Professional Documents
Culture Documents
Memaafkan 2 PDF
Memaafkan 2 PDF
kartika.kamaruzzaman@gmail.com
Abstract
Forgiveness is the attitude of individuals who have been hurt not to commit acts of revenge against the actor of an
affair, not the desire to stay away from the actor of an affair, otherwise the desire for peace and do good against the
actor of an affair, even though the actor of an affair has done hurtful behavior. The purpose of this study was to know
the description of wifes forgiveness as an attempt to restore the integrity of the household due to husband's infidelity
and what the factors are causing the wife can forgive her husband committed adultery. This study uses the qualitative
phenomenological approach. There are two respondents. The first respondent is N, and the second respondent is A,
who has the experience, and both subjects remained in their marriage. Characteristic of the subjects was the wife who
had been married at least two years and had a child, and the minimum education level is high school. The results
showed both subjects are not been able to forgive her husband committed adultery. This is because of rumination
about a transgression, which was the subjects tendency to remember the incident husbands' infidelity, preventing him
to forgive. Therefore, the forgivenesss subject of husband's infidelity is categorized in dimensions Hollow
Forgiveness, which is subject can express concretely forgiveness through behavior, but instead she has not been able to
feel and appreciate it. Moreover, both subjects remained in their marriage because of the children. Although subject A
still on marriage survive due to financial reasons that is economically dependent on her husband and considers if she
divorced, she wont get a better husband than her husband now.
Abstrak
Forgiveness merupakan sikap individu yang telah disakiti untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap
pelaku, tidak adanya keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan berbuat baik
terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang menyakitkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat gambaran forgiveness pada istri sebagai upaya untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga akibat
perselingkuhan suami dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan istri memaafkan perselingkuhan yang dilakukan
suami. Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 2 orang yang masih bertahan dalam perkawinan. Karakteristik subjek adalah istri yang telah menikah
minimal dua tahun, memiliki anak dari hasil perkawinan dan tingkat pendidikan minimal SMA. Hasil penelitian
menunjukkan Kedua subjek belum dapat memaafkan sepenuhnya perselingkuhan yang dilakukan suami. Hal ini
dikarenakan adanya rumination about transgression, yaitu kecenderungan subjek untuk terus menerus mengingat
kejadian perselingkuhan suami, sehingga menghalangi dirinya untuk memaafkan. Oleh karena itu, perilaku pemaafan
subjek terhadap perselingkuhan suami tergolong dalam dimensi Hollow Forgiveness, yaitu subjek dapat
mengekspresikan secara konkret pemaafan melalui perilaku, namun sebaliknya ia belum dapat merasakan dan
menghayati adanya pemaafan dalam dirinya. Subjek masih bertahan dalam perkawinan dikarenakan anak. Walapun
pada subjek A ia masih bertahan dalam perkawinan dikarenakan alasan finansial yaitu ketergantungan secara ekonomi
terhadap suami dan menganggap apabila ia bercerai belum tentu ia akan mendapatkan suami yang lebih baik dari
suaminya sekarang.
50
Sari, Forgiveness pada Istri sebagai Upaya untuk Mengembalikan 51
Keutuhan Rumah Tangga akibat Perselingkuhan Suami
Perkawinan adalah sebuah ikatan yang sah mapan, sehingga memungkinkan suami untuk
antara laki-laki dan perempuan dimana mencoba berbuat iseng dengan menggoda
keduanya terlibat secara seksual, memiliki wanita lain atau karena kemapanannya
dan membesarkan anak (Strong, DeVault, & tersebut menjadi sasaran godaan wanita lain
Cohen 2011). Menikah akan memberikan yang dapat memicu perselingkuhan (Hawari,
status baru kepada pasangan, membentuk 2002). Adanya peluang atau kesempatan juga
intimacy, memberikan dukungan sosial, dan dapat memicu terjadinya perselingkuhan
menghindarkan seseorang dari rasa kesepian. (Kholid, 2004).
