You are on page 1of 10

Mutiara Medika

Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009

Analisis Kualitas Visum et Repertum Beberapa Dokter Spesialis pada


Korban Kekerasan Seksual di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

The Analysis of Visum et Repertum Quality of Doctor Specialist


to Sexual Abuse Victim at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Dirwan Suryo Soularto1, Eki Siwi Dwi Cahyanti2


1
Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
2
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

Sexual abuse happens frequently in society. To sue or report the criminal, it needs
medical evidence as a visum et repertum as a proof. Visum et repertum is considered as an
expert description to justice medical expert or doctor and to other doctor. The good quality
of visum et repertum can help the victim to have justice. The objective of this research is to
acknowledges the quality of visum et repertum sexual abuse.
The subject of this research is the results of visum et repertum which is made by
gynecologist at RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, began at March 2003 until November
2008 for about 29 cases. The results of visum et repertum evaluated with using scoring method
on from the adjusted Herkutanto journal. The quality of visum et repertum is measured using
a scoring method consist of 19 variable. The results is presented in the form of percentage ;
the quality is low if it is below 50%, moderate if 50%-75% and good if more than 75%.
The result of visum et repertum quality is 27,4%, which is mean in low quality. This
conclude this research that the quality of visum et repertum in sexual abuse is below standard.

Key words : quality, visum et repertum, sexual abuse victim

Abstrak

Kekerasan seksual sering terjadi di masyarakat. Untuk menuntut pelaku secara hukum,
diperlukan adanya visum et repertum sebagai bukti adanya kekerasan seksual itu. Visum et repertum
dinilai sebagai keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau dokter
lainnya. Visum et repertum yang berkualitas dapat membantu korban dalam mendapatkan keadilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas visum et repertum kekerasan seksual.
Subjek penelitian ini adalah hasil visum et repertum yang dibuat dokter spesialis kebidanan
dan kandungan pada korban dengan dugaan kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta selama Maret 2003 sampai dengan November 2008 sebanyak 29 kasus. Hasil visum
et repertum dinilai dengan menggunakan metode skoring atau nilai dari jurnal Herkutanto yang telah
disesuaikan. Penilaian kualitas visum kekerasan seksual terdiri dari 19 variabel. Setelah didapatkan
data masing-masing variabel, kemudian dianalisis. Hasilnya berbentuk persentase, kualitas rendah
bila kurang dari 50%, sedang jika 50% - 75% dan bagus jika lebih dari 75%.
Hasil penilaian kualitas visum yaitu 27,4 % yang berarti berkualitas buruk. Dari hasil penelitian
dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas visum kekerasan seksual masih dibawah standar.

Kata kunci : kekerasan seksual, kualitas, visum et repertum

51
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................

