You are on page 1of 22

Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Volume 32, No. 2, 112-127 ISSN: 0215-8884

Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan


Transaksional dengan Motivasi Bawahan di Militer

Wagimo
Perwira Militer TNI Angkatan Udara

Djamaludin Ancok
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
The aim of this research is to test the Ke yw ords: m o tiva ti o n , tr a n s a cti
correlations between leadership variable and o n a l leadership, transformational
followers motivation in military. There are leadership.
several hypothesis to be tested in this
research. (1) There is a signifcant and
positive correlation between both
transformational leadership and
transactional leadership with followers
motivation, (2) There is a significant and
positive correlation between transformational
leadership and followers motivation, (3)
There is a signifcant and positive
correlation between trans actional l
eadership and follo wers motivation,
and (4) The correlation between
transformational leadership and followers
motivation is stronger than the correlation
between transactional leadership and
followers motivation.
The subjects of this research are 110
members of Indonesian Military (Bintara
and Tamtama) who followed the Setukpa
and Setukba Education in Indonesian
National Air Force.
This research used 2 kinds of
questionnaire. The frst is motivation
questionnaire, and the
second is the leadership questionnaire. The
results supported all of hypotheses of the
study;
(1) Freg =24,660; (2) r = 0,559; (3) r =
0,225;
(4) r = 0,559.
Jurnal Psikologi 11
Pendahulua dengan perspektif perspektif
n individual dan asp ek dari fenomena
Variabel kepemimpinan yang paling menarik perhatian mereka.
merupakan salah satu variabel yang Sehingga menurut penelitian Bass
sangat menarik dan menjadi salah satu & Stogdill (dalam Yukl, 1998)
pusat perhatian dalam suatu organisasi. mengenai
Oleh karenanya dalam berbagai pengertian dan definisi kepemimpinan
penelitian dalam bidang sumber daya men yi m pu lk an bahwa . .. t er
manusia banyak sekali kita temukan dap at hampir sama banyaknya definisi
penelitian yang memfokuskan peranan tentang kepemimp inan dengan
faktor kepemimpinan dalam jumlah orang yang telah menc ob a
organisasi. mendefinisikan konsep tersebut.
Kepemimpin an me m p un ya Pendapat ini didukung oleh penelitian
i yang dilakukan oleh Hughes, et all
pengertian dan definisi yang berbeda. (2002) bahwa perbedaan definisi
Para peneliti dan praktisi kepemimpinan karena perbedaan
mendefinisikan kepemimpinan sesuai

22 Jurnal Psikologi
Wagimo dan Djamaludin Ancok

cara m eneliti, variasi alat ukur, dan da n org a n i sasi ke da l a m su


perbedaan asp ek kepemimpinan itu atu
sendiri. Sedangkan menurut Yukl (1998) perubahan cara berpikir, pengembangan
perbedaan tersebut disebab kan oleh visi, pengertian dan pemahaman
berbagai aspek, antara lain: aspek siapa tentang tujuan organisasi serta
yang menggunakan pengaruh, sasaran membawa ke perubahan yang tidak
yang ingin dip eroleh dari pengaruh hentihentinya atau terus menerus
ter seb ut, cara baga im ana penga dengan pengolahan aktivitas kerja
ruh tersebut digunakan, serta hasil dari dengan memanfaatkan bakat, keahlian,
usaha menggunakan pengaruh tersebut. kemampuan ide dan pengalaman
Demikian juga dalam konteks sehingga setiap pegawai merasa
militer, definisi kepemimpinan juga terlibat dan bertanggung jawab da l a
memiliki pengertian yang berbeda. m m en yel es a i k a n pek e r j a a n
Perb edaan tersebut disebabkan oleh (Muj iasih dan Sutrisno Hadi, 2003).
perbedaan cara pandang, perbedaan Gaya kepemimpinan yang ditampilkan
hubungan leader dan followers serta se or an g pemimpin ya n g b e r s i
situasi dan lingkungan yan g mel at ar f a t tr a n sf o r m a ti f d i h a r a p k a
b elak an gi nya. Da la m konteks n da p a t m e ni ng ka t k a n mot i v
militer hub ungan leader dan follower a s i ba w a h a n un t u k m e n c ap ai
dikenal dengan hubungan antara ha s i l ke r j a ya n g optimal. Oleh
komandan dan anak buah. Bentuk karena itu dibutuhkan gaya
hubungan yang terjalin bersifat kepemimpinan transformasional yang
komando, artinya perintah seorang merupakan gaya kepemimpinan ya n g
kom andan adalah sesuatu yang harus mu l a i d i p e r h i t u n g k a n ke
dilaksanakan tanpa harus menolak. gu n a a n n ya da l a m me n g h a
Sehingga banyak penulis dan praktisi d a p i perubahan, baik perub ahan
kepemimpinan menyimpulkan bahwa internal maupun eksternal (Bass,
kepemimpinan di militer disebut 1985, Avolio, et all, 1988, dan Bass,
sebagai kepemimpinan yang bersifat 1996), demikian juga untuk
diktator dan otokratik (dictatorial and menumbuhkan motivasi bawahan
autocratic) (Alvin Chan, 2004). dalam rangka meningkatkan
Kepemimpinan dengan pendekatan kinerjanya (Bass, 1985; Hughes, et al,
ba r u san g at dib u tu hk a n un 2002).
t uk menghadapi perubahan yang Motivasi dapat memberikan energi
sangat cepat, baik internal TNI maupun yang dapat menggerakkan segala
di luar in st it us i m ilit e r. De n g a n potensi yang ada, menciptakan
de m i ki a n dibutuhkan kepemimpinan keinginan yang tinggi dan luhur serta
yang bersifat transformatif, yaitu m eningkatkan gairah kebersamaan.
kepemimpinan yang ma mpu m e ng e Oleh karena itu kin e r j a se se oran
m b a ng k a n ge r a ka n inovatif, g ti da k ha nya dipengaruhi oleh
mampu memberdayakan staf kepuasan kerja dan mo r i l (k ar
yawan ), te ta p i mo t i v a s i k ar
yawan me r u pak a n fak t or ya n g
bahkan lebih penting bagi keberhasilan ap ab i l a ga ya k epe mi mpi n a n
suatu organisasi. Menurut Porter & ya n g
Miles (dalam Sengkey, 2003) motivasi ditamp ilkan seorang atasan ternyata
bawahan dipengaruhi oleh tiga faktor me mbe r i k a n ke m un gkin a n un
yaitu: karakteris tik individu, kara t uk mendapatkan hukuman dan
kteristik pekerjaan, dan karakteristik pengaruh yang negatif terhadap
lingkungan kerja. bawahan, maka motivasi bawahan akan
Salah satu faktor terseb ut, yaitu menurun secara signifikan. Penelitian
karakteristik lingkungan kerja sangat ini akan melihat hu bu ng a n an t ara
terkait bagaimana hubungan seorang k e pe mi mpi n a n tr ans form asi ona
ba wa ha n de ng an pe mi mpi n n l da n tran saks ion al dengan
ya . Bagaimana seorang bawahan motivasi bawahan di militer dengan
melihat dan diperlakukan oleh seorang kerangka hubungan variab el seperti
atasan akan berpenga ruh terh adap pada gambar 1.
kin erj a me r e k a . Seor ang ba wa
ha n ak an mempersepsikan gaya Tinjauan Pustaka
kepemimpinan atasannya, sehingga Motivasi Bawahan.
mereka akan menilai da n me wu j u d Menurut Gib son mengemukakan
k an da l a m be nt u k motivasi ba hwa mo t i v a s i ad al ah ke kua t
kerja. Artinya apabila persepsi gaya a n kekuatan yang bekerj a pada
kepemimpinan yang diperlihatkan dan seorang k ar yawan ya n g me n i
dilakukan oleh atasannya ternyata mbu l k a n da n mengarahkan
mendorong adanya pengembangan dan perilaku. Motivasi adalah dorongan
mempunyai pengaruh yang positip, yang timbul di dalam diri seseorang
maka motivasi bawahan akan untuk m enggerakkan dan
meningkat sec ar a signifi kan. Tet ap i mengarahkan perilaku. Motivasi yang
seb al iknya ad a pa d a di ri se se oran g ak
an me wu j u d k a n su atu p e r ila
ku ya n g

