You are on page 1of 9

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.

1 Tahun 2016

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) INDUSTRI TAHU


DI KECAMATAN DENDANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Marhadi1
Abstract
Tofu factory in the district Dendang factory on an industrial scale is generally managed
the household. In one day this factory uses raw materials such as soybeans (Grylin Spp) of 50 kg
and the results obtained only marketed around the District Dendang. The volume of waste
generated over 2.25 to 5 m / day. Mr. Ahmad Yamins tofu factory is one of the largest factories in
the district Dendang, Tanjung Jabung Timur has characteristics of pH wastewater, TSS, NH3-N,
BOD, COD, NO3, NO2, sequence 5, 34, 329 mg / l, 03:49 mg / l, 581 mg / l, 1228 mg / l, 1.3629
mg / l, 1.3771 mg / l. Some wastewater parameters have been tested exceed the quality standards
appropriate to KEPMENLH NO 51, 1995. Generally, the wastewater can pollute the environment
out either physically, chemically and biologically. It is necessary to develop wastewater treatment
technologies that are simple, low cost, easy operation and has a high processing efficiency of
pollutants. One alternative biofilter wastewater using anaerobic aerobic reactor is developed with
the principles of microbial growth and attached to the filter media and form a layer biofilm. Data
collection methods used are field surveys, documentation, literature review and alaisis laboratory
to determine the characteristics of water limbah.Hasil waste discharge planning calculation for 25
(twenty five) years is 38.18 m3 / day
Key word : Liquid Waste Know, anaerobic-aerobic biofilter.

PENDAHULUAN menghilangkan sebagian besar padatan


Tahu merupakan salah satu jenis tersuspensi dan bahan terlarut, dan juga
makanan sumber protein dengan bahan dasar untuk menyisihkan unsur hara (nutrient)
kacang kedelai (Grylin Spp) yang sangat berupa nitrogen dan fosfor. (Herlambang
digemari oleh masyarakat Indonesia. 2002)
Sebagian besar produk tahu di Indonesia rumusan masalah dalam perencanaan ini
dihasilkan oleh industri skala kecil yang adalah, 1). bagaimana perencanaan
kebanyakan terdapat di Pulau Jawa. Industri instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
tahu berkembang pesat sejalan dengan pabrik tahu Kecamatan Dendang, baik
peningkatan jumlah penduduk. Namun, metoda dan perhitungan dimensi dan 2).
disisi lain industri ini menghasilkan limbah mendesain sistem pengolahan limbah cair
cair yang berpotensi mencemari lingkungan. industri tahu di Kecamatan Dendang
Industri tahu membutuhkan air untuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan
pemrosesannya, yaitu untuk proses sortasi, metoda secara biofilter anaerob aerob.
perendaman, pengupasan kulit, pencucian, Adapun tujuan perencanaan ini adalah
penggilingan, perebusan dan penyaringan. 1.) untuk mengetahui konsentrasi parameter
(Kaswinarni, 2007). pencemar influen imbah cair industri tahu,
Limbah cair industri tahu dapat dengan acuan KEPMEN NO.KEP-
menimbulkan pencemaran yang cukup berat 51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu
karena mengandung polutan organik yang limbah cair industri yaitu pH, BOD, COD,
cukup tinggi. Dari beberapa hasil penelitian TSS, Amonia, Nitrat dan Nitrit, 2).
konsentrasi COD limbah cair industri tahu mendesain sistem pengolahan limbah cair
mencapai 7000-10000 mg/l serta industri tahu di Kecamatan Dendang
mempunyai keasaman yang rendah yakni pH Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan
4-5 (BPPT, 1997). metoda secara biofilter anaerob aerob.
Limbah cair industri tahu dapat diolah Adapun ruang lingkup pada penelitian ini
dengan sistem biologis maupun kimia, hanya mencakup tentang aspek teknik
karena polutan utamanya berupa bahan operasional yang meliputi :
organik seperti karbohidrat, lemak, protein, a) Wilayah perencanaan meliputi 1 lokasi
dan vitamin. Polutan tersebut umumnya pabrik tahu di Kecamatan Dendang
dalam bentuk tersuspensi atau terlarut. Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas
Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah cair 35 m2
industri tahu harus diolah terlebih dahulu b) Periode desain instalasi pengolahan air
untuk melindungi keselamatan masyarakat limbah (IPAL) adalah 25 tahun.
dan kualitas lingkungan. Tujuan dasar c) Metoda Sistem pengolahan
pengolahan limbah cair adalah untuk menggunakan sistem biofilter anaerob
aerob.
1
Dosen Fakultas Teknik Universitas d) Debit air limbah dihitung berdasarkan
Batanghari buangan air sisa dari proses produksi.

