You are on page 1of 9

ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

PERBANDINGAN ANTARA PENERAPAN TERAPI OKUPASI DAN


LOGOTERAPI TERHADAP TINGKAT STRESS LANSIA DI
PANTI WERDHA DAMAI PERKAMIL KECAMATAN
RANOMUUT MANADO DAN PANTI WERDHA
SENJA CERAH PANIKI KECAMATAN
MAPANGET MANADO

Hendra Idris
Hendro Bidjuni
Michael Karundeng

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : chriswifto@gmail.com

Absrtact : Aging is the process of slowly lost for the tisuue to maintenance the structure
and body normal function. Stress is the response of the body with no specific about the
pressure on himself/herself. Logotherapy is an individual therapeutic activities in the form
of counseling that is done to overcome the problems of the elderly.Ocupation Theray is
healthy acitivty to cure the patient with physical disorder and mental disorder with
therapeutic activity. The Purpose of the this research is to know the comparison between
the Implementation of Occupational Therapy And logotherapy To The Stress Levels In The
Elderly at Panti Werdha Damai Perkamil district of Ranomuut Manado And at BPLU
Paniki Senja Cerah Paniki Bawah district of Mapanget Manado. The Study Design is
comparative study, the sample is 30 respondents, each Panti with 15 pespndents. Who
obtained using Purposive Sampling method. The research instrument that use is DASS
questionnaire and Therapy Ocupation Procedur List( PL). The Statistical test results using
the Mann Whitney U test, have gained p value = 0,03. This means that p value < (0,05).
The conclusion of this research, there is comparasion of the Logotherapy and occupation
therapy implementation to the stress levels in elderly.
Keywords : Logotherapy, Ocupation Therrapy Stress, Elderly

Abstrak : Menua proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk


memperbaiki struktur dan fungsi normal tubuh. Stres merupakan respons tubuh yang tidak
spesifik terhadap tuntutan beban atasnya. Logoterapi merupakan kegiatan terapi individu
berupa konseling yang dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan pada lansia,
Terapi Okupasi merupakan kegiatan kesehatan yang menangani pasien dengan gangguan
fisik atau mental dengan aktifitas terapeutik Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
perbandingan antara penerapan logoterapi dan terapi okupasi terhadap tingkat stres pada
lansia di Panti Werdha Damai Perkamil Kecamatan Ranomuut Manado dan di BPLU Senja
Cerah Paniki Bawah Manado. Desain penelitian yaitu studi perbandingan (Comparative
Study), sampel penelitian sebanyak 30, setiap panti dengan 15 responden, responden
didapat menggunakan metode Purposive Sampling. Instrumen penelitian yang digunakan
berupa kuesioner DASSdan Satuan Operasional Prosedur (SOP) Terapi Okupasi. Hasil uji
statistik menggunakan uji Mann Whitney U, didapatkan nilai p = 0,03. Ini berarti bahwa
nilai p < (0,05). Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan penerapan
logoterapi dan terapi okupasi terhadap tingkat stres pada lansia.
Kata Kunci : Terapi Okupasi, Logoterapi, Stres, Lansia

