Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Sexual abuse happens frequently in society. To sue or report the criminal, it needs
medical evidence as a visum et repertum as a proof. Visum et repertum is considered as an
expert description to justice medical expert or doctor and to other doctor. The good quality
of visum et repertum can help the victim to have justice. The objective of this research is to
acknowledges the quality of visum et repertum sexual abuse.
The subject of this research is the results of visum et repertum which is made by
gynecologist at RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, began at March 2003 until November
2008 for about 29 cases. The results of visum et repertum evaluated with using scoring method
on from the adjusted Herkutanto journal. The quality of visum et repertum is measured using
a scoring method consist of 19 variable. The results is presented in the form of percentage ;
the quality is low if it is below 50%, moderate if 50%-75% and good if more than 75%.
The result of visum et repertum quality is 27,4%, which is mean in low quality. This
conclude this research that the quality of visum et repertum in sexual abuse is below standard.
Abstrak
Kekerasan seksual sering terjadi di masyarakat. Untuk menuntut pelaku secara hukum,
diperlukan adanya visum et repertum sebagai bukti adanya kekerasan seksual itu. Visum et repertum
dinilai sebagai keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau dokter
lainnya. Visum et repertum yang berkualitas dapat membantu korban dalam mendapatkan keadilan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas visum et repertum kekerasan seksual.
Subjek penelitian ini adalah hasil visum et repertum yang dibuat dokter spesialis kebidanan
dan kandungan pada korban dengan dugaan kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta selama Maret 2003 sampai dengan November 2008 sebanyak 29 kasus. Hasil visum
et repertum dinilai dengan menggunakan metode skoring atau nilai dari jurnal Herkutanto yang telah
disesuaikan. Penilaian kualitas visum kekerasan seksual terdiri dari 19 variabel. Setelah didapatkan
data masing-masing variabel, kemudian dianalisis. Hasilnya berbentuk persentase, kualitas rendah
bila kurang dari 50%, sedang jika 50% - 75% dan bagus jika lebih dari 75%.
Hasil penilaian kualitas visum yaitu 27,4 % yang berarti berkualitas buruk. Dari hasil penelitian
dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas visum kekerasan seksual masih dibawah standar.
51
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................
52
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009
berbagai rumah sakit di Indonesia. Ini berarti, a. Hasil visum et repertum korban
kebijakan pemberlakuan pedoman mutlak kekerasan seksual
diperlukan demi peningkatan kualitas visum b. Hasil visum et repertum yang dibuat
et repertum.3 Bagaimana kualitas visum et dokter spesialis kebidanan dan
repertum kekerasan seksual pada dokter kandungan.
spesialis di Indonesia pada umumnya dan c. Hasil visum et repertum korban
di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta kekerasan seksual berjenis kelamin
pada khususnya belum diketahui. perempuan..
Tujuan penelitian ini adalah untuk d. Bukan hasil visum et repertum pada
mengetahui kualitas visum et repertum korban kekerasan seksual dalam
kekerasan seksual pada dokter spesialis di rumah tangga dan pasien rawat inap.
Indonesia pada umumnya dan di RSU PKU Penelitian ini mempergunakan
Muhammadiyah Yogyakarta pada instrumen berupa data isian dari jurnal
khususnya dan untuk mengetahui kualitas Herkutanto tahun 2005 dan diaplikasikan
visum et repertum antara bagian- dengan buku Petunjuk praktikum
bagiannya, mengingat bagian-bagian visum pembuatan visum et repertum karya
memiliki variabel berbeda dan memiliki nilai Sofwan Dahlan tahun 2003 yang terdiri dari
berbeda dalam pembuktian hukum. 19 variabel penilaian. Kualitas visum et
repertum diukur dengan menggunakan
Bahan dan Cara metode yang telah dikembangkan dan
disempurnakan oleh Departemen Ilmu
Jenis penelitian ini menggunakan Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran
metode observasional cross sectional. Universitas Indonesia atau RSUP Nasional
Data berupa visum et repertum kekerasan Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.3
seksual adalah semua visum et repertum Setiap variabel dinilai atau diberi
korban kekerasan seksual dengan jangka skor, kemudian dilakukan penghitungan nilai
waktu lima tahun. skor rata-rata dan pembobotan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Pembobotan dilakukan dengan cara
dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengalikan nilai skor rata-rata dengan suatu
yang melakukan penanganan dan faktor pengali yaitu : skor rata-rata bagian
pembuatan visum et repertum korban pendahuluan dikalikan satu, skor rata-rata
kekerasan seksual di RSU PKU bagian pemberitaan dikalikan tiga, dan skor
Muhammadiyah Yogyakarta. rata-rata bagian kesimpulan dikalikan lima.
