You are on page 1of 10

KEBERHASILAN OPERASI PADA TRABEKULEKTOMI DENGAN DAN

TANPA HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA 2%

Elsa Gustianty, Andika Prahasta, R. Maula Rifada


Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

ABSTRACT
Introduction
Glaucoma is the second leading cause of blindness after cataract. Filtration surgery
procedure that is often used is the trabeculectomy. Flat anterior chamber and
endothelial cell loss is several complications after trabeculectomy. Use of viscoelastic in
glaucoma surgical procedures have been tried in several studies because it can stop the
bleeding and protect tissues from damage.
Objective
This study was to investigate the efficacy of administration of 2% HPMC in
trabeculectomy.
Methods
This was a randomized controlled clinical trials. Subjects were taken consecutively and
randomization were then divided into two groups (conventional trabeculectomy and
trabeculectomy with administration of HPMC 2%). Patients were examined using before
surgery until one month after surgery.
Results
The average anterior chamber depth one week after surgery was significantly greater in
trabeculectomy with 2% HPMC group (p=0,032). There was no significant difference
between the average decrease in the density of endothelial cell in both group
(p=0,444). The IOP in one month after surgery is significantly lower in conventional
trabeculectomy than trabeculectomy with 2% HPMC (p=0,033).
Conclusions
There was no significant difference between the efficacy of surgery in trabeculectomy
with2% HPMC and conventional trabeculectomy.

Keywords : Trabeculectomy, endothelial cell density, IOP, anterior chamber depth,


efficacy of surgery, HPMC 2%
.
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan penyebab medikamentosa tidak dapat
kedua gangguan penglihatan setelah mempertahankan TIO sehingga terjadi
katarak, mempengaruhi lebih dari 70 kerusakan saraf optik atau lapang
orang dengan perkiraan 10% diantaranya pandang yang lebih lanjut. Tujuan
1
mengalami kebutaan bilateral. Data operasi filtrasi adalah untuk membentuk
RAAB (Rapid Assessment for Avoidable jalur baru (fistula) yang membuka jalan
Blindness) yang dilakukan di Jawa Barat bagi cairan akuous untuk keluar dari bilik
tahun 2014 menunjukkan bahwa 2,2% mata depan melalui jalur baru di sklera
kebutaan yang dialami pada masyarakat menuju daerah subkonjungtiva dan
berusia di atas 50 tahun diakibatkan oleh subtenon. Prosedur operasi filtrasi yang
2
glaukoma. sering digunakan adalah trabekulektomi.3
Tindakan operasi filtrasi untuk Perkembangan tindakan operasi
glaukoma dilakukan apabila terapi filtrasi telah menurunkan angka kejadian

1
komplikasi, namun komplikasi setelah dan glaukoma sudut tertutup primer
tindakan operasi masih dapat muncul, (chronic angle closure glaucoma) yang
termasuk diantaranya kehilangan endotel direncanakan untuk dilakukan tindakan
kornea dan bilik mata depan yang operasi trabekulektomi, tidak pernah
dangkal.4,5 Kejadian bilik mata depan menjalani tindakan operasi intraokular,
yang dangkal dilaporkan sebesar 13-24% tidak memiliki kondisi diabetes melitus,
pada operasi trabekulektomi dengan tidak dengan kelainan endotel kornea
penambahan mitomisin-C.6,7 (edema kornea, sikatrik kornea), dan
Pendangkalan bilik mata depan yang tidak dengan riwayat trauma kornea.
menetap akan menyebabkan Kriteria eksklusi penelitian ini adalah
dekompensasi kornea, progresifitas pasien yang tidak kooperatif saat
katarak, pembentukan sinekia perifer dilakukan pemeriksaan sel endotel dan
anterior, dan kegagalan bleb.5,8 pasien dengan serangan akut glaukoma.
Penggunaan viskoelastik dalam Kriteria drop out pada penelitian ini
prosedur operasi glaukoma telah dicoba adalah pasien yang mengalami
dalam beberapa penelitian karena komplikasi saat tindakan operasi seperti
sifatnya yang dapat menghentikan subchoroidal hemorrhage dan glaukoma
perdarahan dan melindungi jaringan dari maligna, pasien tidak datang saat follow
kerusakan.5,8,11,12 Penggunaan agen up, dan pasien dengan kondisi TIO tinggi
viskoelastik seperti sodium hialuronat (>30 mmHg) setelah operasi saat
sudah sering digunakan sejak tahun 1982 pemeriksaan densitas sel endotel.
untuk membentuk kembali bilik mata Subjek penelitian diambil secara
depan yang dangkal setelah konsekutif dan dilakukan randomisasi
trabekulektomi. 5,8 kemudian dibagi menjadi dua kelompok
Mikroskop spekular saat ini menjadi (kelompok trabekulektomi konvensional
alat standar yang digunakan dalam dan kelompok trabekulektomi dengan
penelitian maupun klinis untuk pemberian HPMC 2%).
memeriksa sel endotel kornea secara in Sel endotel kornea pasien diperiksa
vivo.9,13 Teknik ini dapat membantu sebelum operasi menggunakan
dalam meneliti lapisan kornea, baik itu mikroskop spekular (Topcon SP 3000P)
dalam kondisi normal maupun tidak.9 dengan satu orang perawat terlatih. TIO
Penelitian ini akan menilai diperiksa pada pagi hari sebelum operasi.
keberhasilan operasi pada trabekulektomi Pasien kemudian dilakukan tindakan
dengan dan tanpa pemberian HPMC 2% operasi dengan operator dokter spesialis
di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit mata subdivisi glaukoma. Pada saat
Mata Cicendo. operasi dilakukan parasintesa dengan
pisau side port, lalu dikeluarkan cairan
METODE akuous sebanyak 0.2 mL melalui insisi
Penelitian ini merupakan uji klinis tersebut. Kelompok pasien yang dipilih
acak terkontrol (randomized control secara randomisasi akan diinjeksikan 0,2
trial) dengan single-masking. Subjek mL HPMC 2% ke dalam bilik mata
penelitian ini adalah pasien glaukoma depan, sementara kelompok pasien
yang akan menjalani tindakan trabekulektomi konvensional akan
trabekulektomi yang berkunjung ke unit diinjeksikan 0,2 mL BSS ke dalam bilik
glaukoma PMN RS Mata Cicendo. mata depan.
Penelitian dilakukan sejak Oktober 2015 Pasien dinilai tajam penglihatan,
Maret 2016. TIO, dan kondisi mata dengan
Kriteria inklusi penelitian ini adalah biomikroskop lampu celah pada hari ke-
pasien berumur 40-70 tahun, dengan 1, hari ke-7 dan satu bulan setelah
diagnosis glaukoma sudut terbuka primer tindakan operasi. Pasien diperiksa