1
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua adalah suatu fungsi kognitif lansia adalah dengan
keadaan yang terjadi di dalam kehidupan menggunakan terapi okupasi. Terapi
manusia. Menua adalah proses yang okupasi merupakan suatu bentuk
mengubah seorang dewasa sehat menjadi psikoterapi suportif berupa aktivitas-
seorang yang lemah dengan aktivitas yang membangkitkan
berkurangnya sebagian besar cadangan kemandirian secara manual, kreatif dan
sistem fisiologis dan meningkatnya edukasional untuk penyesuaian diri
kerentanan terhadap berbagai penyakit dengan lingkungan dan meningkatkan
dan kematian seiring dengan bertambah- derajat kesehatan fisik dan mental pasien.
nya usia, terjadi berbagai perubahan Dengan demikian perlu adanya
fisiologis yang tidak hanya berpengaruh modifikasi intervensi generalis, salah satu
terhadap penampilan fisik, namun juga intervensi spesialis keperawatan adalah
terhadap fungsi dan tanggapannya pada logoterapi, bahwa dengan pemberian
kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2012). logoterapi, setiap klien lanjut usia dapat
Lansia akan menghadapi berbagai memaknai arti hidupnya sehingga lebih
persoalan seperti perasaan kesepian, realistis ketika menghadapi kehidupan
menurunnya kondisi fisik dan kognitif, yang akan datang. Berdasarkan hasil
perasaan tidak mampu, kematian pengambilan data awal yang peneliti
pasangan atau orang-orang terdekat lakukan di Panti Werdha Damai Perkamil
hilangnya dukungan sosial, serta didapatkan jumlah lansia yang tinggal di
penurunan kesempatan dalam hal panti tersebut sebanyak 37 orang dan
ekonomi karena tidak bekerja atau semua berjenis kelamin perempuan.
pensiun (Suprapto, 2013). Jumlah Lanjut Berdasarkan hasil wawancara yang
usia (di atas 60 tahun) pada tahun 2000 peneliti lakukan pada 6 lansia yang
adalah 11 % dari seluruh jumlah berada di Panti Werdha Damai Perkamil
penduduk dunia ( 605 juta) (World didapatkan 4 lansia mengatakan merasa
Health Organization, 2012). Pada jumlah sepi karena jauh dari anak serta tidak
penduduk 2000, diperkirakan meningkat memiliki pasangan hidup, sedangkan 2
sekitar 15,3 juta (7,4%) dari jumlah orang lainnya mengatakan seiring
penduduk, dan pada tahun 2005, jumlah bertambahnya usia menyebabkan tidak
ini diperkirakan meningkat menjadi dapat melakukan kegiatan - kegiatan
18,3 juta (8,5%). Menurut perkiraan yang dulunya bisa dilakukan.
Biro Pusat Statistik dikutip oleh Nugroho Badan Penyantun Lanjut Usia Senja
(2012), pada tahun 2005 di Indonesia, Cerah Paniki merupakan salah satu
terdapat 18.283.107 penduduk lanjut Badan Penyantun Lansia yang ada di
usia. Menurut data Dinas Kesehatan Manado yang terletak di Paniki Bawah,
Manado tahun 2014, lansia dengan usia Kecamatan Mapanget, Manado.
lebih dari 60 tahun ditahun 2011 Berdasarkan hasil pengambilan data awal
berjumlah 32.826 jiwa. Adanya yang peneliti lakukan di BPLU Senja
perubahan akibat proses menua terjadi Cerah didapatkan jumlah lansia yang
baik secara fisik dan fungsi, perubahan tinggal di BPLU tersebut sebanyak 60
mental, perubahan psikososial, orang dengan jumlah perempuan 43
perkembangan spiritual, dan membuat orang dan laki-laki 17 orang.
lansia menarik diri tentang kehidupan Dari hasil observasi penulis bahwa
pribadinya sehingga tingkat sebagian lansia terlihat murung dan
kebermaknaan hidupnya pudar. kelihatan seperti merasakan beban yang
Menurut penelitian Graff (2007), berat, dan juga kegiatan aktifitas yang
salah satu cara untuk mengoptimalkan ada di panti werdha damai sangat kurang.
2
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

