You are on page 1of 7

JURNAL AGROTEKNOS Maret 2013

Vol. 3 No. 1. Hal 1-7


ISSN: 2087-7706

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L. ) DAN KACANG


TANAH (Arachis hypogaea L.) MELALUI PEMBERIAN NUTRISI ORGANIK
DAN WAKTU TANAM DALAM SISTEM TUMPANGSARI

The Growth and Yield of Maize (Zea mays L.) and Peanut (Arachis
hypogaea L.) in Intercropping System with the Aplication of Organic
Nutrition and Planting Time
MAKMUR JAYA ARMA*), ULI FERMIN, LAODE SABARUDDIN
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari 93232

ABSTRACT
The aims of this research were to understand the effects of organic nutrients and
planting time in intercropping system on growth and yield the maize (Zea mays L.) and
peanut (Arachis hypogaea L.). The research was conducted at Experimental Farm and
Laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Haluoleo Kendari, on July to October
2012. The experiment was arranged in Completely Randomized Block Design (CRBD) in a
the split plot design, which consisted of dosage of organic nutrients (S) as main plot, with
three levels, S0 without organic nutrients, S1 dose 1 mL L-1 water of organic nutrients and S2
dose 2 mL L-1 water of organic nutrients. Planting time (W) as sub plot, consisted of three
levels, W0 = planting time of peanut together with maize, W1= planting time of peanut 10 day
before maize and W2 = planting time of peanut 10 day after maize. Combination of treatment
was repeated three times. Data obtained were analyzed using analysis of variance and
followed by Duncans Multiple Range Test. The results showed that the highest maize
productivity was 7.31 ton ha-1 and peanuts 2.21 ton ha-1 obtained of the treatment of growth
hormone dose of 1 mL L-1 and peanut cultivation 10 day before maize. Tritment of 1 mL L-1
water of organic nutrients and planting time of peanut 10 day before maize can improve
growth and yield of maize and peanut crops and thus can be a recommendation in
intercropping systems on maize and peanut.
Keywords: maize, peanut, growth hormone, planting time in intercropping system

1PENDAHULUAN dengan luas panen jagung 29.607 ha dan pada


tahun 2011 sebesar 67.316 ton pipilan kering
Jagung merupakan tanaman serelia yang dengan luas panen 28.661 ha (BPS Sultra,
termasuk bahan pangan penting karena 2011), dengan demikian terjadi penurunan
merupakan sumber karbohidrat kedua setelah produksi jagung di Sulawesi tenggara.
beras. Sebagai salah satu sumber bahan Penurunan produksi jagung di Sulawesi
pangan, jagung telah menjadi komoditas Tenggara disebabkan oleh alih fungsi lahan
utama setelah beras (Purwono et al., 2011). pertanian menjadi saranan non pertanian dan
Bagi orang Indonesia jagung merupakan masalah kesuburan tanah (Subandi, 2007).
bahan makanan pokok kedua setelah beras. Jenis tanah di Sulawesi Tenggara didominasi
Salah satu daerah yang masyarakatnya tanah ultisol. Faktor pembatas tanah ultisol
mengkonsumsi jagung sebagai pengganti adalah kemasaman dan kesuburan tanah yang
beras adalah Sulawesi Tenggara. rendah, khususnya P dan unsur hara makro
Produksi jagung di Sulawesi Tenggara pada lainnya (Karimuna, 2000). Salah satu usaha
tahun 2010 sebesar 74.840 ton pipilan kering yang dapat dilakukan sehingga tetap
menjamin produksi tanaman jagung adalah
*) Alamat korespondensi: dengan menggunakan pola tanam
Email : armamakmur@gmail.com
Vol. 3 No.1, 2013 Pertumbuhan dan Produksi Jagung 2

