You are on page 1of 11

Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950

Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus


manihot (L.) Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
Yang Diinduksi Dengan Aspirin

Gastroprotective Activity Of Ethanolicextract Of The Leaves Of


Abelmoschus manihot (L.) Medik Against Aspirin Induced White Rats
(Rattus norvegicus L.)
Ni Made Susilawati1), Yuliet2), Khildah Khaerati2)
1)
Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu.
2)
Laboratorium Farmakologi-Biofarmasi Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu.

ABSTRACT
Abelmoschus manihot (L.) Medik contains flavonoid, alkaloid, tannin and saponinthat
prevent peptic ulcer disease. This study aimed to examine the gastroprotective activity and
the effective dose of A. manihot (L.) Medikleaves extract as gastroprotector to aspirin
induced white rats. Extract was found by using ethanol 96% in maseration method. The
sample was twenty four rats divided into 6 groups. All rats were given oral treatment for 3
days: normal control group was given 0,5% Na-CMC; negative control group was given
0,5% Na-CMC + Aspirin 600 mg/kg BW; positive control group was given Sucralfate
suspension 360 mg/kg BW + Aspirin 600 mg/kg BW; the dose test group 1was given ethanol
extract of A. manihot (L.) Medikleaves 100 mg/kg BW + Aspirin 600 mg/kg BW; the dose
test group 2was given ethanol extract of A. manihot (L.) Medikleaves 200 mg/kg BW +
Aspirin 600 mg/kg BW; the dose test group 3 was given ethanol extract of A. manihot (L.)
Medikleaves 300 mg/kg BW + Aspirin 600 mg/kg BW. On third day, rats were sacrificed 4
hours latter after aspirin treatment. Stomachs were taken for determining index ulcer and
percentage of ulcer inhibition. The data were analyzed absed onKruskal Wallis and Mann
Whitney statistical test at = 0,05. The result showed thatA. manihot (L.) Medikleaves extract
can prevent mucosal damage on rats. Effective gastroprotective dose of extract of A. manihot
(L.)Medik leaves was 300 mg/kg BW which equal to Sucralfate.
Keywords: Abelmoschus manihot (L.) Medik , gastroprotective, aspirin.

ABSTRAK

Gedi hijau (Abelmoschus manihot (L.)Medik ) mengandung flavonoid, alkaloid,


tannin, dan saponin yang mampu melindungi mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui aktivitas gastroprotektif serta untuk mengetahui dosis efektif ekstrak etanol daun
gedi hijau dalam pemberian efek gastroprotektif terhadap tikus putih jantan yang diinduksi
dengan aspirin. Ekstrak diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.
Sampel terdiri dari 24 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.) dibagi dalam 6
kelompok. Perlakuan diberi per oral selama 3 hari meliputi: Kelompok kontrol normal diberi

Cresponding author: Masufarma.ms@gmail.com


296
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

0,5% Na-CMC; kelompok kontrol negatif diberi 0,5% Na-CMC + Aspirin 600 mg/kg BB;
kelompok kontrol positif diberi suspensi Sukralfat 360 mg/kg BB + Aspirin 600 mg/kg BB;
kelompok dosis uji 1 diberi ekstrak etanol daun gedi hijau 100 mg/kg BB + Aspirin 600
mg/kg BB; kelompok dosis uji 2 diberi ekstrak etanol daun gedi hijau 200 mg/kg BB +
Aspirin 600 mg/kg BB; kelompok dosis uji 3 diberi ekstrak etanol daun gedi hijau 300 mg/kg
BB + Aspirin 600 mg/kg BB. Pada hari ke 3, tikus dibedah 4 jam setelah pemberian aspirin,
diambil organ lambung untuk dilakukan perhitungan indeks ulser dan persen inhibisi. Data
dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal Wallis dan uji statistik Mann Whitney dengan
= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun gedi hijaudapat mencegah
kerusakan mukosa lambung tikus yang dipapar aspirin dengan dosis efektif adalah 300 mg/kg
BB yang sebanding dengan sukralfat.
Kata kunci: Gedi hijau(Abelmoschus manihot (L.) Medik ), gastroprotektif,
aspirin.

