You are on page 1of 9

Biosfera Vol 33, No 1 Januari 2016 : 22-30 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.

321

Pengaruh Antikoagulan dan Waktu Penyimpanan terhadap Profil


Hematologis Tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar

Laksmindra Fitria1*), Lia Lavi Illiy2), dan Indah Riwantrisna Dewi2)


1)
Laboratorium Fisiologi Hewan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
2)
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Telp/Faks: (0274) 580839
*e-mail: laksmindraf@ugm.ac.id

Abstract

Blood is important component since it reflects individual physiological condition.


Therefore, blood becomes one of fundamental parameters in preclinical/biomedical test.
Hematology is the study of peripheral blood cells condition in normal and disease.
Erythrocytes and leukocytes profiles are main parameters in routine hematological
evaluation. Blood samples sometimes cannot be examined immediately for various
reasons. To keep the condition, anticoagulant is added and then stored in refrigerator for
several hours to several days. This research was carried out to study the profiles of
erythrocytes and leukocytes in healthy/normal Wistar rats (Rattus norvegicus Berkenhout,
1769) blood samples with EDTA or Heparin and different storage duration (0, 6, 18, 24,
and 48 hours). For further discussion, data were statistically analyzed using two-factor
ANOVA (P<0.05). Results showed that anticoagulants significantly affected erythrocytes
and leukocytes profiles (P<0.05). Erythrocytes profile in EDTA-blood sample was lower
than which with Heparin. In contrast to the leukocytes profile, EDTA-blood sample was
higher than which with Heparin. With increasing storage duration, erythrocytes, total
leukocytes, neutrophils, and lymphocytes counts decreased significantly (P<0.05).
Storage duration did not significantly affect hematocrit value, hemoglobin concentration,
as well as monocytes, eosinophils, and basophils counts (P>0.05). In conclusion, the best
hematological examination is using plain blood (without anticoagulant), however it must be
accomplished immediately after the sample is obtained. If it is impossible, EDTA- or
Heparin-blood samples can be used, in which the anticoagulant type must be stated in the
report. Likewise, hematological examination using anticoagulant also should be performed
soon after the sample is received.

Keywords: hematology, anticoagulant, storage, Wistar rats

Pendahuluan menunjang aktivitas tubuh (Keohane et


al., 2015). Oleh karena itu, pemeriksaan
Darah merupakan jaringan ikat darah dapat menunjukkan kondisi
khusus yang beredar di seluruh tubuh, fisiologis suatu individu sebagai bentuk
berperan dalam pengangkutan gas-gas tanggapan terhadap perubahan status
pernafasan, hasil pencernaan, fisiko-kimia di lingkungannya. Karena
komponen-komponen fungsional seperti alasan ini, maka darah menjadi salah
enzim, hormon, dan berbagai molekul satu parameter pokok dalam penelitian
lainnya, serta pembuangan limbah praklinik/biomedik (Fitria dan Sarto,
metabolisme. Darah tersusun dari 2014).
komponen sel dan cairan yang disebut Menurut Keohane et al. (2015),
plasma. Sel-sel darah terdiri atas eritrosit, hematologi adalah ilmu yang mempelajari
leukosit, dan trombosit. Masing-masing pemeriksaan kondisi sel-sel darah perifer
sel memiliki tugas yang penting untuk dalam kondisi normal maupun patologis.

