You are on page 1of 9

ANALISIS BAHAYA DAN IDENTIFIKASI TITIK KRITIS PADA INDUSTRI

RUMAH TANGGA PEMBUATAN TAHU CINA DAN TAHU SUMEDANG DI


KELURAHAN SARI REJO KECAMATAN MEDAN POLONIA

Rosalyn Sitinjak, Albiner Siagian, Jumirah


1
Alumni Mahasiswa Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM USU
2,3
Staf Pengajar Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM USU

ABSTRACT
Food secure is an important condition for food that will be consumed by society.
Food insecurity can be happen on food processing process call critical point which is if
uncontrolled can endanger society.
This research is observational survey with purpose to analize hazards and to know
critical points in the making of Chinese Tofu and Sumedang Tofu at Kelurahan Sari Rejo,
Kecamatan Medan Polonia. Data collecting done by observation and documentation Tofu
making process.
The research result showing the existence of physic contamination such as sand and
rotten soybean on Chinese Tofu and just rotten soybean found on Sumedang Tofu. Both of
soybean soaking water containing E.coli. Undiscovered E.coli and also Salmonella on tofu.
Curd material which is sulphate calcium exceed dose for making Chinese Tofu. Heavy metal
(lead, copper, arsenic) at both of the tofu not exceed secure perimeter yet. Formalin positive
at both of the tofu. Critical points at the making of Chinese Tofu are on soybean soaking,
curd and printing. Critical point found for Sumedang Tofu processing process on soybean
soaking.
Base of the observational result, producer expecting to using chemical material
accords measuring, do not use harmfull chemical material. Utilizing clean water in
production process and paying attention to equipment hygiene that is utilized and material
those are utilized may not contaminate product that be endanger consumer.

Keywords: hazard analysis, critical point, Chinese Tofu, Sumedang Tofu, household food
industry

