You are on page 1of 17

NUTRISI IBU DAN JANIN DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

MAKALAH

oleh

KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
NUTRISI IBU DAN JANIN DALAM KEPERAWATAN MATERNITAS

MAKALAH

diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas dengan


dosen pengampuh Ns. Dini Kurniawati, M.Psi., M.Kep., Sp.Kep. Mat

oleh

KELOMPOK 1
Erlangga Wisnu Dewa 152310101048
Reka Saputri Mega R. 152310101269
Nurul Aeni Shoolihaa 152310101291

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
BAB. 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat


keluarga bahagia contohnya dalam kehamilan. Menurut Federasi Obstetri
Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau
penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Sarwono Prawirohardjo, 2011). Pada kehamilan terjadi perubahan
fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu harus sehat dan
mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil. Agar kehamilan
berjalan sukses ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama kehamilan
diantaranya kebutuhan selama hamil yang berbeda-beda untuk setiap individu
dan juga dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan status gizi sebelumnya.

Masih rendahnya gizi buruk ibu hamil di indonesia terus meningkat dari
tahun ke tahun, ini yang membuat kajian pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini. Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilannya
akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya
antara lain anemia, pendarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, kurang gizi juga dapat mempengaruhi proses persalinan dimana dapat
mengakibatkan persalinan sulit, lama, premature, pendarahan setelah
persalinan, dan berat janin bayi lahir rendah (Judi J.E, 2002).

Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat


kurang baik bagi ibu dan janin yang dikandung serta jalannya persalinan.
Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan pengawasan berat badan (BB)
selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan kesehatan
pada masa hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat
gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan
untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Agar ibu hamil lebih tahu dan
mengerti tentang pentingnya gizi seimbang serta menu seimbang saat
kehamilan. Jika dilihat dari masalah diatas maka sangat penting sekali agar
ibu hamil dapat mengetahui nutrisi yang baik bagi dirinya dan janin yang
dikandungnya.

1.2 Tujuan

Mampu menjelaskan nutrisi bagi kesehatan ibu dan janin


BAB. 2 TELAAH LITERATUR

2.1 Pengertian Nutrisi

Menurut Sandjaja (dalam Golopong, 2012) Kata gizi yang dalam bahasa
Arab “Al Gizzai” sudah dikenal sejak tahun 1950-an merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris “nutrition”. Secara profesional kata nutrisi sejak tahun
1950-an digunakan di kalangan ilmu perternakan dan kedokteran hewan.

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi


normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh
tubuh(Makoto, 2016).

2.2 Kebutuhan Nutrisi Pada Ibu Hamil

Makanan bergizi harus dipersiapkan sebelum seorang ibu berencana


hamil. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat
baik untuk pertumbuhan janin. Minggu-minggu pertama kehamilan adalah
masa di mana organ tubuh yang penting terbentuk. Kekurangan gizi pada saat
ini dapat menimbulkan kelainan pada bayi atau bahkan kelahiran prematur.
Karena itu, gizi seimbang penting untuk pertumbuhan janin.

Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah


sumber kalori (karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin B12, zat
besi, zat seng, kalsium, vitamin C, vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin
E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan
diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat besi dan kolin (Pramita,
2009).
Kebutuhan nutrisi pada kehamilan disesuaikan dengan usia
kehamilan, mulaidari trimester pertama hingga trimester ketiga. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya keluhan ibu hamil yang
mempengaruhi keinginannya untuk makan (David & Etti, 2005).
1. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Pertama
Pada kehamilan trimester pertama umur kehamilan 0-3 bulan
umumnya timbulkeluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah,
pusing-pusing, selera makanberkurang sehingga timbul kelemahan
dan malas beraktivitas.
Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein,
mineral serta vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan
pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan dengan
keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu
hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan,
bentuk makanan biasa, dan untuk menghindari rasa mual dan
muntah porsi makanan kecil. Agar kecukupan zat-zat gizi terpenuhi dapat
diperhatikan hal-halseperti berikut:
a. Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna. Buah-buahan segar
dan sayuranhijau biasanya dapat mengurangi rasa mual.
b. Posi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi sering. Bila kurang
selera makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie atau
jajanan lain yang bergizi.
2. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Kedua
Pada trimester kedua mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk
pertumbuhan serta perkembangan janin serta untuk mempertahankan
kesehatan ibu, karena pertumbuhan janin yang pesat di mana jaringan
otak menjadi perhatian utama maka ibu hamil memerlukan protein dan
zat gizi lain seperti galaktosa yang ada pada susu sehingga dianjurkan
untuk minum susu 400 cc. Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua
ini adalah:
a. Memakan makanan yang kaya akan protein (zat pembangun), agar
janin mengalami pertumbuhan yang baik. Bahan makanan sumber
protein adalah ikan, daging, telur, kacang-kacangan dan
hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lain-lain.
b. Vitamin dan mineral sebagai zat pengatur yang banyak terdapat pada
buah dan sayuran.
c. Perlu diperhatikan, bila ibu mengalami bengkak-bengkak pada kaki,
hendaknya konsumsi garam dan makanan perlu dikurangi. Bahan
makanan yang banyak mengandung garam antara lain mie
instan, margarine, mentega, kecap, dan lain-lain.

