You are on page 1of 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/273636837

Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit


Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Kota
Banda Aceh

Conference Paper August 2014

CITATIONS READS

0 4,734

2 authors, including:

Rachmad Ikhsan
Politeknik Aceh
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rachmad Ikhsan on 17 March 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984

Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit


Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di TPA Kota
Banda Aceh
Rachmad Ikhsan1 dan Syukriyadin2
1
Program Magister Teknik Elektro, 2Jurusan Teknik Elektro
Universitas Syiah Kuala
Jln. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh 23111
e-mail: ikhsan@politeknikaceh.ac.id

AbstrakTujuan penelitian ini adalah menentukan kelayakan dibangunnya suatu pembangkit listrik tenaga
sampah (PLTSa) di daerah TPA Gampong Jawa Banda Aceh, Metode yang digunakan yaitu metode least cost
untuk menghitung analisa ekonomi berupa menentukan nilai NPV, ROI, BCR, PP. Dari hasil perhitungan metode
tersebut didapatkan besarnya potensi gas yang dihasilkan =1.992.533 m3/tahun dan energi listrik yang dihasilkan
adalah 15.065.010 kWh dan daya listrik yang dihasilkan 1,7 MW, sedangkan nilai NPV = Rp. 18.607.329.579, IRR =
24%, BCR = 3,73 dan juga nilai PP = 4,01 Tahun, sehingga dari hasil tersebut proyek pembangunan PLTSa di Kota
Banda Aceh dapat memenuhi kriteria kelayakan untuk dibangun.

Kata kunci: Pembangkit, Sampah , Studi Kelayakan, Potensi Gas, Analisa Ekonomi

I. Pendahuluan Berdasarkan sifat fisiknya, sampah dibagi menjadi dua


jenis yaitu :
Seiring meningkatkan permintaan energi listrik dan Sampah Basah (garbage), yaitu sampah yang terdiri
juga pertumbuhan energi listrik, saat ini masih banyak dari bahan organik dan mempunyai sifat mudah
pembangkit menggunakan energi fosil yang lambat membusuk.
laun akan habis sedangkan energi terbaharukan masih Sampah Kering, yaitu sampah yang tersusun dari
sedikit yang digunakan, padahal sumber energi listrik bahan organik dan bahan anorganik, sifatnya lambat
terbaharukan sangat melimpah dan belum digunakan atau tidak membusuk dan dapa dibakar[1].
secara optimal.
Sampah merupakan salah satu sumber energi
terbaharukan yang dapat menghasilkan gas melalui B. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
beberapa metode pengolahan, sampah juga dianggap
sebagai suatu masalah dalam menata suatu kota. PLTSa disebut juga sebagai pembangkit listrik tenaga
Sehingga untuk melakukan suatu perencanaan sampah merupakan pembangkit yang dapat membangkitkan
pengolahan sampah menjadi sumber energi listrik tenaga listrik dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan
terbaharukan perlu dilakukan kajian yang matang untuk utamanya, baik dengan memanfaatkan sampah organik
menentukan layak atau tidaknya pembangkit listrik maupun anorganik. Mekanisme pembangkitan dapat
tersebut dibangun berdasarkan jumlah sampah yang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan proses konversi
tersedia. thermal dan proses konversi biologis. Proses Konversi
thermal memanfaatkan teknologi Pirolisis dan Teknologi
II. Landasan Teori gasifikasi. Sedangkan proses konversi biologis adalah
dengan Anaerob Digestion dan Landfill gasification [2].
A. Klasifikasi Sampah
C. Konversi Sampah Menjadi Energi Listrik
Berdasarkan sifat kimianya, sampah dibagi menjadi
dua jenis yaitu : Proses konversi energi yang digunakan untuk
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun menghasilkan listrik secara garis besar terbagi dua yaitu :
tumbuhan dan hewan yang berasal dari alam. konversi biologis dan konversi termal.
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak Konversi biologis menggunakan bakteri pengurai
terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari sampah organik untuk menghasilkan gas metan (CH4).
proses industri. Melalui proses degradasi biologis, senyawa tersebut

