You are on page 1of 9

Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan Keutuhan

Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami


Kartika Sari

Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh


Jl. Tgk. Tanoh Abee, Darussalam Banda Aceh

kartika.kamaruzzaman@gmail.com

Abstract
Forgiveness is the attitude of individuals who have been hurt not to commit acts of revenge against the actor of an
affair, not the desire to stay away from the actor of an affair, otherwise the desire for peace and do good against the
actor of an affair, even though the actor of an affair has done hurtful behavior. The purpose of this study was to know
the description of wifes forgiveness as an attempt to restore the integrity of the household due to husband's infidelity
and what the factors are causing the wife can forgive her husband committed adultery. This study uses the qualitative
phenomenological approach. There are two respondents. The first respondent is N, and the second respondent is A,
who has the experience, and both subjects remained in their marriage. Characteristic of the subjects was the wife who
had been married at least two years and had a child, and the minimum education level is high school. The results
showed both subjects are not been able to forgive her husband committed adultery. This is because of rumination
about a transgression, which was the subjects tendency to remember the incident husbands' infidelity, preventing him
to forgive. Therefore, the forgivenesss subject of husband's infidelity is categorized in dimensions Hollow
Forgiveness, which is subject can express concretely forgiveness through behavior, but instead she has not been able to
feel and appreciate it. Moreover, both subjects remained in their marriage because of the children. Although subject A
still on marriage survive due to financial reasons that is economically dependent on her husband and considers if she
divorced, she wont get a better husband than her husband now.

Keywords: Forgiveness, infidelity, household

Abstrak
Forgiveness merupakan sikap individu yang telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap
pelaku, tidak adanya keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan berbuat baik
terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang menyakitkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat gambaran forgiveness pada istri sebagai upaya untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga akibat
perselingkuhan suami dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan istri memaafkan perselingkuhan yang dilakukan
suami. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 2 orang yang masih bertahan dalam perkawinan. Karakteristik subjek adalah istri yang telah menikah
minimal dua tahun, memiliki anak dari hasil perkawinan dan tingkat pendidikan minimal SMA. Hasil penelitian
menunjukkan Kedua subjek belum dapat memaafkan sepenuhnya perselingkuhan yang dilakukan suami. Hal ini
dikarenakan adanya rumination about transgression, yaitu kecenderungan subjek untuk terus menerus mengingat
kejadian perselingkuhan suami, sehingga menghalangi dirinya untuk memaafkan. Oleh karena itu, perilaku pemaafan
subjek terhadap perselingkuhan suami tergolong dalam dimensi Hollow Forgiveness, yaitu subjek dapat
mengekspresikan secara konkret pemaafan melalui perilaku, namun sebaliknya ia belum dapat merasakan dan
menghayati adanya pemaafan dalam dirinya. Subjek masih bertahan dalam perkawinan dikarenakan anak. Walapun
pada subjek A ia masih bertahan dalam perkawinan dikarenakan alasan finansial yaitu ketergantungan secara ekonomi
terhadap suami dan menganggap apabila ia bercerai belum tentu ia akan mendapatkan suami yang lebih baik dari
suaminya sekarang.

Kata kunci: forgiveness, perselingkuhan, rumah tangga

50
Sari, Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan 51
Keutuhan Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami

Perkawinan adalah sebuah ikatan yang sah mapan, sehingga memungkinkan suami untuk
antara laki-laki dan perempuan dimana mencoba berbuat iseng dengan menggoda
keduanya terlibat secara seksual, memiliki wanita lain atau karena kemapanannya
dan membesarkan anak (Strong, DeVault, & tersebut menjadi sasaran godaan wanita lain
Cohen 2011). Menikah akan memberikan yang dapat memicu perselingkuhan (Hawari,
status baru kepada pasangan, membentuk 2002). Adanya peluang atau kesempatan juga
intimacy, memberikan dukungan sosial, dan dapat memicu terjadinya perselingkuhan
menghindarkan seseorang dari rasa kesepian. (Kholid, 2004).
Pasangan yang menikah akan saling
membentuk intimasi, afeksi, dan dukungan Apabila istri mengetahui perselingkuhan
satu sama lainnya, adanya rasa saling suami, reaksi pertama yang muncul adalah
menghargai serta rasa saling menyayangi. shock dan hampa (Spring, 1996). Selain itu
Apabila hal tersebut terpenuhi, maka akan istri akan merasa keyakinan diri dan rasa
terciptanya kepuasan dalam perkawinan (Bee aman yang selama ini diperoleh dari suami
dan Mitchael, dalam Theresia, 2002), namun merupakan sesuatu yang tampak naif dan
tidak semua harapan-harapan tersebut dapat palsu. Untuk mengatasi perasaan sakit hati
diperoleh. Salah satu masalah yang sering dan kecewa dan mengembalikan hubungan
muncul dalam perkawinan adalah masalah seperti sebelumnya diperlukan perilaku
yang berhubungan dengan ketidakjujuran memaafkan. McCullough (dalam
pasangan. Ketidakjujuran dalam perkawinan McCullough, Fincham, & Tsang, 2003)
adalah suatu bentuk perselingkuhan atau menjelaskan memaafkan melibatkan suatu
penyelewengan sebagai bentuk ketidaksetiaan perubahan prososial. Maksudnya adalah
pada pasangan. Setiap orang memberikan ketika seseorang memaafkan, maka perilaku
sebutan berbeda-beda mengenai memaafkan akan tampil baik dalam pikiran,
perselingkuhan yaitu affair, penyelewengan, perasaan dan tingkah laku. Pasangan dapat
extramarital, dan sebagainya. Semua kata memaafkan perilaku pasangannya dan
tersebut memiliki pengertian yang sama bertahan dalam perkawinan dikarenakan
seperti dijelaskan oleh Nath (2011), affair adanya faktor akomodasi, yaitu keinginan
adalah melibatkan kedekatan emosional dan untuk tidak membalas dendam dan tidak
kegiatan seksual yang dilakukan oleh salah menyakiti pelaku. Pasangan akan memaafkan
satu pasangan yang telah menikah dengan kesalahan yang dilakukan pasangannya kare-
orang lain yang bukan pasangannya secara na adanya keinginan untuk tetap mem-
resmi. pertahankan hubungan perkawinan. Pasangan
yang memiliki komitmen yang kuat dalam
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Fair perkawinannya akan memiliki orientasi
(dalam Nath, 2011) ditemukan bahwa 27,2 jangka panjang yang jelas yang ingin dicapai,
persen laki-laki dan 29,2 persen perempuan sehingga kesalahan pasangan akan dinilai
yang sudah menikah terlibat dalam sebagai sesuatu yang harus dimaafkan untuk
perselingkuhan. Menurut Hawari (2002) dapat mempertahankan hubungan dan
penyebab terjadinya krisis dalam perkawinan komitmen tersebut (McCullough, Pargament,
dikarenakan perselingkuhan. Perselingkuhan & Thoresen, 2000).
90% lebih banyak dilakukan oleh suami,
sedangkan istri hanya 10%. Suami mulai Perselingkuhan
berselingkuh ketika usianya diperkirakan 40
Bird & Melville (1994), menyatakan bahwa
tahun, dimana pada usia ini disebut juga
perselingkuhan adalah hubungan yang
sebagai puber kedua atau life begin at 40.
dilakukan oleh salah satu pasangan yang telah
Keadaan ini dikarenakan finansial suami telah
menikah dengan orang lain yang bukan
52 Jurnal Psikologi Undip Vol. 11, No.1, April 2012