Gambar 1. Kerangka Hubungan Variabel

Gaya Kepemimpinan
Transformasional (X-1)

Motivasi Kerja Bawahan


(Y)

Gaya Kepemimpinan
Transaksional (X-2)
d i ar ah k an pa d a tu j u a n m e n c Menurut Campbell (dalam Gibson et
ap ai al. 1997) teori motivasi terbagi kedalam
kep uas an (Gib son et al. 1997) . dua kategori, yaitu Teori Kebutuhan
Dari p engertiantersebut, motivasi (Need Theories) dan Teori Proses (Process
bukan me r u pa k a n su atu ha l ya Theories). Teori Kebutuhan (Need
n g da p a t diamati, melainkan suatu Theories) atau Teori Is i (Con te nt T h
hal yang dapat di sim p ul kan melalui eo ri es ) me m u sa t ka n perhatian
perilaku ya ng tampak. Setiap kegiatan pada faktorfaktor di dalam individu
yang dilakukan oleh seseorang yang mendorong, mengarahkan,
didorong oleh suatu kekuatan dari mempertahankan dan m enghentikan
dalam diri orang tersebut. Ke k u at an per il ak u. Te or i in i m enek
p e n d oron g in i di se b u t anka n pentingnya pengertian akan
motivasi. faktorfaktor internal individu,
Moti va si me r upa k a n ma s a kebutuhan atau motif, yang
lah menyebabkan seseorang memilih
kom p le ks da l am or g an i sa si ka r kegiatan, cara dan p erilaku tertentu
en a kebutuhan dan keinginan setiap un tuk memu ask an kebutuha n ya
anggota organisasi berbeda. Hal ini ng dirasak an. Be b e r ap a ah li
disebabkan setiap anggota organisasi yan g m en gemu kakan panda
adalah unik secara biologis maupun ng annya mengenai teori ini adalah
psikologis dan berkembang atas dasar Abraham Maslow, Clayton Alderfer,
proses belajar sebagai hasil dari Frederic k Herzberg, David McClelland
pengalaman. Pimpinan suatu organisasi dan Douglas McGregor. Sedangkan teori
atau perusahaan harus mengetahui apa Proses (Process Theories) menjelaskan
yang menjadi motivasi para karyawan dan menganalisa bag ai m a na per il
atau bawahan karena faktor ini akan ak u di do ro ng , diarahkan,
menentukan jalannya organisasi dalam dipertahankan dan dihentikan. Teori ini
pencapaian tujuan. menekankan pada penyebab adanya
Motivasi dapat ditimbulkan oleh motivasi atau usaha dan lebih penting
fak t or in t e r n a l at au ek s t er lagi adalah hubungan antara satu
n a l, tergantung dari mana suatu dengan yang lain. Beberapa ahli yang
kegiatan dimulai. Motivasi internal mengemukakan teori ini adalah Victor
berasal dari di ri pr i ba d i se se oran Vroom, B.F. Skinner, E. Locke dan J.
g ya n g ak an dijelaskan oleh teori Stacy Adam.
hirarki kebutuhan Ma sl ow da n Menurut Porter dan Miles (dalam
mo ti f b e rp re sta s i M c C l ella n d Se ng ke y, 2003) ber p e nd apat
. Moti va si ek s t er n a l bahwa faktorfaktor yang menimbulkan
sebenarnya dibangun diatas motivasi adanya motivasi dari seorang bawahan
internal dan tergantung pada anggapan dalam melakukan suatu kegiatan terbagi
anggapan dan teknikteknik yang dalam tiga kelompok variabel, yaitu:
dipakai oleh pim p inan organisasi Karakteristik individu,
atau para manajer dalam memotivasi
bawahan.
Karakteristik pekerjaan, keb utuha nkeb utuha n mer eka
Karakteristik lingkungan kerja. pada
Karakteristik individu merupakan yang lebih tinggi.
p e r b ed aan ya n g di p u nya i se Bass (1985, 1990), Avolio & Bass
ti ap individu berkaitan dengan minat, (1995) mengemukakan bahwa
sikap dan kebutuhannya kedalam situasi kepemimpinan tra nsfo r m a si on al
kerja, sehingga motivasi kerja mereka memili k i em p a t kar akte ris ti k,
juga akan berbeda. Karakteristik yai tu : kar is m a , inspirasional,
pekerjaan merupakan keadaan yang stimulasi intelektual dan per ha ti an
berkaitan de ng a n ap a ya n g d ila in di vi du al . Walaupun se ri ng ka
kuka n ol eh k ar yawan da l a m be li Ba ss men am b ah ka n sa tu kar
k e r j a be s e r t a k o ns e k u e ns i akte rist ik lagi yan g meru paka n
yan g di te ri m a nya . Sedangkan perluasan dari karisma, yaitu idealized
karakteristik lingkungan kerja yaitu influence (Bass 1991 dalam Alvin, Chan,
suatu kondisi atau suasana kerja yang 2004). Keempat karakteristik tersebut
menjelaskan apa yang akan terjadi pada lebih lanjut dijelaskan Bass (1985, 1990,
karyawan dalam bekerja dan 1998), Yulk (1998) dan Avolio & Bass
berinteraksi dengan lingkungan (1987 dalam Mujiasih dan Sutrisno Hadi,
organisasinya. 2003) sebagai berikut:
Karisma (Charisma):
Kepemimpinan Transformasional. memberikan visi dan sense of
Ba s s (1985) men d ef in is mission, me na na mka n ra s a
ika n k e pe mi mpi n a n tr an ba n gga , m e n d apatka n resp ec
sform a si on al di da sa rk a n pa da t da n ke per c ay aan (tr u s
pe ng a r u h da n hubungan t ). Pem i m p i n
pemimpin dengan pengikut atau transformasional_terlihat
bawahan. Para pengikut merasa p e r kharismatik oleh pengikutnya dan
c aya, me n g ag u mi , lo ya l da n me mp u n ya i su a t u ke ku a t a n
menghormati pemimpin, serta memiliki da n pen g ar uh . Kh ar i s m a
komitm en dan motivasi yang tinggi um u m n ya ber ke n aan de n ga
untuk berprestasi dan berkinerja yang n ti n d akan pen gikut (fo llo w e
leb i h t i n ggi. Se o r a n g pe mi r ) sebagai re aksi atas per i l a
mpi n tra nsform asion al da p at ku p e mimp in nya . Pem i m p i
memotiv asi para pengikutnya dengan n tran sform a si on al me mb
tiga cara (Yukl, a n gki t ka n da n m em ber i se
1998), yaitu: (1) membuat mereka lebih m a n gat p e ngi ku t nya d e n ga
sadar mengenai pentingnya hasilhasil n sebuah visi dan sense of mission
suatu pekerjaan, (2) mendorong mereka yang m e n d oron g ba w a h a n
untuk lebih mementingkan organisasi unt u k melakukan usaha yang
atau tim darip ada kep enti ngan lebih (extra e f o r t ) da la m m e n
diri s e n d ir i, da n (3 ) m e n g c apai tuj u an . Pengikut akan
ak t i fk an selalu berusaha untuk menyamai
pemimpinnya. Se hingga
pemim pin yang b erkharisma akan Perhatian Individu (Individualized
s e p e nu hn ya di ho r m a t i, me mil Consideration): memberikan
i ki
referent power, sehingga layak ditiru, perhatian
