You are on page 1of 6

PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

TERAPI OKSIGEN TERHADAP PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN MELALUI


PEMERIKSAAN OKSIMETRI PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
1) 2)
Budi Widiyanto dan L. S. Yamin
1) Nursing Lecturer of Semarang Health Politechnic
2) Nurse on
Lombok
Hospital Email:

ABSTRACT

Background: Acute myocardial infarction is the death of heart muscle cells due to prolonged ischemia due to
coronary artery occlusion in. One of the measures for the prevention of myocardial infarction is oxygen
therapy. Oxygen therapy aims to maintain adequate tissue oxygenation fixed and can reduce myocardial
work due to lack of oxygen supply. This study was conducted to determine the effect of oxygen therapy on
the value of oxygen saturation through oximetri examination in patients of acute myocardial infarction (AMI)
in the emergency room in Dr. Moewardi hospital Surakarta.
Method: This study used quantitative research using pre-experimental design with one group pre test-post test design.
Samples involved in this study amounted to 38 respondents using Quota Sampling.
Result: The results showed that prior to oxygen therapy oxygen saturation values obtained all the respondents
were 38 (100%) experienced mild hypoxia, and after being given oxygen therapy obtained a total of 32 (84.2%) of
respondents who experienced an increase in oxygen saturation of mild hypoxia and as many as 6 (15.8%)
respondents remained in mild hypoxia. Results of statistical tests using the Wilcoxon test significance value p =
0.000 (p = <0,05). Making the hypothesis Ho is rejected which means no effect of oxygen therapy to changes in
oxygen saturation values through oximetri examination in patients acute myocardial infarction (AMI).
Suggest: Given the importance of oxygen therapy in patients with acute myocardial infarction, it is expected that
the role of nurses to monitor all the time and consider providing oxygen therapy to a higher concentration of eg
non-rebreathing mask with a mask (NR) to improve the process of ventilation with FiO2 higher.

Keywords: oxygen therapy, oxygen saturation, Acute myocardial infarction.

PENDAHULUAN anaerob inilah yang menyebabkan nyeri


Penyakit jantung merupakan dada yaitu asam laktat.
penyebab kematian nomor satu baik di Salah satu tindakan untuk mencegah
negara maju maupun negara berkembang perluasan infark miokard adalah terapi
termasuk Indonesia. Menurut World Health oksigen. Terapi oksigen bertujuan untuk
Organization (WHO) sebagaimana dikutip mempertahankan oksigenasi jaringan tetap
dalam Kusuma (2012), sebanyak 60% dari adekuat dan dapat menurunkan kerja
seluruh penyebab kematian pada penyakit miokard akibat kekurangan suplai oksigen
jantung adalah akibat penyakit jantung (Harahap, 2004).
koroner (PJK) yang di dalamnya termasuk Saturasi oksigen adalah kemampuan
Infark Miokard Akut (IMA). hemoglobin mengikat oksigen. Ditujukan
IMA merupakan kematian sel-sel otot sebagai derajat kejenuhan atau saturasi
jantung karena iskemia yang berlangsung lama (SpO2) (Rupii, 2005). Faktor-faktor yang
akibat adanya oklusi di arteri koroner (Thygesen, mempengaruhi saturasi oksigen adalah:
2012; Verdy, 2012). Akibat adanya kematian sel- jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru
sel miokard pada proses penyakit Infark Miokard (ventilasi), kecepatan difusi, dan kapasitas
Akut akibat kurangnya suplai oksigen ke miokard, hemoglobin dalam membawa oksigen (Potter
maka kompensasi dari miokard adalah dengan & Perry, 2006). Untuk meningkatkan jumlah
melakukan metabolisme anaerob agar jantung oksigen yang masuk ke paru-paru dapat
tetap dapat memberikan suplai oksigen ke seluruh dilakukan dengan tindakan terapi oksigen.
tubuh. Hasil dari metabolisme Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian dosis terapi
oksigen terhadap perubahan nilai saturasi

