You are on page 1of 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No.

4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH


DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO
Ika Risti Lempang1), Fatimawali 1), Nancy C. Pelealu1)
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Cooking oil is one of the basic needs of community to meet the day-by-day needs. These daily
consume cooking oil was closely related to the health of our bodies. It is important for us to know the
quality of cooking oil which we use everyday. This study aimed to test the quality analysis of bulk and
packaged cooking oil in accordance with the ISO quality requirements. Cooking oil quality analysis test
was performing using the test parameters of water content, free fatty acid value, acid value, and peroxide.
The results of the research of bulk cooking oil materials meets the requirements of ISO such as 100% of
the water content, 50% of free fatty acids, 100% of acid value, and is not eligible to peroxide numbers.
The packaging cooking oil meets the requirements of ISO 50% of the water content, acid value of 100%,
50% peroxide, and did not qualify against free fatty acid value.

Keyword: Cooking oil, Analysis, Water content, total free fatty acids, acid number, peroxide
Numbers

ABSTRAK

Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
sehari hari. Minyak goreng yang kita konsumsi sehari hari sangat erat kaitannya dengan kesehatan
tubuh kita. Penting bagi kita untuk mengetahui kualitas dari minyak goreng yang kita gunakan sehari
hari. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji analisis kualitas minyak goreng curah dan kemasan
sesuai dengan persyaratan mutu SNI. Uji analisis kualitas minyak goreng menggunakan uji parameter
kadar air, bilangan asam lemak bebas, bilangan asam, dan bilangan peroksida. Hasil penelitian bahan
minyak goreng curah memenuhi persyaratan SNI 100% terhadap kadar air, asam lemak bebas 50%,
bilangan asam 100%, dan tidak memenuhi syarat terhadap bilangan peroksida. Minyak goreng kemasan
memenuhi persyaratan SNI 50% terhadap kadar air, bilangan asam 100%, bilangan peroksida 50%, dan
tidak memenuhi syarat terhadap bilangan asam lemak bebas.

Kata kunci : Minyak goreng, Analisis, Kadar air, Bilangan Asam Lemak Bebas, Bilangan Asam,
Bilangan Peroksida

155
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN dan radikal bebas setelah pemanasan (Sri


Minyak goreng adalah bahan Murni dkk, 2012).
pangan dengan komposisi utama Berdasarkan data, jumLah
trigliserida yang berasal dari bahan nabati kebutuhan minyak goreng mencapai 3,2
dengan atau tanpa perubahan kimiawi metrik ton per tahun dan sekitar 63% dijual
termasuk hidrogenasi, pendinginan dan dalam bentuk minyak goreng curah
telah melalui proses rafinasi atau (Nutrition Foundation For Food
pemurnian yang digunakan untuk Fortification, 2014). Kebanyakan
menggoreng (SNI, 2013). Terdapat konsumen tidak mengetahui dan tidak
berbagai macam tanaman sebagai sumber menyadari bahwa kualitas minyak yang
pembuatan minyak goreng dan salah buruk dapat menyebabkan berbagai
satunya dari tanaman kelapa sawit. penyakit seperti meningkatnya kadar Low
Minyak goreng merupakan salah Density Lipoprotein (LDL) dalam darah
satu kebutuhan pokok masyarakat dalam yang dapat menyebabkan penyakit jantung
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. koroner, kardiovaskuler, hipertensi dan
Minyak goreng yang dikonsumsi sehari- kanker (Winarno,1999).
hari sangat erat kaitannya dengan Mengetahui kualitas minyak goreng
kesehatan. Terdapat dua jenis minyak dapat diuji dengan metode analisis kadar
goreng yaitu, minyak goreng curah dan air, bilangan asam, kadar asam lemak
minyak goreng kemasan. bebas, dan bilangan peroksida. Analisis
Perbedaan minyak goreng curah dan kualitas minyak secara kimiawi dilakukan
minyak goreng kemasan terletak pada dengan menguji bilangan peroksida,
penyaringannya yang berpengaruh terhadap bilangan asam dan kadar asam lemak bebas
kualitas minyak goreng. Minyak goreng (Siti Nw dkk, 2001). Analisis kualitas
kemasan mengalami dua kali penyaringan minyak goreng dapat juga dilakukan
sedangkan minyak goreng curah pemeriksaan dengan penetapan kadar air
mengalami satu kali penyaringan (Kukuh, (Zahra SL dkk, 2013).
2010). Berdasarkan latar belakang di atas
Berdasarkan penelitian uji kualitas peneliti melakukan penelitian untuk
ketahanan minyak goreng curah dan mengetahui kualitas minyak goreng curah
kemasan yang dilakukan, pada dan minyak goreng kemasan di Pasar
penggorengan kerupuk jalin selama 10 jam Tradisional Bahu dan Pasar Karombasan
menghasilkan kenaikan asam lemak bebas Manado yang dilakukan di Laboratorium
> 0,5% yang menunjukan minyak tidak Analisis Farmasi Universitas Sam
dapat digunakan lagi (Budiyanto dkk, Ratulangi Manado.
2010). Penelitian lain tentang uji kualitas
minyak goreng kemasan dilakukan selama METODOLOGI PENELITIAN
pemanasan 10 jam pada minyak goreng Alat dan Bahan
menghasilkan akumulasi kenaikan radikal Alat-alat yang digunakan dalam
bebas dari radikal bebas yang sudah ada penelitian ini adalah cawan porselen,