PENDAHULUAN

Pangan adalah kebutuhan dasar beredarnya pangan yang memenuhi


manusia yang pemenuhannya merupakan standar mutu dan keamanan yang telah
hak azasi setiap warga masyarakat ditetapkan oleh pemerintah.
sehingga harus tersedia dalam jumlah yang Hazard Analysis Critical
cukup, aman, bermutu, bergizi, beragam Control Point (HACCP) merupakan suatu
dengan harga yang terjangkau oleh program pengawasan, pengendalian, dan
kemampuan daya beli masyarakat. prosedur pengaturan yang dirancang untuk
Keamanan pangan merupakan menjaga agar makanan tidak tercemar
syarat penting pada pangan yang hendak sebelum disajikan (Arisman, 2009). Sistem
dikonsumsi oleh masyarakat. Pangan yang HACCP terutama diterapkan dalam
bermutu dan aman dapat dihasilkan dari industri makanan besar, tetapi WHO telah
dapur rumah tangga maupun dari industri membuktikan bahwa sistem ini dapat
rumah tangga. Oleh karena itu industri diterapkan hingga ke tingkat rumah
pangan adalah salah satu faktor penentu
tangga. Sistem HACCP bukan merupakan
jaminan keamanan pangan yang zero-risk biji kedelai harus menggunakan air bersih
atau tanpa resiko, tetapi dirancang untuk dan tidak tercemar bakteri patogen seperti
meminimumkan resiko bahaya E.coli. Penambahan bahan pengawet
keamanan.(Sara dan Wallace, 2004). seperti formalin dan boraks tidak
Keselamatan dan kesehatan diperbolehkan karena akan membahayakan
masyarakat harus dilindungi terhadap konsumen (Suprapti, 2005).
pangan yang tidak memenuhi syarat dan Hingga sekarang ini sudah semakin
terhadap kerugian sebagai akibat produksi, banyak industri rumah tangga yang
peredaran dan perdagangan pangan yang memproduksi tahu.. Di kota Medan sendiri
tidak benar. Cara produksi dan peredaran terdapat 42 unit industri rumah tangga
pangan yang tidak benar dapat merugikan pembuatan tahu. Jenis tahu yang paling
dan membahayakan bagi kesehatan. umum diproduksi yaitu tahu cina, tahu
(Cahyadi, 2008). sumedang mentah dan tahu sumedang
Dalam pengolahan bahan makanan, goreng ( Giska, dkk. 2013)
banyak cara yang dilakukan produsen Salah satu daerah penghasil tahu di
untuk mendapatkan produk akhir yang kota Medan yaitu Kelurahan Sari Rejo,
menarik dengan daya simpan yang tinggi, Medan Polonia. Disini ada beberapa
yaitu dengan menggunakan bahan industri rumah tangga pembuatan tahu
tambahan makanan. Bahan tambahan yang menggunakan teknologi sederhana
sangat membantu proses pengolahan dalam proses pembuatannya. Produk
makanan selama kadarnya tidak melebihi pangan yang diolah menggunakan
kadar yang dapat ditolerir oleh tubuh teknologi sederhana biasanya memiliki
(Irianto dan Kusno, 2004). masa layak konsumsi yang lebih singkat
Tahu merupakan makanan hasil dibandingkan produk pangan yang diolah
olahan kedelai yang sudah tidak asing lagi dengan teknologi tinggi karena adanya
bagi masyarakat Indonesia mulai dari perbedaan standar keamanan.
masyarakat kelas atas menengah dan Survei awal yang dilakukan pada
bawah karena rasanya enak, mudah dibuat, kedua industri pembuatan Tahu Cina dan
harganya murah, tinggi protein, dan dapat Tahu Sumedang ini memperlihatkan
diolah menjadi berbagai bentuk masakan bahwa sarana industri tidak mempunyai
seperti cemilan, bahkan tidak sedikit sekat/dinding ke arah luar. Mengingat
masyarakat yang membuat tahu menjadi lokasi ini terletak di dekat jalan yang ramai
lauk sehari-hari. dilewati kendaraan warga, kendaraan
Tahu berasal dari Cina. Nama tahu pengantar kedelai dan pengangkut tahu,
adalah kata serapan dari bahasa Hokkian kemungkinan proses pengolahan dan
(tauhu) yang secara harafiah berarti produk tercemar debu dan asap. Selain itu
kedelai yang difermentasi (Sarwono, bak-bak perendaman kedelai dan
2005). penampungan bubur kedelai terlihat hitam
Proses pembuatan tahu secara dan berlumut yang memungkinkan adanya
sederhana terdiri dari perendaman kedelai bahaya fisik pada produk tahu. Mesin-
kering yang sudah disortasi dengan mesin penggiling yang berkarat bisa saja
menggunakan air bersih selama 4 sampai terkikis dan menyebabkan tahu tercemar
12 jam, pengupasan, perendaman dengan logam berat. Di sekitar industri pembuatan