Pasangan yang menikah akan saling
membentuk intimasi, afeksi, dan dukungan Apabila istri mengetahui perselingkuhan
satu sama lainnya, adanya rasa saling suami, reaksi pertama yang muncul adalah
menghargai serta rasa saling menyayangi. shock dan hampa (Spring, 1996). Selain itu
Apabila hal tersebut terpenuhi, maka akan istri akan merasa keyakinan diri dan rasa
terciptanya kepuasan dalam perkawinan (Bee aman yang selama ini diperoleh dari suami
dan Mitchael, dalam Theresia, 2002), namun merupakan sesuatu yang tampak naif dan
tidak semua harapan-harapan tersebut dapat palsu. Untuk mengatasi perasaan sakit hati
diperoleh. Salah satu masalah yang sering dan kecewa dan mengembalikan hubungan
muncul dalam perkawinan adalah masalah seperti sebelumnya diperlukan perilaku
yang berhubungan dengan ketidakjujuran memaafkan. McCullough (dalam
pasangan. Ketidakjujuran dalam perkawinan McCullough, Fincham, & Tsang, 2003)
adalah suatu bentuk perselingkuhan atau menjelaskan memaafkan melibatkan suatu
penyelewengan sebagai bentuk ketidaksetiaan perubahan prososial. Maksudnya adalah
pada pasangan. Setiap orang memberikan ketika seseorang memaafkan, maka perilaku
sebutan berbeda-beda mengenai memaafkan akan tampil baik dalam pikiran,
perselingkuhan yaitu affair, penyelewengan, perasaan dan tingkah laku. Pasangan dapat
extramarital, dan sebagainya. Semua kata memaafkan perilaku pasangannya dan
tersebut memiliki pengertian yang sama bertahan dalam perkawinan dikarenakan
seperti dijelaskan oleh Nath (2011), affair adanya faktor akomodasi, yaitu keinginan
adalah melibatkan kedekatan emosional dan untuk tidak membalas dendam dan tidak
kegiatan seksual yang dilakukan oleh salah menyakiti pelaku. Pasangan akan memaafkan
satu pasangan yang telah menikah dengan kesalahan yang dilakukan pasangannya kare-
orang lain yang bukan pasangannya secara na adanya keinginan untuk tetap mem-
resmi. pertahankan hubungan perkawinan. Pasangan
yang memiliki komitmen yang kuat dalam
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Fair perkawinannya akan memiliki orientasi
(dalam Nath, 2011) ditemukan bahwa 27,2 jangka panjang yang jelas yang ingin dicapai,
persen laki-laki dan 29,2 persen perempuan sehingga kesalahan pasangan akan dinilai
yang sudah menikah terlibat dalam sebagai sesuatu yang harus dimaafkan untuk
perselingkuhan. Menurut Hawari (2002) dapat mempertahankan hubungan dan
penyebab terjadinya krisis dalam perkawinan komitmen tersebut (McCullough, Pargament,
dikarenakan perselingkuhan. Perselingkuhan & Thoresen, 2000).
90% lebih banyak dilakukan oleh suami,
sedangkan istri hanya 10%. Suami mulai Perselingkuhan
berselingkuh ketika usianya diperkirakan 40
Bird & Melville (1994), menyatakan bahwa
tahun, dimana pada usia ini disebut juga
perselingkuhan adalah hubungan yang
sebagai puber kedua atau life begin at 40.
dilakukan oleh salah satu pasangan yang telah
Keadaan ini dikarenakan finansial suami telah
menikah dengan orang lain yang bukan
52 Jurnal Psikologi Undip Vol. 11, No.1, April 2012
perselingkuhan yang dilakukan suami dika- mendukung dan belum adanya keterikatan
renakan suami selalu menyangkal dan selalu emosional secara mendalam. Perselingkuhan
menghindar untuk menyelesaikan masalah. jenis ini dapat digolongkan dalam Flings.
Kedua subjek masih belum dapat memaafkan Kedua subjek masih belum dapat sepenuhnya
perselingkuhan yang dilakukan pasangannya. memaafkan perselingkuhan pasangannya.
Perilaku memaafkan hanya terlihat dalam Subjek masih terus mengingat perselingkuhan
tindakan mereka sehari-hari yang masih yang dilakukan pasangannya sehingga
melayani kebutuhan suami, seperti masih menghalangi keduanya untuk memaafkan.
Subjek dapat mengekspresikan secara nyata
menyiapkan sarapan dan masih melakukan
pemaafan dalam bentuk perilaku yaitu masih
kegiatan seksual. Namun perilaku memaafkan menyiapkan sarapan dan melakukan
belum dapat sepenuhnya dihayati dan hubungan seksual, namun sebenarnya
dirasakan oleh kedua subjek. Hal ini keduanya belum dapat merasakan dan
dikarenakan masih adanya Rumination about menghayati adanya pemaafan dalam dirinya.
the Transgression yaitu kecenderungan untuk Pemaafan yang dilakukan oleh subjek dapat
terus menerus mengingat kejadian yang dapat digolongkan dalam Hollow Forgiveness.
menimbulkan kemarahan, sehingga Subjek masih bertahan dalam perkawinan
menghalangi subjek untuk terciptanya dikarenakan anak. Selain itu pada subjek A
perilaku memafkan. Hal lainnya yang masih bertahan dalam perkawinan
menghalangi N untuk memberikan maaf dikarenakan ketergantungan secara finansial
kepada pasangannya adalah terus berlanjutnya terhadap suaminya dan menganggap
perselingkuhan bukan sebuah alasan untuk
perasaan menderita (Continued Suffering) bercerai. A menganggap apabila ia bercerai
terhadap perselingkuhan yang dilakukan dari suaminya, ia belum tentu akan
pasangannya. Namun, keadaan ini tidak mendapatkan laki-laki yang baik seperti
terjadi dan tidak dirasakan oleh A. Kedua suaminya.