Pendahuluan ditujukan kepada dokter umum atau dokter


Globalisasi dan semakin canggihnya spesialis, sedangkan untuk ditempat yang
sistem informasi memberikan dampak tidak memiliki fasilitas tersebut, permintaan
yang positif dan negatif pada ditujukan kepada dokter pemerintah di
perkembangan perilaku manusia. Para Puskesmas atau dokter ABRI atau
penerus bangsa semakin kehilangan khususnya dokter Polri. Bila hal ini tidak
identitas diri dan mengikutin mode yang memungkinkan, baru dimintakan ke dokter
tidak Islami. Salah satu dampak dari para swasta.
remaja yang mengikutin mode tidak Islami Visum et repertum di rumah sakit
yaitu semakin banyak kejadian kekerasan pada umumnya bermutu rendah dan
seksual. Kekerasan seksual dapat berupa bahkan bermasalah, yang dapat berujung
perkosaan, sodomi, lesbian, bestialitas dan pada dipanggilnya dokter ke pengadilan
lain-lain. Kekerasan seksual yang sering untuk menerangkan lebih jauh mengenai isi
terjadi yaitu perkosaan. Secara statistikal visum et repertum yang ditandatanganinya.
di Indonesia diperkirakan rata-rata setiap Para dokter rumah sakit umumnya
hari terjadi lima sampai enam perempuan menfokuskan pelayanan pada aspek klinik
diperkosa atau setiap empat jam minimal untuk mengobati pasien dalam rangka
terjadi satu kasus perkosaan. penyembuhan, pengurangan rasa sakit dan
Korban kekerasan seksual harus kecacatan serta pencegahan kematian.
memilih untuk melaporkan pelaku dan Aspek pencarian bukti tindak pidana,
menuntutnya atau hanya diam menutupi walaupun diminta secara tegas dalam surat
kejadian. Korban berhak untuk melaporkan permintaan visum dari penyidik, pada
pelaku agar bisa dihukum sesuai dengan umumnya dianggap sebagai hal sekunder.4
kejahatan yang dilakukannya. Untuk Visum et repertum merupakan produk
menuntut pelaku secara hukum, diperlukan utama pelayanan kedokteran forensik klinik.
adanya visum et repertum sebagai bukti Visum sebagai alat bukti dalam proses
adanya kekerasan seksual itu. Seperti peradilan yang tidak hanya memenuhi
tercantum dalam KUHAP pasal 133 ayat 1, standar penulisan rekam medis, tetapi juga
dimana dalam hal penyidik atau harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan
kepentingan peradilan menangani seorang dalam sistem peradilan.3
korban baik luka, keracunan ataupun mati, Keahlian profesi harus berkembang
yang diduga karena peristiwa tindak pidana, sesuai kemajuan ilmu dan teknologi.
ia berwenang mengajukan permintaan Wewenang untuk menentukan hal-hal yang
keterangan ahli kepada ahli kedokteran boleh dan yang tidak boleh dilakukan dalam
kehakiman atau dokter dan atau dokter suatu kegiatan profesi adalah tanggung
lainnya.1 jawab profesi itu sendiri. Oleh karena itu,
Visum et repertum adalah Departeman Kesehatan dan Ikatan Dokter
keterangan yang dibuat dokter atas Indonesia (IDI) menyusun Standar
permintaan penyidik yang berwenang Pelayanan Medik yang menyangkut aspek
mengenai hasil pemeriksaan medis prosedur. Standar ini merupakan prosedur
terhadap manusia, hidup maupun mati, untuk kasus yang akan ditangani oleh
ataupun bagian atau diduga bagian tubuh spesialisasi yang bersangkutan.4
manusia, berdasarkan keilmuannya dan di Buku-buku yang memuat informasi
bawah sumpah untuk kepentingan tentang teknik penyusunan visum et
peradilan.1 repertum sebenarnya telah banyak ditulis
Dokter ahli kedokteran kehakiman oleh peer-group Ilmu Kedokteran Forensik
biasanya hanya ada di ibu kota propinsi di Indonesia, baik sebagai bagian dari buku
yang terdapat fakultas kedokterannya. Pada ajar, maupun berupa buku khusus tentang
tempat-tempat di mana tidak ada dokter ahli visum et repertum. Namun, tidak ada buku
Kedokteran Kehakiman maka biasanya pedoman yang dikeluarkan dengan
surat permintaan visum et repertum ini dukungan kebijakan pemberlakuannya di

52
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009

berbagai rumah sakit di Indonesia. Ini berarti, a. Hasil visum et repertum korban
kebijakan pemberlakuan pedoman mutlak kekerasan seksual
diperlukan demi peningkatan kualitas visum b. Hasil visum et repertum yang dibuat
et repertum.3 Bagaimana kualitas visum et dokter spesialis kebidanan dan
repertum kekerasan seksual pada dokter kandungan.
spesialis di Indonesia pada umumnya dan c. Hasil visum et repertum korban
di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta kekerasan seksual berjenis kelamin
pada khususnya belum diketahui. perempuan..
Tujuan penelitian ini adalah untuk d. Bukan hasil visum et repertum pada
mengetahui kualitas visum et repertum korban kekerasan seksual dalam
kekerasan seksual pada dokter spesialis di rumah tangga dan pasien rawat inap.
Indonesia pada umumnya dan di RSU PKU Penelitian ini mempergunakan
Muhammadiyah Yogyakarta pada instrumen berupa data isian dari jurnal
khususnya dan untuk mengetahui kualitas Herkutanto tahun 2005 dan diaplikasikan
visum et repertum antara bagian- dengan buku Petunjuk praktikum
bagiannya, mengingat bagian-bagian visum pembuatan visum et repertum karya
memiliki variabel berbeda dan memiliki nilai Sofwan Dahlan tahun 2003 yang terdiri dari
berbeda dalam pembuktian hukum. 19 variabel penilaian. Kualitas visum et
repertum diukur dengan menggunakan
Bahan dan Cara metode yang telah dikembangkan dan
disempurnakan oleh Departemen Ilmu
Jenis penelitian ini menggunakan Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran
metode observasional cross sectional. Universitas Indonesia atau RSUP Nasional
Data berupa visum et repertum kekerasan Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.3
seksual adalah semua visum et repertum Setiap variabel dinilai atau diberi
korban kekerasan seksual dengan jangka skor, kemudian dilakukan penghitungan nilai
waktu lima tahun. skor rata-rata dan pembobotan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pembobotan dilakukan dengan cara
dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengalikan nilai skor rata-rata dengan suatu
yang melakukan penanganan dan faktor pengali yaitu : skor rata-rata bagian
pembuatan visum et repertum korban pendahuluan dikalikan satu, skor rata-rata
kekerasan seksual di RSU PKU bagian pemberitaan dikalikan tiga, dan skor
Muhammadiyah Yogyakarta. rata-rata bagian kesimpulan dikalikan lima.
Sampel yang diambil adalah visum Nilai kualitas visum et repertum merupakan
et repertum yang dibuat dalam jangka waktu jumlah nilai dari kelompok variabel satu,
lima tahun kebelakang yaitu dari tahun 2003 dua, dan tiga dibagi bobot total dikalikan
sampai dengan tahun 2008, dengan kriteria dengan 100%.
sebagai berikut :

