You are on page 1of 9

EnviroScienteae 11 (2015) 122-130 ISSN 1978-8096

DAMPAK KEBISINGAN TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN DAN TEKANAN


DARAH PADA PEKERJA TYRE DI WORKSHOP PT. RAHMAN ABDIJAYA DI
KABUPATEN TABALONG

Wenny Wuladani1), Salamiah2), Akhmad Rizali2), Eko Suhartono3)


1)
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat
2)
Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat
3)
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Keywords: Tyre worker, noise, hearing function, blood pressure

Abstract

Mechanism process and work activity tyre unit in PT. Rahman Abdijaya workshop using
machines and working equipments. Noise with high intensity of those machines and working
equipments will raise noise exposure and will increase the risk of the worker. This study aims
to analysis affect of noise to hearing function and blood pressure at tyre worker in workshop
PT. Rahman Abdijaya in Tabalong district. It is an observational study with cross-sectional
design. Sample size was 32 worker. Data collection by audiometric measurement, tension
before and after working measurement also noise in working environment measurement.
Univariat analysis, bivariat analysis. With chi-square test are used to analyzed the data. The
results of the study showed that there was not significant affect of noise to hearing function
(sig. = 0,401 > 0,05), but there was significant affect of noise to sistole blood pressure (sig.
= 0,039 < 0,05) and diastole blood pressure (sig. = 0,019 < 0,05). Suggestion for the
company are necessary noise measurement in all working company area, maintenance activity
must be done for periodically and all of broken equipment must be replaced, audiometric
measurement every ones in a year, blood pressure measurement must be controlled, Safety
sign compatible as safety and health risk, prepared APD like ear muff, training and socialized
about noise affect to the health and how to control them.

Pendahuluan Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,


Keputusan Menteri Pertambangan No. 555
Latar belakang tahun 1995 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pertambangan Umum,
Perkembangan dunia industri dewasa Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
ini membawa perubahan terhadap Transmigrasi, No.Per.02/Men/1980 tentang
perekonomian negara maupun Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
kesejahteraan pekerja. Kesehatan dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
merupakan hak dasar (asasi) manusia dan dan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
salah satu faktor yang sangat menentukan tentang Kewajiban Perusahaan Memiliki
kualitas sumber daya manusia (Tarwaka, Sistem Manajemen Kesehatan dan
2008). Untuk menghindari terjadinya Keselamatan Kerja (SMK3) (Suardi, 2007).
gangguan kesehatan akibat lingkungan Sesuai dengan peraturan-peraturan
kerja, Pemerintah mengeluarkan peraturan yang ada, maka terdapat kewajiban
dan perundang-undangan yang mengatur pemeriksaan kesehatan pekerja bagi semua
perlindungan terhadap pekerja, Peraturan perusahaan. Rahman Abdijaya sebagai
tersebut adalah Undang-Undang No. 1 salah satu perusahaan yang bergerak di
Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130 123