subjek masih bertahan dalam perkawinannya
Saran
dikarenakan anak. Alasan lainnya adalah A
memilih bertahan dalam perkawinan a. Terbatasnya literatur mengenai forgiveness
dikarenakan ketergantungan finasial terhadap yang dirasakan oleh peneliti, akan lebih
suami dan ia menganggap apabila bercerai baik jika menggunakan banyak literatur
sehingga teori yang digunakan lebih kaya.
dan menikah dengan laki-laki lain, belum
b. Subjek penelitian dalam penelitian ini
tentu ia akan mendapatkan laki-laki lain hanya berjumlah dua orang. Ini
sebaik suaminya, walaupun suaminya telah dikarenakan sulitnya mendapatkan subjek
mengkhianati kepercayaannya karena masalah yang diteliti tergolong
sensitif. Untuk penelitian berikutnya akan
KESIMPULAN DAN SARAN lebih baik jika menggunakan lebih dari dua
orang.
Kesimpulan
c. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Perselingkuhan yang dilakukan suami N Forgiveness pada istri sebagai upaya untuk
tergolong dalam Long-Term Affair yaitu mengembalikan keutuhan rumah tangga
perselingkuhan dilakukan sepanjang akibat perselingkuhan suami, maka untuk
perkawinan dan dengan lebih dari satu orang. penelitian beikutnya perlu diteliti
Sebaliknya, perselingkuhan yang dilakukan Forgiveness pada suami mengingat
suami A dikarenakan adanya suasana yang
58 Jurnal Psikologi Undip Vol. 11, No.1, April 2012
perselingkuhan juga dapat dilakukan oleh Singh, S., Pal, S., Kunwar, N. (2009).
istri. Advantages of extra-marital
relationship in Indian community.
d. Mengingat banyaknya perselingkuhan Abstract. Journal Asian of Home
yang terjadi, akan lebih baik jika dilakukan Science Vol. 4(1).
terapi atau konseling kepada istri atau
suami sebagai korban perselingkuhan. Spring, A. J. (1996). After the affair.
menyembuhkan luka batin dan
membangun kembali kepercayaan
ketika seorang pasangan
DAFTAR PUSTAKA
berselingkuh. Jakarta: PT Gramedia
Bird, G., & Melville, K. (1994). Families and Pustaka Utama.
intimate relationships. New York:
Strong, B., DeVault C., Cohen F.T. (2011).
McGraw-Hill
The marriage and family experience:
Hawari, D., (2002). Love affair intimate relationships in changing
(perselingkuhan) prevensi dan solusi. society (eleventh edition). Belmont
Jakarta: Fakultas Kedokteran USA: Wadsworth Cengage Learning.
Universitas Indonesia.
Sumampouw, N (2004). Gambaran pemaafan
Kholid. (2004). Selingkuh (affair). Trend baru anak usia 10-12 tahun di daerah
perilaku masyarakat kontemporer. konflik Tobelo-Galela Maluku Utara.
Bandung: Sega Arsy. Skripsi. Tidak diterbitkan. Depok:
McCullough, M. E., Fincham, F. D., & Tsang, Program Pasca Sarjana Fakultas
J. (2003). Forgiveness, forbearance, Psikologi Universitas Indonesia.
and time: The temporal unfolding of Theresia, A. (2002). Gambaran perubahan
transgression-related interpersonal faktor-faktor kepuasan perkawinan
motivations. Journal of Personality pasangan suami istri setelah suami
and Social Psychology. 84(3), 540- PHK dan istri bekerja sebagai pencari
557. nafkah tunggal. Skripsi. Tidak
McCullough, Pargament I. K., & Thoresen E. diterbitkan. Depok: Fakultas Psikologi
C. (2000). Forgiveness: Theory, Universitas Indonesia.
research and Practice. Guilford Press Veranita, D. (1990). Faktor-faktor penyebab
Publication, Inc. New York. terjadinya hubungan seksual
Nath, S. (2011). What makes people infidel? ekstramarital pada pria berpendidikan
An analysis of the influence of tinggi. Skripsi. Tidak diterbitkan.
demographics on extramarital affair. Depok: Fakultas Psikologi Universitas
Journal Undergraduate Economic Indonesia.
Review, 8(1), article 5, pp.1-17. Witvliet, C. V., Ludwig, T. E., & Laan, K. L.
Naland, E.S. (2001). Kesejahteraan V (2001). Granting forgiveness or
Psikologis Istri dengan Pengalaman harboring grudges: implication for
Suami Berselingkuh. Tesis. Tidak emotion, psysiology, and health.
diterbitkan. Depok: Program Pasca Psychological Science, 12(2): 117-
Sarjana Fakultas Psikologi Universitas 123.
Indonesia.