146
Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984

dirombak menjadi gas metan pada kondisi tanpa kehadiran dengan biaya investasi awal [4]. Dirumuskan dalam
oksigen (dekomposisi anaerob). Konversi termal adalah persamaan (3):
proses transformasi sampah menjadi sumber energi n
dengan menggunakan biogas yang dihasilkan sebagai CIF t
bahan bakar[1]. BCRt = 1
(3)
Investment Cost
D. Analisa Ekonomi
4. P
ayback Period (PP)
Biaya potensial pada energi sampah adalah biaya Payback Period adalah lama waktu yang diperlukan
modal dan operasional. Salah satu kelemahan utama untuk untuk mengembalikan dana investasi[4]. Dirumuskan
menyiapkan fasilitas energi sampah adalah biaya modal dalam persamaan (4):
yang tinggi. Menurut organisasi penelitian utama di Waste
Investment Cost
To Enegy di Amerika Serikat (Limbah-Untuk-Energi Riset PP = (4)
dan Teknologi Council 2012), biaya modal berkisar dari $ Annual CIF
150.000 hingga $ 200.000 per ton, harian Capacity di Uni
Eropa dan Amerika Serikat[3]. Sebelum suatu proyek 5. L
andfill
dilaksanakan perlu dilakukan analisa dari investasi Teknologi landfill yang dikenal secara umum adalah
tersebut sehingga akan diketahui kelayakan suatu proyek sampah dimasukan ke dalam lubang, lalu bagian atas
dilihat dari sisi ekonomi investasi. Ada beberapa metode sampah ditimbun tanah. Selanjutnya, bagian atas timbunan
penilaian proyek investasi, yaitu[4] : tersebut ditimbun lagi dengan sampah dan ditutup lagi
dengan tanah dan seterusnya. Dengan demikian, areal
1. N
PV (Net Present Value) tanah akan lebih efisien karena akan dihasilkan biogas
NPV adalah nilai sekarang dari keseluruhan dari landfill yang berada di bawah permukaan tanah dan
Discounted Cash Flow atau gambaran ongkos total dihasilkan kompos dari landfill yang berada di permukaan
atau pendapatan total proyek dilihat dengan nilai tanah. Dengan kata lain, dalam teknologi landfill
sekarang (nilai pada awal proyek). Secara matematik diterapkan teknologi aerobic composting pada bagian atas
nilai NPV dapat dinyatakan seperti Persamaan (1). tanah dan teknologi landfill (proses anaerobic) dibagian
n
CIFt bawah tanah [5].
NPV = COF (1) Persamaan LandGEM digunakan untuk memperkirakan
(1 + k )t
t =0
jumlah gas landfill yang digunakan, hal tersebut dapat
dimana : dikonversi ke listrik didefinisikan oleh EPA antara 75 -
k = Discount rate yang digunakan 85% dari hasil konversi gas metana dalam landfill [6].
COF = Cash outflow /Investasi Untuk mengetahui produksi gas yang dihasilkan dari
CIFt = Cash in flow pada periode t Landfill dapat menggunakan persamaan LandGEM yang
N = Periode terakhir cash flow diharapkan. dipublikasikan oleh Environmental Protection Agency
(EPA) Amerika Serikat [1] yang dinyatakan dengan
2. I nternal Rate of Return ( IRR) Persamaan (5) :
IRR adalah besarnya tingkat keuntungan yang n
digunakan untuk melunasi jumlah uang yang dipinjam agar QT = 2kLo M i e kti (5)
tercapai keseimbangan ke arah nol dengan pertimbangan i =1

keuntungan. IRR ditunjukkan dalam bentuk %/periode


dan biasanya bernilai positif (I > 0) [1]. Untuk menghitung dimana :
IRR dapat menggunakan Persamaan (2): QT = Tingkat emisi gas total (volume/waktu)
n = Total periode waktu dari penimbunan sampah
NPV1 k = Konstanta emisi gas Landfill
IRR = i1 + (2)
NPV1 NPV2 Lo = Potensi produksi metana (volume/massa sampah)
ti = Jangka waktu penimbunan sampah (waktu)
dimana : Mi = Massa sampah (ton)
IRR = Internal Rate of Return (%)
NPV1= Net Present Value dengan tingkat bunga rendah Potensi daya yang dihasilkan dari landfill adalah
NPV2= Net Present Value dengan tingkat bunga dinyatakan dengan Persamaan (6) berikut :
tinggi
QT xH o
i1 = tingkat bunga pertama (%) Pg = ( 6)
i2 = tingkat bunga kedua (%) 3600
dimana :
3. B
enefit Cost Ratio (BCR) Pg = Daya yang dihasilkan (kW)
Benefit-Cost Ratio adalah rasio perbandingan antara QT = Produksi LFG (m3/jam)
pemasukan total sepanjang waktu operasi pembangkit Ho = Nilai kalori LFG (kJ/m3)

147
Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984

Tabel 1. Komposisi Biogas. Tabel 2. Rekapitulasi Sampah Tahun 2013.

