You are on page 1of 10

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TEKANAN DARAH MANUSIA

MENGGUNAKAN SENSOR 2SMPP YANG DAPAT MENYIMPAN DATA

MAKALAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI BIOMEDIK (BIOLOGI,


FISIKA, BIOKIMIA) DAN IMPLIKSI DALAM KEPERAWATAN

Oleh

Kelompok 10

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 1
1.3 Tujuan..................................................................................... 2
BAB 2. METODOLOGI ........................................................................ 3
BAB 3. PEMBAHASAN ......................................................................... 4
3.1 Trend Issue Perkembangan Teknologi Tensimeter .............. 4
3.2 Perkembangan Tensimeter .................................................... 4
3.3 Hubungan Tensimeter Digital Menggunakan Sensor
2SMPP dengan Implikasi dalam Keperawatan .................... 5
BAB 4. PENUTUP................................................................................... 7
4.1 Kesimpulan ........................................................................... 7
4.2 Saran ..................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring perkembangan zaman sekarang banyak beberapa aneka yang
instan seperti makanan, alat teknologi yang praktis dan lain sebagainya.
Perkembangan zaman sekarang sudah banyak alat teknologi baru yang bisa
mempermudah di setiap pekerjaan. Seperti alat teknologi kesehatan yang
sekarang berkembang dengan pesat. Contoh dari alat kesehatan seperti alat
ukur kesehatan yaitu tensimeter atau sphygmomanometer. Tensimeter dikenalkan
pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia,lebih dari 100 tahun yang
lalu. Tensimeter adalah alat yang di gunakan untuk mengukur tekanan darah. Tensi meter
yang masih banyak digunakan berjenis aneroid, dimana hanya kalangan tertentu saja yang
dapat memahami dan mengerti cara pembacaan alat tersebut. Selain itu permasalahan dari
tensimeter aneroid adalah penentuan nilai tekanan darah yang masih rumit karena tidak
praktis dalam pembacaan dan pengoprasian.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, tensimeter yang
awalnya hanya tensimeter air raksa kini telah berkembang menjadi tensimeter aneroid
bahkan tensimeter digital. Tensimeter air raksa yang merupakan alat pengukur
tekanan darah konvensional sudah sangat jarang dipergunakan oleh rumah
sakit luar negeri. Alasan tidak menggunakan tensimeter jenis ini ialah sisi
keamanannya, sebab tensimeter jenis ini terdapat air raksa yang berfungsi
sebagai pengukur tekanan darah dan apabila pendinginnya pecah maka akan
berdampak buruk bahkan bisa berakibat fatal jika mengenai tubuh. Sedangkan
tensimeter digital lebih dipercaya keakuratannya, lebih praktis serta modern.
Maka dari itu penulis mengambil tema makalah tentang tensimeter digital
dengan judul jurnal Rancang Bangun Alat Ukur Tekanan Darah Manusia
Menggunakan Sensor 2SMPP yang Dapat Menyimpan Data. Tensimeter ini
bukan sekedar tensimeten digital biasa yang telah beredar luas di masyarakat,
melainkan sebuah temuan yang dilengkapi dengan penyimpanan data.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana trend dan issue pada perkembangan teknologi tensimeter
atau sphygmomanometer ?
1.2.2 Bagaimana perkembangan teknologi pada tensimeter atau
sphygmomanometer ?
1.2.3 Bagaimana hubungan tensimeter digital menggunakan sensor 2SMPP
dengan implikasi dalam keperawatan ?
2

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui rancang bangun alat ukur tekanan darah manusia
menggunakan sensor 2SMPP yang dapat menyimpan data.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui trend dan issue pada perkembangan teknologi


tensimeter atau sphygmomanometer.

2. Untuk mengetahui perkembangan teknologi pada tensimeter atau


sphygmomanometer.