59
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

e) Parameter awal meliputi pH , (Grylin Spp) yang digunakan maka semakin


TSS.BOD,COD, Amoniak ,Nitrat dan banyak pula air yang digunakan.
nitrit Sesuai Dengan KEPMEN b) Proses perendaman kedelai (Grylin
NO.KEP-51/MENLH/10/1995 Tentang Spp)
baku mutu limbah cair industri. Proses perendaman kedelai (Grylin Spp)
TINJAUAN PUSTAKA merupakan salah satu sumber limbah cair
Limbah cair tahu adalah limbah yang karena pada proses perendaman ini banyak
ditimbulkan dalam proses pembuatan tahu sekali menggunkan air, sama halnya dengan
dan berbentuk cairan. Limbah cair pencucian kedelai (Grylin Spp) semakin
mengandung padatan tersuspensi maupun banyak kedelai (Grylin Spp) yang
terlarut yang akan mengalami perubahan digunakan maka semakin banyak air yang
fisika, kimia dan biologis yang akan digunakan.
menghasilkan zat beracun atau menciptakan c) Proses pembuangan cairan
media untuk tumbuhnya kuman dimana Proses pembuangan cairan merupakan
kuman tersebut dapat berupa kuman sumber limbah cair terbanyak dari semua
penyakit ataupun kuman yang merugikan proses yang digunakan, pada proses
baik pada tahu sendiri maupun tubuh pembuangan cairan ini semua sisa air yang
manusia. digunkan dalam proses pembuatan tahu akan
Gambar.1 Pengelompokan bahan yang dibuang secara bersamaan.
terkandung didalam air limbah. Menurut (Herlambang,2002) dampak
Selain itu, limbah cair yang berasal yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan
organik limbah cair industri tahu adalah
gangguan terhadap kehidupan biotik.
Turunnya kualitas air perairan akibat
meningkatnya kandungan bahan organik.
Aktivitas organisme dapat memecah
molekul organik yang kompleks menjadi
molekul organik yang sederhana. Bahan
anorganik seperti ion fosfat dan nitrat dapat
dipakai sebagai makanan oleh tumbuhan
yang melakukan fotosintesis. Selama proses
metabolisme oksigen banyak dikonsumsi,
sehingga apabila bahan organik dalam air
sedikit, oksigen yang hilang dari air akan
segera diganti oleh oksigen hasil proses
fotosintesis dan oleh aerasi dari udara.
Sebaliknya jika konsentrasi beban organik
dari industri tahu merupakan masalah serius terlalu tinggi, maka akan tercipta kondisi
dalam pencemaran lingkungan, karena anaerobik yang menghasilkan produk
menimbulkan bau busuk dan pencemaran dekomposisi berupa amoniak,
sumber air. Limbah cair akan karbondioksida, asam asetat, hirogen sulfida,
mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang dan metana. Senyawa-senyawa tersebut
kesungai akan menyebabkan tercemarnya sangat toksik bagi sebagian besar hewan air,
sungai tersebut (Husin, 2008). Sesuai dan akan menimbulkan gangguan terhadap
dengan sumber asalnya, maka air limbah keindahan (gangguan estetika) yang berupa
mempunyai komposisi yang sangat rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau.
bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Menurut (Herlambang,2002).
Akan tetapi secara garis besar zat-zat yang Karakteristik buangan industri tahu meliputi
terdapat didalam air limbah dapat dua hal, yaitu karakteristik fisika dan kimia.
dikelompokan seperti pada Gambar 1. Karakteristik Fisika meliputi padatan total,
Menurut (Sulaksono,2005) Sumber padatan tersuspensi, suhu, warna, dan bau.
limbah cair terbanyak pada proses Karakteristik kimia meliputi BOD, COD,
pembuatan tahu dibagi menjadi 3 bagian DO, pH. Suhu air limbah cair tahu berkisar
yaitu sebagai berikut: 37C-45C, kekeruhan 535-585 FTU, warna
a) Proses pencucian kedelai (Grylin Spp) 2.225-2.250 Pt.Co, amonia 23,3-23,5 mg/1,
Proses pencucian kedelai (Grylin Spp) BOD5 6.000-8.000 mg/1 dan COD 7.500-
merupakan salah satu sumber limbah cair 14.000 mg/1.
yang dimana pada proses ini banyak sekali Tahapan Perencanaan Instalasi
menggunakan air, semakin banyak kedelai Pengolahan Air Limbah