bidang jasa usaha pertambangan di PT. Rahman Abdijaya, tetapi juga terjadi
melaksanakan MCU secara berkala. Salah pada pekerja lain. Hal ini dibuktikan oleh
satu item yang wajib diperiksa dalam MCU Kurniawan et al (2012) yang menyatakan
adalah pemeriksaan audiometric yang bahwa terdapat hubungan yang signifikant
berfungsi untuk mendeteksi fungsi antara paparan kebisingan dalam jangka
pendengaran pekerja. waktu yang lama (p=0,027) dengan
Hasil pemeriksaan audiometri pada penurunan fungsi pendengaran pada
MCU berkala pekerja PT. Rahman masinis UPT crew kereta api Solo Balapan
Abdijaya periode Oktober 2013 - Surakarta. Penelitian Koagouw et al
September 2014, didapat 18% pekerja (2013) juga mengungkapkan bahwa ada
mengalami penurunan fungsi pendengaran hubungan yang significant antara
dari 1297 orang pekerja yang melakukan kebisingan dengan penurunan fungsi
MCU yang didominasi oleh pekerja yang pendengaran (p=0,002) pada pekerja
bekerja di area workshop (bengkel). bengkel las Kecamatan Mapanget Kota
Area workshop di PT. Rahman Menado.
Abdijaya terbagi menjadi tiga yaitu Kebisingan ternyata tidak hanya
Workshop km 68, Megashop Wara dan berpengaruh terhadap penurunan fungsi
FSA Tutupan. Pemeriksaan audiometri pendengaran, tetapi berpengaruh juga
yang dilaksanakan pada 140 orang pekerja terhadap tekanan darah. Penelitian yang
Workshop 68 menunjukkan bahwa 28% dilakukan oleh Huldani (2012) menyatakan
diantaranya mengalami penurunan bahwa terdapat peningkatan tekanan darah
pendengaran. Sementara itu, pada bagian sistolik (p=0.009) dan diastolic (p=0.01)
unit kerja tyre sebanyak 40 % dari 20 pada pekerja di PT PLN (Persero) Sektor
pekerja tyre mengalami gangguan fungsi Barito PLTD Trisakti Banjarmasin.
pendengaran. Pemeriksan audiometri yang Penelitian Babba J (2007) juga menyatakan
dilaksanakan di Megashop Wara dan FSA terdapat hubungan yang signifikan antara
Tutupan menunjukkan penurunan intensitas kebisingan dengan peningkatan
pendengaran sebesar 21% dari 214 orang tekanan darah sistolik (p=0,000) dan
pekerja yang diperiksa dan pada bagian unit distolik (p=0,001) pada karyawan PT.
kerja tyre sebanyak 27% dari 11 pekerja Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep
mengalami gangguan pendengaran. Tyre Sulawesi Selatan.
adalah unit kerja yang berhubungan dengan
ban. Pekerjaannya meliputi aktivitas dari Perumusan Masalah
melepas ban sampai memasang kembali
ban pada alat berat, yang mana dalam Berdasarkan latar belakang di atas
proses aktivitasnya menggunakan alat-alat sehingga dapat disusun rumusan
yang menimbulkan kebisingan > 85 db masalahnya sebagai berikut:
seperti mesin Impact. 1. Apakah ada dampaknya kebisingan
Data sebelumnya menunjukkan terhadap fungsi pendengaran pada
bahwa ada indikasi penurunan fungsi pekerja tyre workshop PT. Rahman
pendengaran akibat pajanan kebisingan atau Abdijaya di Kabupaten Tabalong?
Noise Induce Hearing Loss (NIHL). NIHL 2. Apakah ada dampaknya kebisingan
adalah kelainan atau gangguan terhadap tekanan darah sistole pada
pendengaran berupa penurunan fungsi pekerja tyre workshop PT. Rahman
pendengaran akibat terpajan oleh bising Abdijaya di Kabupaten Tabalong?
dengan intensitas yang berlebih dan terus 3. Apakah ada dampaknya kebisingan
menerus dalam waktu yang lama terhadap tekanan darah diastole pada
(Rotinsulu, 2008). pekerja tyre workshop PT. Rahman
Gangguan fungsi pendengaran akibat Abdijaya di Kabupaten Tabalong?
kebisingan tidak hanya terjadi pada pekerja
124 Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130