22
Pengaruh Antikoagulan dan Waktu Penyimpanan Laksmindra Fitria et al.

Pencatatan profil hematologis pada pemeriksaan, dan penyimpanan (Cora et


hewan-hewan sehat atau normal secara al., 2012; Lindstrom et al., 2015). Luka
berkala dapat digunakan sebagai acuan pada pembuluh darah mengakibatkan
nilai awal (baseline) atau kontrol dalam keluarnya darah (perdarahan). Darah
suatu penelitian (Fitria dan Sarto, 2014). yang keluar dari pembuluh akan segera
Di wilayah Biologi, kajian hematologis mengalami koagulasi (clotting). Oleh
menyediakan deskripsi profil darah karena itu diperlukan penambahan zat
organisme, baik hewan ataupun manusia. untuk mencegah koagulasi darah yang
Di kajian praklinik, data hematologis dikenal sebagai antikoagulan. Jenis
menjadi acuan sebelum penelitian antikoagulan yang sering digunakan
dilanjutkan ke tahap berikutnya. Di bidang adalah ethylene diamine tetra acetic acid
medis/klinis, uji hematologis digunakan (EDTA) dan Heparin. EDTA bekerja
untuk kepentingan diagnosis, prognosis, dengan cara mengikat kalsium yang
dan pemantauan selama proses terapi dibutuhkan untuk proses koagulasi,
dan pengobatan (Keohane et al., 2015). sedangkan Heparin bekerja dengan cara
Salah satu parameter pemeriksaan mengikat antitrombin dan menghambat
hematologis yang rutin dilakukan adalah aktivasi trombin (Keohane et al., 2015).
hitung darah lengkap atau complete blood Sampel darah yang diterima
count (CBC). Variabel pengamatan kadangkala tidak langsung diperiksa
berdasarkan rekomendasi International karena berbagai alasan. Untuk menjaga
Committee for Clinical Pathology kondisi supaya tidak rusak, maka sampel
Harmonization meliputi: Profil eritrosit: darah biasanya disimpan di dalam lemari
jumlah eritrosit, hemoglobin, hematokrit, pendingin (refrigerator) bersuhu 4 C
perhitungan mean corpuscular volume selama beberapa jam hingga beberapa
(MCV), mean corpuscular hemoglobin hari. Penyimpanan sampel darah dan
(MCH), dan mean corpuscular penggunaan antikoagulan yang berbeda
hemoglobin concentration (MCHC); Profil menentukan reliabilitas dan validitas hasil
leukosit: jumlah leukosit total dan pengujian hematologis. Penundaan
diferensial yang tersusun dari neutrofil, pemeriksaan menyebabkan perubahan
limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil); hasil uji karena sifat darah yang cepat
serta Profil trombosit: jumlah trombosit rusak apabila dibiarkan di kondisi yang
dan perhitungan mean platelet volume tidak ideal (Queen et al., 2014).
(MPV) (Reagan et al., 2010). Penelitian ini bertujuan untuk
Penanganan sampel darah mempelajari profil eritrosit dan leukosit
menentukan hasil pemeriksaan pada sampel darah tikus (Rattus
hematologis, antara lain medium, pH, norvegicus Berkenhout, 1769) Galur
suhu, tonisitas, perlakuan mekanik, dan Wistar yang sehat/normal dengan
lain-lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan antikoagulan EDTA atau Heparin dan
dalam pengujian hematologis terutama variasi waktu penyimpanan, yaitu 6, 18,
adalah antikoagulan, jeda waktu setelah 24, dan 48 jam di dalam lemari pendingin.
sampel diperoleh hingga dilakukan

Materi dan Metode lavender), tabung yang telah


mengandung Li-Heparin (tutup warna
Hewan uji yang digunakan dalam hijau), dan sebagai kontrol adalah tabung
penelitian ini adalah tikus putih (Rattus tanpa antikoagulan (tutup warna putih).
norvegicus Berkenhout, 1769) galur Sampel darah dikoleksi dari sinus retro-
Wistar jantan yang telah dewasa atau orbitalis setelah hewan uji dianestesi
berumur 8 minggu. Hewan uji diperoleh menggunakan Ketalar dosis 50 mg/kg
dari LPPT-UGM Unit IV dengan rerata berat badan.
berat badan 200 g sebanyak 5 ekor. Tiga Profil hematologis yang diamati
buah tabung koleksi darah kapiler Greiner meliputi: Profil eritrosit: jumlah eritrosit
Bio-One VACUETTEMiniCollect (x106/L), nilai hematokrit (%), dan kadar
disiapkan, terdiri atas tabung yang telah hemoglobin (g/dL); Profil leukosit:
mengandung K3-EDTA (tutup warna jumlah leukosit total dan diferensial

