You are on page 1of 11

Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950

Agustus 2016

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan


Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

(Identification of aquifer distribution using geoelectrict resistivity method


at Bora Village, Sigi Biromaru District, Sigi Regency)
Irawati*), Abd. Rahman, Dahlan Th. Musa

Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako

ABSTRACT

Study on The indentification of the distribution of aquifer containet in Bora Village,


Sigi biromaru District, Sigi Reegency was done. The measurement used in this research was
automatic array scanning (AAS) method based on Wenner Schlumberger Configuration and
Vertical Electrical Sounding (VES) based on Schlumberger Configuration. Data Processing
used was RES2DINV and Progress inversion programs. The layer with resistivity value of <
85 m was shown by the green color representing a clay, sandstone, mud, and marl. The
layer was predicted as a aquifer layer. Distribution of aquifer elongating and extends from the
southeast to the northwest at a depth of 12 m to 70 m.
Key words: Aquifer, Resistivity Geoelectric, Wenner-Schlumberger Configuration,
Schlumberger Configuration.

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi sebaran aquifer yang terdapat di


Desa Bora, Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Pengukuran dilakukan dengan metode
Automatic Array Scanning (AAS) menggunakan Konfigurasi Wenner-Schlumberger dan
metode Vertical Elektrical sounding (VES) menggunakan Konfigurasi Schlumberger.
Pengolahan data menggunakan program inversi Res2dinv dan Progress. Lapisan dengan
Nilai resistivitas < 85 m ditunjukkan dengan warna hijau diduga merupakan batulempung,
batupasir, lumpur dan napal, dimana lapisan ini diduga sebagai lapisan Aquifer. Sebaran
aquifer memanjang dan meluas dari arah tenggara ke barat laut pada kedalaman 12 m
hingga 70 m.
Kata Kunci : Aquifer, geolistrik Hambatan jenis, konfigurasi wenner-
schlumberger, konfigurasi schlumberger.

Corresponding author: irawatig10111018 Hp : 081242240957


223
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

LATAR BELAKANG yang mengandung air. Namun, data


Kabupaten Sigi diresmikan pada
tentang posisi dan sebaran aquifer di
tanggal 21 Juli 2008 dengan ibukota Desa
wilayah ini belum diketahui. Oleh sebab
Bora Kecamatan Sigi Biromaru.
itu perlu dilakukan penelitian untuk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
mengidentifikasi aquifer. Salah satu
tahun 2014 Kabupaten Sigi, wilayah Desa
metode yang dapat digunakan untuk
Bora terletak 20 km ke arah Utara Kota
mengidentifikasi lapisan bawah
2
Palu dengan luas 19,05 km dan jumlah
permukaan ialah metode geolistrik
penduduk pada tahun 2013 sebanyak 2.069
hambatan jenis.
jiwa. Hal ini mengalami peningkatan
Metode geolistrik hambatan jenis
dibanding tahun-tahun sebelumnya.
merupakan salah satu metode geofisika
Adanya peningkatan jumlah penduduk dan
yang dapat menginterpretasikan jenis
kegiatan pembangunan serta
batuan atau mineral di bawah permukaan.
perekonomian mengakibatkan kebutuhan
Selain itu metode ini juga dapat
air bersih juga semakin meningkat.
mengetahui sifat kelistrikan medium
Secara umum kondisi permukaan
batuan di bawah permukaan yang
tanah di Desa Bora merupakan daerah
berhubungan dengan kemampuannya
tanah kering. Hal ini dapat dilihat dari
untuk menghantarkan listrik atau
keadaan vegetasinya yang hanya
resistivitas. Pada metode geolistrik
ditumbuhi oleh semak belukar. Sebagai
hambatan jenis ini, arus listrik diinjeksikan
ibukota kabupaten dengan jumlah
ke dalam bumi melalui 2 elektroda arus,
penduduk yang semakin meningkat
dan mengukur beda potensial melalui 2
penyediaan kebutuhan air bersih sangat
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran
diperlukan. Kebutuhan air bersih
arus dan beda potensial untuk setiap jarak
masyarakat hanya mengandalkan pada
elektroda yang berbeda diperoleh variasi
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
harga hambatan jenis masing-masing
yang penyalurannya masih dalam skala
lapisan di bawah permukaan. Berdasarkan
kecil, sehingga masyarakat sering
nilai hambatan jenis bawah permukaan,
mengalami kesulitan air bersih.
dapat diinterpretasikan lapisan-lapisan
Untuk memperoleh sumber mata
tanah atau batuan yang mengandung air
air harus dilakukan dengan mencari
tanah (aquifer).
lapisan aquifer di wilayah ini. Aquifer
Airtanah adalah air yang bergerak
adalah lapisan batuan di bawah permukaan
di dalam tanah yang terdapat dalam ruang

