Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
1)
Martinus Heru Palmiyanto, ST., MT. ,
2) 3)
Agustinus Eka Budi Nusantara,S.Pd., MT. ,Bambang Hari Priyambodo, S.T., M.Eng.
ProgdiTeknikMesin, AkademiTeknologiWarga Surakarta1),2),3)
martinus_paska@yahoo.com1)
bambang.hari.priyambodo@gmail.com3)
ABSTRACT
The brake motor vehicle is the product support is very important to reduce the speed of vehicles and
provide safety for road users. The use of asbestos friction material has the disadvantage of asbestos can cause
cancer risk for workers and users. Therefore , the use of cashew shell powder mixed with aluminum powder
used as an alternative to the brake lining material is made from asbestos . This study uses cashew shell waste
as a raw material and residual aluminium machining sekrap as reinforcing material and phenolic resin as a
binder.
This study aimed to determine the characteristics of the physical and mechanical properties of the
composition by weight fraction variations powder cashew shell waste / aluminum scrap as friction materials
for brake linings. Variation of weight fraction consisting of phenolic resin was kept constant at 10 % , while
the shell of cashew powder and scrap aluminum powder was varied at 70:20; 65:25; 60:30; 55:35; 50:40 .
Include mechanical testing hardness test, wear test and bending test . Physical observation of macro and micro
in order to see the characteristics of the brake lining wear for each composition.
The test results obtained the highest hardness value is 42.5 BHN in a composition of 20% aluminum
scrap and 70% cashew shell powder.The results of wear testing composition of cashew shell with scrap
aluminum 70% and 20% had the lowest wear value is 0.485 mm2/kg. The highest value of flexibility in the
composition of cashew shell weight fraction of 70% and 20% scrap aluminum is equal to 8.56 N/mm2.
Keywords :Brake Lining , Cashew Shell Waste, Aluminum Scrap, Phenolic Resin , Wear Rate
I. PENDAHULUAN
Secara umum penyusun bahan gesek terdiri dari bahan pengisi, bahan penguat dan bahan
pengikat, Bahan pengikat terdiri dari berbagai jenis resin diantaranya phenolic, epoxy, silicone dan
rubber. Resin berfungsi sebagai bahan pengikat dapat membentuk sebuah matriks pada suhu yang
relative stabil. Sedangkan penguat berfungsi sebagai penekan untuk meningkatkan koefisien gesek
dan meningkatkan kekuatan mekanik bahan.Dalam penelitian ini diusulkan pemanfaatan limbah kulit
mete (pengisi) dan geram alumunium (penguat) sebagai bahan alternatif kampas rem pengganti
bahan asbestos dan pengikat resin phenolic.Limbah dari kulit mete yang bertumpuk pada satu tempat
dapat mengakibatkan terjadainya pembusukan dengan bantuan mikroorganisme. Adanya hujan dan
kemarau ganti-berganti, proses pemecahan bahan organik oleh bakteri penghancur dalam suasana
aerob maupun aerob menimbulkan gas. Kemungkinan timbulnya gas bearcun, diantaranya asam
sulfida, amoniak methan, CO2, CO (suparni, 2009).
Geram alumunium merupakan hasil pemotongan dari proses permesinan, berfungsi sebagai
penekan untuk meningkatkan koefisien gesek dan meningkatkan kekuatan mekanik bahan. Geram
alumunium limbah permesinan yang mempunyai sifat ringan, mudah dibentuk, mempunyai
konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang.
kelayakan kampas rem bahan serbuk limbah kulit mete/geram alumunium baik dari sisi fisik dan
mekanik serta untuk mengetahui komposisi yang sesuai untuk pembuatan kampas rem. Sifat-sifat
mekanik bahan komposit dikarakterisasi dengan pengujian keausan,pengujian kekerasan dan
pengujian kelenturan. Sedangkan sifat fisis dikarakterisasi dengan pengamatanstruktur mikro. Data
pengujian dan pengamatan selanjutnya dianalisa secara grafik hubungan antara komposisi terhadap
kekerasan, hubungan antara komposisi dengan kelenturan dan hubungan antara komposisi dengan
keausan spesifik.
Gambar 1. Struktur mikro komposisi 70% serbuk kulit mete 20% skrap aluminium
Gambar 2. Struktur mikro komposisi 65% serbuk kulit mete 25% skrap aluminium
Gambar 3. Struktur mikro komposisi 60% serbuk kulit mete 30% skrap aluminium
Gambar 4. Struktur mikro komposisi 55% serbuk kulit mete 35% skrap aluminium
Gambar 5.Grafik Hubungan Antara Komposisi Serbuk Kulit Mete Terhadap Kekerasannya
Pada grafik kekerasan, ditemukan bahwa penambahan sekrap alumunium dan pengurangan
persentase berat serbuk kulit mete memberikan peningkatan terhadap nilai kekerasannya. Untuk nilai
kekerasan yang paling tinggi yaitu 42.5 BHN di komposisi 40% skrap alumunium dan 50% serbuk
kulit mete dan nilai kekerasan terkecil 12.68 BHN pada komposisi20% skrap alumunium dan 70 %
serbuk kulit mete.