Sampel yang diambil adalah visum Nilai kualitas visum et repertum merupakan
et repertum yang dibuat dalam jangka waktu jumlah nilai dari kelompok variabel satu,
lima tahun kebelakang yaitu dari tahun 2003 dua, dan tiga dibagi bobot total dikalikan
sampai dengan tahun 2008, dengan kriteria dengan 100%.
sebagai berikut :
Keterangan :
Bobot bagian 1 = nilai bagian 1 X 1
Bobot bagian 2 = nilai bagian 2 X 3
Bobot bagian 3 = nilai bagian 3 X 5
Bobot total sempurna = (nilai bagian 1 sempurna X 1) + (nilai bagian 2 sempurna X 3) + (nilai
bagian 3 sempurna X 5)
53
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................
Tabel 1. Hasil penilaian visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada bagian pendahuluan
54
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009
Tabel 2. Hasil penilaian visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada bagian pemberitaan
Tabel 3. Hasil penilaian visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta pada bagian kesimpulan
55
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................
Tabel 4. Penilaian kualitas visum et repertum kekerasan seksual di RSU PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
Tabel 4 memperlihatkan rerata hasil data subjek terdiri dari nama, jenis kelamin,
penilaian visum et repertum perbagian umur dan alamat. Seratus persen data
visum dan rerata nilai total visum et subjek visum et repertum ditulis tanpa
repertum di RSU PKU Muhammadiyah keterangan jenis kelamin. Penulisan data
Yogyakarta. Rerata nilai total visum et subjek diharapkan lengkap, mengingat hal
repertum yaitu 27,4% menunjukkan nilai ini berpengaruh terhadap tuntutan hukum.
rerata visum masih rendah yaitu <50%. Data peminta 100 % mendapatkan nilai satu
yaitu hanya menuliskan instansi peminta
yang berupa nomor surat pemintaan dari
Diskusi kepolisian. Visum et repertum sebanyak
93% menuliskan data pemeriksa secara
Suatu visum dikatakan baik bila lengkap dan mendapat nilai dua. Tujuh
visum sebagai alat bukti dalam proses persen lainnnya mendapatkan nilai satu
peradilan yang tidak hanya memenuhi karena hanya menuliskan nama dokter saja.
standar penulisan rekam medis, tetapi juga Beberapa penulis hanya menuliskan data
harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan pemeriksa adalah identitas dokter yang
dalam sistem peradilan. Visum et repertum memeriksa tanpa tambahan keterangan
terdiri dari lima bagian yaitu projustitia, lainnya. 1,5,6 Data pemeriksa ditambah
pendahuluan, pemberitaan, kesimpulan, dengan nama perawat yang menyaksikan
dan penutup. Kata Pendahuluan sendiri pemeriksa.7
tidak ditulis di dalam visum et repertum, Tabel 2 memperlihatkan bahwa
melainkan langsung dituliskan berupa bagian pendahuluan terdiri dari sebelas
kalimat-kalimat di bawah judul. variabel. Diantara ke lima bagian, bagian
Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberitaan dan kesimpulan visum et
bagian pendahuluan terdiri dari lima variabel. repertum yang memberikan kekuatan
Tempat pemeriksaan mendapat nilai 1 hukum.6 Laporan utama yang disebut visum
sebanyak 100 % yaitu hanya menuliskan et repertum adalah bagian isi atau
nama rumah sakit tanpa keterangan pemberitaan, karena isinya betul-betul
tambahan bagian atau instalasi tempat objektif medis, dari hasil pemeriksaan
pemeriksaan. Waktu pemeriksaan medis. Jadi apa yang dilihat dan
mendapatkan nilai 75,8 % nilai satu dan diketemukan pada pemeriksaan kasus atau
24,2 % nilai dua. Hasil visum et repertum korban atau barang bukti itu yang dilaporkan
pada waktu pemeriksaan mendapatkan nilai tertulis yang karenanya dapat dianggap
satu karena hanya menunjukkan tanggal, sebagai pengganti benda bukti. 1
bulan dan tahun sebagai waktu Visum et repertum bagian
pemeriksaan tanpa keterangan jam anamnesis mendapatkan nilai nol sebanyak
pemeriksaan. 89,70% dan mendapatkan nilai satu
Visum et repertum pada data sebanyak 10,30%. Variabel anamnesis
subjek 100 % mendapatkan nilai 2.Unsur mendapatkan nilai nol bila tidak
56
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009
57
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................