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa


Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
224
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

antar butir-butir tanah yang meresap ke


dalam tanah dan bergabung membentuk
lapisan tanah yang disebut akuifer.
Lapisan yang mudah dilalui oleh airtanah
disebut lapisan permeable, seperti lapisan
yang terdapat pada pasir atau kerikil,
sedangkan lapisan yang sulit dilalui
airtanah disebut lapisan impermeable,
seperti lapisan lempung atau geluh. Sumber (Ludman, 1982).
Gambar 1. Diagram penampang
Lapisan yang dapat membawa dan unconfined aquifer dan confined
meloloskan air disebut aquifer. Sebagai aquifer

pembawa air maka materialnya haruslah Airtanah secara umum berisi


mempunyai porositas dan permeabilitas campuran terlarut yang dapat menambah
yang tinggi dan didefinisikan sebagai kemampuanya untuk menghantar listrik,
tubuh batuan atau regolith yang meskipun air tanah bukan konduktor listrik
permeabilitasnya tinggi dan terletak dalam yang baik. Variasi resistivitas material
zona saturasi. (Unib, 2006) bumi ditunjukan pada Tabel 1 Resistivitas
Sedimen atau batuan yang batuan berhubungan langsung dengan
impermeable dan mampu menampung porositas dan tekstur batuan. Resistivitas
banyak air disebut aquiclude, misalnya () dan porositas () dinyatakan dalam
lempung. Akuifer yang permukaan atasnya Persamaan I
berimpit dengan permukaan air dan di = (1)
bawah pengaruh langsung tekanan Sedangkan yang menyangkut porositas
atmosfir disebut unconfined aquifer batuan yang porinya tidak jenuh air atau
sedangkan akuifer yang dibatasi oleh terisi air dinyatakan dalam Persamaan
lapisan aquiclude disebut confined aquifer Archie II, yaitu:
(Ludman, 1982). Gambar penampang yang = = (2)
memperlihatkan unconfined aquifer dan Hubungan resistivitas dalam Persamaan
confined aquifer dapat dilihat pada (2) direfleksikan dengan besar faktor
Gambar 1. formasi (F), yaitu:

F= = (3)

Tabel 1. Nilai resistivitas material

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa


Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
225
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