2
menggunakan mikroskop spekular serta satu bulan sesudah operasi
(Topcon SP 3000P) pada satu bulan (masing-masing p=0,647, p=0,429, dan
setelah tindakan operasi dengan satu p=0,482).
orang perawat terlatih.
Analisis statistik dilakukan melalui Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian
uji perbedaan rata-rata antar dua sampel Tindakan Trabekulektomi
Variabel Konvensional HPMC 2% p
independen dengan menggunakan (n = 18) (n = 14)
independent T test dan statistik non Usia (tahun) 0,091b
parametrik, yaitu Mann-Whitney Test. Mean (SD) 61,6 (6,4) 55,6 (9,1)
Median 60,5 58,5
Asumsi kesamaan variasi (homogenitas) Rentang 53-70 41-70
terpenuhi, karena itu tipe uji t independen
yang digunakan adalah independent T Jenis Kelamin 0,725a
Laki-laki 10 9
test untuk kondisi homogen. Kemaknaan Perempuan 8 5
hasil uji ditentukan berdasarkan nilai
Diagnosis 0,712a
p<0,05. Seluruh analisis dilakukan Glaukoma
dengan menggunakan program statistik sudut terbuka 5 5
SPSS.14 Glaukoma
sudut tertutup 13 9
a
Uji Chi-Square
HASIL b
Uji T
Selama kurun waktu 6 bulan
(Oktober 2015 Maret 2016) Rata-rata kedalaman bilik mata depan
didapatkan 42 mata yang dilakukan satu minggu setelah operasi secara
tindakan trabekulektomi, sesuai dengan bermakna lebih besar pada kelompok
kriteria inklusi dan tidak termasuk trabekulektomi dengan HPMC 2%
kriteria eksklusi. Pasien kemudian dibagi dibandingkan dengan trabekulektomi
menjadi dua kelompok secara acak, konvensional (p=0,032).
didapatkan 21 mata termasuk ke dalam
kelompok trabekulektomi konvensional Tabel 2. Perbandingan Kedalaman Bilik
dan 21 mata termasuk ke dalam Mata Depan Subjek Penelitian
kelompok trabekulektomi dengan HPMC Kedalaman Tindakan Trabekulektomi
Bilik Mata Konvensional HPMC 2% p
2%. Terdapat 3 mata yang drop out Depan (n = 20) (n = 19)
selama penelitian, 2 mata karena tidak Sebelum Operasi 0,647a
datang kontrol, dan 1 mata karena Mean (SD) 2,40 (0,51) 2,47 (0,52)
Median 60,5 58,5
mengalami tekanan bola mata tinggi (>30 Rentang 53-70 41-70
mmHg) setelah operasi saat pemeriksaan
densitas sel endotel. Hasil akhir terdapat 1 Hari Sesudah Operasi 0,429a
Mean (SD) 2,25 (0,44) 2,37 (0,50)
32 pasien dan 39 mata pada penelitian Median 2 2
ini. Rentang 2-3 2-3
Perbandingan usia, jenis kelamin, 1 Minggu Sesudah Operasi 0,032a
dan diagnosis antar kedua kelompok Mean (SD) 2,05 (0,39) 2,42 (0,61)
pada 32 pasien disajikan pada tabel 1. Median 2 2
Rentang 1-3 2-4
Seluruh variabel karakteristik tidak
berbeda bermakna antar dua kelompok 1 Bulan Sesudah Operasi 0,482a
(p>0,05). Mean (SD) 2,15 (0,49) 2,26 (0,45)
Median 2 2
Tabel 2 menunjukkan derajat bilik Rentang 1-3 2-3
mata depan dengan teknik Van Herick a
Uji Mann-Whitney (uji dua-pihak)
pada subjek penelitian. Kedua kelompok
tidak memiliki perbedaan rata-rata
kedalaman bilik mata depan yang
bermakna sebelum operasi dan satu hari