156
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

timbangan analitik, oven, eksikator, pipet


tetes, gelas ukur, erlenmeyer, buret, mikro Penetapan Asam Lemak Bebas
pipet, labu ukur, gelas kimia, botol coklat, Sebanyak 2 g contoh minyak
kertas saring, penangas air. ditimbang dan dimasukkan dalam
Bahan baku yang digunakan adalah erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 50 mL
minyak goreng curah dan minyak goreng alkohol 95% netral. 3-5 tetes indikator
kemasan. Larutan yang digunakan yaitu, fenoftalein ditambahkan pada larutan dan
Alkohol netral 95%, indikator fenolftalein, dititrasi dengan 0.1 N KOH standar. Akhir
NaOH 0,1 N, KOH 0,1 N, KOH 0.05 N, titrasi tercapai jika terbentuk warna merah
Kloroform, Asam Asetat Glasial, larutan muda yang tidak hilang selama 0.5 menit.
jenuh KI, aquades, indikator amilum,
Na2S2O3 0,1 N, H2SO4 2 N, KI 10%.

Penetapan Kadar Air


Cawan porselen yang bersih
dipanaskan dalam oven dengan suhu 105C Dimana :
selama 30 menit, kemudian didinginkan V KOH = Volume larutan KOH dalam
alkohol yang dibutuhkan pada
dalam eksikator, lalu ditimbang hingga
titrasi (mL)
diperoleh bobot konstan cawan kosong- m = massa contoh minyak (g)
kering. Sampel minyak goreng ditimbang BM = Bobot molekul minyak
sebanyak 2 g dalam cawan tersebut,
kemudian dipanaskan dalam oven bersuhu Penetapan Bilangan Asam
105C selama 4 jam. Sampel didinginkan Minyak ditimbang sebanyak 10
dalam eksikator selama lebih kurang 15 gram. Ditambahkan 50 mL alkohol netral
menit dan ditimbang kembali. Pengeringan 95%, kemudian dipanaskan dalam
dilakukan sampai diperoleh bobot konstan penangas air selama + 10 menit sambil
(selisih penimbangan berturut-turut kurang diaduk. Larutan dititrasi dengan KOH 0.05
dari 0,2 mg). Pengurangan berat merupakan N dengan 3 5 tetes indikator fenoftalein
banyaknya air dalam minyak. Penetapan dalam alkohol, sampai tepat terlihat warna
kadar air dilakukan dalam ulangan dua kali. merah jambu.

Keterangan: Keterangan :
m1 = massa contoh + massa cawan sebelum A = JumLah mL KOH untuk titrasi
dikeringkan N = Normalitas KOH
m2 = massa contoh + massa cawan setelah 56,1 = Bobot molekul KOH
dikeringkan
m0 = massa contoh Penetapan Bilangan Peroksida
Minyak goreng sebanyak 10 g
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam

157
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

labu erlenmeyer 250 mL bertutup. bebas yang menyebabkan bau tengik pada
Selanjutnya, ke dalam labu ditambahkan 12 minyak (Poedjiadi, 1999).
mL kloroform dan 18 mL asam asam asetat Tingginya kadar air akan
glasial. Larutan digojog sampai bahan menurunkan kualitas minyak yang pada
terlarut semua. Setelah semua bahan penyimpanan sehingga minyak menjadi
tercampur, ditambahkan 0,5 mL larutan berbau tengik. Hasil analisis kadar air
jenuh KI. Selama 1 menit campuran larutan minyak goreng curah dan kemasan dapat
didiamkan sambil tetap digojog, dilihat pada gambar 1.
selanjutnya ditambahkan 30 mL akuades.
Berikutnya, ke dalam campuran larutan 0,3
ditambahkan 0,5 mL amilum 1% dan 0,25
segera dititrasi dengan Na2S2O3 0.1 N 0,2
hingga larutan berubah warna dari biru 0,15 Kadar
sampai dengan warna biru mulai Air
0,1
SNI
menghilang. Penetapan dilakukan dengan 0,05
pengulangan sebanyak 2 kali.
0
MGC A MGC B MGK A MGK B