Pada pengujian kekerasan ini penambahan serbuk kulit mete membuat nilai kekerasan
spesimen kampas rem menjadi turun. Hal ini disebabkan karena pada sampel ini mempunyai
kandungan skrap alumunium yang lebih banyak dari pada sampel lainnya.Skrap alumunium
mempunyai sifat yang lebih keras daripada serbuk kulit mete. Semakin banyak kandungan skrap
alumunium maka akan semakin keras sampel bahan yang dihasilkan.
Skrap alumunium sangat berpengaruh terhadap tingkat kekerasan dan keausan. Skrap
alumuniu mmempunyai karakteristik yang tahan korosi, harganya murah sertamudah diperoleh dari
limbah permesinan.
Pada Gambar 2, sampel dengan komposisi 10% dijumpai memiliki kekerasan yang paling
tinggi. Hal ini disebabkan karena pada sampel ini mempunyai kandungan geram alumunium yang
lebih banyak daripada sampel lainnya.
Seperti yang sudah diketahui bahwa geram alumunium mempunyai sifat yang lebih keras
daripada serbuk kulit mete.Semakin banyak kandungan alumunium maka akan semakin keras sampel
bahan yang dihasilkan.Adapun persyaratan teknik dari kampas rem komposit
(www.stopcobrake.com/en/file/en.pdf/SAEJ661) nilai kekerasan yang disyaratkan sesuai standar
keamanan 68 105 (Rockwell Rc). Dari tabel hasil pengujian kekerasan dapat diketahui bahwa
kandungan optimum yang paling baik adalah pada komposisi 50% kulit mete 40% skrap
aluminium.
Sedangkan untuk komposisi 70% serbuk kulit mete 20% skrap aluminium mempunyai
tingkat kekerasan yang paling rendah karena kandungan alumunium-nya sangat rendah yaitu 20%.
Jadi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal kita dapat memanfaatkan serbuk kulit mete
dengan komposisi 50% dan 40%. Alumunium sangat berpengaruh terhadap tingkat kekerasan dan
keausan bahan tersebut karena alumunium mempunyai karakteristik yang baik pada suhu tinggi
walaupun alumunium merupakan suatu bahan dengan resistansi wear yang jelek. Digunakan
alumunium karena selain harganya murah juga banyak terdapat di pasaran.
Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusunnya dan juga struktur
mikronya. Semakin keras suatu bahan semakin baik struktur mikronya serta semakin kecil nilai
keausannya. Pada pembuatan bahan friksi non-asbes dicari kandungan yang paling optimum yang
artinya bukan yang paling kerasatau paling sedikit aus. Akan tetapi, dicari yang paling sesuai
digunakan untuk pembuatan kampas rem serta sesuai dengan standar keamanannya.
dengan nilai kekerasan 42.5 BHN. Bahan yang memiliki kekerasan lebih tinggi secara umum
memiliki ketahanan aus lebih tinggi (laju keausan rendah). Oleh karena itu ada korelasi antara
kekerasan dengan laju keausan.
Tabel 2.HasilPengujianKeausan
PANJANG LEBAR JARI-JARI ABRASION Rata2
BEBAN
SPESIMEN GORESAN REVOLVING REVOLVING DISTANCE keausan
(kg)
(mm) DISC (mm) DISC (mm) (mm) (mm2/kg)
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anwar Jusuf, Agus Dwi Susanto, Mukhtar Ikhsan dan Menaldi Rasmin, Kanker Paru,
Mesotelioma dan Pajanan Di Lingkungan Kerja Departement Pulmonologi dan Ilmu
Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Jakarta, 2010.
[2] ASTM, Annual Book of ASTM Standard, West Conshohocken, 2003.
[3] Courtney, TH., 1999, Mechanical Behavi-or Of Material, Mc. Graw, Hill In-ternational
Engineering, Material Science/Metallurgy Series.
[4] Direktorat Jendral Perkebunan, 2012, Jakarta
[5] Haroen, W. K. (2010). Peningkatan Standar Kanvas Rem Kendaraan Berbahan Baku Asbestos
dan Non Asbestos (Celulose) untuk Keamanan. Jakarta: Balai Besar Pulp dan
Kertas,Departemen Perindustrian.
[6] Hutchings, I.M. 1992. Tribology Friction and Wear of Engineering Materials. Lon-don:
Hodder. Headline PLC.
[7] Kiswiranti, D., Sugiantoro, Hindarto, N., & Sutikno. (2009). Pemanfaatan Serbuk Tempurung
Kelapa sebagai Alternatif Serat Penguat Bahan Friksi Non Asbes Pada Kampas Rem Sepeda
Motor. Pendidikan Fisika Indonesia 5 , 62-66.
[8] Risfaheri, & Kailaku, S. I. (2005). Teknologi Pengembangan Produk Turunan Minyak Kulit Biji
Mete.
[9] SAE J 661 :1997. Brake Lining Quality Control Test Procedure.
[10] SNI 09-2775-1992 Cara Uji Massa Jenis Kanvas Rem.
[11] Waskito, Arief Tri. 2008. IBP Brake Pad Kampas Berbasis Karbon.