Professional Documents
Culture Documents
Vol 2 4 2015 KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN Antin PDF
Vol 2 4 2015 KARAKTERISTIK PEMERINTAH DAERAH DAN Antin PDF
Antin Okfitasari
STMIK DUTA BANGSA SURAKARTA
ABSTRACT
This research is aimed to examine the impact of local governmental characteristics on the
quality of local governmental financial report. In this research, the quality of financial report focus
on the relevant accounting information value. The characteristics of local governmental will be
measured by using the size of local governmental, the sum of SKPD, the size of legislature,
leverage, the age of local governmental, the type of local governmental, governmental spending
and intergovernmental revenue. All of the sample are 35 city across Central Java that have profile
report as regulated by BPK database from 2009 to 2012. Further, the analysis is conducted by
using multiple regression analysis. The results showed the size of local governmental and the
intergovernmental revenue had negative effect to the financial statement quality, but the local
governmental spending had positive effect. The local governments spending embodies budget
absorption thus, it must be accounted via reporting LKPD. This is supported by the obligation to
report LKPD that had relevant value.The others variables, the sum of SKPD, the size of legislature,
leverage, age of local governmental and the type of local governmental had no significant effect to
the financial statement quality.
Keywords: financial report quality, the relevant accounting information value, local governmental
charateristics, size, the sum of SKPD, size of age, type of local governmental, local spending and
intergovernmental revenue
10
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
11
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
12
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
13
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
Di sektor privat, Francis et al. (2004) mengembangkan model prediksi ini dengan
diadopsi Fanani (2009) melakukan penelitian memasukan variabel karakteristik pemerintah
terhadap faktor-faktor penentu kualitas lokal, meliputi: ukuran pemerintah lokal,
pelaporan keuangan dan pengaruhnya leverage, grant dan kompetisi politik.
terhadap konsekuensi ekonomis. Sample yang Hasilnya, earning berasal dari akrual dan arus
digunakan adalah 141 perusahaan manufaktur kas operasi memberikan informasi yang
yang terdaftar di BEI. Hasilnya, siklus berguna untuk memprediksi arus kas
operasi, ukuran perusahaan dan leverage tidak mendatang, akan tetapi jika dibandingkan
mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan. dengan sektor private, arus kas lebih
Fanani (2009) menggunakan model yang mempengaruhi prediksi arus kas.
digunakan oleh Francis et al. (2004) dalam
menentukan nilai relevansi. 2.5 Pengembangan Hipotesis
Penelitian Lorek dan Willinger (2009, 2.5.1 Ukuran Pemerintah Daerah dan
2010) dan Hodgson dan Clarke (2000) Kualitas Pelaporan Keuangan
menunjukkan semakin besar ukuran Nilai prediksi arus kas dipengaruhi
perusahaan, maka kemampuan prediksi arus oleh ukuran perusahaan, semakin besar
kas akan lebih akurat dan lebih penting bagi ukuran perusahaan maka semakin arus kas
perusahaan besar serta prediksi arus kas lebih memiliki nilai prediksi. Dengan demikian
relevan di perusahaan yang berukuran besar. terdapat pengaruh positif ukuran perusahaan
Hasil ini berkebalikan dengan hasil penelitian terhadap nilai arus kas (Lorek dan Willinger,
yang dilakukan oleh Lam et al. (2013), yang 2009, 2010; Hodgson dan Clarke, 2000;
menghubungkan nilai relevan dengan Chong, 2012; Farshadfar, Chew Ng, dan Mark
karakteristik perusahaan di China. Brimble, 2008).
Karakteristik perusahaan yang dipilih adalah Semakin besar ukuran pemerintah
ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan dan daerah, maka semakin stabil kondisi keuangan
kepemilikan aset tak berwujud. Hasilnya sehingga semakin akurat dalam memprediksi
adalah perusahan berskala kecil, dengan arus kas dibanding pemerintah daerah yang
tingkat pertumbuhan rendah, dan memiliki lebih kecil. Semakin besar pemerintah daerah
aset tetap tak berwujud lebih besar akan maka semakin besar kebutuhan untuk analisis
menghasilkan infomasi akuntansi yang lebih keuangan bagi para pengguna laporan
relevan.. keuangan, untuk pengambilan keputusan,
Di sektor publik, Plummer et al. sehingga semakin akurat prediksi yang
(2007) melakukan penelitian model pelaporan dihasilkan. Berdasar uraian ini, dapat
keuangan pemerintah berdasar GASB Nomor dikembangkan hipotesis:
34 untuk membuktikan nilai relevan informasi H1: Ukuran pemerintah daerah berpengaruh
akuntansi pemerintahan di Texas, dengan positif pada kualitas pelaporan keuangan.