air bersih selama 45 menit, penggilingan, Tahu Sumedang juga terlihat sampah
perebusan selama 30 menit, penyaringan berserakan dan lalat beterbangan yang bisa
bubur kedelai, pendidihan susu kedelai, memindahkan kuman penyakit ke produk
penggumpalan dengan bahan penggumpal tahu. Selain kebersihan alat, kebersihan
dan pencetakan tahu. Tahap pencucian, pekerja juga sangat mempengaruhi
perebusan, penggilingan, penggumpalan kualitas suatu produk. Para pekerja di
industri ini terutama yang bertugas dibawa ke laboratorium Balai Riset dan
mencetak tahu tidak menggunakan pakaian Standarisasi Industri Medan
sehingga memungkinkan tahu yang (BARISTAND) untuk diperiksa bahaya
dicetak terkontaminasi keringat pekerja. mikrobiologis dan kimianya. Untuk
Sehubungan dengan kondisi di atas pemeriksaan bahaya fisik dilakukan di
peneliti tertarik untuk meneliti proses laboratorium Gizi FKM USU.
pembuatan tahu di Kelurahan Sari Rejo Objek penelitian adalah Tahu Cina
Kecamatan Medan Polonia untuk melihat dan Tahu Sumedang yang diproduksi di
kemungkinan adanya titik kritis seperti Kelurahan Sari Rejo. Data primer
bahaya mikrobiologi pada tahap diperoleh dengan observasi langsung dan
perendaman dan pencetakan, bahaya fisik dokumentasi proses pembuatan Tahu Cina
pada bubur kedelai dan pada proses dan proses pembuatan Tahu Sumedang.
penggilingan, serta bahaya kimia pada Pada setiap tahapan proses pembuatan tahu
proses penggumpalan tahu. akan digunakan form pohon keputusan
Adapun yang menjadi rumusan (decision tree). Data sekunder meliputi
masalah penelitian adalah pada proses gambaran umum wilayah Kelurahan Sari
pembuatan tahu, tahap mana saja yang Rejo dan informasi yang relevan dengan
dianggap sebagai titik kritis. Penelitian ini penelitian ini. Analisa data diolah secara
bertujuan untuk mengetahui titik kritis manual, disajikan dalam bentuk tabel dan
pada proses pembuatan Tahu Cina dan dinarasikan.
Tahu Sumedang, untuk mengetahui bahaya
kimia (formalin, logam berat dan kadar HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan penggumpal CaSO4), untuk Industri rumah tangga pembuatan
mengetahui bahaya mikrobiologis pada air tahu yang menjadi lokasi penelitian yaitu 1
rendaman kedelai dan pada tahu, serta industri Tahu Sumedang yang berada di
untuk mengetahui bahaya fisik yang Jalan Ayahanda dan 1 indutri Tahu Cina
terdapat pada tahu hasil produksi Industri yang berada di Jalan Langgar. Industri
Rumah Tangga pembuatan Tahu Cina dan rumah tangga pembuatan Tahu Cina
Industri Rumah Tangga pembuatan Tahu mempunyai luas kira-kira 9x6 meter,
Sumedang di Kelurahan Sari Rejo Industri ini menggunakan tiga mesin
Kecamatan Medan Polonia. penggiling kedelai dan tiga mesin
Manfaat dari penelitian ini adalah perebusan bubur kedelai serta satu alat
sebagai informasi yang dapat mendukung penyaring. Industri Tahu Sumedang
ilmu pengetahuan terutama dalam hal mempunyai luas bangunan 7x7 meter,
keamanan pangan. dengan satu alat penggiling kedelai, dua
kuali perebusan dan dua alat penyaring.
METODE PENELITIAN
Penelitian survei ini bersifat Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahaya
deskriptif yaitu mengetahui gambaran Fisik pada Tahu
proses pembuatan tahu dan hasil analisis Produk Bahaya fisik
bahaya fisik, bahaya kimia dan bahaya Tahu Cina Pasir
biologis pada Tahu Cina dan Tahu Tahu Sumedang -
Sumedang yang di produksi di industri
rumah tangga di Kelurahan Sari Rejo,
Dari tabel di atas, ditemukan
Kecamatan Medan Polonia. Penelitian ini
dilakukan di dua industri rumah tangga bahaya fisik berupa pasir pada Tahu Cina.
yang memproduksi Tahu Cina dan yang Hal ini disebabkan karena pada proses
memproduksi Tahu Sumedang di pembuatan Tahu Cina tidak ada pencucian
Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia. kedelai sebelum diproses sehingga
Sampel dari lokasi penelitian kemudian didapati pasir pada produk.
Tabel4.5 Hasil Pemeriksaan
Tabel 4.2 Pemeriksaan Formalin pada Mikrobiologi pada Tahu
Tahu E.coli Salmonella
Sampel Baku Satuan Hasil Baku Satuan Hasil
Produk Hasil mutu uji mutu Uji
Tahu Cina Positif Tahu Cina 0 MPN/ 0 0 MPN/ 0
100ml 100ml
Tahu Sumedang Positif Tahu 0 MPN/ 0 0 MPN/ 0
Sumedang 100ml 100ml