60
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

Dalam merencanakan suatu IPAL, maka pembiayaan yang tidak murah. Terdapat
perlu ditempuh beberapa langkah pengerjaan bangunan atau unit pengolahan yang terbuat
yang dimulai dari survei lapangan yaitu dari semen (bak penyaringan, bak
mengumpulkan beberapa informasi pengendapan, biogas, bak kontrol, bak
mengenai proses produksi atau pengolahan pengering lumpur, dan lain-lain),terbuat dari
yang dilakukan dan kondisi eksisting, besi (trickling filter, RBC, anaerobic
analisis karasteristik air limbah di digester) dan tebuat dari plastik atau fiber
laboratorium, analisa data dan pemilihan (biogas). Instalasi pengolahan air limbah
teknologi (proses) yang akan digunakan. perlu dirawat agar beroperasi secara optimal.
Jika langkah-langkah tersebut telah Banyak IPAL dari kegiatan industri yang
ditempuh baru dilakukan desain IPAL yang tidak lagi beroperasi atau berfungsi optimal
direncanakan. karena tidak menganggarkan pembiayaan
Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah perawatan IPAL. Perawatan IPAL terdiri
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: dari pengecekan fungsi alat dan bangunan
1. Debit air limbah serta perbaikan alat dan bangunan.
Desain IPAL dipengaruhi oleh debit air Sistem pengolahan yang sesuai untuk
limbah yang dihasilkan, karena debit limbah cair industri tahu.
digunakan sebagai penentuan volume unit- Pengolahan yang sesuai untuk
unit pengolahan air limbah. Bila debitnya merencanakan IPAL pada industri tahu
besar maka volume unit pengolahannya Bapak Ahmad Yamin Kecamatan Dendang
harus dibuat besar untuk dapat menampung yaitu proses Biofilter Anaerob-Aerob,
air limbah tersebut. Terlebih lagi apabila dimana proses ini memliki beberapa
akan digunakan unit pengolahan yang keunggulan antara lain:
membutuhkan waktu tinggal, maka 1. Pengoperasiannya mudah
perhitungan volume unit pengolahannya 2. Lumpur yang dihasilkan sedikit
dikalikan dengan waktu tinggalnya. 3. Dapat digunakan untuk pengolahan air
2. Aliran air limbah limbah dengan konsentrasi zat organik
Aliran air limbah dapat bersifat kontinyu rendah maupun tinggi
(terus-menerus) atau sesaat ditentukan oleh 4. Tahan terhadap fluktuasi jumlah air
proses produksi yang dilakukan. Ada limbah maupun fluktuasi konsentrasi
industri yang melakukan unit pengolahan 5. Pengaruh penurunan suhu terhadap
atau beroperasi sepanjang hari dan efisiensi pengolahan kecil.
beroperasi hanya pada waktu-waktu tertentu METODE PERENCANAAN
saja misal pagi hingga sore atau sore hingga Lokasi perencanaan sistem pengolahan
pagi hari. air limbah industri tahu rumahan adalah di
3. Parameter pencemar (karakteristik) Kecamatan Dendang yang merupakan salah
air limbah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten
Jenis parameter pencemar utama dalam Tanjung Jabung Timur. Secara administrasi
air limbah adalah bahan organik, bahan an- Kecamatan Dendang dengan Ibu Kota
organik, minyak dan lemak, Rantau Indah, yang terdiri dari 1 kelurahan
mikroorganisme, warna dan bahan padatan. dan 6 desa. Luas wilayahnya 47.817 Ha. dan
Untuk masing-masing jenis parameter jumlah penduduk 15,269 jiwa.
tersebut dapat digunakan unit pengolahan Lokasi perencanaan instalasi pengolahan
tertentu agar dapat dikurangi konsentrasinya air limbah tepat berada di dusun rantau
atau tingkat bahayanya. Unit-unit indah rt/rw 03/06 Peta Kecamatan Dendang
pengolahan air limbah tersebut ada yang ditampilkan pada gambar 2.
secara khusus untuk mengolah pencemar
tertentu, namun ada juga yang berfungsi
untuk mengolah secara bersama-sama
beberapa jenis bahan pencemar.
4. Ketersediaan Lahan dan Ruang
Besarnya lahan atau ruang bagi instalasi
pengolahan air limbah ditentukan oleh
beberapa faktor sebagai berikut volume
limbah yang dihasilkan, kadar dan
keragaman bahan pencemaran air limbah
dan pilihan jenis unit pengolahan air limbah.
5. Ketersediaan Biaya
Pembangunan (konstruksi), operasional Gambar 2. Peta Lokasi Perencanann
dan perawatan IPAL membutuhkan di Kecamatan Dendan