No Bahan Resistivitas (m) sistem aturan spasi yang konstan dengan


1 Udara - catatan faktor n untuk konfigurasi ini
2 Pirit 3 x 10-1
adalah perbandingan jarak antara elektroda
3 Galana 2 x 10-3
4 Kwarsa 4 x 1010 s.d 1 x 1014 C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara
12 13
5 Kalsit 1 x 10 s.d 1 x 10 P1-P2 seperti pada Gambar 2. Jika jarak
6 Batuan Garam 30 s.d 1 x 1013
antar elektroda potensial (P1 dan P2)
7 Mika 9 x 1012 s.d 1 x 1014
8 Garnit 102 s.d 1 x 106 adalah a maka jarak antar elektroda arus
9 Gabro 4 x 103 s.d 1 x 106 (C1 dan C2) adalah 2na + a. Konfigurasi
7
10 Basalt 10 s.d 1 x 10
ini secara efektif menjadi konfigurasi
11 Batuan Gamping 50 s.d 1 x 107
12 Batuan Pasir 1 s.d 1 x 108 Schlumberger ketika faktor n menjadi 2
13 Batuan Serpih 20 s.d 1 x 103 dan seterusnya. Cakupan horizontal dan
Sumber :(Djoko Santoso, 2001)
penetrasi kedalaman konfigurasi wenner-
Faktor formasi dapat digunakan untuk Schlumberger lebih baik 15 % dari
pendugaan zona aquifer karena besaran konfigurasi Wenner. (Loke, 2000)
tersebut berefleksi sebagai porositas pada
batuan sedimen maupun batuan beku yang
mengalami rekahan. Pada eksplorasi
hidrogeologi, pengukuran resistivitas
dapat dilakukan langsung di lapangan,
misalnya dengan metode hambatan jenis.
Resistivitas air pengisi berpori w, selain
dapat diukur langsung, juga dapat dihitung
Sumber (Loke, 2000)
dengan menggunakan persamaan: Gambar 2. Susunan elektroda Konfigurasi
Wenner Schlumberger
w = 10000 / DHL (4)
(2.4)
Berdasarkan Gambar 2 maka faktor
dimana DHL adalah daya hantar listrik
geometri untuk konfigurasi Wenner-
yang dinyatakan dalam (s). (Telford and
Schlumberger adalah :
Geldart, 1990)

Konfigurasi Wenner-Schlumberger K
1 1

merupakan modifikasi dari bentuk na na a
konfigurasi Wenner dan konfigurasi K= ( + 1) (5)
Schlumberger. Konfigurasi Wenner-
Schlumberger adalah konfigurasi dengan

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa


Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
226
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

Berdasarkan letak (konfigurasi)


elektrodanya, dikenal jenis konfigurasi Faktor geometri untuk konfigurasi
yaitu Konfigurasi Schlumberger. Pada schlumberger adalah :
konfigurasi Schlumberger elektroda arus ( L2 l 2 )
K (7)
dan elektroda potensial di letakkan seperti 2l
Gambar 3. Konfigurasi ini digunakan Penelitian ini bertujuan untuk
untuk penyelidikan perubahan resistivitas mengetahui sebaran lapisan aquifer agar
bawah permukaan ke arah vertikal. Pada dapat memberikan manfaat berupa
titik ukur yang tetap, jarak elektroda arus informasi mengenai sebaran lapisan
dan tegangan diubah/divariasi. Metoda aquifer di Desa Bora untuk dijadikan
yang umum digunakan antara lain Vertical sebagai acuan dalam pengelolaan sumber
Electrical Sounding (VES). Menurut Loke air bersih.
(2000), dalam teknik ini pengukurannya METODE PENELITIAN
adalah pengaturan elektroda dilakukan Lokasi penelitian terletak di
dengan jarak spasi elektroda diubah-ubah wilayah Kecamatan Sigi Biromaru,
secara graduil untuk titik yang diamati, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Secara
sedangkan elektroda potensial (M dan N) geografis lokasi penelitian terletak pada
dibuat tetap. Dalam hal ini semakin besar posisi 10300 - 10400 LS, serta
jarak elektrod a maka arus yang 11905600 - 1205800 BT. Untuk
diinjeksikan semakin dalam hingga semua melihat secara jelas kondisi lokasi
lokasi pengukuran terlingkupi. Dimana penelitian, di tampilkan peta lokasi
hambatan jenisnya diberikan oleh penelitian pada Gambar 4
Persamaan :

( L2 I 2 ) V V
= K (6)
2I I I

Sumber (Loke, 2000)


