You are on page 1of 6

School Students Learn History Of 1965 Communist Treachery Through

Drama
Students of elementary school SD 1 Dinoyo in Malang, East Java, on Friday acted in a drama that
resembled the death of Ade Irma Suryani Nasution in a controversial coup attempt perpetrated by the
Indonesian Communist Party (PKI) in 1965.
Through the drama, the students were encouraged to learn about the historical event called the
September 30 Movement (G30S) following the recent directive by Education and Culture Minister Muhadjir
Effendy, who called on Indonesian students not to watch the Pemberontakan G30S/PKI (The Treachery of
G30S/PKI) movie.
Teacher Joko Raharjo said the drama was part of the schools activities to introduce the history of the
nation to their students. We can understand Pak Muhadjirs suggestion, which may come from his concern
that the movie is not suitable for children. We must find another way to teach our students about what
happened in 1965. Thats why we asked our students to act in a drama, which portrays the death of Ade Irma
Suryani Nasution, who was still five years old that year, said Joko.
He referred to the daughter of late Gen.Abdul Haris Nasution. The Army general survived after
being abducted by members of the PKI on Sept. 30, 1965, but his daughter was shot and killed.
Joko further said the drama was created to respond to questions raised by the schools students on the 1965
event. They have often asked us who is Lt.Gen.MT Haryono, whose name is used on a street where our
school is located, he said. The plot of the drama was developed as suitable for children.

Sumber :
http://www.thejakartapost.com/news/2017/10/01/school-students-learn-history-of-1965-communist-
treachery-through-drama.html
Siswa Sekolah Mempelajari Sejarah Pengkhianatan Komunis Tahun 1965
Melalui Drama
Siswa SD Negeri 1 Dinoyo di Malang, Jawa Timur, pada hari Jumat berperan dalam sebuah drama
yang menyerupai kematian Ade Irma Suryani Nasution dalam usaha kudeta kontroversial yang dilakukan
oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.
Melalui drama tersebut, para siswa didorong untuk belajar tentang peristiwa bersejarah yang disebut
Gerakan 30 September (G30S) setelah diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir
Effendy, yang meminta siswa Indonesia untuk tidak menonton Pemberontakan G30S / PKI (Pengkhianatan
dari G30S / PKI) film.
Guru Joko Raharjo mengatakan bahwa drama tersebut merupakan bagian dari kegiatan sekolah untuk
mengenalkan sejarah bangsa kepada siswa mereka. "Kami bisa mengerti saran Pak Muhadjir, yang mungkin
berasal dari kekhawatirannya bahwa film ini tidak sesuai untuk anak-anak. Kita harus menemukan cara lain
untuk mengajari murid-murid kita tentang apa yang terjadi di tahun 1965. Karena itulah kami meminta siswa
kami untuk berperan dalam sebuah drama, yang menggambarkan kematian Ade Irma Suryani Nasution,
yang masih berusia lima tahun pada tahun itu, "kata Joko.
Dia menunjuk putri almarhum Gen.Abdul Haris Nasution. Jenderal Angkatan Darat selamat setelah
diculik oleh anggota PKI pada 30 September 1965, namun putrinya ditembak dan dibunuh.
Joko selanjutnya mengatakan bahwa drama tersebut diciptakan untuk menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh siswa sekolah pada acara 1965. "Mereka sudah sering bertanya kepada kami siapa Lt.Gen.MT
Haryono, yang namanya digunakan di jalan dimana sekolah kita berada," katanya. Plot drama ini
dikembangkan sesuai untuk anak-anak.

Sumber :
http://www.thejakartapost.com/news/2017/10/01/school-students-learn-history-of-1965-communist-
treachery-through-drama.html
Police Uncover Illegal Migrant Worker Agency In Batam

The Sekupang Police in Batam, Riau Islands have detained two suspects, identified as C and H, for
allegedly running an illegal migrant worker agency. The two suspects had allegedly used a fictitious migrant
worker placement company (PJTKI) to attract and deceive residents eager to work overseas. Some 140
people claiming to be its clients complained the company had not sent them for work overseas even though
they had paid for the companys services.
The police have also sealed a house at the Delta Villa residential complex in Batam where the
suspects had allegedly run their business. Sekupang Police chief Comr. Oji Fahrozi said the police began
their investigation after receiving complaints from the suspects clients. Hundreds of people went to Delta
Villa on Sept. 29 to demand certainty as to whether they would be placed to work overseas in the near
future. Violence nearly erupted after they did not get a clear explanation from the company.
Kasino, 28, said he had paid Rp 2 million (US$150) more than two months ago after he was
promised a housekeeping job in Singapore. Others were promised to work as security officers and chefs, and
others. Sekupang District chief Arman said C and H had run a travel agency that was not authorized to
recruit migrant workers. This is likely a scam, he said. (bbs)

Sumber :
http://www.thejakartapost.com/news/2017/10/01/police-uncover-illegal-migrant-worker-agency-in-
batam.html
Polisi Mengungkap Agen Buruh Migran Ilegal Di Batam