pada pribadi, menghargai perbedaan
me mil iki stan dar ya ng ti nggi dan setiap individual, memberi nasehat
menetapkan tujuan yang menantang dan p en garahan. P emimp i
bagi pengikutnya. n
transformasional memperlakukan
Inspirasional (Inspiration) : sec ara ber b eda tetap i sei m b
mengkomunikasikan ekspektasi yang tan
erghadap pengi ku t nya un
tinggi, menggunakan simbol untuk tu k
memelihara kontak hubungan dan
memfokuskan upaya, mengekspresikan kom unikasi yang terb uka dengan
tuj uan dengan caracara yang pengi ku tnya . Pe r ha ti an sec
sederhana. Perilaku pemimpin ara
individual merupakan identifikasi
transformasional dapat merangsang awa l terh adap potensi bawah
antusiasme pengikutnya terhadap tugas an. an gk an
Sed m onit oring da
dan dapat menumbuhkan kepercayaan pn en garah an mer u p a ka n
bawahan terhadap kemampuan untuk bentu
per ha kti an ind iv idu al yan g
menyelesaikan tugas untuk mencapai di
tun j u kk an m e la lu i t in
tujuan. Pemimpin transformasional dakan
konsultasi, nasehat dan tuntunan
m enggunakan sim bolsim bol dan yan g di b e ri ka n ol eh pemimp
seruan emosional yang sederhana in
transformasional.
muntuk
eningkatkan kep edulian
dan Kepemimpinan Transaksional
pemahaman atas tujuan yang akan
Me n u ru t Ba s s (1985,
dicapai bersama.
1990) pemimpin transaksional mem
Stimulasi Intelektual (Intelectual
otivasi pengi ku tnya deng an c ar a
Stimulation): menghargai ideide
menu ka r imb alan untuk pekerjaan
bawahan (promote intelegence),
atau tugas ya n g te l a h d i l aks an
mengem bangkan rasionalitas dan
ak an mi s a l n ya dengan
melakukan pemecahan masalah
penghargaan, menaikkan upah
secara cermat.Pemimpin
terhadap pengikutnya yang melakukan
transformasional mendorong
kinerja yang tinggi. Tetapi sebaliknya
pengikutnya untuk me mikirkan
akan memberikan penalti (punishment)
kembali caracara lama mereka
terhadap pengikutnya yang mempunyai
dalam melakukan sesuatu atau untuk
kinerj a yang rendah atau berada di
merubah masa lalunya dengan ide
bawah target. Menurut Bass(1990) dan
ide dan pemikirannya. Mereka juga
Hu ghe s, et al, (2 002 ) imba lan ak
didorong pengem bangan
an mempengaruhi motivasi bawahan
rasionalitas serta didorong untuk
dan selanjutnya akan mempengaruhi
mempertimbangkan caracara yang
kinerja dan kep uasan bawahan.
kreatif dan inovatif untuk
Pertukaran
membangun dirinya.
mengenai im b alan didasarkan da n
pada
kesepakatan mengenai tugas yang harus
dilaksanakan. Pemimpin transaksional
selalu mendorong pengikutnya untuk
menc ap ai tingkat kinerj a yang
telah disepakati bersama.
Bass (1985, 1990), Avolio & Bass
(1995) m e n g em u k ak an ba
hwa kepemimpinan transaksional
memiliki em p at kara kter isti k, yait
u: imbalan kontinjen, MBEAktif,
MBEPasif dan laissezfaire. Walaupun
seringkali Bass memisahkan satu
karaketristik yang merupakan
karakteristik kepemimpinan non
transaksional, yaitu laissezfaire (Bass
1991 dalam Alvin, Chan, 2004), sehingga
dal a m be b e r a p a ka j ia n Ba s s
ha nya m e n g em u k ak an tig a ka r
a kt e r is t i k kepemimpinan
transaksional. Ketiga ka r a kt e r is t i
k te rs e b u t leb i h la n j ut
dijelaskan Bass (1985, 1990), Yukl (1998)
dan Avolio & Bass (1987 dalam Mujiasih
dan Sutrisno Hadi, 2003) sebagai
berikut:
I m b alan K o n tin jen ( (C o n t
in ge n
Reward): kontrak pertukaran
imbalan un tuk su atu up aya, men
j an j ik an imbalan bagi mereka yang
melakukan kinerj a dengan baik,
m enghargai prestasi kerja. Pada
kepemimpinan transaksional, pem
berian im balan sesuai dengan
upaya penyelesaian pekerjaan yang
dilakukan pengikut atau bawahan.
Bentuk kesepakatan ini merupakan
bentuk pertukaran aktif antara
pemimpin dan pengikut, ya i t u ba
wa ha n ak an me n e r i ma
imbalan atas target tujuan tugas atau
p ek er j aan ya ng di up ayakan
targe t te rs eb ut meru paka n ha mengantisipasi adanya kesalahan.
si l Nam u n dem ik ian ap ab ila ter j
kesepakatan antara keduanya. Selain adi ke s a la h a n pe mi mpi n
it u, pe mi mpi n tra n sa k s i o ak an melakukan tindakan koreksi.
n a l b e rtra nsa k si de ng a n ba MBEPasif (Management by
wa ha n dengan memfokuskan Exception
pada aspek kesalahan yang pasive): melakukan intervensi hanya
dilakukan bawahan, menunda ap a b ila standa r has il ker j a ti
keputusan, atau halhal la in ya n dak tercapai. Sedangkan pada MBE
g ke m un gkin a n me m Pasif pemimp in m elakukan
pengaruhi terjadinya kesalahan. intervensi, kritik dan koreksi setelah
MBEAktif (Management by kesalahan terjadi dan standar atau
Exception target yang te l a h di se p a k a ti ti
acti ve): men gawasi dan menc a da k t e r c ap ai , sehingga
ri kes enj ang an ata u pen yim pan pemimpin hanya menunggu se m u a
gan da ri b e r b ag ai at u r an pr o s e s da l a m tu g a s at au
stan dar, m a la kuka n t i n dak pekerjaan telah selesai.
an ko r e kt if . Pemimpin
transaksional menekankan fungsi Hipotesis Penelitian
manajemen sebagai kontrol. Pada Berdasarkan uraian teoritis tersebut
MBEAktif ini pemimpin secara te ru di ata s, maka pen elitia n ini ak
s men er us m e la ku kan peng an
awasan terhadap bawahannya untuk
menguj i em p at hi potesis seb litian ilmiah adalah mencari hubungan
agai antara
berikut:
Hipotesis pertama (H1):
D i dug a ad a hubung a n ya
n g positif dan signifikan antara
gaya kepemimpinan
transformasional da n ga ya
ke p e mi mp i n a n
transaksional secara bersama
sa ma de nga n mo ti vas i ker
ja bawahan.
Hipotesis kedua (H2):
D i dug a ad a hubung a n ya
n g positif dan signifikan antara
gaya kepemimpinan
transformasional dengan
motivasi kerja bawahan.
Hipotesis ketiga (H3):
D i dug a ad a hubung a n ya
n g positif dan signifikan antara
gaya ke pe mim pi nan tran
saksion al dengan motivasi
kerja bawahan.
Hipotesis keempat (H4):
Diduga hubungan antara gaya
kepemimpinan transformasional
dengan motivasi kerja bawahan
lebih kuat atau lebih erat
daripada hubunganantara
gayakepemimpinan
transaksional dengan motivasi
kerja bawahan.