menghubungkan akun-akun akuntansi dalam
pelaporan keuangan dengan risiko kegagalan
sekolah distrik. Variabel kontrol yang 2.5.2 Jumlah SKPD dan Kualitas
digunakan adalah karakteristik sekolah distrik Pelaporan Keuangan
meliputi debt, ukuran, tingkat kemandirian, PP. Nomor 58 tahun 2005
pertumbuhan dan kondisi ekonomi. Hasilnya menjelaskan bahwa Satuan Kerja Perangkat
adalah semua akun yang disajikan dalam Daerah (SKPD) merupakan perangkat daerah
pelaporan keuangan dapat digunakan untuk pada pemerintah daerah yang diberi
pengambilan keputusan risiko kegagalan kekuasaan untuk melakukan pengelolaan
sekolah distrik. Dengan kata lain, pelaporan keuangan daerah terutama wewenang atas
keuangan pemerintah lokal memiliki nilai pengguna anggaran/barang daerah. SKPD
relevan. merupakan entitas akuntansi yang
Pinnuck dan Potter (2009) melakukan berkewajiban menyelenggarakan akuntansi
penelitian atas kualitas dan konvervatisme dan menyajikan laporan keuangan.
earning yang dilakukan di pemerintah lokal Patrick (2007) dan Damanpour (1991)
wilayah Australia. Peneliti menggunakan arus menggunakan diferensial fungsi dalam
kas, laba (earning berasal dari akrual) dan menentukan karakteristik daerah. SKPD
populasi wilayah untuk memprediksi arus kas merupakan bagian dari diferensial fungsional
satu tahun mendatang. Peneliti juga dalam pemerintah daerah (Suhardjanto et al.
14
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
dalam Suhardjanto dan Yulianingtyas, 2011). kreditur dan investor, agar dana tetap
Sebagai entitas pelaporan keuangan mengalir ke perusahaan (Fanani, 2009; Fanani
pemerintah daerah, SKPD mendapat tekanan et al., 2011; Francis et al., 2004). Dengan
untuk menyusun Laporan Keuangan demikian, semakin besar leverage akan
Pemerintah Daerah (LKPD) yang sesuai mendorong penyusunan pelaporan keuangan
dengan SAP. Dengan demikian, semakin yang relevan terutama kemampuan
banyak jumlah SKPD di suatu pemerintah memprediksi arus kas. Dari uraian di atas,
daerah maka semakin banyak kewajiban maka hipotesis yang dikembangkan:
pertanggungjawaban melalui pelaporan H4: Leverage berpengaruh positif
keuangan yang sesuai SAP dan Permendagri pada nilai relevansi informasi
Nomor 64 tahun 2013. Berdasar uraian di akuntansi.
atas, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan: 2.5.5 Umur Administratif Pemda dan
H2: Jumlah SKPD berpengaruh positif Kualitas Pelaporan Keuangan
pada kualitas pelaporan keuangan. Umur organisasi menunjukan berapa
lama suatu organisasi telah beroperasi sejak
2.5.3 Ukuran Legislatif dan Nilai Relevansi didirikan. Penelitian Fanani et al., 2011,
Informasi Akuntansi menunjukan umur perusahaan berpengaruh
Pengawasan DPRD atas laporan negatif dan signifikan terhadap kualitas
pertanggungjawaban mandat yang berupa pelaporan keuangan. Semakin tua umur suatu
pelaporan keuangan sangat diperlukan untuk organisasi termasuk pemerintah daerah maka
memastikan bahwa tidak terdapat semakin berkualitas pelaporan keuangannya
penyelewengan dan penyimpangan yang (Fanani, 2008). Hal ini didukung temuan dari
dilakukan oleh penyelenggaran pemerintah penelitian dari Lesmana 2010 dan
daerah (Sholeh dan Rochmansjah, 2010 dalam Setyaningrum dan Syafitri, 2014 yang
Harun, 2009). menyatakan bahwa semakin tua umur suatu
Dengan demikian, semakin banyak pemerintah daerah maka semakin baik
anggota DPRD yang memberikan pengungkapan wajib LKPD. Semakin baik
pengawasan, tanggapan dan dorongan pengungkapan wajib LKPD tentunya laporan
terhadap pemerintah daerah, maka keuangan akan semakin sesuai dengan SAP.
penyusunan dan penyajian pelaporan Semakin tua umur administratif suatu
keuangan yang berkualitas akan terwujud. pemerintah daerah, seharusnya semakin
Berdasar uraian di atas, maka hipotesis yang berpengalaman dalam penyusunan dan
dikembangkan: penyajian laporan keuangan. Pemerintah
H3: Jumlah DPRD berpengaruh positif daerah yang lebih lama berdiri akan lebih
pada nilai relevansi informasi akuntansi. sering mengetahui kesalahan melaui audit
LKPD yang dilakukan BPK setiap tahun.