LATAR BELAKANG Saat ini minat masyarakat terhadap


Ulkus peptikum terjadi karena obat tradisional sebagai salah satu bentuk
adanya ketidakseimbangan antara faktor jenis pengobatan semakin meningkat
pertahanan mukosa (bikarbonat, musin, dikarenakan penggunaan tanaman
prostaglandin, nitrogen monoksida (NO) berkhasiat obat memiliki beberapa
serta faktor pertumbuhan) dan faktor keuntungan yang menarik minat
agresif (asam dan pepsin). Hal ini dapat masyarakat untuk menggunakannya.
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya Secara global, diprediksikan bahwa 80%
yaitu infeksi Helicobacter pylori, dari populasi penduduk dunia
penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid menggunakan obat tradisional dalam
(OAINS) jangka panjang ataupun pengobatannya (Rivera et al., 2013).
disebabkan akibat stres (Gilman, 2012). Salah satu tanaman obat yang dapat
Pendekatan pengobatan yang telah digunakan dalam penanganan ulkus
dilakukan untuk mengatasi penyakit ini peptikum adalah daun gedi hijau
yaitu dengan menghilangkan infeksi (Abelmoschus manihot (L.)Medik).
H.pylori, mengurangi sekresi asam Berdasarkan informasi yang digali oleh
lambung atau menetralkan asam setelah peneliti terhadap key informan yang
disekresikan, serta menyediakan obat-obat berasal dari desa Tinggede, kecamatan
yang melindungi mukosa lambung dari Marawola, kabupaten Sigi, Sulawesi
kerusakan (Mycek, 2001). Namun perlu Tengah diketahui bahwa sebagai
diketahui bahwa penggunaan obat-obat pencegahan penyakit ini, 15 helai daun
sintetik memiliki beberapa efek samping gedi hijau direbus dengan menggunakan
yang dapat ditimbulkan. air hingga air rebusan menjadi hijau

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
297
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

bening dan menjadi kental lalu air rebusan akuades, etanol, aspirin (FARMA
diminum dalam keadaan hangat. GRADE), suspensi sukralfat (EPISAN),
Berdasarkan penelitian terkait, yaitu natrium karboksi metil selulosa, natrium
pemberian musilago biji gedi klorida fisiologis (OTSUKA), pereaksi
(Abelmoschus esculentus) secara oral pada Dragendorff, pereaksi Mayer, pereaksi
tikus yang diinduksi dengan etanol, Wagner, pereaksi Liebermann Burchard,
indometasin dan stres yang diakibatkan asam klorida, eter, asam sulfat, amonia,
dari pencelupan di air, secara signifikan besi (III) klorida.
dapat menghambat ulser dengan Hewan Uji
pemberian musilago dari biji gedi pada Hewan uji yang digunakan yaitu
dosis 1 g/kg BB. Kandungan polisakarida tikus putih jantan (Rattus norvegicus L.),
musilago ekstrak biji gedi diduga berumur 3-4 bulan dengan berat badan
memberikan efek sitoprotektif terhadap 150-300 g. Tikus diadaptasikan selama 1
lambung tikus yang diinduksi dengan agen minggu dalam kandang dan dipuasakan
pencetus ulkus peptikum (Joshi et al., namun tetap diberi air (ad libitum) selama
2011). Selain itu juga, efek yang sama 12 jam sebelum diberi perlakuan.
didapatkan karena adanya zat-zat lain Metode Penelitian
seperti flavonoid (Kumar et al., 2013), Jenis penelitian ini ialah jenis
saponin, alkaloid serta tanin (Mbagwu et penelitian eksperimental menggunakan
al., 2011). metode rancangan acak lengkap (RAL)
Oleh karena itu, berdasarkan uraian dengan menggunakan 6 kelompok
di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perlakuan yaitu kontrol normal, kontrol
aktivitas gastroprotektif ekstrak etanol negatif, kontrol positif, dan kelompok
daun gedi hijau (Abelmoschus manihot perlakuan dengan variasi tiga dosis yang
(L.)Medik) terhadap tikus putih jantan selanjutnya data yang diperoleh diuji
(Rattus norvegicus L.) yang diinduksi dengan uji statistik Kruskal-Wallis ( =
dengan aspirin. 0,05) yang dilanjutakan dengan uji Mann-
Whitney dengan nilai = 0,05.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Bahan
Penelitian ini dilaksanakan pada
Bahan uji yang digunakan dalam
bulan November 2015 hingga Februari
penelitian ini yaitu ekstrak etanol daun
2016. Penelitian ini dilaksanakan di
gedi hijau. Bahan-bahan kimia yang
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
digunakan dalam penelitian ini yaitu