3. Kebutuhan Nutrisi pada Trimester Ketiga


Trimester ketiga, pada saat ini nafsu makan sudah baik sekali
cenderung untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan
agar tidak terjadi kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan
dengan nilai biologis yang tinggi serta memadai untuk mencukupi segala
yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester ketiga sama
dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu
banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan.

2.3 Standar Makanan Khusus Pada Ibu Hamil

Menurut Harwina (2011), Ibu hamil sering mengalami masalah pada


intake nutrisi, sehingga adaptasi ibu hamil dapat menyebabkan ibu hamil di
rawan dan diharapkan tetap mendapatkan intake nutrisi yang adekuat.
Stamdar khusus pada ibu hamil diantaranya yaitu:

a. DIIT Hyperemesis Gravidarum


Diberikan untuk mengganti persediaan glikogen dan mengontrol asidosis,
serta secara bertahap memberikan makanan cukup kalori dan zat-zat gizi.
Syarat-syarat pemberian diit hyperemesis gravidarum adalah :
1. Makanan mengandung tinggi karbohidrat , rendah lemak.
2. Cukup cairan
3. Makanan dalam bentuk kering, dan cairan diberikan sesuai kondisi
klien
4. Makanan mudah dicerna dan tidak merangsang
5. Pemberian dalam frekwensi kecil tapi sering

Jenis diit hypermeresis gravidarum:

1. Diit Hypermeresis I
Diberikan pada ibu hamil dengan hypermeresis gravidarum berat.
Makanan yang dapat dimakan hanya roti kering dan buah-buahan.
Minuman tidak diberikan bersama dengan makanan., namun 1-2 jam
sesudah makan. Kandungan semua zat gizi makanan kurang,kecuali
vitamin c sehingga hanya diberikan dalam waktu beberapa hari.
Contoh menu :

Jam 08.00 : roti panggang 2 potong dan selai

Jam 10.00 : air jeruk 1 gelas dan gula pasir 1sdm

Jam 12.00 : roti panggang 2 potong, selai 1sdm, papaya 2 potong sedang

Gula pasir 1sdm

Jam 14.00 : air jeruk 1 gelas, dan gula pasir 1 sdm

Jam 16.00 : pepaya 1 potong sedang

Jam 18.00 : roti panggang 2 potong, selai 1 sdm, pisang 1 buah sedang,

gula pasir 1sdm

Jam 20.00 : air jeruk 1 gelas dan gula pasir 1sdm

2. Diit Hypermeresis II
Diberikan bila rasa mual dan muntah pada ibu hamil sudah berkurang.
Makan bertahap dari makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersamaan dengan makanan. Kandungan gizi semua zat
makanan tidak berkurang kecuali vitamin a dan d.
Contoh menu :
Pagi : roti panggang, isi selai, dan telur rebus
Jam 10.00 : slada buah
Siang : nasi, perkedel panggang, tempe bacem, setup bayam, dan
buah papaya
Jam 16.00 : slada buah
Sore : nasi, daging, tahu bumbu tomat, setup wortel dan buah
pisang
Jam 20.00 : roti panggang isi selai dan the manis
3. Diit Hyperemesis III
Diit ini diberikan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum
ringan. Minuman dapat diberikan bersamaan dengan makanan bila klien
mampu. Kandungan semua zat gizi yang diberikan cukup, kecuali kalsium.
Menu makanan pada diit hyperemesis III sama dengan diit
hyperemesis II, hanya pada makanan selingan jam 10.00 dan 16.00
ditambahkan biscuit. Makanan yang dapat diberikan pada klien seperti roti
panggang, biscuit, soda krackers, dan dapat dimakan bersama selai, buah-
buahan seperti buah segar dan sari buah, dll. Makanan yang harus
dihindari klien yaitu makanan gorengan dan berlemak, makanan yang
terlalu berbumbu, dan berbau yang merangsang.
b. Diit Preeklampsi
Pemberian diit ini bertujuan untuk menggantikan protein yang hilang
melalui urin, mencegah dan mengurangi retensi garam atau air, menjaga
peningkatan berat badan tidak lebih dari normal, serta memberikan zat gizi
yang cukup sesuai kondisi klien.
Syarat-syarat pemberian diit ini adalah :
1. Semua zat gizi dan kalori cukup. Pada klien dengan preeklampsi berat
diberikan secara bertahap sesuai kemampuan klien.
2. Rendah garam. Retensi garam atau air berkaitan dengan berat badan
yang diupayakan <3 kg/bulan atau <1 kg/minggu.
3. Tinggi protein. Pemberian protein 1,5-2g/kgBB
4. Bentuk makanan sesuai kemampuan klien.
5. Cairan diberikan 2500 ml sehari.