3. Untuk mengetahui hubungan tensimeter digital menggunakan


sensor 2SMPP dengan implikasi dalam keperawatan.
3

BAB 2. METODELOGI

Metode yang digunakan dalam jurnal ini yaitu deskriptif kualitatif dengan
perancangan sistem yang dibuat terdiri dari perancangan alat ukur tekanan darah
otomatis yang menggunakan sensor tekanan, motor dan selenoit, keypad dan
mikrontroler ATMega 8535, dimana hasil pengukuran bisa langsung ditampilkan
secara otomatis di LCD sehingga memudahkan dalam proses pembacaan. Dalam
perancangan ini, rangkaian catu daya dibutuhkan untuk mensupplay tegangan
untuk menjalankan semua sistem yaitu ke mikrokontroler ATMega 8535, Motor
DC, Selenoit dan LCD menggunakan tegangan 5 V DC. Selanjutnya yaitu berupa
rangkaian sensor tekanan dan perancangan sistem minimum mikrokontroler
ATMega8535.
4

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Trend Issue Perkembangan Teknologi Tensimeter

Pada tahun 2015 WHO (World Health Organization) telah menetapkan


larangan penggunaan merkuri untuk seluruh alat kesehatan ( Aulia dalam
Tribunnews, 2012). Sebagai contohnya yaitu tensimeter raksa. Saat
ini hampir di semua Rumah Sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainnya di
Indonesia masih menggunakan alat pengukur tekanan darah yang mengandung
Mercury di dalamnya. Maka pelarangan oleh WHO akan berdampak besar
bagi operasional sehari-hari di rumah sakit.

Pelarangan penggunaan tensimeter bermekuri dikarenakan dapat


membahayakan baik bagi petugas kesehatan maupun penerima pelayanan
kesehatan jika tensimeter bermerkuri tersebut pecah. Untuk mengatasi
permasalahan ini, penggunaan alat kesehatan pengukuran tekanan darah
dialihkan ke tensimeter analog dan saat ini sudah banyak yang menggunakan
tensimeter digital. Hal ini karena tensimeter digital lebih praktis dalam
penggunaannya.

3.2 Perkembangan Tensimeter

Tensimeter pertama didunia ditemukan oleh Samuel Siegfried Karl Rotter


von Basch pada tahun 1881, sphygmomanometer masih memiliki bentuk yang
sederhana. Alat ini terdiri dari bola karet yang diisi air untuk membatasi aliran
darah di arteri. Selanjutnya, bola tersebut dihubungkan ke kolom yang berisi
air raksa yang berfungsi sebagai satuan pengukuran atau disebut juga mmHg
(milimeter air raksa). Pemakaian tensimeter air raksa mulai ditinggalkan
karena sangat berbahaya jika menyentuh kulit dan saluran
pernafasan. Bahkan, Uni Eropa secara resmi telah melarang penjualan alat
kesehatan yang mengandung merkuri sejak 3 April 2009. Hal inilah yang
kemudian mempengaruhi munculnya tensimeter aneroid. Tensimeter aneroid
menggunakan jarum sebagai penunjuk status tekanan darah. Namun, satuan
pengukuran tetap berkiblat pada satuan mmHg (milimeter air raksa). Aneroid
sendiri memiliki arti tidak menggunakan cairan, yang maksudnya sudah tidak
mengandung air raksa lagi untuk pengukuran tekanan darah. Selain lebih
aman, tensimeter aneroid juga semakin banyak digunakan karena dapat
memberikan hasil yang lebih akurat, handal, dan terpercaya, dibandingkan
versi merkuri. Namun, tetap membutuhkan cara manual agar bisa mengetahui
kondisi tekanan darah si pasien. Peran dari stetoskop masih sangat diperlukan
5

untuk mendeteksi denyut nadi untuk mendapatkan hasil tekanan sistolik dan
diastolik. Namun seiring dengan perkembangan zaman, tensimeter telah
beralih ke tensimeter digital yang lebih modern. Dilengkapi layar LCD yang
informatif untuk mengetahui informasi tekanan sistolik, tekanan diastolik,
bahkan jumlah denyut nadi per menit. Semuanya tersaji secara digital dan
praktis, sangat berbeda jauh dari tensimeter aneroid dan air raksa yang masih
tradisional dan serba manual.

