrofoam.
Insulasi dengan bekisting merupakan teknik lain untuk mengurangi
terjadinya temperature gardient.
Hal ini penting untuk membatasi keluarnya panas dari permukaan
beton, sehingga temperature differential dapat diminimalkan,
khususnya pada kondisi cuaca yang sangat dingin.
Pelepasan plastik+styrofoam serta bekisting bisa menyebabkan
thermal shock pada permukaan beton, yang selanjutnya akan diikuti
oleh terjadinya crack pada beton.
Metal formwork tidak direkomendasi pada beton massa karena sifatnya
yang sangat konduktor (dapat menyerap panas). Jika ini digunakan,
maka perlu digunakan insulasi tambahan untuk meminimalkan
kehilangan panas yang terlalu besar / cepat
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Transfer panas merupakan suatu penghantaran energi dari suatu tempat ke tempat
lain dibawah pengaruh perbedaan temperatur

Panas akan bergerak dari tempat yg memiliki temperatur tinggi ke tempat lain yg
memiliki temperatur lebih rendah, sampai mencapai temperatur yg sama

Perbatasan adiabatique
(tidak ada panas yg keluar)

A B Transfer panas terjadi jika :


TA TB
TA > TB Transfer akan selesai setelah tercapai :
TA = TB

Insulation disekeliling
bekisting untuk menjaga
bagian permukaan cepat
dingin
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Styrofoam 5 cm
Plastic sheet
Curing Compound
+ Floor hardener

50 C Concrete
Formwork

Lean Concrete

Monitoring
Of Temp
Metode2 untuk Mengontrol Temperature Beton
Pionirbeton

Expansion Reinforcement bisa digunakan untuk meminimalkan thermal


cracking, serta harus diperhitungkan pada saat merencanakan suatu
struktur beton massa.
Expansion reinforcement mendistribusikan thermal stresses untuk
meminimalkan lebar retak.
Pionirbeton

Monitoring Thermocouple

posisi atas
PIPE COUPLE DETAIL posisi tengah
posisi bawah

11 Thermo couple position


Pionirbeton

Thermocouple Cable (nikel & tembaga)


Thermocouple Cable for fresh concrete
Digital Display
1
3

2
Pionirbeton

Pembacaan Suhu

Pembacaan suhu dilaksanakan setelah


pengecoran selesai sebagai berikut :

Untuk 24 jam pertama pembacaan


dilaksanakan setiap 2 jam

Untuk 2 x 24 jam berikutnya


pembacaan dilaksanakan setiap 3 jam

Selanjutnya dilaksanakan bisa dilakukan


setiap 4 jam sekali.

Jangka waktu Pembacaan suhu berkisar antara 7 s/d 14 hari. Curing


(sterofoam + plastik) bisa dilepas bila perbedaan suhu beton bagian
atas dengan suhu udara luar tidak lebih dari 20 C
Pionirbeton

MONITORING SUHU ZONE A5

90.0

80.0

70.0

60.0
SUHU THERMOCOUPLE 2

50.0

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0
241 2 3 4 5 6 7 8 91011121314151617181920212223241 2 3 4 5 6 7 8 910111213141516171819202122232 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 810121416182022242 4 6 81012141618202224

24 jam 24 jam 3rd 4th 5th 6th 7th 8th 9th 10th 11th 12th 13th 14th
Pertama Kedua
THERMOCOUPLE282Juli 2007 29 Juli 2007 30 Juli 2007 31 Juli 2007 01 Agustus 2007 02 Agustus 2007 03 Agustus 2007 04 Agustus 2007 05 Agustus 2007 06 Agustus 2007 07 Agustus 2007 08 Agustus 2007 09 Agustus 2007 10 Agustus 2007
note : WAKTU
1. Tebal raft 1200 mm
2. Menggunakan fc35 (cc 320 kg/m)
atas
3. Rata-rata initial temperature 34.4 c tengah
bawah
Beton lama atas-tengah
tengah-bawah
atas-ambient
suhu ambient
Pionirbeton

Pengecoran Mass Concrete

Proyek : Greenbay Pluit, Jakarta


Volume Beton Raft : 9,000 m3
Jumlah Concrete Pump : 6 units
Suhu Awal Beton max 35 C
Suhu Puncak 85 C
Mutu beton fc 35 Mpa
Pionirbeton

Terima kasih

You might also like