Professional Documents
Culture Documents
KOMISI BIPRA
KOMISI PEMBANGUNAN
KOMISI PENDIDIKAN
KOMISI KESEHATAN
KOSTOR
No Nama Jabatan
1. Pdt. Nova I Paendong, S.Th Ketua BPMJ
2. Pdt. Nn. Susan Sirang, S.Th Pendeta Jemaat
3. GA Zendy Lumenta Guru Agama
4. Pnt. Grace Tulong
5. Sym. Stevie Kumendong
6. Pnt. Yola Sumerah
7. Sym. Jeffry Welang
8. Pnt. Deesie Panambunan, S.Pd
9. Sym. Herry Sakul
10. Pnt. Deyke Panungkelan
11. Sym. Deity Lombogia
12. Pnt. Marthen Seon
13. Sym. Ronny Seon
14. Pnt. Syenny Komaling
15. Sym. Jefrie Ering
16. Pnt. Marthen L. Umboh
17. Sym. Ferdy Seon, SP
18. Pnt. Meity Supit, S.Pd
19. Sym. Rive Solang, S.Pd
20. Pnt. Meity Tumipa
21. Sym. Sonya Lauw, S.Pd., MAP
22. Pnt. Yansen F. Solang
23. Sym. Nortje Umboh, S.Pd
24. Pnt. Stif Timbuleng, S.Si
25. Sym. Esti Laya
26. Pnt. Angel Rakian
27. Sym. Jelly Walukow, Amd. Kep
28. Pnt. Hempri Marundu, SH
29. Sym. Tommy Seon
30. Pnt. Erolvi Timbongol
31. Sym. Irwan Sumilat
32. Pnt. Deasy Lapian
33. Sym. Deine Sakul
34. Pnt. Herton Kalengkongan
35. Pnt. Ketty Umboh
36. Pnt. Angel Sanger
37. Pnt. Elfie Maindoka, S.Pd
38. Pnt. Rini Lapian
DATA SENSUS
Jumlah KK : 340
Jumlah Kolom : 15
Jumlah Jiwa : 1201
PKB : 360
WKI : 384
Pemuda : 165
Remaja : 82
ASM : 210
SEJARAH GEREJA
Pada tahun 1932 terjadi gempa bumi yang besar di negeri Kakas sehingga banyak bangunan rumah roboh dan tanah
terpecah-pecah. Karena itu, banyak penduduk berpindah tempat tinggal ke daerah-daerah yang dapat di diami. Mereka
menuju ke daerah paling selatan dari tanah Minahasa. Mereka di pimpin oleh Tonaas George Sumerah. Wilayah ini di sebut
kolonisasi dan pemerintah membaginya menjadi 7 fak, yaitu A, B, C, D, E, F, G. mereka yang di pimpin oleh Tonaas George
Sumerah menempati fak C. Wilayah inilah yang oleh sekelompok masyarakat membuat membuat pondok-pondok tempat
tinggal keluarga.
Oleh Tua-tua masyarakat di daerah kolonisasi ini yang dikepalai oleh Tonaas masing-masing memberikan nama untuk
daerah ini yakni, Modoinding yang artinya daerah yang dingin, terletak di pegunungan Wulurmaatus dengan ketinggian 1100
di atas permukaan laut, yang di apit oleh 2 gunung yaitu, Tagoi dan Ambang.
Fak C oleh Tua-tua masyarakat memberi nama Makaaroyen yang berarti menarik perhatian orang. Untuk pelayanan Gereja
di pusatkan di fak D, sekarang Pinasungkulan dalam lingkungan klasis Kumelembuai. Pada waktu itu sebagai Guru Jemaat
adalah Bpk. Esau Laatung.
Pada tahun 1934 masyarakat membuat bangsal untuk beribadah dan memberikan nama bangsal itu Gereja GMIM. Tahun
1940 karena perkembangan jemaat maka dibangun sebuah gedung Gereja dan pada tahun 1950 Gereja itu di beri nama
GMIM Imanuel Makaaroyen.