Professional Documents
Culture Documents
RESENSI
Kiat ARTIKEL
ARTIKEL IDENTIFIKASI EKTOPARASIT PADA TIKUS DAN CECURUT DI DAERAH FOKUS
BUKU
dan Tips Judul : ATLAS HELMINTOLOGI
PES DESA SUROTELENG KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI
(HASIL SURVEI BULAN AGUSTUS 2011)
KEDOKTERAN Yusup Maulana*, Diah Ika Rahma*, Jarohman Raharjo**, Anggun Paramita D**
Pengarang : Purnomo, J. Gunawan W,
Magdalena L.J, Ayda R,
Harijani A.M. ABSTRACT
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Introduction: Plague is one of public health problem that can cause outbreak epidemic or that necessary
Kota Terbit : Jakarta guarded. Activity observed in humant and rodent activity in paste focus area should be done continuously to
Tahun Terbit : 2003 prevent outbreak. Rodent and human observation result in 2005 showed there were 11 patiens with a positive titer
in the District of Selo. Examinations results in Rodent and it's flea still foud positive bacteria at serologist or
bacteriology test, it's why Selo and Cepogo District need to be guarded. The aimed of this research were to count
the trap success rats, identifying species of rats, identify diversity ectoparacites in mice , identify the species
caught and count fleas General Flea Index on Rats, as plaque basic control efforts.
Methods: A cross sectional study with collection of data using observation form and rat spot survey.
Wahyuning Nuraeni*
Result and Discussion: Rat species found in Suroteleng Village, Selo Subdistrict, Boyolali District, were Rattus
tanezumi (36.4%) and Rattus tiomanicus (27.3%) and Suncus murinus (36.4%). There were two species of
ectoparacites were found namely Stivalius cognatus and Xenopsylla cheopis. General Flea Index as much 3.36.
Number more than standart of General Flea Index it mean that potential to spread disease to humans.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing masih banyak dijumpai di Indonesia. Beberapa jenis
Conclusions and Recommendations: Rat control efforts eraound the settlement needs to be improved, together
parasit cacing bulat (nematoda) terutama yang termasuk nematoda usus, prevalensinya dapat mencapai 70-80%
with active community participation.
di beberapa daerah. Selain nematoda usus, nematoda jaringan seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan
Brugia timori juga dapat menyebabkan penyakit filariasis atau kaki gajah. Sering pula dijumpai penyakit yang Keywords: ectoparacites, plague focus, rat.
disebabkan oleh jenis parasit cacing lain seperti cacing daun (trematoda) dan cacing pita (cestoda). Penegakan
diagnosis penyakit yang disebabkan oleh parasit cacing dilakukan dengan menemukan telur, larva, dan cacing
dewasanya. Diagnosis tersebut sangat bergantung pada peralatan dan kecermatan pemeriksanya. Stadium parasit PENDAHULUAN merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
yang dijumpai pada tinja, darah, maupun jaringan organ tubuh tidak sejelas gambar-gambar yang ada dalam buku Jawa Tengah yang pernah mengalami peningkatan
ajar (text book). Kesalahan dalam identifikasi jenis parasit akan mempengaruhi diagnosis dan terkadang bisa Pes merupakan penyakit zoonosis terutama kasus Pes tepatnya di Kecamatan Cepogo dan Selo
berakibat fatal. pada tikus yang dapat ditularkan kepada manusia. dengan jumlah penderita sebanyak 101 orang dan 43
Buku Atlas Helmintologi Kedokteran berisi foto-foto berbagai stadium parasit cacing sesuai dengan Penyakit yang dikenal dengan nama pesteurellosis orang diantaranya meninggal (Case Fatality Rate 42
keadaan aslinya, baik yang dilihat secara mikroskopis maupun makroskopis. Parasit cacing yang dibahas dalam atau yersinosis/plague/sampar ini bersifat akut %). Pada tahun 1970 terjadi 11 kasus dengan
atlas ini terdiri dari berbagai nematoda (nematoda usus dan nematoda jaringan), trematoda (trematoda hati, disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis (Pasteurella kematian 3 orang (CFR 27%). Sampai saat ini kasus
1