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
298
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

dan di Laboratotium Farmakologi- diserbukkan dengan menggunakan blender


Biofarmasi Jurusan Farmasi, Fakultas dan diayak dengan ayakan mesh 40.
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Tahap Ekstraksi
Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi
Serbuk simplisia daun gedi hijau
Tengah.
diekstraksi dengan menggunakan metode
Tahap Persiapan Bahan Uji
maserasi menggunakan pelarut etanol 96%
Bahan uji yang digunakan dalam
selama 3x24 jam dalam bejana maserasi
penelitian ini merupakan daun dari
wadah kaca dengan pengadukkan setiap
tumbuhan gedi hijau yang didapatkan di
1x24 jam. Hasil dari proses maserasi
Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru,
disaring dengan kertas saring, dan filtrat
Kabupaten Sigi, Sulawesi
diuapkan dengan menggunakan alat
Tengah.Identifikasi tanaman gedi hijau
Vaccum Rotary Evaporator hingga
dilakukan di Pusat Konservasi Tumbuhan
didapatkan hasil berupa ekstrak kental.
Kebun Raya LIPI Bogor, kabupaten
Setelah itu, pH ekstrak kental diukur
Bogor, Jawa Barat.
dengan menggunakan pH meter.
Waktu pengambilan daun gedi
Tahap Uji Penapisan Fitokimia
hijau dilakukan pada pagi hari.Bagian
Ekstrak daun gedi hijau yang
yang diambil merupakan bagian daun
didapatkan kemudian diuji kualitatif
kelima dari pucuk hingga ke bawah yang
terhadap adanya senyawa flavonoid,
masih berwarna hijau.Adapun teknik
fenolik, saponin, steroid, triterpenoid,
pengambilan sampel dilakukan dengan
alkaloid dan tannin.
pemetikan daun secara langsung dengan
Tahap Pengujian Gastroprotektif
menggunakan tangan.Selanjutnya,
Tikus sebanyak 24 ekor
dilakukan sortasi basah.Kemudian dicuci
dikelompokkan ke dalam 6 kelompok
dengan air yang mengalir.Berikutnya
secara acak sehingga tiap kelompok
dilakukan perajangan dan dikeringkan
percobaan terdiri atas 4 tikus.Perlakuan
tanpa terpapar langsung oleh cahaya
dilakukan secara per oral sekali sehari
matahari hingga hasil rajangan daun gedi
selama 3 hari pada setiap kelompok.
hijau menjadi kering.Setelah daun gedi
Kelompok kontrol normal diberi
hijau menjadi kering kemudian dilakukan
0,5% Na-CMC; kelompok kontrol negatif
sortasi kering sehingga didapatkan
diberi 0,5% Na-CMC + Aspirin 600 mg/kg
simplisia daun gedi. Selanjutnya simplisia
BB; kelompok kontrol positif diberi
suspensi sukralfat 360 mg/kg BB +
Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
299
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

