You are on page 1of 10

Buletin Anatomi dan Fisiologi

Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015

Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon dan Ketebalan Daun Kecambah Kacang Hijau
(Phaseolus vulgaris L.) pada Naungan yang Berbeda

Sri Haryanti*, Rini Budihastuti*


*Laboratorium Biologi struktur dan Fungsi Tumbuhan jurusan Biologi FSM Undip

ABSTRACT
The functions of cotyledons are to do photosynthesis during the epigeal growth to absorb, and to
transport nutrients from endosperm to the growing sprouts. The morphology and the anatomy changes of
cotyledons prior to the blooming of the first leaf showed that physiologis changes occured inside them.
The aims of this research are to find out the morpho anatomy of cotyledons and the growth of the leaves
during sprouting phase of green peanut sprouts applied in three different environments. This research was
conducted in the structural and functional Biology Laboratory in FSM undip dated May 2014-july 2014.
The research design was CRD (CompletelyRandomisedDesign) and the data were analyzed using
ANOVA which has 95% validity. This research applied three different treatments were Dark (D),
Medium (M), Bright (B) three times. The parameters observed were the morpho anatomy, the wet weight
of cotyledons, and the leaf thickness of green peanut sprouts in three different environments. The research
showed that the morphology and the anatomy of cotyledons were descriptively different on day 4 and day
8, not only in parekim cells of each group but also in the chlorophyl level and the amylum inside them.
The wet weight of cotyledons and the leaf thickness were extremely different too when the sprouts aged 8
days.

Keywords : morphoanatomy, wet weight, cotyledon, environments

ABSTRAK
Fungsi kotiledon adalah melakukan fotosintesis selama perkecambahan epigeal dan melaksanakan
perombakan , penyerapan dan transport nutrien dari endosperm ke kecambah yang sedang tumbuh.
Perubahan-perubahan morfologi dan anatomi kotiledon saat sebelum daun pertama muncul menunjukkan
adanya proses fisiologi yang sedang terjadi didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
morfoanatomi kotiledon dan ketebalan daun selama perkecambahan kacang hijau pada naungan yang
berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan
Biologi FSM Undip pada Mei sampai Juli 2014. Rancangan penelitian menggunakan RAL (Rancangan
Acak lengkap) dengan 3 perlakuan yaitu Gelap (G), Cukup (C) dan Terang (T) masing-masing perlakuan
3 ulangan dengan 10 biji. Data yang diperoleh dianailsis dengan Anova dengan kepercayaan 95%.
Parameter yang diamati adalah morfoanatomi, berat basah kotiledon dan ketebalan daun kecambah
kacang hijau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara deskriptif morfologi dan anatomi kotiledon
pada hari ke 4 dan 8 hari berbeda sel-sel parenkim dalam kelompok-kelompoknya dan klorofil serta
amilum di dalamnya. Berat basah kotiledon dan ketebalan daun berbeda nyata pada saat kecambah umur
8 hari.

Kata kunci : morfoanatomi, berat basah, kotiledon, naungan

PENDAHULUAN bijinya di atas tanah (epigaeis) yaitu karena


Salah satu sayuran yang sering pembentangan ruas batang di bawah tanah
dikonsumsi oleh masyarakat adalah kacang daun lembaga lalu terangkat ke atas dan
hijau (Phaseolus vulgaris L). Tanaman ini muncul di atas tanah .Daun lembaga
merupakan sayuran semusim , berbuah (kotiledon) tersebut lalu berubah warnanya
sampai kira-kira dua bulan. Perkecambahan menjadi hijau, dapat digunakan untuk
47
Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon
Sri Haryanti dan Rini Budihastuti 47 56