Metode Penelitian
Variabel Penelitian
Var i a b e l pen e li t i an mer u
pak a n variabelvariabel yang akan
digunakan dalam m elakukan
penelitian ilm iah. Me n u ru t Hag
u l, M a nni ng da n Singarimbun
(Singarimbun dan Effendi,
1989) pada dasarnya inti p ene
variabel. Hubungan yang paling dasar Penelitian
adalah hubungan antara dua variabel, Teknik pengambilan sampel yang
yakni variabel pengaruh atau variabel d i gun a ka n ol eh p e n e lit i ad
bebas dengan variabel terpengaruh atau al ah pengambilan sampel yang bersifat
variabel terikat. tidak acak (nonrandom sampling),
Dalam penelitian ini kedua variabel dimana sampel di p i li h b e rd as ark
tersebut adalah : an per ti m banga n pertim bangan
1. Variabel terikat (dependent variable) : tertentu (Coop er dan Emory, 1995).
motivasi kerja (Y), yang didasarkan Sedangkan jenis sampel yang dipakai
pada tiga faktor motivasi dari Porter dalam penelitian ini adalah sampel
dan Miles. bertujuan (purposive sampling), yaitu
2. Variabel bebas (independent variable), sampel yang menyesuaikan diri
terdiri dari dua variabel yaitu: gaya dengan kriteriakriteria tertentu (Cooper
kepemimpinan transformasional (X dan Emory, 1995). Oleh karena itu dalam
1) dan kepemimpinan transaksional penerapannya kita terlebih dahulu harus
(X2), yang didasarkan pada konsep mengetahui sifatsifat pop ulasi yang
Bass. dip erlukan agar populasi yang akan
dipakai sebagai sampel memiliki sifat
Teknik Pengambilan Sampel, Jenis Sampel sifat populasi tersebut sehingga tujuan
da ri p e n e lit ia n in i ak an t e r c
dan
ap ai
Jumlah Sampel
(Arikunto, 1996). Dalam penelitian ini sebagian individu dari po pul a s i sa j
po p u l a s i ya ng ak an d ite liti ad a , g am b ar an si fat da ri po pu l a s
al ah anggota m iliter bintara dan i se c a ra ke s e lur uh a n ak an
tamtama yan g sed ang mengiku ti
pendidikan Setukpa dan Setukba di
TNI Angkatan Udara dengan masa
kerj a antara 10 tahun sam pai
dengan 30 tahun serta berpendidikan
SLTP sampai dengan S1. Res p on d e n
d ip ilih b e r d asar k a n
pertimbangan masa kerja dan tingkat
p e n d id ika n ya n g di p u nya i ,
ya i t u responden yang mempunyai
masa kerja di atas 10 tahun dengan p
endidikan minimal SLTA. Oleh karena
itu dalam p e n e lit ia n in i pen u lis
ti da k ak an m em a s ukka n an gg
ota m ilit er yan g memp unyai masa
kerj a di bawah 10 tahun dan
berpendidikan SLTP sebagai responden
dalam penelitian. Responden ya n g ak
an d it elit i ha nya ya n g
mempunyai masa kerja di atas 10 tahun
dan b e rp en didi ka n min im a l
SLTA . Pem ilih a n in i b e r t uj ua
n un t uk m e ng hi nda r i bi a s da l
a m pe r s e ps i , pemahaman dan
penilaian terhadap va ri a b e l ya n g
d it e lit i, te ru ta m a kepemimpinan
seorang atasan dan bias terhadap
konstruks dari kuesioner yang akan
digunakan.
Ju m l ah sam p el da l a m su
atu
penelitian yang menggunakan metode
su rv ai , menur ut Man tra dan Kas
to (Si n g ar i m b u n da n E ff en d i ,
1989), tidaklah selalu perlu untuk
meneliti semua individu dalam
populasi, karena dengan meneliti
Jurnal Psikologi 11
didapat. Di dalam penelitian ini, dengan 4 menggunakan nila i teren
populasi dah dan terti nggi untuk kuesioner
yang akan diteliti jumlahnya mencapai variabel terpengaruh atau variab el
kurang lebih 397 orang dan dari jumlah terikat, sedangkan variab el pengaruh
tersebut yang dijadikan sampel dalam atau variabel bebas diberi skor
penelitian sebanyak 115 orang. Dari 115 0 sampai dengan 4 menggunakan nilai
yang disebarkan hanya 110 yang bisa terendah dan tertinggi. Kuesioner yang
digunakan dan diolah dalam penelitian dibuat oleh peneliti dibagi menjadi dua
ini. bagian, yakni :
1. Kuesioner bagian pertama
Teknik Penilaian Me ru p a k a n ku e s i o n e r
Kuesioner ya n g membahas tentang motivasi
P e ne nt u a n sk or da n ka t e kerja, yakni mo t i v a s i ba wa han pa
go r i kuesioner didasarkan pada Skala d a saat ak an melakukan suatu
Likert, yaitu responden diminta untuk pekerjaan atau tugas. Semu a pe rt a n
memberi respon terhadap setiap ya an pa d a kue s io n e r ba g i a n
pernyataan atau pertanyaan dengan pe r t a m a in i me r u pa k a n
memilih salah satu da ri be be r a pa p pertanyaan positif dengan 4 alternatif
ilih a n ya n g se su ai (Cooper dan jawaban dengan skor secara berurutan
Emory, 1995: 194). Pada penelitian ini dari 4 samp ai dengan 1. Materi dan
setiap pertanyaan diberi skor 1 sampai jumlah item yang disusun mengac u

