Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Aktivis Pada Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kota Banda Aceh
Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Aktivis Pada Lembaga Swadaya Masyarakat Di Kota Banda Aceh
Abstract: One factor that may affect the performance improvement on NGO activists in the
city of Banda Aceh is the work environment, work environment consists of the physical and
non physical environment inherent to the activists in performing their duties and functions that
can not be separated from the business development ofemployee performance. Working
environment fresh, comfortable, and meet theneeds of decent standard will contribute to the
comfort of employees in performingtheir duties. The purpose of this study was to determine the
effect of the physical work environment has a positive and significant influence on the
performance of the NGO activists in the city of Banda Aceh, to determine the effect of non-
physicalwork environment has a positive and significant influence on the performance of
theNGO activists in the city of Banda Aceh and to determine the dominant factor affecting the
performance of the NGO activist in Banda Aceh. The research site is in the city of Banda Aceh.
Object of research is onenvironmental influences on the performance of the work of activists
innongovernmental organizations (NGOs) in the city of Banda Aceh, with the number of
respondents as many 94 people. The results showed that simultaneous physical work
environment variables andnon-physical work environment, significantly influence the
performance ofemployees on non-governmental organizations in the city of Banda Aceh, while
the partial indicates that the physical work environment variables and non-physicalwork
environment also affects the performance improvement employees in non-governmental
organizations in the city of Banda Aceh.
Key words: physical work environment, work environment and physical non-performance
Abstrak: Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan kinerja aktivis pada LSM di Kota
Banda Aceh adalah lingkungan kerja, lingkungan kerja ini sendiri terdiri atas lingkungan fisik dan
lingkungan non fisik yang melekat dengan aktivis dalam menjalankan tugas dan fungsinya sehingga
tidak dapat dipisahkan dari usaha pengembangan kinerja karyawan. Lingkungan kerja yang segar,
nyaman, dan memenuhi standart kebutuhan layak akan memberikan kontribusi terhadap kenyamanan
karyawan dalam melakukan tugasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
lingkungan kerja fisik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aktivis pada
lembaga swadaya masyarakat di Kota Banda Aceh, untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja non
fisik mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja aktivis pada lembaga swadaya
masyarakat di Kota Banda Aceh dan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kinerja
aktivis pada LSM di Banda Aceh. Adapun lokasi penelitian adalah di Kota Banda Aceh. Objek
penelitian adalah mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja aktivis pada lembaga swadaya
masyarakat (LSM) di Kota Banda Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 94 orang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan variabel lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik,
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada Lembaga Swadaya Masyarakat di Kota
Banda Aceh, sedangkan secara parsial menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja non fisik juga berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan pada Lembaga
Swadaya Masyarakat di Kota Banda Aceh.
Kata Kunci: Lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja non fisik dan Kinerja.
Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 2- 22
2012
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus- 1
2012
LSM merupakan terjemahan bebas dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda
Non Government Organization (NGO), yang juga. Sedangkan LSM yang mempunyai isu
menunjukkan organisasi ini didirikan atas tentang perempuan dan kesetaraan gender
kepentingan masyarakat. Dasar pembentukan yang masih aktif mencapai 20 LSM.
organisasi bisa dikarenakan kesamaan ide dan LSM perempuan ini mengkonsentrasikan
citacita yang dituangkan dalam visi dan misi dan menfokuskan diri dalam kegiatan
organisasi. kegiatan pendidikan dan budaya (Education
LSM di Kota Banda Aceh dimulai and Culture), pemberdayaan (Empowerment)
pertama kali yaitu pada tanggal 22 Agustus dengan membuka peluang usaha melalui pola
1974 membuka kantornya pertama di Aceh k e m i tr a a n t e r p a d u ; p er m o d a l a n ,
yang bergerak dalam bidang keluarga pendampingan dan pemasaran di bidang
berencana yaitu Perkumpulan Keluarga pertanian, peternakan, perikanan dan industri
Berencana Indonesia (PKBI). LSM di Kota rumah tangga, pengembangan sumber daya
Banda Aceh mengalami perkembangan yang manusia (Capacity Building) dengan berbagai
cukup pesat terutama setelah terjadinya pelatihan dan kegiatan (seminar, workshop,
musibah gempa dan tsunami yang melanda lokakarya, semiloka, studi banding dan
wilayah Aceh pada akhir tahun 2004 yang lalu. penelitian/survey), hukum dan HAM (Law
Perkembangan LSM dipicu oleh adanya and Human Right) dan meningkatkan
lembaga donor, baik dari dalam negeri keterlibatan kaum perempuan dalam
maupun luar negeri yang ikut berpartisipasi pembangunan serta mendukung kelestarian
dalam penyaluran bantuan kepada para korban lingkungan hidup (Environment).
