You are on page 1of 10

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

SIFAT FISIKOKIMIA DADIH SUSU SAPI: PENGARUH SUHU


PENYIMPANAN DAN BAHAN PENGEMAS
(Physicochemical Properties of Cow Milk Dadih: Effect of Storage
Temperature and Packaging Material)
MISKIYAH dan S. USMIATI

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian


Jl. Tentara Pelajar No 12 Bogor 16114

ABSTRACT

Dadih is a product of spontaneous fermentation from buffalo milk in bamboo container at room
temperature. Traditionally processed dadih has short storage life. Improvement of processing and better
handling was needed. One of the improvement factors was packaging and storage handling. This research was
aimed to study the effect of storage temperature and packaging material on physicochemical characteristic of
dadih from cow milk. Research was done based on Randomized Block Design with factorial pattern (4 2)
with treatment: packaging type (A): A1: bamboo to flex pack; A2: bamboo to clay pot; A3: bamboo to plastic
cup pp; A4: bamboo; A5: flexypack; A6: clay pot; A7: plastic cup pp. Temperature treatment (B): B1: room
temperature (25 30C); B: cold temperature (4 10C). Result showed that early time fermentation before
moved into packaging treatment was 15 hour after fermentation in bamboo. Cold temperature was more
effective in extanding storage life of dadih compared to storage at room temperature. The use of pp plastic
cup packaging and also flexypack packaging maintain physicochemical characteristic of dadih, compared to
other packaging type. Nevertheless, economically, pp plastic cup packaging was cheaper than the others
Key Words: Cow Milk Dadih, Storage Temperature,Package Mate

ABSTRAK

Dadih merupakan produk fermentasi spontan pada suhu kamar dari susu kerbau mentah dalam wadah
bambu. Pembuatan dadih yang masih tradisional mengakibatkan umur simpan dadih relatif singkat, sehingga
perlu peningkatan pengolahan dan penanganan yang lebih baik. Salah satunya dengan pengemasan dan
penyimpanan pada suhu tertentu. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh suhu penyimpanan
dan bahan pengemas terhadap karakteristik fisikokimia dadih asal susu sapi. Rancangan percobaan yang
digunakan untuk penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial (4 2) dengan
perlakuan: Jenis Kemasan (A): A1: bambu ke flexypack; A2: bambu ke gerabah; A: bambu ke cup plastik pp;
A4: bambu; A5: flexypack; A6: gerabah; A7: cup plastik pp. Perlakuan suhu (B): B1: suhu ruang (25 30C);
B: suhu dingin (4 10C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu fermentasi awal sebelum pemindahan
ke dalam kemasan perlakuan adalah 15 jam pascafermentasi dalam bambu. Penyimpanan suhu dingin lebih
efektif dalam memperpanjang masa simpan dadih dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu ruang.
Penggunaan kemasan cup plastik pp maupun kemasan flexypack mampu mempertahankan sifat fisikokimia
dadih, dibandingkan dengan jenis kemasan lain. Namun secara ekonomis kemasan cup plastik lebih murah.
Kata Kunci: Dadih Susu Sapi, Suhu Penyimpanan, Bahan Pengemas

PENDAHULUAN menghadapi permasalahan keterbatasan jumlah


produksi susu kerbau. Untuk itu sebagai
Dadih adalah produk fermentasi spontan alaternatif bahan baku yang digunakan adalah
pada suhu kamar dari susu kerbau mentah susu sapi. Pembuatan dadih yang masih
dalam wadah bambu, dan merupakan makanan tradisional mengakibatkan umur simpannya
tradisional di daerah Sumatera Barat relatif singkat, yaitu tiga hari (SIRAIT, 1993).
(DZARNIZA, 1999). Namun dalam Perlu peningkatan pengolahan dan penanganan
perkembangannya, pembuatan dadih yang lebih baik, salah satunya dengan