Gambar 3. Konfigurasi elektrode Gambar 4. Peta lokasi penelitian
schlumberger
Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa
Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
227
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

Pengambilan data berdasar metode Hasil yang diperoleh dari


geolistrik, menggunakan beberapa pengambilan data diolah menggunakan
peralatan sebagai berikut : program inversi dan didapatkan hasil
1. Satu set alat ukur geolistrik hambatan berupa variasi nilai hambatan jenis,
jenis, yaitu : kedalaman dan ketebalan lapisan tiap
a. Resistivitymeter pengukuran kemudian dianalisa dan
b. Elektroda 20 buah diinterpretasikan. Tahapan interpretasi
c. Kabel 300 m 4 gulung adalah penafsiran data hasil pengolahan
d. Sumber arus listrik (accu) data untuk mendapatkan kondisi
e. Kabel penghubung kedalaman dan nilai resistivitas riil dari
2. Satu buah kompas geologi berfungsi daerah penelitian yang selanjutnya
untuk menentukan arah lintasan dilakukan penafsiran kondisi bawah
pengukuran geolistrik permukaan untuk mengetahui lapisan
3. Meteran untuk menentukan jarak aquifer. Untuk memperoleh hasil
elektroda interpretasi yang lebih akurat, maka
4. Satu buah GPS (Global Positioning diperlukan data-data pendukung yang
System) berfungsi untuk menentukan berhubungan dengan kondisi daerah
koordinat geografis dan elevasi titik penelitian. Data-data yang diperlukan
pengukuran diantaranya, peta geologi, peta rupa bumi
5. Palu berfungsi untuk memukul patok dan data Daya Hantar Listrik (DHL) air.
elektroda arus dan potensial ke dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanah.
Dasar dalam menginterpretasikan
6. Alat tulis dan tabel data berfungsi
hasil pengolahan data di daerah penelitian
untuk menginput data pengukuruan.
yaitu nilai hambatan jenis setiap
Untuk memperoleh gambaran
bentangan, kondisi geologi, dan hasil
bawah permukaan di Desa Bora, maka
penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan pengambilan data menggunakan
dilakukan di sekitar daerah penelitian
metode geolistrik hambatan jenis dengan
(Karmila, 2008). Untuk mendapatkan
metode Automatic Array Scanning (AAS)
gambaran lapisan bawah permukaan, maka
sebanyak 3 bentangan dan Vertical
dilakukan 2 metode pengukuran yang
Elektrical Sounding (VES) sebanyak 3
berbeda pada lokasi yang sama. Secara
titik ukur.
umum, berdasarkan nilai hambatan jenis
yang diperoleh mencerminkan adanya
Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa
Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
228
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

perbedaan litologi yang diinterpretasikan


sebagai berikut:
1. Nilai hambatan jenis yang berkisar
lebih kecil dari 85 m ditunjukan
dengan warna hijau dengan nilai F
sebesar 1,28 4,37. Diduga lapisan ini Gambar 6. Hasil penampang data AAS
terdiri dari batupasir, batulempung, Bentangan 2
napal dan lumpur. Lapisan ini masuk
dalam formasi Molasa Celebes.
Berdasarkan faktor formasi yang
diperoleh lapisan ini bersifat
permeabel dan termaksud jenis poor
to medium aquifer.
2. Nilai hambatan jenis lebih besar dari Gambar 7. Hasil penampang data AAS
Bentangan 3
85 m ditunjukan dengan warna
merah dengan nilai F lebih besar dari Untuk memperoleh gambaran
4. Diduga lapisan ini terdiri dari tentang susunan lapisan bawah permukaan
granit, diorit genesan dan genes yang di setiap lintasan yang ditunjukkan pada
diselingi dengan batuan konglomerat, Gambar 5, 6 dan 7 diinterpretasikan
batu gamping dan koral serta terdapat sebagai berikut :
pula batuan dari satuan Formasi 1. Bentangan 1 berada pada ketinggian
Latimojong dan Kompleks Wana. 200 m di atas permukaan laut (dpl)
Lapisan ini bersifat solid sehingga dengan arah bentangan barat laut ke
tidak dapat meloloskan air ke tenggara dengan N 1350 E. Posisi
permukaan. bentangan ini berada pada koordinat
01o 0618,8 LS dan 119o 9551,5
BT. Berdasarkan Gambar 8, lapisan
yang diduga merupakan lapisan
aquifer yang ditunjukan dengan
warna hijau dengan faktor formasi
Gambar 5. Hasil penampang data AAS 2,10. Pada gambar terlihat lapisan
Bentangan 1
akuifer berada pada meteran 80 m dan
meteran ke 110 m dengan kedalaman