Tabel 4.2 di atas menunjukkan


bahwa kedua jenis tahu yang menjadi Tabel 4.5 di atas menunjukkan
sampel positif mengandung formalin. Pada tidak ada pertumbuhan E.coli maupun
kenyataannya, formalin sebagai bahan Salmonella untuk kedua jenis tahu. E.coli
pengawet dilarang ditambahkan pada yang terdapat pada air perendaman mati
makanan karena sangat berbahaya bagi saat proses perebusan dengan suhu yang
kesehatan manusia. tinggi sehingga tidak ditemukan lagi pada
produk.

Tabel 4.3 Pemeriksaan Logam Berat Tabel 4.6 Hasil Analisis Bahaya pada
pada Tahu (mg/kg) Proses Pembuatan Tahu Cina
Baku
Hasil
Baku
Hasil
Baku
Hasil
di Industri Rumah Tangga
Produk mutu mutu mutu
Timbal
uji
Tembaga
uji
Arsen
uji Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia
Tahu Proses
Maks. <0,02 Maks. 2,41 Maks. 0,03
Cina pembuatan Bahaya Jenis Sumber Cara
Tahu 2,0 <0,02 30 3,23 1,0 0,03 Tahu M/K/F bahaya bahaya pencegahan
Sumedang F Ranting, Terikut dari Melakukan
kedelai, sortasi,
Perendaman
M E.coli Air Menggunak
Tabel 4.3 di atas menunjukkan an kaporit
pada air
bahwa cemaran logam berat yaitu timbal,
tembaga dan arsen pada kedua jenis tahu Penggilingan K Logam Mesin Membersihk
berat penggiling an alat
belum melewati baku mutu yang sudah penggiling
ditetapkan. Perebusan K Logam Pipa untuk Mengganti
berat menyalurka pipa secara
n uap rutin