klinik SOS Adaro Km 73, kemudian


pemeriksaan tekanan darah sesaat diambil
Tujuan Penelitian langsung peneliti di lokasi kerja setelah
subjek penelitian menyetujui dan
Tujuan penelitian ini adalah : menandatangani informed concernt (surat
1. Menganalisis dampak kebisingan persetujuan). Data identitas subjek
terhadap fungsi pendengaran pada penelitian dan data faktor pengganggu
pekerja tyre workshop PT. Rahman penelitian diperoleh melalui wawancara
Abdijaya di Kabupaten Tabalong. langsung. Data sekunder diambil dari data
2. Menganalisis dampak kebisingan pekerja mengenai jabatan pekerja tersebut
terhadap tekanan darah sistole pada beserta job desc pekerjaannya, data hasil
pekerja tyre workshop PT. Rahman pengukuran kebisingan dan hasil Medical
Abdijaya di Kabupaten Tabalong Check Up (MCU) perusahaan setelah
3. Menganalisis dampak kebisingan mendapatkan persetujuan dari subyek
terhadap tekanan darah diastole pada penelitian dan manajemen PT. Rahman
pekerja tyre workshop PT. Rahman Abdijaya.
Abdijaya di Kabupaten Tabalong. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Noise Level Meter
Merk 4 in 1 Multifunction Environment
Metodologi Penelitian Meter tipe KM 06-291, Alat Audiometri
merek Sibelmed Tipe Sibel Sound 400,
Lokasi penelitian ini dilakukan di Alat Spigmanometer air raksa merek
Workshop Km 68, Megashop Wara dan Riester dan stethoscope merek Littmann,
FSA Tutupan PT. Rahman Abdijaya. serta Formulir identitas subjek penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian survey Analisis data yang dilakukan meliputi
deskriptif analitik dengan pendekatan cross- Analisis Univariat, analisis ini dilakukan
sectional dimana seluruh variabel dalam secara deskriptif dengan distribusi frekuensi
penelitian ini diukur satu kali pada saat terhadap variable-variabel yang meliputi
yang hampir bersamaan dengan tujuan kebisingan, Penurunan fungsi pendengaran
untuk menganalisis pengaruh dari dan kenaikan tekanan darah sistole dan
kebisingan terhadap fungsi pendengaran diastole. Analisis Bivariat, analisis biavariat
dan tekanan darah pada pekerja tyre di dilakukan untuk mencari pengaruh variabel
workshop PT. Rahman Abdijaya. independen terhadap variabel dependen.
Populasi penelitian adalah seluruh Penelitian ini menggunakan taraf
pekerja di bagian unit kerja tyre di kepercayaan 95%. Sehingga, nilai
workshop PT. Rahman Abdijaya. probabilitasnya menjadi 5% (sig. = 0,05).
Sementara jumlah sampel adalah total Variabel yang digunakan untuk analisis
populasi pekerja di bagian unit kerja tyre di data statistik adalah kebisingan sebagai
workshop PT Rahman Abdijaya yang variabel utama (bebas), tekanan darah
berjumlah 32 orang. (sistole & diastole) dan fungsi pendengaran.
Data primer tentang intensitas Analisis yang digunakan dalam penelitian
kebisingan sesaat diperoleh langsung ini adalah Chi-Square (X2). Penggunaan
dilokasi dengan pemeriksaan menggunakan jenis analisis ini berdasarkan pertimbangan
alat Noise Level Meter oleh Balai Hiperkes. jenis data dan jumlah jenis sebaran data
Tingkat kebisingan 8 jam diperoleh yang dimiliki. Untuk dapat melakukan
langsung dilokasi dengan pemeriksaan pengambilan keputusan adalah jika nilai
menggunakan alat Noise Level Meter oleh sig. = p < 0,05.
peneliti. Pemeriksaan pendengaran
(Audiometri) diperoleh melalui pengukuran
langsung terhadap subjek penelitian di
Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130 125

Tabel 1. Hasil pemeriksaan kebisingan


Hasil Dan Pembahasan sesaat di area Tyre di Workshop
PT. Rahman Abdijaya tahun
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 2015
Lokasi Kebisingan NAB Keterangan
PT. Rahman Abdijaya merupakan Tyre 90,5 dB 85 Melebihi
perusahaan yang bergerak di bidang Workshop dB NAB
pertambangan dan konstruksi yang berada 68
di area pertambangan PKP2B (Perjanjian Tyre 88,1 dB 85 Melebihi
Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Megashop dB NAB
Bara) PT. Adaro Indonesia yang terletak di Wara
Kalimantan Selatan. Target produksi over Tyre FSA 89,6 dB 85 Melebihi
burden (lapisan tanah penutup) sebesar 26 Tutupan dB NAB
juta bcm pertahun dan Coal (batubara) Sumber : Hasil analisa laboratorium Balai
sebesar 7 juta ton pertahun. Hiperkes, 2015
Dalam memenuhinya target
produksinya, PT Rahman Abdijaya Data kebisingan 8 jam/satu shift yang
memiliki 2 pit (tambang) yaitu di Tutupan diperoleh menunjukkan:
dan Wara. Sebagai support untuk
maintenance alat alat berat yang digunakan, Tabel 2. Hasil pemeriksaan kebisingan
PT. Rahman Abdijaya memiliki 3 buah satu shift di area tyre Workshop
workshop. Yaitu di Workshop km 68, PT. Rahman Abdijaya Tahun
Megashop Wara dan FSA (Field Service 2015
Area) Tutupan. Workshop km 68 adalah Jarak
bengkel yang melakukan service alat berat Lokasi 1 3 5 10
berupa trailler atau truck gandeng. Meter Meter Meter Meter
Sementara di Megashop Wara dan FSA Workshop 101,1 97,6 95,1 84,1
(Field Service Area) Tutupan adalah km 68 dB dB dB dB
bengkel-bengkel yang melakukan service Megashop 91,2 86,6 82,1 80,2
alat-alat berat berupa OHT, Dozer, Wara dB dB dB dB
Excavator dan lain-lain. FSA 93, 3 85,3 82,2 79,8
Tutupan dB dB dB dB
Analisis Univariabel Sumber : Hasil analisa kebisingan Health
Care SHE Dept PT. RA, 2015
Analisis univariabel bertujuan untuk
menyediakan informasi secara deskriptif
variabel-variabel yang digunakan pada
penelitian ini.