tumpangsari tanaman jagung dan kacang ukur, selang, mistar ukur, seng plat, kayu,
tanah. paku, jangka sorong, hand sprayer dan alat
Sistem pertanaman tumpangsari memiliki tulis menulis.
kekurangan yaitu terjadi kompetisi antara Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
tanaman dalam pengambilan unsur hara adalah benih jagung Bisi 2, benih kacang tanah
dalam tanah sehingga pertumbuhan tanaman varietas gajah, ZPT Wong Tani, air dan pupuk
akan saling menghambat. Dampak negatif dari kandang kotoran sapi.
pengaruh kompetisi dapat dikurangi dengan Percobaan lapangan disusun berdasarkan
cara menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan rancangan acak kelompok (RAK) faktor ganda.
tanaman utama dan tanaman sela (Balitkabi, Kedua faktor tersebut didesign dalam
2009). Penyediaan nutrisi tersebut dapat rancangan petak terpisah. Faktor pertama
dilakukan dengan pemberian zat pengatur adalah nutrisi organik (S) sebagai petak utama
tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh yaitu yang terdiri atas tiga taraf dosis nutrisi
Wong Tani merupakan nutrisi organik yang organik yaitu dosis 0 mL L-1 air (S0), dosis 1
mengandung hormon, zat gizi, 17 asam amino mL L-1 air (S1) dan dosis 2 mL L-1 air (S2).
dan vitamin yang lengkap. Nutrisi organik Faktor kedua adalah waktu tanam (W) sebagai
dapat menjadikan tanaman memiliki daya anak petak (sub plot), terdiri atas tiga taraf
tahan dan meningkatkan pertumbuhan waktu tanam yaitu kacang tanah ditanam
tanaman terutama menjadikan daun lebar, bersamaan jagung (W0), kacang tanah ditanam
mamicu munculnya tunas, menjadikan buah 10 hari sebelum (HSB) jagung (W1), kacang
padat berisi, pemekaran sel pada batang, akar tanah ditanam 10 hari setelah (HST) jagung
akan berkembang pesat dan dapat (W2). Terdapat 9 kombinasi perlakuan dari
memperbaiki struktur tanah yang rusak kedua faktor tersebut diatas. Setiap kombinasi
(Keraton, 2009). perlakuan diulang sebanyak tiga kali,
Nutrisi organik yang diberikan secara ditambah dengan masing-masing 3 petak
langsung melalui daun tanaman jagung dapat percobaan untuk sistem tanam monokultur
mengurangi persaingan dalam pengambilan jagung dan kacang tanah. Jumlah seluruh unit
unsur hara antara tanaman jagung dan kacang percobaan sebanyak 33 unit percobaan.
tanah khususnya dari dalam tanah. Pemberian
melalui daun dapat mempercepat absorbsi HASIL DAN PEMBAHASAN
hara pada tanaman dan efektif menanggulangi
Tinggi Tanaman. Perlakuan nutrisi
kekurangan unsur mikro (Martin, 2000).
organik menunujukkan tinggi tanaman jagung
Kompetisi dalam sistem tumpangsari juga
28 HST tertinggi diperoleh pada perlakuan S1
dapat dikurangai melalui pengaturan waktu
dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan S2
tanam, yang merupakan upaya untuk
tetapi keduannya berbeda nyata dengan
meningkatkan efisiensi pemanfaatan hara
perlakuan S0. Sedangkan perlakuan waktu
pada lahan kering dalam sistem budidaya
tanam menunjukkan bahwa tinggi tanaman
tumpangsari. Perbedaan waktu tanam antara
jagung pada umur tanaman 28 HST tertinggi
dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang
diperoleh pada perlakuan W1 yang tidak
tanah dapat mengurangi persaingan dalam
berbeda nyata dengan W2 namun berbeda
pemanfaatan hara, ruang tumbuh dan air.
nyata dengan W0, serta W0 tidak berbeda
Penundaan waktu tanam dari satu jenis
nyata dengan W2.
tanaman yang ditumpangsarikan juga
Pengamatan tinggi tanaman jagung
dimaksudkan agar saat pertumbuhan
menunjukkan bahwa pemberian nutrisi
maksimum terjadi pada waktu yang tidak
organik secara interaksi berpengaruh nyata
bersamaan. Hal ini, akan membatu usaha
pada umur tanaman 42 dan 56 HST 56 dan
pencapaian potensi produksi dari kedua jenis
tidak berpengaruh nyata pada umur tanaman
tanaman yang ditumpangsarikan.
jagung 28 HST, dengan demikian nutrisi
organik dan waktu tanam dapat meningkatkan
BAHAN DAN METODE
pertumbuhan tinggi tanaman jagung. Tinggi
Alat yang digunakan dalam penelitian ini tanaman jagung tertinggi ialah pada perlakuan
adalah cangkul, parang, gembor, kamera, oven S1W1. Pemberian dosis nutrisi organik 1 mL L-1
listrik, timbangan analitik, paranet, tugal, gelas air telah mampu meningkatkan pertumbuhan
3 ARMA ET AL. J. AGROTEKNOS