138 Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui


Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
Budi Widiyanto, L. S. Yamin
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

oksigen melalui pemeriksaan oximerty terdapat hormone estrogen yang


pada pasien dengan Infark Miokard Akut bersifat protektif, namun pada saat
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. perempuan menopause kejadiannya
METODE menyamai laki-laki karena hormone
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif estrogennya sudah berkurang.
dengan menggunakan rancangan penelitian Terjadinya hipoksia ringan pada pasien
pra-eksperiment dengan one group pra test- infark miokard dapat disebabkan karena
post test design, dimana pengamatan atau terjadinya proses arterosklerosis pembuluh
observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu darah koroner yang mengakibatkan lumen
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. pembuluh darah mengalami penyumbatan
Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yaitu sehingga otot miokard kekurangan suplai
dari tanggal 13 Juni sampai 13 Juli 2013 di oksigen yang menyebabkan kerusakan atau
Instalasi Rawat Darurat RSUD Dr. Moewardi kematian jaringan miokard, tetapi pada
di Surakarta. sebagian otot miokard yang belum mengalami
Responden penelitian ini yaitu pasien kerusakan
Infark Miokard Akut yang dirawat di ruang atau kematian masih mampu
IRD RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. mempertahankan fungsi pompa jantung
Penelitian ini mengambil 38 responden. untuk menyuplai darah keseluruh tubuh
Dalam penelitian ini penulis melakukan sehingga kebutuhan oksigen jaringan
pengumpulan data dengan cara observasi, masih dapat dipertahankan.
mempelajari status pasien dan data 2. Saturasi oksigen sesudah pemberian
demografi dari medical record, wawancara, terapi oksigen binasal kanul pada
dilakukan pengukuran saturasi oksigen pasien infark miokard akut
pada responden dan dokumentasi. Data Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
yang dikumpulkan dianalisis melalui dari 38 responden yang mendapatkan terapi
program SPSS versi 16, kemudian oksigen didapatkan sebanyak 32 (84,2 %).
dilanjutkan uji parametrik wilcoxon. Data Meningkatnya volume oksigen dalam hal ini
hasil olahan digunakan sebagai dasar FiO2 yang masuk kedalam paru-paru maka
dalam pembahasan dari rumusan masalah, secara tidak langsung juga menambah
yang selanjutnya disajikan dalam bentuk kapasitas difusi paru dan meningkatkan
tabel sehingga dapat diambil kesimpulan. tekanan parsial O2 (PO2) akan semakin
banyak oksigen yang dapat diikat oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN hemoglobin untuk dihantarkan ke jaringan
1. Karakteristik responden diseluruh tubuh sehingga dapat
Berdasarkan hasil penelitian di ruang mengembalikan saturasi oksegen ke nilai
IRD RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang normal.
dilakukan terhadap 38 responden sebelum Responden yang mengalami
diberikan terapi oksigen didapatkan nilai peningkatan saturasi oksigen dari hipoksia
saturasi oksigen semua responden yaitu ringan menjadi normal dan sebanyak 6 (15,8
sebanyak 38 (100 %) mengalami hipoksia %) responden tetap pada hipoksia ringan.
ringan. Sedangkan karateristik responden Penelitian terkait dilakukan oleh Nugrahaning
berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa (2013), hasil penelitiannya menunjukkan
tertinggi adalah laki-laki yaitu 29 responden bahwa waktu penurunan skala nyeri dada
(76,3%) dan disusul oleh perempuan 9 pada tiap kelompok memiliki perbedaan yang
responden (23,7%). Hal ini sesuai teori Lily cukup signifikan. Pada kelompok I (oksigen 4
Rilantono (2012), yang menyebutkan bahwa liter per menit), rentang waktu yang dibutuhkan
kejadian IMA lebih banyak terjadi pada laki-laki untuk menurunkan skala nyeri dada yaitu
dari pada perempuan, hal ini karena pada antara 10 sampai 15 menit. Pada kelompok
perempuan

Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri 139
Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
Budi Widiyanto, L. S. Yamin
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

II (oksigen 5 liter per menit), rentang ataupun penyempitan arteri koroner secara
waktunya antara 6 sampai 10 menit dan mendadak yang menyebabkan jaringan
pada kelompok III (oksigen 6 liter per miokard mengalami iskemik, maka dengan
menit) rentang waktunya antara 5 sampai pemberian terapi oksigen dapat mempengaruhi
9 menit. Disimpulkan bahwa dosis oksigen tonus otot arteri sehingga menyebabkan
6 liter per menit memiliki pengaruh yang vasodilatasi dari arteri koroner (sebagaimana
paling cepat untuk menurunkan skala kondisi hipoksia dapat menyebabkan
nyeri dada diantara dua kelompok yang vasokonstriksi arteri koroner), sehingga suplai
lain. Dan diikuti dengan naiknya saturasi darah dan oksigen ke jaringan miokard yang
oksigen 5-10 %. mengalami iskemik dapat kembali baik yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori pada akhirnya dapat mempertahankan fungsi
yang dikemukakan oleh Hudak & Gallo (2010) pompa ventrikel dan fungsi sistim
disebutkan bahwa meningkatkan FiO2 kardiovaskuler secara umum sebagai salah
(presentase oksigen yang diberikan) satu sistim transportasi oksigen yang
merupakan metode mudah dan cepat untuk menentukan saturasi oksigen.
mencegah terjadinya hipoksia jaringan, dimana
dengan meningkatkan FiO2 maka juga akan
meningkatkan PO2 yang merupakan faktor KESIMPULAN
yang sangat menentukan saturasi oksigen, 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dimana pada PO2 tinggi hemoglobin sebagian besar responden berjenis
membawa lebih banyak oksigen dan pada kelamin laki-laki yaitu 29 (76,3%)
PO2 rendah hemoglobin membawa sedikit responden dan sebanyak 9 (23,7%)
oksigen. Sistem transportasi oksigen terdiri adalah responden perempuan.
dari sistem paru dan kardiovaskuler. 2. Dari 38 responden sebelum diberikan
terapi oksigen binasal kanul, didapatkan
Dari penjelasan diatas maka dapat semua responden yaitu sebanyak 38
disimpulkan bahwa pemberian terapi (100%) mengalami hipoksia ringan
oksigen secara umum harus dengan nilai SaO2 90 - < 95%.
memperhatikan faktor-faktor yang 3. Sebagian besar responden
mempengaruhi sehingga target mengalami peningkatan saturasi
pemenuhan saturasi oksigen tercapai. oksigen kembali normal (SaO2 95 –
3. Pengaruh saturasi oksigen sebelum dan 100%) setelah diberikan terapi
sesudah diberikan terapi oksigen binasal kanul oksigen binasal kanul yaitu sebanyak
pada responden infark miokard akut 32 (84.2 %) responden dan sebanyak
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan 6 (15.8 %) responden tetap dengan
uji Wilcoxon diperoleh nilai p value 0,000 (p < hipoksia ringan (SaO2 90 - < 95%).
0,05) maka disimpulkan bahwa ada pengaruh 4. Berdasarkan uji statistik dengan
perubahan saturasi oksigen yang sangat menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai
signifikan sebelum pemberian terapi oksigen p value 0,000 (p < 0,05) maka
dengan setelah pemberian terapi oksigen disimpulkan bahwa ada pengaruh
pada pasien infark miokard akut RSUD Dr. perubahan saturasi oksigen yang sangat
Moewardi signifikan sebelum pemberian terapi
di Surakarta. oksigen dengan setelah pemberian terapi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa oksigen pada pasien infark miokard akut
dengan terapi oksigen binasal kanul dapat RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.
mengembalikan saturasi oksigen dari kondisi
hipoksia ringan ke kondisi normal secara SARAN
bermakna. Dimana pada pasien dengan infark 1. Perawat
miokard terjadi sumbatan

