Professional Documents
Culture Documents
Hendra Idris
Hendro Bidjuni
Michael Karundeng
Absrtact : Aging is the process of slowly lost for the tisuue to maintenance the structure
and body normal function. Stress is the response of the body with no specific about the
pressure on himself/herself. Logotherapy is an individual therapeutic activities in the form
of counseling that is done to overcome the problems of the elderly.Ocupation Theray is
healthy acitivty to cure the patient with physical disorder and mental disorder with
therapeutic activity. The Purpose of the this research is to know the comparison between
the Implementation of Occupational Therapy And logotherapy To The Stress Levels In The
Elderly at Panti Werdha Damai Perkamil district of Ranomuut Manado And at BPLU
Paniki Senja Cerah Paniki Bawah district of Mapanget Manado. The Study Design is
comparative study, the sample is 30 respondents, each Panti with 15 pespndents. Who
obtained using Purposive Sampling method. The research instrument that use is DASS
questionnaire and Therapy Ocupation Procedur List( PL). The Statistical test results using
the Mann Whitney U test, have gained p value = 0,03. This means that p value < (0,05).
The conclusion of this research, there is comparasion of the Logotherapy and occupation
therapy implementation to the stress levels in elderly.
Keywords : Logotherapy, Ocupation Therrapy Stress, Elderly
1
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015
PENDAHULUAN
Menua atau menjadi tua adalah suatu fungsi kognitif lansia adalah dengan
keadaan yang terjadi di dalam kehidupan menggunakan terapi okupasi. Terapi
manusia. Menua adalah proses yang okupasi merupakan suatu bentuk
mengubah seorang dewasa sehat menjadi psikoterapi suportif berupa aktivitas-
seorang yang lemah dengan aktivitas yang membangkitkan
berkurangnya sebagian besar cadangan kemandirian secara manual, kreatif dan
sistem fisiologis dan meningkatnya edukasional untuk penyesuaian diri
kerentanan terhadap berbagai penyakit dengan lingkungan dan meningkatkan
dan kematian seiring dengan bertambah- derajat kesehatan fisik dan mental pasien.
nya usia, terjadi berbagai perubahan Dengan demikian perlu adanya
fisiologis yang tidak hanya berpengaruh modifikasi intervensi generalis, salah satu
terhadap penampilan fisik, namun juga intervensi spesialis keperawatan adalah
terhadap fungsi dan tanggapannya pada logoterapi, bahwa dengan pemberian
kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2012). logoterapi, setiap klien lanjut usia dapat
Lansia akan menghadapi berbagai memaknai arti hidupnya sehingga lebih
persoalan seperti perasaan kesepian, realistis ketika menghadapi kehidupan
menurunnya kondisi fisik dan kognitif, yang akan datang. Berdasarkan hasil
perasaan tidak mampu, kematian pengambilan data awal yang peneliti
pasangan atau orang-orang terdekat lakukan di Panti Werdha Damai Perkamil
hilangnya dukungan sosial, serta didapatkan jumlah lansia yang tinggal di
penurunan kesempatan dalam hal panti tersebut sebanyak 37 orang dan
ekonomi karena tidak bekerja atau semua berjenis kelamin perempuan.
pensiun (Suprapto, 2013). Jumlah Lanjut Berdasarkan hasil wawancara yang
usia (di atas 60 tahun) pada tahun 2000 peneliti lakukan pada 6 lansia yang
adalah 11 % dari seluruh jumlah berada di Panti Werdha Damai Perkamil
penduduk dunia ( 605 juta) (World didapatkan 4 lansia mengatakan merasa
Health Organization, 2012). Pada jumlah sepi karena jauh dari anak serta tidak
penduduk 2000, diperkirakan meningkat memiliki pasangan hidup, sedangkan 2
sekitar 15,3 juta (7,4%) dari jumlah orang lainnya mengatakan seiring
penduduk, dan pada tahun 2005, jumlah bertambahnya usia menyebabkan tidak
ini diperkirakan meningkat menjadi dapat melakukan kegiatan - kegiatan
18,3 juta (8,5%). Menurut perkiraan yang dulunya bisa dilakukan.