gempa dan tsunami Aceh, dimana lembaga Dalam rangka meningkatkan kinerja
donor ini memerlukan mitra kerja dalam aktivis pada LSM, maka faktor sumber daya
penyaluran bantuan dan pertanggungjawaban manusia merupakan faktor yang penting di
keuangan yang salah satunya melalui LSM di dalam setiap organisasi, karena bagaimana pun
Kota Banda Aceh. modernnya peralatan yang dimiliki organisasi
LSM didasarkan atas prinsip kepemilikan apabila tidak ditunjang oleh karyawan yang
lokal dengan selalu mengedepankan nilainilai terampil dan memiliki dedikasi yang tinggi,
kerjasama untuk memberdayakan masyarakat amak apa yang dicapai organisasi belum tentu
sesuai syariat Islam dan adat istiadat dalam sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
mewujudkan citacita masyarakat Aceh yang Sebagai alat produksi yang hidup, faktor
madani. Hingga akhir tahun 2010 jumlah tenaga manusia ini mempunyai sifat khusus
LSM yang terdaftar pada lembaga forum LSM yang berbeda dengan faktor-faktor produksi
Aceh berj umlah 33 LSM yang bergerak dalam lain yaitu sikap mental dimana sifat khusus ini
berbagai bidang sosial kemanusian, dengan sangat mempengaruhi usaha dalam
jumlah aktivitas mencapai 264 orang, dengan meningkatkan kinerja semaksimal mungkin.
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus
-2
2012
Jurnal Ilmu Manajemen
Untuk memiliki sumber daya manusia yang dalam melaksanakan pekerjaan dan
berkinerja tinggi, maka salah satu upaya untuk selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil
mencapainya adalah dengan memperhatikan kerjanya. Persepsi yang baik atau positif
lingkungan kerja yang baik agar karyawan terhadap lingkungan organisasi akan
tersebut dapat berprestasi dan dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
diandalkan. hasil kerjanya, demikian juga sebaliknya.
S a l a h s a t u f a k to r y a n g d a p a t Lingkungan kerja menurut pengamatan
mempengaruhi peningkatan kinerja aktivis penulis yang terjadi pada objek penelitian
pada LSM di Kota Banda Aceh adalah belum menunjang kinerja yang dihasilkan oleh
lingkungan kerja, lingkungan kerja ini sendiri aktivis, hal ini terkait dengan kecemasan
terdiri atas lingkungan fisik dan lingkungan tentang ketidakpastian di masa depan. Di
non fisik yang melekat dengan aktivis dalam samping itu juga ada keluhan dan tuntutan
menjalankan tugas dan fungsinya sehingga kepada pimpinan yang disampaikan melalui
2012)
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus- 3
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
dapat dilihat dari kinerja organisasi dalam mempunyai isu tentang perempuan dan
rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi oleh seseorang karyawan dalam periode
dan misi sebagaimana yang ditetapkan tertentu sesuai dengan tanggung jawab
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
Faktor kritis yang berkaitan dengan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari
keberhasilan jangka panjang organisasi kehidupan manusia, kerja merupakan
adalah kemampuan untuk mengukur bagian yang paling dasar dari kehidupan
seberapa baik karyawannya bekerja serta manusia. Kerja akan memberikan status
menggunakan informasi tersebut guna pada pribadi manusia itu sendiri.
2012)
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus- 11
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
metode untuk menilai kemajuan yang telah Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak Ling kung an Ins tansi Pemer intah,
), akan tetapi pengukuran kinerja berperan yang dicapai dengan standar, rencana atau
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
1. Pengukuran harus
memainkan
peranan yang terintegrasi dalam
proses manajemen kinerja.
2. Pengukuran memungkinkan
atasan dan bawahan untuk menyusun
sebuah rencana dalam mengoreksi
semua kesalahan atau kekurangan
umpan balik tentang berbagai hal seperti karyawan untuk memantau kinerja mareka
sendiri.
kemampan, keletihan, kekurangan dan
p o te n s in y a y an g p a da g i lir an n y a Dalam beberapa referensi manajemen
bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalul, dapat disimpulkan bahwa pengukuran
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
8. Menjadi alat untuk memastikan melalui pelatihan atau melalui sarana lain
pengambilan keputusan dilakukan (seperti pemindahan karyawan).
secara objektif.