(bobot bagian 1 + bobot bagian 2 + bobot bagian 3) X 100%

Bobot total sempurna

Keterangan :
Bobot bagian 1 = nilai bagian 1 X 1
Bobot bagian 2 = nilai bagian 2 X 3
Bobot bagian 3 = nilai bagian 3 X 5
Bobot total sempurna = (nilai bagian 1 sempurna X 1) + (nilai bagian 2 sempurna X 3) + (nilai
bagian 3 sempurna X 5)

53
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................

Kualitas visum et repertum dinilai peradilan yang tidak hanya memenuhi


buruk bila nilai persentase ( < 50% ), sedang standar penulisan rekam medis, tetapi juga
( 50% - 75% ), dan baik ( > 75% ). harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan
Variabel bebas dalam penelitian ini dalam sistem peradilan.
adalah korban kekerasan seksual dan Peneliti menilai hasil visum et
sebagai variabel tergantung adalah hasil repertum RSU PKU Muhammmadiyah
visum et repertum kekerasan seksual. Yogyakarta. Visum et repertum yang dinilai
Variabel perancu dalam penelitian ini adalah adalah visum et repertum kekerasan
kompetensi dokter spesialis, keadaan seksual. Penilaian ditujukan untuk
korban dan standart penulisan visum et mengetahui kualitas visum et repertum
repertum di RSU PKU Muhammadiyah dengan metode skoring atau nilai dari jurnal
Yogyakarta. Herkutanto yang telah disesuaikan.
Data yang terkumpul, Visum et repertum RSU PKU
dikelompokkan sesuai dengan kelompok Muhammmadiyah Yogyakarta yang sesuai
data, lalu dibuat tabulasi data dan dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
menampilkannya dalam bentuk data-data, terkumpul mulai Maret 2003 sampai dengan
dan tabel. Selanjutnya dilakukan November 2008 sebanyak 29 kasus. Umur
pembahasan kualitatif untuk mengetahui korban bervariasi mulai dari umur lima tahun
kualitas visum et repertum pada umumnya hingga 75 tahun. Empat belas kasus
dan kualitas visum et repertum antara merupakan korban dengan umur di bawah
bagian-bagiannya, mengingat bagian- 16 tahun (belum waktunya untuk dikawin)
bagian visum memiliki variabel berbeda dan dan 15 kasus lainnya berumur 16 tahun ke
memiliki nilai berbeda dalam pembuktian atas. Semua korban dugaan kekerasan
hukum. seksual ini berjenis kelamin wanita.
Pembuat visum et repertum pada penelitian
Hasil ini semua adalah dokter spesialis kebidanan
di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Suatu visum dikatakan baik bila
visum sebagai alat bukti dalam proses

Tabel 1. Hasil penilaian visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada bagian pendahuluan

No Variabel Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


1. Tempat pemeriksaan 0% 100 % 0%
2. Waktu pemeriksaan 0% 75,8 % 24,2 %
3. Data subjek 0% 0% 100 %
4. Data peminta 0% 100 % 0%
5. Data pemeriksa 0% 7% 93 %

Tabel 1 memperlihatkan hasil bagian atau variable penilaian yaitu : tempat


penilaian visum et repertum pada bagian pemeriksaan, waktu pemeriksaan, data
pendahuluan yang terdiri dari menjadi lima subjek, data peminta, dan data pemeriksa.