3
Tabel 3. Perbandingan Densitas Sel
Endotel Subjek Penelitian Tabel 4. Perbandingan TIO Subjek
Densitas Sel
Tindakan Trabekulektomi Penelitian
Konvensional HPMC 2% p Tindakan Trabekulektomi
Endotel
(n = 20) (n = 19) TIO Konvensional HPMC 2% p
2 a
Sebelum Operasi (/mm ) 0,267 (n = 20) (n = 19)
Mean (SD) 2381,5 (390,2) 2503,5 (270,9) Sebelum Operasi (mmHg) 0,879b
Median 2334,2 2465,4 Mean (SD) 36,5 (13,4) 37,0 (14,3)
Rentang 1370,8 3241,6 2043,0 3012,1 Median 36,0 33,0
Rentang 13 60 20 66
Sesudah Operasi (/mm2) 0,048b
Mean (SD) 2279,6 (373,4) 2459,7 (438,7) 1 Hari Sesudah Operasi (mmHg) 0,836a
Median 2279,3 2565,8 Mean (SD) 18,0 (9,7) 17,3 (10,6)
Rentang 1090,5 2844,0 1371,5 2996,3 Median 16,0 16
Rentang 6 42 0 43
Penurunan Jumlah Sebelum - Sesudah Operasi (/mm2) 0,444b
Mean (SD) 102,0 (290,2) 43,7 (315,3) 1 Minggu Sesudah Operasi (mmHg) 0,703a
Median 15,4 -5,7 Mean (SD) 15,5 (7,4) 16,4 (6,8)
Rentang -372,1 797,8 -499,7 1086,7 Median 16,5 16,5
Rentang 3 27 2 25
Persentasi Penurunan Jumlah Sebelum - Sesudah
Operasi (%) 0,431b 1 Bulan Sesudah Operasi (mmHg) 0,033b
Mean (SD) 3,8 (11,5) 1,7 (14,3) Mean (SD) 15,6 (6,0) 18,5 (4,1)
Median 0,4 -0,3 Median 14,5 18,0
Rentang -17,3 28,1 -21,8 44,2 Rentang 5 28 14 25
a
Uji T a
Uji T
b
Uji Mann-Whitney (uji satu-pihak) b
Uji Mann-Whitney (uji satu-pihak)

Tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata


densitas sel endotel pada kedua TIO pada kedua kelompok penelitian.
kelompok penelitian (39 mata). Rata- Rata-rata TIO 1 hari setelah operasi pada
rata densitas sel endotel pada kedua kelompok trabekulektomi konvensional
kelompok sebelum operasi tidak berbeda tidak terlalu berbeda bila dibandingkan
bermakna antar dua kelompok (p = dengan kelompok trabekulektomi dengan
0,267). Rata-rata densitas endotel setelah HPMC 2% (p=0,836). Rata-rata TIO 1
operasi pada kelompok trabekulektomi minggu setelah operasi pada kelompok
konvensional lebih sedikit dibandingkan trabekulektomi konvensional lebih
dengan kelompok trabekulektomi dengan rendah dibandingkan dengan kelompok
HPMC 2% (p = 0,048). trabekulektomi dengan HPMC 2%
Perhitungan statistik menunjukkan (p=0,703). Rata-rata TIO 1 bulan setelah
bahwa penurunan jumlah rata-rata operasi pada kelompok trabekulektomi
densitas sel endotel pada kelompok konvensional lebih rendah dibandingkan
trabekulektomi konvensional lebih dengan kelompok trabekulektomi dengan
banyak dibandingkan kelompok HPMC 2% (p=0,033). Hasil uji statistik
trabekulektomi dengan HPMC 2% menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
(p=0,444), selain itu persentase yang signifikan antara TIO rata-rata 1
penurunan jumlah rata-rata densitas sel hari dan 1 minggu sesudah operasi pada
endotel pada kelompok trabekulektomi kelompok trabekulektomi konvensional
konvensional lebih besar dibandingkan dan kelompok trabekulektomi dengan
dengan kelompok trabekulektomi dengan HPMC 2% namun terdapat perbedaan
HPMC 2% (p=0,431). Hal ini yang signifikan pada TIO 1 bulan
menunjukkan bahwa penurunan jumlah sesudah operasi pada kedua kelompok.
densitas sel endotel kornea pada Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
kelompok trabekulektomi dengan HPMC penurunan TIO pada kedua kelompok
2% lebih sedikit dibandingkan dengan sesudah tindakan operasi. Kondisi
kelompok trabekulektomi konvensional, perubahan TIO sebelum operasi sampai
meskipun tidak signifikan secara statistik.