tanaman dibandingkan dengan pemberian (kacang tanah) dan non legume (jagung)
dosis 2 mL L-1, sehingga penggunaan nutrisi sangat cocok, karena tanaman legume dapat
organik lebih efisien. Nutrisi organik yang mengikat N bebas dari udara melalui
digunakan mengandung hormon giberin, rhizobium pada bintil akarnya, 30% dari N
sitokinin yaitu zeatin dan kinetin serta fiksasi tersebut disumbangkan kepada
hormon auksin yaitu IAA (Asam asetik Indol), tanaman jagung dalam sistem tumpang sari
hormon-hormon tersebut dapat memicu (Wargino, 2005).
petumbuhan tanaman dan menjadi hara atau Tabel 1. Pengaruh mandiri nutrisi organik dan
nutrisi organik bagi pertumbuhan tanaman waktu tanam terhadap tinggi tanaman 28
(Aryulina, 2011). Sedangkan waktu tanam HST
yang terbaik adalah penanam kacang tanah 10
HSB jagung, diduga tanaman kacang tanah Tinggi Tanaman UJBD
Perlakuan
yang ditanam terlebih dahulu mampu 28 HST 0,05
mengusai unsur hara yang terdapat dalam Nutrisi Organik
tanah dan pada saat tanaman kacang tanah 0 mL L-1 (S0) 14,92 b 2=1,56
telah berkembang dan mampu bersimbiosis 1 mL L-1 (S1) 18,52 a 3=1,60
dengan rhyzobium. Kacang tanah merupakan 2 mL L-1 (S2) 17,81 a
tanaman legume yang dapat bersimbiosis Waktu Tanam
dengan rhizobium yang mampu mengikat Bersamaan (W0) 15,94 b 2=1,15
Nitrogen bebas di udara dan dapat 10 HSB (W1) 18,23a 3=1,21
menyuburkan tanah (Prasetyo, 2009). 10 HST (W2) 17,08 ab
Selanjutnya dilakukan penanaman jagung Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
yang tidak sama berbeda nyata pada
sehingga N yang difiksasi oleh rhyzobium
UJBD 0,05
mampu dimanfaatkan pula oleh tanaman
jagung. Tumpang sari antara tanaman legume
Tabel 2. Pengaruh interaksi nutrisi organik dan waktu tanam terhadap tinggi tanaman jagung umur 42
dan 56 HST

Waktu Tanam Kacang Tanah


Umur Tanaman Nutrisi Organik Bersamaan 10 HSB 10 SHT UJBD 0,05
(W0) (W1) (W2)
30,44 b 35,11 c 32,00 b 2=5,59
0 mL L-1 (S0)
p p p 3=5,86
35,33 ab 56,44 a 44,78 a
42 HST 1 mL L-1 (S1)
r p q
37,33 a 43,78 b 39,78 a
2 mL L-1 (S2)
q p pq
116,56 a 115,26 b 106,03 b 2=24,25
0 mL L-1 (S0)
p p p 3=25,43
114,41 a 164,16 a 135,96 a
56 HST 1 mL L-1 (S1)
q p q
118,89 a 154,29 a 147,24 a
2 mL L-1 (S2)
q p p
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama (a-b) dan baris
yang sama (p-q) berbeda nyata padaUJBD 0,05
Pengamatan tinggi tanaman jagung pada perlakuan S1W1. Pemberian dosis nutrisi
menunjukkan bahwa pemberian nutrisi organik 1 mL L-1 air telah mampu
organik secara interaksi berpengaruh nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman
pada umur tanaman 42 dan 56 HST 56 dan dibandingkan dengan pemberian dosis 2 mL
tidak berpengaruh nyata pada umur tanaman L-1, sehingga penggunaan nutrisi organik lebih
jagung 28 HST, dengan demikian nutrisi efisien. Nutrisi organik yang digunakan
organik dan waktu tanam dapat mengandung hormon giberin, sitokinin yaitu
meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman zeatin dan kinetin serta hormon auksin yaitu
jagung. Tinggi tanaman jagung tertinggi ialah IAA (Asam asetik Indol), hormon-hormon
Vol. 3 No.1, 2013 Pertumbuhan dan Produksi Jagung 4