merupakan pasangannya secara resmi. Definisi d. Long-Term Affair


yang sama diperkuat oleh Singh, Pal, & Perselingkuhan ini berlangsung bertahun-
Kunwar (2009) yang menyebutkan bahwa tahun bahkan mungkin sepanjang
perselingkuhan adalah hubungan yang perkawinan. Keterikatan emosional sangat
dilakukan oleh individu yang telah menikah kuat sehingga sulit bahkan tidak dapat
dengan seseorang yang bukan pasangan resmi membuat keputusan untuk berpisah dengan
yang terikat dalam pernikahan. Selanjutnya pasangan selingkuhannya.
Harley (dalam Naland, 2001) menjelaskan
perselingkuhan merupakan sebuah hubungan Bell (dalam Veranita, 1990), menjelaskan
yang melibatkan dua orang yang melakukan beberapa penyebab atau alasan seseorang
kegiatan seksual dengan cinta yang dalam terlibat dalam perselingkuhan, yaitu:
terhadap pasangannya masing-masing. 1. Mencari variasi baru pengalaman seksual.
2. Melakukan pembalasan atas ketidaksetiaan
Subtonik dan Harris (dalam Naland, 2001) pasangan.
membedakan beberapa pengertian per- 3. Menentang norma monogami;
selingkuhan berdasarkan keterikatan emosi- menunjukkan penolakan terhadap norma
onal, yaitu: masyarakat yang dianggap membatasi
a. Serial Affair kebebasannya.
Merupakan penyelewengan yang dilakukan 4. Mencari kepuasaan emosional yang tidak
lebih dari satu orang dengan berganti-ganti tepenuhi dalam perkawinan
pasangan tanpa adanya keterikatan 5. Memiliki hubungan persahabatan dengan
emosional dan komitmen tertentu diantara seseorang diluar perkawinannya
keduanya. Individu yang melakukan 6. Suami atau istri mendorong hubungan gelap
penyelewengan menyatakan ia tetap tersebut; biasanya suami mendorong istri
mencintai dan bertanggung jawab pada melakukan hal yang sama. Contohnya
pasangan dan menganggap penyelewengan mate swapping dan swinging (saling
tidak akan menyakiti hati pasangannya bertukar pasangan)
b. Flings 7. Membuktikan bahwa masih muda dan
Perselingkuhan belum menunjukkan adanya menarik
keterikatan emosional dan komitmen 8. Terlihat hanya untuk memperoleh
apapun terhadap pasangan selingkuhannya. kesenangan
Flings biasanya terjadi karena adanya
suasana serta kondisi yang mendukung dan Then (dalam Naland, 2001) menyebutkan tiga
memungkinkan terjadinya perselingkuhan, alasan utama yang membuat istri tetap
misalnya daya tarik sesaat antara pria dan bertahan dalam perkawinannya, yaitu:
wanita yang kebetulan berada jauh dari 1. Alasan Pribadi
pasangannya hidupnya. a. Mencintai suami, anak-anak, keluarga
c. Romantic Love Affair dan perkawinan.
Perselingkuhan telah melibatkan Beberapa istri tetap mempertahankan
keterikatan emosional yang mendalam perkawinannya karena sangat mencintai
sehingga suami atau istri saling peduli suami. Selain itu, istri merasa perlu
terhadap pasangan selingkuhannya dan mempertahankan perkawinannya karena
berusaha agar hubungan mereka berdua anak. Perceraian seringkali berakibat
dapat disatukan dalam kehidupan masing- buruk bagi mereka yang terlibat,
masing. khususnya anak-anak sehingga istri
merasa perlu berkorban dengan
mempertahankan perkawinannya agar
anak tidak ikut menderita.
Sari, Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan 53
Keutuhan Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami

b. Ketergantungan terhadap suami. 3. Alasan Keuangan


Terkadang istri merasa dirinya rapuh Banyak wanita memilih bertahan dalam
tidak sanggup melakukan segala sesuatu perkawinanya karena kehidupan ekonomi
sendiri atau tidak mampu menjadi bergantung sepenuhnya pada suami atau
orangtua tunggal serta adanya sekalipun bekerja penghasilan yang
ketergantungan secara emosional diperoleh hanya merupakan tambahan,
terhadap suami. tidak mencukupi kebutuhan dirinya dan
c. Perselingkuhan bukan merupakan alasan juga anak-anak.
untuk bercerai.
Istri menganggap bahwa sebagian besar Forgiveness
suami tidak setia, dengan demikian
perselingkuhan bukanlah merupakan Forgiveness merupakan sikap seseorang yang
alasan yang cukup kuat untuk bercerai. telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan
Seandainya mereka bercerai dan balas dendam terhadap pelaku, tidak adanya
menikah lagi, pria yang menjadi suami keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya
di kemudian hari belum tentu akan setia. adanya keinginan untuk berdamai dan berbuat
d. Kehidupan beragama baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah
Allgeier dan Allgeier (dalam Naland, melakukan perilaku yang menyakitkan
2001) melihat bahwa banyak pasangan (McCullogh dalam McCullogh, Fincham, &
yang mempertahankan perkawinannya Tsang, 2003). Forgiveness berhubungan
karena pertimbangan agama atau moral, dengan keinginan orang yang telah disakiti
walaupun sebenarnya mereka hidup untuk menghilangkan kemarahan, melawan
dalam kekecewaan. Beberapa penelitian dorongan-dorongan untuk menghukum,
mengenai peran orientasi religius dalam berhenti untuk marah. Dengan memaafkan
perkawinan menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap yang sebelumnya
keimanan merupakan sumber dukungan ingin membalas dendam dan menjauhi pelaku,
sosial (Davidson & Moore dalam maka dengan memaafkan seseorang memiliki
Naland, 2001). keinginan untuk berdamai dengan pelaku,
2. Alasan Sosial dimana perilaku memaafkan ini akan tampil
Banyak wanita mendapatkan identitas diri dalam pikiran, perasaan atau tingkah laku
melalui perkawinannya. Beberapa peran, orang yang telah disakiti (Enright, Gassin, dan
terutama peran sosial sebagai wanita Wu, dalam McCullogh, Fincham, & Tsang,
dewasa banyak berhubungan dengan 2003).
kedudukan suaminya. Oleh karena itu
Menurut Baumeister, Exline dan Sommer
dengan kehilangan status sebagai istri
(dalam Sumampouw, 2004) dimensi
berarti juga beberapa peran penting dalam
forgiveness dapat saling berinteraksi dan
kehidupan sosial serta gaya hidup yang
menghasilkan beberapa kombinasi
telah dimiliki akan hilang. Sebagian istri
forgiveness, seperti yang tertuang dalam tabel
memilih untuk bertahan dalam perkawinan
1 di bawah ini.
agar tetap memiliki peran dan status sosial
yang ada.

Tabel 1. Dimensi Forgiveness


Interpersonal Act + No Intrapsychic state Hollow Forgiveness
Intrapsychic state state + No Interpersonal Act Silent Forgiveness
Intrapsychic state + Interpersonal Act Total Forgiveness
No Intrapsychic state + No Interpersonal Act No Forgiveness
(Sumber: Baumeister, Exline & Sommer dalam Sumampouw, 2004)
54 Jurnal Psikologi Undip Vol. 11, No.1, April 2012