54
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009

Tabel 2. Hasil penilaian visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada bagian pemberitaan

No Variabel Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


1 Anamnesis 89,70% 10,30% 0%
2 Keadaan pakaian 86,20% 0% 13,80%
3 Tanda vital 6,90% 79,30% 13,80%
4 Perkiraan umur (kedewasaan) 100% 0% 0%
5 Kondisi kejiwaan 86,20% 13,80%
6 Tanda-tanda kekerasan 10,30% 89,70%
7 Tanda-tanda persetubuhan 27,59% 72,41%
8 Pemeriksaan diagnosis PMS 100% 0% 0%
9 Diagnosis kehamilan 86,20% 0% 13,80%
10 Fakta yang memberi petunjuk pelaku 100% 0%
11 Terapi 0% 100% 0%

Tabel 2 memperlihatkan hasil kejiwaan, tanda-tanda kekerasan, tanda-


penilaian visum et repertum pada bagian tanda persetubuhan, pemeriksaan
pemberitaan yang terdiri dari menjadi 11 diagnosis penyakit menular seksual (PMS),
bagian atau variable penilaian yaitu : diagnosis kehamilan, fakta yang memberi
anamnesis, keadaan pakaian, tanda vital, petunjuk pelaku, dan terapi.
perkiraan umur (kedewasaan), kondisi

Tabel 3. Hasil penilaian visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada bagian kesimpulan

No Variabel Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2


1 Tanda-tanda kekerasan 44,80% 55,20%
2 Tanda-tanda persetubuhan 37,90% 62,10%
3 Identitas pelaku (jika memungkinkan). 100% 0% 0%

Tabel 3 memperlihatkan hasil tanda kekerasan, tanda-tanda


penilaian visum et repertum pada bagian persetubuhan, identitas pelaku (jika
pemberitaan yang terdiri dari menjadi tiga memungkinkan).
bagian atau variable penilaian yaitu : tanda-

55
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................

Tabel 4. Penilaian kualitas visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta

No Variabel rerata bobot


1. Bagian Pendahuluan 7,17 7,17
2. Bagian Pemberitaan 5,76 17,3
3. Bagian Kesimpulan 2,34 11,7
4. Skor total 15,3 36
5. persentase 27,4

Tabel 4 memperlihatkan rerata hasil data subjek terdiri dari nama, jenis kelamin,
penilaian visum et repertum perbagian umur dan alamat. Seratus persen data
visum dan rerata nilai total visum et subjek visum et repertum ditulis tanpa
repertum di RSU PKU Muhammadiyah keterangan jenis kelamin. Penulisan data
Yogyakarta. Rerata nilai total visum et subjek diharapkan lengkap, mengingat hal
repertum yaitu 27,4% menunjukkan nilai ini berpengaruh terhadap tuntutan hukum.
rerata visum masih rendah yaitu <50%. Data peminta 100 % mendapatkan nilai satu
yaitu hanya menuliskan instansi peminta
yang berupa nomor surat pemintaan dari
Diskusi kepolisian. Visum et repertum sebanyak
93% menuliskan data pemeriksa secara
Suatu visum dikatakan baik bila lengkap dan mendapat nilai dua. Tujuh
visum sebagai alat bukti dalam proses persen lainnnya mendapatkan nilai satu
peradilan yang tidak hanya memenuhi karena hanya menuliskan nama dokter saja.
standar penulisan rekam medis, tetapi juga Beberapa penulis hanya menuliskan data
harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan pemeriksa adalah identitas dokter yang
dalam sistem peradilan. Visum et repertum memeriksa tanpa tambahan keterangan
terdiri dari lima bagian yaitu projustitia, lainnya. 1,5,6 Data pemeriksa ditambah
pendahuluan, pemberitaan, kesimpulan, dengan nama perawat yang menyaksikan
dan penutup. Kata Pendahuluan sendiri pemeriksa.7
tidak ditulis di dalam visum et repertum, Tabel 2 memperlihatkan bahwa
melainkan langsung dituliskan berupa bagian pendahuluan terdiri dari sebelas
kalimat-kalimat di bawah judul. variabel. Diantara ke lima bagian, bagian
Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberitaan dan kesimpulan visum et
bagian pendahuluan terdiri dari lima variabel. repertum yang memberikan kekuatan
Tempat pemeriksaan mendapat nilai 1 hukum.6 Laporan utama yang disebut visum
sebanyak 100 % yaitu hanya menuliskan et repertum adalah bagian isi atau
nama rumah sakit tanpa keterangan pemberitaan, karena isinya betul-betul
tambahan bagian atau instalasi tempat objektif medis, dari hasil pemeriksaan
pemeriksaan. Waktu pemeriksaan medis. Jadi apa yang dilihat dan
mendapatkan nilai 75,8 % nilai satu dan diketemukan pada pemeriksaan kasus atau
24,2 % nilai dua. Hasil visum et repertum korban atau barang bukti itu yang dilaporkan
pada waktu pemeriksaan mendapatkan nilai tertulis yang karenanya dapat dianggap
satu karena hanya menunjukkan tanggal, sebagai pengganti benda bukti. 1
bulan dan tahun sebagai waktu Visum et repertum bagian
pemeriksaan tanpa keterangan jam anamnesis mendapatkan nilai nol sebanyak
pemeriksaan. 89,70% dan mendapatkan nilai satu
Visum et repertum pada data sebanyak 10,30%. Variabel anamnesis
subjek 100 % mendapatkan nilai 2.Unsur mendapatkan nilai nol bila tidak