Komponen Unit Landfill Gas Rata-rata Total Timbang Total Timbang Total
Metana (CH4) % 45-55 Netto/hari(ton) Kubik (m3) Netto/Kg

Karbondioksida (CO2) % 25-30 150,02 54.763.130 216.024,16


Nitrogen (N2) % 10-25
Hidrogen Sulfida (H2S) Mg/Nm3 0,00 area Banda Aceh dan Aceh Besar [8,9] seperti yang
Oksigen (O2) % <8000 ditunjukkan pada Tabel 2.
Hidrogen (H2) % 1-5
Dari data di atas dengan asumsi kadar air pada sampah
35% dengan jumlah nilai kalori yang masuk 2000 kkal/
Nilai Kalori MJ/m3 18-21,96
kg dan jumlah sampah yang tersedia 150,02 ton/hari maka
diperoleh energi thermal yang masuk ke boiler sebesar
6. Biogas 822 kkal/hari atau 12.501 kkal/jam.
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses
dekomposisi senyawa organik (hidrokarbon) dalam B. Lokasi Penelitian
kondisi tanpa kehadiran oksigen. Proses dekomposisi
tersebut bisa terjadi akibat adanya aktivitas penguraian Kota Banda Aceh (Gambar 2) terletak 0516 15 -
yang dilakukan oleh mikro organisme atau konversi kimia- 05 36 16 Lintang Utara dan 95 16 15 - 95 22 35
fisis. Nilai kalori biogas dapat dilihat pada Tabel 1 [6]. Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter di atas
permukaan laut [10]. Gambar 3 menunjukkan lokasi TPA
III. Metodologi Penelitian kota Banda Aceh.

Adapun metodologi penelitian pada penelitian ini C. Data Kelistrikan Kota Banda Aceh dan Kependudukan
dapat dilihat dari flowchart pada Gambar 1.
Data kelistrikan kota Banda Aceh ditunjukkan pada
A. Data Sampah Pada TPA Gampong Jawa Tabel 3, sedangkan data kependudukan kota Banda Aceh
diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Banda Aceh
Data TPA Gampong Jawa di peroleh dari dinas UPTD seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.
Gampong Jawa yaitu sampah yang masuk berasal dari Diagram Blok Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa) ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 2. Lokasi Kota Banda Aceh.

Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian. Gambar 3. Lokasi TPA Kota Banda Aceh.

148
Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984

Tabel 3. Pembangkit Sistem Lueng Bata. Tabel 5. Produksi LFG.

Uraian 2010 2011 2012 Tahun Volume m3 Produksi LFG Aliran LFG
No m3/thn m3/jam
1 Produksi (kWh) 442.105.661 - - 2008 129.334 1.192.928 136
2 Penjualan (x1000) 238.141.619 265.371.569 278.829.286 2009 171.995 1.586.417 181
3 GH (Unit) 5 5 5 2010 175.443 1.618.220 185
Trafo Distribusi 2011 175.962 1.623.007 185
4 749 825 952
(buah)
2012 212.786 1.962.658 224
Panjang JTM
5 902,11 943,22 973,49 2013 216.025 1.992.533 227
(kms)
6 Panjang JTR (kms) 727,84 770,58 791,30
QxP 0, 26 *122.038
Pembangkit Non Pb = = = 40kW
7 - - - x1000 0, 80 x1000
PLN (kVA)
8 Pelanggan (orang) 101.866 102.142 95.434

9
Daya Tersambung
164.671.250 178.390.800 185.376.550
Potensi daya yang dihasilkan adalah :
(VA)
QtxHo 1992533 x12.501
Terima (PLTD Pg
= = = 6.919kW
10 Lueng Bata) 315.628.275 282.318.009 479.129.228 3600 3600
(kWh)
11 Penjualan (kWh) 329.892.395 331.932.211 350.897.866 Potensi daya yang dihasilkan = 6.919kW 40 kW
12
Daya Trafo
101.170 109.910 121.215 = 6.879 kW
Distribusi (kVA)
Jumlah kecamatan Sehingga daya listrik yang dihasilkan dari pembangkit
13 9 9 9
terlistriki
dengan asumsi effisiensi 25 % adalah :
Jumlah Desa
14 90 90 90
terlistriki 25
Pe = exPg = x6.879kW = 1.719kW
Jumlah desa 100
15 90 90 90
seluruhnya
Rata-rata tarif per
16
kWh
708,07 777,10 730,00 Sedangkan energi listrik yang dihasilkan adalah:
1.719kW x 8.760 = 15.065.010 kWh
Tabel 4. Jumlah Penduduk Dan Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk.

