Professional Documents
Culture Documents
1
STIKES A.YANI Yogyakarta
2
POLTEKES KEMENKES Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Oxygen supply deficit will result in hypoxemia, brain damage, and can threaten a person's life.
Data from Panembahan Senopati regional public hospital in Bantul showed that 433 (20.5%)patients with
impaired oxygenation obtained oxygen therapy through nasal cannulae. Oxygen therapy with nasal cannulae
which administered accurately is expected to maintain the oxygen demand in body tissues, so the oxygen
saturation remains within a normal range.
Objective: This research aimed to investigate the correlation between the accuracy of installing the
oxygenation tools using nasal cannulae and the changes in the oxygen saturation in patients with impaired
oxygenation.
Methods: This research used a descriptive analytic method with a cross-sectional approach. The sampling
technique used was total sampling with 34 samples. Data were collected with a checklist. The analysis
technique used Spearman's Rho.
Results: The accuracy of installing the oxygenation tool using nasal cannulae was mostly categorized as
accurate (52%). The average change in oxygen saturation in patients with impaired oxygenation was 2.86%.
The correlation between the accuracy of installing the oxygenation tool using nasal cannulae and changes in
the oxygen saturation in patients with impaired oxygenation was significant (p=0.016).
Conclusion: There was a significant correlation between the accuracy of installing oxygenation tool using
nasal cannulae and the oxygen saturation changes in patients with impaired oxygenation.
keperawatan dapat sebagai indikator bulan terakhir mulai dari bulan Januari
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan sampai Maret pasien yang masuk ruang
pelayanan kesehatan yang profesional di instalasi gawat darurat sebanyak 6333
masa depan. Perawat diharapkan mampu pasien. Pasien yang mendapatkan terapi
memberikan ketrampilannya dalam oksigen menggunakan kanul nasal sebanyak
melakukan tindakan keperawatan salah 433 (20,5 %).
satunya tindakan pemberian terapi oksigen Hasil observasi peneliti terhadap 4 orang
menggunakan kanul nasal dengan teapat perawat didapatkan tiga perawat memberikan
untuk mempertahankan saturasi oksigen terapi oksigen menggunakan kanul nasal
(3)
pasien dengan masalah oksigenasi. tidak sesuai standar operasional prosedur
Saturasi oksigen adalah ukuran rumah sakit, sehingga tidak ada perubahan
banyaknya persentase oksigen yang mampu saturasi oksigen pada pasien. Satu orang
dibawa oleh hemoglobin. Oksimetri nadi perawat memberikan terapi oksigen
merupakan alat non invasif yang digunakan menggunakan kanul nasal dengan tepat dan
untuk mengukur saturasi oksigen darah arteri sesuai standar operasional prosedur rumah
pasien yang dipasang pada ujung jari, ibu sakit terlihat perubahan saturasi oksigen
jari, hidung, daun telinga atau dahi. Oksimetri sekitar 2%-3% pada pasien.
nadi dapat mendeteksi hipoksemia sebelum Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
tanda dan gejala klinis muncul. Kisaran hubungan ketepatan pemasangan alat
normal saturasi oksigen adalah >95-100%. oksigenasi menggunakan kanul nasal
Pulse oximetry (oksimetri nadi) merupakan terhadap perubahan saturasi oksigen (SpO2)
alat pemantauan saturasi paling bermanfaat pada pasien dengan gangguan pemenuhan
yang tersedia saat ini, sehingga menjadi kebutuhan oksigenasi di ruang IGD dan ICU
metode pilihan untuk pemantauan oksigenasi RSUD Panembahan Senopati Bantul
darah arteri secara berkesinambungan. Pulse Yogyakarta.
oximetry digunakan sebagai standar untuk
memonitor hipoksemia dan sebagai pedoman BAHAN DAN CARA PENELITIAN
dalam pemberian terapi oksigen pada Jenis penelitian ini deskriptif analitik
(4)
pasien. menggunakan rancangan cross sectional
Berdasarkan hasil studi pendahuluan (potong lintang) dengan pendekatan
yang dilakukan oleh peneliti di RSUD kuantitatif.(5) Penelitian ini dilaksanakan
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, selama periode Mei sampai Juni 2014 di
didapatkan hasil jumlah pasien keseluruhan ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan
tahun 2013 sebanyak 25.336 pasien. Data Senopati Bantul Yogyakarta.
terakhir tahun 2014 yang dihitung dari tiga
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014 161
61,8%.
Baik 53 52
Tabel 2. Distribusi Perawat Berdasar Jenis Cukup 48 47
Kelamin (n=34).
Kurang 1 1
Jenis kelamin f %
Laki-laki 15 44,1 Total 102 100
Perempuan 19 55,9
Total 34 100
Tabel 5. menunjukkan ketepatan
pemasangan alat oksigenasi menggunakan
Tabel 2. menunjukkan karakteristik
kanul nasal sesuai standar operasional
perawat berdasarkan jenis kelamin sebagian
prosedur (SOP) sebagian besar kategori baik
besar perempuan yaitu 55,9%.
yaitu 52% dan kategori kurang sebesar 1%.
Tabel 8. Distribusi Kenaikan Saturasi Oksigen Tabel 10. menunjukkan hasil setelah
dengan kecepatan aliran 3 dan 4 liter per menit
Kecepatan Std. Std. dilakukan upaya transformasi data
Aliran N Mean Deviation Error didapatkan hasil dengan nilai p pada kedua
oksigen Mean
(Lpm) variabel yaitu <0,05, berarti data tetap tidak
3 75 1,77 0,99 0,12
4 27 3,33 1,86 0,36 terdistribusi normal.