56
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009

mencantumkan anamnesis atau pada wanita yang tidak berdaya,


alloanamnesis. Visum et repertum persetubuhan dengan wanita yang belum
mendapatkan nilai satu bila hanya cukup umur.1 Salah satu kewajiban dokter
mencantumkan salah satu unsur saja yaitu untuk kepentingan peradilan yaitu
informasi tentang riwayat kekerasan membuktikan usia korban. Dokter tidak
seksual atau keluhan korban saat ini. Ada dibebani pembuktian adanya pemerkosaan,
dua pendapat mengenai anamnesis dalam karena istilah pemerkosaan adalah istilah
visum et repertum saat ini. Ada yang hukum yang harus dibuktikan di depan
memasukkannya dalam visum et repertum sidang pengadilan.1,8
karena merupakan bagian dari Pada variabel kondisi kejiwaan
pemeriksaan. Tetapi, ada yang memilih 86,2% mendapatkan nilai nol dan 13,80%
tidak memasukkan dalam visum et mendapat nilai dua. Pada variabel ini hanya
repertum karena bukan fakta yang dilihat dibagi menjadi dua nilai yaitu nilai dua untuk
dan ditemukan dokter sendiri. Namun, bila mencantumkan kondisi kejiwaan dan nilai
diminta yang berwajib, anamnesis adalah nol untuk yang tidak mencantumkan sama
keterangan dari yang diperiksa yang sekali kondisi kejiwaan.Diharapkan dokter
dilampirkan pada visum.7 memeriksa adanya kelainan psikiatrik
Pada variabel keadaan pakaian, sebagai akibat dari tindakan pidana
visum mendapatkan 86,2% nilai nol dan tersebut.1,7
13,80% mendapat nilai dua. Variabel Visum et repertum di RSU PKU
keadaan pakaian mendapatkan nilai nol Muhammadiyah Yogyakarta mendapatkan
karena tidak mencantumkan sama sekali nilai nol sebanyak 10,30%, dan 89,70%
keadaan pakaian dan mendapatkan nilai mendapat nilai dua. Penilaian variabel ini
dua bila mencantumkan variabel semua hanya dibagi menjadi dua nilai yaitu nilai dua
unsurnya. Unsur variabel keadaan pakaian untuk mencantumkan tanda-tanda
yaitu jenis pakaian dan kondisi pakaian kekerasan dan nilai nol untuk yang tidak
(kusut, kotor, bercak dan lain-lain). mencantumkan sama sekali tanda-tanda
Visum et repertum mendapatkan kekerasan. Unsur variabel tanda-tanda
nilai nol sebanyak 6,90%, nilai satu kekerasan yaitu jenis kekerasan, lokasi
sebanyak 79,30% dan 13,80% mendapat tanda kekerasan (regio, sisi luka,
nilai dua pada variabel tanda vital. Unsur koordinasi), karakteristik tanda kekerasan,
penilaian tanda vital adalah tingkat benda penyebab tanda kekerasan, dan
kesadaran, denyut nadi, pernafasan, penjelasan bagaimana benda itu
tekanan darah, dan suhu. Terdapat variasi menimbulkan tanda kekerasan.
macam tanda vital dalam penulisan visum. Untuknya kepentingan peradilan,
salah satu hasil pemeriksaan keadaan dokter berkewajiban untuk membuktikan
umum yaitu tingkatan kesadaran, denyut adanya kekerasan (termasuk pemberian
nadi, pernapasan, tekanan darah, suhu racun atau obat atau zat agar menjadi tidak
badan (tanda vital), 6 ditambah hasil berdaya). 1,7 Berdasarkan pasal-pasal
pemeriksaan jantung, paru-paru, dan perut.8 KUHP, yang harus menjadi perhatian
Semua visum et repertum penting adalah apakah ada tanda-tanda
mendapatkan nilai nol pada bagian bekas kekerasan atau pingsan.9
perkiraan umur (kedewasaan) yaitu tidak Dua puluh tujuh koma lima puluh
mencantumkan fakta perkiraan umur sama sembilan persen visum et repertum
sekali atau hanya mengambil dari mendapatkan nilai nol dan 72,41%
anamnesis.Pada umumnya, korban mendapat nilai dua pada variabel tanda-
kejahatan susila atau kekerasan seksual tanda persetubuhan. Pada variabel ini
yang dimintakan visum et repertum adalah hanya dibagi menjadi dua nilai yaitu nilai dua
kasus dugaan adanya persetubuhan yang untuk mencantumkan tanda-tanda
diancam hukuman oleh KUHP. persetubuhan dan nilai nol untuk yang tidak
Persetubuhan yang diancam pidana oleh mencantumkan sama sekali tanda-tanda
KUHP meliputi pemerkosaan, persetubuhan persetubuhan. Unsur tanda persetubuhan