Berdasarkan fenomena tersebut penulis subjek manusia harus mengikuti aturan


tertarik untuk sebuah melakukan etik dalam hal ini adalah persetujuan.
penelitian tentang perbandingan Sebelum melakukan penelitian, maka
logoterapi dan terapi okupasi terhadap peneliti memberikan surat ijin
tingkat stress lansia. permohonan penelitian kepada pihak
Panti Werdha Damai Perkamil dan BPLU
METODE PENELITIAN Senja Cerah Paniki. Setelah mendapat
Penelitian ini menggunakan metode ijin baru dilakukan penelitian dengan
studi perbandingan (comparative study) memperhatikan etika penelitian yang
yaitu penelitian yang dilakukan dengan meliputi Informed consent (Lembar
cara membandingkan persamaan dan persetujuan) dan Anonymity (Tanpa
perbedaan sebagai fenomena untuk nama).
mencari faktor-faktor apa, atau situasi
bagaimana yang menyebabkan timbulnya HASIL dan PEMBAHASAN
suatu peristiwa tertentu. (Notoatmodjo, Analisis Univariat
2010). Penelitian ini dilakukan di Panti Tabel 1. Distribusi berdasarkan umur
Werdha Damai Perkamil Kecamatan responden
Ranomuut Manado dan Panti Werdha Lansia di Senja Lansia
Senja Cerah Paniki Kecamatan Mapanget Cerah di
Manado Waktu Penelitian ini Damai
Umur n % n %
dilaksanakan pada tanggal 19 Januari - 6 60-74 7 46, 8 53.3
Februari 2015. Pendekatan sampling tahun 7
menggunakan purposive sample. Adapun 75-90 7 46, 0 0
tahun 7
kriteria inklusinya Jenis kelamin wanita , >90 1 6,7 7 46.7
Umur > 60 tahun, serta Lansia yang tahun
mengalami stress. Adapun Kriteria Total 15 100 15 100
eksklusinya adalah lansia yang menolak Sumber : Data Primer 2015
diberikan terapi okupasi dan logoterapi,
berjenis kelamin pria dan berumur <60 Tabel 2. Distribusi responden
tahun. Pada penelitian ini instrumen berdasarkan lamanya tinggal di panti
penelitian yang digunakan yaitu Lansia di Lansia di
kuesioner DASS (Depression, Anxiety Senja Cerah Damai
Lamanya N % n %
and Stress Scale). Kuisoner diajukan tinggal
secara tertulis pada responden. Untuk < 5 Tahun 10 66.7 8 53.3
>5Tahun 5 33.3 7 46.7
mengukur tingkat stres pada lansia Total 15 100 15 100
digunakan skala Likert dengan kriteria Sumber : Data Primer 2015
jawaban bila tidak pernah=0, kadang-
kadang=1, sering=2, sering sekali=3, Tabel 3. Distribusi berdasarkan suku
jumlah pernyataan sebanyak 14 item. responden
Analisis data pada penelitian ini
Lansia di Senja Lansia di
meliputi analisis univariat dan analisis Cerah Damai
bivariate dengan menggubakan uji Suku N % n %
statistik Mann Whitney U. Kriteria Batak 0 0 1 6.7
penilaian adalah bila nilai p < 0.05, dapat Jawa 1 6.7 1 6.7
Kaili 0 0 1 6.7
disimpulkan ada hubungan antara Minah 14 93. 11 73.3
variable bebas dan terikat, demikian pula asa 0 3 1 6.7
bila nilai p > 0.05. Tiong 0
hoa
Etika Penelitian menurut Setiadi (2007) Total 15 100 15 100
setiap penelitian yang menggunakan Sumber : Data Primer 2015
2
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Tabel 7. Selisih Penurunan Tingkat Stres


Stres Lansia Sebelum Dilakukan Pada Lansia Setelah Dilakukan
Logoterapi Dan Terapi Okupasi Logoterapi
Stres Stres Jumlah
Logot Terapi
erapi Okupasi Sebelum Sesudah Penurunan
Tingkat n % N % 23 17 5
Stress 16 11 10
Ringan 5 33.3 1 6.7 20 14 2
Sedang 7 46.7 9 60.0
21 12 3
Berat 3 20.0 5 33.3
16 10 4
Total 15 100 15 100 17 9 5
Sumber : Data Primer 2015 17 10 4
22 16 1
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat 16 9 3
Stres Lansia Sesudah Dilakukan 20 15 2
Logoterapi Dan Terapi Okupasi 17 12 4
18 10 2
Logot Terapi 10 6 7
erapi Okupasi 21 16 3
Tingkat n % N %
Stress
21 18 4
Ringan 8 53.3 6 40.0 Sumber Data Primer 2015
Sedang 5 33.3 9 60.0
Berat 2 13.3 0 0
Tabel 8. Selisih Penurunan Tingkat Stres
Total 15 100 15 100 Lansia Setelah Dilakukan Terapi Okupasi
Sumber : Data Primer 2015
Stres Stres Jumlah
Analisis Bivariat Sebelum Sesudah Penurunan
Tabel 6. Pengaruh penerapan Logoterapi 15 10 5
dan Terapi Okupasi terhadap tingkat stres 20 10 10
4 2 2
pada Lansia 9 6 3
Logoter Terapi 9 5 4
api Okupasi 20 15 5
Tingkat n % N % 23 19 4
Stress 3 2 1
Menurun 15 100 15 100 16 13 3
Meningka 0 0 0 0 16 14 2
t 16 12 4
Total 15 100 15 100 7 5 2
29 22 7
Sumber : Data Primer 2015 13 10 3
26 22 4
Sumber : Data Primer 2015