2.5.4 Leverage dan Nilai Relevansi Dengan demikian, pelaporan keuangan yang
Informasi Akuntansi dihasilkan akan lebih berkualitas
Penelitian terdahulu menunjukan dibandingkan dengan pemerintah daerah yang
semakin besar arus kas dimiliki pemerintah lebih muda usianya. Berdasar uraian di atas,
daerah maka semakin besar dana untuk maka hipotesis yang dikembangkan:
pembayaran hutang pemerintah daerah H5: Umur pemerintah daerah
(Ingram dan Lee, 1997). Hal ini menunjukan berpengaruh positif pada kualitas pelaporan
terdapat pengaruh positif leverage tehadap keuangan.
prediksi kemampuan arus kas. Penelitian lain
menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif 2.5.6 Status Daerah dan Kualitas
leverage terhadap kualitas laporan keuangan Pelaporan Keuangan
(Pinnuck dan Potter, 2009) dan nilai relevan Status daerah merupakan pengakuan
informasi akuntansi (Lin dan Raman, 1998; nasional atas suatu daerah sebagai kota atau
Lim et al. 2013). kabupaten. Perbedaaan status daerah
Seharusnya, besarnya leverage berhubungan dengan kualitas sumber daya
menyebabkan perusahaan meningkatkan manusia dan sumber daya lain yang dimiliki
kualitas pelaporan keuangannya dengan dalam membantu pelaksanaan pemerintahan
tujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari yang lebih baik, dimana status kota lebih baik
15
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
dibandingkan dengan kabupaten (Sutaryo dan (2007) menemukan pemerintah daerah dengan
Winarna, 2013 dalam Sutaryo dan Carolina, nilai intergovernmental yang rendah akan
2014). Dengan kualitas sumber daya yang lebih mengadopsi SAP, sehingga
lebih baik tersebut, tekanan sosial penduduk menghasilkan informasi akuntansi yang
kota terhadap pemerintahan akan lebih kuat, relevan.
sehingga pemerintah kota akan cenderung Pemerintah daerah yang memiliki
memenuhi tuntutan perundang-undangan tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap
termasuk standar akuntansinya (Suhardjanto sumber dana pemerintah pusat mendapat
dan Yulianingtyas, 2011). tekanan untuk mempertanggungjawabkan
Dengan demikian, ketersediaan penggunaan dana tersebut untuk
sumber daya yang lebih baik akan penyelenggaraan pemerintahannya.
mendorong penyusunan pelaporan keuangan Pertanggungjawaban ini berupa pelaporan
yang lebih berkualitas. Kontrol sosial keuangan yang harus memenuhi SAP. Dengan
masyarakat terhadap pemerintah menjadi demikian semakin tinggi pendapatan
lebih kuat, sehingga pemerintah terdorong intergovernmental maka semakin relevan
untuk menyusun dan menyajikan pelaporan laporan keuangan yang dihasilkan. Berdasar
keuangan yang berkualitas sesuai dengan uraian di atas, hipotesis yang dapat
Standar Akuntansi Pemerintahan. Dari uraian dikembangkan:
di atas, maka hipotesis yang dikembangkan: H8: Intergovernmental revenue
H6: Status daerah berpengaruh positif berpengaruh pada kualitas pelaporan
pada kualitas pelaporan keuangan keuangan.
16
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
menggunakan arus kas operasi bukan earning, Pembentukan suatu daerah ditetapkan melalui
yaitu akar dari variansi kesalahan kuadrat dari undang-undang pembentukan daerah.
model berikut: Lesmana (2010) dan Setyaningrum dan
CFOjt = + 1CFOjt-1 Syafitri (2014) mengukur variabel umur
+ jt ..................................(1) pemerintah daerah berdasarkan sejak
Total Asetjt Total diterbitkanya peraturan perundang-undangan
Asetjt-1 dan dinyatakan dalam satuan tahun. Karena
sampel yang digunakan adalah LKPD
3.2.2 Variabel Independen Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang
a. Ukuran Pemerintah Daerah sebagian besar pembentukan kota/kabupaten
Ukuran pemerintah daerah di Provinsi Jateng didasarkan undang-undang
menunjukan seberapa besar organisasi, yang bertahun 1950 dan hanya berbeda nomornya,
diukur dengan pendapatan (Patrick, 2007), maka untuk menghindari masalah dalam
jumlah karyawan (Bingham, 1978), populasi pengujian statistik dan ketidaktersediaan data,
(Pinnuck dan Potter, 2009), dan total aset maka umur pemerintah daerah berdasarkan
(Pinnuck dan Potter, 2009; Plummer et al., hari jadi daerah terkait.