4
satu bulan setelah operasi dapat terlihat dalam satu penelitian. Kondisi perbedaan
pada gambar 1. diagnosis glaukoma pada penelitian ini
akan mempengaruhi hasil penelitian,
Gambar 1. Grafik Perubahan TIO namun secara statistik tidak ada
perbedaan antara kedua kelompok
sehingga masih dapat dilakukan
perbandingan.
Penelitian yang membahas
mengenai efek pemberian viskoelastik
saat trabekulektomi pada kedalaman bilik
mata depan belum banyak dilakukan.
Kedalaman bilik mata depan satu hari,
satu minggu dan satu bulan setelah
operasi pada kedua kelompok di
penelitian ini menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna.
Penelitian Agarwal menunjukan terdapat
PEMBAHASAN perbedaan yang signifikan pada
Usia yang lebih lanjut merupakan kedalaman bilik mata depan kedua
salah satu faktor risiko terjadinya kelompok pada satu hari, tiga hari, dan
glaukoma.15 Memiliki data usia yang lima hari setelah operasi. Namun tidak
homogen dalam penelitian ini sangat ada perbedaan signifikan pada kedalaman
penting karena sel endotel akan bilik mata depan sejak 7 harisampai 6
mengalami penurunan jumlah sesuai bulan setelah operasi pada kedua
dengan usia.16 Rata-rata usia pasien pada kelompok.5
kelompok trabekulektomi konvensional Penelitian ini menggunakan derajat
adalah 61,6 (SD 6,4), dan kelompok kedalaman bilik mata depan dengan
trabekulektomi dengan HPMC 2% 55,6 teknik Van Herick sementara penelitian
(SD 9,1). Rata-rata usia yang didapatkan Agarwal tidak mencantumkan cara
pada penelitian ini tidak terlalu berbeda penilaian kedalaman bilik mata depan
apabila dibandingkan dengan penelitian dengan rinci sehingga mungkin terdapat
Shin dkk, Soro-Martinez dkk, Arnavielle perbedaan cara penilaian dengan
dkk, dan Storr-Paulsen dkk.9,10,13,17 penelitian ini.
Subjek pada penelitian ini Mekanisme pasti yang menyebabkan
mayoritas laki-laki. Hal ini sesuai dengan turunnya densitas sel endotel pada pasien
penelitian Shin dkk, dan tidak sesuai dengan glaukoma tidak diketahui.
dengan penelitian Arnavielle dkk.10,13 Melamed melaporkan terdapat perubahan
Peran gender sebagai salah satu faktor morfologi endotel kornea yang dapat
risiko terjadinya glaukoma telah banyak disebabkan karena penurunan densitas sel
diperdebatkan, dan sampai saat ini belum endotel kornea pada kelinci dengan
dapat disimpulkan.15 menginduksi peningkatan TIO sebesar
Diagnosis pada penelitian ini adalah 60-70 mmHg. TIO yang tinggi dapat
glaukoma sudut terbuka dan sudut mempengaruhi kornea dengan dua
tertutup. Hal yang sama dilakukan oleh mekanisme. Mekanisme pertama adalah
Shin dkk yang melakukan penelitian pada TIO tinggi mempengaruhi mekanisme
subjek dengan diagnosis glaukoma sudut pompa aktif metabolik tanpa perubahan
terbuka dan tertutup, namun tidak ada morfologi, karena itu mengurangi
perbedaan yang signifikan antara kedua resisten stroma pada aliran akuous,
kelompok (p=0,654).10 Data yang sehingga menyebabkan edema stroma.
homogen menjadi hal yang penting Mekanisme kedua adalah TIO tinggi