22 Jurnal Psikologi
kepada kuesioner tentang faktorfaktor dapat
motivasi yang disusun oleh Porter &
Miles (dalam Sengkey, 2003)
2. Kuesioner bagian kedua
Merupakan kuesioner yang berisi
tentang gaya kepemimpinan dan terbagi
me n j a d i du a bag i a n ya i t u
ga ya kep emim pinan
transformasional dan gaya k e p e
mimpin a n tran sak s io n al . Semu a
pe rt a n ya an pa d a kue s io n e r
bagian kedua ini merupakan pernyataan
positif dengan 5 alternatif jawaban
dengan skor secara berurutan dari 0
sampai dengan 4. Materi dan jumlah
item yang disusun mengacu kep ada
kuesioner MLQ dari Avolio & Bass
(1991) yang telah dimodifikasi pada
tahun 1995.

Metode Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan peneliti
dengan menggunakan metode komputer
SPSS (Statistical Program for Social
Science)
11.0 for Windows.

Analisa Data dan Pembahasan


Uji Validitas
Pada penelitian ini sebelum
kuesioner disebarkan kepada seluruh
responden, penulis melakukan uji coba
terhadap 30 orang siswa Setukpa untuk
mengetahui ti ngka t va lidi tas ala t
uk ur seb el um digunakan pada
penelitian selanjutnya. Teknik yang
digunakan oleh peneliti untuk uj i val
idi ta s in i adalah denga n uj i si gn
ifi kan si Cr on ba ch s Alp ha , ya it u
membandingkan nilai r hitung dengan
nilai r tabel untuk degree of freedom (df) =
n
k. Pada penelitian ini besarnya df
dihitung, yaitu : 30 2 atau df 28 de m ik i a n da p at d ika t aka n
dengan bahwa seluruh butir kuesioner variabel
alpha 0,05 maka diperoleh r tabel Kepemimp in an Tra ns ak si on al
sebesar yan g disusun valid (sahih), sehingga
0,361. Jika r hitung > 0,361 dan bernilai dapat d i gun a ka n un t uk me n g a
positip, maka butir atau pernyataan m bi l da ta penelitian selanjutnya.
dalam variab el p en elitian ini dap
at dikatakan valid dan dapat Uji
digunakan pada penelitian selanjutnya. Reliabilitas
Tetapi jika r hitung < 0,361 dan bernilai Pa d a p e n e lit ia n in i se b e
positip atau negatip, maka butir atau l u m kuesioner disebarkan kepada
pernyataan dalam variab el p en seluruh responden, penulis melakukan
elitian ini dap at dikatakan tidak valid uji coba terhadap 30 orang siswa
dan gugur, sehingga tidak bisa Setukpa untuk mengetahui tingkat
digunakan pada penelitian reliabilitas alat ukur seb elum
selanjutnya. digunakan pada p enelitian selanj
Be rd asar ka n da ta Uj i Va lid utnya. Teknik yang digunakan
it a s Kuesioner seluruh butir peneliti dalam uji reliabilitas penelitian
pertanyaan pa d a se l u ru h va ri a ini adalah Cronbachs Alpha. Dim ana
b e l ya n g di u j i memiliki ni lai ko ef is ie n relia bilita s men dekati
koef isien v alidita s (r hitung) yang 1,0 semakin baik, kurang dari Alpha
lebih besar dari koefisien r tabel (N = 0,6
30, = 0,05) sebesar 0,361. De nga n
buruk, 0,7 dapat diterima dan lebih dari 0,000. Sementara itu F tabel untuk
0,8 dikatakan baik (Sekaran, 2003). tingkat
Berdasarkan data Uji Reliabilitas signifikan 5% dengan jumlah sampel 110
Variab el menunjukkan bahwa sem diperoleh nilai F tabel = 4,000 (nilai F
ua va ri a b e l ya n g di uj i m e m tabel untuk sampel antara 60 120).
iliki n ila i koefisien reliabilitas di atas Dari hasil tersebut, maka nilai F hitung
0,8000 yaitu reliabilitas variabel lebih besar dari F tabel (24,660 > 4,000).
Motivasi Bawahan sebesar 0,8926, Dengan dem ikian dap at disim
variabel Kepemimpinan pulkan bahwa varia b el gaya
Transformasional sebesar 0,9404, dan kep em im p inan transformasional
variabel Kepemimpinan Transaksional dan kepemimpinan trans aksional
sebesar 0,8540. Dengan demikian dapat sec ara bersam a sam a memiliki
di ka ta k an ba hwa sem u a ku e s i pengaruh yan g signif ikan terhadap
on e r va ri a b e l ya n g d i gun a ka motivasi bawahan.
n da l a m p e n e lit ia n in i me Temuan ini konsisten dan
mpu n ya i ta ra f reliabilitas yang mendukung
baik atau tinggi, karena mempunyai pendapat Bass (1985), bahwa perilaku
tingkat kehandalan yang tinggi kep emim pinan transformasional dan
(koefisien nilai Alpha e 0,8000), s e hi kepemimpinan transaksional
ng g a da p a t d i gun a ka n un t uk merupakan sesuatu yang berbeda
mengambil data penelitian selanjutnya. namun tidak sebagai proses yang
mutually exclusive. Dengan dem ik ian
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan. dim ungkinkan se orang pemimpin
Hipotesis Pertama (H1): menerapkan kedua gaya terseb ut
Diduga ada hubungan yang positif pada situasi yang berbeda. Pendapat
dan sig ni f ikan an tara ini diperkuat oleh Hughes, et al (2002 )
gaya kepemimpinan bahwa da lam prakt eknya kep
transformasional dan gaya emim pinan transformasional dan
kepemimpinan transaksional secar transaksional dapat ditampilkan oleh
a be r sa ma sa ma denga n pemimpin yang sama, hanya kuantitas
motivasi kerja bawahan. perilaku dan intensitasnya saja yang
berbeda. Implikasinya seorang