Gambar 1. Analisis kadar air minyak


goreng curah dan kemasan
Diketahui :
Hasil pengamatan pada grafik
V0 = volume titrasi Na2S2O3 pada sampel
V1 = volume titrasi Na2S2O3 pada blangko menunjukkan bahwa sebanyak 4 sampel
N = Normalitas Na2S2O3 minyak dari minyak goreng curah dan
minyak goreng kemasan diuji dan hasil uji
kadar airnya hanya minyak goreng
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemasan sampel A yang melebihi syarat
Penetapan Kadar Air
Prinsip penetapan kadar air dengan yang ditetapkan oleh SNI 01-3741-2013
yaitu 0,15% (b/b). Kadar air pada minyak
metode oven adalah menguapkan air yang
goreng kemasan baik sampel A maupun
terkandung dalam minyak dengan cara
dikeringkan dalam oven selama kurang sampel B lebih tinggi dibandingkan dengan
lebih 4 jam pada suhu 100-105OC untuk minyak goreng curah sampel A dan sampel
B.
mendapatkan berat yang konstan. Berat
konstan menunjukkan bahwa kandungan air
pada minyak telah menguap seluruhnya, Penetapan Bilangan Asam Lemak Bebas
dan hanya tersisa berat kering minyak itu Pada penelitian ini metoda yang
digunakan adalah metoda titrasi dengan
sendiri. Air adalah konstituen yang
larutan standart KOH 0.1 N. Minyak
keberadaannya dalam minyak sangat tidak
ditambah alkohol, tujuan penambahan
diinginkan karena akan menghidrolisis
minyak menghasilkan asam - asam lemak alkohol agar minyak dapat larut dan dapat

158
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

bereaksi dengan basa alkali sehingga karena minyak tidak larut dalam air. Pada
mudah untuk dititrasi. percobaan ini alkohol dan minyak
Kenaikan bilangan asam lemak dipanaskan agar minyak lebih mudah larut
bebas juga dapat disebabkan karena kadar dalam alkohol. Hasil bilangan asam minyak
air yang tinggi sehingga mempercepat goreng curah dan kemasan dapat dilihat
hidrolisis dari minyak goreng. Keberadaan pada gambar 3.
air pada minyak akan mempercepat proses
hidrolisis dari minyak goreng. Hasil 0,7
analisis asam lemak bebas minyak goreng
0,6
curah dan kemasan dan dapat dilihat pada
0,5
gambar 2.
0,4
Bil.
0,3 Asam
0,6
0,2 SNI
0,5
0,1
0,4
FFA 0
0,3
MGC A MGC B MGK A MGK B
0,2 SNI
Gambar 3. Angka bilangan asam minyak
0,1
goreng curah dan kemasan
0
MGC A MGC B MGK A MGK B
Hasil pengamatan pada gambar di
Gambar 2. Analisis asam lemak bebas atas menunjukkan bahwa sebanyak 4
minyak goreng curah dan kemasan
sampel minyak dari minyak goreng curah
Hasil pengamatan pada grafik dan minyak goreng kemasan diuji dan hasil
menunjukkan bahwa sebanyak 4 sampel uji bilangan asam menunjukan bahwa
minyak dari minyak goreng curah dan semua sampel sesuai dengan syarat yang
minyak goreng kemasan diuji dan hasil uji ditetapkan oleh SNI 01-3741-2002 yaitu
bilangan asam lemak bebas hanya minyak 0,60% (b/b).
goreng curah sampel B yang sesuai syarat Peningkatan bilangan asam dapat
yang ditetapkan oleh SNI 01-3741-2002 disebabkan oleh penyimpanan yang salah
yaitu 0,30% (b/b). karena kondisi kelembaban yang tinggi
atau suhu yang tinggi. Karena penyimpanan
Penetapan Bilangan Asam yang salah dapat mempercepat proses
Bilangan asam adalah menandakan hidrolisis.
jumLah mg KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan 1 gram sampel minyak goreng. Penetapan Bilangan Peroksida
Pada percobaan ini metoda yang digunakan Angka peroksida menunjukkan
adalah metoda titrasi. Minyak ditambah tingkat kerusakkan minyak karena oksidasi.
alkohol, tujuan penambahan alkohol agar Tingginya angka peroksida menunjukkan
minyak dapat larut sehingga mudah dititrasi telah terjadi kerusakkan pada minyak