5
menyebabkan kerusakan morfologi kornea. Peningkatan TIO yang
selular, sehingga secara anatomis dan berlangsung paling tidak tiga hari
fisiologis mengurangi sawar aliran menyebabkan penurunan densitas sel
akuous ke dalam stroma.18 Penelitian endotel pada pasien dengan serangan
Gagnon mendapatkan hasil sel endotel akut glaukoma. Peningkatan TIO yang
secara signifikan lebih rendah pada berlangsung selama beberapa jam sampai
pasien dengan glaukoma dibandingkan dua hari tidak mempengaruhi sel endotel
dengan pasien kontrol (p < 0,0001), dan kornea.22 Sihota juga meneliti kondisi
pasien dengan glaukoma sudut tertutup endotel kornea pada subtipe glaukoma
primer secara signifikan memiliki endotel sudut tertutup. Penelitian ini
kornea yang lebih sedikit dibandingkan mendapatkan hasil terdapat penurunan
dengan glaukoma sudut terbuka primer (p jumlah sel endotel pada glaukoma sudut
= 0,001). Gagnon memformulasikan tiga tertutup tipe subakut (2,6%), akut
hipotesa, yaitu kerusakan karena (35,1%), dan kronis (9,4%) jika
penekanan langsung endotel kornea dibandingkan dengan kelompok kontrol.
karena TIO tinggi, perubahan kongenital Glaukoma sudut tertutup tipe akut secara
pada lapisan sel endotel kornea dan signifikan memiliki jumlah sel endotel
anyaman trabekula pada pasien yang lebih sedikit dibandingkan dengan
glaukoma, dan toksisitas pengobatan kelompok yang lain (p < 0,001).
glaukoma.19 Glaukoma sudut tertutup kronis secara
Choo mendapatkan hasil tidak signifikan memiliki jumlah sel endotel
terdapat penurunan densitas endotel yang lebih sedikit jika dibandingkan
kornea yang signifikan pada pasien dengan kelompok kontrol (p < 0,001).
dengan normotension glaucoma (NTG) Glaukoma sudut tertutup tipe akut yang
jika dibandingkan dengan kelompok mengalami serangan lebih dari 72 jam
normal (p=1,000), namun terdapat hasil secara signifikan memiliki jumlah sel
pasien dengan glaukoma sudut tertutup endotel yang lebih sedikit dibandingkan
primer secara signifikan memiliki dengan pasien yang mengalami serangan
densitas sel endotel yang lebih sedikit (p kurang dari 72 jam (p < 0,001).23
< 0,001) dibandingkan dengan kelompok Penelitian ini menunjukkan adanya
normal dan kelompok NTG. Penelitian perubahan densitas sel endotel kornea
ini melaporkan dua mekanisme yang bermakna sesudah tindakan
penurunan densitas sel endotel kornea trabekulektomi. Hasil yang didapat pada
yang dapat disebabkan oleh peningkatan penelitian ini sesuai dengan Soro-
TIO. Mekanisme pertama adalah Martinez dkk yang mendapatkan hasil
peningkatan TIO sekecil apapun dalam bahwa terdapat kehilangan densitas sel
durasi lama dapat mempengaruhi fungsi endotel sentral pada grup yang dilakukan
sawar endotel kornea. Namun tidak trabekulektomi.9
diketahui berapa lama peningkatan TIO Hasil penelitian ini menunjukkan
yang sedikit dapat mulai menurunkan bahwa rata-rata densitas sel endotel
densitas sel endotel. Mekanisme kedua sesudah tindakan operasi lebih banyak
adalah fluktuasi TIO dapat pada kelompok trabekulektomi dengan
mempengaruhi fungsi endotel kornea.20 HPMC 2% (p=0,048). Nilai rata-rata
Sihota melaporkan fluktuasi TIO secara densitas sel endotel sebelum operasi lebih
bermakna lebih sering terjadi pada pasien banyak pada kelompok trabekulektomi
dengan glaukoma sudut terbuka primer dengan HPMC 2%. Meskipun secara
dibanding dengan kontrol.21 statistik menunjukkan adanya nilai yang
Setala mendapatkan hasil tidak signifikan, hasil ini dapat muncul karena
terdapat hubungan antara tingginya TIO nilai rata-rata densitas sel endotel
dengan perbedaan densitas sel endotel sebelum operasi lebih banyak pada