Data yang ditemukan berdasarkan komandan atau atasan di militer bisa
hasil analisis uji regresi, terutama uji F menerapkan atau menampilkan
(uj i varians ) m enun j ukkan dua p er ilaku kepemimpinan pada
bahwa hipotesis tersebut diterima, saat yang berbeda sesuai situasi dan
sebab nilai F hitung variab el gaya kondisi yang dihadapi. Artinya pada
kep emimp inan transformasional (X1) saat dan situasi tertentu ia harus
dan kepemimpinan transaksional (X2) menerapkan gaya kepemimpinan
dengan motivasi bawahan (Y) dapat transformasional, tetapi pada saat dan
diketahui sebesar situasi yang lain ia harus menerapkan
24,660 dengan koefisien signifikan gaya kepemimpinan transaksional.
sebesar
Hipotesis kedua (H2): komitm en dan motivasi yang tinggi
Diduga ada hubungan yang positif untuk berprestasi dan berkinerja yang
da n s ig n if ik an an tar a ga leb i h t i n ggi. Se o r a n g pe mi
ya kepemimpinan mpi n tra nsform asion al da p at
transformasional dengan motivasi memotiv asi para pengikutnya dengan
kerja bawahan. tiga cara (Yukl,
1998), yaitu: (1) membuat mereka lebih
Data yang ditemukan berdasarkan sadar mengenai pentingnya hasilhasil
hasil analisis uji korelasi, menunjukkan suatu pekerjaan, (2) mendorong mereka
bahwa hipot e si s te rs eb u t di te ri untuk lebih mementingkan organisasi
m a , karena hasil perhitungan SPSS atau tim darip ada kep enti ngan
nilai koefisien korelasi antara variabel diri s e n d ir i, da n (3 ) m e n g
gaya kepemimpinan transformasional ak t i fk an keb utuha nkeb utuha n
(X1) dengan motivasi bawahan (Y) mer eka pada yang lebih tinggi.
dap at diketahui seb esar 0,559 Indikasi tersebut juga menunjukkan
dengan nilai koefisien signifikansi bahwa anggota militer, terutama pada
seb es ar 0,000. Ka r e n a n ila i ko p angkat bintara dan tam t am a
efis ien s i gn if ika n s i se b e sar 0, pada penelitian ini sangat m
000 < 0, 050 ma k a da p a t engharapkan perilaku kepemimpinan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan transformasional dari seorang
po sitif yan g signifika n ant ar a ga komandan atau atasannya untuk m
ya kepemimpinan transformasional eningkatkan motivasi kerj a
dengan mo t i v a s i ba wa ha n de bawahannya. Bawahan masih percaya,
ng a n ta ra f signifikansi yang sangat mengagum i, loyal dan m enghormati
kuat. atasann ya atau k om anda nnya
Sedangkan nilai koefisien korelasi di kesatuannya masingmasing,
sebesar 0,559 maka dapat disimpulkan walaupun bukan satusatunya media
bahwa terdapat hubungan positif yang atau sarana untuk meningkatkan
signifikan antara gaya kepemimpinan motivasi. Hal ini terlihat dari nilai
tran sform a si on al de ng a n mo t i koefisien korelasi yang cukup tinggi dari
v a s i bawahan dengan taraf hubungan variabel kepemimpinan
yang cukup kuat. transformasional dalam penelitian ini.
Hasi l in i ma s ih ko n s is t e n
da n Hipotesis ketiga (H3):
mendukung pendapat Bass (1985) dan Diduga ada hubungan yang positif
Hughes, et al (2002) yang da n s ig n if ik an an tar a ga
mendefinisikan k e pe mi mpi n a n ya ke pe m i m pi na n tr an s ak
tr an sform a si on al di da sa rk a n s io n al dengan motivasi kerja
pa da pe ng a r u h da n hubungan bawahan.
pemimpin dengan pengikut atau
bawahan. Para pengikut merasa p e r Data yang ditemukan berdasarkan
c aya, me n g ag u mi , lo ya l da n hasil analisis uji korelasi, menunjukkan
menghormati pemimpin, serta memiliki
bahwa hipot e si s te rs eb u t di te ri mengenai im b alan didasarkan
ma, pada
karena hasil perhitungan SPSS nilai kesepakatan mengenai tugas yang harus
koefisien korelasi antara variabel gaya dilaksanakan. Pemimpin transaksional
k e pe mimpi n a n tran sa k s i o n a l selalu mendorong pengikutnya untuk
(X 2) dengan motivasi bawahan (Y) menc ap ai tingkat kinerj a yang
dap at diketahui seb esar 0,225 telah disepakati bersama. Dengan kata
dengan nilai koefisien signifikansi lain pemimpin transaksional mem
seb es ar 0,018. Ka r e n a n ila i ko otivasi bawahannya untuk berkinerja
efis ien s i gn if ika n s i se b e sar 0, sesuai dengan yang diharapkan.
018 < 0, 050 ma k a da p a t Hasil ini juga menunjukkan bahwa
disimpulkan bahwa terdapat hubungan di militer konsep reward and punishment
po sitif yan g signifika n ant ar a ga ak an memotiv as i seoran g bawah
ya kepemimpinan transformasional an un t uk be r k i n e r j a se su ai ya
dengan mo t i v a s i ba wa ha n de n g di harapkan. Reward dalam
ng a n ta ra f signifikansi yang cukup militer tidak hanya berbentuk materi
kuat. tetapi bisa juga berbentuk non materi.
Sedangkan nilai koefisien korelasi Namun demikian, n ila i ko ef is ien
sebesar 0,225 maka dapat disimpulkan ko r e la s i va ri a b e l kepemimpinan
bahwa terdapat hubungan positif yang transaksional tidak tinggi da n leb i h
signifikan antara gaya kepemimpinan re ndah da ri va ri a b e l k e pe mi
transaksional dengan motivasi bawahan mpi n a n tr an sform a si on al