432
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

pengemasan dan penyimpanan pada suhu Polyamide (PA)/Polyethylene (PE), Cyrovac,


tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar dapat Polystyrene (PS), dan lain-lain (STEINKA et al.,
memanfaatkan potensi dadih sebagai salah satu 2006). Bahan kemasan dari plastik mempunyai
pangan sumber probiotik. kelebihan, antara lain harga relatif murah,
Berdasarkan hasil penelitian, dadih mudah dibentuk, warna dan bentuknya lebih
berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah disukai konsumen, dan mengurangi biaya
satu pangan fungsional. Hasil isolasi bakteri transportasi. Adapun kelemahannya adalah
yang terdapat pada dadih menunjukkan bahwa peka terhadap suhu tinggi (HANLON, 1992).
terdapat 36 strain bakteri asam laktat yang Kemasan flexypack merupakan suatu bentuk
dominan. Bakteri asam laktat diakui kemasan yang bersifat fleksibel, tersusun dari
mempunyai efek yang baik bagi kesehatan bahan aluminium foil, film plastik, selopan,
karena metabolit yang dihasilkan dapat film plastik berlapis logam aluminium
menghambat bakteri patogen, menurunkan (metalized film) dan kertas. Kemasan ini
kolesterol, antimutagenik, antikarsinogenik, populer digunakan untuk mengemas berbagai
antivaginitis serta memperbaiki sistem produk baik padat maupun cair. Jenis kemasan
kekebalan tubuh, mencegah sembelit, ini dapat menggantikan kemasan kaku (rigid)
memproduksi vitamin B dan bakteriosin maupun kemasan kaleng, lebih ekonomis dan
(PATO, 2003; SURYONO, 2003). Bakteri asam mudah dalam penanganannya. (DEPARTEMEN
laktat hasil isolasi dari dadih antara lain PERINDUSTRIAN, 2007).
Lactobacillus casei subsp. casei, Leuconoctoc Umur simpan (shelf life) susu fermentasi
paramasentereroides, Enterococcus faecalis tergantung pada jenis produknya. Jika
subsp. liquefaciens, Lactococcus lactis subsp. merupakan jenis susu fermentasi yang
lactis. Penelitian yang dilakukan oleh bakterinya hidup maka umur simpannya pendek
HARMAYANI dalam RUSFIDRA (2006) dan harus disimpan pada suhu 4C. Susu
menunjukkan bahwa bakteri asam laktat (BAL) fermentasi yang dipasteurisasi atau sterilisasi
yang diisolasi dari dadih, Lactobacillus sp. mempunyai umur simpan yang lebih lama.
Dad 13 terbukti mampu menurunkan kolesterol Namun kondisi tersebut tergantung dari jenis
(39,8%) pada hewan percobaan yang diberi kemasannya, terutama kemampuannya dalam
pakan tanpa kolesterol, dan 13,4% pada hewan melindungi produk (SARI, 2007). Tujuan
yang diberi pakan tinggi kolesterol. Sedangkan penelitian ini adalah untuk mempelajari
pemberian susu fermentasi oleh probiotik yang pengaruh suhu penyimpanan dan bahan
dipasteurisasi dan disterilisasi mampu pengemas terhadap karakteristik fisikokimia
menurunkan kolesterol sebanyak 42 45% dadih asal susu sapi.
pada pakan tinggi kolesterol dan 50% pada
pakan tanpa kolesterol.
Bahan pengemas memegang peranan MATERI DAN METODE
penting dalam mempertahankan kualitas
pangan, dan mempengaruhi perubahan yang Bahan yang digunakan pada penelitian ini
tidak diinginkan selama proses pengemasan, adalah susu sapi segar, susu skim, starter
transportasi dan penyimpanan (STEINKA et al., bakteri Lactobacillus casei (L. casei). Bahan
2006). Pengemasan efektif melindungi produk kimia yang digunakan adalah NaOH 40%,
dari kontaminasi mikroba, sinar, dan oksigen NaOH 0,1 N, akuades, phenolphtalein, H2SO4
(VASILLA et al., 2002). Pemilihan bahan pekat (98%), dan larutan buffer. Jenis kemasan
pengemas yang tepat akan mempengaruhi yang digunakan adalah bambu, cup plastik
perubahan fisik, kimia, dan organoleptik polypropilene (pp), kemasan fleksibel dan
produk yang dikemas (STEINKA et al., 2006). gerabah.
Fungsi kemasan antara lain sebagai wadah Metode yang digunakan dalam penelitian
untuk menempatkan produk, memberikan ini:
perlindungan terhadap produk, dan menambah
daya tarik produk (SYARIEF dan IRAWATI, Penelitian pendahuluan
1988).
Produk fermentasi asal ternak biasanya Pada tahap ini dilakukan untuk menentukan
menggunakan bahan pengemas antara lain waktu fermentasi awal dadih pada bambu