trematoda usus, trematoda paru-paru, dan trematoda darah), selain itu juga ditampilkan cestoda (pseudophylidea pestis) . Bakteri ini juga dibawa oleh kutu, pes yang bermanifes sudah tidak ditemukan lagi
dan cyclophylidea). Foto yang ditampilkan dalam atlas ini terdiri dari gambar cacing dewasa, telur dan ciri umum sedangkan kutu hidup pada tikus. Kutu namun hasil survey masih ditemukan adanya
maupun ciri khusus masing-masing spesies. Atlas ini juga dilengkapi lampiran mengenai daur hidup masing- menyebarkan penyakit ketika menghisap darah tikus penderita dengan serologi positif. Pada tikus dan
masing parasit cacing yang disajikan dalam gambar. atau manusia. Tetapi bakteri wabah pes belum pinjal masih dijumpai adanya positif baik serologis
Kelebihan Atlas Helmintologi Kedokteran adalah foto-foto parasit cacing yang ditampilkan sangat jelas terbasmi tuntas akan tetapi, dengan pengobatan yang maupun bakteriologis, sehingga Kecamatan Selo
dengan warna yang sesuai aslinya. Ukuran, perbesaran, serta tanda-tanda umum dan khusus parasit cacing tepat penyakit pes dapat disembuhkan karena dan Cepogo masih dinyatakan rawan penularan pes.
dicantumkan secara rinci, sehingga gambaran mengenai bentuk maupun besar parasit cacing yang sebenarnya berhasil diobati dengan sukses menggunakan Adapun hasil pengamatan human maupun rodent
dapat dibandingkan dengan mudah. Kelebihan-kelebihan tersebut sangat berguna bagi para dokter, paramedis, antibiotika2. Penyakit ini sampai sekarang masih pada tahun 2005 terdapat 11 penderita titer positif di
peneliti, mahasiswa, tenaga laboratorium, klinik, serta para pembaca dalam mengidentifikasi parasit cacing menjadi masalah kesehatan yang dapat Kecamatan Selo3.
sehingga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dengan lebih tepat. menimbulkan kejadian luar biasa ataupun wabah. Kegiatan pengamatan pada human dan rodent
Sebenarnya buku ini sudah memadai untuk keperluan identifikasi parasit cacing di bidang kedokteran, Daerah fokus pes di Indonesia terdapat di tiga di daerah fokus harus dilakukan terus menerus untuk
penelitian, maupun pembelajaran, karena memberikan informasi yang jelas tentang morfologi parasit cacing dan Provinsi, di Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten mencegah terulangnya ledakan pes. Dengan
daur hidupnya. Namun, akan lebih baik lagi apabila dilengkapi dengan berbagai keterangan mengenai jenis Boyolali yaitu di Kecamatan Selo dan Cepogo, kegiatan tersebut, dapat diperoleh informasi
penyakit yang disebabkan oleh masing-masing parasit dan gejala yang ditimbulkannya, sehingga siswa atau Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Kecamatan mengenai indikator dalam pelaksanaan Sistem
mahasiswa bisa lebih memahami isi buku ini. Buku Atlas Helmintologi Kedokteran ini tersedia di perpustakaan Cangkringan, Provinsi Jawa Timur di Kabupaten Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD
Pasuruan yaitu di Kecamatan Nongkojajar, Tosari, KLB) pes. Indikatornya meliputi jenis spesies tikus
Puspo dan Pasrepan. Kabupaten Boyolali tertangkap, proporsi hasil tangkapan tikus rumah
PENDAHULUAN Metode penulisan ini menggunakan angka 0,60%. Angka tersebut menunjukkan bahwa Litbang P2B2 Banjarnegara, 2011
Latar Belakang penelusuran literatur dengan menelaah buku, artikel tingkat keberhasilan penangkapan tikus di luar
rumah kurang berhasil. Penangkapan tikus dapat Tabel 2 menunjukkan distribusi frekuensi
Malaria pada awalnya merupakan penyakit dan jurnal ilmiah.
dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Hasil tikus berdasarkan jenis kelamin. Tikus jantan lebih
rawa-rawa disebabkan penyakit tersebut menyerang PEMBAHASAN
penangkapannya disajikan dalam Tabel 1. banyak daripada tikus betina. Persentase ini
pemukiman penduduk di eropa dekat dengan daerah Jenis pemeriksaan untuk penegakan
6. berdasarkan tikus yang berhasil ditangkap dengan
rawa Seiring berkembangnya studi mengenai diagnosis penyakit malaria ada beberapa, namun
Tabel 1. Distribusi Frekuensi jenis spesies tikus yang life trap.