Biro Pusat Statistik dikutip oleh Nugroho Badan Penyantun Lanjut Usia Senja
(2012), pada tahun 2005 di Indonesia, Cerah Paniki merupakan salah satu
terdapat 18.283.107 penduduk lanjut Badan Penyantun Lansia yang ada di
usia. Menurut data Dinas Kesehatan Manado yang terletak di Paniki Bawah,
Manado tahun 2014, lansia dengan usia Kecamatan Mapanget, Manado.
lebih dari 60 tahun ditahun 2011 Berdasarkan hasil pengambilan data awal
berjumlah 32.826 jiwa. Adanya yang peneliti lakukan di BPLU Senja
perubahan akibat proses menua terjadi Cerah didapatkan jumlah lansia yang
baik secara fisik dan fungsi, perubahan tinggal di BPLU tersebut sebanyak 60
mental, perubahan psikososial, orang dengan jumlah perempuan 43
perkembangan spiritual, dan membuat orang dan laki-laki 17 orang.
lansia menarik diri tentang kehidupan Dari hasil observasi penulis bahwa
pribadinya sehingga tingkat sebagian lansia terlihat murung dan
kebermaknaan hidupnya pudar. kelihatan seperti merasakan beban yang
Menurut penelitian Graff (2007), berat, dan juga kegiatan aktifitas yang
salah satu cara untuk mengoptimalkan ada di panti werdha damai sangat kurang.
2
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015
Variabel N Mean p
Logoterapi 15 10.77
0.03
Terapi 15 20.23
Okupasi
bervariasi pula pada lansia yang berada banyak tidur. Situasi seperti ini biasanya
di Panti. Hal ini juga dapat menjadi salah berlangsung beberapa menit atau jam.
satu faktor penyebab mengapa banyak Bagi mereka sendiri, stresor ini bukan
lansia yang tidak tinggal dalam rentang resiko yang signifikan untuk timbulnya
waktu yang lama di dalam panti, selain gejala, namun demikian, stresor ringan
itu aktivitas yang monoton dalam panti yang banyak dalam waktu singkat dapat
juga dapat menjadi penyebab mengapa meningkatkan resiko penyakit
banyak lansia yang tidak tinggal dipanti .
lebih dari 5 tahun. Hal ini sejalan dengan Perbandingan Penerapan Logoterapi
penelitian yang dilakukan Setyarini & dan Terapi Okupasi Terhadap Tingkat
Arianto (2014), bahwa yang Stres Pada Lansia
mempengaruhi lamanya lansia berada Dalam penelitian ini ditemukan
kurang dari 5 tahun disebabkan oleh adanya perbandingan penerapan
kebosanan menjalani kehidupan di dalam logoterapi dan terapi okupasi terhadap
panti. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat stres pada lansia, dapat dilihat
motivasi, dan tidak ada aktivitas yang melalui uji Mann Whitney U dengan
menyenangkan untuk dilakukan lansia. \ tingkat kemaknaan = 0,05, hasil analisa
Dari 15 responden yang diteliti, menunjukkan yaitu nilai p=0,002, maka
ditemukan bahwa tingkat stres lansia nilai p < (tabel 5.10). Dari total 30
sebelum dilakukan Logoterapi paling responden yang diteliti diperoleh data
banyak yaitu Sedang (11-20) yang semua responden (30 responden)
berjumlah 7 lansia (46,7%) dan setelah mengalami penurunan tingkat stres dan
dilakukan logoterapi terjadi perbedaan tidak ada responden yang mengalami
yaitu tingkat stres lansia sesudah peningkatan jumlah tingkat stres.
dilakukan Logoterapi paling banyak Dari penelitian ini didapatkan bahwa
yaitu Ringan (0-10) yang berjumlah 8 logoterapi dan terapi okupasi dapat
lansia (53,3%). berpengaruh terhadap tingkat stres pada
Menurut Suzanne & Brenda (2008 lansia. Logoterapi yang merupakan salah
dalam Mardiana & Zalfino, 2014), stres satu bentuk pelatihan kebermaknaan
dengan tingkat sedang merupakan stres hidup ini, selain menjadi sarana bagi
yang terjadi lebih lama, dari beberapa lansia untuk menemukan dan mening-
jam sampai hari. Fase ini ditandai katkan makna dan tujuan hidupnya juga
dengan kewaspadaan, fokus pada indera dapat menjadi sarana bagi lansia untuk
penglihatan dan pendengaran, menurunkan depresi yang merupakan
peningkatan ketegangan dalam batas efek negatif dari stres. Hal ini sejalan
toleransi, dan mampu mengatasi situasi dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang dapat mepengaruhinya. Aryana & Trisnapati (2012) di Panti Wredha
Novitasari (2013) dalam penelitiannya Dharma Bakti Surakarta didapatkan
mengatakan bahwa sebagian besar lansia bahwa pelatihan kebermaknaan hidup
yang berada di panti mengalami stres efektif dalam menurunkan tingkat depresi
sedang yang disebabkan karena pada lansia sebesar 77,78%.