2.4 Makanan Yang Harus Dihindari Ibu Hamil

Beberapa makanan di bawah ini dapat membahayakan janin jika dimakan


oleh ibu. Ada yang menyebabkan keracunan sampai terganggunya
perkembangan otak janin (Arinda, 2017).

1. Ikan yang mengandung merkuri tinggi

Seafood mengandung sumber protein dan asam lemak omega-3 yang baik
untuk perkembangan otak dan fungsi penglihatan bayi. Namun, juga
mengandung zat berbahaya bagi tubuh yang ditemukan pada beberapa ikan.
Ikan yang mengandung merkuri tinggi dapat menyebabkan terganggunya
perkembangan otak bayi. Semakin besar ukuran ikan, semakin besar juga
merkuri yang dikandungnya. Lembaga makanan dan obat Amerika atau The
Food and Drug Administration (FDA) melarang ibu hamil untuk memakan
ikan todak, ikan hiu, ikan makerel raja, dan tilefish karena kandungan
merkurinya yang sangat tinggi. Jenis ikan tersebut mungkin jarang di
Indonesia, namun ada baiknya ibu mengetahui hal ini.

Beberapa jenis seafood lain yang sering ditemui juga mempunyai kadar
merkuri tinggi tetapi tidak setinggi ikan-ikan yang telah disebutkan di atas.
Contohnya adalah udang, salmon, tuna, sarden, catfish, ikan bilis, ikan tilapia,
dan ikan trout. Konsumsi ikan-ikan ini sebaiknya dibatasi hanya 2 kali per
minggu.

2. Seafood mentah atau setengah matang

Seafood mentah atau dimasak setengah matang dapat membahayakan janin


karena bisa saja masih mengandung bakteri atau virus yang berbahaya. Oleh
karena itu, sebaiknya hindari ikan dan kerang mentah, seperti yang biasanya
ada di shushi dan sashimi dan masak ikan hingga matang sempurna. Masak
ikan pada temperatur 63 derajat Celcius. Masak udang, lobster, dan kerang
sampai mereka berubah warna menjadi putih seperti susu. Masak kerang
sampai cangkang mereka terbuka.

3. Daging sapi dan unggas setengah matang

Daging sapi dan unggas (ayam, burung, bebek) yang dimasak setengah
matang dapat menyebabkan keracunan karena bakteri atau zat yang
dihasilkan bakteri yang terdapat dalam makanan tersebut. Untuk mencegah
keracunan, sebaiknya masak daging sapi dan daging unggas sampai matang
sempurna, tidak ada darah. Jika perlu, gunakan termometer untuk memastikan
kematangannya.
4. Telur mentah atau setengah matang

Masaklah telur sampai matang, sampai kuning dan putih telur berubah
menjadi padat. Hal ini dilakukan untuk mencegah keracunan karena bakteri
salmonella yang ada dalam telur. Salmonella yang masuk ke tubuh ibu dapat
membahayakan janin dan juga dapat membuat ibu terkena diare dan muntah.
Hindari juga makanan yang mengandung telur mentah atau setengah matang,
seperti mayonaise yang dibuat sendiri.

