Professional Documents
Culture Documents
2, Juni 2013
ABSTRACT
Early mobilization is a movement done in accordance with the physiologic
needs in as early as possible in order to fulfill the needs of healthy life. Infection
is a state of disease resulted from the pathogen germs or other microorganism
entering the body and causing certain symptoms. This research, designed as the
Quasy Experiment using the Post Test only with Control Group Design, was
intended to identify the effectiveness of early mobilization on the infection of the
surgery wound to the client who delivered the baby through sectio caesaria
action. The population of this research was the post partum mothers who labored
through sectio caesaria action and further treated at the post partum unit at Dr.
Soebandi Regional General Hospital. Of 30 respondents, 15 were classified as the
treatment group, while the rest 15 were classified as the control group. Sampling
collection was done using the Quota Sampling technique. The intervention
process chosen was in accordance with the early mobilization intervention
protocol. Results of the research revealed that among the control group, 26.7%
indicated the signs and symptoms of infection. When the treatment group was
examined, none showed similar signs and symptoms (0%). Regarding the
effectiveness of the early mobilization on the infection of the post partum patient
who labored through the sectio caesaria surgery, based on the Independent-
Sample T Test ( = 0.05), p value of 0.032 was obtained. This research concluded
that there was a significant difference between the incidence of infection found in
the control group and the treatment group. Early mobilization effectiveness can to
prevent infection of wound surgery on the Post Partum clients laboring through
sectio caesaria action. Furthermore, this research suggested the adequate
education concerning early mobilization be presented to the clients at the best
time possible, that is, the ante natal care and examination. In addition, the early
mobilization is possible to start 6 hours after the sectio caesaria surgery
completed, respectively.
110
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
kesehatan ibu dan janinnya (Bobak, seluruh angka kematian ibu. Pada
2005). sectio caesaria yang direncanakan,
angka komplikasinya kurang lebih
Sectio caesaria merupakan
4,2%, sedangkan sectio caesaria
tindakan pembedahan yaitu dengan
darurat berangka kurang lebih 19%.
melakukan insisi pada dinding
Harus diakui bahwa sectio caesaria
abdomen (laparatomy), dengan
merupakan operasi besar dengan
demikian akan mengakibatkan
berbagai risikonya (Medicom, 2009,
terbukanya sistem pertahanan tubuh
4, http://medicom. blogdetik.com,
tingkat pertama (kulit). Dengan
diperoleh tanggal 6 Nopember
kondisi seperti ini mikroorganisme
2009). Pada tahun 1999, insiden
patogen dapat dengan mudah masuk
sectio caesaria di Amerika Serikat
ke dalam tubuh, sehingga akan
turun menjadi 21%. Di Indonesia
menimbulkan infeksi (Kasdu, 2003).
angka ini justru meningkat. Data di
Infeksi luka sectio caesaria RS dr. Soetomo Surabaya 32%, RS
merupakan infeksi nosokomial kedua dr Cipto Mangunkusumo 22 %
terbanyak di rumah sakit. Beberapa (Medicom, 2009, 8,
faktor yang dapat mempengaruhi http://medicom.blogdetik.com,
timbulnya infeksi pada luka adalah; diperoleh tanggal 6 Nopember
kontaminasi luka, benda asing, 2009). Kejadian sectio caesaria di
teknik menjahit yang salah, RSD dr.Soebandi cukup tinggi, dari
devitalisasi jaringan, hematoma, data yang didapat, tahun 2006
ruang rugi, kondisi yang sebanyak 422 (35 tiap bulan), tahun
melemahkan seperti dehidrasi, 2007 sebanyak 429 (36 tiap bulan),
anemia, dan malnutrisi, usia yang tahun 2008 sebanyak 287 (24 tiap
lanjut, sangat kegemukan, syok, bulan).
hospitalisasi praoperatif yang lama,
Tingginya angka kelahiran
durasi prosedur pembedahan, dan
dengan sectio caesaria sebagaimana
gangguan yang berkaitan seperti
tersebut diatas, maka perlu adanya
diabetes mellitus dan imunosupresif.
upaya pencegahan terhadap
Staphylococcus aureus menyebabkan
terjadinya infeksi pada luka operasi,
banyak infeksi luka paska operasi.
