You are on page 1of 6

ANALISIS KADAR RESIDU PESTISIDA ORGANOFOSFAT PADA

SAYURAN SERTA TINGKAT PERILAKU KONSUMEN


TERHADAP SAYURAN YANG BEREDAR DI PASAR
TRADISIONAL PRINGGAN KECAMATAN
MEDAN BARU TAHUN 2015.

Lulu Hotdina Marbun1, Nurmaini2, dan Taufik Ashar3.


1
Mahasiswa Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
2
Dosen Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU
Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
Email: marbunlulu@yahoo.co.id

ABSTRACT
Pesticides organophosphate is a class of pesticides preferred by farmers
because they havethe power exterminate strong, fast, and the result are clearly
visible on the plant. Nevertheless organoposphate pestiside residues in humans
can cause both acute and chronic poisoning, it is caused by the accumulative
nature of residues of organophospate. This study aims to determine pesticide
residues in vegetables as well as the level of consumer behaviors towards
vegetables in Market Pringgan.
Pesticides residues from the class of organophosphate is the active
ingredient dimetoat, klorfirifos, profenofos, and triazofos researched on
vegetables cabbage (Brassica oleracea), tomato (Solanum lypopersicum), carrot
(Daucus carota), and long bean (Vigna sinensis).
This study is a descriptive survey. The objects of the study incluced
vegetables sold in Market Pringgan consisting of 4 samples then examined in
Laboratorium Pengujian Mutu dan Residu Pestisida to know how much the
residual pesticides in the vegetables. The result of the study referred to the SNI
7313:2008 MRL (Maximum Residue Limit) Product Agriculture. The samples
were determined accidental sampling method, who bought the vegetables at
observational location.
This study found that residue of pestisides with active materials such as
dimetoat, chlorpyriphos, profenofos, and triazofos were not detected in vegetables
such as carrot and long bean. Result indicated that profonefos residue were found
in carrot with content of 0,0188 mg/kg and result indicated that chlorpyriphos
residue were found in cabbage with content 0,098 mg/kg.
It is known that the levels of pesticide residues found in vegetables is still
below the MRL of <0,5 mg/kg. Nevertheless, consumer are expected to be more
careful in choosing vegetables.

Keywoards: Pesticides residues, vegetables, tradisional market

Pendahuluan
Pestisida merupakan pilihan penyakit dan gulma karena
utama cara mengendalikan hama, membunuh langsung jasad

1
pengganggu. Kegiatan khusus untuk sayuran batas
mengendalikan jasad pengganggu konsentrasi residu yang
merupakan pekerjaan yang memakan diperbolehkan yaitu 0,5 mg/kg.
banyak waktu, tenaga dan biaya. Pada penelitian yang
Kemanjuran pestisida dapat dilakukan oleh Munarso dan
diandalkan, penggunaannya mudah, Miskiyah (2009) di Malang dan
tingkat keberhasilannya tinggi, Cianjur ditemukan residu pestisida
ketersediaannya mencukupi dan pada kubis, tomat, dan wortel. Hasil
mudah didapat serta biayanya relatif analisis menemukan sebanyak 37,4
murah. Manfaat pestisida memang ppb endosulfan pada kubis, 10,6 ppb
terbukti besar, sehingga muncul endosulfan pada wortel, dan 7,9 ppb
kondisi ketergantungan bahwa profenos pada tomat. Selain itu,
pestisida adalah faktor produksi residu lain yang terdeteksi antara lain
penentu tingginya hasil dan kualitas pestisida yang mengandung bahan
produk, seperti yang tercermin dalam aktif klorpirifos, metidation,
setiap paket program atau kegiatan malation, dan karbaril. Menurut
pertanian yang senantiasa penelitian Narwati dkk (2012)
menyertakan pestisida sebagai melaporkan bahwa terdapat residu
bagian dari input produksi (Wahyuni, deltametrin sebesar 0,15 ppm pada
2010). wortel dan 0,01 ppm pada seledri.
Pestisida dengan cepat dapat Residu pestisida merupakan
menurunkan populasi hama sehingga zat tertentu yang terkandung dalam
meluasnya hama dapat dicegah. hasil pertanian bahan pangan atau
Namun penggunaan pestisida pada pakan hewan, baik sebagai akibat
sistem usaha sayuran diduga sudah langsung maupun tidak langsung dari
berlebihan baik dalam hal jenis, penggunaan pestisida. Residu
komposisi, takaran, waktu, dan pestisida menimbulkan efek tidak
intervalnya. Pestisida yang terdapat langsung terhadap konsumen namun,
pada tanaman dapat diserap bersama dalam jangka panjang dapat
hasil panen berupa residu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
terkomsumsi oleh konsumen. Residu diantaranya, berupa gangguan syaraf
pestisida tersebut tidak saja berasal dan metabolisme enzim. Residu
dari bahan yang diaplikasikan, pestisida yang terbawa bersama
namun juga berasal dari penyerapan makanan akan terakumulasi dalam
akar dari dalam tanah, terutama pada jaringan tubuh yang mengandung
tanaman yang dipanen umbinya lemak. Akumulasi pestisida ini pada
(Matsumura, dalam Wiralaga, 2004). manusia dapat merusak fungsi hati,
Berdasarkan peraturan yang ginjal, sistem syaraf, menurunkan
dikeluarkan badan Standar Nasional kekebalan tubuh, menimbulkan cacat
Indonesia (SNI) tahun 2008, tentang bawaan, alergi dan kanker (Sakung,
batas maksimum residu (BMR) 2004).
pestisida pada tanaman. Residu Pestisida yang banyak
pestisida untuk golongan direkomendasikan untuk bidang
organofosfat masih diperbolehkan pertanian adalah golongan
ada di dalam tanaman dalam organofosfat, karena golongan ini
konsentrasi yang telah ditentukan, lebih mudah terurai di alam.