5. Minuman yang tidak dipasteurisasi

Susu menyehatkan jika sudah dipasteurisasi atau sudah melalui tahap


pemanasan. Namun, jika belum dipasteurisasi sebaiknya ibu hamil jangan
meminum susu tersebut. Susu atau produk susu yang belum melalui proses
pasteurisasi dapat menyebabkan keracunan karena kemungkinan masih
terdapat bakteri di dalamnya. Hindari juga minum susu murni mentah, seperti
susu sapi atau susu kambing yang belum dipasteurisasi.

6. Hati

Hati, seperti hati ayam atau hati sapi, mengandung banyak vitamin A.
Konsumsi vitamin A berlebihan dapat membahayakan janin. Sebaiknya batasi
konsumsi hati bagi ibu hamil.

7. Kafein

Kafein dapat melewati plasenta dan mengakibatkan dampak pada detak


jantung bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi banyak
kafein selama hamil berhubungan dengan peningkatan risiko keguguran, berat
badan bayi lahir rendah, dan kematian bayi saat lahir, tetapi diperlukan
penelitian lebih lanjut. Sebaiknya batasi konsumsi minuman dan makanan
yang mengandung kafein, seperti kopi, teh, minuman bersoda, dan minuman
berenergi, pada ibu hamil.
8. Alkohol

Ibu yang minum alkohol mempunyai risiko keguguran dan kematian bayi
saat lahir lebih tinggi. Terlalu banyak konsumsi alkohol saat hamil dapat
mengakibatkan fetal alcohol syndrome yang dapat menyebabkan kelainan
bentuk wajah, kelainan jantung, dan kemunduran mental pada anak. Minum
sedikit alkohol bahkan dapat berdampak pada terganggunya perkembangan
otak bayi.

9. Suplemen vitamin dan minyak ikan

Sebaiknya jangan konsumsi suplemen multivitamin dengan dosis tinggi,


suplemen minyak hati ikan, atau suplemen lain yang mengandung vitamin A
dosis tinggi. Terlalu banyak asupan vitamin A dapat membahayakan janin.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda jika ingin mengonsumsi
suplemen.

2.5 Penyebab Kekurangan Gizi Pada Ibu hamil

Penyebab pertama kekurangan gizi adalah asupan nutrisi yang kurang


pada wanita hamil. Nutrisi yang kurang pada ibu hamil bisa diakibatkan oleh
bertambahnya angka kemiskinan di Indonesia. Kekurangan gizi pun bisa
diakibatkan ibu yang kurang peduli akan kesehatan janin, sulitnya masuk
makanan dan minuman akibat gejala kehamilan semisal mual, muntah dan
lainnya.

Seorang wanita memerlukan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan


proses – proses yang unik yang dialami oleh seoarang wanita yaitu saat
menstruasi dan saat terjadinya kehamilan. Apalagi saat wanita tersebut sedang
dalam keadaan hamil, tentu saja nutrisi yang dibutuhkan dua kali lebih
banyak untuk kesehatan ibu hamil dan juga untuk pertumbuhan janin yang
dikandungnya, dan juga untuk persiapan diwaktu melahirkan dan juga saat
nifas. Dan tentunya sebagai seorang wanita normal ingin hamil dalam kondisi
yang sehat, nyaman, dan bahagia begitu juga sewaktu melahirkan pastinya
ingin melahirkan secara normal dan sehat baik ibu maupun bayi yang telah
dilahirkan. Adapun dampak – dampak yang terjadi pada ibu hamil yang
mengalami kekurangan nutrisi atau kekurangan gizi, antara lain (Waryono,
2010):
1. Anemia
Anemia adalah kondisi dimana kadar Hb (hemoglobin) dalam darah
dibawah batas normal. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya
asupan zat besi dalam tubuh, anemia ini umumnya sering terjadi pada ibu
hamil. Ibu hamil yang kurang zat besi biasanya mengeluhkan sering
mengalami pusing, lemah, letih, lesu, gampang capek. Anemia pada ibu
hamil ini berdampak buruk pada kesehatan janin juga ibu hamil. Anemia
pada ibu hamil ini bisa mengakibatkan abortus (keguguran), kematian
janin, terhambatnya pertumbuhan janin, kecacatan janin, BBLR (Berat
Bayi Lahir Rendah). Untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan
tersebut maka zat besi dalam tubuh harus terpenuhi apalagi untuk ibu
hamil khususnya, yaitu dengan cara istirahat yang cukup, mengkonsumsi
tablet tambah darah saat kehamilan, makan – makanan yang bergizi yang
banyak mengandung zat besi.