Tabel 9. Uji Statistik Mann Whitney U

Variabel N Mean p
Logoterapi 15 10.77
0.03
Terapi 15 20.23
Okupasi

Sumber : Data Primer 2015


3
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

Penelitian ini dilakukan di BPLU besar antara lain : perubahan dalam


Senja Cerah Paniki Bawah, Penelitian ini aktivitas sehari-hari, perubahan dalam
dilakukan di BPLU Senja Cerah Paniki perkumpulan keluarga, kematian
Bawah Kecamatan Mapanget, Manado pasangan, kematian anggota keluarga,
dan Panti Werdha Damai Perkamil dan perubahan dalam pilihan maupun
Kecamatan Ranomuut Manado pada 30 kuantitas olahraga maupun rekreasi, dan
lansia yang menjadi responden masing- perubahan dalam pekerjaan.
masing panti 15 lansia yang menjadi Perubahan-perubahan yang terjadi
responden. Penelitian ini dilaksanakan pada lansia diantaranya perubahan
pada Bulan Januari - Februari 2015 yang kondisi fisik, perubahan kondisi mental,
bertujuan untuk mengetahui perubahan psikososial, perubahan
perbandingan penerapan logoterapi dan kognitif dan perubahan spiritual.
terapi okupasi terhadap tingkat stres pada Perubahan-perubahan tersebut secara
lansia di BPLU Senja Cerah Paniki langsung atau tidak langsung dapat
Bawah Kecamatan Mapanget Manado merupakan penyebab lansia mengalami
dan Panti Werdha Damai Perkamil stres, cemas, dan atau depresi (Yani &
Kecamatan Ranomuut Manado Dari 30 Parasdyasih, 2013).
sampel yang diteliti diperoleh persentase Lansia yang mengalami stres
umur responden terbanyak yakni yang disebabkan karena ketidakmampuan
berada di kategori lanjut usia (60-74 dalam adaptasi terhadap perubahan
tahun) yaitu 7 BPLU Senja Cerah Paniki proses menua yang dialami lansia.
Bawah, Manado dan 8 di Panti Werdha Perubahan fisik/biologis yang terjadi
Damai Perkamil Kecamatan Ranomuut pada lansia umumnya yaitu lansia mudah
Manado. merasa kelelahan, penurunan fungsi
Pada penelitian yang dilakukan oleh panca indera, mudah terserang penyakit
Octavianti (2012) di Panti Sosial Tresna seperti hipertensi, asam urat sehingga
Werdha Mulia Dharma Kabupaten Kubu lansia mengalami keterbatasan dalam
Raya Pontianak didapatkan hasil yang aktivitas fisiknya yang mengakibatkan
menyatakan bahwa kejadian stres lebih lansia membatasi dalam hubungan
banyak ditemukan pada lansia dengan sosialnya dengan orang lain. Proses ini
rentang usia 60-74 tahun (40,91%), sesuai dengan teori biologis proses
namun menurut penelitiannya menua yaitu terjadi perubahan biologis
menunjukkan bahwa usia tidak pada lansia yang dimulai dari sel,
signifikan mempengaruhi kejadian stres jaringan, organ dan sistem organ yang
pada lansia. Hal ini dikarenakan semakin saling mempengaruhi satu sama lain
bertambahnya umur manusia, terjadi (Nauli, 2011).
proses penuaan secara degeneratif yang Dari keseluruhan responden yaitu 15
akan berdampak pada perubahan- responden, didapatkan jumlah terbanyak
perubahan pada diri manusia. lansia yang tinggal dipanti yaitu yang
Hasil penelitian tersebut di dukung tinggal di panti kurang dari 5 tahun yaitu
oleh penelitian Indriana (2010) yang 10 responden (66,7%). Dalam penelitian
serupa dengan Tingkat Stres di Panti yang dilakukan oleh Mahfiroh (2013) di
Werdha Pucang Gading Semarang, Panti Sosial Tresna Werdha Mulia
penelitian ini di lakukan pada 32 Dharma Kabupaten Kubu Raya
responden. Adapun hasilnya 81,25% didapatkan sebanyak 25 orang (58,1%)
menunjukkan keluhan berat dan 18,75% lansia yang berada di Panti dalam
menunjukkan keluhan sedang. Faktor- rentang waktu 1 sampai 5 tahun.
faktor yang menyebabkan stres bagi para Menurut peneliti, waktu yang bervariasi
lansia Panti Werdha ini dalam urutan 5 dapat mempengaruhi tingkat stres yang
4
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