159
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

tersebut dan minyak akan segera memenuhi syarat terhadap bilangan


mengalami ketengikan dan sudah peroksida. Minyak goreng kemasan
mengalami oksidasi. memenuhi persyaratan SNI 50% terhadap
kadar air, bilangan asam 100%, bilangan
25 peroksida 50%, dan tidak memenuhi syarat
20
terhadap bilangan asam lemak bebas.

15 SARAN
10
Peroksida Perlu dilakukan penelitian lanjutan
SNI dengan menggunakan instrument
5 Spektrofotometri FTIR untuk penetapan
0
bilangan asam dan bilangan peroksida
MGC A MGC B MGK A MGK B dalam minyak goreng untuk mengetahui
kualitas minyak goreng.
Gambar 4. Bilangan peroksida minyak
goreng curah dan kemasan
DAFTAR PUSTAKA

Hasil pengamatan pada grafik


Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-3555
menunjukkan bahwa hanya 1 sampel
1998 (Cara Uji Minyak dan
minyak uji dari minyak goreng kemasan
Lemak). Badan Standarisasi
yang hasil uji bilangan asam sesuai dengan
Nasional : Jakarta
syarat yang ditetapkan oleh SNI 01-3741-
Badan Standarisasi Nasional. SNI 3741
2013 yaitu < 0,10%.
2013 ( Standart Mutu Minyak
Oksidasi lemak oleh oksigen terjadi
Goreng). Badan Standarisasi
secara spontan jika bahan berlemak
Nasional : Jakarta.
dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan
Budiyanto, dkk. 2010. Perubahan
kecepatan oksidasinya tergantung pada tipe
Kandungan Karoten, Asam Lemak
lemak dan kondisi penyimpanan (Ketaren,
Bebas, Bilangan Peroksida Minyak
1986). Minyak goreng curah terdistribusi
Sawit Merah Selama Pemanasan.
tanpa kemasan, paparan oksigen dan
Agritech Vol. 30 (2) Hal. 75-79
cahaya pada minyak curah lebih besar
Indonesian Nutrition Foundation For Food
dibandingkan minyak kemasan. Paparan
Fortification. 2014. Mandated
oksigen, cahaya, dan suhu tinggi
Cooking Oil Fortified With Vitamin
merupakan beberapa faktor yang
A. KFI : Jakarta
mempengaruhi oksidasi.
Ketaren S.1986. Pengantar teknologi
minyak dan lemak pangan. UI Press
KESIMPULAN
: Jakarta
Hasil penelitian bahan minyak
Kukuh, 2010. Minyak Goreng yang Baik.
goreng curah memenuhi persyaratan SNI
http://www.kompasiana.com.
100% terhadap kadar air, asam lemak bebas
[Diakses 3/2011].
50%, bilangan asam 100%, dan tidak

160
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Poedjiadi, A. 1999. Dasar-Dasar Biokimia.


UI-Press : Jakarta
Siti NW, Tri Dewanti W, Kuntanti.2001.
Studi tingkat kerusakan dan
keamanan pangan minyak goreng
bekas (Kajian dari perbedaan
jenis minyak goreng dan bahan
pangan yang digoreng). Laporan
Penelitian, Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Brawijaya :
Malang
Sri Murni, K. Sofjan Firdausi, dan Eko
Hidayanto. 2012. Sifat
Elektrooptis Sebagai Parameter
Indikator Mutu Berbagai Jenis
Minyak Goreng Kemasan. Berkala
Fisika, ISSN: 1410-9662, vol. 15,
no. 4, 119 122
Winarno, F.G. 1999. Minyak Goreng
Dalam Menu Masyarakat.
Pusbangtepa IPB.Bogor.
Zahra SL, Dwiloka B, Mulyani S.2013.
Pengaruh penggunaan minyak
goreng berulang terhadap
perubahan nilai gizi dan mutu
hedonik pada ayam goreng.
Animal Agricultural Journal ; 2(1):
253-260.

161

You might also like