Aspirin 600 mg/kg BB; kelompok dosis uji Mann-Whitney dengan nilai = 0,05 untuk
1 diberi ekstrak etanol daun gedi hijau 100 mengetahui letak adanya perbedaan dalam
mg/kg BB + Aspirin 600 mg/kg BB; populasi.
kelompok dosis uji 2 diberi ekstrak etanol HASIL DAN PEMBAHASAN
daun gedi hijau 200 mg/kg BB + Aspirin Hasil Ekstraksi
600 mg/kg BB; kelompok dosis uji 3 Hasil ekstraksi daun gedi hijau
diberi ekstrak etanol daun gedi hijau 300 menggunakan metode maserasi dengan
mg/kg BB + Aspirin 600 mg/kg BB. pelarut etanol 96% didapatkan bobot
Aspirin diberikan setelah 1 jam pemberian ekstrak kental sebanyak 23,81 g dengan
0,5% Na-CMC, sukralfat dan ekstrak daun hasil rendemen sebesar 1,87 persen (%)
gedi hijau. Pada hari ketiga, 4 jam setelah dengan pH ekstrak 5,26.
pemberian aspirin semua hewan coba Hasil Penapisan Fitokimia
dikorbankan untuk diambil lambungnya Hasil penapisan fitokimia ekstrak
dan diberi skor. Adapun skor yang daun gedi hijau dapat dilihat pada Tabel 1
diberikan sebagai berikut: 1 = bila lesi < di bawah ini.
1,00 mm; 2 = bila lesi 1,00-2,00 mm; 3 = Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia ekstrak
daun
bila lesi 2,01-3,00 mm; 4 = bila lesi 3,01- gedi hijau
4,00 mm; 5 = bila lesi 4,01-5,00 mm; 10 = Golongan Senyawa Hasil Identifikasi
Flavonoid +++
bila lesi > 5,00 mm; 25 = bila terjadi Fenolik ++
Saponin +++
perforasi (Sari dkk, 2011). Steroid +
Triterpenoid -
Untuk indeks ulser dan persen Alkaloid (Mayer) +++
Alkaloid (Wagner) ++
hambatan (Oloyede et al, 2015) dihitung Alkaloid (Dragendorf) +
Tanin +
dengan menggunakan rumus: Keterangan: + = Positif lemah
++ = Positif
+++ = Positif kuat
Jumlah skor ulser - = negatif
Indeks ulser (IU) =
Jumlah hewan yang mengalami ulserasi

IU ( kontrol negatif)IU (kelompok yang diobati) Hasil Skor Lambung


Hambatan (%) = x 100
IU (kontrol negatif)
Berdasarkan hasil uji statistik
Analisis Data
dengan menggunakan uji statistik Kruskal-
Selanjutnya data yang didapatkan
Wallis ( = 0,05) dan uji Mann-Whitney
dari perlakuan dianalisis secara statistik
dengan nilai = 0,05, didapatkan hasil
dengan menggunakan uji statistik Kruskal-
yang dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
Wallis ( = 0,05) untuk mengetahui
ini.
adanya perbedaan seluruh kelompok
populasi yang dilanjutkan dengan uji Tabel 2.Hasil uji statistik skor lambung

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
300
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

Kelompok Nilai P Keterangan


Perlakuan
K(N) - K (-) 0,013 ada perbedaan signifikan
K(N) - K (+) 1,000 tidak ada perbedaan signifikan
K(N) - D3 1,000 tidak ada perbedaan signifikan
K(N) - D2 0,040 ada perbedaan signifikan
K(N) - D1 0,008 ada perbedaan signifikan
K(+) - D3 1,000 tidak ada perbedaan signifikan
K(+) - D2 0,040 ada perbedaan signifikan
K(+) - D1 0,008 ada perbedaan signifikan
K(-) - K(+) 0,013 ada perbedaan signifikan
K(-) - D3 0,013 ada perbedaan signifikan (a) (b) (c)
K(-) - D2 0,098 tidak ada perbedaan signifikan
K(-) - D1 0,131 tidak ada perbedaan signifikan
D2 - D3 0,040 ada perbedaan signifikan
D1 - D3 0,008 ada perbedaan signifikan
D1 - D2 0,317 tidak ada perbedaan signifikan
Keterangan:
K(N) = Kontrol Normal
K(+) = Kontrol Positif
K(-) = Kontrol Negatif (d) (e) (f)
D1 = Dosis 1 (100 mg/kg BB)
D2 = Dosis 2 (200 mg/kg BB) Keterangan:
D3 = Dosis 3 (300 mg/kg BB) (a = Kontrol Normal
(b) = Kontrol Positif
Hasil Indeks Ulser dan Persen Inhibisi (c) = Kontrol Negatif
(d) = Dosis 1 (100 mg/kg BB)
(e) = Dosis 2 (200 mg/kg BB)
Data skor lambung yang (f) = Dosis 3 (300 mg/kg BB)