6
kelompok trabekulektomi dengan HPMC konvensional 1,853; SD 543,9 menjadi
2 %. Hasil yang serupa juga ditemui pada 1,643; SD 505,6. Trabekulektomi dengan
penelitian Agarwal dkk yang memiliki HPMC 2% 2,013; SD 231,8 menjadi
rata-rata densitas sel endotel pada 1,823; SD 215 (p=0,03), namun tidak
kelompok trabekulektomi konvensional terdapat perbedaan yang signifikan
lebih sedikit dibanding dengan kelompok diantara kedua grup (p=0,68).5
trabekulektomi dengan HPMC 2%, baik Penelitian ini mendapatkan hasil
sebelum maupun sesudah operasi.5 adanya perubahan TIO sebelum dan
Perhitungan statistik menunjukkan sesudah tindakan. Nilai rata-rata TIO
bahwa penurunan jumlah rata-rata sebelum operasi pada kedua kelompok
densitas sel endotel pada kelompok tidak berbeda bermakna antar dua
trabekulektomi konvensional lebih kelompok (p=0,879). Nilai rata-rata TIO
banyak dibandingkan kelompok 1 hari (p=0,836) dan 1 minggu (p=0,703)
trabekulektomi dengan HPMC 2% setelah operasi pada kedua kelompok
(p=0,444). Hal ini menunjukkan bahwa tidak bermakna secara signifikan. Nilai
penurunan jumlah densitas sel endotel rata-rata TIO 1 bulan setelah operasi
kornea pada kelompok trabekulektomi pada kelompok trabekulektomi
dengan HPMC 2% lebih sedikit konvensional secara signifikan lebih
dibandingkan dengan kelompok rendah dibandingkan dengan kelompok
trabekulektomi konvensional, meskipun trabekulektomi dengan HPMC 2%
tidak signifikan secara statistik. (p=0,033). Hal ini menunjukkan bahwa
Terdapat nilai rata-rata densitas terdapat penurunan TIO pada kedua
endotel sesudah operasi yang lebih kelompok sesudah tindakan operasi. Nilai
banyak pada saat pemeriksaan, sehingga rata-rata TIO 1 bulan sesudah operasi
muncul hasil yang memberi kesan pada kelompok trabekulektomi dengan
terdapat peningkatan jumlah densitas sel HPMC 2% secara signifikan lebih tinggi,
endotel sesudah operasi. Penyebab namun TIO tersebut masih lebih rendah
munculnya kesan terdapat peningkatan dari 21 mmHg.
jumlah densitas sel endotel setelah Keberhasilan trabekulektomi sering
operasi belum diketahui, belum ada tergantung pada intervensi setelah
penelitian yang membahas mengenai hal operasi yang sesuai dan tepat waktu agar
ini. fungsi filter dapat terjaga dengan baik.
Penelitian mengenai penurunan Penyembuhan luka epitel dan
jumlah densitas sel endotel setelah konjungtiva dengan sempurna dan
trabekulektomi dengan penambahan penyembuhan luka sklera yang tidak
materi viskoelastik belum banyak sempurna merupakan tujuan
dilakukan. Hasil penelitian ini trabekulektomi.3 Pemberian materi
mendapatkan bahwa penurunan jumlah viskoelastik pada trabekulektomi dapat
rata-rata densitas sel endotel tidak berfungsi sebagai katup yang mencegah
bermakna secara statistik, hal ini berbeda filtrasi berlebih karena viskoelastik
dengan Shin dkk yang mendapatkan hasil diserap lebih lambat daripada cairan
terdapat perubahan endotel kornea yang akuous.24
signifikan antara sebelum dan 3 bulan Penelitian ini tidak sesuai dengan
setelah tindakan trabekulektomi dengan Papaconstantinou dkk, Tamcelik dkk dan
penambahan mitomisin-c.10 Agarwal dkk yang mendapatkan hasil
Penelitian ini mendapatkan hasil terdapat penurunan TIO yang signifikan
yang sama dengan Agarwal dkk yang antara sebelum dan sesudah tindakan
mendapatkan hasil terdapat penurunan operasi, namun tidak ada nilai yang
densitas sel endotel 6 bulan setelah signifikan antara kedua grup.5,11,12
operasi pada kedua grup (Trabekulektomi

7
Hasil penelitian ini juga berbeda Penelitian Al Farhan menunjukan
dengan Gulkilik dkk yang mendapatkan bahwa alat Topcon SP-2000P, satu
hasil terdapat perbedaan yang signifikan generasi lebih awal dibandingkan dengan
antara TIO hari pertama setelah operasi penelitian ini, memiliki hasil gambar
pada kedua kelompok (16,8; SD 7,1 yang dapat diandalkan untuk menilai
mmHg pada kelompok studi dan 9,0; SD densitas sel endotel dan variasi ukuran
6,6 mmHg pada kelompok kontrol, P sel, dan juga memiliki kemampuan
<0,01).25 repeatability dan reproducibility pada
Penurunan TIO segera setelah pengukuran densitas sel endotel, variasi
operasi dapat terjadi karena penurunan ukuran sel, dan ketebalan kornea
produksi cairan akuous (ciliary body sentral.33 Penelitian Almubrad
shutdown). Penurunan produksi akuous menunjukkan bahwa pemeriksaan dengan
terjadi sementara dan disebabkan karena Topcon SP-3000P lebih berguna untuk
iskemik pada epitel badan siliar. Iskemik membandingkan hasil pemeriksaan yang
pada epitel badan siliar disebabkan harus ditindaklanjuti selama beberapa
karena inflamasi intraokular dan periode waktu.34 Meningkatnya variasi
kerusakan sawar darah-akuous. ukuran sel endotel dan turunnya
Penurunan produksi cairan akuous dapat heksagonalitas sel dapat muncul segera
berlangsung selama 2-3 minggu, setelah kehilangan sel endotel karena sel
menyebabkan hipotoni sementara.26-28 yang tersisa akan membesar dan bergeser
Penelitian ini mendapatkan hasil adanya untuk menutupi seluruh permukaan
penurunan TIO sesudah trabekulektomi. posterior kornea. Namun hal ini tidak
Penurunan TIO 1 hari dan 1 minggu pada mempengaruhi densitas sel endotel
penelitian ini dapat terjadi karena ciliary karena densitas sel endotel tidak
body shutdown. menunjukan dinamika proses
Penelitian ini memiliki beberapa penyembuhan endotel kornea yang
keterbatasan, yaitu hasil penurunan muncul sebagai respon terhadap
densitas sel endotel kornea pada trauma.17
kelompok trabekulektomi dengan HPMC Kondisi lain yang mungkin dapat
2% yang menunjukkan kesan terdapat mempengaruhi keadaan densitas sel
peningkatan densitas sel endotel kornea. endotel adalah diagnosis sebelum
Penelitian yang menjelaskan mengenai tindakan. Mayoritas diagnosis pada
adanya kesan peningkatan densitas sel penelitian ini adalah glaukoma sudut
endotel setelah operasi belum diketahui. tertutup, meskipun tidak didapatkan hasil
Alat Topcon SP-3000P yang digunakan yang bermakna antar kedua kelompok,
pada penelitian ini telah melalui proses mata yang pernah mengalami serangan
kalibrasi satu bulan sebelum penelitian glaukoma sudut tertutup merupakan
dilakukan. Cakupan fotografi pada predisposisi kehilangan sel endotel dan
pemeriksaan dengan mikroskop spekular memiliki risiko lebih tinggi mengalami
Topcon SP-3000P sebesar 0,25 x 0,5 edema kornea.4 TIO rata-rata setelah
mm.29 Posisi mata pasien yang tidak tepat operasi pada penelitian ini mengalami
saat pemeriksaan dengan cakupan penurunan pada kedua kelompok, namun
fotografi yang cukup kecil tentu akan kondisi TIO yang berfluktuasi juga dapat
menyebabkan tidak didapatkannya area mempengaruhi densitas sel endotel.
perhitungan densitas sel endotel yang Kesimpulan penelitian ini adalah
sama antara sebelum dan sesudah tidak terdapat perbedaan yang bermakna
operasi, mengingat densitas sel endotel antara keberhasilan operasi pada
yang bervariasi di seluruh permukaan trabekulektomi dengan HPMC 2%
endotel.30-32 dengan trabekulektomi konvensional.
Secara klinis terdapat penurunan jumlah