Hasil Pemeriksaan Kebisingan


Sebagaimana telah dipaparkan pada
metode penelitan, tingkat kebisingan suatu
tempat memiliki standar atau Nilai Ambang
Batas (NAB) yaitu >85 dB.
126 Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130

Gambaran Distribusi Pekerja Tyre di


Workshop PT. RA yang Terpajan
Kebisingan
Gambaran distribusi pekerja tyre
yang terpajan dilihat pada grafik di
Gambar 3.

Gambar 4. Grafik fungsi pendengaran


pada pekerja tyre di Workshop
PT. Rahman Abdijaya tahun
2015
Dari grafik pada Gambar 9, dapat
diketahui bahwa jumlah pekerja tyre yang
fungsi pendengarannya normal lebih
banyak dibandingkan dengan yang tidak
normal. Pekerja tyre yang mengalami
gangguan pendengaran sebanyak 44% atau
Gambar 3. Grafik distribusi pekerja tyre di sebanyak 14 orang dan 56% atau 18 orang
Workshop PT. Rahman pekerja tyre yang tidak mengalami
Abdijaya tahun 2015 yang gangguan pendengaran.
terpajan kebisingan
Gambaran Hasil Pemeriksaan Tekanan
Dari Gambar 3, dapat diketahui Darah Sistole
bahwa jumlah pekerja yang terpajan Berdasarkan Gambar 5, terlihat
kebisingan (> NAB) lebih banyak bahwa 56% atau sebanyak 18 orang pekerja
dibandingkan yang tidak terpajan menunjukan peningkatan tekanan darah
kebisingan yaitu sebanyak 91% atau 29 sistole. Sisanya 44% atau 14 orang pekerja
orang sedangkan yang tidak terpajan menunjukan tidak terjadi peningkatan
kebisingan (< NAB) sebanyak 9% atau 3 tekanan darah sistole.
orang.

Gambaran Hasil Pemeriksaan Audiometri


(Fungsi Pendengaran)
Gambaran hasil pemeriksaan
audiometri yang dilakukan pada 32 pekerja
tyre dapat dilihat pada grafik di Gambar 4.

Gambar 5. Grafik peningkatan tekanan


darah sistole pada pekerja tyre
di Workshop PT. Rahman
Abdijaya tahun 2015
Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130 127

kebisingan atau > NAB ternyata sebanyak


Gambaran Hasil Pemeriksaan Tekanan 17 orang atau 53,1% memiliki fungsi
Darah Diastole pendengaran yang normal dan sebanyak 12
Gambaran hasil pemeriksaan tekanan orang atau 37,5% tidak normal.
darah diastole yang dilakukan pada 32 Hasil analisis Chi-square menunjukan
pekerja tyre dapat dilihat pada grafik di nilai sig. = 0,401 > 0,05. Sehingga, dapat
Gambar 6. dinyatakan bahwa kebisingan tidak
berpengaruh nyata terhadap fungsi
pendengaran. Maka, hipotesa yang
diputuskan adalah tidak ada dampaknya
kebisingan terhadap penurunan fungsi
pendengaran pada pekerja tyre di
Workshop PT. Rahman Abdijaya di
Kabupaten Tabalong.