didapatkan, selanjutnya digunakan untuk Pembahasan


menghitung indeks ulser dan persen Ulkus peptikum merupakan salah
inhibisi. Indeks ulser dihitung berdasarkan satu jenis penyakit gastrointestinal yang
perbandingan antara jumlah total skor terjadi disebabkan adanya suatu
ulser dengan jumlah tikus yang mengalami ketidakseimbangan antara faktor
ulserasi. Tingkat penyembuhan dinilai pertahanan mukosa (bikarbonat, musin,
berdasarkan nilai persen inhibisi.Nilai prostaglandin, nitrogen monoksida (NO)
indeks ulser dan persen inhibisi dapat serta faktor pertumbuhan) dan faktor
dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. agresif (asam dan pepsin) (Gilman, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk
Tabel 3. Nilai indeks ulser dan persen inhibisi
mengetahui aktivitas gastroprotektif
Persen
Indeks
Kelompok Perlakuan
Ulser
Inhibisi ekstrak etanol daun gedi hijau terhadap
(%)
Kontrol Normal 0 - tikus putih jantan yang diinduksi dengan
Kontrol Negatif 2,75 0
Kontrol Positif 0 100 aspirin.
Dosis 1 (100 mg/kg BB) 1 63,63
Dosis 2 (200 mg/kg BB) 0,75 72,73
Dosis 3 (300 mg/kg BB) 0 100
Proses ekstraksi yang dilakukan
menggunakan metode maserasi dengan
Gambar Makroskopik Lambung Tikus
menggunakan etanol 96% sebagai cairan
Berikut gambar penampakan
makroskopik lambung tikus dari 6 kelompok penyari. Rendemen ekstrak daun gedi

perlakuan. hijau yang diperolehsebesar 1,87%. pH


ekstrak yang diperoleh sebesar 5,26.
Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
301
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