2
Organophosphat adalah Pengujian Mutu dan Residu Pestisida
golongan pestisida yang disukai UPT BPTH I Medan.
petani, karena mempunyai daya
basmi yang kuat, cepat, dan hasilnya Hasil dan Pembahasan
terlihat jelas pada tanaman. A. Hasil Pemeriksaan Residu
Departeman Pertanian menganjurkan Pestisida
pemakaian pestisida ini karena sifat Berdasarkan pemeriksaan
organofosfat yang mudah hilang di yang diperoleh dari Laboratorium
alam. Meskipun demikian, residu Pengujian Mutu dan Residu Pestisida
pestisida organofosfat pada manusia UPT BPTH I Medan, dari 4 sampel
dapat menimbulkan keracunan baik sayuran dengan menggunakan
akut, maupun kronis, hal ini kromatografi gas terlihat pada tabel
disebabkan oleh sifat akumulatif dari 4.1.
residu pestisida organofosfat Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Residu
(Alegentina, 2005). Pestisida Pada Sayuran di Pasar
Tradisional Pringgan Kecamatan Medan
Penelitian ini bertujuan untuk Baru
mengetahui residu pestisida serta Sa BMR Jenis Bahan Aktif Ket
tingkat perilaku konsumen terhadap mp
residu pestisida pada sayuran yang el D K P T
beredar di pasar tradisional Pringgan, TM < 0,5 - - 0,18 - MS
8
Kecamatan Medan Baru. W < 0,5 - - - -
KP < 0,5 - - - - MS
Metode Penelitian KB < 0,5 - 0,0 - - MS
Penelitian ini adalah survei 98
yang bersifat deskriptif. Penelitian Catatan :
ini dilakukan pada bulan April-Juli TM : Tomat
2015. Lokasi penelitian dilakukan di W : Wortel
Pasar tradisional Pringgan KP : Kacang Panjang
Kecamatan Medan Baru. Populasi KB : Kubis
dari penelitian ini adalah seluruh D : Dimetoat
konsumen yang membeli sayuran K : Klorpirifos
dan sampel yang diperoleh sebanyak P : Profenofos
96 sampel dengan menggunakan T : Triazofos
rumus. Teknik pengambilan sampel Ket : Keterangan
konsumen yaitu dengan cara MS : Memenuhi Syarat
accidental sampling yaitu mengambil
responden yang kebetulan ada Berdasarkan Tabel 4.1. di
dilokasi dan sedang membeli sayuran atas dapatdilihat sampel sampel
yang akan diwawancarai dan dengan sayuran tomat terdapat residu
melakukan pengisian kuesioner. pestisida dengan bahan aktif
Objek penelitian ini adalah sayuran profenofos sebesar 0,0188 mg/kg,
yang hendak diteliti yaitu sayuran pada sampel sayuran jenis wortel dan
kol/kubis, tomat, wortel, dan kacang kacang panjang residu pestisida tidak
panjang. Pemeriksaan residu terdeteksi, dan pada sampel sayuran
pestisida dilakukan di Laboratorium jenis kubis terdapat residu pestisida
dengan bahan aktif klorpirifos