8
densitas sel endotel yang lebih sedikit complications. Eye. 2002;16(3):297
pada trabekulektomi dengan HPMC 2% 303.
dibandingkan dengan trabekulektomi 8. Hosoda S, Yuki K, Ono T, Tsubota K.
konvensional, meskipun tidak bermakna Ophthalmic viscoelastic device injection
for the treatment of flat anterior chamber
secara statistik. Dapat dilakukan
after trabeculectomy: a case series study.
penelitian untuk menilai keberhasilan Clinical ophthalmology. 2013;7:17815.
operasi pada trabekulektomi 9. Soro-Martinez MI, Villegas-Perez MP,
konvensional dan trabekulektomi dengan Sobrado-Calvo P, Ruiz-Gomez JM,
HPMC 2% dengan posisi pemeriksaan Mora-Figueroa JMdI. Corneal
spekular yang lebih tepat dan data yang endothelial cell loss after trabeculectomy
lebih homogen. or after phacoemulsification, IOL
implantation and trabeculectomy in 1 or
DAFTAR PUSTAKA 2 steps. Graefes arch clin exp
1. Quigley HA, Broman AT. The number ophthalmol. 2010;248:249-56.
of people with glaucoma world wide in 10. Shin D-B, Lee S-B, Kim C-S. Effects of
2010 and 2020. Br j ophthalmol. viscoelastic material on the corneal
2006;90:2627 endothelial cells in trabeculectomy with
2. Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata adjunctive mitomycin-c. Korean j
Cicendo, Dinas Kesehatan Provinsi ophthalmol. 2003;17:83-90.
Jawa Barat, Persatuan Dokter Spesialis 11. Tamcelik N, Ozkiris A. Long-term
Mata Indonesia Cabang Jawa Barat, results of viscotrabeculotomy in
CBM Indonesia. Rapid Assessment of congenital glaucoma: comparison to
Avoidable Blindness (RAAB): Survey classical trabeculotomy. Br j ophthalmol.
Kebutaan dan Gangguan Penglihatan di 2008;92:369.
Jawa Barat Tahun 2014. Sovani I, 12. Papaconstantinou D, Diagourtas A,
Syumarti, Ratnaningsih N, Rini M, Petrou P, Rouvas A, Vergados A,
Halim A, editor. Bandung: Pusat Mata Koutsandrea C, dkk. Trabeculectomy
Nasional RS Mata Cicendo; 2014. with healaflow versus trabeculectomy for
3. American academy of ophthalmology. the treatment of glaucoma: a case-control
Surgical therapy for glaucoma. Dalam: Study. Hindawi publishing corporation
American academy of ophthalmology, journal of ophthalmology. 2015;2015:1-
editor. Glaucoma. San Francisco: 7.
American academy of ophthalmology; 13. Arnavielle S, Lafontaine PO, Bidot S,
2014. hal. 179-212. Creuzot-Garcher C, D'Athis P, Bron AM.
4. Hau S, Barton K. Corneal complications Corneal endothelial cell changes after
of glaucoma surgery. Curr opin trabeculectomy and deep sclerectomy. J
ophthalmol. 2009;20:131-6. glaucoma. 2007;16:324-8.
5. Agarwal HC, Anuradha VK, Titiyal JS, 14. Al Rasyid H. Teknik penarikan sampel.
Gupta V. Effect of intraoperative Bandung: Universitas Padjadjaran; 2001.
intracameral 2% hydroxypropyl 15. American academy of ophthalmology.
methylcellulose viscoelastic during Introduction to glaucoma: terminology,
trabeculectomy. Ophthalmic surgery, epidemiology, and heredity. Dalam:
lasers & imaging. 2005;36(4):280-5. American academy of ophthalmology,
6. Jampel H, Musch D, Gillespie B, PR L, editor. Glaucoma. San Francisco:
MM W, KE G. Collaborative initial American academy of ophthalmology;
glaucoma treatment study group: 2014-2015. hal. 3-12.
Perioperative complications of 16. Niederer R, Perumal D, Sherwin T,
trabeculectomy in the collaborative McGhee C. Age related differences in
initial glaucoma treatment study the normal human cornea: a laser
(CIGTS). Am j ophthalmol. scanning in vivo confocal microscopy
2005;140(1):1622. study. Br j ophthalmol. 2007;91:11659.
7. Edmunds B, Thompson J, Salmon J, 17. Storr-Paulsen T, Norregaard JC, Ahmed
Wormald R. The national survey of S, Storr-Paulsen A. Corneal endothelial
trabeculectomy III: Early and late cell loss after mitomycin c-augmented