Energi yang digunakan untuk pemakaian sendiri:


Rincian satuan 2009 2010 2011 2012
Penduduk Jiwa 212.241 223.446 228.562 238.784 1.719kW x 8.760 = 15.065.010 kWh
Sex Ratio Jiwa 112,15 106,23 106,23 106,01
Laju % -2,61 5,28 2,29 4,47 Maka energi yang dapat dijual ke PT. PLN adalah:
Pertumbuhan
Penduduk 15.065.010 kWh - 1.506.501 kWh = 13.558.509 kWh

Pengumpulan
sampah
Pelepasan
Kondensator
Blower Flare
B. Biaya Investasi

Besarnya biaya investasi untuk membangun sebuah


Filter
Gas PLTSa ditunjukkan seperti pada Tabel 6.

Jaringan Trafo Generator Turbin C. Penerimaan Biaya


PLN
Besarnya perhitungan penerimaan diasumsikan tenaga
Gambar 4. Blok Diagram Perencanaan PLTSa.
listrik yang dapat disalurkan 100% dari daya yang dijual,
IV. Hasil dan Pembahasan maka besar penerimaan pada tahun pertama adalah :
Penerimaan = Rp. 950.1.1700kW.8760
A. Estimasi Produksi LFG (Landfill Gas) = Rp. 14.147.400.000

1. Estimasi daya yang dihasilkan D. Biaya Pengeluaran


Daya yang digunakan oleh blower :
Biaya pengeluaran ditampilkan pada Tabel 7, yang
meliputi biaya pemeliharaan dan operasional.

149
Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984

Tabel 6. Biaya Investasi Pembuatan Pembangkit PLTSa. E. Depresiasi


No Uraian Harga (Rp)
Umur ekonomis pembangkit yang diperkirakan
1 Paket Generator dan Turbin 12.811.543.053 sekitar 15 tahun dan pada akhir umur pembangkit tersebut
2 Blower 100.748.005 masih ada nilai residu yang tersisa sekitar 10% dari masa
3 Gas Treatment 2.898.760.733 pemakaiannya.
4 Sistem Kontrol dan sarana 200.152.510 Residu
pendukung Investasi awal = Rp. 40.741.517.971
5 Heat Recovery 3.577.885.763 Nilai residu (10%) = Rp. 4.074.151.797
6 Interkoneksi 726.923.319 Penyusutan
7 Flare 360.900.515 Investasi - Re sidu
8 Lahan pengumpul 1.706.594.081
Penyusu tan =
15
9 Material dan Tenaga Kerja 4.518.270.741 Rp. 40.741.517.971 - Rp. 4.0774.151.797
kontruksi =
15
10 Manajemen Proyek dan Kontruksi 2.750.962.445
= Rp. 36.667.366.174
11 Biaya Engineering 2.750.962.445
12 Biaya Tak Terduga 4.000.000.000 F. Penyusunan Cashflow
13 Tes Ekstraksi LFG 634.040.000
14 Total Sebelum Pajak 37.037.743.610 Penyusunan cashflow menggunakan beberapa asumsi
15 Pajak 10% 3.703.774.361 di antaranya :
16 Total Investasi 40.741.517.971 Discount rate = 15%
Discount Factor = 25 %
Umur ekonomis pembangkit = 15 Tahun
Tabel 7. Biaya Maintenance and Operational. Load Factor = 0,65

Uraian Harga (Rp) G. Penilaian Investasi


Pengumpulan Gas 852.996.400
Pengolahan Gas 278.008.819
N et Present Value (NPV)
Dengan menggunakan persamaan (1) NPV dapat
Generator dan Turbin 2.866.729.795
dihitung sebagai berikut:
Total 3.997.735.014
NPV = Rp. 82.725.083.733 Rp. 64.117.754.154
NPV = Rp. 18.607.329.579

Tabel 8. Penyusunan Cashflow Menggunakan Metode Least Cost.