3
sebesar 0,098 mg/kg. Meskipun Tabel 4.2 Distribusi Responden
kadar residu pestisida dalam sayuran Berdasarkan Karakteristik Konsumen
Karakteristik n= 96
masih berada dibawah BMR, namun Responden
tidak menutup kemungkinan Umur (tahun) n (%)
seseorang untuk mengalami 26-35 51 53,1
gangguan kesehatan jika terpapar 36-45 26 27,1
terus menerus. Organofosfat 46-55 19 19,8
memiliki waktu paruh di salam tubuh Tingkat
Pendidikan
selama 10-12 hari, yang kemudiann
SMA 39 40,6
akan diekresikan lewat urine. D3 25 26,0
Menurut Munarso (2009), S1 32 33,4
tidak terdeteksinya beberapa residu Diketahui bahwa karakteristik
pestisida ada 2 kemungkinan, yaitu responden konsumen sayuran yaitu
memang tidak ada/tidak digunakan sebagian besar berada pada
jenis pestisida yang mengandung kelompok umur 26-35 tahun
bahan aktif yang diuji; atau bahan sebanyak 51 orang (53,1%).
aktif tersebut tidak terdapat lagi pada Berdasarkan tingkat pendidikan,
sayuran yang telah dipanen. diketahui bahwa responden
Alegantina (2005), maksimal konsumen sayuran sebagian besar
pestisida berada pada tanaman 7 hari memiliki tingkat pendidikan SMA
sebelum panen sedangkan waktu yaitu sebanyak 39 orang (40,6%).
paruh pestisida organofosfat adalah
10- 16 jam akibatnya pestisida Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku
organofosfat mungkin telah hilang Konsumen Terhadap Sayuran Yang
pada waktu panen. Mengandung Residu Pestisida
Residu insektisida Perilaku Jumlah
Pengetahuan n %
organoposphat yang terdapat pada
Baik 32 33,3
sayuran masuk kedalam tubuh Sedang 59 61,5
manusia melalui mulut, maka dapat Kurang 5 5,2
memberikan pengaruh terhadap Sikap
kesehatan manusia. Dampak Baik 36 37,5
terhadap konsumen umumnya Sedang 60 62,5
berbentuk keracunan kronis yang Tindakan
tidak langsung dirasakan. Namun, Baik 16 16,7
dalam waktu lama bisa menimbulkan Sedang 80 83,3
gangguan. Gejala keracunan ini baru Sebagian besar konsumen
kelihatan setelah beberapa bulan atau berada pada tingkat perilaku sedang,
tahun kemudian yaitu dengan tingkat pengetahuan
(Djojosumarto,2008). sedang sebanyak 59 orang (61,5%).
Hal ini disebabkan karena pada
B. Karakeristik Responden dan pertanyaan di kuesioner sebagian
Tingkat Perilaku Responden. besar responden memberikan
Dari 96 responden, adapun jawaban yang salah untuk pertanyaan
karakteristik yang diamati meliputi tentang keefektifan menghilangkan
umur dan tingkat pendidikan. Hasil residu pestisida dengan air mengalir.
disajikan pada tabel dibawah ini.