23
Biosfera Vol 33, No 1 Januari 2016 : 22-30 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.321

(x103/L). Cara penghitungan dilakukan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.


secara manual berdasarkan metode yang Pengamatan dilakukan pada sampel
dikembangkan oleh Rodak (Keohane et darah kondisi segar atau jam ke-0 dan
al., 2015), yaitu menggunakan setelah disimpan di dalam lemari
hemositometer double improved pendingin (refrigerator) bersuhu 4 C ,
Neubauer untuk penghitungan jumlah yaitu pada jam ke-6; 18; 24; dan 48.
eritrosit dan leukosit, sentrifus Hasil pemeriksaan profil eritrosit
mikrohematokrit untuk penentuan nilai dan leukosit ditabulasi untuk dihitung
hematokrit, hemoglobinometer Sahli rerata dan penyimpangannya, kemudian
untuk pengukuran kadar hemoglobin, dan disajikan dalam bentuk histogram. Untuk
preparat apus darah tipis (hemogram) mempelajari lebih lanjut hasil
dengan pewarna Giemsa 1:20 untuk pemeriksaan hematologis, maka
pengamatan leukosit diferensial yang dilakukan analisis secara statistik
terdiri atas neutrofil, limfosit, monosit, berdasarkan ANOVA two-factor (P <0,05)
eosinofil, dan basofil. Pemeriksaan menggunakan piranti lunak Microsoft
hematologis dilakukan di Laboratorium Excel 2010.
Fisiologi Hewan Fakultas Biologi

Hasil dan Pembahasan aktivasi faktor X bersama-sama dengan


faktor VIIa, sementara Heparin
Penentuan profil hematologis yang menghambat aktivasi faktor XII yang
terbaik adalah yang menggunakan darah merupakan awal reaksi cascade
tanpa antikoagulan dan dilakukan segera koagulasi dari jalur intrinsik.
setelah sampel diperoleh. Berdasarkan Dalam penelitian ini tidak dilakukan
Schermer (1967) dalam Ringler and pemeriksaan profil trombosit dan faktor-
Dabich (1979), waktu koagulasi pada faktor yang mempengaruhi hemostasis
tikus laboratorium berkisar antara 2-5 seperti waktu perdarahan, waktu
menit. Dengan demikian, sampel darah koagulasi, kadar kalsium darah, dan lain-
tanpa antikoagulan hanya dapat diuji lain. Menurut Vagdatli et al. (2010), profil
pada kondisi segar (jam ke-0), yaitu trombosit lengkap meliputi jumlah
segera setelah sampel diperoleh atau trombosit, mean platelet volume (MPV),
kurang dari 2 menit. Darah setelah keluar mean platelet component (MPC) dan
dari pembuluhnya akan segera platelet distribution width (PDW). Untuk
mengalami koagulasi. Oleh karena itu mendapatkan profil hematologis yang
sampel darah tanpa penambahan baik, maka disarankan adanya penelitian
antikoagulan tidak dapat disimpan karena lanjutan dengan parameter profil
telah rusak sehingga tidak dapat trombosit lengkap, sehingga diperoleh
dilakukan pemeriksaan hematologis. data pendukung untuk menjelaskan
Menurut Butenas and Mann (2002), kondisi sampel darah dengan
koagulasi darah dimulai sesaat setelah antikoagulan yang berbeda. Apabila
endotelium mengalami kerusakan secara semua indeks trombosit tersebut
fisik (luka) atau akibat efek zat kimia ditentukan, maka dapat digunakan untuk
seperti sitokin dalam proses inflamasi mempelajari aktivasi proses koagulasi.
sehingga terjadi perdarahan (bleeding). Profil hematologis yang terdiri dari
Kondisi ini mengaktivasi faktor jaringan profil eritrosit dan leukosit dari sampel
(kofaktor) untuk membentuk kompleks darah tikus (Rattus norvegicus
dengan protease serin (faktor VIIa) dalam Berkenhout, 1769) Galur Wistar dengan
darah yang menginisiasi reaksi cascade variasi antikoagulan dan waktu
koagulasi dari jalur ekstrinsik. EDTA penyimpanan disajikan pada Gambar 1
mengikat kalsium yang diperlukan untuk berikut ini :