fotosintesis, tetapi umurnya tidak panjang. untuk perkecambahan beberapa biji. Biji-
Daun lembaga itu kemudian gugur biji kecil yang hanya memiliki cadangan
,sementara itu pada kecambah yang sudah makanan sedikit untuk menunjang
terbentuk daun-daun normal yang dapat pertumbuhan awal embrionya, maka
melakukan fotosintesis (Estiti, 1995). perubahan menjadi autotrof secepatnya
Daun lembaga (cotyledo) dianggap sangat penting. Di samping itu suatu
merupakan daun pertama suatu tumbuhan. pigmen yang sensitif terhadap cahaya yang
Daun lembaga dapat mempunyai fungsi disebut fitokrom, memegang penting dalam
yang berbeda-beda antara lain:1.Sebagai perkecambahan biji spesies tertentu.
tempat penimbunan makanan yang lalu Intensitas cahaya adalah banyaknya energi
kelihatan tebal, seringkali mempunyai yang diterima oleh suatu tanaman per
bentuk cembung pada suatu sisi dan rata satuan luas dan waktu (kal/cm2/hari),
pada sisi yang lain, jumlahnya biasanya dua termasuk lama penyinaran. Tanaman
dan duduk berhadapan pada sisi yang rata dengan kondisi kekurangan cahaya
tadi. 2.Sebagai alat untuk melakukan berakibat terganggunya metabolisme,
asimilasi/fotosintesis, jadi bertugas sebagai sehingga menyebabkan menurunnya laju
daun-daun tumbuhan biasanya. Terlihat fotosintesis dan sintesis karbohidrat
bahwa daun-daun lembaga ini kemudian (Djukri dan Purwoko, 2003)
berwarna hijau dan tinggal agak lama pada Saat perkecambahan kacang
tumbuhan yang masih kecil.3 Sebagai alat hijau, kotiledon berlaku sebagai daun
penghisap makanan untuk lembaga dan pertama sementara. Selanjutnya pada daun,
putih lembaga. Karena bentuknya yang pati yang khas, pembentukan karbohidrat
seperti perisai alat ini dinamakan skutelum. sepanjang siang akan lebih cepat daripada
Biji tampak utuh dan bagian ini (daun pengangkutan atau translokasinya, sehingga
lembaga ) tidak tampak dari luar ada akumulasi dalam bentuk pati. Oleh
(Tjitrosoepomo, 1992). karena itu akan terjadi penyimpanan hasil
Oksigen penting untuk pati yang makin banyak dalam kloroplas
perkecambahan, yaitu untuk metabolisme selama sehari penuh. Malam hari jika
tingkat awal yang mungkin dilakukan fotosintesis berhenti, respirasi dan
secara anaerob, tetapi akan cepat berubah translokasi karbohidrat berjalan terus,
menjadi aerob setelah kulit biji pecah, sehingga kandungan pati dalam daun
sehingga oksigen berdifusi ke dalam. Suhu berkurang sepanjang malam sampai tinggal
yang tepat sangat penting untuk sedikit atau habis sama sekali pada pagi
perkecambahan. Cahaya juga penting harinya (Loveless, 1982). Butir pati
48
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015

dibentuk pertama kali dalam kloroplas. 1985).Penelitian Paishal (2005)