140 Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui


Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
Budi Widiyanto, L. S. Yamin
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

a. Diharapkan dapat memberikan asuhan based Survey of Physicians’


keperawatan pada pasien infark miokard Practices and Beliefs. Spain
akut melalui terapi oksigen dengan Medical Journal. 21: 422-428.
memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi antara lain; kadar European Society of Cardiology. (2007).
hemoglobin, fungsi paru, fungsi ginjal. Diagnosis and Treatment of Non-ST-
b. Pada pasien infark miokard yang telah Segment Elevation Acute Coronary.
mendapatkan terapi oksigen binasal kanul Journal of European Society of
dan tetap mengalami hipoksia ringan, Cardiology, 28, 1598-1660.
diharapkan peran perawat untuk
memonitoring setiap waktu serta Fletcher, Gary. (2007). Sindrom Koroner
mempertimbangkan pemberian terapi Akut-Farmakologi. Terjemahan
oksigen dengan konsentrasi yang lebih oleh Diana Lyrawati. 2008, (online)
tinggi misalkan dengan masker non (www.google.com/sindrom-
rebreathing mask (NR) untuk koroner-akut-farmakologi/)
meningkatkan proses ventilasi dengan Diunduh tanggal 12 Februari 2013.
FiO2 yang lebih tinggi.
2. Rumah sakit Ganong F. William. (2003). Fisiologi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Kedokteran. Jakarta : EGC.
sebagai masukan bagi perawat terutama
dalam penanganan awal pasien dengan Harahap, Ahmad I. (2004). Terapi Oksigen
IMA yang membutuhkan terapi oksigen dalam Asuhan Keperawatan. Program
dengan mempertimbangkan untuk Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
pemberian dosis oksigen untuk Kedokteran Universitas Sumatra
menurunkan skala nyeri dada pada IMA Utara.
dan menaikan saturasi oksigen pasien.
Hudak & Gallo (2010). Keperawatan Kritis
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Holistik. Jakarta : EGC

Alimul. H, (2003). Riset Keperawatan Karnath, Bernard. (2004). Chest Pain:


dan Teknik Penulisan Ilmiah. Differentiating Cardiac from
Jakarta : Salemba Noncardiac Causes. Calveston
Medical Journal. 38: 24-27.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Kasron, (2010). Buku ajar gangguan
sistem kardiovaskuler. Yogyakarta
Astowo. Pudjo. (2005). Terapi Oksigen: : Muha Medika
Ilmu Penyakit Paru. Bagian
Pulmonologi dan Kedokteran Kusuma, Aprilia Surya. (2012).
Respirasi. FKUI Jakarta. Penatalaksanaan Pasien dengan
Infark Miokard Akut di Ruang
Burls, Amanda. (2011). Oxygen Therapy ICVCU RS Dr. Moewardi Surakarta.
for Acute Myocardial Infarction: A Karya tulis tidak dipublikasikan.
Systematic Review and Meta- Prodi DIII Keperawatan Semarang
Analysis. British Medical Journal, Poltekkes Semarang.
28(10), 917-923.
Lily Ismudiarti Rilantoro. (2004). Buku
Cabello, Juan B. (2009). Oxygen Therapy for Ajar Kardiologi. Jakarta : FKUI.
Acute Myocardial Infarction: A Web-

Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri 141
Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
Budi Widiyanto, L. S. Yamin
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

Lily Ismudiati Rilantoro. (2012). Penyakit proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta:


kardiovaskuler. Jakarta : FKUI EGC.