57
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................

dibagi menjadi dua yaitu secara langsung yaitu hanya mencantumkan terapi secara
(adanya semen dan spermatozoon di singkat. Variabel ini mendapatkan nilai dua
dalam vagina) dan secara tidak langsung apabila mencantumkan secara lengkap
(kehamilan dan hymen robek). unsur variabel terapi dan mendapatkan nilai
Berdasarkan pasal-pasal KUHP, nol bila tidak menuliskan sama sekali terapi.
yang harus menjadi perhatian penting Unsur variabel terapi yaitu jenis tindakan
adalah apakah terjadi persetubuhan. 9 pengobatan dan perawatan, hasil
Tugas dokter bukan menentukan apakah pengobatan dan tindak lanjut pengobatan.
korban telah diperkosa, melainkan mencari Terdapat dua pendapat tentang penulisan
ada atau tidaknya bukti berupa tanda-tanda terapi dalam visum yaitu pengobatan atau
persetubuhan.1,7 perawatan yang diberikan dan hasil
Semua visum et repertum pengobatan masuk dalam pemberitaan 3
mendapatkan nilai nol yaitu tidak dan tidak dimasukkan ke dalam visum et
mencantumkan sama sekali unsur repertum.6,8
diagnosis penyakit menular seksual baik Tabel 3 memperlihatkan bahwa
jenis pemeriksaaan penyakit menular bagian kesimpulan terdiri dari tiga variabel.
seksual maupun hasil pemeriksaan Bagian Kesimpulan berisi pendapat dokter
penyakit menular seksual. berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis
Dokter diharapkan memeriksa perlukaan atau cedera yang ditemukan dan
adanya penyakit hubungan seksual, sebagai jenis kekerasan atau zat penyebabnya serta
akibat dari tindakan kekerasan seksual. derajat perlukaan atau sebab kematiannya.
Dokter tidak dibebani pembuktian adanya Pada kejahatan susila, diterangkan juga
pemerkosaan, karena istilah pemerkosaan apakah telah terjadi persetubuhan dan
adalah istilah hukum yang harus dibuktikan kapan perkiraan kejadianya, serta usia
di depan sidang pengadilan.1,7 korban atau kepantasan korban untuk
Visum et repertum mendapatkan dikawin. 1 Diantara ke lima bagian, bagian
nilai nol pada diagnosis kehamilan sebanyak pemberitaan dan kesimpulan visum et
86,20% dan 13,80% mendapat nilai dua.. repertum yang memberikan kekuatan
Unsur diagnosis kehamilan adalah jenis hukum.5
pemeriksaan kehamilan dan hasil Visum et repertum variabel tanda-
pemeriksaan kehamilan. Dokter diharapkan tanda kekerasan bagian kesimpulan
memeriksa adanya kehamilan sebagai mendapatkan nilai nol sebanyak 44,80%
akibat dari tindakan pidana tersebut.1,7 Pada dan 55,20% mendapat nilai dua. Salah satu
penulis lainnya, tidak ada yang menuliskan pokok isi kesimpulan visum tindak pidana
apakah diagnosis kehamilan dimasukkan seksual yaitu ada kelainan (luka) atau tidak
kedalam visum. ada. Jika ada apa jenisnya, apa benda
Semua visum et repertum penyebabnya, bagaimana cara benda itu
mendapatkan nilai nol pada Fakta yang menimbulkan kelainan atau luka dan apa
memberi petunjuk pelaku yaitu tidak akibanya (tanda-tanda kekerasan).1,6,7
mencantumkan sama sekali fakta yang Pada penelitian ini, 55,20% visum
memberi petunjuk pelaku. Pada penelitian mencantumkan tanda-tanda kekerasan
ini, fakta yang memberi petunjuk pelaku pada bagian kesimpulan dan pada
mendapatkan nilai nol yaitu tidak pemberitaan terdapat 89,70%
mencantumkan sama sekali. Dalam mencantumkan tanda-tanda kekerasan
pembuktian pelaku, waktu pemeriksaan seksual. Tidak ditulisnya tanda-tanda
dapat memberikan keterangan kekerasan dapat dikarenakan tidak
meringankan ataupun memberatkan karena ditemukan tanda-tanda kekerasan. Tidak
hasil pemeriksaan medis sangat relatif ditemukan tanda-tanda kekerasan dapat
berdasarkan faktor waktu.8 terjadi karena terlambatnya korban datang
Seratus persen visum et repertum untuk pemeriksaan visum. Perlu diingat
pada variabel terapi mendapatkan nilai satu bahwa faktor waktu amat berperan, dengan