24
Pengaruh Antikoagulan dan Waktu Penyimpanan Laksmindra Fitria et al.

Gambar 1. Profil hematologis sampel darah tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769)
Galur Wistar dengan variasi antikoagulan dan waktu penyimpanan.

Keterangan: A= Jumlah eritrosit; B= Nilai hematokrit; C= Kadar hemoglobin; D= Jumlah total


leukosit; E= Jumlah neutrofil; F= Jumlah limfosit; G= Jumlah monosit; H= Jumlah eosinofil; I=
Jumlah basofil.

Berdasarkan jenis antikoagulan, Untuk mengantisipasi terjadinya hemolisis


nilai profil eritrosit pada sampel darah- atau agregasi ini, maka konsentrasi
EDTA lebih rendah daripada sampel antikoagulan harus diperhatikan,
darah-Heparin. Sebaliknya pada sehingga sesuai dengan kondisi
pemeriksaan profil leukosit, sampel lingkungan yang dibutuhkan oleh sel-sel
darah-EDTA memiliki kecenderungan nilai darah (Ekanem et al., 2012).
lebih tinggi daripada sampel darah- Seiring bertambahnya waktu
Heparin. Walencik and Witeska (2007) penyimpanan, jumlah eritrosit, nilai
menyatakan bahwa EDTA dapat hematokrit, jumlah total leukosit, neutrofil,
menyebabkan eritrosit mengalami limfosit, dan monosit mengalami
hemolisis sehingga jumlahnya berkurang. penurunan (Gambar 1.A-B, F-G).
Oleh karena itu tidak disarankan Sementara itu, kadar hemoglobin relatif
menggunakan EDTA untuk pemeriksaan stabil (Gambar 1.C), jumlah eosinofil
profil eritrosit. EDTA dapat digunakan mengalami peningkatan (Gambar 1.H),
untuk pemeriksaan profil leukosit, namun dan jumlah basofil fluktuatif (Gambar 1.I).
Heparin adalah yang terbaik. Namun Penelitian oleh Al-Nuaimy (2008) pada
demikian, menurut Stokol et al. (2014), samkple darah manusia juga memberikan
Heparin juga dapat menyebabkan hasil yang serupa. Adanya perubahan
agregasi sel-sel darah sehingga pada profil eritrosit dan leukosit selama
menganggu pemeriksaan hematologis. penyimpanan berkaitan dengan

25
Biosfera Vol 33, No 1 Januari 2016 : 22-30 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.321

perubahan fisiko-kimiawi yang dikenal lakukan analisis secara statistik ber-


sebagai storage lesion. dasarkan ANOVA two-factor (P<0,05).
Untuk mempelajari lebih lanjut hasil Rangkuman hasil analisisnya disajikan
pemeriksaan hematologis, maka di- pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis statistik profil hematologis sampel darah tikus (Rattus
norvegicus Berkenhout, 1769) Galur Wistar dengan variasi antikoagulan dan
waktu penyimpanan.