9
trabeculectomy. J glaucoma. 27. Mbambisa BN. Management of post-
2008;17:654-7. operative hypotony following
18. Melamed S, Ben-sira I, Ben-shaul Y, trabeculectomy in uveitic glaucoma. SA
dkk. Corneal endothelial changes under ophthalmology journal. 2011;6(3):33-5.
induced intraocular pressure elevation: a 28. Soohoo JF, Seibold LK, Kahook MY.
scanning and transmission electron Management of hypotony after device
microscopic study in rabbits. Br j implantation. Glaucoma today.
ophthalmol. 1980;64:1649. 2015;May/June:18-20.
19. Gagnon M, Boisjoly H, Brunette I, 29. Topcon corporation. Specular
Charest M, Amyot M. Corneal microscope SP-3000P. Europe: Topcon;
endothelial cell density in glaucoma. 2011 [diunduh pada 18 Agustus 2015].
Cornea. 1997;16:314-8. Tersedia dari:
20. Cho SW, Kim JM, Choi CY, Park KH. http://www.topcomed.cz/pdf/SP_3000P.
Changes in corneal endothelial cell pdf.
density in patients with normal-tension 30. American academy of ophthalmology.
glaucoma. Jpn j ophthalmol. Cornea. Dalam: American academy of
2009;53:56973. ophthalmology, editor. Fundamentals
21. Sihota R, Saxena R, Gogoi M, dkk. A and principles of ophthalmology. San
comparison of the circadian rhythm of Francisco: American academy of
intraocular pressure in primary chronic ophthalmology; 2014. hal. 223-7.
angle closure glaucoma, primary open 31. American academy of ophthalmology.
angle glaucoma and normal eyes. Indian The eye. Dalam: American academy of
j ophthalmol. 2005;53:2437. ophthalmology, editor. Fundamentals
22. Setala K. Corneal endothelial cell density and principles of ophthalmology. San
after an attack of acute glaucoma. Acta Francisco: American academy of
ophthalmologica. 1979;57:1004-13. ophthalmology; 2014. hal. 37-82.
23. Sihota R, Lakshmaiah C, Titiyal J, Dada 32. American academy of ophthalmology.
T. Corneal endothelial status in the Structure and function of the external eye
subtypes of primary angle closure and cornea. Dalam: American academy
glaucoma. Clin experiment ophthalmol. of ophthalmology, editor. External
2003;31:492-5. disease and cornea. San Francisco:
24. Jeong H, Sung KR. Augmentation of American academy of ophthalmology;
filtering blebs with viscoelastics in 2014. hal. 3-10.
trabeculectomy. Korean j ophthalmol. 33. Al Farhan HM, Al Otaibi WaM, Al
2014;28(5):393-8. Razqan HM, Al Harqan AA. Assessment
25. Gulkilik G, Kocabora S, Engin G, of central corneal thickness and corneal
Taskapili M, Yilmazli C, Kucuksahin H. endothelial morphology using ultrasound
Sodium hyaluronate in trabeculectomy: pachymetry, non-contact specular
effect on early complications. Clin microscopy, and Confoscan 4 confocal
experiment ophthalmol. 2006;34(5):421- microscopy. BMC ophthalmology.
4. 2013;13(73):1-8.
26. Benson SE, Mandal K, Bunce CV, 34. Almubrad TM, Osuagwu UL, Abbadi
Fraser SG. Is post-trabeculectomy IA, Ogbuehi KC. Comparison of the
hypotony a risk factor for subsequent precision of the Topcon SP-3000P
failure? A case control study. BMC specular microscope and an ultrasound
ophthalmology. 2005;5(7):1-5. pachymeter. Clinical ophthalmology.
2011;5:871-6.

10

You might also like