Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Daging
unggas
merupakan
sumber protein hewani yang baik,
karena mengandung asam amino
essensial yang lengkap. Selain itu seratserat dagingnya pendek dan lunak
sehingga mudah dicerna.
Menurut
Direktorat
Gizi,
Departemen Kesehatan (1992), daging
ayam memiliki kandungan protein
sebesar 18,20 gram per 100 gram dan
lemak sebesar 25 gram per 100 gram,
serta memiliki kalori sebesar 302 Kkal
per 100 gram daging ayam.
Pengasapan
adalah
proses
pengawetan daging dengan cara
1)
Tekstur
Daging empuk, tidak
terlalu keras, tekstur
daging lebih padat
Daging lebih keras,
sulit untuk digigit
Daging empuk
Daging lebih keras,
sulit untuk digigit
Aroma
3.45 a
3.75 a
5.10 b
10
49,4763
49,9414
49,9921
Total
Mikroba
8oC
28oC
38oC
0
0
0
500
600
650
600
820
1000
1200
1760
1960
1380
1940
1980
1590
2170
2230
Kadar
TBA
8oC
28oC
38oC
0,5567
0,5567
0,5567
0,7566
0,7555
0,9899
0,9316
1,0827
1,0098
1,2834
1,1324
1,2155
1,1794
1,4255
1,4853
1,2165
1,4012
1,8763
Kadar
Lemak
8oC
28oC
38oC
16,4835
16,4835
16,4835
16,5992
16,3866
16,1826
16,6038
16,3265
16,4063
16,5877
16,5217
16,2362
16,5354
16,4751
16,0714
16,4745
16,4637
16,4365
Kadar
Protein
8oC
28oC
38oC
31,9646
31,9646
31,9646
31,8475
31,7042
31,7669
31,5297
31,5875
31,4708
31,5593
31,5292
31,3517
31,2375
31,2331
31,2083
31,6533
31,5411
31,1871
38oC
0,0490
4,43
238,54
41,9
0,1118
18,32
0,0089
0,32
0,0709
0,22
dan
pertumbuhan
mikroorganisme
(Kumolu, 2011).
Berdasarkan
pada
hasil
pengamatan, nilai TBA selama waktu
penyimpanan mengalami peningkatan.
Kenaikan angka TBA menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan.
Reaksi ketengikan yang terjadi pada
daging ayam asap yang disimpan pada 3
suhu
penyimpanan
cenderung
meningkat seiring meningkatnya suhu
penyimpanan, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi suhu
penyimpanan, maka reaksi ketengikan
makin cepat terjadi.
Menurut Bilgin et. al (2008),
kenaikan nilai TBA selama proses
pengasapan
dan
penyimpanan
dikarenakan dehidrasi pada ikan, serta
peningkatan oksidasi asam lemak tidak
jenuh sebagai hasil dari pengasapan
pada suhu tinggi. Selama pengasapan
panas, ikan yang terkena panas dan
oksigen atmosfer. Faktor-faktor ini
dapat mempercepat oksidasi lipid,
sehingga mengakibatkan peningkatan
TBA. Mansour dan Khalil dalam Aliana
et. al (2011) menyatakan bahwa nilai
TBA
mungkin
meningkat
pada
penyimpanan dan mulai menurun
setelah
beberapa
hari
karena
dekomposisi
dan
polimerisasi
malonaldehid (MDA). Proses oksidasi
terjadi karena kontak antara oksigen
dengan lemak yang menghasilkan asam
lemak, kemudian peroksida dioksidasi
membentuk aldehid dalam bentuk
malonaldehid (Simamora 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
laju oksidasi lemak dalam makanan
adalah suhu tinggi, cahaya, dan adanya
oksigen dan pro-oxidants.Oksidasi asam
lemak polyenoic terdapat pada tingkat
yang lebih tinggi dibandingkan oksidasi
asam lemak monoenoic.Secara alami
maupun
penambahan
antioksidan,
oksidasi terjadi melalui berbagai
mekanisme.
Berbagai
produk
oksidasi
kolesterol telah ditemukan dalam
makanan. Oksidasi lipid member efek
racun dan merusak kesehatan karena
hilangnya
vitamin,
asam
lemak
polyenoic, dan komponen gizi penting
lainnya,
pembentukan
radikal,
hydroperoxides, aldehida, epoksida,
dimer, dan polimer, dan partisipasi
produk sekunder dalam inisiasi oksidasi
protein dan dalam reaksi Maillard. (Tai
et al, (1999), Wa sowicz (2002) dalam
Sikorsky, (2005).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,
maka dapat diambil kesimpulan yaitu
parameter kadar protein dan lemak tidak
bisa dijadikan acuan dikarenakan
hasilnya yang tidak signifikan, sehingga
parameter yang dijadikan acuan dalam
penentuan umur simpan produk ayam
asap yaitu kadar air, total mikroba, dan
kadar TBA. Dari hasil penelitian,
diketahui kandungan kimia ayam asap
memiliki kadar air sebesar 49,6753%,
kandungan lemak sebesar 16,4835%,
dan kandungan protein 31,9646%. Suhu
penyimpanan berpengaruh terhadap laju
penurunan mutu ayam asap, sehingga
lamanya umur simpan berbeda-beda.
Semakin tinggi suhu penyimpanan,
maka semakin tinggi pula laju
penurunan mutu yang mengakibatkan
semakin sebentar umur simpan ayam
asap tersebut. Sebaliknya, semakin
rendah suhu penyimpanan, semakin
rendah juga laju penurunan mutu
sehingga lamanya umur simpan ayam
asap lebih lama.
Saran peneliti dalam pelaksaan
penelitian yaitu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai proses
penyerapan uap air oleh bahan pada
pengemasan vakum, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai
kandungan
senyawa
lain
yang
terkandung dalam ayam asap, terutama
kandungan senyawa karsinogenik yang