2007; Francis et al., 2004; Lorek dan f. Status Daerah
Willinger, 2009, 2010). Ukuran pemerintah Status daerah adalah pengakuan
daerah diukur dengan total aset yang disajikan nasional di Indonesia atas suatu daerah
dalam neraca. sebagai kota atau kabupaten. Kabupaten atau
b. Jumlah SKPD kota adalah wilayah administratif tingkat II di
Jumlah SKPD merupakan bentuk bawah pemerintahan provinsi yang dipimpin
diferensial fungsi (Suhardjanto dan oleh walikota atau kabupaten, yang memiliki
Yuliangtyas, 2011). Diferensial fungsi wewenang untuk mengurus dan mengatur
merupakan koalisi antar unit pelaksana dalam pemerintahannya sendiri (Wikipedia, 2010).
sistem administrasi (Damanpour, 1991). Status daerah dikur dengan menggunakan
Jumlah SKPD diukur menggunakan total skor sebagaimana penelitian yang dilakukan
seluruh SKPD yang terdapat dalam suatu Suhardjanto dan Yulianingtyas, (2011). Jika
daerah, sebagaimana penelitian Suhardjanto status daerah merupaknan kota diberi skor 1,
dan Yulianingtyas (2011). jika berstatus kabupaten diberi skor 0.
c. Ukuran legislatif g. Belanja Daerah
Ukuran legislatif menunjukkan Belanja daerah merupakan
besarnya dewan yang berperan dalam pengeluaran yang dilakukan pemerintah
pengawasan di lingkup pemerintah daerah daerah dalam rangka pemenuhan pelayanan ke
(Harun, 2009). Ukuran legislatif diukur masyarakat (UU Nomor 32 tahun 2004).
dengan jumlah anggota DPRD yang dimiliki Belanja Daerah diukur dengan total realisasi
oleh pemerintah daerah. Hal ini senada belanja sebagaimana penelitian yang
dengan Bingham (1978) dan Sutaryo (2013) dilakukan Lin dan Raman (1998) dan
menggunakan jumlah anggota parlemen Bingham (1978).
dalam penelitiannya. h. Intergovernmental revenue
d. Leverage Intergovernmental revenue
Leverage menunjukan adanya sumber menunjukan jumlah pendapatan yang
pendanaan untuk operasional dan investasi diperoleh dari sumber luar yang tidak
yang berasal dari luar perusahaan (Fanani, memerlukan pengembalian (Patrick, 2007).
2009; Fanani et al., 2011; Pinnuck dan Potter, Lin dan Raman (1998) mengukur
2009; Ingram dan Lee, 1997; Lin dan Raman, intergovernmental revenue dengan
1998). Dengan demikian leverage pendapatan perimbangan dibagi dengan total
menunjukan kemampuan modal atas pendapatan. Intergovernmental revenue
pendanaan dari luar. Konsisten dengan diukur dengan pembagian DAU atas total
penelitian sebelumnya, maka leverage realisasi anggaran pendapatan (Martani dan
dihitung dengan perbandingan kewajiban Puspita, 2011).
terhadap ekuitas.
e. Umur Daerah 3.3 Analisis Data
Umur daerah menunjukan berapa Penelitian ini menggunakan alat
lama daerah tersebut telah berdiri. analisis data yaitu regresi linear berganda
17
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
dengan tingkat signifikansi () sebesar 5%. maksimum sebesar 0,1307 dimiliki oleh
Persamaan regresi berganda dirumuskan Kabupaten Demak tahun 2012.
berikut ini: Dari sisi size, total aset pemerintah
PCFOjt = + 1 SIZEjt + 2 SKPDjt + daerah di propinsi Jawa Tengah memiliki
3 DPRDjt+ 4 LEVjt+ 5 UMURjt+ rerata sebesar Rp 2.554.472.420.000,00. Total
6 STATUSjt+ 7 BLjt+ 8 aset terendah sebesar Rp 924.266.334.105,13
IGRjt + jt......................................................(2) dimiliki Kabupaten Rembang pada tahun
Keterangan, 2009. Total aset tertinggi sebesar Rp
PCFOjt = Nilai Prediksi Arus Kas Operasi, 6.906.535. 654.098,28 dimiliki oleh Kota
SIZE = Ukuran Pemerintah Surakarta pada tahun 2012.
Kota/Kabupaten, Jumlah SKPD rerata di Propinsi Jawa
SKPD = Jumlah SKPD dalam satu Tegah sebesar 67,85. Jumlah terendah SKPD
Kota/Kabupaten, sebesar 29 dimiliki oleh Kota Salatiga baik di
DPRD = Jumlah DPRD dalam satu tahun 2009 sampai dengan 2012. Jumlah
Kota/Kabupaten, tertinggi SKPD sebesar 179 dimiliki oleh
LEV = Leverage, Kabupaten Cilacap pada tahun 2011 dan
UMUR = Umur Administratif dalam Satu 2012. Dengan demikian, baik nilai rerata, nilai
Kota/Kabupaten, minimum dan nilai maksimum menunjukan
STATUS= Status daerah dalam satu bahwa jumlah SKPD kota/kabupaten di Jawa
Kota/Kabupaten, Tengah telah memenuhi peraturan besaran
BL = Belanja Daerah, dan organisasi perangkat daerah kota/kabupaten,
IGR = Intergovernmental revenue. yaitu PP. Nomor 41 tahun 2007 pasal 21.
Ukuran legislatif di Propinsi Jawa
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tengah memiliki nilai rerata sebesar 44,50.