Tabel 4.4 Pemeriksaan Mikrobiologi Penyaringan


pada Air Perendaman Kedelai
E.coli Salmonella Penggunaan
Penggumpalan K CaSO4 Bahanpeng bahan
Sampel Baku Satuan Hasil Baku Satuan Hasil gumpal penggumpal
tidak sesuai
mutu uji mutu uji
Pencetakan M Keringat Pekerja Pekerja
1. 10/ MPN/ 16000 0 Col/ 0
pekerja, memakai
100ml 100ml ml pakaian
2. 10/ MPN/ 16000 0 Col/ 0
100ml 100ml ml
Keterangan. 1: air perendaman kedelai Tahu Cina Keterangan. M= mikrobiologi ;
2:air perendaman kedelai Tahu Sumedang K = kimia ;
F = fisik
Dari tabel di atas kedua air
perendaman kedelai negatif untuk
pemeriksaan Salmonella. Sedangkan untuk
keberadaan E.coli kedua air perendaman
sama-sama mengandung E.coli dengan
jumlah 16000/100ml. Hal ini menunjukkan
bahwa air yang digunakan sangat
tercemar.
Tabel 4.7 Hasil Analisis Bahaya pada kurang benar oleh pekerja juga pori-pori
Proses Pembuatan Tahu kain saring yang terlalu besar. Untuk itu
Sumedang di Industri Rumah pekerja harus berhati-hati saat menyaring
Tangga Kelurahan Sari Rejo sari kedelai, juga penggantian karing
Proses
pembuatan
Bahaya Jenis Sumber Cara saring dengan pori-pori yang lebih kecil.
M/K/F Bahaya bahaya pencegahan
Tahu Bahaya fisik juga bisa berasal dari
F Ranting, kedelai, Sortasi,
lumut ember membersihka debu atau kotoran yang menempel di
perendaman n ember
Perendaman langit-langit, karena dari hasil pengamatan
M E.coli
Air
Penggunaan
langit-langit kedua industri terlihat kotor.
air bersih Sarang laba-laba maupun debu yang
M E.coli Air Penggunaan menempel bisa jatuh kapan saja selama
Penggilingan air bersih proses produksi. Debu dari sekitar lokasi
K Logam Mesin Mengganti juga bisa mengotori proses maupun tahu
berat penggiling alat
penggiling yang sudah jadi.
Perebusan K Logam Wadah Membersihka
berat perebusan
dan pipa
n wadah
perebusan,
Bahaya Kimia
untuk Penggantian
menyalurka pipa secara 1. Formalin
n uap rutin
Hasil pemeriksaan di laboratorium
Penyaringan F Butiran Kedelai Melakukan
kecoklat sortasi menunjukkan bahwa kedua jenis tahu yaitu
an kedelai,
Penggunaan
Tahu Cina dan Tahu Sumedang positif
kain saring mengandung formalin. Berbeda dengan
berpori-pori
rapat penelitian yang dilakukan Nungki Nurul
Dari wadah Membersihka
pada tahun 2006 di Industri Rumah
Penggumpalan F Lumut tempat n tabung Tangga pembuatan tahu di Plamongansari,
bahan wadah
penggumpal penggumpal Semarang menunjukkan hasil negatif
untuk formalin.
Pencetakan Sesuai dengan Peraturan Menteri
Pemotongan M Keringat Pekerja Memakai Kesehatan Republik Indonesia Nomor
pakaian
711/MenKes/Per/IX/1988 bahwa salah
Perendaman
satu pengawet yang dilarang ditambahkan
Keterangan. M= mikrobiologi ;
K = kimia ; ke dalam makanan yaitu formalin.
F = fisik Formalin merupakan larutan yang
digunakan sebagai desinfektan. Selain itu
Analisis Bahaya juga digunakan pada industri tekstil untuk
Bahaya Fisik mencegah bahan menjadi kusut dan
Hasil pemeriksaan pada Tahu Cina meningkatkan ketahanan bahan tenunan.
yang diproduksi di Industri Rumah Tangga Dalam bidang farmasi formalin digunakan
di Kelurahan Sari Rejo menunjukkan sebagai obat penyakit kutil. Formalin
adanya bahaya fisik yaitu pasir dan dalam saluran pencernaan dapat
cemaran kedelai hitam. Bahaya fisik menyebabkan rasa sakit disertai radang.
berupa pasir tidak bisa hilang pada proses Hal ini karena sifatnya yang merupakan
pemasakan, dan bisa melukai mulut saat iritan kuat. Formalin juga dapat
mengonsumsi tahu, sedangkan cemaran menyebabkan muntah dan diare.
berupa kedelai hitam hanya membuat
produk terlihat tidak bersih saja. 2. Batu Tahu ( Kalsium Sulfat)
Tindakan pencegahan yang bisa Dari hasil pemeriksaan di
dilakukan yaitu sortasi kedelai dan pada laboratorium menunjukkan terdapat 1,02
tahap penyaringan. Adanya cemaran fisik gr b/b kalsium sulfat atau jika dikonversi
diakibatkan oleh proses penyaringan yang terdapat 1,02 gram kalsium sulfat dalam