61
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

Periode desain Instalasi pengolahan air 2018 850 850 850 854 854
limbah adalah 25 tahun,yakni dari tahun 2019 860 860 860 866 865
2020 870 870 870 877 877
2014 s/d 2039. 2021 880 880 880 889 888
2022 890 890 890 900 900
Tahapan perencanaan 2023 900 900 900 912 912
2024 910 910 909 924 924
2025 920 920 919 936 936
2026 930 930 929 949 948
2027 940 940 939 961 960
2028 950 950 949 974 973
2029 960 960 959 987 985
2030 970 970 969 1000 998
2031 980 980 979 1013 1011
2032 990 990 989 1026 1024
2033 1000 1000 999 1040 1038
2034 1010 1010 1009 1053 1051
2035 1020 1020 1018 1067 1065
2036 1030 1030 1028 1081 1079
2037 1040 1040 1038 1095 1093
2038 1050 1050 1048 1110 1107
2039 1060 1060 1058 1125 1121
Perhitungan Perencanaan Kapasitas
IPAL Yang Direncanakan
Kapasitas IPAL : 38,16 m3/hari
COD Air limbah maksimum : 1500 mg/l
BOD air limbah maksimum : 600 mg/l
Gambar 3. Tahapan Perencanaan Konsentrasi TSS : 400 mg/l
HASIL DAN PEMBAHASAN Total efisiensi pengolahan : 90%
Estimasi Kuantitas Limbah Cair Industri BOD air olahan : 40 mg/l
Tahu TSS air olahan : 40 mg/l
Hasil analisis laboratoriuam lingkungan Bar Screen
hidup daerah 2015. limbah cair pabrik tahu Bar screen yang akan dibuat dalam
Bapak Ahmad Yamin Kecamatan Dendang perencanaan IPAL ini merupakan tipe coarse
adalah pH 5.34, TSS 329 mg/l mg/l, NH3-N screen yang dibuat secara manual dengan
3.487 mg/l, BOD 581 mg/l, COD 1228 mg/l, menggunakan baja tahan karat bediameter 1
NO3 1,3629 mg/l, NO2 1,3771 mg/l. cm. Saringan ini dibersihkan berkala secara
Berdasarkan hasil pengujian tersebut manual.
ternyata limbah cair industri tahu tidak a. Kriterian Desain
memenuhi baku mutu limbah cair yang 1. Kecepatan aliran yang masuk
sesuai dengan KEPMEN LH NO 51 Tahun saringan (v) = 0,3 0,6 m/s
1995. Hal ini yang mendukung 2. Jarak bukaan antar batang (B)
untukilakukan perencanaan instalasi = 25 75 mm: (digunakan B =
pengolahan air limbah (IPAL) dengan tujuan 25 mm)
agar limbah cair yang dihasilkan tidak 3. Diameter kisi (D) = 10 mm
langsung dibuang ke sungai melainkan harus 4. Sudut kemiringan terhadap
diolah terlebih dahulu. horizontal () = 450 600 ;
Proyeksi Bahan Baku (digunakan = 600)
Tabel 1 Data pertambahan bahan baku dari 5. Lebar saluran (b) = 0,5 m
Tahun 2005 2039 6. Kedalaman air pada saluran (d)
Bahan
Bahan Baku
= 0,3 m
Tahun Baku b. Perhitungan
Aritmatika Logaritma EksponensialGeometri Perhitungan lebar bukaan dan
2005 720 720 720 720 720
2006 730 730 730 730 730 jumlah batang
2007 740 740 740 740 740 Banyaknya celah / bukaan antar
2008 750 750 750 750 750 batang :
2009 760 760 760 760 760
nc =
2010 770 770 770 770 770
2011 780 780 780 780 780
2012 790 790 790 790 790 jumlah batang = nc 1 = 13
2013 800 800 800 800 800
batang
2014 810 810 810 810 810
2015 820 820 820 821 821 lebar bukaan efektif = 13 x
2016 830 830 830 832 832 0,025 = 0,325 m
2017 840 840 840 843 843 panjang batang bar rack yang