Jadi pada intinya batasan manapun
Dari uraian-uraian di atas penulis yang akan digunakan, penilaian individu
dapat menyimpulkan bahwa pengukuran harus selalu diartikan sebagai suatu proses
kinerja merupakan suatu proses yang yang sistematis dimana atasan mengkaji
sistematis dan berkesinambungan dan dan menilai kemampuan, perilaku kerj a
mutlak harus ada pada suatu organisasi dan hasil kerja pegawai dalam suatu
dalam mengevaluasi kemajuan kerja periode waktu tertentu untuk digunakan
dengan perbandingan tujuan atau sasaran sebagai bahan pertimbangan bagi
yang telah ditetapkan secara periodik. pengambilan keputusan tentang tindakan-
Menurut Lowyer dan Porter dalam tindakan dibidang sumber daya manusia.
Asad (2005 : 48) menuliskan bahwa Job Analisis kinerja bermanfaat bagi
Performance atau kinerja usaha adalah bawahan, atasan dan organisasi perusahaan.
hasil yang dicapai oleh seseorang menurut Menurut Robbins (2006 : 256) menyatakan
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bahwa analisis kinerja mempunyai
bersangkutan. sejumlah manfaat sebagai berikut :
Dari pengertian-pengertian tersebut 1. Untuk menetapkan kompensasi
dapat dikatakan bahwa kinerja merupakan 2. Sebagai umpan balik kinerja
prestasi yang diperoleh suatu perusahaan bagi karyawan
atau individu pada suatu tingkatan di mana 3. Perencanaan Pelatihan
karyawan memenuhi/mencapai persyaratan 4. Menetapkan Promosi Jabatan
kerja yang ditentukan. 5. Perencanaan Sumber Daya
Manusia
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang
6. Dipertahankan atau
mempunyai kinerja yang baik, maka
dikeluarkan seorang karyawan
penilaian kinerja sangat diperlukan, karena
7. Riset
dengan adanya sistem penilaian yang baik,
karyawan akan mengetahui apa yang Lebih lanjut Robbins (2006 : 312)
diharapkan oleh perusahaan atau instansi mencoba merinci kaitan antara hasil dari
dimana karyawan bekerja. Dengan peni laian kinerj a dengan tindakan yang
demikian beberapa pengertian analisis dapat diambil di bidang SDM:
kinerja adalah sebagai berikut :
1. Performance Improvement
Menurut Dessler (2005 : 268) Memberikan kesempatan bagi
menyatakan bahwa analisis kinerja adalah karyawan apakah ia pejabat atau non
memferivikasi bahwa ada kemerosotan pejabat untuk mengambil tindakan-
k in e r j a d a n m e n e t a p k a n a p a k a h
kemerosotan ini sebaiknya diperbaiki
Jurnal Ilmu Manajemen
mengidentifikasikan perlunya
retraining, sedangkan kinerja yang
baik boleh jadi mengidentifikasikan
perlunya pengembangan lebih lanjut
potensi yang telah ada.
7. Informational Inaccuracies
Berpedoman pada informasi yang
tidak akurat dapat mengakibatkan
kesalahan dalam hal pengisian
pegawai, pelatihan dan kosultasi.
8. Job Design Error
Kinerja yang buruk dapat
menyebabkan gej ala adanya penyakit
d alam job d esig n dan
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil kerja secara bersama -sama berpengaruh
analisis menunjukkan bahwa variabel positif terhadap kinerja karyawan CV. Aji
pelatihan dan lingkungan kerja mempunyai Bali Jayawijaya. Hal ini terbukti dari hasil
pengaruh positif dan signifikan terhadap uji F yang memperoleh Fhitung sebesar
kinerja karyawan pada Perusahaan Daerah 87,424 diterima pada taraf signifikansi 5%;
A i r M i n u m S u r a k a r t a . Va r i a b e l 4) Hasil perhitungan sumbangan relatif dan
kepemimpinan dan motivasi menurut sumbangan efektif menunjukkan bahwa
analisa data di muka ternyata tidak kontribusi upah terhadap kinerja karyawan
signifikan sehingga tidak berpengaruh adalah sebesar 36,8%, sedangkan
pada kinerja karyawan Perusahaan Daerah lingkungan kerja memberikan kontribusi
Air Minum Surakarta. sebesar 27,5%, sehingga total sumbangan
Nilai F-hitung sebesar 29,809. Artinya upah dan lingkungan kerja dalam
bahwa secara bersama-sama faktor meningkatkan kinerja karyawan adalah
kepemi mpinan, motivasi, pelati han, dan sebesar 64,3%.
lingkungan kerja berpengaruh terhadap
Hipotesis
kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air
Berdasarkan latar belakang masalah
Minum Surakarta.
dan tinjauan kepustakaan, maka yang
Koefisien Determinasi (R2) diperoleh menjadi hipotesis dalam penelitian ini
sebesar 0,620. Hal ini berarti variabel adalah:
independen (kepemi mpinan, motivasi, Ha1 : Lingkungan kerja fisik
pelatihan, dan lingkungan kerja) mampu
mempunyai pengaruh positif dan
menjelaskan 62% terhadap variabel
signifikan terhadap kinerja
dependennya (kiner ja kary awan),
aktivis pada lembaga swadaya
sedangkan sisanya sebesar 38% dij elaskan
masyarakat di Kota Banda Aceh.
oleh variabel lain.