433
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

sebelum dipindahkan ke kemasan primer yang 16, 20, 24, dan seterusnya hingga sampel
akan digunakan. Pembuatan dadih susu sapi rusak. Analisis yang dilakukan adalah analisis
merupakan modifikasi metode yang dilakukan total asam tertitrasi (NEWLANDER dan
oleh TAUFIK (2004) dan SUNARLIM dan ANTHERTON, 1982); pH (APRIYANTONO, 1989)
USMIATI (2006). Susu sapi ditambah dengan dan viskositas (AOAC, 1995)
susu skim (3%) selanjutnya diuapkan (toning)
hingga 50% dari volume semula, dan
dihomogenkan dengan pengadukan manual. Analisis statistik
Selanjutnya suhu diturunkan hingga mencapai
Rancangan percobaan yang digunakan pada
37C, kemudian susu ditambahkan starter
penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lactobacillus casei (3%). Susu dimasukkan
Kelompok (RAK) pola faktorial (4 2) dengan
dalam tabung bambu masing-masing 50 ml,
perlakuan: jenis kemasan (A): A1: bambu ke
kemudian ditutup alufo, dan difermentasi pada
flexypack; A2: bambu ke gerabah; A3: bambu
suhu kamar (27 29C). Dadih yang telah
ke cup plastik pp; A4: bambu; A5: flexypack;
terbentuk dimasukkan dalam kemasan
A6: gerabah; A7: cup plastik pp. Perlakuan suhu
perlakuan (cup plastik, flexypack, gerabah)
(B): B1: suhu ruang (25 30C); B2: suhu
masing-masing 50 ml pascafermentasi jam ke-
dingin (4 10C). Data yang dihasilkan
12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, dan 24. Fermentasi
dilakukan analisis ragam dengan bantuan
dilanjutkan kembali hingga jam ke-48. Tiap
program SPSS 14. Apabila ada perbedaan yang
kemasan pada masing-masing waktu
nyata dilakukan uji lanjut menggunakan metode
fermentasi selanjutnya dilakukan uji fisik
uji Duncan dengan tingkat kepercayaan 95%.
(tekstur, aroma, rasa, warna, dan penerimaan
umum). Waktu pemindahan yang terbaik yang
digunakan untuk penelitian utama. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pendahuluan
Penelitian utama
Penentuan waktu fermentasi awal
Penelitian utama dilakukan untuk
diperlukan untuk mengetahui pengaruh
mengetahui pengaruh jenis kemasan terhadap
kemasan bambu terhadap kualitas dadih yang
kualitas dadih pada suhu dingin dan suhu
akan dihasilkan selama fermentasi. Fermentasi
ruang. Pembuatan dadih mengacu pada
dadih umumnya membutuhkan waktu 24 48
penelitian sebelumnya. Susu dimasukkan ke
jam, sehingga perlu dilakukan pemilihan satu
dalam 3 kemasan perlakuan (bambu, flexypack,
waktu terbaik untuk memindahkan dadih dari
gerabah, dan cup plastik PP) masing-masing
bambu ke dalam kemasan perlakuan.
100 ml, kemudian ditambah starter L. casie
Parameter pemindahan didasarkan pada
3% dan diaduk secara manual. Kemasan
konsistensi dan tekstur dadih baik sebelum
ditutup dengan alumunium foil, kemudian
maupun sesudah dipindahkan.
difermentasi 2 24 jam pada suhu kamar.
Hasil menunjukkan bahwa semakin lama
Selain itu kemasan perlakuan juga dilakukan
waktu fermentasi awal pada bambu maka
dengan memindahkan dadih yang telah
konsistensi dadih yang diperoleh tidak
terbentuk pada tabung bambu, sebagian
sempurna. Hal ini diduga akibat pengaruh dari
dimasukkan ke dalam 3 jenis kemasan
fermentasi yang terjadi. Menurut KUSWANTO
perlakuan yaitu flexypack, gerabah, dan cup
dan SUDARMADJI (1989), proses fermentasi
plastik masing-masing 100 ml pada waktu
yang dilakukan sampai pH sekitar 4,4 4,5
pemindahan terbaik (penelitian pendahuluan)
akan diikuti terbentuknya aroma khas karena
dan difermentasikan kembali hingga jam ke-
adanya senyawa-senyawa volatil. Protein susu
48. Keseluruhan dadih yang telah terbentuk
akan mengalami koagulasi pada pH asam
disimpan pada suhu ruang (25 30C) dan
sehingga terbentuk koagulan. Dengan
suhu refrigerator (4 10C). Perubahan
demikian, semakin lama waktu fermentasi
fiisikokimia yang terjadi pada produk dadih
dalam bambu diduga dadih mempunyai
susu sapi yang disimpan pada suhu ruang dan
kepadatan yang lebih tinggi dan jika
suhu dingin diamati pada hari ke-0, 4, 8, 12,
dipindahkan semakin lebih sulit. Akibatnya