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa


Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
229
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

40 m bmt. Batas bawah dari lapisan yang ditunjukan dengan warna hijau
ini dapat dilihat pada hasil pengolahan dengan faktor formasi 2,39. Pada
VES yaitu hingga kedalaman 71 m gambar terlihat lapisan yang diduga
bmt dengan ketebalan 27,15 m bmt aquifer berada pada meteran ke 70 m
dengan arah sebaran tenggara ke barat dengan kedalaman 10 m hingga 20 m
laut. bmt yang di kelilingi oleh lapisan 2.
Selain itu juga terdeteksi pada
kedalamam 30 m hingga kedalaman
50 m bmt. lapisan ini tersebar
merata ke arah timur-timur laut hingga
a barat-barat daya dengan ketebalan
21 m bmt. Lapisan ini diduga
merupakan lapisan batupasir,
batulempung, napal dan lumpur yang
merupakan poor to medium aquifer
yang bersifat permeabel.

a
b

Gambar 8. (a) Hasil pengolahan data


AAS, (b) Hasil pengolahan data VES

2. Bentangan 2 berada pada ketinggian


175 m di atas permukaan laut (dpl)
dengan arah timur-timur laut ke barat
barat daya dengan N 67,50 E. Posisi
bentangan ini berada pada koordinat
01o0598,6 LS dan 119o 9518,7 BT.
Pengukuran dilakukan di sekitar
kantor Pekerjaan Umum (PU). b
Berdasarkan Gambar 9, lapisan yang
Gambar 9. (a) Hasil pengolahan data
diduga merupakan lapisan aquifer AAS, (b) Hasil pengolahan data VES
Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa
Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
230
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

3. Bentangan 3 berada pada ketinggian


150 m di atas permukaan laut (dpl)
dengan arah bentangan timur-timur
laut ke barat-barat daya dengan N
67,50 E. Posisi bentangan ini berada a
pada koordinat 01 0536,2 LS dan
o

119o 9509,4 BT. 300 m dpl.


Pengukuran ini dilakukan di pinggiran
jalan setapak menuju kantor Bupati
Sigi. Berdasarkan Gambar 10, lapisan
yang diduga merupakan lapisan
aquifer yang ditunjukan dengan
warna hijau dengan faktor formasi
1,14 2,51. Lapisan yang diduga
merupakan lapisan aquifer berada
b
dekat pada permukaan pada meteran
Gambar 10. (a) hasil pengolahan data AAS,
ke 15 m hingga 160 m dpl yang
(b) hasil pengolahan data VES
tersebar hampir di seluruh penampang
dengan arah timur-timur laut hingga Untuk melihat gambaran tentang

batar-barat daya dengan kedalaman aquifer di lokasi penelitian (Gambar 4),

13 m bmt. Berdasarkan nilai faktor keseluruhan titik ukur dikorelasikan untuk

formasi lapisan ini diduga merupakan mengdapatkan 1 penampang hambatan

poor to medium aquifer yang bersifat jenis AB. Penampang hambatan jenis AB

permeable. juga dikorelasikan dengan hasil penelitian


sebelumnya yaitu titik ukur B4 (Karmila,
2008) untuk mendapatkan gambaran
lapisan aquifer yang lebih jelas. Titik ukur
ini berada pada ketinggian 110 m dpl yang
arahnya sejajar dengan titik ukur 1-3. Hasil
korelasi tersebut dapat dilihat pada
Gambar 11. Penampang hambatan jenis
AB berada di tengah lokasi penelitian