Ha2 : Lingkungan kerja non fisik
Kemudian penelitian yang dilakukan mempunyai pengaruh positif dan
oleh Lilik, (2009), dengan judul penelitian signifikan terhadap kinerja
mengenai Pengaruh Upah Dan aktivis pada lembaga swadaya
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja masyarakat di Kota Banda Aceh.
Karyawan Pada CV. Aji Bali Jayawijaya
HASIL PEMBAHASAN
Surakarta menjelaskan bahwa lingkungan
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja Analisis Pengaruh Lingkungan Kerj a
karyawan CV. Aji Bali Jayawijaya. Hal ini Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik
Terhadap Kinerja Aktivis Pada LSM di
terbukti dari hasil uji t yang memperoleh
Kota Banda Aceh
thitung X2 = 6,142 diterima pada taraf
signifikansi 5%; 3) Upah dan lingkungan
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja sharing pekerjaan, minggu kerja yang
dipadatkan dan adanya waktu luang. Jadi
non fisik baik secara bersama-sama maupun
dengan adanya pemberian lingkungan kerja
secara parsial dapat berpengaruh terhadap
fisik yang memadai akan berpengaruh
peningkatan kinerja karyawan pada Lembaga
terhadap peningkatan kinerja pegawai.
Swadaya Masyarakat di Kota Banda Aceh,
sehingga program lingkungan kerja fisik bagi Begitu juga halnya dengan lingkungan
karyawan pada Lembaga Swadaya kerja non fisik dari karyawan juga sejalan
Masyarakat di Kota Banda Aceh perlu dengan teori yang dikemukakan oleh
mendapatkan perhatian dari pimpinan, begitu Robbins, (2003), bahwa lingkungan kerja
juga dengan lingkungan kerja non fisik yang non fisik yang tinggi dari karyawan juga
tinggi dari karyawan, karena dengan akan berdampak terhadap peningkatan
komitmen organsasi yangn tinggi karyawan kinerja pegawai hal ini karena kondisi
akan mau mencurahkan segenap pikiran dan yang dirasakan oleh karyawan yang dapat
tenaganya untuk kemajuan organisasi. menimbulkan perilaku positif yang kuat
terhadap organisasi kerja yang dimilikinya.
2012)
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus- 33
2012)
Jurnal Ilmu Manajemen
Handoko Hani, (2005), Manajemen Sumber Matindas, (2004), Manajemen Sumber Daya
Daya Manusia, Jakarta : Penerbit Manusia dan Perilaku Organisasi,
BPFE Yogyakarta. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Haryanto (2005), Pengaruh Motivasi, Moekijat, (2005), Latihan dan Pengembangan
Kompensasi, dan Kepuasan Kerja Sumber Daya Manusia, Pionir Jaya,
Terhadap Kinerja Pegawai Bandung.
Dinas Pendidikan dan Nitisemito, Alex. S., (2008), Manajemen
Kebudayaan Kabupaten Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Karanganyar. Tesis, tidak Nitisemito, Alex.S (2006), Wawasan Sumber
dipublikasikan. Daya Manusia , Pustaka Utama
Hasibuan, H. MSP, (2006) Organisasi Dan Grafiti, Jakarta.
M o tiva s i: D a sa r Pen i n gk a ta n Nunnally, Jum C. (1967), Psychometric Theory,
Produktivitas , cetakan pertama, Mc. Graw Hill Book Company New
Jakarta: Penerbit : Bumi Aksara York.
Heidjrachman dan Husnan (2005), Manajemen Oemar Hamalik (2005), Pengembangan
Personalia, BPFE-Yogyakarta.
Sumber Daya Manusia Pelatihan
Hoy, W.K & Miskel, C.G, (2005), Educational Ketenagakerjaan : Pendekatan
Administration Theory, Research, and Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Practice, Random House Inc, New
Poerwadarminta, W.J.S. (2005), Kamus Besar
York.
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Usman Husaini (2009), Manajemen : Teori, Jakarta.
Praktek, dan Riset Pendidikan, Bumi Reksohadipradjo, (2005), Manajemen