ANTIKOAGULAN WAKTU PENYIMPANAN


VARIABEL
P<0,05 P>0,05 P<0,05 P>0,05
A. PROFIL ERITROSIT
6
1. Jumlah eritrosit (x10 /L) v v
2. Nilai hematokrit (%) v v
3. Kadar hemoglobin (g/dL) v v
B. PROFIL LEUKOSIT
1. Jumlah total leukosit
3 v v
(x10 /L)
3
2. Jumlah neutrofil (x10 /L) v v
3
3. Jumlah limfosit (x10 /L) v v
3
4. Jumlah monosit (x10 /L) v v
3
5. Jumlah eosinofil (x10 /L) v v
3
6. Jumlah basofil (x10 /L) v v

Berdasarkan Tabel 1, antikoagulan ngakibatkan penghitungan tidak valid.


ternyata berpengaruh secara signifikan Untuk pemeriksaan hematologis pada
terhadap semua paramater profil eritrosit Mammal lebih baik menggunakan EDTA,
dan leukosit yang diuji (P<0,05). Oleh sedangkan Heparin lebih tepat digunakan
karena itu, pemeriksaan profil untuk uji kimia darah (Perelman, 1999
hematologis sebaiknya menggunakan dalam Mafuvadze and Erlwanger, 2007).
darah tanpa antikoagulan dan dilakukan Penggunaan EDTA untuk pemeriksaan
segera setelah sampel diperoleh. hematologis dan morfologis sel-sel darah
Mengingat bahwa waktu koagulai darah bahkan telah direkomendasikan oleh
pada tikus laboratorium berkisar antara 2- International Council for Standardization
5 menit (Schermer, 1967 dalam Ringler in Haematology sejak tahun 1993 (Freise
and Dabich, 1979), maka pemeriksaan et al., 2009). Apabila dibutuhkan nilai
profil hematologis menggunakan darah pembanding sebagai rujukan (misalnya
segar sebaiknya dilakukan kurang dari 2 untuk kepentingan dignostik), maka
menit untuk mengantisipasi terjadinya hendaknya juga mengacu pada profil
koagulasi. hematologis normal dari sampel darah
Menurut Baker et al. (1993), Apabila yang diketahui menggunakan anti-
pemeriksaan tidak memungkinkan untuk koagulan yang sama dengan sampel
langsung dilakukan karena berbagai darah yang diuji.
alasan, maka dapat digunakan anti- Menurut Cora et al. (2012) dan
koagulan yang sesuai dan jenis Lindstrom et al. (2015), sampel darah
antikoagulan harus dijelaskan dalam tikus dan mencit dengan EDTA lebih
pelaporan. Menurut Stokol et al. (2014), stabil dan dapat disimpan pada suhu
pada umumnya pemeriksaan hematologis ruangan maupun di dalam lemari
menggunakan antikoagulan EDTA. pendingin hingga 48 jam. Namun
Heparin tidak disarankan untuk hitung demikian, Stokol et al. (2014)
darah lengkap karena sel-sel akan menyarankan bahwa apabila tidak bisa
menggumpal (agregasi) yang me- langsung diperiksa, darah-EDTA

26
Pengaruh Antikoagulan dan Waktu Penyimpanan Laksmindra Fitria et al.

sebaiknya disimpan di dalam lemari tepat juga dapat menyebabkan gangguan


pendingin segera setelah pengambilan tonisitas, menyebabkan pembengkakan
darah (koleksi) dari hewan yang akan sel, hemolisis, atau krenasi (Ekanem et
diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa al., 2012). Sampel darah tikus Sprague-
profil hematologis sampel darah tikus Dawley dengan EDTA yang telah
mengalami perubahan yang signifikan mengalami proses penyimpanan
setelah penyimpanan selama 24 jam. menunjukkan adanya pembengkakan
Berdasarkan Tabel 1, waktu eritrosit maupun krenasi (echinocyte),
penyimpanan ternyata menurunkan sementara leukosit rusak, degenerasi,
jumlah eritrosit, total leukosit, neutrofil, dan terjadi autolisis menjadi smudge cell.
dan limfosit secara signifikan (P<0,05). Hal ini terjadi karena kekurangan ATP,
Makin lama penyimpanan maka jumlah gangguan homeostasis kalsium, pH
sel-sel terhitung makin berkurang karena tinggi, dan pengaruh tonisitas (Cora et al.,
sel-sel rusak (hemolisis) atau mati. 2012). Lebih lanjut dinyatakan oleh Stokol
Selama penyimpanan, sel-sel darah et al. (2014) bahwa EDTA bersifat
mengalami perubahan biokimiawi, hipertonik terhadap sel-sel darah,
biomekanis, dan reaksi imunologis, sehingga konsentrasinya harus tepat.
menyebabkan terjadinya kerusakan Beberapa gambaran morfologis
struktural/morfologis yang dikenal sebagai kerusakan eritrosit dan leukosit akibat
storage lesion. Eritrosit adalah sel darah penyimpanan yang dijumpai dalam
yang paling mudah mengalami kerusakan penelitian ini disajikan pada Gambar 2 :
ini. Konsentrasi antikoagulan yang tidak