62
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

terendam = 4. Laju pemompaan


Laju pemompaan yang dibutuhkan sudah
ditetapkan 0,015 m3/hari.
Bak Ekualisasi
a. Kriteria desain Bak Sedimentasi Awal
Tabel 2 Kriteria Desain Bak Ekualisasi a. Kriteria Desain
Waktu detensi = 1 2 jam
Overflow rate (V0)= 30 50 m3/m2 .hari
Ditentukan 30 m3/m2 .hari
b. Data perencanan
Qmaks = 45,792 m3/hari
Rasio panjang : lebar = 1 : 1
Konsentrasi solid = 4,5 %
Sumber : Metcalf & Eddy, 2004 Berat jenis solid = 1,03 x 103 kg/m3
b. Perhitungan c. Perhitungan
1. Perhitungan dimensi Qmaks = 45,792 m3/hari = 0,53/det
Qpeak = 38,16 x 3 = 115 m3/jam BOD influen = 436 mg/l
Waktu pengisian bak (t d) = 2 jam = 436 x 10-3 kg/m3 x 38,16 m3/hari
Volume bak maksimum = Qpeak x td = = 16,63 kg/hari
115 m3/jam x 2 jam = 230 m3 TSS influen = 329 mg/l
Diambil panjang bak = 8 m = 329 x 10-3 kg/m3 x 38,16 m3/hari
Lebar bak = 7 m = 12,55 kg/hari
Kedalaman bak = 1. Perhitungan karakteristik lumpur bak
pengendapp akhir
Efisiensi = 30% x BODdisisihkan
Bak equilisasi dibagi menjadi 2 = 30% x TSSdisisihkan
kompertemen Karena debit limbah BOD removal = 30% x 16,63 kg/hari
besar maka untuk tinggi jagaan diambil = 4,98 kg/hari
0,5 m, sehingga total kedalaman bak = TSS removal = 30% x 12,55 kg/hari
4,5 m. waktu tinggal di dalam Bak = 3,765 kg/hari
(HRT) = 8-12 Jam Ditetapkan waktu Debit lumpur =
tinggal = 12 jam =
Qmax = 38,16 x 1,2 = 45,792 m3
= 0,000812 m3/hari
Volume bak yang diperlukan =
= 22,5 m3
2. Perhitungan debit BOD5, COD dan TSS
Diambil : panjang bak = 3,5 m
dalam efluent bak pengendap akhir
Lebar bak = 3,5 m
Qeffluent = 38,16 m3/hari 0,000812
Kedalam bak = 2,5 m
m3/hari = 38,159 m3/hari
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
BOD5 = 4,98 kg/hari 0,51
Chek waktu tinggal
kg/hari
Volume efektif actual = 1,7 m x 1,7 x 1
= 4,47 kg/hari
m = 21 m3
=
Waktu tinggal =
= 117 gr/m3
12 jam
TSS = 3,765 kg/hari 0,957 kg/hari
2. Struktur inlet
= 2,808 kg/hari
Struktur inlet menggunakan pipa
berdiameter 4 inchi. = = 33,04 gr/m3
3. Struktur Outlet 3. Perhitungan dimensi bak sedimentasi
Struktus Outlet menggunakan pipa Awal Diambil Perbandingan panjang dan
berdiameter 4 inchi untuk menyesuaikan lebar = 1:1
dengan spesifikasi diameter hisap dan a. Menghitung luas permukaan
diameter outlet pompa. Pompa yang
digunakna adalah jenis pompa celup A=
(submersible pump) dengan kapasitas 30 = 1,26m2
60 liter per menit atau 3,5 m3/jam b. Menghitung panjang, lebar dan
digunakan untuk mentransfer air limbah kedalaman bak
dari tangki ekualisasi ke tangki P = L A = L2
prasedimentasi.
1,26 = L2 L = P =