bervariasi pula pada lansia yang berada banyak tidur. Situasi seperti ini biasanya
di Panti. Hal ini juga dapat menjadi salah berlangsung beberapa menit atau jam.
satu faktor penyebab mengapa banyak Bagi mereka sendiri, stresor ini bukan
lansia yang tidak tinggal dalam rentang resiko yang signifikan untuk timbulnya
waktu yang lama di dalam panti, selain gejala, namun demikian, stresor ringan
itu aktivitas yang monoton dalam panti yang banyak dalam waktu singkat dapat
juga dapat menjadi penyebab mengapa meningkatkan resiko penyakit
banyak lansia yang tidak tinggal dipanti .
lebih dari 5 tahun. Hal ini sejalan dengan Perbandingan Penerapan Logoterapi
penelitian yang dilakukan Setyarini & dan Terapi Okupasi Terhadap Tingkat
Arianto (2014), bahwa yang Stres Pada Lansia
mempengaruhi lamanya lansia berada Dalam penelitian ini ditemukan
kurang dari 5 tahun disebabkan oleh adanya perbandingan penerapan
kebosanan menjalani kehidupan di dalam logoterapi dan terapi okupasi terhadap
panti. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat stres pada lansia, dapat dilihat
motivasi, dan tidak ada aktivitas yang melalui uji Mann Whitney U dengan
menyenangkan untuk dilakukan lansia. \ tingkat kemaknaan = 0,05, hasil analisa
Dari 15 responden yang diteliti, menunjukkan yaitu nilai p=0,002, maka
ditemukan bahwa tingkat stres lansia nilai p < (tabel 5.10). Dari total 30
sebelum dilakukan Logoterapi paling responden yang diteliti diperoleh data
banyak yaitu Sedang (11-20) yang semua responden (30 responden)
berjumlah 7 lansia (46,7%) dan setelah mengalami penurunan tingkat stres dan
dilakukan logoterapi terjadi perbedaan tidak ada responden yang mengalami
yaitu tingkat stres lansia sesudah peningkatan jumlah tingkat stres.
dilakukan Logoterapi paling banyak Dari penelitian ini didapatkan bahwa
yaitu Ringan (0-10) yang berjumlah 8 logoterapi dan terapi okupasi dapat
lansia (53,3%). berpengaruh terhadap tingkat stres pada
Menurut Suzanne & Brenda (2008 lansia. Logoterapi yang merupakan salah
dalam Mardiana & Zalfino, 2014), stres satu bentuk pelatihan kebermaknaan
dengan tingkat sedang merupakan stres hidup ini, selain menjadi sarana bagi
yang terjadi lebih lama, dari beberapa lansia untuk menemukan dan mening-
jam sampai hari. Fase ini ditandai katkan makna dan tujuan hidupnya juga
dengan kewaspadaan, fokus pada indera dapat menjadi sarana bagi lansia untuk
penglihatan dan pendengaran, menurunkan depresi yang merupakan
peningkatan ketegangan dalam batas efek negatif dari stres. Hal ini sejalan
toleransi, dan mampu mengatasi situasi dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang dapat mepengaruhinya. Aryana & Trisnapati (2012) di Panti Wredha
Novitasari (2013) dalam penelitiannya Dharma Bakti Surakarta didapatkan
mengatakan bahwa sebagian besar lansia bahwa pelatihan kebermaknaan hidup
yang berada di panti mengalami stres efektif dalam menurunkan tingkat depresi
sedang yang disebabkan karena pada lansia sebesar 77,78%.
kekecewaan atau kemarahan pada anak, Pelatihan kebermaknaan hidup ini
keluarga atau lingkungan sekitar. dapat dikatakan membantu responden
Stres sedang biasanya disertai keluhan dalam menangani tingkat depresi. Stres
seperti gangguan tidur, detak jantung memiliki hubungan yang sangat erat
lebih keras, ketegangan emosional terhadap terjadinya depresi. Seseorang
meningkat. Selain mengalami stres mengalami depresi akibat tidak mampu
sedang lansia juga ada yang mengalami berespon atau beradaptasi terhadap
stres ringan ini disebabkan karena terlalu stresor dengan baik. Menurut penelitian
5
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