Pengukuran pH ekstrak daun gedi hijau mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 300 mg/kg
bertujuan untuk memastikan pemberian BB selain itu setelah 1 jam pemberian
ekstrak daun gedi hijau tidak perlakuan tersebut maka kelompok kontrol
mempengaruhi keasaman lambung negatif, kontrol positif, kelompok uji dosis
sehingga tidak berpengaruh pada aktivitas 1, 2 dan 3 diberikan aspirin dengan dosis
gastroprotektif ekstrak daun gedi hijau. 600 mg/kg BB secara oral. Pemberian
Penapisan fitokimia dilakukan untuk dilakukan peroral (sonde) karena untuk
mengetahui golongan senyawa yang mendapatkan efek pada saluran cerna
terkandung pada ekstrak yang maka cara pemberian yang paling tepat
digunakan.Penapisan fitokimia yang untuk dipilih adalah secara oral. Kemudian
dilakukan pada ekstrak daun gedi hijau pada hari ketiga perlakuan setelah 4 jam
menunjukkan hasil positif terhadap pemberian aspirin kemudian tikus
golongan fenolik, flavonoid, alkaloid, dikorbankan kemudian dibedah untuk
saponin, steroid dan tannin. diambil lambungnya lalu lambung tikus
Penelitian ini menggunakan hewan dibelah dan dibilas dengan NaCl fisiologis
uji sebanyak 24 yang dibagi ke dalam 6 serta kemudian diamati permukaan
kelompok secara acak agar setiap lambung secara makroskopik setelah itu
kelompok dapat mewakili polulasi tikus dilakukan skor lambung.
sehingga dalam 1 kandang terdiri dari 4 Berdasarkan data-data yang telah
tikus. Pada hari pertama hingga hari ke diperoleh yang kemudian dilakukan uji
tiga perlakuan semua hewan uji diberi statistik maka diketahui bahwa terdapat
perlakuan sesuai pembagian kelompok adanya efek gastroprotektif dari ekstrak
masing-masing.Perlakuan selama 3 hari daun gedi hijau terhadap tikus yang
dilakukan karena diharapkan diinduksi dengan aspirin. Adapun data
sediaan/bahan uji telah memberikan efek penelitian tersebut akan dibahas di bawah
akumulasi yang optimal untuk ini.
memberikan efek gastroprotektif. Pada Hasil uji statistik Mann Whitney
penelitian ini kontrol normal dan negatif untuk analisis skor lambung, diketahui
diberikan Na CMC 0,5%, kelompok terdapat perbedaan yang signifikan antara
kontrol positif diberikan suspensi sukralfat K(N) dan K(-); K(N) dan D1; K(N) dan
360 mg/kg BB, sedangkan kelompok uji D2; K(+) dan D1; K(+) dan D2; K(-) dan
dosis 1, 2 dan 3 masing-masing diberikan K(+); K(-) dan D3; D2 dan D3; D1 dan
ekstrak daun gedi hijau dengan dosis 100 D3. Serta juga terdapat perbedaan yang

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
302
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

tidak signifikan antara K(N) dan K(+); kelompok uji dosis 1 (D1) serta kontrol
K(N) dan D3; K(+) dan D3; K(-) dan D2; positif (K(+)) dan kelompok uji dosis 2
k(-) dan D1; D1 dan D2. (D2) juga terdapat perbedaan yang
Kelompok kontrol normal (K(N)) signifikan. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
yang hanya diberi suspensi Na CMC 0,5% ekstrak daun gedi hijau 100 mg/kg BB dan
dan kelompok kontrol negatif (K(-)) yang 200 mg/kg BB belum cukup memberikan
diberi aspirin terdapat perbedaan yang perlindungan terhadap lambung dari
signifikan. Hal ini dapat dijelaskan karena kerusakan yang ditimbulkan oleh aspirin
kelompok kontrol normal tidak dibandingkan dengan sukralfat yang
mendapatkan fakftor agresif dan defensif merupakan obat kimia yang dapat
lambung sehingga keadaan lambung menyeimbangkan kerusakan lambung
secara fisik tidak mengalami ulkus yang ditimbulkan aspirin dengan baik.
(lambung normal).Sedangkan kelompok Perbandingan antara kontrol negatif
kontrol negatif mendapatkan faktor agresif (K(-)) dan kelompok uji dosis 3 (D3) juga
lambung tanpa mendapatkan faktor memiliki perbedaan yang signifikan. Hal
defensif lambung sehingga lambung ini dapat dijelaskan karena dosis yang
mengalami ulkus. lebih tinggi yaitu 300 mg/kg BB dapat
Perbandingan antara kelompok memberikan perlindungan pada lambung
kontrol positif (K(+)) dan kontrol negatif sehingga secara statistik terdapat
(K(-)) juga terdapat perbedaan yang perbedaan yang signifikan. Selanjutnya
signifikan. Pada kelompok kontrol positif, untuk perbandingan lainnya yaitu antara
hewan uji diberi aspirin namun kelompok uji dosis 1 (D1) dan kelompok
sebelumnya mendapatkan perlakuan uji dosis 3 (D3) serta antara kelompok uji
pemberian suspensi sukralfat.Adanya dosis 2 (D2) dan kelompok uji dosis 3
perbedaan yang signifikan dapat dijelaskan (D3) juga memiliki perbedaan yang
karena pemberian sukralfat dapat signifikan. Hal tersebut dikarenakan dosis
memberikan perlindungan pada lambung 100 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB tidak
dengan membentuk suatu lapisan maksimal dalam memberikan
kompleks. perlindungan terhadap lambung seperti
Kelompok perlakuan kontrol normal yang diberikan oleh dosis ekstrak 300
(K(N)) dan kelompok uji dosis 1 (D1), mg/kg BB. Sehingga semakin besar dosis
kontrol normal (K(N)) dan kelompok uji ekstrak daun gedi hijau maka aktivitas
dosis 2 (D2), kontrol positif (K(+)) dan gastroprotektif semakin baik.