dibagi menjadi dua yaitu secara langsung yaitu hanya mencantumkan terapi secara
(adanya semen dan spermatozoon di singkat. Variabel ini mendapatkan nilai dua
dalam vagina) dan secara tidak langsung apabila mencantumkan secara lengkap
(kehamilan dan hymen robek). unsur variabel terapi dan mendapatkan nilai
Berdasarkan pasal-pasal KUHP, nol bila tidak menuliskan sama sekali terapi.
yang harus menjadi perhatian penting Unsur variabel terapi yaitu jenis tindakan
adalah apakah terjadi persetubuhan. 9 pengobatan dan perawatan, hasil
Tugas dokter bukan menentukan apakah pengobatan dan tindak lanjut pengobatan.
korban telah diperkosa, melainkan mencari Terdapat dua pendapat tentang penulisan
ada atau tidaknya bukti berupa tanda-tanda terapi dalam visum yaitu pengobatan atau
persetubuhan.1,7 perawatan yang diberikan dan hasil
Semua visum et repertum pengobatan masuk dalam pemberitaan 3
mendapatkan nilai nol yaitu tidak dan tidak dimasukkan ke dalam visum et
mencantumkan sama sekali unsur repertum.6,8
diagnosis penyakit menular seksual baik Tabel 3 memperlihatkan bahwa
jenis pemeriksaaan penyakit menular bagian kesimpulan terdiri dari tiga variabel.
seksual maupun hasil pemeriksaan Bagian Kesimpulan berisi pendapat dokter
penyakit menular seksual. berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis
Dokter diharapkan memeriksa perlukaan atau cedera yang ditemukan dan
adanya penyakit hubungan seksual, sebagai jenis kekerasan atau zat penyebabnya serta
akibat dari tindakan kekerasan seksual. derajat perlukaan atau sebab kematiannya.
Dokter tidak dibebani pembuktian adanya Pada kejahatan susila, diterangkan juga
pemerkosaan, karena istilah pemerkosaan apakah telah terjadi persetubuhan dan
adalah istilah hukum yang harus dibuktikan kapan perkiraan kejadianya, serta usia
di depan sidang pengadilan.1,7 korban atau kepantasan korban untuk
Visum et repertum mendapatkan dikawin. 1 Diantara ke lima bagian, bagian
nilai nol pada diagnosis kehamilan sebanyak pemberitaan dan kesimpulan visum et
86,20% dan 13,80% mendapat nilai dua.. repertum yang memberikan kekuatan
Unsur diagnosis kehamilan adalah jenis hukum.5
pemeriksaan kehamilan dan hasil Visum et repertum variabel tanda-
pemeriksaan kehamilan. Dokter diharapkan tanda kekerasan bagian kesimpulan
memeriksa adanya kehamilan sebagai mendapatkan nilai nol sebanyak 44,80%
akibat dari tindakan pidana tersebut.1,7 Pada dan 55,20% mendapat nilai dua. Salah satu
penulis lainnya, tidak ada yang menuliskan pokok isi kesimpulan visum tindak pidana
apakah diagnosis kehamilan dimasukkan seksual yaitu ada kelainan (luka) atau tidak
kedalam visum. ada. Jika ada apa jenisnya, apa benda
Semua visum et repertum penyebabnya, bagaimana cara benda itu
mendapatkan nilai nol pada Fakta yang menimbulkan kelainan atau luka dan apa
memberi petunjuk pelaku yaitu tidak akibanya (tanda-tanda kekerasan).1,6,7
mencantumkan sama sekali fakta yang Pada penelitian ini, 55,20% visum
memberi petunjuk pelaku. Pada penelitian mencantumkan tanda-tanda kekerasan
ini, fakta yang memberi petunjuk pelaku pada bagian kesimpulan dan pada
mendapatkan nilai nol yaitu tidak pemberitaan terdapat 89,70%
mencantumkan sama sekali. Dalam mencantumkan tanda-tanda kekerasan
pembuktian pelaku, waktu pemeriksaan seksual. Tidak ditulisnya tanda-tanda
dapat memberikan keterangan kekerasan dapat dikarenakan tidak
meringankan ataupun memberatkan karena ditemukan tanda-tanda kekerasan. Tidak
hasil pemeriksaan medis sangat relatif ditemukan tanda-tanda kekerasan dapat
berdasarkan faktor waktu.8 terjadi karena terlambatnya korban datang
Seratus persen visum et repertum untuk pemeriksaan visum. Perlu diingat
pada variabel terapi mendapatkan nilai satu bahwa faktor waktu amat berperan, dengan
58
Mutiara Medika
Edisi Khusus Vol. 9 No. 1: 51 - 60, April 2009
berlalunya waktu luka dapat menyembuh hari setelah kejadian) masih dapat dicari
atau tidak dapat ditemukan, racun atau obat adanya sperma sebagai bukti.