Kebisingan terhadap Tekanan Darah


Sistole

Gambar 6. Grafik peningkatan tekanan Tabel 4. Distribusi pekerja menurut


darah diastole pada pekerja tyre tingkat kebisingan dan tekanan
di Workshop PT. Rahman darah sistole pada pekerja tyre di
Abdijaya tahun 2015 Workshop PT. Rahman
Abdijaya.
Dari grafik pada Gambar 6, dapat Tekanan Darah Sistole
Kebisingan

Tidak Total P
Tingkat

diketahui bahwa, jumlah pekerja yang Meningkat


meningkat
mengalami peningkatan diastole sebesar
62% atau sebanyak 20 orang dan pekerja N % N % N %
yang tidak mengalami peningkatan tekanan < NAB 3 9,4 0 0 3 9,4
0,039
darah diastole hanya sebesar 38% atau 12 >NAB 11 34,4 18 56,3 29 90,6
orang.
Data pada Tabel 4 menunjukan
Analisa Bivariat bahwa dari dari 29 orang pekerja yang
terpajan kebisingan atau > NAB ternyata
Kebisingan terhadap Fungsi Pendengaran 34,4% atau sebanyak 11 orang tidak
mengalami peningkatan tekanan darah
Tabel 3. Distribusi pekerja menurut sistole dan sebanyak 18 orang atau 56,3%
tingkat kebisingan dan fungsi nya mengalami peningkatan tekanan darah
pendengaran pada pekerja tyre di sistole.
Workshop PT. Rahman Hasil analisis Chi-square menunjukan
Abdijaya. nilai sig. = 0,039 < 0,05. Sehingga, dapat
Fungsi Pendengaran dinyatakan bahwa kebisingan terhadap
Kebisingan

Total P tekanan darah sistole sangat berpengaruh.


Tingkat

Tidak
Normal Maka, hipotesa yang diputuskan adalah ada
normal
dampaknya kebisingan terhadap
N % N % N %
peningkatan tekanan darah sistole pada
< NAB 1 3,1 2 6,3 3 9,4 pekerja tyre di Workshop PT. Rahman
0,401
>NAB 17 53,1 12 37,5 29 90,6
Abdijaya di Kabupaten Tabalong.
Data pada Tabel 3 menunjukan
bahwa dari 29 orang pekerja yang terpajan
128 Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130

Service Area) Tutupan nilanya


melebihi NAB.
2. Kebisingan 1 shift di Workshop
hauling Km 68, Megashop Wara dan
FSA (Field Service Area) rata-rata
diatas NAB pada jarak 0-10 meter,
walau di Megashop Wara dan FSA
Tutupan pada jarak 5 meter sudah di
bawah NAB.
3. Kebisingan tidak berdampak terhadap
Kebisingan terhadap Tekanan Darah penurunan fungsi pendengaran pada
Diastole pekerja tyre di Workshop PT. Rahman
Tabel 5. Distribusi pekerja menurut tingkat Abidjaya dengan nilai sig. = 0,401 >
kebisingan dan tekanan darah 0,05.
diastole pada pekerja tyre di 4. Kebisingan berdampak terhadap
Workshop PT. Rahman Abdijaya. kenaikan tekanan darah sistole pada
Tekanan darah diastole pekerja tyre di Workshop PT. Rahman
Kebisingan

Tidak Total P Abdijaya dengan nilai sig. = 0,039 <


Tingkat

Meningkat
meningkat
0,05.
N % N % N % 5. Kebisingan berdampak terhadap
kenaikan tekanan darah diastole pada
< NAB 3 9,4 0 0 3 9,4 pekerja tyre di Workshop PT. Rahman
>NAB 0,019
9 28,1 20 62,5 29 90,6 Abdijaya dengan nilai sig. = 0,019 <
0,05.
Data pada Tabel 5 menunjukan
bahwa dari dari 29 orang pekerja yang
terpajan kebisingan atau > NAB ternyata Daftar Pustaka
28,1% atau sebanyak 9 orang tidak
mengalami peningkatan tekanan darah Anonim. Instruction Manual Multifunction
diastole dan sebanyak 20 orang atau 62,5% Environment Meter. Krisbow, China.
nya mengalami peningkatan tekanan darah Amalee I, 2013. Ensiklopedi Bocah
diastole. Muslim. Penerbit Pelangi Mizan.
Hasil analisis Chi-square menunjukan Bandung.
nilai sig. = 0,019 < 0,05. Sehingga, dapat Arsdiani S, 2006. Pengaruh Olah Raga
dinyatakan bahwa kebisingan terhadap Terprogram terhadap tekanan Darah
tekanan darah diastole sangat berpengaruh. pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Maka, hipotesa yang diputuskan adalah ada Universitas Diponegoro yang
dampaknya kebisingan terhadap Mengikuti Ektrakurikuler Basket.
peningkatan tekanan darah diastole pada Artikel Karya Tulis Ilmiah.
pekerja tyre PT. Rahman Abdijaya di Universitas Diponegoro, Semarang.
Kabupaten Tabalong. Babba J, 2007. Hubungan antara Intensitas
Kebisingan di Lingkungan kerjs
dengan Peningkatan Tekanan Darah
Kesimpulan pada Karyawan PT. Semen Tonasa.
Tesis. Universitas Diponegoro,
Berdasarkan hasil penelitian, maka Semarang.
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Baines F, 1998. Melihat dengan Mikroskop
1. Kebisingan sesaat di area kerja tyre di Indera. PT. Widyadara. Jakarta.
3 titik, yaitu di Workshop Km 68, Bashiruddin J, 2009. Program Konservasi
Megashop Wara dan FSA (Field Pendengaran pada Pekerja yang
Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130 129