63
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

= 1,25 4. Volume media yang diperlukan =


Kedalaman bak diambil 1 m dengan m3
tinggi jagaan = 0,5 m
Volume bak = 1 x 1 x 1 m = 1 m3 5. Volume media = 70% dari total
c. Memeriksa overflow rate overflow volume reactor, maka volume reactor
rate pada Qdesain biofilter anaerob yang diperlukan =
= x 3,816 m3 = 5,45 m3
= 329,70 m3/m2 . hari 6. Waktu tinggal yang dibutuhkan =
overflow rate pada Qpeak = 3,4
= jam
3 2
= 9891 m /m hari 7. Dimensi reactor Biofilter Anaerob
d. Menghitung waktu detensi Lebar :2m
Waktu detensi saat Qrata-rata Panjang : 2,5 m
Kedalaman : 3 m
td =
Tinggi ruang bebas
=
waktu detensi saat Qpeak
td = = =2m
Kedalam air efektif = 2,8 m
4. Perhitungan ruang lumpur Jumlah ruang =1
Volume lumpur dalam 1 hari = 0,000812 8. Cek
m3/hari x 1 hari = 0,000812 m3 Waktu tinggal rata-rata
Dimensi alas ruang lumpur ditetapkan :
P = 0,2 L = 0,2 = x 24 jam
Luas alas ruang lumpur = 0,2 x 0,2 = = 8,8 jam
0,04 m3 Asumsi ruang lumpur terisi Tinggi ruang lumpur = 0,3 m
penuh selama 7 hari, maka Tinggi bed media pembiakan
Kedalaman ruang lumpur mikroba =
= = 0,05 m
5. Struktur outlet = 0,7 m
Ditetapkan lebar pelimpah (weir) Tinggi air di atas bed media
=10 cm maksimum = 0,25 m
Panjang pelimpah (weir) Volume media pada biofilter
= 100 cmx 4 = 400 cm anaerob= 3,816 m3
Disediakan kedalaman v notch 2 cm Beban BOD per volume media
dengan jarak 10 cm dari pusa ke pusat
= =1
Jumlah notch
= kg BOD/m3 . hari
c. Perhitungan desain saat terjadi shock
Biofilter Anaerob loading
a. Kriteria desain Pada perencanaan desain suatu instalasi
1. Kapasitas rencana : 36,16 m3/hari pengolahan sebaiknya juga diperhatikan
2. BOD in : 436 mg/l antisipasi terjadinya penambahan beban
3. Efisiensi Pengolahan : 70 % yang tidak terduga dikemudian hari (shock
4. BOD Out : 130 mg/l loading), sehingga desain yang telah dibuat
5. Untuk pengolahan air dengan proses dapat menunjang kelebihan beban yang ada.
biofilter standar, beban BOD per volume Pada saat BOD5 = 872 mg/l
media = 0,4 4,7 kg BOD/m3. Hari Efisiensi pengolahan = 60%
Ditetapkan beban pengolahan BOD yang BOD Keluar = 80 mg/l
digunakan = 1,0 kg BOD/m3.hari 1. Beban BOD di dalam air limbah = 38,16
b. Perhitungan m3/hari x 872 g/m3 = 33275 g/hari =
1. Beban BOD di dalam air limbah = 33,275 kg/hari
38,16 m3/hari x 100 g/m3 = 3816 2. Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,6 x
g/hari = 3,816 kg/hari 33,275 kg/hari = 20,025 kg/hari
2. Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,7 3. Cek:
x 3,816 kg/hari = 3,6 kg/hari Waktu tinggal rata-rata=
3. Beban BOD / volume media yang
digunakan = 1,0 kg/m3 . hari = 8,8 jam
Tinggi ruang lumpur= 0,3 m