Kelak pati dipecah dan dalam bentuk gula menunjukkan bahwa naungan berpengaruh
dipindahkan ke jaringan-jaringan makanan dalam meningkatkan kandungan klorofil a,
(Fahn, 1991). b dan total daun tanaman sledri dengan
Pertumbuhan dan perkembangan metode hidroponik. Penelitian lain yaitu
pada tumbuhan dimulai dengan tanaman pegagan (Centella asiatica L
berkecambahnya biji. Kondisi Urban) dengan pemberian pupuk alami di
lembabdiperlukanuntuk aktifitas bawah naungan dapat mempengaruhi berat
pemanjangan selserta cahaya basah dan kering tanaman
berpengaruhpada pertumbuhan. Gen (Musyarofah,2007).
dibutuhkan untuk mengontrol sintesis Perubahan bentuk dan struktur
protein dan hormon berfungsi untuk anatomi kotiledon selama perkecambahan
mengatur pertumbuhan misalnya auksin, biji belum banyak diteliti, sehingga perlu
sitokinin, giberelin, asam traumalin, dan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
kalin. Kualitas, intensitas, dan lamanya naungan berbeda terhadap kotiledon dan
radiasi yang mengenai tumbuhan pertumbuhan daunnya yang sangat
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berhubungan dengan kecambah kacang
berbagai proses fisiologi tumbuhan (Ting, hijau.
1982).Perkembangan struktur tumbuhan
juga dipengaruhi oleh cahaya METODOLOGI
(fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis A. Waktu Pelaksanaan
ini dapat dengan mudah diketahui dengan Kegiatan penelitian ini
cara membandingkan kecambah yang dilaksanakan bulan Mei sampai Juli
tumbuh di tempat terang dengan kecambah 2014 di Laboratorium BSF Tumbuhan
dari tempat gelap. Kecambah yang tumbuh Jurusan Biologi FSM UNDIP Semarang.
di tempat gelap akan mengalami etiolasi B. Bahan dan Alat
atau kecambah tampak pucat dan lemah Bahan yang digunakan adalah
karena produksi klorofil terhambat oleh bijikacang hijau (Phaseolus vulgarisL.).
kurangnya cahaya. Sedangkan, pada Media tanam menggunakan tanah pasir.
kecambah yang tumbuh di tempat terang, Alat yang digunakan dalam penelitian
daun lebih berwarna hijau, tetapi batang ini adalah polibag,mikroskop,gelas
menjadi lebih pendek karena aktifitas benda dan penutup, silet, kertas label,
hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh caliper, luxmeter, kamera digital.
adanya cahaya (Salisbury and Ross,
49
Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon
Sri Haryanti dan Rini Budihastuti 47 56

C. CaraKerja 4.Pengamatan morfoanatomi dan berat


1. Persiapan penelitian : basah kotiledon dilaksanakan umur4,
- Persiapan media tanam dengan 8 saat berkecambah dan(difoto untuk
tanah pasir dimasukkan dalam dokumentasi), sedang pengamatan
polibag dengan volume yang pengukuran tebal daun pada kecambah
sama. umur 8 hari dengan mikrometer.
- Benih kacang hijau diseleksi D. RancanganPenelitian
terlebih dahulu, yaitu direndam Penelitian dilaksanakan dengan
dalam air selama 1 jam. Biji yang Rancangan Acak Lengkap dengan 3
tenggelam adalah biji yang bagus perlakuan yaitu perkecambahan di ruang
dan baik digunakan sebagai benih. gelap (G), cukup (C) dan terang (T).
Biji kemudian disemai dalam 18 Masing-masing perlakuan tersebut
polibag masing - masing 10 biji. dengan ulangan 3 kali. Data yang
Kecambah dari dalam 9 polibag diperoleh dianalisis dengan
dipakai untuk pengamatan menggunakan Anova (Analisis of
parameter morfoanatomi Varians) taraf kepercayaan 95%. Jika
kotiledon dan 9 polibag lain untuk ada beda nyata dilanjutkan dengan uji
pengamatan parameter DuncanS.
pertumbuhan (3 ulangan)
2. Pemeliharaan : Setiap hari dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
penyiraman kecambah dengan air A. Morfoanatomi Kotiledon
volume 30 mL . Hasil pengamatan struktur anatomi
3. Perlakuan : kotiledon dari kecambah umur 4 dan 8
- G: perkecambahan di ruang hari (Tabel 1, 2) secara deskriptif
gelap(1500 lux) menunjukkan terjadinya perubahan
- C: perkecambahan di ruang cukup kepadatan butir amilum dalam
cahaya (2000 lux) kelompok-kelompok jaringan parenkim
- T: perkecambahan di ruang terang kotiledon yang berbentuk bulatan-
(2500 lux) bulatan mengalami penurunan dengan
5.Parameter bertambahnya umur kecambah .
- Morfoanatomi kotiledon Disamping itu semakin hari permukaan
- Beratbasah kotiledon kotiledon menunjukkan lekukan-
- Ketebalan daun lekukan yang memberi tanda bahwa
50
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015

mulai terjadi pengeringan dan kotiledon mulai mengecil.