Berdasarkan kriteria yang telah Ukuran legislatif terendah dimiliki oleh Kota
ditentukan, total sampel yang digunakan Salatiga sebesar 25. Ukuran legislatif tertinggi
sebanyak 140 LKPD kota/kabupaten di Jawa dimiliki oleh Kabupaten Magelang sebesar 54.
Tengah, yaitu dari 6 kota dan 29 kabupaten di Nilai rerata dan nilai minimum ukuran
Jawa Tengah dengan periode tahun 2009 legislatif (DPRD) kota/kabupaten di wilayah
sampai dengan 2012. Secara terinci, sampel Jawa Tengah telah memenuhi persyaratan
setiap tahunnya disajikan dalam tabel 1. dalam UU Nomor 27 tahun 2009 pasal 345 (1)
Untuk memenuhi syarat uji normalitas maka dan diperkuat dalam UU Nomor 8 tahun 2012
atas Zscore yang ekstrim nilainya dioutlier pasal 26 (1). Kedua pasal menjelaskan bahwa
sebanyak satu data. Secara terinci, sampel jumlah anggota DPRD kota/kabupaten
setiap tahunnya disajikan dalam tabel 1. ditetapkan paling sedikit 20 orang dan paling
banyak 50 orang. Nilai maksimum
4.1 Statistik Deskriptif menunjukan bahwa Kabupaten Magelang
Sebelum melakukan analisis statistik tidak melaksanakan apa yang diamanatkan
deskriptif, terlebih dahulu peneliti melakukan dalam Undang-Undang tersebut, karena
regresi linear atas arus kas operasional guna jumlah anggota DPRD melebihi dari
memperoleh nilai prediksi arus kas ketentuan peraturan.
operasional yang merupakan indikator dari Leverage pemerintah daerah
nilai relevan sebagai variabel dependen. Nilai kota/kabupaten di Jawa Tengah memiliki nilai
prediksi arus kas operasi masing-masing rerata sebesar 0,0039. Nilai leverage terendah
kabupaten/kota pada tahun t dapat dilihat di sebesar 0,000 dimiliki oleh Kabupaten Pati
tabel 2. Hasil statistik deskriptif masing- pada tahun 2009. Pemerintah daerah yang
masing variabel dalam penelitian ini di tabel memiliki nilai leverage tertinggi adalah
3. Kabupaten Grobogan pada tahun 2009 sebesar
Dari tabel 3 menunjukan bahwa nilai 0.0473. Baik nilai rerata, nilai minimum dan
prediksi arus kas sebagai indikator dari nilai maksimum leverage menunjukan bahwa
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota/kabupaten di Jawa Tengah memiliki nilai
yaitu nilai relevan, memiliki nilai rerata kewajiban yang lebih rendah dibandingkan
sebesar 0,0572. Nilai minimum prediksi arus dengan ekuitasnya. Hal ini ditunjukan dengan
kas sebesar 0,0171 merupakan nilai prediksi rasio leverage, baik minimum, maksimum dan
arus kas Kabupaten Blora di tahun 2010. Nilai rerata di bawah satu. Dengan demikian,
18
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
19
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
Ukuran legislatif yang diukur dengan ini ditunjukkan dari nilai rerata leverage
jumlah DPRD tidak berpengaruh terhadap kota/kabupaten di Jawa Tengah periode 2009
kualitas pelaporan keuangan (p value = 0, sampai dengan 2012 sebesar 0,039%. Nilai
729). Konsisten dengan penelitian yang rerata menunjukan bahwa leverage yang
dilakukan oleh Harun (2009: 57) dan dimiliki kota/kabupaten di Jawa Tengah
Okfitasari (2014) yang menyatakan bahwa sangat rendah. Dengan demikian, kewajiban
informasi akuntansi yang dihasilkan dari untuk menyusun, menyajikan dan melaporkan
laporan keuangan pemerintah daerah belum laporan pertanggungjawaban ke pihak luar
dimanfaatkan oleh DPR/DPRD di Indonesia berupa pelaporan keuangan yang relevan
dalam pengambilan keputusan. Hal ini karena bukankah hal yang dianggap penting.
lemahnya kapasitas anggota DPR/DPRD Pengambilan keputusan debitur tidak
untuk memahami makna pentingnya laporan dipengaruhi oleh ketersediaan informasi
keuangan yang berkualitas. akuntansi yang relevan.