Polisi Sekupang di Batam, Kepulauan Riau telah menahan dua tersangka, yang diidentifikasi sebagai
C dan H, karena diduga menjalankan agen pekerja migran ilegal. Kedua tersangka tersebut diduga
menggunakan perusahaan penempatan pekerja migran fiktif (PJTKI) untuk menarik dan menipu warga yang
ingin bekerja di luar negeri. Sekitar 140 orang mengaku sebagai kliennya mengeluhkan perusahaan tersebut
tidak mengirim mereka untuk bekerja di luar negeri walaupun mereka telah membayar jasa perusahaan
tersebut.
Polisi juga telah menutup sebuah rumah di kompleks perumahan Delta Villa di Batam dimana para
tersangka telah menjalankan bisnis mereka. Kepala Polisi Sekupang Comr. Oji Fahrozi mengatakan, polisi
memulai penyelidikan mereka setelah menerima keluhan dari klien tersangka. Ratusan orang pergi ke Delta
Villa pada 29 September untuk menuntut kepastian apakah mereka akan ditempatkan untuk bekerja di luar
negeri dalam waktu dekat. Kekerasan hampir meletus setelah mereka tidak mendapat penjelasan jelas dari
perusahaan.
Kasino, 28, mengatakan bahwa dia telah membayar Rp 2 juta (US $ 150) lebih dari dua bulan yang
lalu setelah dia dijanjikan pekerjaan rumah tangga di Singapura. Yang lainnya dijanjikan untuk bekerja
sebagai petugas keamanan dan koki, dan yang lainnya. Kepala Kabupaten Sekupang Arman mengatakan C
dan H telah menjalankan agen perjalanan yang tidak berwenang merekrut pekerja migran. "Ini mungkin
scam," katanya. (bbs)

Sumber :
http://www.thejakartapost.com/news/2017/10/01/police-uncover-illegal-migrant-worker-agency-in-
batam.html
Human Activity Continues In Mt. Agung's Danger Zone
Despite warnings from the authorities to vacate the danger zone within 12 kilometers of Mount
Agung, dozens of people are still conducting activities inside the zone. During a trip on Thursday across
villages in the danger zone, The team Jakarta Post spotted several people, mostly adult males, cutting and
transporting grass in Muncan and Peringsari villages. They said the grass was fodder for their livestock. "We
return to the village during the day to check up on our houses and feed our cattle. In the afternoon we go
back to the evacuee shelters," a villager named Made Kawi told the Jakarta Post.
In the adjacent village of Sogra, all the houses had been vacated and locked with only dogs seen
roaming the streets. Most of the massive sand and stones quarries in Sebudi, a village that lies well within
the 9-kilometer highest-danger zone, were already deserted but several stone-cutting workshops still open.
In one workshop, a group of nine workers was busy loading stones onto a pickup truck. "We are transporting
the stone materials to Gianyar and will leave the village in the afternoon," a worker said.
In Jangu hamlet at Duda, a village directly outside the perimeter of the danger zone, scores of adult
males remained in the hamlet while most of its 150 families had already been evacuated to shelters in
Sidemen Valley. "We are tasked with guarding the hamlet. I dont think the hamlet will be impacted by the
eruption because in the 1963 eruption it was spared from the lava," Made Tanu, 64, who witnessed the last
eruption, said.

Sumber :
http://www.thejakartapost.com/news/2017/09/30/human-activity-continues-in-mt-agungs-danger-zone.html
Aktivitas Manusia Berlanjut Di Zona Bahaya Mt. Agung
Meski ada peringatan dari pihak berwenang untuk mengosongkan zona bahaya dalam jarak 12
kilometer dari Gunung Agung, puluhan orang masih melakukan kegiatan di dalam zona tersebut. Dalam
sebuah perjalanan pada hari Kamis melintasi desa-desa di zona bahaya, Tim Jakarta Post melihat beberapa
orang, kebanyakan pria dewasa, memotong dan mengangkut rumput di desa Muncan dan Peringsari. Mereka
bilang rumput itu pakan ternak untuk ternak mereka. "Kami kembali ke desa pada siang hari untuk
memeriksa rumah kami dan memberi makan ternak kami. Sore hari kami kembali ke tempat penampungan
pengungsi," kata seorang warga bernama Made Kawi kepada Jakarta Post.
Di desa Sogra yang berdekatan, semua rumah telah dikosongkan dan dikunci, hanya anjing yang
terlihat berkeliaran di jalanan. Sebagian besar tambang pasir dan batu besar di Sebudi, sebuah desa yang
terletak di zona bahaya paling tinggi 9 kilometer, sudah sepi namun beberapa bengkel batu masih terbuka.
Dalam satu lokakarya, sekelompok sembilan pekerja sibuk memuat batu ke truk pickup. "Kami mengangkut
bahan batu ke Gianyar dan akan meninggalkan desa pada sore hari," kata seorang pekerja.
Di dusun Jangu di Duda, sebuah desa yang berada tepat di luar batas zona bahaya, sejumlah pria
dewasa tetap tinggal di dusun sementara sebagian besar dari 150 keluarga telah dievakuasi ke tempat
penampungan di Lembah Sidemen. "Kami ditugaskan untuk menjaga dusun, saya tidak berpikir dusun
tersebut akan terkena dampak letusan karena pada tahun 1963 letusan itu terhindar dari lahar," Made Tanu,
64, yang menyaksikan letusan terakhir, mengatakan.

Sumber :
http://www.thejakartapost.com/news/2017/09/30/human-activity-continues-in-mt-agungs-danger-zone.html

You might also like