Gambar 2. Perubahan morfologis eritrosit dan leukosit akibat penyimpanan yang dijumpai
dalam penelitian ini (berdasarkan Cora et al., 2012).

Keterangan: A= pembengkakan eritrosit; B= krenasi (echinocyte); C= hemolisis; D= smudge cell.

Perubahan ukuran eritrosit dapat hemoglobin. Makin banyak hemoglobin


dipelajari secara kuantitatif dengan yang dilepaskan dari eritrosit yang lisis,
menghitung MCV. Pada penelitian ini maka kadar hemoglobin terhitung
tidak dilakukan perhitungan MCV. meningkat. Perubahan warna plasma
Disarankan untuk menghitung indeks sudah tampak pada pengamatan jam ke-
eritrosit yang meliputi MCV, MCH, dan 6, baik pada sampel darah dengan EDTA
MCHC dalam penelitian serupa. maupun Heparin.
Hemolisis dapat diamati dari warna Penyimpanan menyebabkan lobu-
plasma yang menjadi kemerahan karena lasi, disintegrasi, dan vakuolisasi pada

27
Biosfera Vol 33, No 1 Januari 2016 : 22-30 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.321

leukosit yang mempengaruhi penyerapan manusia dan hewan model praklinik saja,
zat warna pada saat pembuatan sediaan namun juga pada hewan-hewan lainnya
hemogram sehingga dapat meng- untuk berbagai kepentingan, mulai dari
akibatkan salah interpretasi dalam penyediaan database, diagnostik
mengenali jenis leukosit. Oleh karena itu kesehatan, konservasi, hingga kajian
direkomendasikan untuk melakukan genetika dan evolusi. Oleh karena itu
hitung darah lengkap tidak lebih dari 6 perlu metode yang tepat dan sesuai untuk
jam sejak sampel darah diperoleh. menangani sampel darah yang akan diuji.
Apabila pemeriksaan tidak dapat Hal-hal yang harus diperhatikan antara
langsung dilakukan, maka sampel lain: jenis antikoagulan, waktu
hendaknya disimpan di dalam lemari penyimpanan, jeda waktu setelah sampel
pendingin (Cora et al., 2012; Stokol et al., diperoleh hingga dilakukan pemeriksaan,
2014; Lindstrom et al., 2015). Sementara cara pengambilan dan penanganan
itu, pembuatan hemogram untuk sampel, serta parameter yang hendak
penghitungan jumlah leukosit diferensial diamati. Metode pemeriksaan
dan pengamatam morfologis sel-sel darah hematologis dalam penelitian ini belum
harus dilakukan segera setelah darah tentu tepat untuk diterapkan pada sampel
dikoleksi dari hewan uji Stokol et al. darah manusia, mammal lainnya,
(2014). demikian juga unggas, ikan, dan
Berdasarkan Tabel 1, waktu sebagainya. Hal ini ditegaskan oleh
penyimpanan ternyata tidak berpengaruh Windberger and Baskurt (2007) dan
secara signifikan terhadap jumlah Reagan et al. (2010), bahwa sel-sel darah
monosit, eosinofil, dan basofil (P>0,05). pada hewan-hewan anggota kelas
Hal ini karena ketiga jenis leukosit ini Vertebrata memiliki perbedaan morfologis
secara normal memiliki proporsi yang dan fisiologis. Sel-sel darah bervariasi
sangat sedikit di dalam darah perifer. dalam hal bentuk, ukuran, dan ada
Nilainya akan meningkat secara signifikan tidaknya nukleus pada eritrosit. Di
dalam kondisi patologis (Reagan et al., samping itu biokimiawi sel-sel darah juga
2010; Keohane et al., 2015). Selain berbeda, ditandai dengan afinitasnya
jumlahnya yang sangat sedikit, ketiga dalam menyerap warna saat diproses
jenis leukosit ini tidak dapat ditemukan untuk pembuatan preparat hemogram.
lagi seiring bertambahnya waktu Sifat biokimiawi menunjukkan mekanisme
penyimpanan. Neutrofil dan limfosit pada fisiologis yang spesifik pada sel-sel darah
tikus lebih tahan lama dalam tersebut. Oleh karena itu profil
penyimpanan daripada monosit, eosinofil, hematologis setiap species bersifat
dan basofil (Cora et al., 2012). spesifik.
Pemeriksaan profil hematologis
tidak hanya dilakukan pada sampel darah