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
303
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

Perbandingan antara kelompok setelah induksi dengan aspirin untuk


kontrol normal (K(N)) dan kontrol positif kelompok kontrol negatif adalah 2,75.
(K(+)) serta kelompok kontrol normal Berdasarkan nilai indeks ulser, kelompok
(K(N)) dan kelompok uji dosis 3 (D3) yang memberikan tingkat penyembuhan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan. terbesar adalah kelompok uji dosis 3 (300
Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun mg/kg BB) dengan nilai indeks ulser
gedi hijau pada dosis 300 mg/kg BB adalah 0 yang sama dengan kelompok
memiliki aktifitas gastroprotektif setara normal dan kontrol positif Sedangkan
dengan sukralfat. Sedangkan perbandingan untuk persen inhibisi diketahui kelompok
antara kelompok kontrol negatif (K(-)) dan uji dosis 3 (300 mg/kg BB) memiliki
kelompok uji dosis 1 (D1), kelompok persen inhibisi 100% yang mana sama
kontrol negatif (K(-)) dan kelompok uji dengan nilai persen inhibisi dari kelompok
dosis 2 (D2), serta kelompok uji dosis 1 kontrol positif yaitu 100%.
(D1) dan kelompok uji dosis 2 (D2) juga Aktivitas gastroprotektif yang
menunjukan tidak ada perbedaan yang diberikan oleh ekstrak daun gedi hijau
signifikan. Hal ini menandakan bahwa disebabkan adanya golongan senyawa
ekstrak daun gedi hijau dosis 100 mg/kg metabolit sekunder yang terdapat pada
BB dan 200 mg/kg BB tidak dapat ekstrak daun gedi hijau yang diduga
memberikan perlindungan pada lambung mampu memberikan aktivitas
seperti yang dihasilkan pada penggunaan gastroprotektif.Golongan senyawa
dosis 300 mg/kg BB. metabolit sekunder tersebut yaitu
Pada penelitian ini dilakukan flavonoid, tannin, alkaloid dan saponin.
penentuan indeks ulser dan persen Jenis flavonoid yang terdapat pada gedi
inhibisi.Tujuan ditentukannya indeks ulser hijau ialah golongan quercetin dengan
ialah untuk melihat perbandingan jumlah mekanisme kerja farmakologi sebagai
skor ulser terhadap jumlah hewan yang antioksidan, Platelet Activating Factor
mengalami ulserasi sedangkan penentuan (PAF), meningkatkan produksi mukus, dan
persen inhibisi ialah untuk melihat sebagai agen antihistamin serta dapat
seberapa besar hambatan pembentukan menghambat pertumbuhan H.pylori (Mota
ulser yang dinyatakan dalam satuan et al., 2009). Tanin memiliki aktivitas
persen.Berdasarkan hasil perhitungan sebagai anstringen dan dapat
diketahui bahwa indeks ulser kelompok mengendapkan protein membran mukosa
kontrol normal adalah 0. Indeks ulser (Vasconcelos et al., 2008). Alkaloid