malaria, beberapa penelitian memulai dengan hingga saat ini metode yang masih dianggap sebagai
adanya kemajuan tentang penemuan malaria. standar emas (gold standart) adalahA N
menemukanO P H E tertangkap di Desa Suroteleng,
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali Tabel 3. Distribusi Frekuensi spesies pinjal yang
Penelitian ilmiah pada malaria membuat kemajuan parasit Plasmodium dalam darah.
Beberapa jenis metode pemeriksaan parasit Bulan Agustus 2011 terdapat pada tikus yang tertangkap di
penting pertama mereka pada tahun 1880, ketika
Plasmodium ini diantaranya : No Jenis Tikus Jumlah Persen Desa Suroteleng, Kecamatan Selo,
seorang dokter tentara Perancis bekerja di rumah
1. Pemeriksaan mikroskopis. 1. Rattus tanezumi 4 36,4 % Kabupaten Boyolali Bulan Agustus 2011
sakit militer Konstantin di Aljazair bernama Charles
Louis Alphonse Laveran mengamati parasit untuk Pemeriksaan mikroskopis ini dilakukan 2. Suncus murinus 4 36,4 %
No Spesies Pinjal Jumlah Persen
pertama kalinya, di dalam sel darah merah dari orang untuk menemukan parasit Plasmodium secara visual 3. Rattus tiomanicus 3 27,3 %
1. Xenopsylla cheopis 30 81,1 %
yang menderita malaria1. Dalam penelitiannya dengan melakukan identifikasi langsung pada Jumlah total 11 100 %
2. Stivalus cognatus 7 18,9 %
dinyatakan bahwa malaria disebabkan oleh sediaan darah penderita. Pemeriksaan mikroskopis Jumlah total 37 100 %
ini sangat bergantung pada keahlian pranata Sumber: Data sekunder penangkapan tikus Boyolali, Loka
organisme protista. Untuk penemuan ini dan
laboratorium (mikroskopis) yang melakukan Litbang P2B2 Banjarnegara, 2011
kemudian, ia dianugerahi Hadiah Nobel tahun 1907
Sumber : Data sekunder penangkapan tikus Boyolali, Loka
untuk Fisiologi atau Kedokteran sedangkan parasit identifikasi. Teknik pemeriksaan inilah yang masih
malaria Plasmodium ditemukan para ilmuwan Italia menjadi standar emas dalam penegakan diagnosis Tabel 1 menunjukkan bahwa ada dua spesies Litbang P2B2 Banjarnegara, 2011.
E t t o re d a n A n g e l o C e l l i M a rc h i a f a v a 2 .
4
penyakit malaria . Termasuk di dalam jenis tikus yaitu Rattus tanezumi dan Rattus tiomanicus
pemeriksaan mikroskopis ini adalah pemeriksaan serta satu spesies bukan tikus yaitu cecurut (Suncus Jumlah ektoparasit yang ditemukan ada dua
Perkembangan selanjutnya adalah seorang peneliti
QBC (Quantitative Buffy Coat). Pada pemeriksaan murinus). Tikus yang paling banyak ditangkap jenis spesies, yaitu Xenopsylla cheopis dan Stivalus
dari Jerman bernama Gustav Giemza menemukan
QBC dilakukan pewarnaan fluorescensi dengan adalah jenis spesies R. tanezumi. Rattus tanezumi cognatus. Dari kedua jenis ektoparasit tersebut yang
plasmodium malaria dapat diidentifikasi melalui
7
Acridine Orange yang memberikan warna spesifik adalah tikus rumah. Habitat dari tikus ini adalah di terbanyak ditemukan adalah X. cheopis dengan (81,1
pewarnaan giemza . Namun pemeriksaan malaria
terhadap eritrosit yang terinfeksi oleh parasit dalam rumah atau dekat dengan manusia serta %). Umumnya X. cheopis adalah ektoparasit yang
modern telah mengalami perkembangan pesat,
Plasmodium. Plasmodium akan mengikat zat warna menggantungkan hidupnya (pakan dan tempat paling banyak ditemukan pada tikus dan di daerah
sehingga pada tulisan ini akan menelaah beberapa
Acridine Orange sehingga dapat dibedakan dengan tinggal) pada kehidupan manusia yang disebut yang pernah menjadi daerah fokus pes.
pemeriksaan malaria secara laboraturium.