1. Hollow Forgiveness pada orang yang disakiti. Baumeister,


Kombinasi ini terjadi saat orang yang Exline dan Sommer (dalam Sumampuow,
disakiti dapat mengekspresikan pemaafan 2004) menyebut kondisi ini sebagai total
secara konkret melalui perilaku, namun grudge combination. Hal ini terjadi karena
orang yang disakiti belum dapat merasakan beberapa faktor, yaitu:
dan menghayati adanya pemaafan didalam a. Claims on Reward and Benefit
dirinya. orang yang disakiti masih Maaf yang tidak diberikan kepada
menyimpan rasa dendam dan kebencian pelaku memberikan keuntungan
meskipun ia telah mengatakan kepada praktis dan material bagi orang yang
pelaku saya memafkan kamu. Al- disakiti. Pelaku memiliki hutang
Mabuk, Enright, Cardis Baumeister, Exline kepada orang yang disakiti akibat dari
dan Sommer (dalam Sumampuow, 2004) perbuatan menyakitkan yang
mengatakan bahwa dimulainya proses dilakukannya. Pemaafan sering
intrapsikis dari pemaafan ditandai dengan diberikan pada saat pelaku
adanya komitmen dalam diri orang yang menampilkan tindakan yang
disakiti untuk memafkan. Saat komitmen memberikan keuntungan bagi orang
telah dimiliki, orang yang disakiti dapat yang disakiti. Reward yang diperoleh
mengekpresikannya dengan baik kepada tidak hanya material tetapi juga non
pelaku. material. Contoh reward non material
2.Silent Forgiveness adalah perasaan yang dialami orang
Kombinasi ini kebalikan dari kombinasi yang disakiti bahwa dirinya lebih
pertama. Dalam kombinasi ini intrapsychic superior dalam hal moral. Perasaan
forgiveness dirasakan, namun tidak superior ini dipengaruhi oleh kondisi
diekspresikannya melalui perbuatan dalam pemaafan yang dialami oleh orang
hubungan interpersonal, nointerpersonal yang disakiti. Intrapsychic forgiveness
forgiveness. Orang yang disakiti tidak lagi melepaskan orang yang disakiti dari
menyimpan perasaan marah, dendam, perasaan superior tersebut, sedangkan
benci kepada pelaku namun tidak interpersonal forgiveness dapat
mengespresikannya. Orang yang disakiti dilakukan oleh orang yang disakiti
membiarkan pelaku terus merasa bersalah untuk menyatakan bahwa dirinya lebih
dan terus bertindak seakan-akan pelaku superior dalam hal moral
tetap bersalah. b. To Prevent Reccurence
3. Total Forgiveness Pemaafan dianggap dapat
Dalam kombinasi ini orang yang disakiti meningkatkan kemungkinan
menghilangkan perasaan kecewa, benci terjadinya pelanggaran atau peristiwa
atau marah terhadap pelaku tentang menyakitkan yang dialami orang yang
pelanggaran yang terjadi. Kemudian, disakiti di masa mendatang. Dengan
hubungan antara orang yang disakiti tidak diberikannya pemaafan kepada
dengan pelaku kembali secara total seperti pelaku, orang yang disakiti dapat terus
keadaan sebelumnya pelanggaran atau mengingatkan pelaku untuk tidak
peristiwa yang menyakitkan orang yang mengulangi perbuatannya
disakiti terjadi (Baumeister, Exline dan c. Continued Suffering
Sommer dalam Sumampouw, 2004) Penghalang dalam memaafkan adalah
4. No Forgiveness terus berlanjutnya perasaan menderita
Dalam kombinasi ini, Intrapsychic dan dari peristiwa menyakitkan yang
Interpersonal Forgiveness tidak terjadi dialami oleh orang yang disakiti. Saat
Sari, Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan 55
Keutuhan Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami

konsekuensi dari pengalaman 2. Karakteristik Serangan


menyakitkan yang dialami oleh orang Seseorang akan lebih sulit memaafkan
yang disakiti di masa lalu kejadian-kejadian yang dianggap penting
mempengaruhi hubungannya dengan dan bermakna dalam hidupnya.
pelaku di masa depan, maka pemaafan Misalnya, seseorang akan sulit
merupakan sesuatu yang sulit memaafkan perselingkuhan yang
dilakukan. dilakukan suaminya dibandingkan
d. Pride and Revenge memaafkan perilaku orang lain yang
Apabila pemaafan intrapsychic dan menyelip antrian. Girard & Mullet,
interpersonal diberikan kepada pelaku, Ohbuchi, Kameda & Agarie (dalam
orang yang disakiti merasa bahwa McCullogh, Pargament, & Thoresen
perbuatan tersebut akan 2000) menyebutkan semakin penting dan
mempermalukan dirinya bahkan bermakna suatu kejadian, maka akan
menunjukkan rendahnya harga diri semakin sulit untuk seseorang
orang yang disakiti. Selain itu, apabila memaafkan.
orang yang disakiti cepat mampu 3. Kualitas Hubungan Interpersonal
memberikan pemaafan, ia akan Faktor lainnya yang mempengaruhi
dipersepsikan sebagai orang yang perilaku memaafkan adalah kedekatan
bodoh. atau hubungan antara orang yang disakiti
e. Principal Refusal dengan pelaku. Penelitian membuktikan
Pemaafan tidak dilakukan oleh orang bahwa pasangan cenderung akan
yang disakiti, karena hal ini dianggap memaafkan perilaku pasangannya apabila
mengabaikan prinsip yang telah baku terciptanya kepuasan dalam perkawinan,
atau standar hukum yang telah ada. kedekatan antara satu sama lainnya dan
Pemaafan diindentikkan dengan adanya komitmen yang kuat (Roloff &
memberi pengampunan hukum Janiszewski, dalam McCullogh,
terhadap pelaku yang dinyatakan Pargament, & Thoresen 2000). Selain itu
bersalah melalui sistem peradilan yang McCullogh, Pargament, Thoresen (2000)
ada. Oleh karena itu, pemaafan dilihat menambahkan adanya tiga bentuk
sebagai perbuatan yang keliru. hubungan yang berkaitan dengan
diberikannya pemaafan. Pertama, selama
McCollough, Pargament & Thoresen menjalani masa perkawinan, adanya
(2000), menyebutkan bahwa terdapat empat pengalaman atau sejarah yang dilalui
faktor yang mempengaruhi seseorang untuk bersama dimana pasangan satu sama
memaafkan, yaitu: lainnya saling berbagi perasaan dan
1. Variabel Sosial Kognitif pikiran, sehingga ketika salah satu
Perilaku memaafkan dipengaruhi oleh pasangan melakukan kesalahan, maka
penilaian korban terhadap pelaku, pasangannya akan dapat memaafkan
penilaian korban terhadap kejadian, dengan berempati terhadap kesalahan
keparahan kejadian, dan keinginan untuk yang dilakukan oleh pasangannya. Kedua,
menjauhi pelaku . Hal lainnya yang kemampuan pasangan untuk memaknai
mempengaruhi perilaku memaafkan bahwa peristiwa menyakitkan terjadi
adalah Rumination About the untuk kebaikan dirinya. Ketiga, pasangan
Transgression, yaitu kecenderungan yang melakukan kesalahan akan meminta
korban untuk terus menerus mengingat maaf dengan memperlihatkan rasa
kejadian yang dapat menimbulkan penyesalan yang mendalam, sehingga
kemarahan, sehingga menghalangi dirinya pasangannya akan berusaha untuk
untuk terciptanya perilaku memaafkan memaafkan.
56 Jurnal Psikologi Undip Vol. 11, No.1, April 2012