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
304
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

bekerja dengan cara menghambat pompa Mbagwu, H., Jackson, C., Ekpo, M., Okopedi,
E., Anah, V., and Ugwu, C.,
proton H+,K+ ATPase serta dapat 2011.Gastroprotective Effects of
meningkatkan sekresi mukus (Nascimento Ethanolic Leaf Extract of Musa
paradisiaca L.(Musaceae) in Rats.
et al., 2015). Sedangkan saponin Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research, 3(3):322-
memberikan aktivitas gastroprotektif 327.
melalui peningkatan fibronektin,
Mota, K., Dias, G., Pinto, M., Ferreira, A.,
selanjutnya gumpalan fibrin yang Brito, A., Lima, C., Filho, J., and
Batista, L., 2009, Flavonoids With
terbentuk akan menjadi dasar dalam proses Gastroprotective Activity, Molecules
reepitelisasi pada jaringan. Oleh karena itu (20):979-1012.

bila gumpalan fibrin cepat terbentuk, maka Mycek, M. J., 2001, Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi 2, Widya Medika,
fibroblas akan segera berproliferasi ke area
Jakarta.
luka untuk segera mengadakan pemulihan
Nascimento, R.F., Sales, I.R., Formiga R.,
jaringan (Indraswary R, 2011). Filho, J.M.B., Sobral, M.V., Tavares,
J.F., Diniz, M.F.F.M., Batista, L.M.,
DAFTAR PUSTAKA 2015, Activity of Alkaloids on Peptic
Ulcer: What's New?, Molecules
Gilman, G., 2012, Dasar Farmakologi Terapi 20(1) : 929-950.
Edisi 10, Volume 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta. Oloyede, Hussein O.B., Adaja, Matthew C.,
Ajiboye, Taofeek O., Salawu, and
Indraswary, R, 2011, Efek Konsentrasi Ekstrak Musa O., 2015, Anti-ulcerogenic
Buah Adas (Foeniculum vulgare Activity of Aqueous Extract of
Carica papaya Seed on
Mill) Topikal Pada Epitelisasi Indomethacin-Induced Peptic Ulcer
Penyembuhan Luka Gingiva Labial in Male Albino Rats, Journal of
Tikus Sparague Dwaley in Vivo, Integrative Medicine, 13(2):105-114.
Majalah Ilmiah Sultan Agung
Vol.XLIX, Juli 2011, Unissula Rivera, JO., AM, Loya., and R, Ceballos.,
2013, Use of Herbal Medicines and
Joshi, S. V., Kedar, K.A., Markana, U.V., Implication for Conventional Drug
Lodha, S.R., Shah, P.D., Vyas, H.G., Therapy Medicinal Sciences,
Vyas, R.B., Vyas, V.A., and Alternative and Integrative
Kalyankar, G.G., 2011, Alteration of Medicine.
Gastric Mucus Secretion in Rats
Treated with Abelmoschus Sari, Munim dan Kusumaningtyas 2011,
esculentus Seed Mucilage, Der Aktivitas Gastroprotektif Kombinasi
Pharmacia Lettre, 3(5): 183-188. Ekstrak Kulit Batang
Mimba(Azadirachta indica A. Juss)
Kumar, SS., Marela, SS., Vipin S., and dan Rimpang Kunyit (Curcuma
Sharmistha, M., 2013, Evaluation of domestica Linn.) pada Tikus Putih
Anti-Ulcerogenic Potential of yang Diinduksi Asetosal, Jurnal Ilmu
Abutilon indicum, International Kefarmasian Indonesia 11(2): 97-
Research Journal of Pharmacy, 101.
4(3):233-236.
Vasconcelos, P.C.P., Andreo, M.A., Vilegas,
W., and Pellizzon, C,H., 2008, Effect

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
305
Online Journal of Natural Science Vol 5(3) :296-306 ISSN-p: 2338-0950
Desember 2016 ISSN-e : 2541-1969

Mouri Pusa Tannins and Flavonoids


on Prevention and Treatment
Against Experimental Gastric Ulcer,
J.Etnopharmacol, 131(1), 146-153.

Aktivitas Gastroprotektif Ekstrak Etanol Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot (L.)
Medik) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus L.)
(Ni Made Susilawati)
306

You might also like