Tabel 1. Diskripsi morfoanatomi kotiledon umur 4 hari

Terang Cukup Gelap


Lapisan sub epidermis Lapisan sel dengan Lapisan subepidermis tidak ada
sel-selnya mengandung kromoplas lebir besar (2 yang mengandung kromoplas
kromoplas (1-2 lapis) lapis)
Sel-sel dengan pigmen Sel-sel dengan pigmen ungu Dinding sel-sel parenkim bagian
ungu (karotenoid) (karotenoid) tengah berwarna kecoklatan
butir-butir amilum Butir amilum banyak Butir amilum
banyak Banyak
Warna kotiledon hijau Warna kotiledon hijau Warna kotiledon hijau ungu gelap
keunguan

Tabel 2.Deskripsi morfoanatomi kotiledon umur 8 hari

Terang Cukup Gelap


Kromoplas dalam sel-sel Kromoplas dlm sel-sel Kromoplas dlm sel-sel
subepidermis tidak ada subepidermis warna ungu subepidermis warna ungu
(banyak)
Sel-sel jaringan kortek Sel-sel jaringan kortek Jaringan kortek transparan
transparan transparan
Sel-sel berkas pengangkut Sel-sel berkas pengangkut Sel-sel berkas pengangkut
warna hijau(kloroplas) yg lebih dalam berkelompok yg lebih dalam
warna hijau berkelompok lebih kecil
Permukaan kotiledon dekat Sel-sel dekat raphe Permukaan kotiledon
raphe melekuk,warna hitam dindingnya coklat,selnya melekuk-lekuk, raphe
besar-besar coklat muda
Butir amilum cukup banyak Amilum sedikit Amilum sedikit
Warna kotiledon hijau Warna kotiledon hijau Warna kotiledon
keunguan hijaukekuningan/pucat

51
Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon
Sri Haryanti dan Rini Budihastuti 47 56

Jaringan di dekat melekatnya besar dengan warna hijau/kuning pucat


kotiledon mulai ada warna kecoklatan. (Gambar 1). Hal ini menunjukkan
Hal ini diduga menunjukkan adanya intensitas cahaya rendahmenyebabkan
senyawa polifenol, yang memacu klorofil kurang terbentuk dalam
lepasnya kotiledon dari epikotil. Secara kotiledon tersebut. Warna kotiledon
fisiologis fungsi kotiledon adalah pada kecambah dalam terang lebih hijau
menggantikan fungsi daun yang belum . Adanya klorofil yang mulai terbentuk
muncul, sehingga energi dari dan cukup baik dalam menangkap
karbohidrat mengalami pemecahan cahaya pada proses fotosintesis ,
menghasilkan ATP untuk pertumbuhan sehingga membantu kecambah
terutama daun. Bentuk kotiledon pada berkembang sebelum daun pertama
perlakuan gelap (G) menunjukkan lebih terbentuk sempurna.

Gambar 1. Morfologi kotiledon pada kecambah umur 4 hari setelah perlakuan


(T=terang, C=cukup, G= gelap)

B.Struktur Mikroskopis Kotiledon intensitas cahaya yang diterima


Kandungan klorofil langsung berperan tumbuhan juga berbeda, sehingga
pada penangkapan energi radiasi dan mempengaruhi proses perkecambahan
mengubahnya menjadi energi kimia, biji. Jaringan di dalam kotiledon
maka jumlahnya akan menentukan menunjukkan struktur anatomi dengan
kecepatan pertumbuhan. Adanya kelompok-kelompok parenkim yang sel-
naunganyang berbeda berakibat pada selnya banyak mengandung klorofil.Saat
52
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015