100 gram larutan bubur kedelai. Pada dimana alat penggiling yang digunakan
dasarnya dosis batu tahu (kalsium sulfat) sudah rusak
yang diperbolehkan yaitu 1 gram per 1 Meskipun kandungan logam berat
liter sari kedelai atau setara dengan 1 gram (timbal, tembaga, arsen) pada kedua jenis
per 1000 gram larutan ( 0,1 gram per 100 tahu masih berada di bawah baku mutu,
gram larutan bubur kedelai). Hal ini konsumsi tahu setiap hari bisa membuat
menunjukkan penggunaan bahan menumpuknya logam berat ini di dalam
penggumpal yang berlebihan dalam proses tubuh. Ditambah dengan konsumsi
penggumpalan tahu, bahkan 10 kali lipat makanan lain setip hari yang tidak bisa
dari takaran yang dianjurkan. dijamin keamanannya dalam hal logam
Ada dua jenis bahan pengeras berat, bisa memperparah akumulasi logam
makanan yang umum digunakan yaitu berat yang bisa membahayakan kesehatan.
bahan aluminium sulfat beserta turunan
kimianya (aluminium ammonium sulfat Bahaya Mikrobiologis
ataupun aluminium natrium sulfat) dan Pada umumnya, bakteri E.coli
segala jenis turunan kimia dari garam dapat ditemukan dalam usus besar manusia
kalsium seperti kalsium karbonat, kalsium karena merupakan flora normal. E.coli
sulfat, kalsium laktat dan kalsium klorida. dapat menguntungkan manusia dengan
Garam kalsium dinilai memiliki banyak mencegah bakteri lain di dalam usus.
kadar kalsium yang secara langsung akan E.coli menjadi patogen jika berada di luar
menyebabkan menumpuknya kalsium usus yaitu yang keluar bersama tinja.
dalam darah yang menyebabkan fungsi Bakteri ini bisa mencemari makanan,
saraf memburuk, kinerja tubuh menurun, minuman maupun sumber air, yang
kerusakan ginjal dan terjadinya bilamana masuk ke dalam tubuh akan
penggumpalan pada aliran darah dan membahayakan kesehatan.
cairan dalam tubuh. Hasil pemeriksaan mikrobiologi
Untuk menghindari dampak buruk pada air perendaman kedelai untuk
seperti yang diungkapkan di atas, maka pembuatan Tahu Cina dan air perendaman
produsen perlu memahami takaran kedelai untuk pembuatan Tahu Sumedang
penggunaan bahan penggumpal. Setelah menunjukkan hasil positif untuk
itu, produsen memakai alat takar seperti keberadaan bakteri E.coli dan hasil negatif
sendok atau cangkir yang pas untuk untuk keberadaan Salmonella pada kedua
menambahkan bubuk kalsium sulfat ke air perendaman. Air yang kontak langsung
dalam bubur tahu. dengan pangan harus memenuhi
3. Logam berat persyaratan air minum yaitu keberadaan
Jenis logam berat yang diperiksa E.coli maksimal 0/100 ml air. Dari hasil
pada tahu yaitu timbal (Pb), tembaga (Cu) analisa, kedua air perendaman
dan Arsen (As). Timbal (Pb) merupakan mengandung E.coli sebanyak 16000/100
salah satu formulasi penyambung pipa ml air. Menurut Depkes RI 2001
yang mengakibatkan air untuk rumah berdasarkan standar mutu bakteriologis air,
tangga mempunyai banyak kemungkinan jumlah bakteri (MPN/100 ml) 5000
kontak dengan Pb. Tembaga juga dipakai 50000 merupakan kategori polusi berat
pada proses pembuatan pipa ledeng sama yang memerlukan penanganan khusus.
seperti timbal. Jadi saat proses perebusan, Sumber air yang digunakan untuk
pipa uap yang dipakai dan setiap hari proses produksi Tahu Cina dan Tahu
kontak dengan bubur kedelai menyebakan Sumedang sama-sama menggunakan air
menumpuknya sisa-sisa bubur kedelai sumur. Tingginya cemaran E.coli
pada pipa sehingga menimbulkan karat kemungkinan besar disebabkan
dan mencemari produk. Cemaran tembaga terkontaminasinya sumber air oleh kotoran
juga bisa berasal dari proses penggilingan, manusia/ tinja melalui septic tank yang
jaraknya berdekatan dengan sumber air 1) Tahap perendaman kedelai
(sumur) sehingga menyebabkan Tahap perendaman menjadi titik
merembesnya kotoran. Selain itu kritis karena dari hasil pemeriksaan di
kebersihan pekerja, ember yang kurang laboratorium air perendaman kedelai
bersih yang digunakan juga bisa menjadi mengandung E.coli dalam jumlah yang
penyebab keberadaan e.coli. tidak sedikit. Selain itu lumut dari bak