434
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

ketika fermentasi dilanjutkan hingga jam ke- dadih mempunyai sifat fisik kental dan
48 jam pada kemasan baru, bakteri asam laktat homogen, beraroma susu, berwarna putih dan
(BAL) kekurangan substrat untuk melanjutkan tidak ditumbuhi jamur baik pada permukaan
fermentasi. Secara visual ditunjukkan adanya dadih maupun kemasannya hingga hari ke-24
cairan yang memisah, dan dadih cenderung penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
berubah menjadi encer. ROBERTSON (1993), bahwa makanan yang
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bersifat perishable (misalnya susu) yang
waktu fermentasi awal yang tepat adalah 15 disimpan dalam waktu yang lama memerlukan
jam pascafermentasi dalam bambu. Pada jam suhu dingin (0 7 atau (-12) (-18)C). Suhu
tersebut dadih yang terbentuk semi padat dingin akan memperlambat proses fermentasi
cenderung masih encer, sehingga lebih mudah dan mencegah terjadinya aktivitas metabolisme
dipindahkan dan tidak banyak mengurangi kultur starter dan mikroorganisme pencemar.
volume dadih. Selain itu setelah fermentasi Penyimpanan dalam gerabah pada suhu dingin
lanjutan hingga jam ke-48, konsistensi dadih mampu bertahan sampai hari ke-4, bukan
lebih homogen, berwarna putih, mouthfeel disebabkan kerusakan produk mapun kemasan,
yang halus, dan rasa yang cukup asam, dan namun volume dadih yang berkurang. Hal ini
tergolong bagus menyerupai dadih asli. diduga karena gerabah merupakan kemasan
yang mempunyai porositas tinggi, sehingga
menyerap air pada dadih, semakin lama dadih
Penelitian utama akan kering dan menempel pada permukaan
dinding gerabah.
Karakteristik dadih sebelum penyimpanan Penyimpanan pada suhu ruang, penggunaan
kemasan flexypack dan cup plastik pp hanya
Setelah fermentasi lanjutan sampai jam ke- mampu mempertahankan masa simpan dadih
48, hampir semua dadih susu sapi yang hingga hari ke-8. Setelah hari ke-8, dadih
terbentuk pada penggunaan berbagai jenis mulai mengalami kerusakan, yang ditandai
kemasan menunjukkan karakteristik yang dengan perubahan tekstur dadih yaitu
sama, dari segi warna, aroma, maupun kondisi pemisahan air dan dadih serta perubahan
kemasan yang digunakan, seperti terlihat pada aroma. Sesuai pendapat SISRIYENNI dan YAYU
Tabel 1. (2004) bahwa munculnya aroma tengik pada
dadih disebabkan karena mulai munculnya
Karakteristik visual dadih susu sapi selama kapang atau bakteri koliform di bagian
penyimpanan permukaan. Penggunaan kemasan bambu pada
dadih hanya bertahan kurang dari 4 hari.
Penggunaan bahan pengemas flexypack dan Kerusakan disebabkan karena adanya belatung
cup plastik pp pada penyimpanan suhu dingin, dan kapang pada bambu dan dadih ini

Tabel 1. Karakteristik dadih sebelum penyimpanan (hari ke-0)

Karakterisasi secara visual


Bahan pengemas
Warna Aroma Kemasan
Bambu ke flexypack Putih Susu Baik tanpa jamur
Bambu ke gerabah Putih kekuningan Susu Baik tanpa jamur namun
dinding badan basah
Bambu ke cup plastik pp Putih kekuningan Susu Baik tanpa jamur
bambu Putih kekuningan Susu dengan aroma Baik tanpa jamur
khas bambu
flexypack Putih Susu Baik tanpa jamur
gerabah Putih Susu dengan aroma Baik tanpa jamur namun
khas gerabah dinding badan basah
Cup plastik pp Putih (kental dan Susu Baik tanpa jamur
homogen)