Terpajan Bising Industri. Majalah (Persero) Sektor Barito PLTD


Kedokteran Indonesia Volume 59, Trisakti Banjarmasin. Jurnal Cermin
No. 1. Dunia Kedokteran. 11: 813-816
Bashiruddin J, 2008. Gambaran Audiometri Kamal K, 2011. Penerapan Kesehatan
Nada Murni pada penderita Kerja Praktis bagi Dokter dan
Gangguan Pendengaran Manajemen Perusahaan. Balai
Sensorineural Usia Lanjut. Majalah Penerbit Fakultas Kedokteran
Kedokteran Volume 58, Nomor 8, Universitas Indonesia. Jakarta.
Agustus 2008. Rs Cipto Kementrian Negara Lingkungan Hidup
Mangunkusumo, Jakarta. Republik Indonesia, 1996. Keputusan
Budiono S, Jusuf RMS, Pusparini A, 2003. Mentri Negara Lingkungan Hidup
Bunga Rampai Hiperkes & KK. Nomor 48 tahun 1996 tentang Baku
Badan Penerbit Universitas Tingkat Kebisingan. Kementrian
Diponegoro. Semarang. Negara Lingkungan Hidup
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Indonesia, Jakarta.
2003. Seventh Report of The Joint Kurniawan TP, Wahyuningsih NE,
National Comitte on Prevention, Suhartono, 2012. Studi Kejadian
Protection, Evaluation, and Gangguan Pendengaran pada Masinis
Treatment of High Blood Pressure. UPT Crew Kereta Api Solo Balapan.
42C6. 1206-52 Jurnal Kesehatan. 2: 130-138.
Departemen Tenaga Kerja Republik Koagouw IA, Supit W, Rumampuk JF,
Indonesia, 2011. Himpunan Peraturan 2013. Pengaruh Kebisingan Mesin
Perundang-undangan Keselamatan Las Disel Listrik terhadap Fungsi
dan Kesehatan Kerja. Direktorat Pendengaran pada Pekerja Bengkel
Jendral Pembinaan dan Pengawasan Las di Kecamatan Mapanget Kota
Ketenagakerjaan, Jakarta. Manado . Jurnal e-Biomedik. 1: 379-
Departemen Tenaga Kerja Republik 386.
Indonesia, 1999. Keputusan Mentri Lianasari C, Maliya A, 2013. Hubungan
Tenaga Kerja dan Transmigrasi antara Kebisingan dengan Fungsi
Nomor 51 Tahun 1999 tentang Nilai Pendengaran pada Pekerja
Ambang Batas Faktor Fisika di Penggilingan Padi di Colomadu
Tempat Kerja. Departemen Tenaga Karanganyar. Prosiding Seminar
Kerja Republik Indonesia, Jakarta. Ilmiah Nasional Kesehatan,
Departemen Tenaga Kerja Republik Surakarta: 2339-2694.
Indonesia, 2008. Peraturan Mentri http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr
Tenaga dan Transmigrasi Nomor 25 eam/handle. Diakses Pada tanggal 01
Tahun 2008 tentang Pedoman November 2014
Diagnosis dan Penilaian Cacat karena Martiani A, 2012. Faktor Resiko Hipertensi
Kecelakaan dan Penyakit Akibat di Tinjau dari Kebiasaan Minum Kopi.
Kerja. Departemen Tenaga Kerja Studi Kasus. Universitas Diponegoro,
Republik Indonesia, Jakarta. Semarang.
Fahri S, Pasha E, 2010. Kebisingan dan Muliyati H, Aminuddin S, Saifudin, 2011.
Tekanan Panas dengan Perasaan Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan
Kelelahan Kerja pada tenaga Kerja Kalium serta Aktivitas Fisik dengan
Bagian Drilling Pertamina EP Jambi. Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat
Jurnal unimus. 9 : 128-136 Jalan di RSUD dr. Wahidin
Ganong, 1999. Buku Ajar Fisiologi Sudirohusodo Makasar. Jurnal Media
Gizi Masyarakat Indonesia. 1:46-51.
Kedokteran. Edisi 20. EGC. Jakarta
Nurwidayanti L, Wahyuni CA, 2003. Analisis
Huldani, 2012. Kebisingan memengaruhi
Pengaruh papapran Asap Rokok di
Tekanan Darah Pekerja PT. PLN Rumah pada Wanita terhadap Kejadian
130 Wenny Wulandani, et al/EnviroScienteae 11 (2015) 122-130