UU Nomor 27 tahun 2009 pasal 343 Umur pemerintah daerah tidak
dan 344 mengamanatkan seharusnya anggota berpengaruh terhadap kualitas pelaporan
DPRD memiliki kualitas dan kemampuan keuangan (p value = 0, 170). Hasil ini tidak
untuk membaca dan menganalisa sependapat dengan penelitian yang dilakukan
pertanggungjawaban pemerintah daerah Fanani et al., 2011; Fanani, 2009; Okfitasari,
kota/kabupaten. Pertanggungjawaban ini 2014. Hasil penelitian ini juga tidak Lesmana
diwujudkan dalam LKPD kota/kabupaten (2010) dan Setyaningrum dan Syafitri (2014)
yang menghasilkan informasi akuntansi sesuai yang menyatakan bahwa umur pererintah
dengan SAP. Dengan kata lain, anggota daerah berpengaruh positif terhadap
DPRD dituntut untuk memahami SAP, pengungkapan pelaporan keuangan.
sehingga peran pengawasan atas kualitas Hasil audit BPK yang dilakukan
LKPD tercapai. Penelitian yang dilakukan setiap tahun menghasilkan temuan-temuan
oleh Setyaningsih (2012) menunjukkan 80% atas ketidaksesuaian dengan Standar
dari 10 responden DPRD Kota Surakarta yang Akuntansi Pemerintahan dan aturan
diwawancarai menyatakan tidak memiliki perundang-undangan dari pelaporan keuangan
pengetahuan atas SAP 2010, 30% tidak yang disusun dan disajikan oleh pemerintah
memiliki pengetahuan atas LKPD dan 70% daerah. Baik pemerintah daerah yang masih
tidak memiliki kemampuan analisa atas muda usia maupun yang sudah lama berdiri,
berbagai jenis hasil LKPD. Dengan demikian setiap tahunnya pastilah ditemukan oleh BPK
tidak mengherankan jika peran DPRD belum adanya ketidaksesuaian. Dengan demikian
mampu memberikan konstribusi dalam tidak mengherankan jika walaupun usia
penyajian dan pelaporan LKPD yang relevan. pemerintah daerah sudah lama berdiri, tetapi
Leverage tidak mempengaruhi tidak mempengaruhi kualitas pelaporan
kualitas pelaporan keuangan (p value = keuangan.
0,199). Hasil ini tidak konsisten dengan apa Status daerah tidak mempengaruhi
yang ditemukan oleh Ingram dan Lee (1997) kualitas pelaporan keuangan (p value =
yang menyatakan bahwa semakin besar arus 0,266). Hasil ini konsisten dengan apa yang
kas yang dimiliki suatu entitas, maka semakin ditemukan oleh Suhardjanto dan
besar leverage yang dimiliki. Hasil ini Yulianingtyas (2011) yang menyatakan bahwa
konsisten dengan penelitian yang dilakukan status daerah tidak mempengaruhi
oleh Pinnuck dan Potter (2009); Lam et al. pengungkapan wajib pelaporan keuangan.
(2013); Lin Raman (1998) dan Okfitasari Tidak adanya perbedaan baik status kota
(2014) yang menyatakan bahwa semakin maupun kabupaten yang sama-sama sebagai
tinggi nilai leverage tidak mempengaruhi nilai wilayah tingkat II di bawah pemerintah
relevan informasi akuntansi, sebagai syarat provinsi, memiliki kewajiban dan wewenang
kualitatif kualitas pelaporan keuangan. yang sama dalam menyusun maupun
Hal ini disebabkan, karena beberapa menyajikan pelaporan keuangan,
kota/kabupaten di Jawa Tengah tidak perlu kemungkinan hal ini yang menyebabkan
melakukan pinjaman ke pihak luar. Dana yang status kota/kabupaten tidak mempengaruhi
ada di pemerintah kota/kabupaten untuk kualitas pelaporan keuangan.
memenuhi pelayanan masyarakat sudah cukup Intergovernmental revenue memiliki
bahkan masih terdapat sisa/surplus. Kondisi pengaruh negatif terhadap kualitas pelaporan
20
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
keuangan (p value = 0,018). Hasil penelitian daerah berukuran besar, biasanya memiliki
ini tidak konsisten dengan penelitian nilai total aset yang besar pula. Seperti uraian
Okfitasari (2014) sebelumnya, yang sebelumnya, ketika nilai aset besar tetapi tidak
menunjukan tidak ada pengaruh antara didukung oleh kontrol yang baik, maka bukti
intergovermental revenue terhadap nilai dan pencatatan atas aset tersebut menjadi
relevansi informasi akuntansi. Hasil ini kacau. Dengan demikian, ketika terjadi
konsisten dengan penelitian yang dilakukan kesalahan pencatatan atas aset tetap, maka
oleh Lin dan Raman (1998), yang menemukan penyajian informasi terkait aset di LKPD
bahwa semakin rendah intergovernmental menjadi tidak benar. Kesalahan penyajian
revenue menunjukan semakin besar informasi ini mengakibatkan pemakai
pengambilan keputusan yang relevan. pelaporan keuangan daerah salah juga dalam
Sementara itu, Pattrick (2007) menemukan mengambil keputusan.