tersebut dapat memicu petumbuhan tanaman Indeks Luas Daun Jagung. Daun
dan menjadi hara atau nutrisi organik bagi mempunyai peranan yang penting dalam
pertumbuhan tanaman (Aryulina, 2011). penyerapan radiasi surya dan variasi
Sedangkan waktu tanam yang terbaik adalah pengaruhnya terhadap pertumbuhan dapat
penanam kacang tanah 10 HSB jagung, diduga dikaji melalui indeks luas daun (Muhadjir,
tanaman kacang tanah yang ditanam terlebih 1988). Agar diperoleh hasil panen yang tinggi,
dahulu mampu mengusai unsur hara yang tanaman budidaya harus dapat menghasilkan
terdapat dalam tanah dan pada saat tanaman indeks luas daun yang cukup dengan cepat
kacang tanah telah berkembang dan mampu untuk menyerap sebagian besar cahaya guna
bersimbiosis dengan rhyzobium. Kacang mencapai produksi berat kering maksimum.
tanah merupakan tanaman legume yang dapat Menurut Heddy (1987), indeks luas daun yang
bersimbiosis dengan rhizobium yang mampu tinggi biasanya akan meningkatkan proses
mengikat Nitrogen bebas di udara dan dapat fotosintesis dan penyerapan unsur hara serta
menyuburkan tanah (Prasetyo, 2009). hasil bahan kering tanaman. Hasil
Selanjutnya dilakukan penanaman jagung pengamatan menunjukkan bahwa interaksi
sehingga N yang difiksasi oleh rhyzobium nutrisi organik dan waktu tanam berpengaruh
mampu dimanfaatkan pula oleh tanaman nyata terhadap ILD tanaman jagung 28, 42
jagung. Tumpang sari antara tanaman legume dan 56. Perlakuan nutrisi organik yang terbaik
(kacang tanah) dan non legume (jagung) diperoleh pada dosis 1 mL L-1 yang mampu
sangat cocok, karena tanaman legume dapat meningkatkan ILD tanaman jagung
mengikat N bebas dari udara melalui dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan
rhizobium pada bintil akarnya, 30% dari N waktu tanam yang terbaik adalah penanaman
fiksasi tersebut disumbangkan kepada kacang tanah 10 hari sebelum jagung.
tanaman jagung dalam sistem tumpang sari
(Wargino, 2005).
Tabel 3. Pengaruh interaksi nutrisi organik dan waktu tanam terhadap ILD tanaman jagung umur 28, 42
dan 56 HST

Umur Waktu Tanam Kacang Tanah


Nutrisi Organik Bersamaan 10 HSB 10 SHT UJBD 0,05
Tanaman
(W0) (W1) (W2)
0 mL L-1 (S0) 0,12 b 0,18 b 0,16 b 2=0,08
p p p 3=0,09
0,14 ab 0,35 a 0,27 a
28 HST 1 mL L-1 (S1)
q p p
0,22 a 0,24 b 0,25 a
2 mL L-1 (S2)
p p p
0,36 a 0,41 b 0,44 b 2=0,30
0 mL L (S0)
-1
p p p 3=0,32
0,28 a 1,06 a 0,86 a
42 HST 1 mL L-1 (S1)
q p p
0,55 a 0,48 b 0,65 ab
2 mL L-1 (S2)
p p p
0,98 b 0,98 b 1,26 b 2=0,29
0 mL L-1 (S0)
p p p 3=0,30
1,35 a 1,73 a 1,60 a
56 HST 1 mL L-1 (S1)
q p pq
1,44 a 1,18 b 1,60 a
2 mL L-1 (S2)
pq q p
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama (a-b) dan baris
yang sama (p-q) berbeda nyata padaUJBD 0,05
5 ARMA ET AL. J. AGROTEKNOS

Gambar 1. Dinamika pertumbuhan ILD tanaman jagung pada berbagai dosis nutrisi organik dan waktu

Hasil Tanaman Hasil tanaman jagung pertumbuhan tanaman (fungsi struktural) dan
yang diberikan perlakuan nutrisi organik enzim (fungsi metabolisme). L-glycine dan L-
dosis 1 mL L-1 dan penanaman kacang tanah glutamic acid berperan penting dalam
10 HSB jagung memberikan hasil tertinggi pembentukan jaringan dan sintesis klorofil.
mencapai 7,30 ton ha-1 sedangkan hasil Asam amino ini dapat meningkatkan jumlah
tanaman kacang tanah mencapai 2,21 t ha-1. klorofil dalam tanaman hingga tanaman bisa
Pemberian nutrisi organik dosis 1 mL L-1 dapat lebih hijau dan meningkatkan aktivitas
meningkatkan hasil tanaman jagung dan fotosintensis. L-glutamic acid juga berperan
kacang tanah, karena selain mengandung zat sebagai cytoplasma osmotic agent dalam
pengatur tumbuh, juga mengandung 17 asam stoma, yang mempengaruhi pembukaan
amino (Keraton, 2009). stoma. (Soewandi, 2007).
Fungsi utama asam amino adalah sebagai
bahan dasar pembentukan protein yg
selanjutnya akan digunakan untuk
Tabel 4. Pengaruh interaksi nutrisi organik dan waktu tanam terhadap rata-rata hasil tanaman jagung
dan kacang tanah (ton ha-1)