435
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

merupakan organisme yang tahan terhadap pp. Untuk dadih pada kemasan gerabah nilai
kondisi asam. Kapang dalam media asam total asam meningkat pada hari ke-4 dan turun
memanfaatkan asam laktat dan setelah pada hari ke-8, sedangkan untuk dadih pada
keasaman direduksi, bakteri lain termasuk tipe perlakuan dari bambu ke gerabah nilai total
proteolitik akan tumbuh dan mendekomposisi asamnya cenderung meningkat hingga hari ke-
protein yang menyebabkan terjadinya 8 penyimpanan. Hal ini diduga adanya
pembusukan, keadaan ini dapat terlihat dari aktivitas BAL L. casei dalam produk,
adanya pertumbuhan kapang, kekentalan dadih menyebabkan terjadinya proses pengubahan
berkurang, sehingga aroma dadih berubah laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
(SUNARLIM dan USMIATI, 2006). Semakin lama produk disimpan maka semakin
Karakteristik dadih yang difermentasi awal banyak asam laktat yang dihasilkan, sehingga
di bambu kemudian baru dipindahkan pada total asam menjadi meningkat. Namun, ketika
kemasan perlakuan (flexypack, cup plastik pp, L. casei sudah tidak memiliki substrat yang
dan gerabah) pada jam ke-15, cenderung cukup untuk fermentasi maka asam laktat yang
memiliki kekentalan yang lebih rendah dan terbentuk berkurang, sehingga menyebabkan
tidak bertahan lama. Hal ini diduga karena nilai total keasaman dadih menurun. Kisaran
proses pemindahan mempengaruhi konsistensi nilai total asam masih standar mutu SNI
dadih yang mulai terbentuk selama 15 jam yoghurt (BSN, 1992), yaitu 0,5% sampai 2%,
fermentasi. namun jika dibandingkan dengan dadih asli
nilai keasaman yang terjadi cukup berbeda
yaitu 1,42% (SUGITHA, 1995). Sampai
Karakteristik fisikokimia dadih susu sapi sekarang SNI untuk dadih belum ada dan
selama penyimpanan tingkat keasaman produk susu fermentasi
sangat ditentukan oleh preferensi konsumen
Total asam (TAUFIK, 2004).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Tabel 2. Pengaruh kemasan terhadap karakteristik
perlakuan kemasan dan suhu penyimpanan fisikokimia dadih susu sapi
mempengaruhi nilai total asam secara nyata (P
< 0,05). Uji lanjut menggunakan Duncan Kemasan Total asam pH Viskositas
menunjukkan bahwa secara tunggal A1 1, 57 b
3,80 c
106,00b
penggunaan kemasan cup pp, gerabah dan
A2 1,64b 3,94e 340,00cd
flexypack tidak menunjukkan perbedaan a b
tingkat keasaman pada produk dadih, A3 1, 78 3,76 106,00b
sedangkan pada kemasan cup pp dan flexypack A4 1,79a 3,97e 260,00c
yang sebelumnya mengalami fermentasi di A5 1,66b
3,85 d
426,00d
bambu terlebih dahulu menunjukkan perbedaan
A6 1,64b 4,01a 653,33a
nyata (P < 0,05), seperti terlihat pada Tabel 2.
Pada hari ke-0, kandungan total asam A7 1,64b 3,84d 328,00cd
menunjukkan perbedaan nyata dengan periode A1: bambu ke flexypack; A2: bambu ke gerabah;
pengamatan yang lain, kecuali pada hari ke-16 A3: bambu ke cup plastik pp; A4: bambu; A5:
tidak berbeda nyata. Nilai total asam hari ke-4 flexypack; A6: gerabah; A7: cup plastik pp;
dengan hari ke-8 dan 12 tidak menunjukkan superscript yang berbeda pada kolom yang sama,
perbedaan yang nyata nyata, sedangkan hari berbeda nyata pada P < 0,05
ke-12 dan ke-20 total asamnya berbeda nyata.
Pada suhu ruang, perlakuan kemasan
Penyimpanan pada suhu dingin,
bambu, gerabah, dan bambu ke gerabah, nilai
penggunaan kemasan bambu menunjukkan
total asamnya hanya dapat dianalisa di hari
nilai total asam yang meningkat hingga hari
ke-0, karena secara fisik pada dadih sudah
ke-12 namun pada hari ke-16 dan 24
ditumbuhi kapang, sehingga tidak
mengalami penurunan (Gambar 1a). Kondisi
memungkinkan untuk dianalisis lebih lanjut
ini juga terjadi pada perlakuan kemasan
(Gambar 1b). Perlakuan kemasan flexypack,
flexypack, bambu ke kemasan flexypack, cup
bambu ke kemasan flexypack, dan bambu ke
plastik pp dan bambu ke kemasan cup plastik
cup plastik, total asam meningkat dari hari ke-0