4. Faktor Kepribadian mentingkan penampilan fisik. A lebih


Menurut Mauger, Saxon, Hamill & Panell menyukai laki-laki yang memiliki pekerjaaan
(dalam McCullough, Pargament, & tetap. Kehidupan rumah tangga N setelah
Thoresen 2000) menjelaskan bahwa
menikah dilalui dengan bahagia dan suami
perilaku memaafkan termasuk dalam
faktor Agreeableness dalam the Big Five. selalu memberikan penghasilan yang ia
McCullogh, Pargament, Thoresen (2000) peroleh, tetapi keadaan ini tidak berlangsung
menambahkan bahwa empati merupakan lama, suami N tidak lagi terbuka dengan
salah satu faktor yang memfasilitasi penghasilan yang ia peroleh. Keadaan ini
terjadinya perilaku memaafkan pada menimbulkan konflik dan pertengkaran dan
orang yang telah disakiti. Menurut selalu tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Enright & Coyle (dalam Witvliet, Ludwig
tidak hanya masalah penghasilan, masalah-
& Laan, 2001) empati merupakan
kemampuan untuk memahami dan masalah lainnya juga menimbulkan
melihat sudut pandang orang lain yang pertengkaran yang selalu tidak dapat
berbeda dari sudut pandang diri sendiri diselesaikan. Sebaliknya A, apabila terjadi
dan mencoba untuk mengerti faktor apa pertengkaran dengan suami hanya mengenai
saja yang melatarbelakangi perilaku anak, suami A sangat terbuka dengan
seseorang. penghasilan yang diperoleh. Perselingkuhan
yang dilakukan suami N adalah
METODE
perselingkuhan dengan banyak perempuan
Penelitian ini menggunakan Metode dan berlangsung bertahun-tahun yaitu
Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. sepanjang perkawinan. Sedangkan suami A
Subjek berjumlah dua orang (N dan A), berselingkuh dikarenakan kondisi yang
dengan karakteristik sebagai istri yang
pernah mengalami perselingkuhan dan masih mendukung dan memungkinkan terjadinya
bertahan dalam perkawinan, telah menikah perselingkuhan, misalnya daya tarik sesaat
minimal dua tahun, memiliki anak dari hasil dan tidak adanya keterikatan emosional atau
perkawinan dan tingkat pendidikan minimal komitmen apapun. Perselingkuhan yang
SMA. dilakukan pasangan, menyebabkan subjek
HASIL DAN PEMBAHASAN memaknai dengan cara berbeda. Subjek N
memaknai perselingkuhan yang dilakukan
Kedua subjek pertama kali bertemu dan suami dikarenakan kekurangan dirinya
berkenalan dengan pasangan melalui bantuan sebagai seorang istri, selain dikarenakan sifat
orang lain, yaitu teman kantor atau teman di suami yang sejak berpacaran dengan dirinya
lingkungan rumah. Dari perkenalan tersebut, telah memiliki banyak kekasih. Sedangkan A
dilanjutkan dengan proses berpacaran. Subjek memaknai perselingkuhan suaminya dika-
N melalui proses berpacaran yang cukup lama renakan suami terpengaruh dengan teman-
yaitu 3 tahun, sedangkan A hanya 1 bulan teman kantornya. Kedua subjek sangat
kemudian memutuskan untuk menikah. kecewa dan merasa perasannya hancur, sangat
Dalam memilih pasangan hidup, N memilih sakit ketika mengetahui pasangan ber-
sesuai kriterianya yaitu orang Jawa, memiliki selingkuh. A menyelesaikan perseling-kuhan
status sosial yang setara dengannya serta suami dengan cara mendatangi kekasih
memiliki akhlak yang baik dan berpenampilan suaminya dan mencari solusi terbaik,
rapi, sedangkan A, tidak terlalu me- sebaliknya N tidak dapat menyelesaikan
Sari, Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan 57
Keutuhan Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami

perselingkuhan yang dilakukan suami dika- mendukung dan belum adanya keterikatan
renakan suami selalu menyangkal dan selalu emosional secara mendalam. Perselingkuhan
menghindar untuk menyelesaikan masalah. jenis ini dapat digolongkan dalam Flings.
Kedua subjek masih belum dapat memaafkan Kedua subjek masih belum dapat sepenuhnya
perselingkuhan yang dilakukan pasangannya. memaafkan perselingkuhan pasangannya.
Perilaku memaafkan hanya terlihat dalam Subjek masih terus mengingat perselingkuhan
tindakan mereka sehari-hari yang masih yang dilakukan pasangannya sehingga
melayani kebutuhan suami, seperti masih menghalangi keduanya untuk memaafkan.
Subjek dapat mengekspresikan secara nyata
menyiapkan sarapan dan masih melakukan
pemaafan dalam bentuk perilaku yaitu masih
kegiatan seksual. Namun perilaku memaafkan menyiapkan sarapan dan melakukan
belum dapat sepenuhnya dihayati dan hubungan seksual, namun sebenarnya
dirasakan oleh kedua subjek. Hal ini keduanya belum dapat merasakan dan
dikarenakan masih adanya Rumination about menghayati adanya pemaafan dalam dirinya.
the Transgression yaitu kecenderungan untuk Pemaafan yang dilakukan oleh subjek dapat
terus menerus mengingat kejadian yang dapat digolongkan dalam Hollow Forgiveness.
menimbulkan kemarahan, sehingga Subjek masih bertahan dalam perkawinan
menghalangi subjek untuk terciptanya dikarenakan anak. Selain itu pada subjek A
perilaku memafkan. Hal lainnya yang masih bertahan dalam perkawinan
menghalangi N untuk memberikan maaf dikarenakan ketergantungan secara finansial
kepada pasangannya adalah terus berlanjutnya terhadap suaminya dan menganggap
perselingkuhan bukan sebuah alasan untuk
perasaan menderita (Continued Suffering) bercerai. A menganggap apabila ia bercerai
terhadap perselingkuhan yang dilakukan dari suaminya, ia belum tentu akan
pasangannya. Namun, keadaan ini tidak mendapatkan laki-laki yang baik seperti
terjadi dan tidak dirasakan oleh A. Kedua suaminya.
subjek masih bertahan dalam perkawinannya
Saran
dikarenakan anak. Alasan lainnya adalah A
memilih bertahan dalam perkawinan a. Terbatasnya literatur mengenai forgiveness
dikarenakan ketergantungan finasial terhadap yang dirasakan oleh peneliti, akan lebih
suami dan ia menganggap apabila bercerai baik jika menggunakan banyak literatur
sehingga teori yang digunakan lebih kaya.
dan menikah dengan laki-laki lain, belum
b. Subjek penelitian dalam penelitian ini
tentu ia akan mendapatkan laki-laki lain hanya berjumlah dua orang. Ini
sebaik suaminya, walaupun suaminya telah dikarenakan sulitnya mendapatkan subjek
mengkhianati kepercayaannya karena masalah yang diteliti tergolong
sensitif. Untuk penelitian berikutnya akan
KESIMPULAN DAN SARAN lebih baik jika menggunakan lebih dari dua
orang.
Kesimpulan
c. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Perselingkuhan yang dilakukan suami N Forgiveness pada istri sebagai upaya untuk
tergolong dalam Long-Term Affair yaitu mengembalikan keutuhan rumah tangga
perselingkuhan dilakukan sepanjang akibat perselingkuhan suami, maka untuk
perkawinan dan dengan lebih dari satu orang. penelitian beikutnya perlu diteliti
Sebaliknya, perselingkuhan yang dilakukan Forgiveness pada suami mengingat
suami A dikarenakan adanya suasana yang
58 Jurnal Psikologi Undip Vol. 11, No.1, April 2012