58
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009

berlalunya waktu luka dapat menyembuh hari setelah kejadian) masih dapat dicari
atau tidak dapat ditemukan, racun atau obat adanya sperma sebagai bukti.
bius telah dikeluarkan dari tubuh.8 Tabel 4 memperlihatkan rerata hasil
Tiga puluh tujuh koma sembilan penilaian visum et repertum perbagian
persen visum et repertum nilai nol dan visum dan rerata nilai total visum et
62,10% nilai dua pada variabel tanda-tanda repertum di RSU PKU Muhammadiyah
persetubuhan di kesimpulan. Pada variabel Yogyakarta. Rerata nilai total visum et
ini hanya dibagi menjadi dua nilai yaitu nilai repertum yaitu 27,4% menunjukkan nilai
dua untuk mencantumkan tanda-tanda rerata visum masih rendah yaitu <50%.
persetubuhan dan nilai nol untuk yang tidak Nilai kualitas visum di Indonesia
mencantumkan sama sekali tanda-tanda masih dibawah standar, hal ini juga dapat
persetubuhan baik tanda persetubuhan dilihat dari penelitian Herkutanto, kualitas
secara langsung maupun tidak langsung. visum et repertum kecederaan masih juga
Dalam kesimpulan visum et buruk. Visum et repertum di rumah sakit
repertum dokter tidak akan dan tidak boleh pada umumnya bermutu rendah dan
mencantumkan kata perkosaaan oleh bahkan bermasalah. Para dokter rumah
karena kata tersebut mempunyai arti yuridis sakit umumnya menfokuskan pelayanan
yaitu dalam hal ini paksaan, hal mana di pada aspek klinik untuk mengobati pasien
luar jangkauan Ilmu Kedokteran.7,8 dalam rangka penyembuhan, pengurangan
Pada penelitian ini, hasil visum et rasa sakit dan kecacatan serta pencegahan
repertum bagian kesimpulan menuliskan kematian. Aspek pencarian bukti tindak
tanda-tanda persetubuhan sebanyak pidana, walaupun diminta secara tegas
62,10% dan pada bagian pemberitaan, dalam surat permintaan visum dari penyidik,
tanda-tanda persetubuhan ditulis 72,41%. pada umumnya dianggap sebagai hal
Terdapat penurunan penulisan tanda-tanda sekunder.2
persetubuhan antara bagian kesimpulan
dan pemberitaan.
Seratus persen visum et repertum Kesimpulan
mendapatkan nilai nol yaitu tidak
mencantumkan sama sekali identitas Kualitas visum et repertum
pelaku. Mengetahui identitas pelaku dapat kekerasan seksual di RSU PKU
melalui : hasil pemeriksaan darah, hasil Muhammadiyah Yogyakarta ditinjau dengan
pemeriksaan sperma, hasil pemeriksaan metode skoring atau nilai dari jurnal
air liur dan lain-lain. Herkutanto yang telah disesuaikan
Pokok-pokok isi kesimpulan tindak termasuk kriteria buruk (<50%) yaitu 27,4
pidana seksual yaitu ada tanda-tanda %.
persetubuhan atau tidak, identitas orang Variabel terburuk dalam penilaian
yang menyetubuhi (jika memungkinkan) visum yaitu perkiraan umur (kedewasaan)
dan ada luka/kelainan atau tidak. Jika ada dalam bagian pemberitaan, pemeriksaan
apa jenisnya, apa benda penyebabnya, diagnosis penyakit menular seksual dalam
bagaimana cara benda itu menimbulkan bagian pemberitaan, fakta yang memberi
luka atau kelainan dan apa akibatnya.6 petunjuk pelaku dalam bagian pemberitaan,
Pada penelitian ini, fakta yang Identitas pelaku (jika memungkinkan) dalam
memberi petunjuk pelaku mendapatkan nilai bagian kesimpulan mendapat nilai nol
nol yaitu tidak mencantumkan sama sekali. sebanyak 100% yaitu tidak mencantumkan
Dalam pembuktian pelaku, waktu sama sekali identitas pelaku.
pemeriksaan dapat memberikan Variabel terbaik dalam penilaian
keterangan meringankan ataupun visum yaitu data pemeriksa dalam bagian
memberatkan karena hasil pemeriksaan pendahuluan dan data subjek dalam bagian
medis sangat relatif berdasarkan faktor pendahuluan mendapatkan nilai dua
waktu.8 Pada kasus akut atau dini (dalam 7 sebanyak 100%.