436
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

(a) Suhu dingin


Perkiraan rata-rata marjinal dari total
asam pada suhu: 4 10C

2,0

kemasan
1,8
Total asam

A1
1,6 A2
A3
1,4 A4
A5
1,2 A6
A7
1,0

. 0 4 8 12 16 20 24
Hari ke-
Nilai rata-rata yang tidak dapat diperkirakan tidak dibuat
grafiknya

(b) Suhu ruang


Perkiraan rata-rata marjinal dari total
asam pada suhu: 25 30C

2,5
kemasan

2,2
A1
Total asam

A2
2,0
A3
A4
1,7
A5
A6
1,0 A7

0 4 8 12 16 20 24
Hari ke-
Nilai rata-rata yang tidak dapat
diperkirakan tidak dibuat grafiknya

Gambar 1. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap total asam dadih susu sapi

437
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

hingga ke-8. Lactobacillus casei tumbuh pada Perubahan nilai pH juga terjadi pada dadih
kisaran suhu 15 41C, dengan suhu optimum yang disimpan pada suhu ruang (Gambar 2b).
37C (WIDODO, 2003), sehingga pada suhu Kemasan bambu, gerabah, dan perlakuan
ruang keasaman lebih cepat terbentuk. bambu ke gerabah nilai pH hanya dapat
Semakin lama penyimpanan maka substrat dianalisis di hari ke-0 dikarenakan secara fisik
yang digunakan untuk fermentasi cenderung dadih yang ada dalam kemasan tersebut sudah
tidak cukup, dan menyebabkan asam laktat ditumbuhi banyak kontaminan menyebabkan
yang terbentuk berkurang sehingga nilai total sampel sulit untuk dianalisis pH-nya.
asam cenderung turun. Sementara itu untuk kemasan fleksibel,
perlakuan bambu ke kemasan fleksibel, dan
Nilai pH bambu ke cup plastik nilai pH-nya menurun
dari hari ke-0 hingga ke-8, sedangkan untuk
Nilai pH yang ada pada produk berbanding kemasan cup nilai pH naik di hari ke-8
terbalik dengan tingkat keasaman susu. walaupun tidak setinggi nilai pH pada hari
Perubahan nilai pH yang terjadi diduga ke-0. Hal ini diduga pada penyimpanan suhu
dipengaruhi oleh aktivitas dan jumlah bakteri ruang proses fermentasi tetap berlangsung
asam laktat dalam produk. Menurut TAUFIK yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai
(2004), semakin lama waktu penyimpanan pH dadih.
maka akan semakin menurun nilai pH.
Komponen susu yang paling berperan dalam Viskositas
fermentasi adalah laktosa dan kasein. Laktosa
digunakan sebagai sumber energi dan karbon Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
yang nantinya akan diubah oleh BAL menjadi perlakuan kemasan dan suhu penyimpanan
asam laktat. Asam laktat tersebut menyebabkan mempengaruhi viskositas dadih (P < 0,05). Uji
keasaman dadih susu sapi meningkat atau pH- lanjut menggunakan Duncan menunjukkan
nya menurun. Hasil analisis ragam bahwa secara tunggal penggunaan kemasan
menunjukkan bahwa perlakuan kemasan dan bambu, cup plastik pp, dan kemasan babu ke
suhu penyimpanan mempengaruhi pH dadih (P grabah tidak menunjukkan perbedaan
< 0,05). Uji lanjut menggunakan Duncan viskositas pada dadih. Demikian juga antara
menunjukkan bahwa secara tunggal kemasan bambu ke flexypack dan cup plastik
penggunaan kemasan cup pp, dan kemasan pp, sedangkan kemasan flexypack dan gerabah
flexypack tidak menunjukkan perbedaan pH mempunyai viskositas yang berbeda (P < 0,05)
pada produk dadih, dan berbeda nyata (P < dengan kemasan lain (Tabel 2). Pada hari ke-0,
0,05) dengan kemasan lain (Tabel 2). Pada hari 12, dan 16 viskositasnya berbeda nyata dengan
ke-0, kandungan pH menunjukkan perbedaan periode pengamatan yang lain. Nilai viskositas
nyata dengan periode pengamatan yang lain. hari ke-4, 8, dan 24 tidak berbeda nyata,
Nilai pH hari ke-4, 12, dan 20 tidak berbeda sedangkan hari ke-20 berbeda nyata dengan
nyata, demikian juga hari ke-8 dan 20, yang lain (P < 0,05).
sedangkan hari ke-16 nilai pH berbeda nyata Viskositas dadih pada penyimpanan suhu
dengan yang lain. dingin relatif konstan hingga hari ke-24,
Dadih yang difermentasi selama 15 jam namun pada suhu ruang, viskositas dadih pada
dalam bambu terlebih dahulu memiliki nilai pH kemasan bambu, gerabah, dan perlakuan
yang lebih rendah dibandingkan dengan jika bambu ke gerabah hanya bisa diukur pada hari
langsung ditempatkan pada kemasan primernya ke-0, karena secara fisik dadih pada kemasan
(Gambar 2a). Walaupun jumlah bakteri yang ini volumenya tidak mencukupi sehingga tidak
diinokulasikan sama (3%), namun jumlah memungkinkan untuk dianalisis. Jenis kemasan
bakteri asam laktat pada bambu lebih tinggi bambu dan gerabah diduga mempunyai pori-
(1,2 1012 cfu/ml) dibandingkan dengan pada pori yang mengakibatkan terjadinya
kemasan lain yang hanya sekitar 1010 cfu/ml. penyerapan air selama proses pembuatan
Hal ini diduga pada kemasan bambu dadih. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai
pengubahan laktosa menjadi asam laktat lebih viskositas pada kemasan gerabah yang terlihat
cepat, diduga karena adanya bakteri asam lebih tinggi (gambar 3b).
laktat indigenous pada bambu.