Tabel 8. menunjukkan pasien yang Berdasarkan uji normalitas tersebut
terpasang kanul nasal dengan kecepatan maka uji hubungan ketepatan pemasangan
aliran 3 lpm dapat meningkatkan saturasi alat oksigenasi menggunakan kanul nasal
oksigen rata-rata 1,77% sedangkan terhadap perubahan saturasi oksigen
pemberian terapi oksigen dengan kecepatan menggunakan uji korelasi Spearmans Rho.
aliran 4 lpm dapat menaikkan saturasi Tabel 11. Hasil Uji Spearmans Rho.
oksigen rata-rata mencapai 3,33%. Log Perubah
ketepatan an
pemasang saturasi
an alat oksigen
Analisa Bivariabel oksigenasi
Spearman Log Correlati
s rho ketepatan on 1,000 0,238
Hasil uji normalitas menggunakan uji pemasang Coefficie . 0,016
an alat nt 102 102
Kolmogorov-Smirnov disajikan pada tabel oksigenasi Sig. (2-
tailed)
berikut: N
Perubahan Correlati 0,238 1,000
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas
saturasi on 0,016 .
Variabel Statistik P oksigen^2 Coefficie 102 102
nt
value Sig. (2-
Ketepatan 1,72 0,000 tailed)
pemasangan alat Berdasarkan Tabel 11. diperoleh p-value
oksigenasi
Perubahan saturasi 2,50 0,000 sebesar 0,016 < (0,05) dengan kekuatan
oksigen
korelasi rendah. Berdasarkan nilai p-value
Tabel 9. Menunjukkan hasil bahwa
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kedua variabel data tidak terdistribusi normal.
terdapat hubungan antara ketepatan
Data yang tidak terdistribusi normal tersebut
pemasangan alat oksigenasi menggunakan
selanjutnya akan dilakukan upaya
kanul nasal terhadap perubahan saturasi
transformasi data dengan menggunakan
oksigen pada pasien dengan gangguan
metode logaritma dan kuadrat. Hasil uji
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
normalitas setelah dilakukan transformasi
data disajikan pada tabel berikut:
Ketepatan Pemasangan Alat Oksigenasi
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Setelah
Transformasi Data Menggunakan Kanul Nasal
Variabel Statistic P
value Hasil penelitian menunjukkan ketepatan
Log ketepatan pemasangan 1,797 0,003 pemasangan alat oksigenasi menggunakan
alat oksigenasi
kanula nasal sesuai standar operasional
Perubahan saturasi oksigen 3,149 0,000
164 Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014
prosedur (SOP) oleh perawat di ruang IGD Perubahan Saturasi Oksigen (Spo2) Pada
dan ICU RSUD Panembahan Senopati Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan
Bantul sebagian besar adalah kategori baik Kebutuhan Oksigenasi
yaitu sebesar 52%. Banyaknya perawat yang Perubahan saturasi oksigen dibawah
melakukan pemasangan alat oksigenasi normal akan mengakibatkan pasien
dengan tepat menggunakan kanul nasal mengalami hipoksemia atau bahkan
kategori baik pada penelitian ini paling hipoksia. Hipoksia adalah kekurangan
banyak pada responden usia 31-40 tahun oksigen di dalam jaringan dan sel sedangkan
atau sebesar 61,8 %. Puncak karir bisa hipoksemia merupakan kekurangan oksigen
dicapai di usia dewasa muda akhir yaitu di dalam darah. Hipoksemia ringan
sekitar usia 40 tahun. Berdasarkan rentang dinyatakan pada keadaan PaO2 60-79 mmhg
usia tersebut, seseorang dianggap telah dan SpO2 90-94%, hipoksemia sedang jika
cukup matang, bijaksana dan secara PaO2 40-60 mmhg dan SpO2 75%-89%,
psikososial kerap kali dianggap lebih mampu hipoksemia berat bila PaO2 kurang dari 40
menyelesaikan tugas-tugas sosial serta lebih mmhg dan SpO2 kurang dari 75%.(12)
bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.(9) Hasil penelitian menunjukkan perubahan
Pendidikan perawat dalam penelitian ini saturasi oksigen (SpO2) pada pasien dengan
sebagian besar adalah D III Keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
atau sebanyak 85,3 %. Proses pendidikan di ruang IGD dan ICU RSUD Panembahan
merupakan suatu pengalaman yang Senopati Bantul Yogyakarta rata-rata terjadi
berfungsi untuk mengembangkan perubahan yaitu sebesar 2,19%.
kemampuan dan kualitas kepribadian Berdasarkan klasifikasi kenaikan saturasi
seseorang, dimana semakin tinggi tingkat oksigen diatas juga terlihat bahwa perubahan
pendidikan maka akan semakin besar saturasi paling banyak naik sebesar 2,0
motivasinya untuk memanfaatkan dengan frekuensi 44 sedangkan kenaikan
(10)
pengetahuan dan keterampilannya. saturasi paling rendah sebesar -1,0 dengan
Masa kerja perawat dalam penelitian ini frekuensi 1.
adalah sebagian besar lebih dari 10 tahun Hasil uji korelasi Spearmans Rho
sekitar 38,2 %. Semakin lama seseorang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
bekerja maka akan semakin terampil dan antara ketepatan pemasangan alat
semakin berpengalaman pula dalam oksigenasi menggunakan kanul nasal
melaksanakan pekerjaannya.(11) terhadap perubahan saturasi oksigen pada
pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dengan p-value 0,016.
Media Ilmu Kesehatan Vol. 3, No. 3, Desember 2014
165