TUJUAN PENULISAN sel lain yang tidak terinfeksi. Kelemahan teknik ini sebagai commensial rodent, kondisi pemukiman
Tulisan ini bertujuan menjabarkan berbagai adalah tidak dapat membedakan spesies dan tidak yang padat, sanitasi yang kurang baik dan kondisi Indeks Umum dan Indeks Khusus Pinjal
macam pemeriksaan laboratorium malaria. dapat melakukan hitung jumlah parasit. Selain itu rumah yang tidak rat proof. Dengan mengetahui jumlah pinjal yang
METODE PENULISAN juga reagensia yang digunakan relatif mahal Rattus tiomanicus adalah nama latin dari tikus diperoleh, dapat dihitung Indeks Umum Pinjal
*Loka Baturaja
58 BALABA Vol. 8, No. 02, Des 2012 : 58-59 Identifikasi Ektoparasit.................(Maulana, et.al) 35
sebesar 3,36. Indeks khusus X. cheopis) sebesar SARAN kambing, ayam dan rodensia dapat terinfeksi http://www.who.int/immunization_monitoring/M
2,72, sedangkan Indeks khusus S. cognatus) sebesar 1. Upaya penanggulangan tikus disekitar virus ini, namun tidak membentuk tingkat viremia anual_lab_diagnosis_JE.pdf
9
0, 63. Menurut Ristiyanto (2002, disitasi Riesti, pemukiman perlu ditingkatkan, bersama- sama yang mendukung peningkatan jumlah virus. 4. Suwandono, A., A. Sasmito. 2006. Japanese
2010), Indeks Umum Pinjal lebih dari dua dan Indeks dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat Manusia merupakan inang insidental dari virus Encephalitis Surveillance in Indonesia: current
Khusus Pinjal lebih tinggi dari satu untuk X. cheopis setempat misal dengan mengurangi tempat- Japanese encephalitis, sumber infeksi umumnya status and activities. Accessed July 29th 2012 on:
pada tikus, berpotensi untuk menularkan pes ke tempat yang senang dijadikan tempat diperoleh dari hewan peliharaan dan ditularkan oleh http://www.path.org/vaccineresources/files/J
manusia.2 Pada program surveilans di bidang bersembunyi tikus di dalam rumah. nyamuk. Virus kemudian bereplikasi di dalam E_surv_Indonesia_Oct06.pdf
kesehatan, Indeks Umum Pinjal dan Indeks Khusus 2. Peningkatan surveilens tikus dan pinjal masih lymph nodes, sedangkan invasi virus pada sistem 5. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti
2,9
Pinjal sering digunakan untuk menduga risiko terus diperlukan. syaraf pusat mungkin terjadi melalui darah. Saroso. 2007. Pedoman tatalaksana kasus dan
manusia tertular penyakit bersumber tikus, seperti pemeriksaan laboratorium Japanese
pes dan epizootik penyakit diantara tikus pada suatu DAFTAR PUSTAKA Pengendalian encephalitis di rumah sakit. Direktorat Jenderal
daerah, didukung dengan pengetahuan dan informasi Japanese encephalitis merupakan salah satu Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
mengenai penyebaran inang, vektor dan habitatnya. 1. Depkes RI, Ditjen PPM&PL, 2000, Petunjuk penyakit yang dapat dicegah melalui vaksinasi. Lingkungan, Departemen Kesehatan RI.