3.3 Hubungan Tensimeter Digital Menggunakan Sensor 2SMPP dengan Implikasi


dalam Keperawatan

Digital sphygmomanometer atau biasa disebut dengan tensi meter digital


merupakan sebuah alat pengukuran tekanan darah dengan cara digital atau
otomatis. Tensimeter ini menggunakan alaram digital sebagai indikator
pengukuran, serta data hasil pengukuran dapat langsung ditampilkan pada
LCD tensimeter. Selain itu tensimeter ini akan mengonfirmasikan hasil
pengukuran tekanan darah, yaitu apakah tekanan darah dari hasil pengukuran
menunjukkan tekanan darah normal, tinggi atau rendah, dan juga alat ini dapat
pula menyimpan data hasil pengukuran yang telah dilakukan.

Alat ukur ini dirancang dengan mengunakan sensor tekanan 2SMPP,


motor DC, selenoid valve, mikrokontroler, dan LCD. Proses dilakukan setelah
pengisian data dan nama, lalu mikrokontroler memerintahkan motor ON dan
selenoid tutup, maka tekanan darah dan denyut nadi akan di ukur. Kemudian
data dari sensor 2SMPP dikirim ke mikrokontroler untuk di olah, setelah
semua proses pengukuran selesai hasil pengukuran berupa tekanan darah atas
(sistolik) dan tekanan darah bawah ( diastolik) akan di tampilkan di LCD.

Bentuk fisik sensor 2MPP Tampilan alat


6

Tensimeter digital menggunakan sensor 2SMPP diuji keakuratannya


dengan cara membandingkan hasil pengukuran tensimeter ini dengan
tensimeter aneroid atau analog. Hasil yang didapat dari uji keakuratan yaitu
memiliki nilai presentasi ketelitian sebesar Sistolik 2,3% dan Diastolik 2,35%
sehingga alat ini dapat dikatakan akurat. Tensimeter ini berbeda dengan
tensimeter digital pada umumnya, karena tensimeter digital dengan
menggunakan sensor 2SMPP ini dapat menyimpan data hasil pengukuran
sebanyak 10 kali penggunaan. Maka hal ini dapat membantu didalam proses
asuhan keperawatan, sebab pekerjaan perawat tidak hanya terfokus pada satu
atau dua pasien melainkan satu perawat bisa memegang banyak pasien.
Dengan tensimeter digital menggunakan sensor 2SMPP akan memperingan
pekerjaan perawat didalam melaksanakan proses pemeriksaan ataupun
monitoring tanda tanda vital, khususnya pemeriksaan tekana darah. Selain
tensimeter digital ini dapat mempermudah jalannya proses asuhan
keperawatan, hal ini juga dapat membantu pasien untuk menjalani monitoring
diri terhadap penyakit tekanan darah tinggi. Karena tensimeter digital ini dapat
digunakan dengan mudah, berbeda dengan tensimeter aneroid dan tensimeter
air raksa yang hanya orang yang memiliki pengalaman khusus saja yang dapat
menggunakan tensimeter ini.

Melalui tensimeter digital dengan menggunakan sensor 2SMPP dapat


membantu pasien untuk melakukan pemeriksaan diri secara mandiri,
khususnya bagi pasien yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Karena
tensimeter ini memiliki kelebihan dapat menyimpan data selama 10 kali
penggunaan, maka pasien dengan riwayat hipertensi dapat dengan mudah
memantau tekanan darahnya apakah mengalami kenaikan, penurunan, ataupun
telah stabil tanpa melakukan pencatatan selama 10 kali penggunaan.
Tensimeter ini juga dapat membantu para lansia untuk monitoring tekanan
darahnya sendiri, karena lansia cenderung memiliki penurunan pada daya
ingatnya. Sehingga jika menggunakan tensimeter digital dengan sensor
2SMPP ini dapat mempermudah lansia untuk mengingat kembali hasil
pengukuran sebelumnya. Selain itu, penggunaan tensimeter digital dengan
menggunakan sensor 2MPP dapat mengurangi ongkos dan biaya perawatan di
rumah sakit. Sebab sangat praktis dalam proses penggunaannya, sekalipun itu
dilakukan oleh orang awam.
7