Waktu Tanam Kacang Tanah


Perlakuan Nutrisi Organik Bersamaan 10 HSB 10 SHT UJBD 0,05
(W0) (W1) (W2)
Hasil Tanaman Jagung
0 mL L-1 (S0) 3,33 b 4,25 b 4,08 a 2=1,46
p p p 3=1,53
1 mL L-1 (S1) 3,10 b 7,30 a 5,58 a
r p q
2 mL L-1 (S2) 4,92 a 4,83 b 5,42 a
p p p
Hasil Tanaman Kacang Tanah
0 mL L-1 (S0) 0,79 b 1,42 b 0,86 b 2=0,63
p p p 3=0,66
1 mL L-1 (S1) 1,08 b 2,21 a 2,12 a
q p p
2 mL L-1 (S2) 1,74 a 1,60 ab 1,36 b
p p p
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama (a-b) dan baris
yang sama (p-q) berbeda nyata padaUJBD 0,05
Vol. 3 No.1, 2013 Pertumbuhan dan Produksi Jagung 6

Gambar 2. Rata-rata hasil tanaman jagung dan kacang tanah (ton ha-1) pada berbagai dosis nutrisi
organik dan waktu tanam dalam sistem tumpangsari
Dosis optimum nutrisi organik yang menimbulkan persaingan yang sangat tinggi
digunakan adalah 1 mL L-1, pemberian nutrisi karena memiliki kebutuhan unsur hara, air
organik dengan dosis 2 mL L-1 dapat dan cahaya matahari yang sama yang akan
menurunkan hasil tanaman. Berdasarkan digunakan dalam proses fotosintesis.
hasil penelitian Wijayati et al. (2005), Menurut Buhaira (2007), memasuki
pemberian nutrisi organik khususnya IAA minggu ke-5 dan seterusnya (dalam hal ini
dengan konsentrasi tinggi dapat menghambat kacang tanah telah memasuki fase generatif)
perbesaran sel-sel akar. Hal ini disebabkan kanopi jagung berkembang dengan cepat
oleh terlalu tingginya konsentrasi IAA yang sehingga naungan yang ditimbulkan pada
diberikan sehingga pemberian IAA tidak lagi tajuk kacang tanah semakin berat. Hal ini
memacu pembentangan sel tetapi menyebabkan tanaman kacang tanah semakin
menghambat karena melampaui batas. kekurangan cahaya yang menyebabkan
Peristiwa ini berhubungan dengan fotosintesis menurun dan terganggunya
terhambatnya pemasukan air ke dalam sel pembentukan ginofor, pembentukan dan
karena konsentrasi IAA yang terlalu tinggi pengisian polong. Adisarwanto (2003)
menyebabkan pH dinding sel berubah mengatakan bahwa intesitas penyinaran
sehingga air tidak dapat terserap secara yang rendah pada saat pembentukan ginofor
maksimal. Dengan terhambatnya pemasukan akan mengurangi jumlah ginofor, dan
air, maka sel tidak dapat mengembang dan rendahnya intensitas penyinaran pada masa
membesar. pengisian polong akan menurunkan jumlah
Penanaman kacang 10 HSB jagung juga dan berat polong yang menyebabkan hasil
dapat meningkatkan produksi jagung dan menurun. Selain itu, Sarwanto (2000)
tanaman kacang tanah itu sendiri. Penundaan mengatakan bahwa pertumbuhan generatif
penanaman kacang tanah juga menunda kacang tanah memerlukan radiasi surya
waktu ternaungnya tanaman kacang tanah yang cukup tinggi, dan diperlukan energi
yang disebabkan oleh daun tanaman jagung yang tinggi untuk pembentukan biji.
yang tergambar dalam ILD yang tinggi sebagai
akibat dari pemberian nutrisi organik. SIMPULAN
Penanaman kacang tanah 10 HST jagung
Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian
hanya memberikan keuntungan yang sangat
dan pembahasan maka dapat disimpulkan
besar bagi pertumbuhan dan produksi
bahwa perlakuan kombinasi ZPT dan waktu
tanaman jagung tetapi tidak untuk tanaman
tanam dapat meningkatkan pertumbuhan dan
kacang tanah. Jika tanaman kacang tanah
hasil tanaman jagung dan kacang tanah yang
ditanam 10 HST jagung maka tanaman jagung
diindikasikan oleh peubah tinggi tanaman,
terlebih dahulu menguasai unsur hara di
diameter batang, jumlah daun, indeks luas
dalam tanah dengan bebas. Penanaman
daun, berat 100 biji, berat tongkol tanpa
kacang tanah bersamaan jagung dapat
7 ARMA ET AL. J. AGROTEKNOS