Tindakan pencegahan yang dapat perendaman kedelai bisa saja terikut saat
dilakukan yaitu melakukan strerilisasi air kedelai diambil untuk digiling. Dinding
untuk mengurangi bakteri seperti bak perendaman kedelai yang tidak
penaburan kaporit pada air sumur. Kaporit diplester juga bisa menjadi sumber
menjadi salah satu alternatif desinfektan terikutnya pasir ke produk yang
yang dapat digunakan karena murah, dihasilkan. Pengendalian yang dapat
mudah didapatkan, serta mudah cara dilakukan yaitu membersihkan bak untuk
penggunaannya. Kaporit bekerja dengan mengurangi cemaran fisik.
cara melepaskan zat klorin yang mampu 2) Tahap penggumpalan
mengurangi pertumbuhan Tahap penggumpalan menjadi titik
mikroorganisme. Ember yang digunakan kritis pada proses pembuatan Tahu Cina
saat kegiatan produksi jangan diletakkan karena bahan penggumpal yang digunakan
sembarangan di tanah atau di tempat kotor. tidak sesuai takaran. Kalsium sulfat yang
Selain itu, pekerja juga harus berlebihan akan menumpuk di dalam darah
membersihkan tangan dengan sabun dan menyebabkan kerusakan syaraf dan
setelah dari kamar mandi untuk kerusakan ginjal. Penggunaan drum plastik
mengurangi kontaminasi E.coli terhadap sebagai wadah pengumpal juga berbahaya
air yang digunakan. karena proses penggumpalan dilakukan
Hasil pemeriksaan mikrobiologi saat bubur kedelai dalam keadaan panas.
untuk Tahu Cina dan Tahu Sumedang Drum plastik dalam keadaan panas bisa
menunjukkan hasil negatif untuk terkikis atau lepas dan terikut ke bubur
keberadaan bakteri E. coli dan Salmonella. tahu.
E.coli yang ditemukan pada air rendaman 3) Pencetakan tahu
kedelai, saat proses perebusan dengan Tahap pencetakan pada Tahu Cina
suhu yang tinggi mengakibatkan E.coli menjadi titik kritis karena pada tahap ini
mati. pekerja tidak memakai pakaian dan dalam
Lokasi industri yang kurang bersih, kondisi berkeringat oleh karena suhu
seperti banyaknya sampah berserakan lingkungan kerja yang panas, juga tangan
maupun tumpukan kayu bisa memicu lalat pekerja yang kontak langsung dengan
beterbangan dan memindahkan kuman pangan tanpa menggunaan sarung.
penyakit. Hal ini bisa dikendalikan dengan Keringat bisa mengenai tahu dan menjadi
membersihkan lingkungan sekitar pabrik, tempat bertumbuhnya jamur maupun
membuat tempat sampah sehingga sampah bakteri. Karyawan seharusnya
bisa dikumpul di satu tempat, juga tidak mengenakan pakaian kerja/celemek
membuang sampah sembarangan. lengkap dengan penutup kepala, sarung
tangan untuk menghindari kontaminasi
Identifikasi Titik Kritis dari pekerja.
Titik Kritis pada Pembuatan Tahu Cina
Dari hasil pemeriksaan Titik Kritis pada Pembuatan Tahu
laboratorium dan pengamatan di lokasi Sumedang
penelitian, yang menjadi titik kritis untuk Yang menjadi titik kritis untuk proses
proses pembuatan Tahu Cina adalah pada pembuatan Tahu Sumedang adalah pada
tahap perendaman kedelai, penggumpalan tahap perendaman kedelai, pemotongan
dan pencetakan. tahu dan perendaman tahu yang sudah jadi
Titik Kendali Kritis
1) Tahap perendaman kedelai Titik kendali kritis adalah suatu
Tahap perendaman kedelai langkah pengendalian untuk mencegah
pembuatan Tahu Sumedang menjadi titik atau mengurangi bahaya sampai pada
kritis karena dari hasil pemeriksaan di tingkat aman. Pada proses pembuatan
laboratorium air perendaman kedelai Tahu Cina dan Tahu Sumedang titik
mengandung bakteri E.coli. jeregen- kendali kritis yang ada yaitu pada tahap
jeregen perendaman yang digunakan untuk perebusan dan penyaringan.
perendaman juga dipenuhi lumut dan 1. Tahap perebusan
kondisi jeregen yang berwarna kekuningan Tahap perebusan pada proses
akibat sudah usang juga menjadi penyebab pembuatan tahu bertujuan untuk
timbulnya bahaya. Pencegahan yang dapat mengurangi bau langu pada susu kedelai,
dilakukan misalnya mencuci jeregen menambah keawetan produk akhir dan
dengan menggunakan sabuk pembersih merubah sifat protein kedelai sehingga