kondisi intensitas cahaya rendah (G), yang akan dirombak oleh hormon dan
pigmen pemanen cahaya klorofil a dan b enzim perkecambahan. Di antara sel-sel
akan dibantu pigmen pemanen lain yaitu parenkim tersebut belum terlihat adanya
karotenoid dalam menangkap cahaya sel-sel dalam kelompok-kelompok yang
yang terbatas sehingga fotosintesis banyak mengandung pigmen klorofil
berjalan optimal. Karotenoid meningkat (Gambar 2). Selama perkecambahan
saat intensitas cahaya tinggi pada klorofil ini dapat menyerap cahaya,
perlakuan terang (T) berfungsi sehingga fotosintesis dapat tetap
melindungi klorofil dari fotooksidasi berlangsung. Namun bentuk kotiledon
(Fransisco, et al, 2005). Diduga makin lama makin mengecil seiring
intensitas cahaya mempengaruhi gen dengan terbentuknya daun pertama
pemanen cahaya, sehingga kecambah. Warna pigmen dan biomassa
menyebabkan tiap spesies memiliki juga akan berubah sesuai dengan
respon berbeda dalam mengaktifkan gen kandungan senyawa di dalamnya,
tersebut sesuai kuantitas cahaya yang bahkan pada bagian raphe terdapat
diterima. Struktur anatomi kotiledon biji warna kecoklatan diduga sel-sel nya
kering tersusun dominan oleh parenkim mengandung senyawa fenol memacu
penimbun yang mengandung banyak etilensehingga terjadiabsisi kotiledon
amilum sebagai makanan cadangan, (Santosa, 1990).

Gambar 2. Penampang lintang kotiledon umur 4 hari dan 8 hari (kolom kiri atas tengah,bawah dan kanan
bawah), amilum dalam parenkim kotiledon (kolom kanan atas dan tengah)
53
Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon
Sri Haryanti dan Rini Budihastuti 47 56

A. Berat Basah Kotiledon (g)


Tabel 3. Rerata berat Basah Kotiledon
Perlakuan Berat basah (g)
T 0,0036 b
C 0,0025 b
G 0,01 a
Ket: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan
taraf kepercayaan 95%.
Hasil pengamatan berat basah basahnya tertinggi. Disamping itui
kotiledon setelah perlakuan dapat dilihat diduga oksigen yangrendah menghambat
pada Tabel 3dan menunjukkan berbeda dalam proses respirasi, sehingga energi
nyata antar perlakuan. Pengamatan untuk enzim-enzim pengubah
tersebut menunjukkan bahwa pada berat karbohidrat menjadi senyawa sederhana
basah kotiledon tertinggi ditunjukkan dan ATP juga lambat. Berat basah
pada perlakuan gelap G) dan berkurang berkaitan dengan adanya kandungan air
pada terang (T) dan cukup (C). Pada dalam jaringan atau organ tumbuhan
keadaan terang terjadinya perombakan selain bahan organik, dalam hal ini
kotiledon lebih lambat daripada keadaan kotiledon (Sitompul dan Guritno, 1995).
gelap,sehingga berat basahnya lebih Berat basah tanaman merupakan hasil
cepat berkurang. Diduga fotosintesis aktivitas pertumbuhan dan nilainya
keadaan gelap yang dilakukan kotiledon dipengaruhi kadar air jaringan dan hasil
berjalan lambat karena kurangnya metabolismenya.
cahaya, sehingga kotiledon berat

Gambar 3. Histogram berat basah kotiledon umur 8 hari

54
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015

B.Ketebalan daun
Tabel 4. Ketebalan daun (mikron) Kecambah Kacang hijau setelah perlakuan
Perlakuan Ketebalan daun
(mikron)
T 24,12 a
C 27,38 a
G 16,68 b
Ket: angka yang diikuti huruf sama dalam kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada
uji Duncan taraf kepercayaan 95%