438
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

(a) Suhu dingin


4,2
kemasan
4,1
Rata-rata marjinal pH

A1
4,0 A2
3,9 A3
A4
3,8 A5
3,7 A6
A7
3,6
0 4 8 12 16 20 24
Hari ke-
Nilai rata-rata yang tidak dapat diperkirakan tidak dibuat grafiknya
Non-estimable means are not plotted

(b) Suhu ruang

4,1

4,0
kemasan
Rata-rata marjinal pH

3,9
A1
A2
3,8
A3
A4
3,7
A5
A6
3,6
A7

3,5

0 4 8 12 16 20 24
Hari ke-
Nilai rata-rata yang tidak dapat diperkirakan tidak dibuat grafiknya

Gambar 2. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap pH dadih susu sapi

Diduga gerabah memiliki sifat porositas adalah setelah 15 jam fermentasi dalam
yang tinggi sehingga menyerap air dalam dadih bambu.
yang menyebabkan total padatan meningkat, 2. Penyimpanan suhu dingin lebih efektif
sehingga dalam gerabah lebih tinggi. dalam memperpanjang masa simpan dadih
dibandingkan dengan penyimpanan pada
suhu ruang.
KESIMPULAN 3. Penggunaan kemasan cup plastik pp
maupun kemasan flexypack mampu.
1. Waktu fermentasi awal sebelum
pemindahan ke dalam kemasan perlakauan

439
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

(a) Suhu dingin


1200
kemasan
Rata-rata marjinal viskositas

1000
A1
800
A2
600 A3
A4
400 A5
A6
200
A7
0

0 4 8 12 16 20 24
Hari ke-
Nilai rata-rata yang tidak dapat diperkirakan tidak dibuat grafiknya

Gambar 3(a). Pengaruh suhu penyimpanan terhadap viskositas dadih susu sapi pada suhu dingin

(b) Suhu ruang


Rata-rata marjinal viskositas

600
kemasan

400 A1
A2
A3
200 A4
A5
A6
0 A7
0 4 8 12 16 20 24
Hari ke-
Nilai rata-rata yang tidak dapat diperkirakan tidak dibuat grafiknya

Gambar 3(b). Pengaruh suhu penyimpanan terhadap viskositas dadih susu sapi pada suhu ruang

4. mempertahankan sifat fisikokimia dadih, DAFTAR PUSTAKA


dibandingkan jenis kemasan lain. Namun
secara ekonomis kemasan cup plastik lebih AOAC (Association of Official Analytical Chemist).
murah. 1995. Official Methode of Analysis. 14th ed.
Arlington. Washington D.C.