64
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

0
Tinggi bed media pembiakan mikroba c. Temperature
= udara =0 28 C
d. Berat udara pada 28 C = 1,1725 kg/m3
= 6,6 kg BOD/m3 .hari e. Diasumsikan jumlah oksigen didalam
Biofilter Aerob udara 23,2%
a. Kriteria Desain f. Jumlah kebutuhan udara teoritis =
1. Kapasitas rencana = 38,16 m3/hari
2. BOD masuk = 130 mg/l = 20,21 m3/hari
3. Efisiensi pengolahan = 80%
g. Efisiensi diffuser = 2,5 %
4. BOD keluar = 26 mg/l
5. Untuk pengolahan air dengan proses h. Kebutuhan udara actual = =
3 3
biofilter standar, beban BOD per volume 808 m /hari = 0,5613 m /menit
media = 0,4 4,7 kg BOG/m3 . hari 10. Cek:
Ditetapkan beban pegolahan BOD yang a. Ratio volume udaravolume air limbah=
digunakan = 1,0 kg BOD/m3 .hari = 21,26
b. Perhitungan desain
1. Beban BOD di dalam air limbah = 38,16 b. Blower udara yang diperlukan :
m3/hari x 130 g/m3 = 4960 g/hari = 4,96 Jika efisiensi blower dianggap 60%,
kg/hari maka diperlukan blower dengan
2. Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,8 x spesifikasi sebagai berikut
4,96 kg/hari = 3,968 kg/hari Kapasitas = 0,2431 m3/menit
3. Beban BOD per volume media yang Total Head = 2 m
digunakan = 1,0 kg BOD/ m3 .hari Jumlah = 2 unit
4. Volume media yang diperlukan = c. Diffuser
Total transfer udara = 0,2431
m3 m3/hari
5. Volume media = 80% dari total volume Tipe diffuser yang digunakan = diffuser
reactor, maka volume reactor biofilter gelembung kasar
d. Perhitungan desain saat terjadi shock
anaerob yang diperlukan = x 4,96 m3
loading
= 6,2 m3 Pada saat BOD5 = 260 mg/l
6. Waktu tinggal yang dibutuhkan Efisiensi pengolahan = 50%
= = 3,8 jam BOD Keluar = 40 mg/l
7. Dimensi reactor Biofilter Aerob 1. Beban BOD di dalam air limbah = 38,16
Lebar : 1,5 m Panjang : 2 m m3/hari x 260 g/m3 = 9921 g/hari = 9,921
Kedalaman : 2,3 m kg/hari
Tinggi ruang bebas 2. Jumlah BOD yang dihilangkan = 0,5 x
9,921 kg/hari = 4,9605 kg/hari
= 3. Cek:
= = 0, 23 m Waktu tinggal rata-rata
Kedalam air efektif = 2 m = =3,9 jam
8. Cek Tinggi ruang lumpur = 0,2 m
Waktu tinggal rata-rata Tinggi bed media pembiakan mikroba
= x 24 jam = 3, 7 jam =
Tinggi ruang lumpur = 0,3 m = 6,6 kg BOD/m3
Tinggi bed media pembiakan mikroba = Bak Pengendapan Akhir
= 2m a. Kriteria Desain
Waktu detensi =12)
Tinggi air di atas bed media maksimum =
Overflow rate (V0)= 30 50 m3/m2 .
0,3 m
Ditentukan 30 m3/m2 .hari
Volume media pada biofilter anaerob
b. Data perencanan
= 6,2 m3
Qmaks = 45,792 m3/hari
9. Kebutuhan Oksigen
Rasio panjang : lebar = 1 : 1
Kebutuhan oksigen di dalam reactor biofilter
Konsentrasi solid = 4,5 %
aerob sebanding dengan jumlah oksigen
Berat jenis solid = 1,03 x 103 kg/m3
yang dihilangkan. Sehingga kebutuhan
c. Perhitungan
teoritis = jumlah BOD yang dihilangkan =
Menghitung influen bak pengendap akhir
3,968 kg/hari
Qmaks = 45,792 m3/hari = 0,53/det
a. Faktor keamanan ditetapka 1,4
BOD influen = 26 mg/l = 26 x 10-3
b. Kebutuhan oksigen teoritis = 1,4 x 3,968 3 3
kg/m x 38,16 m /hari = 0,99 kg/hari
kg/hari = 5,5 kg/hari