Hipertensi. Jurnal Berkala Tjan H, Lintong F, Supit W, 2013. Efek


Epidemiologi. 1:244-253 Bising Mesin Elektronika Terhadap
Pratiwi D, 2012. Pengaruh Tingkat Gangguan Fungsi Pendengaran pada
Kebisingan Pesawat Herkules dan Pekerja di Kecamatan Sario Kota
Helikopter terhadap Terjadinya Menado Sulawesi Utara. Jurnal e-
Gangguan Pendengaran pada Biomedik. 1: 34-39.
Penerbang TNI AU. Tesis Program Universitas Negri Lambung Mangkurat,
Pendidikan Doker Spesialist Ilmu 2012. Panduan Penulisan tesis.
Kesehatan THT. Universitas Sebelas Universitas Negri Lambung
Maret, Surakarta. Mangkurat, Banjarbaru
Rahajeng, Ekowati, Sulistyowati T, 2009. Wibowo S, 2012. Gambaran Pajanan Bising
Prevalensi Hipertensi dan dan Fungsi Pendengaran pada Pekerja
Determinannya di Indonesia. Majalah di Platform ke-5-Kodeco Energi. Tesis.
Kedokteran Indonesia. 59 : 580-587 Universitas Indonesia, Depok.
Ridley J, 2006. Ikhtisar Kesehatan dan Widiapura, 1993. Pengendalian
Keselamatan Kerja. Edisi ketiga. Pencemaran Lingkungan Akibat
Erlangga. Semarang. Bising. Simposium Pengaruh Polusi
Rotinsulu, 2008. Cara Mengatasi Gangguan Bising terhadap Kesehatan
Pendengar. Masyarakat. Bandung.
http://www.indofamily.net/health/inde WHO, 1995. Guidelines for Community
x. Diakses pada tanggal 12 Desember Noise. World Health Organization.
2014 Genewa.
Rusli M, 2009. Pengaruh Kebisingan dan
getaran Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Masyarakat yang Tinggal di
Pinggiran Rel Kereta Api Lingkungan
XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan
Medan Denai. Tesis. Universitas
Sumatera Utara, Medan
Setiawan IW, Yunani, Kusrayati E, 2014.
Hubungan Frekwensi Senam Lansia
terhadap Tekanan Darah dan Nadi
pada Lansia Hipertensi. Prosiding
Konferensi Nasional II PPNI, Jawa
Tengah
Sherwood L, 2001. Fisiologi Manusia.
Edisi 2. ECG. Jakarta
Soeripto, 2008. Hygiene Industri. Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
Sunyoto D, 2011. Praktik SPSS untuk kasus
. Penerbit Nuha Medica. Yogyakarta.
Suardi R, 2007. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja.
Penerbit Argya Putra. Jakarta.
Sumamur PK, 1996. Hygiene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja. CV. Penerbit
Sagung Seto. Jakarta.
Tarwaka, 2008. Manajemen dan
Implementasi K3 di Tempat Kerja.
Penerbit Harapan Press. Surakarta.

You might also like