440
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

APRIYANTONO, A., D. FARDIAZ, N.L. SEDARNAWATI SISRIYENNI, D. dan Y. ZURRIYATI. 2004. Kajian
dan S. BUDIYANTO. 1989. Analisa Pangan. kualitas dadih susu kerbau di dalam tabung
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi bambu dan tabung plastik. J. Pengkajian dan
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pengembangan Teknologi Pertanian. 7(2):
171 179.
BADAN STANDARISASI NASIONAL. 1992. Standar
Mutu Yoghurt: SNI 01-2981-1992. Badan SYARIEF, R. dan A. IRAWATI. 1988. Pengetahuan
Standardisasi Nasional, Jakarta. Bahan Pangan. PT Mediyatma Sarana
Perkasa, Jakarta.
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. 2007. Kemasan
Fleksibel. Direktorat Jenderal Industri Kecil SUGITHA, I.M. 1995. Dadih makanan tradisional
Menengah, Departemen Perindustrian, Jakarta. minang, manfaat dan khasiatnya. Widyakarya
Nasional Khasiat Makanan Tradisional.
DZARNIZA. 1999. Flavor dan Kualitas Dadih Susu Kantor Menteri Negara Urusan Pangan RI.
Sapi yang Dipasteurisasi dan Disimpan pada Jakarta. hlm. 532 540.
Suhu Kamar dan Lemari Es. Tesis. Program
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor STEINKA, I., M. MORAWSKA, M. RUTKOWSKA and A.
(unpublished). KUKULOWICZ. 2006. The influence of
biological factor on properties of some
HANLON, J.F. 1992. Handbook of Packaging traditional and new polymer used for
Engineering. McGraw Hill Book Company.
fermented food packaging. J. Food Eng. 77(4):
New York, USA. 771 775.
KUSWANTO, K.R. dan S. SUDARMADJI. 1989. SUNARLIM, R. dan S. USMIATI. 2006. Sifat
Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas mikrobiologi dan sensori dadih susu sapi yang
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. difermentasi menggunakan Lactobacillus
NEWLANDER, J.A. dan ANTHERTON, H.V. 1982. plantarum dalam kemasan yang berbeda.
Chemistry and Testing of Dairy Product. AVI Buletin Peternakan 30(4): 208 216.
Publishing Co. Inc. West Point, Connecticut, SURYONO. 2003. Dadih: Produk olahan susu
USA.
fermentasi tradisional yang berpotensi sebagai
PATO, U. 2003. Potensi bakteri asam laktat yang pangan probiotik.
diisolasi dari dadih untuk menurunkan risiko http://tumoutou.net/702_07134/suryono.htm.
penyakit kanker. J. Natur Indonesia 5(2): (13 Januari 2009).
162 166. TAUFIK, E. 2004. Dadih susu sapi hasil fermentasi
ROBERTSON, G.L. 1993. Food Packaging Principles berbagai starter bakteri probiotik yang
and Practice. Marcel Dekker Inc. New York. disimpan pada suhu rendah: karakteristik
kimiawi. Media Peternakan 27(3): 88 100.
RUSFIDRA, A. 2006. Dadih/dadiah, susu kerbau
fermentasi mampu menurunkan kolesterol. VASSILA, E., A. BADEKA, E. KONDYLI, I. SAVVAIDIS
www. Cimbuak.net. (13 Januari 2009). and M. KONTOMINAS. 2002. Chemical and
microbial changes in fluid milk as affected by
SARI, N.K. 2007. Tren dan Potensi Susu Fermentasi. packaging conditions. International Dairy J.
Majalah Foodreview Indonesia II(3), Maret 12(9): 715 722.
2007.
WIDODO. 2003. Bioteknologi Industri Susu. Cetakan
SIRAIT, C.H. 1993. Pengolahan Susu Tradisional Pertama. Leticia Press, Yogyakarta.
Perkembangan Agroindustri Persusuan di
Pedesaan. Laporan Penelitian Balai Penelitian
Ternak Ciawi, Bogor.

441

You might also like