bius telah dikeluarkan dari tubuh.8 Tabel 4 memperlihatkan rerata hasil
Tiga puluh tujuh koma sembilan penilaian visum et repertum perbagian
persen visum et repertum nilai nol dan visum dan rerata nilai total visum et
62,10% nilai dua pada variabel tanda-tanda repertum di RSU PKU Muhammadiyah
persetubuhan di kesimpulan. Pada variabel Yogyakarta. Rerata nilai total visum et
ini hanya dibagi menjadi dua nilai yaitu nilai repertum yaitu 27,4% menunjukkan nilai
dua untuk mencantumkan tanda-tanda rerata visum masih rendah yaitu <50%.
persetubuhan dan nilai nol untuk yang tidak Nilai kualitas visum di Indonesia
mencantumkan sama sekali tanda-tanda masih dibawah standar, hal ini juga dapat
persetubuhan baik tanda persetubuhan dilihat dari penelitian Herkutanto, kualitas
secara langsung maupun tidak langsung. visum et repertum kecederaan masih juga
Dalam kesimpulan visum et buruk. Visum et repertum di rumah sakit
repertum dokter tidak akan dan tidak boleh pada umumnya bermutu rendah dan
mencantumkan kata perkosaaan oleh bahkan bermasalah. Para dokter rumah
karena kata tersebut mempunyai arti yuridis sakit umumnya menfokuskan pelayanan
yaitu dalam hal ini paksaan, hal mana di pada aspek klinik untuk mengobati pasien
luar jangkauan Ilmu Kedokteran.7,8 dalam rangka penyembuhan, pengurangan
Pada penelitian ini, hasil visum et rasa sakit dan kecacatan serta pencegahan
repertum bagian kesimpulan menuliskan kematian. Aspek pencarian bukti tindak
tanda-tanda persetubuhan sebanyak pidana, walaupun diminta secara tegas
62,10% dan pada bagian pemberitaan, dalam surat permintaan visum dari penyidik,
tanda-tanda persetubuhan ditulis 72,41%. pada umumnya dianggap sebagai hal
Terdapat penurunan penulisan tanda-tanda sekunder.2
persetubuhan antara bagian kesimpulan
dan pemberitaan.
Seratus persen visum et repertum Kesimpulan
mendapatkan nilai nol yaitu tidak
mencantumkan sama sekali identitas Kualitas visum et repertum
pelaku. Mengetahui identitas pelaku dapat kekerasan seksual di RSU PKU
melalui : hasil pemeriksaan darah, hasil Muhammadiyah Yogyakarta ditinjau dengan
pemeriksaan sperma, hasil pemeriksaan metode skoring atau nilai dari jurnal
air liur dan lain-lain. Herkutanto yang telah disesuaikan
Pokok-pokok isi kesimpulan tindak termasuk kriteria buruk (<50%) yaitu 27,4
pidana seksual yaitu ada tanda-tanda %.
persetubuhan atau tidak, identitas orang Variabel terburuk dalam penilaian
yang menyetubuhi (jika memungkinkan) visum yaitu perkiraan umur (kedewasaan)
dan ada luka/kelainan atau tidak. Jika ada dalam bagian pemberitaan, pemeriksaan
apa jenisnya, apa benda penyebabnya, diagnosis penyakit menular seksual dalam
bagaimana cara benda itu menimbulkan bagian pemberitaan, fakta yang memberi
luka atau kelainan dan apa akibatnya.6 petunjuk pelaku dalam bagian pemberitaan,
Pada penelitian ini, fakta yang Identitas pelaku (jika memungkinkan) dalam
memberi petunjuk pelaku mendapatkan nilai bagian kesimpulan mendapat nilai nol
nol yaitu tidak mencantumkan sama sekali. sebanyak 100% yaitu tidak mencantumkan
Dalam pembuktian pelaku, waktu sama sekali identitas pelaku.
pemeriksaan dapat memberikan Variabel terbaik dalam penilaian
keterangan meringankan ataupun visum yaitu data pemeriksa dalam bagian
memberatkan karena hasil pemeriksaan pendahuluan dan data subjek dalam bagian
medis sangat relatif berdasarkan faktor pendahuluan mendapatkan nilai dua
waktu.8 Pada kasus akut atau dini (dalam 7 sebanyak 100%.
59
Dirwan Suryo Soularto, Eki Siwi Dwi Cahyanti, Analisis Kualitas Visum ..............................
60