2. Kekurangan Energi Kalori

KEK adalah kondisi dimana berat ibu hamil kurang memenuhi


kebutuhan ( terlalu kurus ). KEK ini bisa ditentukan dengan mengukur
LILA (lingkar lengan atas). LILA (lingkar lengan atas) normal pada ibu
hamil minimal 23,5 cm. Ibu hamil yang mengalami KEK diperkirakan
akan melahirkan bayi dalam kondisi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan
bayi yang dalam kondisi beratnya kurang akan mempunyai resiko – resiko
yang fatal misalnya : gizi kurang pada bayi, kematian bayi, gangguan
terhapad pertumbuhan anak dan juga gangguan terhadap perkembangan
fisik maupun perkembangan otak anak.
3. Dampak saat persalinan
Ibu dengan kondisi kekurangan nutrisi beresiko persalinan sulit atau
lama, melahirkan bayi dalam kondisi premature (lahir belum cukup bulan),
terjadinya perdarahan pada ibu sesudah melahirkan, Dan biasanya saat
persalinan ibu juga kekurangan tenaga untuk mengejan saat terjadinya
proses persalinan sehingga melahirkan dengan cara operasi cenderung
tinggi bagi ibu hamil
4. Dampak Saat Nifas
Saat nifas, ibu memerlukan banyak nutrisi dimana nutrisi tersebut
digunakan sebagai tenaga pemulihan sesudah melahirkan. Biasanya ibu
yang kekurangan nutrisi diwaktu nifas akan mengalami pusing, mata
berkunang – kunang, lemah, letih, lesu, demam, mudah terkena infeksi,
terhambat proses kembalinya kandungan dalam ukuran semula dan juga
terhambatnya penyembuhan luka saat terjadi persalinan. Dimasa ini ibu
nifas dilarang untuk berpantangan dalam mengkonsumsi makanan karena
bisa mengakibatkan hal – hal tersebut dan juga bisa berdampak kematian
pada ibu nifas.
5. Dampak Pada Bayi atau janin
Ibu hamil yang kekurangan gizi atau nutrisi juga berpengaruh buruk
terhadap pertumbuhan janin yang dikandungannya. Janin yang kekurangan
gizi biasanya akan mengalami penghambatan dalam tumbuh kembang
dalam janin, serta dapat mengakibatkan keguguran. Selain itu juga akan
terjadi BBLR pada bayi saat dilahirkan, bayi tampak kurus dan mudahnya
terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuh pada bayi berkurang.
BAB 3. SIMPULAN

Peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan mencerminkan kebutuhan


janin untuk tumbuh, serta untuk kebutuhan fisiologis ibu. Beberapa nutrisi penting
yang diperlukan ibu hamil diantaranya adalah sumber kalori (karbohidrat dan
lemak), protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, zat seng, kalsium, vitamin C,
vitamin A, vitamin D, vitamin B6, vitamin E. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan
bagi janin dalam kandungan diantaranya DHA, gangliosida (GA), asam folat, zat
besi dan kolin.
DAFTAR PUSTAKA

Aya, Makoto. 2016.Artikel: Nutrisi Substansi Organik yang Dibutuhkan dari


Sistem Tubuh. IlmuKesehatan.com
Astuti, H. W. 2011. Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Jakarta Timur: CV
Transinfomedia.
Bramardianto.(2017). Pengaruh Gizi Buruk Selama Kehamilan. Diunduh dari
http://bramardianto.com/pengaruh-gizi-buruk-selama-kehamilan.html
pada tanggal 19 Februari 2017.
Firdaus. 2014. Dampak Kekurangan Gizi Saat Kehamilan. Diunduh, dari
http://www.firdaus45.com/2014/12/dampak-kekurangan-gizi-saat-
kehamilan.html pada tanggal 19 Februari 2017.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Pramita. 2010. Artikel: Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil Dan Menyusui. Jakarta:
Pramita Lab.

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Siantur, Golopong. 2012. Gizi Dan Nutrisi. Jakarta: Kemenkes RI diunduh dari
http://gizi.depkes.go.id/gizi-dan-nutrisi pada 20 Februari 2017.
Simanjuntak, David., Sudaryati, Etti. 2005. Artikel: Gizi Pada Ibu Hamil dan
Menyusui. Medan: Repository USU.

Veratamala, Arinda. 2017. Artikel: Daftar Makanan Yang Harus Di Hindari Oleh
Ibu Hamil. Hello Sehat

Waryono.(2010).Gizi Reproduksi.Yogyakarta.Pustaka Rihama.


LAMPIRAN

You might also like