Simpulan hendaknya tetap dilakukan segera


setelah sampel diterima, yaitu tidak lebih
Penentuan profil hematologis yang dari 6 jam. Untuk pembuatan preparat
terbaik adalah menggunakan darah tanpa hemogram dikerjakan langsung setelah
antikoagulan dan dilakukan segera sample darah diterima.
setelah sampel diperoleh (kurang dari 2 Pemeriksaan profil eritrosit dan
menit). Apabila tidak memungkinkan, leukosit saja tidak cukup untuk
maka dapat digunakan EDTA atau penyediaan data profil hematologis. Untuk
Heparin sebagai antikoagulan, dan jenis mendapatkan profil hematologis (hitung
antikoagulan harus dijelaskan dalam darah lengkap) yang baik dan lengkap,
pelaporan. Seiring waktu, sampel darah maka disarankan untuk melakukan
yang disimpan di dalam lemari pendingin perhitungan indeks eritrosit yang meliputi
mengalami perubahan fisik maupun profil MCV, MCH, dan MCHC, juga jumlah
hematologisnya. Oleh karena itu, trombosit dan indeks trombosit (MPV,
pemeriksaan hitung darah lengkap MPC, dan PDW). Di samping itu

28
Pengaruh Antikoagulan dan Waktu Penyimpanan Laksmindra Fitria et al.

dilakukan juga pengamatan secara lebih hemogram untuk mengamati adanya


terperinci mengenai morfologi sel-sel storage lesion.
darah dan artifak menggunakan sediaan