mobilisasi dini adalah merupakan
Infeksi lainnya dapat terjadi akibat
salah satu upaya yang dapat
Escheria coli, Proteus vulgaris,
dilakukannya. Tujuan dari
Aerobacter aerogenes, pseudomonas
peningkatan pergerakan tubuh secara
aeruginosa, dan organisme lainnya
hati-hati pada paska operatif adalah
(Smeltzer, 2001). Menurut Bensons
untuk memperbaiki sirkulasi,
dan Pernolls, angka kematian pada
mencegah stasis vena, dan untuk
sectio caesaria adalah 40-80 tiap
menunjang fungsi pernapasan yang
100.000 kelahiran hidup. Angka ini
optimal (Smeltzer, 2001). Mobilisasi
menunjukkan risiko 25 kali lebih
dini merupakan faktor yang
besar dibanding persalinan per
menonjol dalam mempercepat
vaginam. Tetapi untuk kasus karena
pemulihan paska bedah dan dapat
infeksi mempunyai angka 80 kali
mencegah komplikasi bedah, karena
lebih tinggi dibandingkan dengan
pergerakan kecil sekalipun akan
persalinan per vaginam. Komplikasi
tindakan anestesi sekitar 10% dari perlahan-lahan memperkuat tubuh
dan meningkatkan sirkulasi darah,
111
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
112
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
113
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
114
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
115
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
116
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
cepat, tetapi terbatas. Setelah itu sirkulasi ke jaringan yang rusak atau
terjadi perpindahan normal cairan luka, karena sirkulasi ini akan
tubuh yang menyebabkan volume membawa nutrisi untuk perbaikan
darah menurun dengan lambat. jaringan dan membawa sistem
Kemudian walaupun tidak ada sel pertahanan, pada fase ini akan terjadi
darah merah yang rusak selama post proses fagositosis debris jaringan
partum, tetapi semua kelebihan sel yang rusak dan dan bekuan darah.
darah merah akan menurun secara Adanya atau timbulnya infeksi dapat
bertahap sesuai dengan usia sel darah memperlambat proses penyembuhan
merah tersebut (Bobak, 2005). luka. Bila penyembuhan luka yang
lambat oleh karena proses
Tingkat kejadian infeksi pada
penyembuhan sekunder (oleh adanya
responden dilakukan mobilisasi
infeksi), seringkali hasil
dini
penyembuhannya menjadi tidak
Data yang ditunjukkan pada sempurna. Penyembuhan luka dapat
tabel 2 menyebutkan bahwa, berupa jaringan parut (celoid). Selain
responden yang dilakukan perlakuan menimbulkan rasa tidak nyaman
mobilisasi dini tidak didapatkan (nyeri) klien menjadi kurang percaya
tanda dan gejala radang yang diri, dan merasa rendah diri oleh
merupakan manifestasi dari infeksi karena perubahan penampilan. Selain
yaitu sebesar 100 % dari 15 hal tersebut akibat adanya infeksi
responden. Hal ini menunjukkan penyembuhan memerlukan waktu
bahwa mobilisasi mempunyai yang lama dan berakibat timbulnya
manfaat yang besar terhadap pembengkakan biaya perawatan. Bila
pencegahan terjadinya infeksi pada ini terjadi ibu akan semakin
luka paska operasi pada umumnya tergantung terhadap orang lain baik
dan post sectio caesaria khususnya. untuk merawat dirinya sendiri
Sebagaimana yang telah maupun merawat bayinya.
disebutkan diatas peneliti Mobilisasi adalah
berpendapat bahwa, pada ibu post kemampuan seseorang untuk
partum dengan sectio caesaria bergerak secara mudah, bebas, dan
terdapat lebih dari satu tempat yang teratur yang bertujuan untuk
dapat berpotensi menjadi port memenuhi kebutuhan hidup sehat
dentry dari mokroorganisme. (Mubarak dan Chayatin, 2007).
Sehingga ibu post partum dengan Melakukan mobilisasi sedini
sectio caesaria mempunyai mungkin pada paska operasi (sectio
kerentanan atau mempunyai risiko caesaria) akan membantu tubuh
yang lebih besar untuk terjadinya memperbaiki sistem sirkulasi,
infeksi dibanding paska operasi mempercepat pemulihan kebugaran,
lainnya. Mobilisasi pada fase ini dan meningkatkan kemandirian.
akan membantu klien dalam proses Smeltzer (2001) menyatakan bahwa,
pembersihan luka dari darah dan bila latihan dilakukan dengan tepat
cairan termasuk lochea dengan cara dapat membantu dalam
drainase oleh karena adanya mempertahankan dan membangun
kontraksi otot-otot dan adanya proses kekuatan otot, mempertahankan
gravitasi. Manfaat lain dari fungsi sendi, mencegah deformitas,
mobilisasi adalah meningkatkan
117
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
118
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
119
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
120
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 3, No. 2, Juni 2013
121