dengan taraf hubungan yang relatif disebab kan masih kuatnya pengaruh
lemah. bu d a ya ( cu l tu r e ) ko lekt iv
Hasi l in i ma s ih ko n s is t e n is m e masyarakat di Indonesia,
da n mendukung pendapat Bass (1985, sehingga kerja tidak hanya
1990) ba hwa pe mi mpi n tra n sa mengharapkan reward saja, tetap i un
k s i o n a l memotivasi pengikutnya sur m enj alin kek eluargaan masih
dengan cara menukar imbalan untuk cukup kuat
pekerjaan atau tugas yang telah
dilaksanakan misalnya dengan Hipotesis keempat (H4):
penghargaan, menaikkan upah D i dug a hubunga n an tar a ga
terhadap pengikutnya yang melakukan ya kepemimpinan
kinerja yang tinggi. Tetapi sebaliknya transformasional dengan
akan memberikan penalti (punishment) motivasi kerja bawahan lebih kuat
terhadap pengikutnya yang mempunyai atau lebih erat daripada hubung a
kinerj a yang rendah atau berada di n an tar a ga ya ke
bawah target. Menurut Bass(1990) dan pemimpinan transaksional dengan
Hu ghe s, et al, (2 002 ) imba lan ak motivasi kerja bawahan.
an mempengaruhi motivasi bawahan
dan selanjutnya akan mempengaruhi Data yang ditemukan berdasarkan
kinerja dan kep uasan bawahan. hasil analisis uji korelasi, menunjukkan
Pertukaran
bahwa hipot e si s te rs eb u t di te ri p e r ila ku da ri k e pe mi mpi
ma, nan
karena hasil perhitungan SPSS nilai transformasional biasanya berkorelasi
koefisien korelasi antara variabel gaya leb i h kua t deng a n kr iter ia kr it
kepemimpinan transformasional (X1) e r ia asp e k la in ya n g d it e lit i
dengan motivasi bawahan (Y) dap at d a r i p a da p e r ila ku p e r i l a k u k
diketahui seb esar 0,559 dengan nilai e p e m i m p i n a n transaksional (Yukl,
koefisien signifikansi sebesar 0,000. Nilai 1998).
terse b u t leb ih bes a r da ri p ad a
ni la i koefisien korelasi antara Daftar Pustaka
variabel gaya k e pe mimp i n a n tran Anonim, Lintasan Sejarah Pangkalan
sa k s i o n a l (X 2) dengan motivasi Udara Adi Soemarmo, Dinas
bawahan (Y) sebesar Penerangan dan Pe r p us t a ka an
La n u d Adi Soemarmo,
0,225 dengan nilai koefisien signifikansi
Surakarta, 2003.
sebesar 0,018.
Dari hasil analisis tersebut dapat Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian
disimpulkan bahwa hubungan antara Suatu pendekatan Praktek, Renika
gaya kepemimpinan transformasional Cipta, Cetakan Kesepuluh, Jakarta,
1996.
dengan motivasi kerja bawahan lebih
kuat atau lebih erat daripada hubungan Aryani & Sugiarti, Pengaruh Perilaku
antara gaya kepemimpinan Kepemimpinan Transformasional
transaksional dengan motivasi kerja Terhadap Kinerja Ditinjau dari
bawahan. Perspektif Learning and Growth dalam
Hasil ini mendukung pendapat Balance Scorecard, Jurnal Bisnis dan
Manajemen, Vol.2, No.2, 2002 hal
Bass (1990) yang menganggap bahwa
107118
kepemimpinan transformasional lebih
un g g ul da r i p a d a ke p e m i m p i Avolio, Bruce J, et all, Transformational
n a n t r a n s a ks io n a l. Un t u k Leadership in a Management Game
me n d u k u n g keunggulan kepemim Simulation, Group & Organization
pinan transfor masional darip ada Studies, Vol. 13 No. 1, March 1988.
kep emimpinan transaksional, dib
Bass, B.M., Leadership and Performance
uktikan oleh hasil penelitian Bass Beyond Expectations, The Free Press,
dan Avolio pada tahun New York, 1985.
1990 (dalam Robbins, 1996) terhadap
se j u m l ah pe r wi r a m ilit er Am e Ba ss, B. M . , Fro m Tr a n s a c t i o n
r i k a Se r i k a t , Ka n a d a da n Je r a l to transformational Leadership:
Learning to Sh are th e Visi on, Or
m an pa d a sem ua ti ngka tan ( level
ga ni za ti on al Dynamic, 1990,
jab atan dan k e p a n g k a t a n ) , b a dalam Steers, Porter
h w a pem i mp in transformasional & Bigley, Motivation and leadership
dinilai leb ih efektif dar ip ad a at Work, McGraw Hill International
pemimp in tran saks iona l. Dal am 6th Edition, 1996.
stu di st ud i ya ng la in , Yuk l m e
n y im pulka n b a h w a p e r ila ku
Bass, B.M.,The Ethics of Dessler, Gary, Manajemen Personalia ,
Transformational Leadership, Edisi
Academy of Leadership P r e s s , 3, (terjemahan), Erlangga, Jakarta,
1 9 9 7 ( d a l a m ww w. ac a 1986.
d em y. um d . ed u , 6
Nopember 2004) Ebert, R.J. & Griffin, R.W., Business
Essentials, Fourth Editions, Prentice
Bass, B. M. , Transformational Hall, 2003.
Leadership: Industrial, Military, and
Educational Im pact, La wr e n c e Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis
Erl b a u m Associates, Publishers, Multivariate Dengan Program SPSS,
Mahwah, New Jersey, 1998. Badan Penerbit Undip, Semarang,
2001.
Bass, B.M. and Avolio, Multifactor
Leadership Questionnaire, Mind Gib son, J. L., Ivanc evich, J. M.,
Garden, Inc, California, 1995. and Donnely, Jr, J. H. ,
Organization: Behavior,Structur,
Bass, B.M. and Steidlmeier, Paul, Ethics, Processes, Ninth Edition, Irwin,
Character, and Authentic 1997.