bahwa semakin moderat dan semakin besar Belanja daerah berpengaruh positif
nilai intergovernmental diterima oleh suatu terhadap kualitas pelaporan keuangan (p value
pemerintah daerah, maka kemungkinan = 0, 004). Hasil ini konsisten dengan Lin dan
pemerintah daerah untuk mengadopsi GASB Raman (1998) dan Okfitasari (2014) yang
34 semakin rendah. menyatakan bahwa semakin tinggi belanja
Di Jawa Tengah, berdasarkan LKPD pemerintah lokal, maka seharusnya semakin
kota/kabupaten tahun 2009 sampai dengan baik dan berkualitas pelayanan yang diberikan
tahun 2012, menunjukan mayoritas dana ke masyarakat. Hal ini menimbulkan semakin
perimbangan yang diterima adalah Dana tinggi tuntutan pemerintah daerah untuk
Alokasi Umum (DAU). Nilai rerata rasio melakukan pertanggungjawaban belanja
intergovernmental kota/kabupaten se-Jawa daerah yang hemat, efektif, efisien, adil, dan
Tengah sebesar 60,27%. Hal ini semakin merata.
memperkuat bahwa DAU merupakan bagian Realisasi penerimaan daerah dan
terbesar dari total realisasi pendapatan pengeluaran daerah termasuk belanja daerah
pemerintah daerah kota/kabupaten di Jawa dalam rangka pelaksanaan urusan pelaksanaan
Tengah yang harus dipertanggungjawabkan pemerintah daerah dikelola dalam Anggaran
Ukuran (size) pemerintah daerah Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Setiap
berpengaruh negatif terhadap kualitas ahkir tahun anggaran, semua belanja daerah
pelaporan keuangan. Hasil ini yang dilakukan pemerintah kota/kabupaten
mengindikasikan semakin kecil ukuran harus disusun dan dilaporkan baik ke DPRD
pemerintah daerah, maka semakin tinggi nilai maupun ke masyarakat. Hal ini menjadi salah
relevansi informasi akuntansi. Hasil ini satu penyebab belanja daerah dapat
sejalan dengan penelitian Okfitasari (2014), mendorong penyusunan dan penyajian
tetapi berkebalikan dengan Pinnuck dan Potter pelaporan keuangan yang relevan. Terlebih
(2009), Lorek dan Willinger (2009, 2010), lagi bahwa belanja daerah merupakan
Francis et al. (2004), Chong (2012), Hodgson pengeluaran kas umum daerah sehingga
dan Clarke (2000) dan Farshadfar et al. (2008) pembelanjaan di daerah akan mempengaruhi
yang menyatakan bahwa semakin besar tingkat prediksi arus kas daerah.
ukuran perusahaan atau pemerintah lokal,
maka akan semakin tinggi kualitas pelaporan V. KESIMPULAN DAN SARAN
keuangannya (semakin akurat prediksi arus Hasil penelitian menunjukan Ukuran
kas), tetapi konsisten dengan penelitian yang (size) pemerintah daerah berpengaruh negatif
dilakukan oleh Lam et al. (2013) yang terhadap kualitas pelaporan keuangan.
menyatakan bahwa semakin kecil ukuran Semakin kecil ukuran pemerintah daerah
perusahaan, maka semakin relevan informasi maka semakin relevan informasi akuntansi
akuntansi yang dihasilkan, yang artinya yang menunjukan bahwa pelaporan keuangan
semakin berkualitas pelaporan keuangannya. semakin berkualitas. Hal ini karena semakin
Di Jawa Tengah, kemungkinan kecil ukuran pemerintah daerah, maka
penyebab mengapa ukuran pemerintah daerah semakin mudah bagi pemerintah daerah dalam
yang besar justru menghasilkan nilai relevan melakukan kontrol dan konsolidasi pelaporan
informasi akuntansi yang rendah adalah keuangan, sehingga dapat menghasilkan
pencatatan aset tetap yang kurang memadai informasi akuntansi yang relevan.
hampir di semua kota/kabupaten. Pemerintah Intergorvenmental revenue juga berpengaruh
21
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
22
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
23
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
Lin, Weshan dan K.K. Raman B. 1998. The Peraturan Pemerintah Nomor 24. 2005.
Housing Value-Relevance of Tentang Standar Akuntansi
Governmental Accounting Pemerintah.
Information, Journal of Accounting Peraturan Pemerintah Nomor 71. 2010.
and Public Policy 1.7. Tentang Standar Akuntansi
Lorek, Kenneth S dan Lee Willinger. 2009. Pemerintah.
New Evidence Pertaining to The Peraturan Pemerintah Nomor 47. 2009.
Prediction of Operating Cash Flow. Tentang Organisasi Perangkat
Rev Quant Finan Acc 32, pp. 115. Daerah.
Lorek, Kenneth S dan Lee Willinger. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 41. 2007.
Time Series Versus Cross-Sectionally Tentang Organisasi Perangkat
Derived Predictions of Future Cash Daerah.
Flows. Advances in Accounting, Peraturan Pemerintah Nomor 58. 2005.
incorporating Advances in Tentang Pengelolaan Keuangan
International Accounting 26, pp. 29 Daerah.
36. Permendagri Nomor 13. 2006. Tentang
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Pedoman Pengelolaan Keuangan
Yogyakarta: Andi. Daerah.