4
Menurut penelitian Sembiring menurunkan residu pestisida pada
(2011), diketahui bahwa penurunan cabai sebesar 16,59%. Penelitian
residu pestisida sebesar 6,91% pada yang dilakukan Alen dkk (2015)
tanaman cabai. Berdasarkan menunjukkan adanya penurunan
penelitian Alen dkk (2015), diketahui residu pestisida pada sayuran selada
bahwa pada selada yang dicuci setelah dilakukan pencucian dengan
dengan air (0,080 ppm) mengalami cairan antiseptik dimana selada yang
penurunan kadar dari selada yang tidak dicuci (0,204 ppm), mengalami
tidak dicuci (0,204 ppm) sebesar penurunan setelah dicuci yaitu (0,061
60,1%. Terjadinya penurunan residu ppm) penurunan sebesar 70,1%.
pestisida pada saat pencucian, hal ini Terdapat konsumen yang
disebabkan karena sifat kimia dari selalu memasak sayuran hingga
organofosfat adalah dapat matang dengan kondisi wadah tidak
dihidrolisis oleh air. tertutup sebanyak 25 orang (26,0%)
Sebagian besar konsumen dan kadang-kadang sebanyak 46
juga memiliki sikap sedang, yaitu orang (47,9%). Penelitian
dari 96 responden terdapat 60 orang Atmawidjaja tahun 2004 ada
(62,5%) berada pada tingkat sikap beberapa faktor yang mempengaruhi
sedang. Berdasarkan pertanyaan penurunan residu insektisida antara
dalam kuesioner, diketahui terdapat lain (1) penguapan, (2) perlakuan
53 orang (55,2%) konsumen yang mekanis dan fisik, pestisida
tidak setuju jika semua sayuran yang berkurang karena terlarut akibat
dijual pedagang mengandung racun pencucian dan (3) kimiawi
serangga dan rumput, sementara (pencucian dengan detergen).
pada saat ini semua tanaman sayuran
sudah disemprot dengan Kesimpulan dan Saran
menggunakan pestisida. Hasil penelitian diperoleh data
Hasil analisis data diketahui bahwa sampel sayuran tomat
bahwa sebagian besar konsumen terdapat residu pestisida dengan
memiliki tingkat tindakan yang bahan aktif profenofos sebesar
berada pada kategori sedang. Hal ini 0,0188 mg/kg, dan pada sampel
disebabkan karena pada tingkat sayuran jenis kubis terdapat residu
pengetahuan dan sikap konsumen pestisida dengan bahan aktif
juga berada pada kategori sedang. klorpirifos sebesar 0,098 mg/kg.
Diketahuinya konsumen berada pada Kadar residu pestisida yang terdapat
tingkat tindakan sedang karena pada pada sayur tomat dan kubis masih
pertanyaan tentang tindakan yang berada dibawah Batas Maksimum
ada di kuesioner, untuk pertanyaan Residu Pestisida (BMR) berdasarkan
mengenai tindakan konsumen SNI 7313:2008, yaitu <0,5 mg/kg.
menggunakan cairan antiseptik Sebagian besar konsumen berada
tertentu pada saat mencuci sayuran, pada kategori pengetahuan sedang
hanya 10 orang (10,4%) yang selalu (61,5%) sikap sedang (625%) dan
melakukan tindakan tersebut. tindakan sedang (83,3%).
Berdasarkan penelitian Dalam hal ini diharapkan
Sembiring (2011), pencucian dengan kepada konsumen untuk lebih teliti
cairan antiseptik tertentu mampu dalam memilih sayuran, kepada

5
petani dalam menggunakan pestisida Narwanti, I.; Sugiharto, E.; dan
sesuai aturan yang telah ditetapkan, Anwar, C. 2012 Residu
dan kepada pemerintah, Dinkes, dan Pestisida Piretroid pada
BPOM agar selalu melakukan Bawang Merah di Desa
pemeriksaan terhadap hasil panen Srigading Kecamatan
sebelum dipasarkan dan juga Sanden Kabupaten Bantul.
memberikan sosialisasi kepada Jurnal Ilmiah Kefarmasian.
petani tentang cara penggunaan Vol 2:2: 199-128.
pestisida yang baik. Sakung, J., 2004. Kadar Residu
Pestisida Golongan
Daftar Pustaka Organofosfat pada
Beberapa Jenis Sayuran.
Alegantina, S.; Raini, M.; dan Jurnal Ilmiah Satina.
Lastari, P., 2005. Penelitian Sembiring, S., Pengaruh Pencucian
Kandungan Organofosfat Terhadap Residu Pestisida
Dalam Tomat dan Selada Profenofos Pada Cabai
yang Beredar di Beberapa Merah. 2011. Skripsi,
Pasar di DKI Jakarta. Fakultas Farmasi: USU:
Media Litbang Kesehatan. Medan.
Vol XV (1): 44-49. Wahyuni, S., 2010. Perilaku Petani
Alen, Y.; Zulhidayanti; dan Netty, S., Bawang Merah dalam
2015. Pemeriksaan Residu Penggunaan dan
Pestisida Profenofos Pada Penanganan Pestisida Serta
Selada (Lactuca sativa L.) Dampaknya Terhadap
Dengan Metode Lingkungan. Tesis Program
Kromatografi Gas. Jurnal Pasca Sarjana Universitas
Sains Farmasi & Klinis. Vol Diponegoro Semarang.
1 (2): 140-149.
Atmawidjaja, Tjahjono, Rudyanto,
2004. Pengaruh Perlakuan
Terhadap Kadar Residu
Pestisida Metidation Pada
Tomat.http://actafa.itb.ac.id.
Diakses 30 Juni 2015.
Djojosumarto, P., 2000.Teknik
Aplikasi Pestisida
Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
Munarso, S.J.; Miskiyah, dan Broto,
W., 2009. Studi
KandunganR Pestisida
Pada Kubis Tomat, dan
Wortel di Malang dan
Cianjur. Buletin Teknologi
Pasca PanenVol 2: 27-32

You might also like