Transformational Leadership, Center for Gitosudarmo, Indriyo dan I. Nyoman


Le a d e r s h i p St ud ies , Sc h Su d it a , P eril a k u Ke or ga n i s a
ool of M a na g e m e nt Bi si a n, Yogyakarta: BPFE., 1997.
ng ha m t o n University,
Binghamton, NY 13902 Greenberg, Jerald and Baron, Robert A,
6015 (dalam h t t p : // B e ha vi o r in Or g a n i z a t
c ls. binghamton.ed u/BassSteid. html i o n s , In t er n at io n a l Ed it io n
6 November 2004) , Pe a r s o n Education, Inc. 2003.

Bradley, Peter & Charbonneau, Hasibuan, Malayu S.P., Organisasi dan


Danielle, Transformational Mot iv as i: Dasar P eni ng k a
Leadership: Something Ne w, S o me t t a n Produktivitas, Bumi Aksara,
h in g Old , Ca n a di a n Military Jakarta,
Journal, Volume 5, 2004. 1999.

Chan, Alvin, The Full Range Leadership Hasibuan, Malayu S.P., Organisasi dan
Model and Its Application to the Motivasi, Penerb it Bum i
Singapore Arm ed Fo rc es, Aksara, Jakarta, 1996.
(d al am www.m in d ef. gov. s g, 6
Nopember Hughes, Ric hard L, et all, Leadership:
2004) Enhancing the Lessons of Experience,
McGrawHill Com p anies
Cooper, Donald R & Emory, C William, Fourth Edition, 2002.
Metode Penelitian Bisnis, Erlangga,
Jakarta, 1995 MacIsaac, J.R, Leadership During Peace
Support Operations: Mission
Possible, Canadian Military
Journal, Volume
5, 2004.
Mujiasih, Endah & Hadi, Sutrisno, MM UGM (tidak dipublikasikan),
Persepsi 2002.
Me n g e n ai Ga y a K e p e mimp
in an Transformasional dan
Transaksional dan Pengaruhnya
Terhadap Upaya Ekstra (Extra Efort)
Pegawai Dinas Kesehatan Kota (DKK)
Semarang, Salatiga dan Kabupaten
Semarang di Ungaran, Jurnal Bisnis
dan Ekonomi, Vol. 10 No. 2,
September 2003.

Popper, Micha, et all, The Israeli Defence


Force: An Example of
Transformational Lea d ersh i p ,
Le a d e r s h i p & O r g a ni z a
t i o nal De v e l o p m e n t
Journal, Vol. 13 No. I, 1992

Sengkey, Jesaja Elisa, Analisis Hubungan


FaktorFaktor Motivasi dan Prestasi
kerja Karyawan, Tesis MM UGM
(tidak dipublikasikan), 2003.

Sekaran, Um a., Research Methods For


Business, A SkillBuilding Approach
4thedition. John Wiley & Sons, Inc.,
2003.

Singarimbun, Masri & Effendi, Sofan,


Metode Penelitian Survai, LP3ES,
Jakarta,
1989.

Soegiyono, Metode Penelitian


Administrasi, Penerbit Alfabeta,
Bandung, 1994.

Suradji, Agus, Analisis Kepemimpinan


Transformasional Manajer PT.
TELKOM
DIVRE IV JATENG & DIY, Tesis
Surat Keputusan Kepala Staf TNI AU
Nomor : Kep / 5 / III / 2004 tanggal
1
Maret 2004 tent ang Pokok
Pokok Organisasi dan Prosedur
Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo
(Lanud SMO), Mabes TNI AU,
Jakarta, 2004.

Terr y, La rry D, Lead ershi p of Pu


blic Bureaucracies: The Administrator
as Conservator, SAGE Publications,
Inc, California, 1995.

Tracey, J Bruce & Hinkin, Tymothy R,


Transformational Leadership or
Effective Man ag er i al P ra c t ic
es?, Gr o u p & Organization
Studies, Vol. 23 No. 3, September
1998.

Triyugara, Hubungan Antara Persepsi


Karyawan Terhadap Gaya
Kepemimpinan dengan Perubahan PT.
Jasa Raharja (Persero), Tesis MM
UGM (tidak dipublikasikan), 2002.

UndangUndang (UU) Nomor : 34 Tahun


2004 ten ta n g Te n t a r a Nas i
on al
Indonesia
.

Yukl, Gary, Kepemimpinan Dalam


Organisasi, Prenhallindo, Jakarta,
1998.

You might also like