Biaya Investasi Manfaat Bersih DR (15%) (d) PV Biaya PV Manfaat


Tahun Manfaat (b) O&M
(a)(Juta) c=(b-a) DF= 1/(1+i)t (e=a.b) (f=b.d)
0 40.741.517.971 0 0 -40741517971 1 40741517971 0
1 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,87 3.476.291.317 12.302.086.957
2 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,76 3.022.862.014 10.697.466.919
3 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,66 2.628.575.665 9.302.145.147
4 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,57 2.285.717.969 8.088.821.867
5 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,50 1.987.580.843 7.033.758.145
6 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,43 1.728.331.168 6.116.311.430
7 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,38 1.502.896.668 5.318.531.679
8 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,33 1.306.866.667 4.624.810.155
9 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,28 1.136.405.798 4.021.574.048
10 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,25 988.178.955 3.497.020.911
11 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,21 859.286.047 3.040.887.749
12 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,19 747.205.259 2.644.250.217
13 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,16 649.743.703 2.299.348.014
14 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,14 564.994.525 1.999.433.056
15 14.147.400.000 3.997.735.014 10.149.664.986 0,12 491.299.587 1.738.637.440
212.211.000.000 152.244.974.790 64117754154 82725083733

150
Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984

Tabel 9. Hasil Evaluasi Proyek dengan menggunakan metode least cost hasil perhitungan
NPV Rp. 18.607.329.579 yang berarti proyek ini
Parameter Kriteria Kelayakan menguntungkan sesuai dengan kriteria kelayakan proyek
No Hasil Perhitungan
Evaluasi Proyek
NPV > 0 dan waktu pengembalian modal juga tidak
1 NPV Rp. 18.607.329.579 NPV > 0 melebihi umur ekonomis dari suatu pembangkit. Rasio
keuntungan antara biaya yang ditunjukkan oleh BCR
PP < Umur Ekonomis
2 PP 4.01 Tahun
Proyek
merupakan angka yang positif yaitu 3,73 dan yang terakhir
yaitu IRR yang diperoleh sebesar 24 %. Berdasarkan hasil
3 BCR 3,73 BCR > 0 evaluasi tersebut proyek pembangunan PLTSa di TPA
4 IRR 24% IRR > 0 Kota Banda Aceh dapat direalisasikan karena memenuhi
kriteria studi kelayakan.

P ayback Periode (PP)


Referensi
Dengan menggunakan persamaan (4) nilai PP dapat
dihitung sebagai berikut: [1] Nazlie Haq. Alan.. Studi Potensi pembangunan Pembangkit
PP = 40.741.517.971/10.149.664.986 Listrik Tenaga Sampah di Kota Banjarmasin. Februari 2012.
PP = 4.01 Tahun [2] Monice, Syafii. Operasi ekonomis (economic dispatch)
pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dan (PLTG) dalam
melayani beban puncak kelistrikan sumbar. Universitas Andalas.
B enefit Cost Ratio (BCR)
Dengan menggunakan persamaan (3) nilai BCR dapat [3] Duong Viet-An. Waste-To-Energy Feasibility Analysis: A
dihitung sebagai berikut: Simulation Model. University Of California, Berkeley
BCR = 152.244.974.790/40.741.517.971 [4] Dwi prasetyo. Puguh. Studi Pembangunan PLTU Tanah Grogot
BCR = 3,73 2x7 MW Di Kabupaten Paser Kalimantan Timur dan Pengaruh
Terhadap Tarif Listrik Regional Kalimantan Timur.

I nternal Rate Of Return (IRR) [5] Kurniawan Nalim. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Sampah
Kota Menjadi Produk yang Berguna di TPA Bantargebang.
Dengan menggunakan persamaan (2) nilai IRR dapat Universitas Gunadarma.
dihitung sebagai berikut:
[6] Dieter Deublein, Angelika Steinhauser, Biogas from Waste
IRR = (0, 20 + 6712963001 / (6712963001 (1571296385) ) and Renewable Resources: An Introduction, 2nd, Revised and
x(0, 25 + 0, 20) Expanded Edition, Wiley-VCH:2011

IRR = 0, 24 atau 24% [7] M. Dowling, S.Kibaara, S. Chowdhury, and S.P. Chowdhury,
Economic Feasibility Analysis of Electricity Generation from
Landfill Gas in South Africa. Power System Technology
H. Hasil Evaluasi Proyek (POWERCON), IEEE International Conference on: 2012
[8] Dinas kebersihan dan pertamanan Kota Banda Aceh. Modul
V. Kesimpulan pengelolaan Sampah. 2013.
[9] TPA Gampong Jawa Banda Aceh : Diperoleh 10 Mei 2014.
Besarnya potensi gas yang dihasilkan =1.992.533 m3/ bandaacehkotamadani.wordpress.com
tahun dan energi listrik yang dihasilkan adalah 15.065.010 [10] Kota Banda Aceh, Diperoleh : 10 Mei 2014. http://id.wikipedia.
kWh dan daya listrik yang dihasilkan 1,7 MW, selanjutnya org/wiki/Kota_Banda_Aceh

151

View publication stats

You might also like