kekecewaan atau kemarahan pada anak, Pelatihan kebermaknaan hidup ini
keluarga atau lingkungan sekitar. dapat dikatakan membantu responden
Stres sedang biasanya disertai keluhan dalam menangani tingkat depresi. Stres
seperti gangguan tidur, detak jantung memiliki hubungan yang sangat erat
lebih keras, ketegangan emosional terhadap terjadinya depresi. Seseorang
meningkat. Selain mengalami stres mengalami depresi akibat tidak mampu
sedang lansia juga ada yang mengalami berespon atau beradaptasi terhadap
stres ringan ini disebabkan karena terlalu stresor dengan baik. Menurut penelitian
5
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015
Oktizulvia (2010) mereka yang memiliki yang ideal untuk mengontrol halusinasi
konsep hidup tradisional seperti pasien.
dihormati dan dirawat dimasa tua, tapi Menurut penelitian yang dilakukan
pada kenyataannya harus hidup di panti oleh peneliti bahwa terapi okupasi
dalam sistem nilai yang berbeda dengan tenyata lebih signifikan tingkat
yang dianut misalnya kurang di hormati, penurunan tingkat stress dibandingkan
tidak dirawat oleh anak-anak serta tidak dengan logoterapi. Menurut peneliti
lagi tergantung secara ekonomi pada setelah melakukan penelitian ini
keluarga. Keadaan ini dapat pemberian terapi okupasi yang sangat
mempengaruhi psikologi dan dilakukan secara senang dan sangat
kesejahteraan lanjut usia. Untuk terbuka dapat menurunkan tingkat stress
memperoleh dukungan sosial para lansia lansia. Setelah wawancara dengan semua
juga perlu berinteraksi dengan orang lain lansia yang diberi perlakuan terapi
seperti membuat kontak sosial. Hal ini okupasi, mengatakan perasaan mereka
juga sesuai dengan penelitian Hayati terasa lega dan seperti terlepas beban
(2010), yang menunjukan bahwa lansia hidup mereka. Untuk susana Panti
akan lebih merasa senang dan bahagia Werdha Damai sangat kondusif untuk
dengan adanya aktivitas rutin seperti diberikan terapi ini, tingkat kekeluargaan
rekreasi serta mempunyai hubungan yang peneliti observasi sangat baik dan
sosial dengan kelompok seusianya, peneliti sendiri merasakan bahwa
karena hal tersebut dapat mengisi waktu kekeluargaan dan saling menyapa bisa
luang mereka. mengurangi tingkat stress lansia. Lokasi
Penelitian ini juga didukung dengan kamar mereka yang berdekatan dan luas
penelitian Kanine (2011), bahwa panti yang tidak terlalu luas
penelitian yang dilakukan dengan 2 memungkinkan lansia bisa berinteraksi
perlakuan atau intervensi yang berbeda dengan lebih sering, dan juga di dalam
dan tempat yang berbeda pula dengan kamar panti terdapat 2-3 orang yang
hasil adanya pengaruh yang baik ketika tinggal didalamnya. Sedangkan untuk
diberikan intervensi di satu tempat logoterapi sendiri, yang dilakukan di
penelitian, dengan hasil diiketahuinya BPLU Senja Cerah para lansia cenderung
perbedaan respon ketidaberdayaan klien kurang dalam ekspresif saat diberikan
DM pada kelompok intervensi dan logoterapi, logoterapi sendiri menurut
kelompok kontrol setelah dilakukan peneliti cukup bermanfaat untuk
terapi generalis dan logoterapi individu di menurunkan stress. Salah satu
rumah sakit Provinsi Sulawesi Utara. penghambat untuk terapi ini adalah
Menurut penelitian yang dilakukan komunikasi yang harus terus-menerus
oleh Kustaryono (2007) di Panti Sosial kepada lansia dan harus membangun
Tresna Wreda Bantul menunjukkan hubungan saling percaya yang sangat
bahwa terapi kelompok secara signifikan baik, sehingga lansia bisa terbuka akan
efektif menurunkan tingkat kecemasan masalah-masalah kehidupan yang dialami
yang dialami lansia. Sedangkan oleh lansia tersebut. Logoterapi sangat
penelitian menurut Budi (2010) tentang baik jika dilakukan secara jangka
perbandingan penggunaan terapi inuvidu panjang, peneliti sendiri menyadari
,terapi kelompok, dan terapi kombinasi dengan waktu yang hanya 2 minggu
terhadap kemampuan mengontrol berpengaruh terhadap tingkat
halusinasi pada pasien skizofernia di RSJ kepercayaan yang diberikan lansia
Prof dr. Soeroyo Magelang menunjukkan kepada peneliti, untuk tempat sendiri,
bahwa, terapi inuvidual merupakan terapi masing-masing lansia mempunyai kamar
yang tersendiri dan letaknya sedikit
6
ejournal keperawatan(e-Kp) Volume 3, Nomor 2, Mei 2015