59
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................

Daftar Pustaka 5. Fatih M. (2007). Visum et Repertum.


Diakses 05 Maret 2008 14 : 58, dari
1. Anonim. (1997). Ilmu Kedokteran www.klinikindonesia.com.
Forensik. Bagian Kedokteran Forensik 6. Dahlan, Sofwan. (2003). Petunjuk
Fakultas Kedokteran Universitas Praktikum Pembuatan Visum et
Indonesia : Jakarta. Repertum ed 2 cet1. Semarang : Badan
2. Atmadja DS. (2004). Aspek Penerbit Universitas Diponegoro
Medikolegal Pemeriksaan Korban 7. Mansjoer A., Triyanti K., Savitri R.,
Perlukaan dan Keracunan di Rumah Wardhani WI., Setiowulan W. (2000).
Sakit. (Simposium tatalaksanan visum Kapita Selekta Kedokteran ed 3 jilid 1.
et repertum korban hidup pada kasus Jakarta : media Aesculapius
perlukaaan dan keracunan di rumah 8. Idries, AM, & Tjiptomartono, AL. (1982).
sakit), RS Mitra Keluarga Kelapa Penerapan Ilmu Kedokteran
Gading, Jakarta. Kehakiman Dalam Proses Penyidikan
3. Herkutanto (2005) Peningkatan kualitas (cet 1). Jakarta : PT. Karya Unipres
pembuatan Visum et Repertum (VeR) 9. Sitorus A., Dewi YK., Viafi E. (2002)
Kecederaan di Rumah Sakit melalui Pemeriksaan Medis pada Kasus
Pelatihan dokter unit gawat darurat Kejahatan Seksual (Referat Ilmu
(UGD). JMPK Vol. 08/No.03/September/ Kedokteran Forensik), Universitas
2005,163-169. diakses 05 Maret 2008 Muhammadiyah Yogyakarta,
14 : 43 , dari www.jmpk-online.net/files/ Yogyakarta.
5.herkutanto.pdf5
4. Mansyur M. (2002). Standar Pelayanan
Medik ed 3 cet 2. Jakarta : Ikatan Dokter
Indonesia. Hal 788-790

60

You might also like