Martono, N. (2007). Pulse Oxymetri: alat Purnomo, Heri Dwi. (2011). Terapi
bantu untuk perawat. Diambil dari Oksigen. Surakarta: Bagian SMF
Nurmartono’s.blogspot.com Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas
Minnock, Caitriona. (2007). Chest Pain Negeri Surakarta.
Advances in Assessment: Continuing
Education. Journal of Dublin Rupii. (2005). Kumpulan makalah PPGD
Cardiology, Vol. 15 (Iss 4), 41-42. bagi perawat. RSUP Dr Kariadi
Semarang.
Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi
Sistem Kardiovaskular dan Surakarta. (2013). Surakarta.
Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Ridwan, 2007. Rumusan dan data Dalam Analisa
Notoatmodjo, S. (2005). Metodelogi Statistika. Bandung : Alfabeta.
Penelitian Kesehatan. Jakarta
:Penerbit rineka cipta. Lily Ismudiati Rilantoro, 2004. Buku Ajar
Kardiologi. Jakarta : Balai Penerbit
Nugroho, Dhamang Aryo. (2010). Pengaruh FKUI.
Tindakan Kolaboratif Pemberian
Terapi Oksigen Terhadap Status Samsu Ridjal Djauzi, Serangan jantung pada
Hemodinamik dan Frekuensi perempuan.
Pernafasan pada Pasien Gagal (www.health.kompas.com). 29
Jantung Kongestif di Ruang UPJ Juli
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Skripsi 2013.
tidak dipublikasikan. Program Studi
Diploma IV Keperawatan Medikal Sargowo, Djanggan. (2008). Management
Bedah Poltekkes Kemenkes of Acute Coronary Syndrome. Malang:
Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang.
Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Sargowo, Djanggan. (2012). Stem Cell dalam
Keperawatan Konsep, Proses dan Terapi Penyakit Kardiovaskular.
Praktek. Edisi 4. Jakarta : ECG. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Patria, Yudha Nur. (2012). Terapi Oksigen
Aplikasi Klinis. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare.
Potter, A.G & Perry, P.A. (2006). (2002). Buku Ajar Keperawatan
Fundamental of nursing : concepts, Medikal-Bedah Brunner & Suddarth,
process and practice alih bahasa : Edisi 8, vol.2. Terjemahan oleh H.Y.
Asih Y. Fundamental keperawatan Kuncara. Jakarta: EGC.
edisi 4 volume 2. Jakarta : EGC
Sri Utami. (2008). Pengaruh Pemberian
Price, Sylvia A & Lorraine M. Wilson. 2003. Terapi Oksigen Terhadap Perubahan
Patofisiologi, Konsep Klinis Proses- Status Hemodinamik dan Respiratory
Rate pada Pasien dengan Infark

142 Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui


Pemeriksaan Oksimetri Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
Budi Widiyanto, L. S. Yamin
PROSIDING KONFERENSI NASIONAL II PPNI JAWA TENGAH 2014

Miokard Akut di Instalasi Gawat (online)


Darurat RSUD Tugurejo Semarang (http://circ.ahajournal.org/content/earl
dan RSUD Dr. Soedjati Purwodadi. y/2012/08/23/CIR.0b013e31826e1058 )
Skripsi tidak dipublikasikan. Diunduh tanggal 30 September 2012.
Program Studi Diploma IV
Keperawatan Medikal Bedah Verdy. (2012). Inferior Myocardial
Poltekkes Kemenkes Semarang. Infarction dengan Complete Heart Block.
Rumah
Sugiyono, (2006). Statistika untuk Sakit Umum Daerah Sekadau
penelitian. Bandung : Alfabeta Kalimantan Barat, 39(1), 44-46.
Wijengsihe, M. (2008). Routine Use of
Thygesen, Kristian. (2012). Third Universal
Definition of Myocardial Infarction. Oxygen in The Treatment of
American Heart Association. Myocardial Infarction: Systematic
American Heart Association Journal, Review. New Zealand Medical
Journal. 95, 198-202.

Terapi Oksigen Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Melalui Pemeriksaan Oksimetri 143
Pada Pasien Infark Miokard Akut (IMA)
Budi Widiyanto, L. S. Yamin

You might also like