Gambar 4. Histogram ketebalan daun kecambah setelah perlakuan

Data ketebalan daun (Tabel 4) penyinaran radiasi matahari sepanjang


menunjukkan berbeda nyata antar ketiga hari dan translokasi fotosintatnya lebih
perlakuan. Berdasarkan hasil analisis cepat dari pengangkutan oleh respirasi,
sidik ragam diperoleh bahwa naungan sehingga sisa pati masih ada dalam
atau intensitas cahaya yang berbeda kloroplas. Hal ini yang memacu pada
berpengaruh terhadap ketebalan daun. grana untuk menyerap lebih banyak
Perlakuan T (terang) berbeda tidak nyata energi cahaya untuk melakukan
terhadap C (cukup) namun berbeda fotosintesis, sehingga hasil respirasinya
nyata dengan G (gelap). Perlakuan untuk bahan pembelahan sel meristem
intensitas cukup ( C) ketebalan daunnya daun optimal, sehingga pertumbuhan
tertinggi. Hal ini diduga fotosintesis sel- sel palisade parenkim menjadi lebih
daun terbantu oleh adanya energi yang panjang-panjang, akibatnya daun
berasal dari kotiledon. Dengan intensitas bertambah ketebal.
cahaya tinggi atau cukup, maka terjadi
55
Morfoanatomi, Berat Basah Kotiledon
Sri Haryanti dan Rini Budihastuti 47 56

Kondisi gelap (G) produksi Fahn, A. 1992. Anatomi Tumbuhan. Gadjah


Mada University Press. UGM
hormon auksin atau IAA turun. Auksin
Yogyakarta
adalah hormon tumbuh yang banyak Fransisco, J,. Caranhas,D. Moriera, U.
Varmes ,A. Paulo dan Marcos.
ditemukan di sel-sel meristem, seperti
2005. Growth, Photosynthesis
ujung akar dan ujung batang. Oleh and Stress Indicator in Young
Rosewood Plant
karena itu tanaman akan lebih cepat
(Anibarosaedore Ducke) under
memanjang/etiolasi. Selain itu,diduga Different Light Intensitas.
Brasilian Journal of Plant
enzim riboflavin pada ujung batang
Physiology (17):3
menyerap sinar nila dari sinar matahari. Loveless, A.R. 1982. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan untuk
Sinar nila saat intensitas rendah dapat
Daerah Tropis. PT Gramedia
merusak enzim-enzim pembentukkan Jakarta
Musyarofah, N. 2007. Respon Tanaman
asam indolasetat ,sehingga akan terjadi
Pegagan (Centella asiatica L.
penghambatan pembelahan dan Urban) tehadap Pemberian
Pupuk Alami di Bawah
deferensiasisel-sel parenkim kortek
Naungan. Buletin Agronomi
batang dan sel-sel primordia daun. 35 (3):217-224
Paishal .R. 2005. Pengaruh Naungan dan
Pupuk Daun terhadap
KESIMPULAN Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Sledri (Apium
Dari hasil pembahasan tersebut
graveolens L) dengan
dapat disimpulkan sbb: Teknologi Hidroponik Sistem
Terapung. Skripsi. Program
1. Naungan dengan intensitas cahaya
Studi Hortikultura Fakultas
yang berbeda secara deskriptif Pertanian Institut Pertanian
Bogor. Bogor
berpengaruh terhadap morfologi dan
Santosa, 1990. Fisiologi Tumbuhan. Proyek
struktur anatomi kotiledon. Pelatihan jangka Pendek dalam
Negeri Persiapan Perkuliahan
2. Naungan dengan intensitas cahaya
LPTK Tipe B. Yogyakarta.
yang berbeda berpengaruh nyata Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan : Jilid III.
terhadap berat basah kotiledon dan
Penerbit ITB Bandung.
ketebalan daun Sitompul , S.M dan B. Guritno. 1995.
Analisis Pertumbuhan
Tanaman. UGM Press
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta
Djukri dan Purwoko, 2003.Pengaruh Tjitrosoepomo,G. 1978. Morfologi
Naungan Paranet terhadap Tumbuhan. PT Gramedia
Sifat Toleransi Tanaman Talas jakarta
(Colocasia esculenta L) Ting,I. 1982. Plant Physiology. Addison
Schott. Ilmu Pertanian 2 (10) Willey California.
:17-25
56

You might also like