65
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

TSS influen = 329 mg/ln = 329 x 10-3 Dimensi alas ruang lumpur ditetapkan : P =
3 3
kg/m x 38,16 m /hari = 12,55 kg/hari 0,2 m dan L = 0,2 m
Perhitungan karakteristik lumpur bak Luas alas ruang lumpur = 0,04 m2
pengendapp akhir Asumsi ruang lumpur terisi penuh selama
Efisiensi= 30% x BODdisisihkan = 30% x 7 hari, maka
TSSdisisihkan Kedalaman ruang lumpur =
BOD removal= 30% x 0,99 kg/hari = 0,297
kg/hari
TSS removal= 30% x 12,55 kg/hari = 3,765
= 0,14 m
kg/hari 6. Struktur outlet
Debit lumpur =
Ditetapkan lebar pelimpah (weir) = 10
cm
Panjang pelimpah (weir)
= = 0,000812 m3/hari
= 100 cmx 4 = 400 cm
d. Perhitungan debit BOD5, COD dan TSS Disediakan kedalaman v notch 2 cm
dalam effluent bak pengendap akhir dengan jarak 10 cm dari pusa ke pusat
Qeffluent = 38,16 m3/hari 0,000812 m3/hari Jumlah notch
= 0,030 m3/hari =
BOD5 = 0,297 kg/hari 0,51 kg/hari = -
0,213 kg/hari Desinfeksi
a. Kriteria desain
= 1. pH optimum = 6 7
= -7100 gr/m3 2. aliran merata
TSS = 3,765 kg/hari 0,957 kg/hari = 3. dosis desinfeksi yang diberikan = 2 8
2,808 kg/hari mg/l
= = 33,04 gr/m3 4. waktu kontak 15 45 menit
5. kadar klor dalam kaporit 70%
Perhitungan dimensi bak sedimentasi 6. Berat jenis kaporit () = 0,8 0,88 kg/l
DiambilPerbandingan panjang dan lebar = b. Perhitungan
1:1 1. Menghitung influen bak pengendap akhir
e. Menghitung luas permukaan Debit dari secondary clarifier, Q = 38,16
A= m3/hari = 1,59 m3/jam
Dosis yang diberikan = 2 mg/l
= 1,26 m2 Kebutuhan klor = debit x dosis klor
f. Menghitung panjang, lebar dan = 38,16 m3/hari x 0,002 kg/m3
kedalaman bak = 0,07 kg/hari
P = L A = L2 1,26 = L2 2. Kebutuhan kaporit dalam larutan =
L=P= = 1,25 =0,1 kg/hari
Kedalaman bak diambil 1 m
Dengan tinggi jagaan = 0,5 m 3. Dimensi bak kontak pada Qpeak
Volume bak = 1 x 1 x 1 m = 1,25 m3 a. Memilih susunan ruang dan dimensi
g. Memeriksa overflow rate Ruang kontak klorinasi dibuat memiliki
overflow rate pada Qdesain tiga peraturan keliling susunan baffle
dengan dimensi dan pengaturannya,
= seperti berikut;
= 329,70 m3/m2 . hari Vbak = Q x t = 1,59 m3/jam x 0,5 jam =
overflow rate pada Qpeak 0,795 m3
= Ditetapkan Panjang putaran keliling
ruang kontak = 3 m
= 9891 m3 /m2 .hari Lebar = 0,3 m
h. Menghitung waktu detensi Total kedalaman = 2 m
Waktu detensi saat Qrata-rata Tinggi jagaan = 0,2 m
td = b. Menghitung ruang kontak pada Qpeak
waktu detensi saat Qpeak Waktu kontak pada Qpeak (t)
td= = =1,13 jam
SIMPULAN
Perhitungan ruang lumpur 1. Debit air limbah pabrik tahu Bapak
Volume lumpur dalam 1 hari Ahmad Yamin Kecamatan Dendang
= 0,000812 m3/hari x 1 hari Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah
= 0,000812 m3 38,16 m3/hari

66
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

2. Efisiensi penurunan parameter kualitas Sulaksono. 2005. Perencanaan Bangunan


limbah cair dari perencanaan instalasi air Air Buangan Limbah Cair industri
limbah diturunkan menjadi BOD 581 Tahu Kecamatan Tebing Tinggi
mg/l menjadi 26 mg/l. Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
3. Ditinjau dari lokasi bahwa pabrik tahu Jambi: Universitas Batanghari Jambi.
(Home industri) untuk proses pengolahan Kementrian Lingkungan
limbah cair dapat menggunakan proses Hidup.1995.KEPMEN LH NO 51
biofilter aneaerob aerob. Tahun 1995 Tentang baku mutu
4. Dimensi IPAL Biofilter pabrik tahu yang limbah cair industri tahu.Jakarta
direncanakan Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.Dimensi IPAL Biofilter

Saran
1. Penentuan Debit Limbah cair untuk
penelitian kedepan disarankan melalui
pengukuran debit limbah harian sehingga
didapat fluktuatif debit limbah dan debit
limbah terhadap jam puncak.
2. Perencanaan instalasi air limbah (IPAL)
untuk mengurangi dampak pencemaran
lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Arina Priyanka. 2012. Perancangan Instalasi
Air Limbah Menggunakan Proses
Biofilter Anaerob Aerob. Skripsi,
Jakaerta Universitas Indonesia.
BPPT. 1997. Pedoman Teknis Pengolahan
Limbah cair industri Kecil. Jakarta
Husin Amir.2008. Pengolahan Limbah cair
industri tahu dengan biofiltrasi
Anaerob aerob dalam reaktor
fixed- bed. : Tesis, Medan:
Universitas Sumatra Utara
Kaswinarni, Fibria.2007. Kajian Teknis
pengolahan Limbah Padat dan Cair
Industri Tahu.: Tesis, Semarang :
Universitas diponegoro.
Kepmen LH NO 51 TAHUN 1995 Tentang
baku mutu limbah cair industri tahu.
Metcalf & Eddy.2004 Wastewater
Engineering Treatmen Reuse, Fourth
Edition, McGrow Hill Inc New York
Said Idaman. N dan Wahyono Dwi
Heru.1999 Teknologi Pengolahan air
limbah tahu tempe dengan proses
biofilter anaerob-aerob.Jurnal :BPPT

67
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri Tahu di Kecamatan Dendang
Kabupaten Tanjung Jabung Timur

You might also like