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa


Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
231
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

berarah N 1350 E. Panjang penampang kedalaman batas bawah maksimum


1398 m dengan topografi berada pada sebesar 125 m bmt dengan ketebalan 40 m
ketinggian 150 m (Titik duga 3) naik ke bmt.
arah tenggara hingga ketinggian 200 m Berdasarkan hasil penelitian di
(Titik duga 1). Dari penampang tersebut Desa Bora Kecamatan Sigi Biromaru
diperoleh 4 susunan lapisan dengan nilai Kabupaten Sigi maka dapat disimpulkan
hambatan jenis yang bervariasi berkisar bahwa sebaran lapisan aquifer terdapat
antara 22,06 m 1176,71 m dengan pada satuan batuan Molasa Celebes dan
nilai F lebih besar dari 1 yang mencapai terdeteksi menyebar dekat permukaan
kedalaman 150 m bmt. hingga kedalaman 70 m bmt yang
memanjang dan melebar ke arah tenggara
hingga barat laut. Lapisan ini bernilai
hambatan jenis lebih kecil dari 85 m
dengan faktor formasi > 1 yang diduga
merupakan batupasir dan batulempung,
lumpur dan napal. Untuk potensi
akumulasi aquifer terbesar dapat di
jumpai pada lintasan 3 hingga kedalaman

Gambar 11. Penampang hambatan jenis 62 m bmt.


AB Sebaiknya jumlah bentangan untuk
Dari gambar penampang tersebut, penelitian mengenai sebaran aquifer
terlihat susunan lapisan serta adanya diperbanyak. Selain itu, perlu dilakukan
lapisan yang diduga sebagai lapisan perbandingan
aquifer (warna hijau) yang tersebar hampir
UCAPAN TERIMA KASIH
merata dari arah tenggara ke barat laut.
Terima kasih kepada teman-teman,
Lapisan ini memiliki nilai hambatan jenis
kepada Kepala Desa Bora dan semua
berkisar 22,06 m 49,22 m dengan
pihak yang terlibat, yang sudah
nilai F lebih besar dari 1. Lapisan ini di
membantu memfasilitasi dengan
duga sebagai lapisan batulempung,
memberikan izin dalam pengambilan data
batupasir, lumpur dan napal dengan
di lapangan.
kedalaman maksimum batas atas kurang
lebih 40 m bmt dan kedalaman minimum DAFTAR PUSTAKA
batas atasnya ialah 9 m bmt. Sedangkan Karmila, 2008, Identifikasi Lapisan
Aquiver Pasca Gempa Di Desa
Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa
Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
232
Online Journal of Natural Science Vol 5(2) :223-233 ISSN: 2338-0950
Agustus

Bora Kecamatan Sigi Biromaru


Kabupaten Donggala. Penelitian
Lapangan. Skripsi Program Sarjana
Sains FMIPA, Universitas
Tadulako, Palu.

Loke, M. H, 2000, Electrical Imaging


Surveys for Enviromental and
Engineering Studies: A Partical
Guide to 2-D and 3-D Surveys

Ludman, A. 1982, Physical Geology, MC


Graw Hill, Lac, USA.

Tellford., W.M, Geldart, L.P, 1990, Aplied


Geophysies., Cambridge
University perss, London.

Unib, M, 2006, Aquifer dan Pola Aliran


Air Tanah, Pusat Lingkungan
Geologi, Bandung.

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa


Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi
(Irawati dkk)
233

You might also like