Pemberantasan Pes Di Indonesia, diakses pada Sebuah vaksin berisi virus yang telah dimatikan 6. Directorate of National Vector Borne Diseases
SIMPULAN 23 Agustus 2011 Banjarnegara dinilai efektif untuk mencegah infeksi, namun Control Programme, Ministry of Health &
1. Tikus yang berhasil ditangkap di Desa www.depkes.go.id/downloads/Pes.pdf harganya cukup tinggi dan memerlukan satu kali Family Welfare India. 2012. Guidelines for
Suroteleng, Kecamatan Selo, Kabupaten 2. Riesti, 2010, Keaneragaman Ektoparasit Pada vaksinasi primer dengan dua kali booster. Program Clinical Management of Japanese Encephalitis.
n d
Boyolali ada dua spesies yaitu R. Tanezumi Tikus Di Daerah Fokus Pes Kabupaten ini dapat melindungi orang-orang yang akan Accessed July 2 2012 on:
(36,4 %) dan R. tiomanicus (27,3 %) serta Boyolali, Laporan Magang, Universitas bepergian ke daerah endemis, namun kurang efektif http://nvbdcp.gov.in/Doc/Clinical%20Manage
didapat S. murimus atau cecurut (36,4%). Jendral Soedirman, Purwokerto. untuk dilaksanakan pada daerah dengan sarana ment-JE.pdf
2. Ektoparasi pada tikus yang ditemukan ada dua 3. Dinkes Boyolali, 2005, Profil Kesehatan kesehatan yang terbatas. Di Cina, mereka 7. Misra, US., J. Kalita. 2010. Overview: Japanese
yaitu S. cognatus (18,9%) dan X. cheopis Kabupaten Boyolali Tahun 2005. Boyolali. menggunakan vaksin yang berisi virus yang encephalitis. Progress in Neurobiology; 91:
(81,1%). dilemahkan, harganya relative murah namun tidak 108-120.
12
3. Indeks umum pinjal sebesar 3,36. tersedia di tempat lain. 8. Kim, DK., HY. Kim, JY. Kim, MB. Ye, KB.
4. Indeks khusus pinjal, untuk X. cheopis(2.72) dan Pengendalian vektor dengan bahan kimia Park, E. Han, J. Kim, SJ. Ban, SH. Hong, YK.
S. cognatus(0.63). A N O P H E t i d a k d irekomendasikan, karena tempat Park, JH. Nam. 2012. Development of an in-
perkembangbiakan nyamuk vektor di daerah vitro antigen-detection test as an alternative
persawahan sangat luas. Untuk mengurangi jumlah method to the in-vivo plaque reduction
vektor dapat dilakukan manipulasi pengairan sawah neutralization test for the quality control of
(basah-kering bergantian). Penggunaan alat Japanese encephalitis virus vaccine.
pelindung seperti lotion anti nyamuk atau kelambu Microbiology and Immunology; 56: 463-471.
cukup efektif untuk mencegah penularan. 9. Epidemiology Unit Ministry of Health Sri
Sedangkan untuk mencegah terjadinya kejadian luar Lanka. 2012. Japanese Encephalitis, A manual
nd
biasa, sebaiknya pemeliharaan ternak babi tidak for Medical Officer of Health. Accessed July 2
dilakukan disekitar area persawahan. 2012 on:
http://www.epid.gov.lk/web/attachments/arti
DAFTAR PUSTAKA cle/141/JE%20book.pdf
1. University of California, Berkeley. 2009. 10. Ta k a h a s h i , M . 1 9 7 6 . T h e e ff e c t o f
Japanese Encephalitis Handouts. Accessed July environmental and physiological conditions of
2 9 t h 2 0 1 2 o n : Culex tritaeniorhynchus on the pattern of
http://uhs.berkeley.edu/home/healthtopics/P transmission of Japanese encephalitis virus.
DF%20Handouts/ Journal of Medical Entomology, Volume 13,
Japanese%20Encephalitis.pdf Number 3, pp. 275-284(10).
2. Zheng Y, M. Li, H. Wang, G. Liang. 2012 11. World Assembly of Delegates of the Office
Japanese encephalitis and Japanese encephalitis International des Epizooties. 2010. Japanese
virus in mainland China. Review Medical encephalitis. OIE Terrestrial Manual.
Virology. Wiley online library, DOI: 12. WHO. 2001. Water Sanitation Diseases:
10.1002/rmv.1710. Japanese Encephalitis. Accessed July 29th 2012
3. WHO. 2007. Manual for the Laboratory o n :
Diagnosis of Japanese Encephalitis Virus http://www.who.int/water_sanitation_health/
Infection. Accessed June 26th 2012 on: diseases/encephalitis/en/