Oktizulvia (2010) mereka yang memiliki yang ideal untuk mengontrol halusinasi
konsep hidup tradisional seperti pasien.
dihormati dan dirawat dimasa tua, tapi Menurut penelitian yang dilakukan
pada kenyataannya harus hidup di panti oleh peneliti bahwa terapi okupasi
dalam sistem nilai yang berbeda dengan tenyata lebih signifikan tingkat
yang dianut misalnya kurang di hormati, penurunan tingkat stress dibandingkan
tidak dirawat oleh anak-anak serta tidak dengan logoterapi. Menurut peneliti
lagi tergantung secara ekonomi pada setelah melakukan penelitian ini
keluarga. Keadaan ini dapat pemberian terapi okupasi yang sangat
mempengaruhi psikologi dan dilakukan secara senang dan sangat
kesejahteraan lanjut usia. Untuk terbuka dapat menurunkan tingkat stress
memperoleh dukungan sosial para lansia lansia. Setelah wawancara dengan semua
juga perlu berinteraksi dengan orang lain lansia yang diberi perlakuan terapi
seperti membuat kontak sosial. Hal ini okupasi, mengatakan perasaan mereka
juga sesuai dengan penelitian Hayati terasa lega dan seperti terlepas beban
(2010), yang menunjukan bahwa lansia hidup mereka. Untuk susana Panti
akan lebih merasa senang dan bahagia Werdha Damai sangat kondusif untuk
dengan adanya aktivitas rutin seperti diberikan terapi ini, tingkat kekeluargaan
rekreasi serta mempunyai hubungan yang peneliti observasi sangat baik dan
sosial dengan kelompok seusianya, peneliti sendiri merasakan bahwa
karena hal tersebut dapat mengisi waktu kekeluargaan dan saling menyapa bisa
luang mereka. mengurangi tingkat stress lansia. Lokasi
Penelitian ini juga didukung dengan kamar mereka yang berdekatan dan luas
penelitian Kanine (2011), bahwa panti yang tidak terlalu luas
penelitian yang dilakukan dengan 2 memungkinkan lansia bisa berinteraksi
perlakuan atau intervensi yang berbeda dengan lebih sering, dan juga di dalam
dan tempat yang berbeda pula dengan kamar panti terdapat 2-3 orang yang
hasil adanya pengaruh yang baik ketika tinggal didalamnya. Sedangkan untuk
diberikan intervensi di satu tempat logoterapi sendiri, yang dilakukan di
penelitian, dengan hasil diiketahuinya BPLU Senja Cerah para lansia cenderung
perbedaan respon ketidaberdayaan klien kurang dalam ekspresif saat diberikan
DM pada kelompok intervensi dan logoterapi, logoterapi sendiri menurut
kelompok kontrol setelah dilakukan peneliti cukup bermanfaat untuk
terapi generalis dan logoterapi individu di menurunkan stress. Salah satu
rumah sakit Provinsi Sulawesi Utara. penghambat untuk terapi ini adalah
Menurut penelitian yang dilakukan komunikasi yang harus terus-menerus
oleh Kustaryono (2007) di Panti Sosial kepada lansia dan harus membangun
Tresna Wreda Bantul menunjukkan hubungan saling percaya yang sangat
bahwa terapi kelompok secara signifikan baik, sehingga lansia bisa terbuka akan
efektif menurunkan tingkat kecemasan masalah-masalah kehidupan yang dialami
yang dialami lansia. Sedangkan oleh lansia tersebut. Logoterapi sangat
penelitian menurut Budi (2010) tentang baik jika dilakukan secara jangka
perbandingan penggunaan terapi inuvidu panjang, peneliti sendiri menyadari
,terapi kelompok, dan terapi kombinasi dengan waktu yang hanya 2 minggu
terhadap kemampuan mengontrol berpengaruh terhadap tingkat
halusinasi pada pasien skizofernia di RSJ kepercayaan yang diberikan lansia
Prof dr. Soeroyo Magelang menunjukkan kepada peneliti, untuk tempat sendiri,
bahwa, terapi inuvidual merupakan terapi masing-masing lansia mempunyai kamar
yang tersendiri dan letaknya sedikit
6
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