McAuley, John., Joanne Duberley dan Phil Permendagri Nomor 64. 2013. Tentang
Johnson. 2007. Organization Theory: Penerapan Standar Akuntansi
Challenges and Perspectives. Prentice Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Hall. Pemerintah Daerah.
Naranjo-Gil, David. 2009. The Influence of Penman, H. Stephen, 2013, Financial
Environmental and Organizational Statement Analysis and Security
Factors on Innovation Adoptions: Valuation, 9 edition, New York: Mc
Consequences for Performance in Graw-Hill.
Public Sector Organizations. Pinnuck, Matt dan Bradley N. Potter. 2009.
Technovation 29, pp. 810818. The Quality and Conservatism of the
Martani, Dwi dan Rora Puspita. 2011. Accounting Earnings of Local
Analisis pengaruh kinerja dan Governments. Journal Accounting
karakteristik pemda terhadap tingkat and Public Policy 28, pp. 525540.
pengungkapan dan kualitas informasi Plummer, E., Hutchison, P., dan Patton, T.
dalam website pemda, SNA 14. 2007. GSAB No. 34s Government
Financial Reporting Model: Evident
Ohlson, A.James. 1995. Earning, Book Values on Its Information Relevan. The
and Dividends in Equity Valuation. Accounting Review. 82(1), pp. 205-
Contemporary Accounting Research 240.
Vol. 11 (2) (Spring 1995), pp. 661- Rahmawati. 2005. Relevansi Nilai Informasi
687. Akuntansi dengan Pendekatan
Okfitasari, Antin. 2014. Karakteristik Terintegrasi: Hubungan Nonlinier.
Pemerintah Daerah dan Nilai SNA VIII tahun 2005.
Relevansi Informasi Akuntansi Robbins,W.A dan Austin, K.R. 1987.
Pemerintah Daerah (Studi Empiris: Disclousure quality in Govermental
Pemerintah Daerah Se-Jawa Financial Reports: an Asseeement of
Tengah). Thesis, Fakultas Ekonomi The App.ropriateness of a Compound
Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Measure. Journal of Accounting
Patrick, P. A. 2007. The Determinant of Research Vol 24, pp. 412-421.
Organizational Inovativeness: The Scott, W., R. 2009. Financial Accounting
Adoption of GASB 34 in Pennsylvania Theory, 5 edition. Toronto Canada:
Local Government. Unpublished Prentice-Hall.
Ph.D Dissertation. Pennsylvania: The Sekaran, Uma dan Bougie Roger. 2010.
Pennsylvania State University. Research Method for Business, A Skill
Building Approach. Fifth Edition,
New York, John Willey&Son Inc.
24
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 4 Desember Tahun 2015
Setyaningrum, Dyah dan Febriyani Syafitri. Sutaryo, Bambang Sutopo dan Rahmawati.
2012. Analisis Pengaruh Karakteristik 2010. Relevansi Informasi Laporan
Pemerintah Daerah terhadap Tingkat Keuangan Cash Modified Basis:
Pengungkapan Laporan Keuangan. Kemampuan Rasio Keuangan Dalam
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Memprediksi Status Financial
Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, Distress Pemerintah Daerah Di
No. 2, Hal 154-170. Indonesia. SNA XV.
Setyaningsih, Titik. 2012. Implementasi Sutaryo. 2013. Karakteristik DPRD dan
Standar Akuntansi Berbasis Akrual Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
dalam Penyajian Aset Tetap Daerah Daerah: Dukungan Empiris dari
(Tanah dan Bangunan): Perbandingan Perspektif Teori Keagenan.
Persepsi Penyaji dan Pengguna (Studi (http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cf
Kasus di Pemda Surakarta). Thesis m?abstract_id=2339630).
UNS. Sutaryo dan Okki Carolina. 2014. Ketepatan
Suhardjanto, Djoko dan Rena Rukmita Waktu Penetapan Anggaran
Yulianingtyas. 2011. Pengaruh Pendapatan dan Belanja Daerah
Karakteristik Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah di Indonesia.
Terhadap Kepatuhan Pengungkapan SNA 17 Mataram tahun 2014.
Wajib dalam Laporan Keuangan Undang-Undang Nomor 27. 2009. Tentang
Pemerintah Daerah (Studi Empiris MPR, DPR, DPD dan DPRD.
pada Kabupaten/Kota di Indonesia). Undang-Undang Nomor 32. 2004. Tentang
Jurnal Akuntansi & Auditing Volume Pemerintah Daerah.
8 (1), pp. 1-94. Undang-Undang Nomor 33. 2004. Tentang
Sutaryo. 2009. Nilai Relevan Informasi Perimbangan Keuangan Antara
Laporan Keuangan Pemerintah Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah di Indonesia.Tesis UNS. Daerah.
Undang-Undang Nomor 8. 2012. Tentang
Pemilihan Umum Anggota DPR,
DPD dan DPRD.
25