Daftar Pustaka of North America: Exotic Animal


Practice 18(1): 21-32. Elsevier Inc.
Al-Nuaimy, K.M.I. 2008. Haematological Philadelphia, Pennsylvania. ISSN
Changes in Stored Blood. J. Edu & 1094-9194. ISBN-13 978-0-323-
Sci 21(4): 49-56. 35598-8.
Butenas, S. and Mann, K.G. 2002. Blood Mafuvadze, B. And Erlwanger, K.H. 2007.
Coagulation. Review. Biochemistry The Effect of EDTA, Heparin, and
(Moscow) 67(1): 3-12. Storage on the Erythrocyte Osmotic
Cora, M.C., King, D., Betz. L.J., Wilson, Fragility, Plasma Osmolality, and
R., and Travlos, G.S. 2012. Hematocrit of Adult Ostriches
Artifactual Changes in Sprague (Struthio camelus). Veterinarski
Dawley Rat Hematologic Arhiv 77(5): 427-434.
Parameters after Storage of Queen, E., Ifeanyi, O.E. and Chinedum,
Samples at 3 C and 21 C. Journal O.K. 2014. The Effect of Storage on
of the American Association for Full Blood Count in Different
Laboratory Animal Science 51(5): Anticoagulant. IOSR-JDMS 13(9):
616-621. 128-131. e-ISSN: 2279-0853, p-
Ekanem, A.P., Udoh, A.J., and Inyang- ISSN: 2279-
Etoh, A.P. 2012. Effect of Different 0861.www.iosrjournals.org
Anticoagulants on Hematological Reagan, W.J., Poitout-Belissent, F.M.,
Parameters of Oreochromis and Rovira, A.R.I. 2010. Design and
niloticus. IJSAT 2(6): 17-20. ISSN Methods Used for Preclinical
2221-8386. http://www.ijsat.com Hematotoxicity Studies. In: Weiss,
Fitria, L. dan Sarto, M., 2014. Profil D.J. and Wardop, K.J. (Eds.) 2010.
Hematologi Tikus (Rattus Schalm's Veterinary Hematology.
norvegicus Berkenhout, 1769) Galur 6th Ed. Wiley-Blackwell, A John
Wistar Jantan dan Betina Umur 4, Wiley & Sons, Ltd. Pub. Ames.
6, dan 8 Minggu. Biogenesis 2(2): Iowa. ISBN 978-0-8138-1798-9.
94-100. ISSN 2302-1616. Ringler, D.H. and Dabich, L. 1979.
Freise, K.J., Schmidt, R.L., Gingerich, Hematology and Clinical
E.L., Veng-Pedersen, P., and Biochemistry. In: Baker, H.J.,
Widness, J.A. 2009. The Effect of Lindsey, J.R., and Weisbroth, S.H.
Anticoagulant, Storage (Eds.). The Laboratory Rat. Vol.1:
Temperature and Dilution on Cord Biology and Diseases. American
Blood Hematology Parameters Over College of Laboratory Animal
Time. Int J Lab Hematol 31(5): 496- Medicine Series. Academic Press.
504. New York.
Keohane, E.M., Smith, L.J., and Walenga, Stokol, T., Priest, H., Behling-Kelly, E.,
J.M. 2015. Rodaks's Hematology: and Babcock, G. 2014. Samples for
Clinical Principles and Applications. Hematology. Animal Health
5th Ed. Elsevier/Saunders. St. Louis. Diagnostic Center. Clinical
Missouri. ISBN 978-0-323-23906-6. Pathology Laboratory. College of
Lindstrom, N.M., Moore, D.M., Veterinary Medicine, Cornell
Zimmerman, K., and Smith. S.A. University. Ithaca, New York.
2015. Hematologic Assessment in https://ahdc.vet.cornell.
Pet Rats, Mice, Hamsters, and edu/sects/clinpath/sample/test/hem
Gerbils: Blood Sample Collection a.cfm Diakses 14 Oktober 2015.
and Blood Cell Identification. In: Walencik, J. And Witeska, M. 2007. The
Campbell T.W. and Rupley, A.E. Effects of Anticoagulants on
(Eds.). 2015. Hematology. Clinics Hematological Indices and Blood
Review Articles: Veterinary Clinics Cell Morphology of Common Carp

29
Biosfera Vol 33, No 1 Januari 2016 : 22-30 DOI: 10.20884/1.mib.2016.33.1.321

(Cyprinus carpio L.). Comp Vagdatli, E., Gounari, E., Lazaridou, E.,
Biochem Physiol C Toxicol Katsibourlia, E., Tsikopoulou, F.,
Pharmacol. 146(3): 331-335. and Labrianou, I. 2010. Platelet
Windberger, U. and Baskurt, O.K. 2007. distribution width: a simple, practical
Comparative Hemorheology. In: and specific marker of activation of
O.K. baskurt et al. (Eds.) Handbook coagulation. Hippokaratia 14(1): 28-
of Hemorheology and 32.
Hemodynamics. IOS Press.
Amsterdam. Pp. 267-285.

30

You might also like