berjauhan dan agak menghambat para Kanine, E 2011, Pengaruh Terapi


lansia untuk berinteraksi. Generalisasi dan Logoterapi
Dari informasi yang didapatkan Terhadap Respon
peneliti, para lansia yang menjadi Ketidakberdayaan Klien DM di
responden memilih untuk tinggal di panti Rumah Sakit Provinsi Sulawesi
karena keinginan mereka sendiri. Mereka Utara.
ingin tinggal di panti karena tidak mau Mahfiroh, I. 2013. Hubungan Pola
menyusahkan anak-anak dan Aktivitas Pemenuhan Kebutuhan
keluarganya, selain itu, ada juga karena Dasar Dengan Tingkat Stres Lanjut
alasan ekonomi dan alasan karena sudah Usia di Panti Sosial Tresna
tidak memiliki tempat tinggal yang layak, Werdha Dharma Kabupaten Kubu
sehingga memilih untuk tinggal di panti. Raya. Pontianak.
Mardiana Y., Zalfino. 2014. Hubungan
SIMPULAN Antara Tingkat Stress Lansia dan
Dari hasil penelitian yang telah Kejadian Hipertensi pada Lansia di
dilaksanakan di BPLU Senja Cerah RW 01 Kunciran Tangerang.
Paniki Bawah Kecamatan Mapanget Jakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan
Manado dan di Panti Werdha Damai Universitas Esa Unggul.
Perkamil Kecamatan Ranomuut Manado Nauli. F. A, 2011. Pengaruh Logoterapi
pada bulan Januari - 2015 maka dapat Lansia Dan Psikoedukasi
disimpulkan bahwa tingkat stres sebelum Keluarga Terhadap Depresi Dan
dilakukan Logoterapi dan terapi okupasi Kemampuan Memaknai Hidup
pada responden paling banyak ialah Pada Lansia Di Kelurahan
sedang dan tingkat stres sesudah Katulampa Bogor Timur. Bogor:
dilakukan Logoterapi dan Terapi Okupasi Fakultas Ilmu Keperawatan
pada responden paling banyak ialah Program Magister Ilmu
ringan..Terdapat perbedaan tingkat stres Keperawatan Depok
pada lansia antara penerapan logoterapi Nugroho,W. 2012. Keperawatan
dan terapi okupasi, dimana terapi okupasi Gerontik & Geriatrik. Jakarta:
memiliki dampak yang lebih baik dari EGC.
logoterapi, meskipun kedua terapi ini Notoatmojo, S., 2010. Metodologi
efektif dalam menurunkan tingkat stres Penelitian Kesehatan. Jakarta :
lansia Reneka Cipta
Octavianti M.M. 2012. Gambaran
DAFTAR PUSTAKA Depresi Pada Lanjut Usia di Panti
Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial Tresna Werdha Mulia
Kesehatan DepKes RI. 2008. Dharma Kabupaten Kubu Raya.
Laporan nasional riset kesehatan Pontianak : Program Studi
dasar 2007. Jakarta : Depkes RI. Pendidikan Dokter Fakultas
Departemen Kesehatan Indonesia, 2008 Kedokteran Universitas
Sk Menkes RI No Tanjungpura Pontianak.
571/MENKES/SK/VI/2008, Padila 2011 Buku Ajar Gerontik, Jakarta :
Depkes Medical Book
Danim, S. (2009) Riset Keperawatan Setiadi 2013. Konsep dan Praktik
Sejarah dan Metodologi, Jakarta : Penulisan Riset Keperawatan
EGC (Edisi2).Yogyakarta: Graha Ilmu
Indriana, dkk. 2010.Tingkat Stres Lansia Setiawan dan Suyanto. 2013. Buku Ajar
di Panti Werdha Puncak Statistik Kesehatan. Yogyakarta:
Gading Semarang Nuha Medika
7
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015

Setyarini E.A., Arianto A.B., 2014.


Pengaruh Terapi Kognitif Perilaku
Terhadap Perubahan Tingkat
Depresi Pada Lansia di Panti
Werdha Karitas Cimahi.
Sunaryo 2009 Psikologi Untuk
Keperawatan, Jakarta : EGC
World Health Organization 2012,. Ageing
and Life
Course.http://www.who.int/ageing/
about/facts/en/ Diakses tanggal 13
Oktober 2014
Yani P., Parasdyasih S. 2013. Hubungan
Tingkat Stres Dengan Kemandirian
Pada Lanjut Usia Dalam
Pemenuhan Aktivitas Dasar Sehari-
hari di Desa Bebel Kecamatan
Wonokerto Kabupaten Pekalongan.
Pekalongan : Program Studi S1
Keperawtan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah
Pekajangan.
Yosep, 2011. Keperawatan Jiwa.
Bandung:Refika Aditama

You might also like