BAB 4. PENUTUP

4.1 kesimpulan

Digital sphygmomanometer atau biasa disebut dengan tensimeter digital


merupakan sebuah alat pengukuran tekanan darah dengan cara digital atau
otomatis. Tensimeter ini menggunakan alaram digital sebagai indikator
pengukuran, serta dapat langsung ditampilkann pada LCD tensimeter. Alat
ukur ini dirancang dengan mengunakan sensor tekanan 2SMPP, motor DC,
selenoid valve, mikrokontroler, dan LCD. Proses dilakukan setelah pengisian
data dan nama, lalu mikrokontroler memerintahkan motor ON dan selenoid
tutup, maka tekanan darah dan denyut nadi akan di ukur. Tensimeter digital
menggunakan sensor 2SMPP dapat memperingan pekerjaan perawat didalam
melaksanakan proses asuhan keperawatan khususya pemeriksaan ataupun
monitoring tanda tanda vital seperti pemeriksaan tekanan darah. Sebab
dengan kelebihan tensimeter digital menggunakan sensor 2SMPP yang dapat
menyimpan data sebanyak 10 kali penggunaan, akan membantu memperingan
dan mempercepat kerja perawat. Serta dapat membantu pasien untuk
melakukan pemeriksaan diri secara mandiri, khususnya bagi pasien yang
memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Karena tensimeter digital ini dapat
digunakan dengan praktis, sehingga masyarakat atau orang awam dapat
dengan mudah melakukan monitoring diri tanpa harus memiliki keahlian
khusus.

4.2 Saran

Pemanfaatan teknologi Digital sphygmomanometer menjadi hal yang


penting mengingat kondisi permasalahan yang semakin kompleks. Hal
tersebut membantu perawat dalam asuhan keperawatan, salah satunya adalah
monitoring tekanan darah. Sehingga pemanfaatan teknologi digital
sphygmomanometer 2SMPP ini menjadi salah satu jalan keluar yang baik
untuk masalah kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Eka, Ghanes. (2015). Evolusi Tensimeter, Dari Tradisional Menuju Serba


Digital.Wellcommshop.com. Diunduh dari
http://www.wellcommshop.com/evolusi-tensimeter-dari-tradisional-menuju-
serba-digital pada 03 oktober 2016.

Kandou, Febriyani M, dkk. (2014). Rancang Bangun Alat Tekanan Darah


Manuisa Menggunakan Sensor 2SMPP Yang Dapat Menyimpan Data. Diunduh
dari https://scholar.google.co.id/scholar pada 29 September 2016.

Medicalogy. (2016). Mengenal Lebih Dekat Tentang Tensimeter.


Medicalogy.com. Diunduh dari https://www.medicalogy.com/blog/mengenal-
lebih-dekat-tentang-tensimeter/ pada 03 Oktober 2016.

Muhtadi, Indra K. (2013). Mengapa Kita Beralih KeTensimeter Merkuri?:


Press Release. Diunduh dari http://www.indramuhtadi.com/abn-group-blog-
page/mengapa-kita-beralih-ke-tensimeter-non-mercury pada 03 oktober 2016.

Sutroyanto, Eko. (2012). Mahasiswa SGU Sukses Ciptakan Tensimeter


Bebas Mercury. Tribuntechno: Tribunnews.com. Diunduh dari
http://m.tribunnews.com/iptek/2012/11/10/mahasiswa-sgu-sukses-ciptakan-
tensimeter-bebas-mercury pada 04 Oktober 2016.

You might also like