dan jangan hanya disiram saja. mudah dikoagulasikan. Pada tahap ini juga
bakteri E.coli yang ditemukan pada air
2) Tahap pemotongan tahu yang digunakan pada proses sebelumnya
Tahap pemotongan pada mati karena proses perebusan dengan suhu
pembuatan Tahu Sumedang menjadi titik tinggi.
kritis karena pada tahap ini digunakan alat 2. Tahap penyaringan
pemotong yang kurang bersih, tangan Tahap penyaringan berfungsi untuk
pekerja yang tidak memakai pelindung memisahkan ampas dari sari kedelai yang
bersentuhan langsung dengan tahu akan digumpalkan. Selain itu, tahap ini
kemungkinan bisa mencemari produk. berfungsi untuk menyaring cemaran fisik
Petugas pemotong tahu yang mengenakan yang terikut pada proses pengolahan.
pakaian tanpa lengan berpotensi membuat
jatuhnya keringat ke produk. Pencegahan KESIMPULAN
yang bisa dilakukan yaitu membersihkan
dan mengeringkan alat pemotong setelah 1. Titik kritis pada pembuatan Tahu
selesai digunakan, pekerja supaya Cina adalah pada tahap
memakai pakaian berlengan /celemek yang perendaman kedelai, tahap
bisa menghindari jatuhnya keringat pada penggumpalan, dan tahap
tahu yang sedang dipotong. pencetakan tahu. Pada pembuatan
3) Tahap perendaman tahu yang sudah Tahu Sumedang titik kritis yaitu
jadi pada tahap perendaman kedelai,
Tahap perendaman merupakan titik pemotongan tahu dan perendaman
kritis karena pada tahap ini bakteri bisa tahu yang sudah jadi.
secara cepat tumbuh pada air perendaman. 2. Bahaya kimia yang ditemukan
Juga tahu yang telah siap dipotong yaitu formalin pada Tahu Cina dan
dipindahkan ke ember perendaman oleh Tahu Sumedang. Kandungan
pekerja tanpa menggunakan sarung tangan logam berat (timbal, tembaga,
sehingga bisa terjadi kontaminasi. arsen) masih di bawah batas aman
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu untuk kedua jenis tahu.
petugas pemotong tahu menggunakan 3. Bahaya mikrobiologis yang
sarung tangan untuk memindahkan tahu ke ditemukan pada kedua air
dalam ember perendaman. perendaman kedelai yaitu bakteri
E.coli, sedangkan pada produk
tidak ditemukan bakteri E.coli
maupun Salmonella.
4. Bahaya fisik yang ditemukan yaitu Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004.
pada Tahu Cina berupa pasir dan Gizi dan Pola Hidup Sehat.
kedelai hitam, sedangkan pada Yrama Widya: Bandung.
Tahu Sumedang yaitu kedelai Mortimore, Sara dan Carol Wallace. 2004.
hitam. HACCP: Sekilas Pandang.
EGC: Jakarta.
SARAN Peraturan Menteri Kesehatan RI
1. Diharapkan kepada produsen Tahu no.711/Menkes/Per/IX/1988
Cina dan Tahu Sumedang untuk tentang Bahan Tambahan
tidak menggunakan bahan kimia Makanan.
berbahaya dan produsen Tahu Sarwono, Pieter Saragih. 2005. Membuat
Cina supaya menggunakan bahan Aneka Tahu. Penebar Swadaya:
penggumpal sesuai takaran. Depok.
2. Produsen menggunakan air bersih Suprapti, Lies. 2005. Teknologi
untuk proses pembuatan Tahu agar Pengolahan Pangan Pembuatan
tidak membahayakan konsumen. Tahu. Kanisius: Yogyakarta.
3. Agar produsen memperhatikan
kebersihan peralatan dan jangka
waktu penggunaan mesin-mesin
produksi.
4. Diharapkan kepada pihak Dinas
Kesehatan Kota Medan agar lebih
menggiatkan pembinaan terhadap
industri rumah tangga dalam hal
penggunaan formalin.

DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Nungki Nurul. 2006. Penetapan
Analisis Bahaya dan
Pengendalian Titik Kritis
(HACCP) pada Tahu yang
Diproduksi di Industri Rumah
Tangga Plamongansari
Pedurungan, Kota Semarang.
Skrispi Fakutas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Diponegoro. Semarang.
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi
Keracunan Makanan. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan
Aspek Kesehatan Bahan
Tambahan Pangan. PT Bumi
Aksara: Jakarta.
Giska, dkk. 2013. Analisis Nilai Tambah
dan Strategi Pemasaran Usaha
Industri Tahu di Kota Medan.
Jurnal Agribisnis vol.2 no.1 tahun
2013. Medan.

You might also like