perselingkuhan juga dapat dilakukan oleh Singh, S., Pal, S., Kunwar, N. (2009).
istri. Advantages of extra-marital
relationship in Indian community.
d. Mengingat banyaknya perselingkuhan Abstract. Journal Asian of Home
yang terjadi, akan lebih baik jika dilakukan Science Vol. 4(1).
terapi atau konseling kepada istri atau
suami sebagai korban perselingkuhan. Spring, A. J. (1996). After the affair.
menyembuhkan luka batin dan
membangun kembali kepercayaan
ketika seorang pasangan
DAFTAR PUSTAKA
berselingkuh. Jakarta: PT Gramedia
Bird, G., & Melville, K. (1994). Families and Pustaka Utama.
intimate relationships. New York:
Strong, B., DeVault C., Cohen F.T. (2011).
McGraw-Hill
The marriage and family experience:
Hawari, D., (2002). Love affair intimate relationships in changing
(perselingkuhan) prevensi dan solusi. society (eleventh edition). Belmont
Jakarta: Fakultas Kedokteran USA: Wadsworth Cengage Learning.
Universitas Indonesia.
Sumampouw, N (2004). Gambaran pemaafan
Kholid. (2004). Selingkuh (affair). Trend baru anak usia 10-12 tahun di daerah
perilaku masyarakat kontemporer. konflik Tobelo-Galela Maluku Utara.
Bandung: Sega Arsy. Skripsi. Tidak diterbitkan. Depok:
McCullough, M. E., Fincham, F. D., & Tsang, Program Pasca Sarjana Fakultas
J. (2003). Forgiveness, forbearance, Psikologi Universitas Indonesia.
and time: The temporal unfolding of Theresia, A. (2002). Gambaran perubahan
transgression-related interpersonal faktor-faktor kepuasan perkawinan
motivations. Journal of Personality pasangan suami istri setelah suami
and Social Psychology. 84(3), 540- PHK dan istri bekerja sebagai pencari
557. nafkah tunggal. Skripsi. Tidak
McCullough, Pargament I. K., & Thoresen E. diterbitkan. Depok: Fakultas Psikologi
C. (2000). Forgiveness: Theory, Universitas Indonesia.
research and Practice. Guilford Press Veranita, D. (1990). Faktor-faktor penyebab
Publication, Inc. New York. terjadinya hubungan seksual
Nath, S. (2011). What makes people infidel? ekstramarital pada pria berpendidikan
An analysis of the influence of tinggi. Skripsi. Tidak diterbitkan.
demographics on extramarital affair. Depok: Fakultas Psikologi Universitas
Journal Undergraduate Economic Indonesia.
Review, 8(1), article 5, pp.1-17. Witvliet, C. V., Ludwig, T. E., & Laan, K. L.
Naland, E.S. (2001). Kesejahteraan V (2001). Granting forgiveness or
Psikologis Istri dengan Pengalaman harboring grudges: implication for
Suami Berselingkuh. Tesis. Tidak emotion, psysiology, and health.
diterbitkan. Depok: Program Pasca Psychological Science, 12(2): 117-
Sarjana Fakultas Psikologi Universitas 123.
Indonesia.

You might also like