kelobot dan hasil tanaman (ton ha-1), jumlah Keraton, Mutiara. 2009. ZPT/Hormon. Wong
polong per tanaman, jumlah polong isi Tani Teknologi Jimmy Hantu 150 dan Co.
pertanaman dan indeks kompetisi. Serta Trans Bisnis Indonesia. Bogor.
perlakuan kombinasi nutrisi organik dosis 1 Karimuna, L., 2000. Florostic composition and
mL L-1 air dan waktu tanam kacang tanah 10 biomass of fallow vegetation in agricultural
HSB jagung memberikan pengaruh yang lebih field of Southest Sulawesi. Georgt-Agust-
baik terhadap pertumbuhan dan hasil University Goetinggen. Cuvillier geottingen.
tanaman jagung dan kacang tanah. 207p.
Saran. Dalam upaya untuk meningkatkan Martin. 2000. Harper Review Chemistry.
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dan California CBA. California.
kacang tanah dalam sistem tumpangsari maka Muhadjir, F., 1988. Karakteristik tanaman
dianjurkan untuk menggunakan kombinasi jagung. Badan Penelitian dan
nutrisi organik dengan dosis 1 mL L-1 .air dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian
pengaturan waktu tanam kacang tanah 10 dan Pengembangan Tanaman Pangan.
HSB jagung. Bogor.
Prasetyo, E.I., Sukardjo dan H. Pujiwati, 2009.
DAFTAR PUSTAKA Produktifitas lahan dan NKL pada
tumpangsari jarak pagar dengan tanaman
Adisarwanto. 2003. Meningkatkan produksi
pangan. Jurnal Akta Agrosia, 12(1): 5155.
kacang tanah di lahan sawah dan lahan
Purwono dan R. Hartono, 2011. Bertanam
kering. Penebar Swadaya, Jakarta.
jagung unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Aryulina, D., 2011. Fungsi hormon dan vitamin
64 hal.
bagi tumbuhan.
Sarwanto, A., 2000. Meningkatkan produksi
http://artikelterbaru.com/pendidikan/fun
kacang tanah di lahan sawah dan lahan
gsi-hormon-dan-vitamin-untuk-tumbuhan-
kering. Penebar Swadaya. Jakarta
20111107.html
Soewandi, 2007. Effect of amino acids on
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Sultra,
plants.
2011. Berita resmi statistik BPS Propinsi
http://tanamanbuas.proboards.com/index.
Sulawesi Tenggara.http:// sultra. bps.
cgi?board=pupuk&action=display&thread=
go.id /images/ pub/aram _201111.pdf. 2184
Diakses tanggal 6 Januari 2012. Subandi, 2007. Teknologi produksi dan
[BALITKABI], 2011. Deskripsi varietas unggul strategi pengembangan. Iptek Tanaman
kacang-kacangan dan umbi-umbian. Balai Pangan, 2(1):12-25.
Penelitian Tanaman Kacang dan Umbi- Wargino, J. 2005. Peluang pengembangan
Umbian. Malang. kacang tanah melalui sistem tumpangsari
Buhaira, 2007. Respons kacang tanah (Arachis dengan ubi kayu. http://www.Puslittan.
hypogaea L.) dan jagung (Zea Mays L.) Bogor.net.
terhadap beberapa pengaturan tanam Wijayati, A., Solichatun dan Sugiyarto, 2005.
jagung pada sistem tanam tumpangsari. Pengaruh asam indol asetat terhadap
Jurnal Agronomi, 11(1): 41-46. pertumbuhan, jumlah dan diameter sel
Heddy, S., 1987. Ekofisiologi pertanaman, sekretori rimpang tanaman kunyit
suatu tinjauan aspek fisik lingkungan (Curcuma domestica Val.). Biofarmasi, 3(1):
pertanaman. Sinar Surya Baru. Bandung. 16-21.

You might also like